Anda di halaman 1dari 12

B.

DISTRIBUSI
I. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat
distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari
barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan dapat disimpulkan bahwa distribusi adalah semua kegiatan
yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen. Orang yang
melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Ada tiga jenis saluran distribusi, yaitu:
a. Saluran distribusi langsung
Produsen → Konsumen
Contoh: petani sayur menjual sayuran di pasar.

b. Saluran distribusi semi langsung


Produsen → Perantara → Konsumen
Contoh: Penerbit buku menjual bukunya melalui sales.

c. Saluran distribusi tidak langsung


Produsen → Pedagang Besar → Pedagang Kecil → Pedagang Eceran → Konsumen
Contoh: Pabrik televisi menjual televisi kepada konsumen melalui pedagang barang
elektronik yang mengambil/membeli dari agen atau perwakilan dagang pabrik televisi
tersebut.

II. Fungsi Utama Distribusi 


Yang dimaksud dengan fungsi utama / pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus
dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:

1) Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen,
perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin
banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin luas, sehingga membutuhkan
alat transportasi (pengangkutan).

2) Penjualan (Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen.
Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan.
Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

3) Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan
oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.

4) Penyimpanan (Stooring)
Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam
menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu adanya
penyimpanan (pergudangan). Contoh, kalian bisa lihat mengapa orang tua kita ada yang
membuat lumbung padi?

1
5) Pembakuan Standar Kualitas Barang
Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya
ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu
adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan
diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang
yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.

6) Penanggung Risiko
Barang yang didistribusikan bisa jatuh dan pecah, maka rusaklah barang yang akan
didistribusikan tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi pada kegiatan distribusi, maka seorang
distributor tentunya akan menanggung risiko. Pada jaman sekarang untuk menanggung risiko
yang muncul bisa dilakukan kerjasama dengan lembaga/perusahaan asuransi.

III. Saluran Distribusi
Pengertian dari saluran distribusi atau perantara distribusi adalah orang atau lembaga yang
kegiatannya menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan. Saluran distribusi dapat kita bedakan menjadi dua golongan
lembaga distribusi, yaitu pedagang dan perantara khusus.

1) Pedagang
Pengertian pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual barang
kembali tanpa mengubah bentuk dan tanggung jawab sendiri dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan.
Pedagang dibedakan menjadi:
a) Pedagang Besar (Grosir atau Wholesaler) adalah pedagang yang membeli barang dan
menjualnya kembali kepada pedagang yang lain. Pedagang besar selalu membeli dan
menjual barang dalam partai besar.
b) Pedagang Eceran (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya
kembali langsung kepada konsumen. Untuk membeli biasa partai besar, tetapi
menjualnya biasanya dalam partai kecil atau persatuan.

2) Perantara Khusus
Sama halnya dengan pedagang, kegiatan perantara khusus juga menyalurkan barang dari
produsen sampai ke tangan konsumen. Bedanya perantara khusus tidak bertanggung jawab
penuh atas barang yang tidak laku terjual. 
Perantara khusus meliputi:
1. Agen (Dealer) adalah perantara pemasaran atas nama perusahaan. Menjualkan barang
hasil produksi perusahaan tersebut di suatu daerah tertentu. Balas jasa yang diterima
berupa pengurangan harga dan komisi.
2. Broker (Makelar) adalah perantara pemasaran yang kegiatannya mempertemukan penjual
dan pembeli untuk melaksanakan kontrak atau transaksi jual beli. Balas jasa yang
diterima disebut kurtasi atau provisi.
3. Komisioner adalah perantara pembelian dan penjualan atas nama dirinya sendiri dan
bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Balas jasa yang diterima disebut komisi.
4. Eksportir adalah pedagang yang melakukan aktivitasnya dengan menyalurkan barang ke
luar negeri.
5. Importir adalah pedagang yang melakukan aktivitasnya dengan menyalurkan barang dari
luar negeri ke dalam negeri. Jika dibuatkan bagan, maka hubungan antara produsen,
saluran distribusi dan konsumen sebagai berikut.

2
IV. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Distribusi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi ialah:


1) Faktor Pasar
Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, yaitu
jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan dalam
pembelian.

2) Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar dan berat barang,
mudah rusaknya barang, standar barang dan pengemasan.

3) Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman dan
kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan.

4) Faktor Kebiasaan dalam Pembelian


Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah kegunaan perantara, sikap

Latihan:
Jika kalian salah produsen barang, tentukan saluran distribusi yang akan di pakai, dan
kemukakan alasan mengapa menggunakan saluran distribusi tersebut (hubungkan dengan
jenis produk, sifat produk, harga produk, jangkauan produk, dan konsumen produk). Tuliskan
jawabanmu di kota bawah berikut!

3
C. KONSUMSI
Pengertian konsumsi
Didalam ilmu ekonomi, para ahli mendefinisikan konsumsi dengan berbagai sudut pandang.
Akan tetapi pada inti pokoknya memiliki pengertian yang sama. Arti konsumsi adalah suatu
kegiatan yang ditujukan untuk menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu benda atau
barang dan jasa yang dilakukan sekaligus atau bertahap untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan
masyarakat melakukan kegiatan konsumsi adalah agar untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup atau untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi


Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud yang dapat memberikan pengaruh terhadap konsumsi
adalah yakni sebagai berikut :

1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah seperti
a. Pendapatan
b. Perkiraan Harga
c. Iklan
d. Harga barang yang bersangkutan
e. Harga barang lain
2. Faktor Non Ekonomi
Faktor non ekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah seperti
a. Selera
b. Adat istiadat
c. Mode
d. Jumlah keluarga

Pola dan dampak konsumsi


Pola konsumsi adalah tahapan kebutuhan seseorang akan barang dan jasa dalam periode tertentu
yang diperoleh dari sejumlah pendapatan yang diterima. Pola konsumsi setiap orang berbeda,
tergantung dari tingkat pendapatan yang diterima, harga barang, jenis pekerjaan, usia, jenis
kelamin, agama, lingkungan dan gaya hidup.
Pola konsumsi seseorang juga dapat mengindikasikan kedudukan seseorang dalam kelompoknya.
Artinya adalah jika pola konsumsi seseorang terhadap barang dan jasa meningkat, maka hal
tersebut dapat menggambarkan kedudukan seseorang dalam kelompoknya meningkat.
Dengan adanya konsumsi, mengakibatkan orang berusaha menghasilkan barang atau jasa yang
dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa konsumsi telah mengakibatkan permintaan terhadap
sejumlah barang atau jasa. Selain menimbulkan permintaan, konsumsi juga memberikan dampak
bagi seseorang, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Adapun dampak konsumsi yakni positif dan negatif bagi seseorang dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Dampak Positif
Terdapat tiga dampak positif didalam kegiatan konsumsi yakni sebagai berikut :
1. Memberikan kepuasan kepada seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Konsumsi yang dilakukan seseorang atau masyarakat suatu negara akan menggerakan roda
perekonomian negara.

4
3. Memberikan keuntungan bagi para produsen.

Dampak Negatif
Selain dampak positif diatas, ada pula dampak negatif didalam kegiatan konsumsi. Terdapat tiga
dampak negatif didalam kegiatan konsumsi yang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengakibatkan pola hidup boros pada seseorang.
2. Konsumsi yang tidak seimbang mengakibatkan ketimpangan pola konsumsi.
3. Harga-harga barang akan naik akibat dari pola konsumsi yang secara berlebihan.

Pelaku kegiatan konsumsi


Berikut ini adalah para pelaku kegiatan konsumsi yang terdiri dari tiga pelaku. Adapun #3
pelaku kegiatan konsumsi adalah antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Rumah Tangga Keluarga


Berbagai kegiatan konsumsi yang pada umumnya terjadi dalam rumah tangga dilakukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan umum yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut :
a. Menetapkan pemenuhan kebutuhan pokok, kemudian memenuhi kebutuhan lain yang
sifatnya melengkapi kebutuhan pokok.
b. Menyesuaikan besarnya pengeluaran dengan besarnya pendapatan.
c. Menghindari hidup boros atau membeli barang diluar rencana.

Agar kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi sesuai dengan besarnya pendapatan, maka perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini :
a. Menyusun anggaran belanja rumah tangga.
b. Membuat catatan penerimaan dan pengeluaran.
c. Pembagian secara bijaksana atas semua kebutuhan.
d. Berusaha menabung.

2. Rumah tangga perusahaan


Perusahaan merupakan salah satu penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Untuk
hal itu, maka perusahaan melakukan kegiatan produksi. Kegiatan konsumsi yang dilakukan
perusahaan, misalnya perusahaan pengangkutan, yaitu antara lain seperti :
a. Pembayaran gaji sopir dan pegawai lainnya yang membantu kelancaran usaha.
b. Modal yang digunakan dalam kegiatan usaha.
c. Penggunaan perlengkapan, peralatan, kendaraan, bensin, solar dan bahan bakar lainnya.
3. Rumah tangga pemerintah
Peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi diantaranya adalah sebagai pelaku konsumen.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat ataupun pemerintah
daerah atas barang atau jasa mempunyai 2 tujuan berikut yakni :
a. Tujuan sosial
konsumsi yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh
gaji pegawai, pembelian perlengkapan kantor, pembelian tanah, pembelian kendaraan dan lain-
lain.
b. Tujuan pembangunan
Konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk pembangunan, baik sarana maupun
prasarana. Contoh pembelian semen, batu, besi, baja untuk pembangunan jembatan, jalan,
gedung perkantoran, bendungan dan lain-lain.

5
Teori Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN
Konsumen pada umumnya selalu berusaha mancapai tujuan yang maksimal dari pemakaian
benda yang dikonsumsinya
Konsumsi adalah kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda
( barang dan jasa ) dalam rangka pemenuhan kebutuhan

TEORI PERILAKU KONSUMEN


Utilitas (Utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan
kebutuhan seseorang
Total Utility/ TU ( nilai guna total ) : jumlah kepuasan total yang dinikmati konsumen akibat
mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa.

Marginal Utility/ MU ( nilai guna marginal) : tambahan kepuasan yang dinikmati konsumen
akibat adanya tambahan barang/ jasa yang
dikonsumsi.

1. PENDEKATAN KARDINAL ( PENDEKATAN MARGINAL UTILITY )


Karakteristik :
a Tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur/
kuantifikasi dengan satuan tertentu seperti uang, unit, atau buah.
b Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, maka semakin besar pula tingkat kepuasan
konsumen
c Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimalkan kepuasannya dengan pendekatan
yang di milikinya.
d Subyektif dalam menentukan nilai guna total dan nilai guna marginal
e Membahas barang-barang sederhana.
Herman Heinrich Gossen membuat penelitian mengenai Nilai Guna Total (Total Utility) dan
Nilai Guna Marginal ( Marginal Utility)

6
a. HUKUM GOSSEN 1 ( HUKUM NILAI GUNA MARGINAL YANG SEMAKIN
MENURUN)
“ Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, maka
rasa nikmatnya mula-mula tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin
menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh”.

Contoh :
Tabel kepuasan yang semakin menurun
No Konsumsi Nilai guna total Nilai guna marginal
Gelas (Total utility) TU ( Marginal utility) MU
1 0 0 (0,0) 0 (0,0)
2 Gelas 1 40 (1,40) 40 (1,40)
3 Gelas 2 70 (2,70) 30 (2,30)
4 Gelas 3 90 (3,90) 20 (3,20)
5 Gelas 4 100 (4,100) 10 (4,10)
6 Gelas 5 100 (5,100) 0 (5,0)
7 Gelas 6 90 (6,90) -10 (6,-10)

Grafik Nilai Guna Total (TU) dan Nilai Guna marginal (MU) menurut Hukum Gossen 1

TU/MU
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 TU
0
-10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Q

MU
Latihan soal :
Nilai guna total Nilai guna marginal
No Konsumsi Mi
(Total utility) TU ( Marginal utility) MU
1 0 0 (0,0) ……
2 Pertama 30 ( 1,30) ……… ………
3 Kedua 50 ( 2,50) ………. ……..
4 Ketiga 60 ( 3,60) ……… ……..
5 Keempat 60 ( 4, 60) ………….. ………
6 Kelima 50 ( 5,50) ………….. ……….

Isilah titik-titik di atas, kemudian gambarlah grafiknya di kotak yang tersedia!

7
Kekurangan Gossen 1:
1 Hanya focus pada pemenuhan satu produk saja ( kenyataannya kebutuhan manusia
tidak hanya satu )
2 Tidak berlaku bagi pemenuhan kebutuhan rohani ( semakin dipenuhi maka semakin
puas, tidak akan mencapai titik jenuh )
3 Tidak berlaku bagi barang yang menimbulkan kecanduan

b. HUKUM GOSSEN 2
“ Konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal
setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama”

Adanya kekurangan pada Hukum Gossen 1 tersebut maka muncullah hukum Gossen 2
Hukum Gossen 2 mengajak para konsumen untuk membelanjakan pendapatannya mulai dari
kebutuhan pokok/ primer, selanjutnya kebutuhan sekunder dan terakhir kebutuhan tersier.
Apabila kita menuruti keinginan maka semua orang pasti menginginkan semua kebutuhannya
terpuaskan, tetapi kita harus melihat bahwa sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
terbatas.
Dengan menggunakan pendekatan cardinal, kepuasan maksimum yang akan dicapai konsumen
secara matematis dapat ditunjukkan dengan persamaan :

MUA = MUB = MUC = ……


PA PB PC
Di mana:
MU = Marginal Utility ( Nilai Guna Marginal)
P = Price (Harga)
A, B, C = Jenis Barang
Untuk mengkonsumsi 2 jenis barang dengan harga yang berbeda, rumus kepuasan maksimum
adalah :
MUA = MUB

8
PA PB

Contoh :
Pak Hendra mempunyai pendapatan Rp 2.400.000,00 ingin membeli 2 jenis barang, yaitu barang
A dan barang B dengan harga masing-masing Rp 200.000,00 dan Rp 400.000,00 per unit.
Besarnya kepuasan total (TU) maupun kepuasan marginal (MU) dari penggunaan barang A dan
B ditunjukkan dengan tabel berikut :

Barang A Barang B
Unit TU MU Unit TU MU
0 0 0 0 0 0
1 70 70 1 90 90
2 122 52 2 162 72 (a)
3 168 46 3 222 60 (b)
4 208 40 4 270 48 (c)
5 244 36 (a) 5 304 34
6 274 30 (b) 6 332 28
7 298 24 (c) 7 354 22
8 316 18 8 370 16

Berapakah jumlah barang A dan B yang dapat dibeli oleh pak Hendra agar terdapat
keseimbangan konsumen (kepuasan maksimum), yaitu saat uang yang dimiliki habis
dibelanjakan pada 2 barang tersebut.

Jawab:
Untuk menentukan keseimbangan konsumen (kepuasan maksimum). Pada saat mengkonsumsi 2
jenis barang dengan harga yang berbeda, ketentuan berikut harus terpenuhi :

MUA = MUB atau MUA = PA


PA PB MUB PB

Kombinasi yang memenuhi syarat :


1. 36 = 72
200.000 400.000
A = 5 Unit
B = 2 Unit
= ( 5 x Rp 200.000) + ( 2 x Rp 400.000)
= Rp 1.800.000,00

2. 30 = 60
200.000 400.000
A = 6 Unit
B = 3 Unit
= ( 6 x Rp 200.000) + ( 3 x Rp 400.000)
= Rp 2.400.000,00

3. 24 = 48
200.000 400.000
A = 7 Unit
B = 4 Unit
= ( 7 x Rp 200.000) + ( 4 x Rp 400.000)
= Rp 3.000.000,00

9
Jadi kepuasan maksimum terjadi saat Pak Hendra membeli 6 unit barang A dan 3 unit
barang B (pendapatannya habis dibelanjakan).
Latihan soal:
Pak Heru mempunyai pendapatan Rp 1.400.000,00, ingin membeli 2 barang A dan B dengan
harga masing-masing Rp 100.000,00 dan Rp 200.000,00 per unit. Berapakah jumlah barang A
dan B yang dapat dibeli konsumen agar dapat keseimbangan konsumen ( kepuasan maksimal )?

Barang A Barang B
Unit TU MU Unit TU MU
0 0 0 0 0 0
1 50 50 1 80 80
2 94 44 2 156 76 (a)
3 132 38 (a) 3 228 72
4 164 32 (b) 4 296 68
5 190 26 (c) 5 360 64 (b)
6 210 20 6 420 60
7 224 14 7 476 56
8 232 8 8 528 52 (c)

Jawab:

10
2. PENDEKATAN ORDINAL

 Pendekatan ordinal digunakan karena pendekatan cardinal memiliki beberapa kelemahan,


Antara lain karena pendekatan cardinal bersifat subyektif dalam penentuan nilai guna total
dan nilai guna marginal
 Pendekatan ordinal lebih memberi penekanan pada preferensi “Barang A lebih saya sukai
disbanding Barang B”
 Pendekatan ordinal membuat peringkat (ranking) atau urut-urutan kombinasi barang yang
dikonsumsi
 Pendekatan ordinal dilakukan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi ( pertama
kali dilakukan oleh ekonom Inggris, Fransis Ysidro Edgeworth tahun 1881, kemudian
dikembangkan oleh ekonom Italia Vilfredo Pareto 1906 )

KURVA INDIFERENS ( KEPUASAN SAMA)

Adalah kurva yang menunjukkan berbagai titik kombinasi 2 barang yang memberikan kepuasan
yang sama.
4 asumsi yang mendasari kurva Indiferens:
1. Konsumen mempunyai preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam
bentuk peta indiferensi
2. Konsumen mempunyai pendapatan tertentu
3. Konsumen berusaha mendapat kepuasan maksimal dari barang-barang yang akan
dikonsumsinya
4. Kurva indiferensi yang semakin jauh dari titik 0 ( origin ) menggambarkan kepiuasan yang
semakin tinggi

Contoh ilustrasi pendekatan ordinal kombinasi barang A dan B yang menghasilkan tingkat
kepuasan yang sama pada tabel berikut :
Buah Apel Buah Jeruk Titik
Kepuasan
4 1 A
2 2 B
1 3 C

Semua titik kombinasi apel dan jeruk menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Untuk dapat
mempertahankan tingkat kepuasan yang sama tersebut, setiap pengurangan penggunaan jeruk
harus menambah penggunaan apel.
Contoh pada titik A, konsumen mengkonsumsi 1 jeruk dan 4 apel.
Pada titik B konsumen mengkonsumsi 2 jeruk dan 2 apel
Pada titik C konsumen mengkonsumsi 3 jeruk dan 1 apel.
Pada semua titik sepanjang kurva indiferensi, tingkat kepuasan adalah sama, perubahan ini
disebut MRS ( Marginal Rate of Substitusion )

 MRS adalah jumlah dari salah satu komoditas yang dikorbankan oleh konsumen untuk
menambah jumlah komoditas yang lain tanpa ada perubahan tingkat kepuasan.
 MRS selalu negative

Pergeseran dari titik A ke titik B, MRS = - 2/1, tanda negative menunjukkan bahwa kurva
indiferensi ber slope negative.

11
Pergeseran dari titik B ke C, MRS = -1/1 ( mengorbankan 1 apel untuk mendapat tambahan
1 jeruk)

Apel
4
3
2
1

0 1 2 3 4 Jeruk
Grafik Kurva Indiferens

Kurva Indiferens yang semakin jauh dari titik nol menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin
tinggi. Tingkat kepuasan U3 lebih tinggi dari U2. Tingkat kepuasan U2 lebih tinggi dari U1.

Apel
U3
U2
U1
Jeruk

Ciri-ciri/ karakteristik kurva indiferens :


1. Kurva indiferensi mempunyai kemiringan yang negative (negatively-slopped). Hal ini
karena jika jumlah suatu barang dikurangi, jumlah barang yang lain harus ditambah agar
diperoleh kepuasan yang sama
2. Kurva dindiferensi tidak saling berpotongan.
3. Kurva indiferensi cembung terhadap titik nol.

12

Anda mungkin juga menyukai