Anda di halaman 1dari 32

PENERAPAN METODE INKUIRI SEBAGAI ALTERNATIF

PEMECAHAN PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN


EKONOMI MATERI PERPAJAKAN PADA SISWA KELAS XI

Oleh:
BUDI ASTUTI, S,Pd
NIP. 19780701 200701 2 008

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH


SMA NEGERI 1 SUKODONO

i
Halaman Pengesahan

Karya tulis ilmiah berupa makalah yang berjudul“ PENERAPAN METODE


INKUIRI SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN PERMASALAHAN
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI PERPAJAKAN PADA
SISWA KELAS XI”telah disetujui dan disyahkan oleh Kepala SMA Negeri 1
Sukodono Kabupaten Sragen

Sragen, Maret 2017


Mengetahui
Kepala Sekolah, Penulis

Drs. Agus Suhono, M.Pd Budi Astuti, S.Pd


NIP 19580502 198603 1 003 NIP 19780701 200701 2 008

ii
PENERAPAN METODE INKUIRI SEBAGAI ALTERNATIF
PEMECAHAN PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN
EKONOMI MATERI PERPAJAKAN PADA SISWA KELAS XI
(Sebuah Tinjauan Ilmiah)
Oleh:
BUDI ASTUTI, S.Pd
NIP19780701 200701 2 008
Abstrak
Kata Kunci:Metode Inkuiri, Hasil Belajar
Ruang lingkup pembahasan ilmu ekonomi sangat luas. Termasuk
Pembelajaran Ekonomi merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan dengan
permasalah kehidupan ekonomi bagi siswa itu sendiri. Penerapan metode inkuiri
di desain sebagai pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta
mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran
berdampak pada perubahan sikap atau keaktifan yang mencerminkan motivasi
dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ekonomi materi perpajakan.
Subyek pembelajaran adalah peserta didik kelas XI
Hasil pembelajaran yang didapat setelah penerapan metode inkuiri dalam
pembelajaran materi perpajakan berdampak terhadap perubahan motivasi belajar
peserta didik ditinjau dari hasil observasi keaktifan dan keterampilan belajar
peserta didik selama pembelajaran mengalami perubahan terutama menyangkut
keaktifan dan keterampilan dari sebelum dan sesudah diterapkan metode
inkuiri yang ditunjukkan dengan adanya perubahan rata-rata prosentase keaktifan
peserta didik, yaitu sebelum diterapkan metode inkuiri sebesar 54,02% dan
sesudah diterapkan metode tersebut berubah menjadi 81,45%, nilai rata-rata aspek
keterampilan peserta didik sebelum diterapkan metode inkuiri sebesar 74,04%,
dan sesudah diterapkan metode tersebut berubah menjadi 82,87%
Sedangkan nilai rata-rata kompetensi pengetahuan sebelum diterapkan
metode inkuiri sebesar 72,75 dan sesudah diterapkan metode tersebut berubah
menjadi 80,00. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal sebelum diterapkan

iii
metode inkuiri sebesar 58,06% dan sesudah diterapkan metode tersebut berubah
menjadi 87,09%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dapat
diterapkan pada pembelajaran ekonomi pokok bahasan perpajakan siswa kelas
XI. Penulis mengharapkan agar penggunaan metode inkuiri dapat disosialisasikan
pada materi pokok bahasan yang lainnya dalam pemahaman konsep ekonomi

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
yang berupa makalah dengan judul “ PENERAPAN METODE INKUIRI
SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN PERMASALAHAN DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI PERPAJAKAN PADA SISWA
KELAS XI ”
Dalam mewujudkan makalah ini penulis telah mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Agus Suhono, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri1 Sukodono
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk berkreativitas.
2. Rekan-rekan Guru SMA Nergeri 1 Sukodono.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk memacu dan memotivasi
kinerja penulis khususnya dan rekan-rekan guru pada umumnya.

Sragen, Maret 2017

Penulis.

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 4
A. Pengertian Belajar .................................................................. 4
B. Hakekat Ekonomi ................................................................... 10
C. Metode Pembelajaran Konvensional ..................................... 11
D. Metode Pembelajaran Inkuiri ................................................. 11
E. Perpajakan, Fungsi Pajak, Jenis Pajak dan Sistem Pemungutan
Pajak ....................................................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 25
A. Pencapaian Keaktifan Peserta Didik ...................................... 25
B. Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Peserta Didik .............. 26
C. Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Peserta Didik ……… 27
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 28
A. Kesimpulan ............................................................................. 28
B. Saran ....................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 30
LAMPIRAN

vi
PENERAPAN METODE INKUIRI SEBAGAI ALTERNATIF
PEMECAHAN PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN
EKONOMI MATERI PERPAJAKAN PADA SISWA KELAS XI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Ekonomi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
Sosial yang membahas dan mempelajari tentang kegiatan manusia yang
kompleks. Oleh karena itu dalam mempelajarinya perlu penguasaan
konsep yang matang, bukan hanya sekedar bisa menghafalnya saja. Jadi
peserta didik dituntut untuk berkonsentrasi tinggi serta melibatkan dirinya
secara aktif dalam pembelajaran Ekonomi. Untuk itu keaktifan peserta
didik perlu ditingkatkan melalui metode inkuiri. Pendekatan inkuiri akan
memberikan gambaran terhadap peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Apabila guru dalam memberikan
contoh peristiwa dapat memperagakan dengan baik atau peserta didik
melihatnya dan merasakan secara langsung, maka jelas peserta didik akan
lebih mudah dalam mencerna atau memahami konsep yang dipelajari.
Pada kenyataannya dalam pembelajaran ekonomi khususnya pada
materi perpajakan masih menjadi masalah bagi peserta didik karena
banyak peserta didik yang beranggapan bahwa materi perpajakan tidak
menarik dan kurang diminati karena hanya membahas konsep saja dan
soal-soal latihan. Sehingga motivasi belajar peserta didik rendah dan
beberapa siswa tidak konsentrasi, berbicara dengan teman sebangku.
Permasalahan ini diketahui ketika pembelajaran mengadakan ulangan
harian ternyata hasilnya kurang memuaskan.
Disamping itu diduga permasalahan juga terjadi pada guru.
Dalam kasus ini guru belum menggunakan atau menerapkan metode dan
pendekatan mana yang harus digunakan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Guru terkesan monoton dalam penyampaian materi
pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran yang kurang

1
menarik. Sehingga diharapkan guru harus bisa menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana yang menyenangkan
dan dengan metode yang tepat diharapkan kemampuan peserta didik
terus tergali yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran berdasarkan metode inkuiri merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam situasi-situasi ini siswa
berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan, mengajukan penjelasan-
penjelasan tentang apa yang mereka lihat, dengar dan melakukan
pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka,
menganalisis, menarik kesimpulan, merancang dan membangun model,
atau setiap kontribusi dari suatu kegiatan.
Untuk itu penulis melakukan perbaikan sistem pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri yang diyakini penulis bisa untuk
mengatasi rendahnya motivasi dan hasil belajar ekonomia khususnya
tentang perpajakan.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka muncul sebuah
pertanyaan: ”Sejauhmana penerapan metode inkuiri berdampak terhadap
perubahan motivasi dan hasil belajar peserta didik Kelas XI?

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
metode inkuiri yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
memahami konsep perpajakan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan metode inkuiri
yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep
perpajakan.

2
D. Manfaat Penulisan
1. Metode inkuiri akan menjadi model alternative bagi para guru dalam
melaksanakan tugasnya untuk menanamkan konsep wawasan nusantara.
2. Dengan adanya metode pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam
mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
3. Dengan demikian metode ini juga berguna bagi pengembangan profesionalitas
guru untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
4. Bagi siswa dapat menerapkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar dengan pembelajaran metode inkuiri sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakekat Belajar
1. Hakikat Belajar
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. (KBBI, 1996:14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68)
mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengelolaan lingkungan
seseorang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar
untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.
Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah
laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik,
tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan,
bekembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120).
Pasal 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan
peserta didik belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan
pada situasi tertentu.
Hasil belajar peserta didik merupakan hasil usaha peserta didik dalam
proses belajar. Usaha tersebut dipengaruhi kondisi dan situasi tertentu. Hasil
belajar peserta didik dalam penelitian ini adalah keberhasilan peserta didik
yang telah diperoleh yang ditunjukkan dengan penilaian hasil belajar peserta
didik yang berwujud angka. Dengan demikian Hasil belajar dinyatakan
dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah peserta didik mengikuti
pembelajaran Ekonomi tentang perpajakan.
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebab

4
kan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.
Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu (Usman, 2001:28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002:114) motivasi adalah suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa peserta didik yang termotivasi
dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi
dalam mempelajari materi itu, sehingga peserta didik itu akan menyerap dan
mengendap kan materi itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu
kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu. Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar (Usman, 2001:29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002:115), motivasi instrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh

5
oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelas nya (Usman,
2001:29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002:117), motivasi ekstrinsik adalah
kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Atau dengan kata
lain, bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar
individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya
adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran mempunyai
peranan penting dan merupakan salah satu penunjang utama berhasil
tidaknya guru dalam pembelajaran. Disamping keterampilan pembelajaran,
seorang guru harus memiliki dan menguasai metode-metode pembelajaran
serta dapat menggunakannya dengan tepat sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Menurut Tardif dalam Syah Muhibbin (2005: 201) ”Metode
pembelajaran ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada peserta didik”.
Disamping itu, metode atau teknik pembelajaran merupakan cara
yang dipilih oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik Hamalik (2005: 72). Selama ini metode yang digunakan oleh guru
dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan tanya jawab. Penerapan
metode tersebut, gurulah yang aktif selama kegiatan pembelajaran ber
langsung. Namun dalam perkembang annya, metode tersebut sekarang ini
dirasakan tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam Kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk lebih aktif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga dalam pelaksanaan pem
belajaran, guru dituntut untuk memposisikan peserta didik sebagai subyek
dalam pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang teratur dan terpikir oleh guru yang

6
digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Menurut Aqib (2007:48), kriteria metode pembelajaran yang relevan
dengan perkembangan pendidikan dewasa ini, yaitu 1) Melibatkan peserta
didik secara aktif: Dalam pembelajaran, tugas guru adalah membimbing
kegiatan belajar peserta didik sehingga ia mau belajar. Dengan demikian,
aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar pembelajaran
sehingga peserta didiklah yang seharusnya lebih banyak aktif, 2) Menarik
minat dan perhatian peserta didik: Kondisi belajar pembelajaran yang efektif
adalah adanya minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, dan 3)
Membangkitkan motivasi peserta didik: Tugas guru adalah membangkitkan
motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
2. Pengertian Belajar
Belajar secara etimologis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian
atau ilmu. Morgan dan kawan-kawan menyatakan belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman. Ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat
dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak
menghambat proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan
masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan memandang
bahwa belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik
dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.1
3. Ciri-ciri Belajar
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
2. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau
tidak berubah-ubah.

1
Ibid, hal 14

7
3. Perubahan tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang
berlangsung.
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.2

B. Hakikat Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Kata ekonomi merupakan kata yang tidak asing bagi kita karena
sering kita dengar dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ekonomi
berasal dari bahasa Yunani yakni “oikonomia” yang artinya “manajemen rumah
tangga”. Ekonomi membahas pemenuhan kebutuhan manusia berkaitan dengan
sumber daya yang langka atau terbatas. Contohnya adalah pemenuhan kebutuhan
bahan bakar.
Seiring dengan perkembangan zaman, masalah ekonomi saat ini
merupakan masalah public. Masalah ekonomi menjadi bahan pembicaraan banyak
orang, mulai dari warga biasa sampai para politikus. Oleh karena itu lahirlah ilmu
ekonomi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu,
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang pengetahuan
itu. Sementara itu, ekonomi berkaitan dengan asas-asas produksi, distribusi, dan
pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti dalam hal keuangan,
perindustrian dan perdagangan.

C. Metode Pembelajaran Konvensional


Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), konvensional
adalah menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan. Jadi pembelajaran
konvensional adalah pembelajaran tradisional yang biasa dilakukan oleh guru.
Metode konvensional menjadikan pendidik sebagai pusat kegiatan belajar
mengajar. Peserta didik pada umumnya hanya menghafal informasi yang
diperoleh, sehingga konsep yang tertanam kurang begitu kuat. Dari metode ini
hasil yang dicapai kurang optimal dan keaktifan peserta didik serta potensi

2
Ibid, hal 15

8
yang ada pada diri peserta didik kurang terlihat dalam menyelesaikan suatu
masalah.

D. Metode Pembelajaran Inkuiri


Dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran mempunyai
peranan penting dan merupakan salah satu penunjang utama berhasil
tidaknya guru dalam pembelajaran. Disamping keterampilan pembelajaran,
seorang guru harus memiliki dan menguasai metode-metode pembelajaran
serta dapat menggunakannya dengan tepat sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Menurut Tardif dalam Syah Muhibbin (2005: 201) ”Metode
pembelajaran ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada peserta didik”.
Disamping itu, metode atau teknik pembelajaran merupakan cara
yang dipilih oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik Hamalik (2005: 72). Selama ini metode yang digunakan oleh guru
dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan tanya jawab. Penerapan
metode tersebut, gurulah yang aktif selama kegiatan pembelajaran ber
langsung. Namun dalam perkembang annya, metode tersebut sekarang ini
dirasakan tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam Kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk lebih aktif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga dalam pelaksanaan pem
belajaran, guru dituntut untuk memposisikan peserta didik sebagai subyek
dalam pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang teratur dan terpikir oleh guru yang
digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Menurut Aqib (2007:48), kriteria metode pembelajaran yang relevan
dengan perkembangan pendidikan dewasa ini, yaitu 1) Melibatkan peserta
didik secara aktif: Dalam pembelajaran, tugas guru adalah membimbing

9
kegiatan belajar peserta didik sehingga ia mau belajar. Dengan demikian,
aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar pembelajaran
sehingga peserta didiklah yang seharusnya lebih banyak aktif, 2) Menarik
minat dan perhatian peserta didik: Kondisi belajar pembelajaran yang efektif
adalah adanya minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, dan 3)
Membangkitkan motivasi peserta didik: Tugas guru adalah membangkitkan
motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut
untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak
belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.
Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri
dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pemgembangan masalah
yang dihadapinya sendiri. Metode mengajar inkuiri akan menciptakan kondisi
belajar yang efektif dan kondusif serta mempermudah dan memperlancar
kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004:154)
Sedangkan asumsi – asumsi yang mendasari metode inkuiri adalah
sebagai berikut:
1. Ketrampilan berpikir kritis dan berpikir dedukatif
2. Kemampuan berkomunikasi dan bertanggung jawab
3. Kemampuan menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif dalam
kegiatan belajar
Menurut pendapat Sudjana (2004:155) dalam menerapkan metode
inkuiri ada beberapa tahapan yaitu:
1. Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa
2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah
hipotesis.
3. Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan
4. Menarik kesimpulan jawaban
5. Mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi baru

10
Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri
a. Keunggulan Metode Inkuiri
1) Metode ini merupakan metode yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.
2) Metode ini dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Metode ini merupakan metode yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Keuntungan lain adalah metode ini dapat melayani kebutuhan peserta
didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, peserta didik
yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
peserta didik yang lemah belajar.3

Keunggulan Metode Inkuiri dalam buku lain disebutkan sebagai berikut:


a. Dapat membentuk dan mengembangkan “sel-consept” pada diri peserta
didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-
ide lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
c. Mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap objektif, jujur, dan terbuka.
d. Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h. Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri.
i. Peserta didik dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

3
Mulyono, Strategi Pembelajaran, ..., hal 72-73

11
j. Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.4

b. Kelemahan Metode Inkuiri


1) Jika metode ini digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
2) Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerluhkan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta
didik menguasai materi pelajaran, maka metode ini akan sulit
diimplemetasikan oleh setiap guru.5

Karena ekonomi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial,


maka dapat dikatakan bahwa ekonomi juga merupakan ilmu yang lahir dan
berkembang berdasarkan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam pembahasan tentang perpajakan yang perlu dibahas lebih mendalam
adalah :
1. Pajak
Pajak merupakan satu-satunya cara praktis untuk meningkatkan
pendapatan negara. Menurut Undang-Undang No 28 tahun 2007, Pajak
adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2. Fungsi pajak
Ada beberapa fungsi pajak, antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi Budgetair

4
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar,...hal 76-77
5
Mulyono, Strategi Pembelajaran, ..., hal 73

12
yaitu suatu fungsi pajak dimana pajak digunakan sebagai alat untuk
memasukkan dana secara optimal ke kas Negara. Pajak merupakan
sumber pembiayaan Negara yang terbesar.
2. Fungsi Reguler
Pajak dapat digunakan sebagai instrument untuk mencapai tujuan
tertentu, sebagai alat pengatur.
3. Fungsi stabilitas
Pajak digunakan untuk sarana stabilisasi ekonomi, untuk menjaga
stabilitas nilai tukar rupiah.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Dana dari pajak digunakan untuk membiayai pembangunan
infrastruktur.
3. Jenis-jenis pajak
1. Berdasarkan pihak yang menanggung
 Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan secara berkala
terhadap seseorang atau badan usaha berdasarkanketetapan pajak.
Pajak langsung ditanggung sendiri.
 Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan atas perbuatan
atau peristiwa.
2. Berdasarkan lembaga pemungut
 Pajak Negara adalah pajak yang pemungutannya dilaksanakan
oleh Negara
 Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
3. Berdasarkan sifat
 Pajak subyektif adalah pajak yang berpangkal pada subyeknya
 Pajak obyektif adalah pajak yang dipungut berdasarkan obyeknya

4. Sistem pemungutan pajak


1) Official Assessment System adalah system pemungutan pajak yang
berwenang memungut adalah fiscus (pemungut pajak)
2) Semi Self Assessment System adalah system pemungutaan pajak yang
berwenang memungut adalah wajib pajak dan fiscus

13
3) Full Self Assessment System adalah system pemungutan pajak yang
berwenang memungut pajak adalah wajib pajak sendiri
Langkah-langkah pembelajaran pokok bahasan perpajakan menggunakan
metode inkuiri adalah
1) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Langkah ini guru mengondisikan siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
tahap ini adalah: (a) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa, (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan
yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah adalah langkah membawa siswa kepada persoalan yang
mengadung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.
3) Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pencapaian Kompetensi Keaktifan Peserta didik


Penerapan metode Inkuiri berdampak terhadap keaktifan peserta didik
kelas XI yaitu sebelum diterapkan metode inkuiri diperoleh hasil rata-rata
persentase keaktifan peserta didik 54,02% dari 31 peserta didik, sesudah
diterapkan metode tersebut berubah menjadi 81,45%,yang dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel di bawah:
Tabel 1 : Persentase perubahan motivasi peserta didik
Persentase Keaktifan
No Aspek yang diamati Sebelum Sesudah
% %
1 Peserta didik aktif menjawab atau
48,38 83,87
mengajukan pertanyaan
2 Peserta didik aktif dalam diskusi 48,37 80,64
3 Peserta didik aktif dalam
menyelesaikan masalah tentang
pengertian pajak, fungsi pajak, jenis- 64,51 83,87
jenis pajak, dan sistem pemungutan
pajak.
4 Peserta didik aktif mempresentasikan
54,83 77,41
hasil diskusi di depan kelas
Rata-rata-keaktifan 54,02 81,45
Adapun persentase keaktifan belajar peserta didik untuk setiap
indikator dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Peserta didik aktif dalam menjawab atau mengemukakan pertanyaan
sebelum diterapkan metode inkuiri mencapai 48,38%, sesudah
diterapkan metode tersebut berubah menjadi 83,87 %.
2. Peserta didik aktif dalam kegiatan diskusi sebelum diterapkan metode
inkuiri mencapai 48,38 %, sesudah diterapkan metode tersebut
berubah menjadi 80,64%

15
3. Peserta didik aktif dalam mengumpulkan tugas sebelum diterapkan
metode inkuiri mencapai 64,51%, sesudah diterapkan metode tersebut
berubah menjadi 83,87%.
4. Peserta didik aktif mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
sebelum diterapkan metode inkuiri mencapai 54,83%, sesudah
diterapkan metode tersebut berubah menjadi 77,41%.
5. Rata-rata persentase motivasi belajar peserta didik, yaitu sebelum
diterapkan metode inkuiri mencapai 54,02%, sesudah diterapkan
metode tersebut menjadi 81,45%.

B. Pencapaian Kompetensi Keterampilan Peserta Didik


Penerapan metode inkuiri berdampak terhadap kompetensi
keterampilan peserta didik, yaitu rata-rata setiap indikator mengalami
perubahan dari sebelum dan sesudaah diterapkan metode inkuiri yang dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 2 : Perubahan Rerata Keterampilan Peserta didik


Rata-rata
No Aspek yang diamati
Sebelum Sesudah
1 Persiapan kegiatan belajar 74,00 82,25
2 Pelaksanakaan kegiatan belajar 77,09 81,22
3 Pembuatan laporan 73,53 85,16
Rata – rata keterampilan 74,04 82,87

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Rerata persiapan kegiatan belajar sebelum diterapkan metode inkuiri
sebesar 74,00 sesudah diterapkan metode inkuiri menjadi 82,25
2. Rerata pelaksanakaan kegiatan belajar sebelum diterapkan metode
inkuiri sebesar 77,09, sesudah diterapkan metode inkuiri menjadi
81,22
3. Rerata pembuatan laporan sebelum diterapkan metode inkuiri
sebesar 73,53, sesudaah diterapkan metode inkuiri menjadi 85,16

16
4. Rerata kompetensi keterampilan sebelum diterapkan metode inkuiri
sebesar 74,04, sesudaah diterapkan metode inkuiri menjadi 82,87
C. Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Peserta Didik
Hasil belajar peserta didik dan presentase ketuntasan dalam
pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkan metode inkuiri telah
mengalami pencapaian sesuai target yang diharapkan, sebagai berikut:
Tabel 3.Pencapaian Hasil Belajar Peserta didik
Pencapaian Nilai
No Uraian
Sebelum Sesudah
1 N. Terendah 50 60
2 N. Tertinggi 95 100
3 N. Rata-rata 72,5 80
4 Ketuntasan 58,06 % 87,09%
Berdasarkan data tabel hasil belajar peserta didik di atas, maka
diuraikan bahwa telah terjadi perubahan positif terhadap nilai peserta didik,
yaitu sebelum diterapkan metode inkuiri terendah hanya 50, sesudah diterapkan
metode tersebut pencapaian menjadi 60. Nilai tertinggi sebelum diterapkan
metode inkuiri mencapai 95, sesudah diterapkan metode tersebut pencapaian
menjadi 100, dan nilai rata-rata kelas sebelum diterapkan metode inkuiri
sebesar 72,5, sesudah diterapkan metode tersebut pencapaian menjadi 80.
Sedangkan ketuntasan klasikal sebelum diterapkan metode inkuiri hanya
58,06%, sesudah diterapkan metode tersebut pencapaian menjadi 87,09%.
Dengan demikian telah terjadi perubahan pencapaian yang signifikan hasil
belajar yang dicapai peserta didik .

17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Guru memilih menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran ekonomi
khususnya pada materi perpajakan karena metode ini melibatkan siswa aktif
dalam belajar.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode inkuiri
1) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Langkah ini guru mengondisikan siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
tahap ini adalah: (a) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa, (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan
yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah adalah langkah membawa siswa kepada persoalan yang
mengadung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka teki itu.
3) Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6) Merumuskan kesimpulan

18
B. SARAN
Proses pembelajaran di dalam kelas sangatlah penting bagi siswa.
Untuk itu guru harus menggunakan metode-metode yang menarik dan cocok
digunakan dengan materi yang akan disampaikan pada setiap pertemuan.
Sehingga dalam pembelajaran siswa tertarik dan tidak bosan dengan metode-
metode yang digunakan oleh guru.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: PT Rineka Cipta.
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Fitri, Agus Zaenul. 2013. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam,Bandung:
Alfabeta.
Mufarokah, Anissatul. 2013. Strategi dan Model-model Pembelajaran.
Tulungagung: STAIN Tulungagung Press.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjana, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Penada Media
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT
Rineka Cipta.

20
Lampiran 5
TABEL HASIL ULANGAN HARIAN
SISWA KELAS XI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE KONVENSIONAL

TUNTAS/TIDAK
NO. NIS NAMA KKM NILAI
TUNTAS
1. 5940 Agung Prihantoro 75 65 Tidak Tuntas
2. 5947 Dian Dwi Saputri 75 75 Tuntas
3. 5952 Dwi Susanti 75 60 Tidak Tuntas
4. 5969 Eka Ayu Permadani 75 75 Tuntas
5. 5975 Eko Ardi Y 75 50 Tidak Tuntas
6. 5978 Elma Bintarti 75 75 Tuntas
7. 5988 Ergi Setya Saputra 75 55 Tidak Tuntas
8. 5989 Evi Novitasari 75 75 Tuntas
9. 5992 Fahmi Putri U 75 80 Tuntas
10. 5996 Farid 75 65 Tidak Tuntas
11. 6011 Ferdiyansah 75 75 Tuntas
12. 6019 Fitri Wulandari 75 70 Tidak Tuntas
13 6025 Fresila Mei liana 75 80 Tuntas
14. 6029 Indah Prasetyowati 75 75 Tuntas
15. 6037 Khofifah Indarrosi 75 90 Tuntas
16. 6044 Leviana Rukmana 75 60 Tidak Tuntas
17. 6056 Lisa Kurniawati 75 90 Tuntas
18. 6069 Mita Wulandari 75 95 Tuntas
19. 6081 Nia Syarifatu 75 55 Tidak Tuntas
20. 6087 Pipit Fitriyanti 75 80 Tuntas
21. 6097 Prayoga Pangestu 75 70 Tidak Tuntas
22. 6109 Putri Juliyanti 75 70 Tidak Tuntas
23. 6131 Rika Okana 75 95 Tuntas
24. 6150 Ririn 75 50 Tidak Tuntas
25. 6156 Riski Wahyu 75 90 Tuntas
26. 6164 Rosita Agung 75 55 Tidak Tuntas
27. 6157 Selvia Handika 75 90 Tuntas
28. 6176 Wahyu Utomo Aji 75 90 Tuntas
29. 6181 Wartina 75 60 Tidak Tuntas
30. 6789 Wartini 75 75 Tuntas
31. 6574 Wintari 75 90 Tuntas

21
Lampiran 6
TABEL HASIL ULANGAN HARIAN
SISWA KELAS XI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI

TUNTAS/TIDAK
NO. NIS NAMA KKM NILAI
TUNTAS
1. 5940 Agung Prihantoro 75 75 Tuntas
2. 5947 Dian Dwi Saputri 75 80 Tuntas
3. 5952 Dwi Susanti 75 60 Tidak Tuntas
4. 5969 Eka Ayu Permadani 75 75 Tuntas
5. 5975 Eko Ardi Y 75 65 Tidak Tuntas
6. 5978 Elma Bintarti 75 100 Tuntas
7. 5988 Ergi Setya Saputra 75 75 Tuntas
8. 5989 Evi Novitasari 75 75 Tuntas
9. 5992 Fahmi Putri U 75 80 Tuntas
10. 5996 Farid 75 70 Tidak Tuntas
11. 6011 Ferdiyansah 75 75 Tuntas
12. 6019 Fitri Wulandari 75 75 Tuntas
13 6025 Fresila Mei liana 75 80 Tuntas
14. 6029 Indah Prasetyowati 75 75 Tuntas
15. 6037 Khofifah Indarrosi 75 100 Tuntas
16. 6044 Leviana Rukmana 75 80 Tuntas
17. 6056 Lisa Kurniawati 75 90 Tuntas
18. 6069 Mita Wulandari 75 100 Tuntas
19. 6081 Nia Syarifatu 75 75 Tuntas
20. 6087 Pipit Fitriyanti 75 80 Tuntas
21. 6097 Prayoga Pangestu 75 75 Tuntas
22. 6109 Putri Juliyanti 75 70 Tidak Tuntas
23. 6131 Rika Okana 75 95 Tuntas
24. 6150 Ririn 75 80 Tuntas
25. 6156 Riski Wahyu 75 90 Tuntas
26. 6164 Rosita Agung 75 85 Tuntas
27. 6157 Selvia Handika 75 90 Tuntas
28. 6176 Wahyu Utomo Aji 75 90 Tuntas
29. 6181 Wartina 75 80 Tuntas
30. 6789 Wartini 75 75 Tuntas
31. 6574 Wintari 75 90 Tuntas

22
Lampiran 1
TABEL PENGAMATAN KOMPETENSI KEAKTIFAN
SISWA KELAS XI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE KONVENSIONAL

Aspek Yang Diamati


NO NIS NAMA
1 2 3 4
1. 5940 Agung Prihantoro A TA TA TA
2. 5947 Dian Dwi Saputri A TA A A
3. 5952 Dwi Susanti TA A A TA
4. 5969 Eka Ayu Permadani A TA TA A
5. 5975 Eko Ardi Y TA A A A
6. 5978 Elma Bintarti A TA A A
7. 5988 Ergi Setya Saputra TA A A TA
8. 5989 Evi Novitasari A TA T A A
9. 5992 Fahmi Putri U TA A TA TA
10. 5996 Farid TA TA TA A
11. 6011 Ferdiyansah TA A A A
12. 6019 Fitri Wulandari TA A A A
13 6025 Fresila Mei liana TA TA TA A
14. 6029 Indah Prasetyowati TA A TA TA
15. 6037 Khofifah Indarrosi A A A TA
16. 6044 Leviana Rukmana A TA A A
17. 6056 Lisa Kurniawati TA A A TA
18. 6069 Mita Wulandari A TA A A
19. 6081 Nia Syarifatu TA A TA A
20. 6087 Pipit Fitriyanti A TA A TA
21. 6097 Prayoga Pangestu A A A TA
22. 6109 Putri Juliyanti A TA A A
23. 6131 Rika Okana TA TA TA TA
24. 6150 Ririn TA A A TA
25. 6156 Riski Wahyu A TA A A
26. 6164 Rosita Agung A TA A TA
27. 6157 Selvia Handika A A TA TA
28. 6176 Wahyu Utomo Aji TA A A A
29. 6181 Wartina A TA A A
30. 6789 Wartini TA TA A TA
31. 6574 Wintari TA A TA TA
Keterangan 1 = aktif menjawab atau mengajukan pertanyaan TA = tidak aktif
2 = aktif dalam diskusi A = aktif
3 = aktif dalam menyelesaikan masalah
4 = aktif mempresentasikan hasil diskusi

23
Lampiran 2
TABEL PENGAMATAN KOMPETENSI KEAKTIFAN
SISWA KELAS XI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI

Aspek Yang Diamati


NO NIS NAMA
1 2 3 4
1. 5940 Agung Prihantoro A TA A A
2. 5947 Dian Dwi Saputri A A A A
3. 5952 Dwi Susanti TA A A TA
4. 5969 Eka Ayu Permadani A A A A
5. 5975 Eko Ardi Y A A A A
6. 5978 Elma Bintarti A A A A
7. 5988 Ergi Setya Saputra A A A A
8. 5989 Evi Novitasari A A A A
9. 5992 Fahmi Putri U A A A TA
10. 5996 Farid TA TA A A
11. 6011 Ferdiyansah A A A A
12. 6019 Fitri Wulandari A A A A
13 6025 Fresila Mei liana TA TA A A
14. 6029 Indah Prasetyowati TA A TA A
15. 6037 Khofifah Indarrosi A A A TA
16. 6044 Leviana Rukmana A A A A
17. 6056 Lisa Kurniawati A A A A
18. 6069 Mita Wulandari A TA A A
19. 6081 Nia Syarifatu A A TA A
20. 6087 Pipit Fitriyanti A A A A
21. 6097 Prayoga Pangestu A A A A
22. 6109 Putri Juliyanti A A A A
23. 6131 Rika Okana A A TA TA
24. 6150 Ririn A A A TA
25. 6156 Riski Wahyu A TA A A
26. 6164 Rosita Agung A A A A
27. 6157 Selvia Handika A A TA TA
28. 6176 Wahyu Utomo Aji A A A A
29. 6181 Wartina A TA A TA
30. 6789 Wartini TA A TA A
31. 6574 Wintari A A A A
Keterangan 1 = aktif menjawab atau mengajukan pertanyaan TA = tidak aktif
2 = aktif dalam diskusi A = aktif
3 = aktif dalam menyelesaikan masalah
4 = aktif mempresentasikan hasil diskusi

24
Lampiran 3
TABEL PENGAMATAN KOMPETENSI KETRAMPILAN
SISWA KELAS XI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE KONVENSIONAL

Aspek Yang Diamati


NO NIS NAMA
1 2 3
1. 5940 Agung Prihantoro 74 75 78
2. 5947 Dian Dwi Saputri 76 76 70
3. 5952 Dwi Susanti 72 70 76
4. 5969 Eka Ayu Permadani 75 80 80
5. 5975 Eko Ardi Y 73 72 78
6. 5978 Elma Bintarti 70 78 72
7. 5988 Ergi Setya Saputra 76 78 82
8. 5989 Evi Novitasari 70 78 80
9. 5992 Fahmi Putri U 74 79 80
10. 5996 Farid 78 79 76
11. 6011 Ferdiyansah 76 79 80
12. 6019 Fitri Wulandari 77 78 70
13 6025 Fresila Mei liana 78 77 84
14. 6029 Indah Prasetyowati 78 76 76
15. 6037 Khofifah Indarrosi 78 77 84
16. 6044 Leviana Rukmana 80 77 78
17. 6056 Lisa Kurniawati 78 77 80
18. 6069 Mita Wulandari 76 77 72
19. 6081 Nia Syarifatu 76 80 80
20. 6087 Pipit Fitriyanti 70 80 81
21. 6097 Prayoga Pangestu 70 78 84
22. 6109 Putri Juliyanti 70 77 79
23. 6131 Rika Okana 70 78 84
24. 6150 Ririn 77 82 85
25. 6156 Riski Wahyu 72 80 73
26. 6164 Rosita Agung 70 76 73
27. 6157 Selvia Handika 75 75 75
28. 6176 Wahyu Utomo Aji 70 75 74
29. 6181 Wartina 72 72 76
30. 6789 Wartini 70 76 74
31. 6574 Wintari 73 80 77
Keterangan 1 = Persiapan kegiatan belajar
2= Pelaksanakaan kegiatan belajar
3= Pembuatan Laporan

25
Lampiran 4
TABEL PENGAMATANKOMPETENSI KETRAMPILAN
SISWA KELAS XI SOS
PEMBELAJARAN DENGAN METODE INKUIRI

Aspek Yang Diamati


NO NIS NAMA
1 2 3
1. 5940 Agung Prihantoro 80 85 85
2. 5947 Dian Dwi Saputri 85 80 90
3. 5952 Dwi Susanti 79 80 80
4. 5969 Eka Ayu Permadani 89 80 80
5. 5975 Eko Ardi Y 78 80 85
6. 5978 Elma Bintarti 75 85 80
7. 5988 Ergi Setya Saputra 76 80 82
8. 5989 Evi Novitasari 87 80 80
9. 5992 Fahmi Putri U 85 80 80
10. 5996 Farid 90 85 85
11. 6011 Ferdiyansah 98 84 80
12. 6019 Fitri Wulandari 80 78 85
13 6025 Fresila Mei liana 78 80 84
14. 6029 Indah Prasetyowati 78 80 80
15. 6037 Khofifah Indarrosi 78 85 84
16. 6044 Leviana Rukmana 89 80 85
17. 6056 Lisa Kurniawati 78 80 80
18. 6069 Mita Wulandari 78 85 85
19. 6081 Nia Syarifatu 78 80 80
20. 6087 Pipit Fitriyanti 79 80 81
21. 6097 Prayoga Pangestu 78 82 84
22. 6109 Putri Juliyanti 79 80 84
23. 6131 Rika Okana 78 82 84
24. 6150 Ririn 88 82 85
25. 6156 Riski Wahyu 90 84 80
26. 6164 Rosita Agung 78 80 83
27. 6157 Selvia Handika 78 80 80
28. 6176 Wahyu Utomo Aji 80 80 80
29. 6181 Wartina 85 86 80
30. 6789 Wartini 85 87 80
31. 6574 Wintari 80 80 84
Keterangan 1 = Persiapan kegiatan belajar
2= Pelaksanakaan kegiatan belajar
3= Pembuatan Laporan

26

Anda mungkin juga menyukai