Anda di halaman 1dari 37

STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN

“MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI DAN


MASYARAKAT DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK”

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


Drs. IGN. I WAYAN SUWATRA, M.Pd
MARIA NI MADE ILLIA YUDI ROSITA, M.Pd

OLEH:
KELAS G
SEMESTER 4
NI PUTU MILA CAHYANI 1611031062
NI LUH VERIANI 1611031371
NI MADE KRISMANTARI YUTI 1611031379
PUTU GDE AGUS JULIARTA 1611031401

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat beliau kami dapat menyelesaikan tugas Strategi dan Desain
Pembelajaran kami dengan baik dan antusias. Tak lupa pula kami ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, serta dapat dijadikan sebagai batu loncatan atau acuan bagi para
pembaca dimasa depan
Makalah yang kami susun ini sangat masih jauh dari kata sempurna  dan
masih banyak kekurangan dalam pemilihan kata maupun penulisan kata pada saat
penyusunan makalah ini. Oleh kerena itu, saran dan kritik dari para pembaca
sangat diperlukan agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah dengan
lebih baik lagi.

 
Singaraja, 30 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep, Tujuan dan Karakteristik Model Pembelajaran Saintek dan
Masyarakat..........................................................................................................3
2.2 Kelebihan, Kekurangan dan Fase-Fase Model Pembelajaran Saintek dan
Masyarakat..........................................................................................................5
2.3 Konsep, Karakteristik dan Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek....8
2.4 Langkah-Langkah dan Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek.....12
2.5 Kelemahan, Kelebihan dan Dukungan Teoretis Model Pembelajaran
Berbasis Proyek.................................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Membicarakan mengenai sebuah pendidikan tidak lepas dari strategi, model, dan
metode yang akan digunakan guru dalam merancang sebuah pembelajaran.
Penggunaan model sebagai sarana dalam menyampaikan sumber belajar sangatlah
berperan penting, khususnya dalam dunia pendidikan guna dapat menyampaikan
informasi atau pesan yang ingin disampaikan dengan baik dan tepat sasaran
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Penggunaan model pembelajaran dapat membantu siswa dalam mencerna
suatu bahasan yang akan mereka pelajari. Banyak model yang dapat diterapkan
guru dalam proses pembelajaran, model-model itu diantaranya adalah model
pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran sain teknologi dan
masyarakat. Dengan mempelajari lebih dalam model-model pembelajaran ini guru
bisa memperoleh pengetahuan awal tentang model pembelajaran berbasis proyek
dan model pembelajaran saintek dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu:
a. Bagaimanakah konsep, tujuan dan karakteristik model pembelajaran saintek
dan masyarakat?
b. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan serta fase-fase model pembelajaran
santek dan masyarakat?
c. Bagaimanakah konsep, karakteristik serta prinsip-prinsip model pembelajaran
berbasis proyek?
d. Bagaimanakah langkah-langkah dan tahapan model pembelajaran berbasis
proyek?
e. Bagaimanakah kelemahan dan kelebihan serta dukungan teoretis model
pembelajaran berbasis proyek?

1
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui konsep, tujuan dan karakteristik model pembelajaran
saintek dan masyarakat
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta fase-fase model
pembelajaran saintek dan masyarakat
c. Untuk mengetahui konsep, karakteristik serta prinsip-prinsip model
pembelajaran berbasis proyek
d. Untuk mengetahui langkah-langkah dan tahapan model pembelajaran berbasis
proyek
e. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan serta dukungan teoretis model
pembelajaran berbasis proyek

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep, Tujuan, dan Karakteristik Model Pembelajaran Sains Teknologi


dan Masyarakat
2.1.1 Konsep Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Model pembelajaran STM merupakan pendekatan terpadu antara sains
teknologi dan isu yang ada di masyarakat, diharapkan siswa mendapatkan
pengetahuan baru yang dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. John
Lochhead dan Robert E. Yager (1996: 30) mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan model STM di dalamnya mengandung unsur pembelajaran
konstruktivisme (kontruktivismelah yang mendasari strategi pembelajaran STM),
dimana siswa dituntut untuk membangun suatu konsep atau pengertian
berdasarkan perspektif mereka yang diperoleh dari pengalaman orang lain yang
dihubungkan dengan pengalaman pribadi siswa itu sendiri sehingga konsep
tersebut dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa.
Lebih lanjut Clement, 1987; Lochhead dan Mestre, 1988; Minstrell, 1987
(dalam Yager, 1996: 30) mengungkapkan bahwa ide utama konstruktivisme
adalah bahwa siswa tidak bisa belajar secara pasif menyerap atau menyalin
pemahaman orang lain. Sebaliknya semua siswa harus membangun pemahaman
mereka sendiri, pemahaman tersebut diorganisasi oleh dan terkait dengan
pengetahuan yang telah ada yang dibentuk secara individual oleh setiap orang
berdasarkan pengalaman masa lalunya. Konsep lama hanya dapat dipindahkan
ketika pelajar terlibat dalam situasi masalah di mana makna yang dibangun oleh
sendiri mereka tidak memadai. Interaksi sosial dalam bentuk diskusi, perdebatan,
dan argumen memainkan peran penting dalam menantang kecukupan konsep
lama.
Model pembelajaran STM juga dapat melatih kepedulian siswa terhadap
lingkungan di sekitarnya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Anna (2005: 123)
bahwa tujuan model pembelajaran STM adalah untuk membentuk individu yang
memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah
masyarakat dan lingkungannya.

3
Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pengIndonesiaan dari
Science Technology Society (STS). Yager (1996: 5) mengungkapkan bahwa pada
awalnya istilah ini dikemukakan oleh John Ziman pada tahun 1980 dalam
bukunya yang berjudul Teaching and Learning. Ziman mencoba mengungkapkan
harapan bahwa konsep-konsep dan proses-proses sains yang diajarkan di sekolah
harus sesuai dengan konteks sosial dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada istilah STM terkandung tiga kata kunci, yaitu sains, teknologi dan
masyarakat. Karenanya paradigma pendekatan STM dalam pembelajaran sains
pada hakikatnya dapat ditinjau dari asumsi dasar pengertian sains, teknologi dan
masyarakat, interaksi antar ketiganya serta keterkaitannya dengan tujuan-tujuan
pendidikan sains.

2.1.2 Tujuan Model Pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat


Yager (1996: 5-6) menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan sains
dengan menggunakan model pembelajaran STM adalah mempersiapkan siswa
menjadi warga negara dan warga masyarakat yang memiliki suatu kemampuan
dan dasar untuk:
a. Menyelidiki, menganalisis, memahami dan menerapkan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip dan proses-proses sains dan teknologi pada situasi nyata.
b. Melakukan perubahan.
c. Membuat keputusan-keputusan yang tepat dan mendasar tentang isu atau
masalah-masalah yang sedang dihadapi yang memiliki komponen sains dan
teknologi.
d. Merencanakan kegiatan-kegiatan baik secara individu maupun kelompok
dalam rangka pengambilan tindakan dan pemecahan isu-isu atau masalah-
masalah yang sedang dihadapi.
e. Bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan tindakannya.

4
2.1.3 Karakteristik model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat
NSTA (1990) mengemukakan bahwa program STM memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Siswa mengidentifikasi masalah-masalah dengan dampak dan ketertarikan
setempat.
b. Menggunakan sumber daya setempat (seperti manusia, benda, lingkungan)
untuk mengumpulkan informasi yang digunakan dalam memecahkan
masalah.
c. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Merupakan kelanjutan dari pembelajaran di kelas dan di sekolah.
e. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.
f. Suatu pandangan bahwa isi sains tersebut lebih dari pada konsep-konsep
yang harus dikuasai siswa dalam tes.
g. Penekanan pada keterampilan proses, dimana siswa dapat menggunakannya
dalam memecahkan masalah mereka.
h. Penekanan pada kesadaran berkarir, khususnya pada karir yang
berhubungan dengan sains dan teknologi.
i. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara, dimana ia
mencoba untuk memecahkan yang telah diidentifikasi.
j. Mengidentifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak dimasa depan.
k. Kebebasan dalam proses pembelajaran (sebagaimana masalahmasalah
individu yang telah diidentifikasi).

2.2 Kelebihan, Kekurangan dan Fase-Fase Model Pembelajaran Sains


Teknologi dan Masyarakat
2.2.1 Kelebihan Model Pembelajaran Sains Teknologo Dan Masyarakat
Model pembelajaran STM dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap hasil belajar, minat belajar siswa dan keterampilan sosial siswa. Ini
karena pembelajaran STM memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

5
a. Dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektualnya dalam
berpikir logis dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Dapat membantu siswa mengenal dan memahami sains dan teknologi serta
besarnya peranan sains dan teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
c. Dapat membantu siswa memperoleh prinsip-prinsip sains dan teknologi
yang diperkirakan akan dijumpainya dalam kehidupannya kelak.
d. Siswa lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung.

2.2.2 Kekurangan Model Pembelajaran Sains Teknologo Dan Masyarakat


Dari kelebihan/keunggulan yang telah kita ketahui tersebut, ternyata dalam
pendekatan sains teknologi masyarakat ada juga sebuah kekurangannya,
kekurangan tersebut adalah:
a. Dilihat pada guru yang belum menguasai sains teknologi sehingga guru
susah untuk mentransfer materi pembelajaran dengan sains teknologi
masyarakat.
b. Selain itu peserta didik khusunya siswa yang berada di kelas rendah, belum
mampu mengoperasikan sains teknologi yang sudah ada.
c. Fasilitas pendukung pada beberapa sekolah kurang atau hampir tidak ada itu
yang menjadi kendala STM.

2.2.3 Fase-Fase Model Pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat


Yager (1996: 32) menggagas model pembelajaran STM dengan landasan
konstruktivisme melalui empat fase pembelajaran, yaitu invitasi (invitation),
eksplorasi (Exploration), eksplanasi (explanation) dan aksi (action) atau aplikasi
(aplication). Aktivitas pembelajaran pada masing-masing fase tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Fase invitasi
Pada fase ini guru mengajak siswa untuk mengungkapkan hal hal yang ingin
diketahui dari fenomena alam yang ada dan terkait dengan isu-isu sains di
lingkungan sosial (dalam kehidupan seharihari) mereka. Siswa dibangkitkan

6
untuk berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencatat kejadian-kejadian
sehari-hari yang tidak sejalan dengan sains. Dari semua itu guru
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan persepsi dan espektasi siswa, dan
kemudian secara jeli memformulasikannya dalam suatu topik pembelajaran.
Atau paling tidakmengaitkannya dengan pokok bahasan yang relevan yang
terdapat dalam kurikulum sains.
b. Fase eksplorasi
Pada fase ini guru memfasilitasi siswa untuk melakukan aktivitas dalam rangka
memecahkan masalah yang telah diformulasikan pada fase invitasi. Untuk itu
siswa dibimbing dalam hal urun pendapat, mencari informasi, bereksperimen,
mengobservasi, mengumpulkan dan menganalisis data, hingga merumuskan
kesimpulan. Dalam hal ini guru dituntut untuk terampil menciptakan kegiatan
saintis yang layak dengan tingkat perkembangan intelektual siswa.
c. Fase eksplanasi
Pada fase ini peran guru agak berbeda dengan perannya pada dua fase
sebelumnya. Pada fase ini peran guru lebih dominan. Guru mengelaborasi hasil
kegiatan siswa pada fase invitasi dan eksplorasi. Untuk itu, sambil tetap
mengaktifkan siswa, guru mengkomunikasikan informasi, ide-ide, konsep-
konsep, dan penjelasan baru untuk mengintegrasikan pemecahan masalah
berdasarkan pengetahuan atau teori ilmiah yang berlaku.
d. Fase aksi atau aplikasi
Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan kedalam masalah baru yang relevan. Pada fase ini juga hasil
belajar pada ranah koneksi dikembangkan. Siswa dibimbing untuk mampu
mentransfer pengetahuan dan keterampilan sains ke dalam aspek-aspek yang
terdapat pada disiplin ilmu dan realitas yang lain. Secara ringkas, fase-fase
pembelajaran ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran STM
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Invitasi Memberikan pertanyaan Siswa memberikan
mengenai fenomena, respon secara
permasalahan yang individual atau
relevan untuk kelompok dan
merangsang rasa ingin mengajukan suatu

7
tahu dan minat siswa masalah atau gagasan
untuk mengetahui hal-hal yang akan dibahas
yang telah diketahuinya
(pengetahuan awal)
2. Eksplorasi Memberikan tugas siswa Mencari informasi dan
mendapat informasi yang data dengan membaca,
cukup melalui membaca, observasi, wawancara,
observasi, wawancara, berdiskusi, merancang
diskusi atau mengerjakan eksperimen dan
LKS menganalisis data
3. Eksplanasi dan Memberikan tugas untuk Membuat laporan hasil
solusi membuat laporan, dan penyelidikan,
mempresentasikan hasil membuatkesimpulan
penyelidikan atau dan mempresentasikan
eksperimen secara hasil
ringkas
4. Tindak lanjut Memberikan penjelasan Memberikan solusi
mengenai tindakan yang pemecahan masalah
akan diajukan atau membuat
berdasarkan hasil keputusan dan
penyelidikan memberikan ide

Melalui pembelajaran STM guru dianggap sebagai fasilitator, dan informasi


yang diterima siswa akan lebih lama diingat, siswa akan terlibat secara aktif dalam
kegiatan yang akan dilaksanakan, dalam pengumpulan data, dan menguji gagasan
yang dimunculkan. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu
lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam
pemecahannya menggunakan langkah-langkah ilmiah. Dengan belajar
menggunakan model pembelajaran STM, diharapkan siswa dapat memahami
materi pelajaran dengan lebih baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar mereka.

2.3 Konsep, Karakteristik, dan Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran


Berbasis Model
2.3.1 Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajran inovatif yang
memfokuskan pada belajar kontekstual melalui kegiatan yang komfleks (CORD
dalam Wasis,2008). Suzie & Jane (2007:11) menyatakan bahwa “projectbased

8
learning … is strategy certain to turn traditional classroom upside down”.
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu strategi untuk mengubah kelas
tradisional.
Buck Institute Four Education (2003) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis proyek adalah “suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para
siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang
terstrutur , pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan
produk”. Sedangkan Guarasa at. all. (2006) menyatakan bahwa pemblajaran
berbasis proyek adalah strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong
inisiatif yang memfokuskan siswa pada dunia nyata , dan dapat meningkatkan
motivasi mereka.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pemblajaran berbasis proyek merupakan model pemblajaran yang
melibatkan siswa aktif dalam merancang tujuan pemblajaran untuk menghasilkan
produk atau proyek yang nyata.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa di tuntut untuk merumuskan
tujuan pemblajaran sendiri secara khusus. Proyek apa yang ingin dibuat harus
didasarkan pada minat dan kemampuan siswa baik secara pribadi maupun
kelompok. Siswa juga dituntuk mengatur sendiri kegiatan belajarnya dengan
membagi beban kerja diantara mereka dan mengintegrasikan tugas-tugas yang
berbeda yang dikembangkan oleh masing-masing siswa.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk
memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa
(Wasis, 2008). Waras Kamdi (2011) berpendapat bahwa pembelajaran berbasis
proyek dianggap cocok sebagai suatu model untuk pemdidikan yang merespon
isu-isu peningkatan kualitas pendidikan kejuruan dan perubahan-perubahan besar
yang terjadi di dunia kerja. Model Project-Based Learning menekankan kegiatan
belajar yang relative berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, berpusat pada
siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata.

9
2.3.2 Karakteristik Pembelajaran Bebasis Proyek
Grant (2005) mengidentifikasi elemen-elemen utama dalam pembelejaran
berbasis proyek, yaitu pengantar, definisi tugas pembelajaran, prosedur
investigasi, sumber yang disarankan, mekanisme, kolaborasi, serta refleksi dan
transfer kegiatan. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek meliputi aspek isi,
kegiatan, kondisi, dan hasil.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, aspek isi pembelajaran memiliki
karakteristik: (1) masalah disajikan dalam bentuk keutuhan yang kompleks; (2)
siswa menemukan antar ide secara interdisipliner; (3) siswa berjuang mengatasi
ambiguitas; dan (4) menjawab pertanyaan yang nyata dan menarik perhatian
siswa. Aspek kegiatan memiliki karakteristik; (1) siswa melakukan investigasi
selama feriode tertentu; (2) siwsa dihadapkan pada suatu kesulitan, pemcarian
sumber dan pemecahan masalah; (3) siswa membuat hubungan antar ide dan
memperoleh keterampilan baru; (4) siswa menggunakan alat sesungguhnya; dan
(5) siswa menerima feedback tentang gagasannya dari orang lain.
Aspek kondisi mencakup karakteristik: (1) siswa perperan sebagai
masyarakat pencari dan melakukan latihan kerjanya dalam konteks sosial; (2)
siswa mempraktikan prilaku manajemen waktu dalam melaksanakan tugas secara
individu maupun kelompok; (3) siswa mengarahkan kerjanya sendiri dan
melakukan kontrol belajarnya; dan (4) siswa melakukan simulasi kerja
professional. Yang terakhir adalah aspek hasil. Karakteristik aspek hasil meliputi:
(1) siswa menghasilkan produk intelektual yang konpleks sebagai hasil
belajarnya; (2) siswa terlibat dalam melakukan penilaian diri; (3) siswa bertagung
jawab terhadap pilihannya dalam mendemonstrasikan kompetisi mereka; dan (4)
siswa memperagakan kompetisi nyata mereka.
Buck Institut for Education sebagaimana dikutip oleh Wena (2011:145)
memberikan karakteristik pembelajaran berbasis proyek yaitu:
a. Siswa membuat keputusan dan langkah kerja
b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
c. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil

10
d. Siswa bertanggung jawab mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan
e. Siswa melakukakn evaluasi secara kontinu
f. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
h. Atmosfir kelas member toleransi kesalahan dan perubahan
Berdasarkan beberapa karakteristik di atas, pembelajaran berbasis proyek
menjadi model pembelajaran yang dapat membangun kemandirian dan kreativitas
siswa. Selain itu, melalui model pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih untuk
terbiasa bertanggung jawab mewujudkan apa yang telah direncanakan sesuai
dengan minat dan kemampuannya.

2.3.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Menurut Wena (2011 : 145) mengutip dari Thomas, model pembelajaran
berbasis proyek memiliki beberapa prinsip dalam penerapannya. Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a. Sentralistis
Model pembelajaran iniu merupakan pusat dari strategi pembelajaran,
karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui
kerja proyek. Pekerjaan proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran
yang dilakuakan oleh siswa di kelas.
b. Pertanyaan penuntun
Hal ini mengandung makna bahwa pekerjaan proyek yang dilakukan oleh
siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa
untuk menentukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas
bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi
siswa internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam
menyelaesaikan tugas.
c. Investigasi konstruktif
Artinya bahwa dalam model pembelajaran berbasis proyek terjadi proses
investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus dapat

11
merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan
peruses pencarian dan atau pendalaman konsep pengetahuan dalam rangka
menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi.
d. Otonomi
Dalam model pembelajaran berbasis proyek siswa diberi kebebasan atau
otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap
apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk
mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.
e. Realistis
Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai
dengan kenyataan di lapangan kerja atau di masyarakat. Proyek yang
dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan
atau permasalahan yang benar-benar nyata.
Mengacu kepada prinsip-prinsip di atas, maka pembelajaran dengan
menerapkan project based learning akan sangat bermanfaat bagi pengembangan
diri dan masa depan siswa. Siswa yang terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek
akan menjadi pribadi yang ulet, kritis, mandiri, dan produktif.

2.4 Langkah-Langkah dan Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek


2.4.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut The George Lucas Educational Foundation yang dikutip Sabar
Nurohman (2007), langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai
berikut:
a. Mulai dengan pertanyaan esensial
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
mendorong siswa siswa untuk melakukan suatu aktivitas.
b. Membuat desain rencana proyek
Siswa dengan pendampingan dari guru membuat desain rencana proyek
yang dilakukan. Rencana proyek ditentukan oleh siswa sendiri mengacu
kepada pertanyaan esensial yang telah dikemukakan sebelumnya.
c. Membuat jadwal

12
Guru dan siswa secara kolaboratif menyususn jadwal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2) Membuat deadline penyelesaian proyek,
3) Mengarahkan siswa agar merencanakan cara yang baru,
4) Mengarahkan siswa ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5) Meminta siswa untuk member alasan tentang cara yang dipilih.
d. Memantau siswa dan kemajuan proyek
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama
menyelesaikan proyek untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan proyek dan
mengantisipasi hambataan yang dihadaapi siswa.
e. Menilai hasil
Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar, mengevaluasi
kemajuan masing-maing siswa, member umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai, dan menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun strategi pembelajarn berikutnya.
f. Refleksi
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
secara individu ataau kelompok.
2.4.2 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Berbasis Proyek
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan
pembelajaran pada umumnya. Akan tetapi, karena dalam pembelajaran ini
bertujuan untuk mengerjakan suatu proyek maka keluasan pembelajarannya
tentu akan lebih bersifat kompleks. Tahap perencanaan pembelajaran
merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran.
Dikatakan penting karena tahap perencanaan ini sangat mempengaruhi
kualitas hasil pembelajaran. L a n g k a -langkah perencanaan dirancang sebagai
berikut:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek

13
b. Menganalisis karakteristik siswa
c. Merumuskan strategi pembelajaran
d. Membuat lembar kerja(jobsheet)
e. Merancang kebutuhan sumber belajar
f. Merancang alat evaluasi

2. Tahap Pelaksanaan
Dalam strategi pembelajaran berbasis proyek, setelah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pembelajaran direncanakan, tahap berikutnya adalah tahap
pelaksanaan. Agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan
serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan bebagai macam
persiapan pembelajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
merupakan tahap pembelajaran yang sangat penting. Hal ini karena melalui
proses inilah peserta didik mampu merasakan pengalaman belajar yang
kompleks. Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap pelaksanaan:
a . Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan
b . Menjelaskan tugas proyek dangambar kerja
c . Mengelompokkan peserta didik sesuai dengan tugas masing-masing
d . Mengerjakan proyek

3. Tahap Evaluasi atau Penilaian


Tahap evaluasi merupakan tahap penting dalam pembelajaran berbasis proyek.
Agar pendidik atauguru mengetahui seberapa jauh tujuan
pembelajaran tercapai, maka pendidik atau guru harus melakukan evaluasi.
Agar hasil evaluasi dapat mengukur pencapaian tujuan pembelajaran maka
evaluasi harus dilakukan sesuai prosedur evaluasi yang benar. Jadi, pada
dasarnya tiga langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis proyek. Pada dasarnya,
evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui efektifitas suatu kegiatan
pembelajaran dan juga untuk menilai kemajuan belajar peserta didik.
Mengingat yang digunakan adalah pembelajaran berbasis proyek, maka proyek
yang dikerjakan peserta didik bersifat kompleks terdiri atas berbagai pekerjaan,

14
sehingga setiap komponen jenis pekerjaan yang akan dilakukan peserta didik
harus dibuatkan instrument evaluasinya secara lengkap

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek


2.5.1 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Moursund (1997) beberapa kelebihan dari pembelajaran berbasis proyek
antara lain sebagai berikut:
a. Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang
pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun,
berusaha keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah
dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang.
b. Increased problem-solving ability. Beberapa sumber mendeskripsikan
bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih
aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks.
c. Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis proyek
mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi
melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari
dan mendapatkan informasi akan meningkat.
d. Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran
informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.
e. Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis proyek yang
diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

2.5.2 Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek


Adapun kelemahan dari pembelajaran berbasiskan proyek ini antara lain:

15
a. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan
masalah kedisiplinan, untuk itu disarankanmengajarkan dengan cara melatih
dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.
b. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk
menyelesaikanmasalah.
c. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
d. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
dimanainstruktur memegang peran utama di kelas.
e. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

2.5.3 Dukungan Teoretis Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Dukungan Teoretis Pembelajaran Berbasis Proyek Secara teoretis dan
konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas
(Hung dan Wong, 2000). Activity theory [online] menyatakan bahwa struktur
dasar suatu kegiatan terdiri atas : (a) tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang
berada dalam konteks, (c) suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan
dengan perantaraan, (d) alat-alat, dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas.
Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk
melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif menerima transfer
pengetahuan dari guru.
Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar
konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun
pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (Murphy, 1997,
[Online]). Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu
pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika
pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif dalam
kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan
teoretis yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan
landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi
antarpersonal (Vygotsky, 1978; Moore, 2000). Adanya peluang untuk
menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri

16
pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif
dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif
teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan
keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Smpulan
1. Konsep model pembelajaran STM merupakan pendekatan terpadu antara
sains teknologi dan isu yang ada di masyarakat, diharapkan siswa
mendapatkan pengetahuan baru yang dapat diterapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pada istilah STM terkandung tiga kata kunci, yaitu
sains, teknologi dan masyarakat. Tujuan model pembelajaran STM, yaitu
menyelidiki, menganalisis, memahami dan menerapkan konsep-konsep,
melakukan perubahan, membuat keputusan-keputusan yang tepat dan
mendasar tentang isu atau masalah-masalah yang sedang dihadapi,
merencanakan kegiatan-kegiatan baik secara individu maupun kelompok,
dan bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan tindakannya.
Karakteristik model pembelajaran STM, yaitu mengidentifikasi masalah,
menggunakan sumber daya setempat, keterlibatan siswa secara aktif, focus
kepada dampak sains dan teknologi, penekanan pada keterampilan proses
dan lain sebagainya.
2. Kelebihan model pembelajaran STM, yaitu membantu siswa
mengembangkan keterampilan intelektualnya, siswa mampu mengenal
sains dan teknologi, siswa lebih bebas berkreativitas selama proses
pembelajaran. Selain memiliki kelebihan ada juga kekurangan adalah
dilihat dari guru yang belum menguasai sains teknologi, fasilitas
pendukung yang kurang memadai dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran saintek memiliki beberapa fase, yaitu fase invitasi, fase
eksplorasi, fase eksplanasi dan solusi, fase tindak lanjut.
3. Konsep model pembelajaaran berbasis proyek merupakan model
pembelajran inovatif yang memfokuskan pada belajar kontekstual melalui

17
kegiatan yang komfleks, menekankan kegiatan belajar yang relative
berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, berpusat pada siswa, dan
terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Karakteristik model
pembelajaran berbasis proyek meliputi aspek isi, kegiatan, kondisi, dan
hasil. Selain karakteristik model pembelajaran berbasis proyek memiliki
beberapa prinsip, antara lain: sentralistis, pertanyaan penuntun, investigasi
konstruktif, otonomi dan realistis.
4. Langkah-langkah dalam model pembelajaran berbasis proyek, antara lain:
mulai dengan pertanyaan esensial, membuat desan rencana proyek,
membuat jadwal, memantau siswa dan kemajuan proyek, menilai hasil dan
refleksi. Adapun tahapan-tahapan dalam model pembelajaran berbasis
proyek adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan taha evaluasi
atau penilaian.
5. Kelebihan dari model pembelajaran berbasis proyek antara lain: Increased
motivation, Increased problem-solving ability, Improved library research
skills, Increased collaboration, Increased resource-management skills.
Dukungan Teoretis Pembelajaran Berbasis Proyek Secara teoretis dan
konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori
aktivitas menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas :
tujuan yang ingin dicapai, subjek yang berada dalam konteks, suatu
masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, alat-alat,
dan peraturan kerja dan pembagian tugas.
3.2 Saran
Sebagai calon tenaga pendidik , sudah seharusnya kita mengetahui
bagaimana teknik dan pertimbangan yang harus dilakukan dalam hal pemilihan
model pembelajaran. Kita juga harus mengetahui model-model apa saja yang
cocok digunakan dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda, sehingga
nantinya pada saat proses pembelajaran akan mempermudah mencapai tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai yang direncanakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi.


Bandung: PT Refika Aditama.
Gusfarenie, Dwi. 2013. “Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM). Diakses pada tanggal 30 Maret 2018. Tersedia pada
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=252704&val=6813&title=Model%20Pembelajaran%20Sains
%20Teknologi%20Masyarakat%20
Sutirman. 2013. Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wena, Made. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Malang: PT Bumi Aksara.

19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                  : SD Negeri ............


Materi Pembelajaran         : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester                : IV/ II (genap)
Materi Pokok                    : Sampah Organik dan Sampah Anorganik
Alokasi Waktu                 : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan)

I. Standar Kompetensi
1. Memahami pemanfaatan sampah disekitar lingkungan

II..Kompetensi Dasar
1.1 Memanfaatkan sampah dan membuat suatu karya

II. Indikator
1.1.1 Mengidentifikasi sampah organik dan anorganik
1.1.2 Mendeskripsikan posisi sampah organik dan anorganik
1.1.3 Membuktikan bahwa sampah dapat dimanfaatkan

 IV.Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membedakan sampah organik dan sampah anorganik melalui
kegiatan observasi di lingkungan sekolah dengan teliti
2.  Siswa mampu menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan sampah di
lingkungan masyarakat dengan cermat
3.  Siswa mampu menemukan solusi tentang permasalahan yang berkaitan
dengan sampah dengan tepat
4.  Siswa mampu membuat suatu karya daur ulang sampah anorganik bersama
kelompok dengan rapi

20
   V. Karakter Siswa yang diharapkan
Aktif, penuh semangat dalam pembelajaran, integritas, peduli, disiplin, tekun,
tanggung jawab, dan ketelitian

VII. Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
1. Pendahuluan (10 menit)
a)  Guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam
b)  Guru bersama siswa berdo’a untuk mengawali pembelajaran
c)  Guru mengecek kehadiran siswa
d)  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
e)  Guru menjelaskan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan
f)  Guru memberi motivasi dengan kata-kata  yang membangun
g)  Guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
h)  Guru mengadakan apersepsi yang mengemukan isu atau masalah
aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh siswa
(permasalahan sampah di lingkungan masyarakat)
i)   Guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai

2. Kegiatan inti (55 menit)


A. Eksplorasi 
a)  Guru menyampaikan materi tentang sampah organik dan
anorganik
b)  Guru mengajak siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang ingin
diketahui siswa mengenai sampah organik dan anorganik

B. Elaborasi
a)  Guru membagi siswa dalam kelompok terdiri dari 5-6 siswa
b)  Setiap kelompok diberi tugas untuk melakukan observasi ke
lingkungan masyarakat untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengamatan dan pengumpulan data

21
c)  Guru menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan siswa
dalam observasi di lingkungan masyarakat
d)  Setiap kelompok melakukan observasi mengenai masalah sampah
di lingkungan masyarakat
e)  Setiap kelompok mendiskusikan hasil observasi dan memecahkan
masalah serta  menganalisis masalah atau isu tentang sampah di
lingkungan masyarakat berdasarkan konsep yang telah dipahami
sebelumnya
f)  Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi didepan kelas disertai
tanya jawab dengan kelompok lain
C. Konfirmasi
a)  Siswa membahas dengan guru seputar kegiatan observasi dan
diskusi yang telah dilakukan
b)  Guru meluruskan pendapat siswa yang kurang tepat
c)  Guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalahan
konsep pada siswa
d)  Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-
hal yang belum diketahui 
e)  Guru memberikan evaluasi/tes untuk mengetahui penguasaan
konsep siswa terhadap materi yang telah dipelajari

3. Kegiatan penutup (5 menit)


a)  Guru memberi kesimpulan materi yang telah dipelajari
b)  Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan
c)  Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
d)  Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut kepada siswa
e)  Guru meyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya yaitu pemanfaatan sampah dan memerintahkan setiap
kelompok untuk membawa alat dan bahan (sampah anorganik) yang
dibutuhkan pada kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya
f)  Guru bersama siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran

22
  VIII. Model dan Metode Pembelajaran
 Model                 : Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Metode Pembelajaran  : Ceramah, Tanya Jawab, Observasi, Diskusi,
Praktik

 IX. Sumber, Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran


Sumber   :Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV
dan  lingkungan masyarakat
Alat         : Gunting, lem, artikel pembuatan pupuk kompos
Bahan      : kardus bekas, kertas
Media      : Papan tulis dan spidol

    X.  Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaia Tehnik Penilaian Aspek Bentuk Instrumen Skor
n Kompetensi Penilaian instrumen Soal
t
Mengidentifikasi Tes Kognitif Isian Apa 5
sampah organik dan tertulis/lisan/tindaka Afektif perbedaan
anorganik n Psikomotorik sampah
organik dan
anorganik?
Berikan
contohnya
masing-
Mendeskripsikan masing 5!
posisi sampah Apa 5
organik dan dampak
anorganik negatif
sampah
bagi 5
Membuktikan kehidupan

23
bahwa sampah dapat manusia?
dimanfaatkan
Sebutkan
dan
jelaskan
cara
pengelolaan
sampah !

Kriteria Penilaian
•         Produk (hasil diskusi)

No Aspek Kriteria Skor

1. Konsep Semua benar 4


Sebagian besar benar 3
Sebagian kecil benar 2
Semua salah 1

•         Performansi
No Aspek Kriteria Skor
1. Kognitif *Dapat menganalisis permasalahan 4
sampah dilingkugan masyarakat

24
.
*Kurang dapat menganalisis permasalahan 2
sampah dilingkugan masyarakat
.

*Tidak dapat menganalisis permasalahan 1


sampah dilingkugan masyarakat

2. Afektif *Menunjukkan sikap kerjasama ketika 4


diskusi

*Menunjukkan sikap kerjasama yang 2


kurang

*Tidak menunjukkan sikap kerjasama 1

Psikomoto
3. r 4

*Aktif bertanya, menjawab pertanyaan dan


aktif dalam diskusi kelompok 2

*Kurang aktif 1

*Tidak aktif

•         Lembar Penilaian
Penilaian Tota JumlahSko Nila
N NamaSisw Performansi l r i
Produ
o a Kogniti Afekti Psikomotori
k
f f k
1

25
2
3
4
5

Catatan:
•         Nilai= (jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10
•         Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
remedial

Format Penilaian Proses (praktek)


 No.  Nama Aspek yang di amati   Skor Nilai 
 Keseriusan Kerapihan 
1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
Aspek Keseriusan :
1 = Jika siswa tidak serius dalam melakukan praktek
2 = Jika siswa kurang serius dalam melakukan praktek
3 = Jika siswa sangat serius dalam melakukan praktek

Aspek Kerapihan:
1 = Jika hasil produk tidak rapih
2 = Jika hasil produk kurang rapih
3 = Jika hasil produk sangat rapih

Rumus perrhitungan
Nilai =  Skor yang diperoleh  x 100
                Skor Maksimal

26
.... ,  ....
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas IV

……………………………… ………………………………
NIP. NIP.

27
RENCANA RANCANGAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 4 Gianyar


Kelas/Semester : VI / I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Jumlah Pertemuan: 1 Kali Pertemuan (2 × 35 Menit)

A. Standar Kompetensi
1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan
(kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan hidupnya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1.1.1 Mencari contoh hewan yang memiliki ciri khusus untuk memenuhi
kebutuhannya, misalnya: kelelawar dan cicak
1.1.2 Mendeskripsikan ciri khusus hewan yang ada di sekitarnya, misalnya
kelelawar mempunyai alat pendeteksi benda-benda di sekitarnya (sonar)

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjabarkan contoh hewan yang memiliki kemampuan
khusus dengan benar
2. Siswa mampu menceritakan ciri hewan yang ada di sekitarnya dengan benar

E. Materi Ajar
Ciri Khusus pada Hewan
1. Kelelawar
Pernahkah kalian melihat kelelawar terbang? Kita jarang melihat kelelawar
terbang pada siang hari, karena hewan ini hidup pada malam hari. Kelewar

28
termasuk hewan mamalia, yaitu hewan yang menyusui anaknya dan
berkembang biak dengan cara melahirkan. Hewan ini sangat unik, karena
kemampuannya dalam terbang dan mencari makan pada malam hari. Ciri
khusus apa yang dimiliki kelelawar?
Kelelawar banyak dijumpai di gua yang sangat gelap. Untuk dapat terbang
dengan arah yang benar, kelelawar menggunakan sistem sonar. Kelelawar
mengeluarkan bunyi dengan frekuensi yang tinggi (bunyi ultrasonik) sebanyak
mungkin. Kemudian, ia mendengarkan bunyi pantul tersebut dengan indra
pendengarannya. Dengan cara itu, kelelawar dapat mengetahui letak suatu
benda dengan tepat, sehingga kelelawar mampu terbang dalam keadaan gelap
tanpa menabrak benda-benda di sekitarnya.
Kemampuan kelelawar mengetahui lingkungan sekitarnya dengan
menggunakan sistem sonar dikenal dengan istilah ekolokasi. Ciri khusus lain
dari kelelawar adalah kemampuan terbangnya. Hewan mamalia ini dapat
terbang karena memiliki selaput kulit yang tipis terdapat di antara tulang
lengannya. Ciri lain yang dimiliki hewan ini, yaitu posisi tidur pada siang hari
dengan cara menggantung dan posisi badan yang terbalik.

2. Cicak
Cicak termasuk hewan melata. Cicak dapat merayap di dinding tanpa
terpeleset. Hal ini karena cicak memiliki ciri khusus berupa telapak kaki
dengan sistem perekat. Sistem perekat ini dibangun oleh telapak kaki yang

29
beralur pararel. Dengan alur yang dimiliki, memungkinkan cicak dapat
menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset.

Ciri lain dari cicak adalah kemampuan memutuskan ekornya. Hal ini
dilakukan cicak untuk melindungi diri dari musuhnya. Cicak akan memutuskan
ekor, kemudian ekor tersebut akan bergerak-gerak untuk mengalihkan
perhatian musuh. Sementara itu, cicak dengan ekor yang putus akan leluasa
untuk meloloskan diri. Untuk memperoleh makanan, cicak mempunyai ciri
khusus berupa lidah yang panjang dan lengket. Bentuk lidah ini digunakan
untuk menangkap mangsa berupa serangga yang terbang.

F. Alokasi Waktu:
 2 × 35 Menit (1 Kali Pertemuan)

G. Metode Pembelajaran
 Metode Ceramah dan Tanya Jawab

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
 Pendahuluan (10 Menit)
Apersepsi dan Motivasi:
- Mengajak siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan
 Kegiatan Inti (50 Menit)

30
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Siswa dapat memahami peta konsep tentang makhluk hidup
- Mempelajari alat pendeteksi benda pada kelelawar
(ekolokasi)
o Memancarkan bunyi dari mulutnya
o bunyi tersebut akan dipantulkan oleh benda disekitarnya
o selanjutnya kelelawar dapat memperkirakan jarak benda tersebut dari
bunyi yang kembali padanya
- Mempelajari Kaki lengket pada cecak dan tokek
o Telapak kaki tokek mempunyai lapisan berupa struktur seperti rambut
yang lengket
- Mempelajari lidah yang panjang dan lengket pada bunglon
dan landak semut
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas dengan mengamati
gambar hewan dan tumbuh-tumbuhan, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
- Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
- Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa

31
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup (10 Menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
- Bersama-sana menyimpulkan materi pembelajaran
- Melakukan relfeksi terrhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
- Menutup pembelajaran dengan doa bersama

I. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
o Mencari contoh Tes tertulis Uraian o Sebutkanlah contoh
hewan yang hewan yang memiliki
memiliki ciri khusus ciri khusus untuk
untuk memenuhi memenuhi
kebutuhannya, kebutuhannya,
misalnya: kelelawar misalnya: kelelawar
dan cicak dan cicak
o Mendeskripsika o Jelaskanlah ciri khusus
n cirri khusus hewan hewan yang ada di
yang ada di sekitarnya, misalnya
sekitarnya, misalnya kelelawar mempunyai
kelelawar alat pendeteksi benda-
mempunyai alat benda di sekitarnya
pendeteksi benda- (sonar)
benda di sekitarnya
(sonar)

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 Produk
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3

32
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

 Lembar Penilaian

Nama Performan Produ Jumlah


No. Nilai
Siswa Pengetahuan Sikap k Skor
1.

CATATAN :
Nilai = (Jumlah skor : jumlah skor maksimal) × 10
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat
penilaian KKM maka diadakan Remedial.
J. Sumber Belajar
 Buku SAINS SD Relevan Kelas VI

33
 Peta Konsep Mahluk Hidup

Gianyar, 1 Januari 2017

Mengetahui,

Kepala SD Negeri 4 Gianyar Guru Kelas/Mapel IPA

(.....................................................) (......................................................)

34

Anda mungkin juga menyukai