Anda di halaman 1dari 9

PUASA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Fiqih


Dosen Pembimbing : Umi S.OS

Disusun Oleh :
Lastika Trisnawati

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MADINA SRAGEN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, inayah,
taufiq dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, penulis mengakui masih banyak kekurangan karena
pengalaman minim yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun sehingga penulis
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan kedepanya dapat lebih baik.

Penulis

Lastika Trisnawati
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Konsepsi puasa dalam pemaknaan istilah seringkali dimaknai dalam pengertian
sempit sebagai suatu prosesi menahan lapar dan haus serta yang membatalkan puasa yang
dilakukan pada bulan ramadhan. Padahal hakekat puasa yang sebenarnya adalah menahan
diri untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain
yang berada pada kondisi hidup miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat
digambarkan pada konsepsi lapar dan haus yang dampaknya akan memberikan
kemungkinan adanya tenggang rasa antar umat manusia.
Pengkajian tentang hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan meliputi
seluruh kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi, budaya
dan sebagainya. Begitu universal dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi
acuan bagi muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Dengan
pengertian lain puasa dapat dijadikan pedoman hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Puasa adalah meninggalkan makanan, minuman, pernikahan dan pembicaraan
(Ibnu Manzur, 1968). Pengertian menurut etimologi pada dasarnya menunjukkan bahwa
puasa memiliki makna menahan, meninggalkan dan menjauhkan.

B. Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua yaitu :
 Menahan segal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 (QS. 2 : 187). Dalam puasa
hal-hal yang harus ditahan atau dicegah tidak semata-mata makan, minum dan
hubungan seksual, tetapi juga perkataan kotor dan perbuatan tidak pantas.
 Niat | Niat adalah tekad kuat (`azam) untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Niat puasa
cukup didalam hati tidak perlu diucapkan dengan lisan (Sayid Sabiq, 1992).

C. Macam-macam Puasa    
Berikut merupakan macam-macam puasa:
1. Puasa Fardu
Fardu tertentu seperti puasa dibulan ramadhan.
Fardu tidak tertentu yaitu tidak memiliki waktu tertentu seperti pelunasan puasa
kafarat membunuh, puasa menyamakan istri dengan ibu kandungnya, dll.
2. Puasa Wajib
Puasa wajib terdiri dari :
Wajib tertentu, seperti puasa nazar yang telah ditentukan waktu pelaksanaanya.Wajib
tidak tertentu seperti puasa nazar yang hanya menyebut bilangan harinya tanpa waktu
yang telah ditentukan untuk melaksanakannya.
3. Puasa Sunnah
 Puasa enam hari dibulan syawal
 Puasa disaat berjihad atau berjuang
 Puasa hari arafah
 Puasa bulan muharram
 Puasa asyura
4. Puasa yang Dilarang 
 Puasa pada hari raya
 Puasa pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah)
 Puasa pada hari yang diragukan
 Puasa pada hari jum`at
 Puasa ad dahr; Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa memperhatikan
apakah hari-hari itu dilarang atau tidak.
 Puasa wisall
 Puasa paruh kedua bulan syakban
 Puasa seorang istri tanpa seizin suami   
   
D. Tujuan Puasa
Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 183 menyebut tujuan puasa yaitu takwa. Taqwa yang
dalam Bahasa Indonesia berarti menjaga atau memelihara diri. Sedangkan menurut
termonologi taqwa berarti menjaga atau memelihara diri agar terbebas dari azab, dari
siksa, laknat dan murka dari kutukan Allah SWT.

E. Hikmah Puasa
Hikmah ibadah adalah manfaat atau nilai taubah diluar tujuan yang diperoleh dari
pengalaman beribadah. Hikmah puasa ditinjau dari pendidikan :
 Mendidik kejujuran; Berpuasa tidak seorangpun yang mengawalinya, kecuali
barangkali dari pihak keluarga.
 Mendidik kedisiplinan; Kedisiplinan adalah sikap tunduk dan patuh pada peraturan
yang berlaku.
 Mendidik kesadaran akan kemampuan dan batas kemampuan pribadi
 Allah membolehkan orang sakit dan orang bepergian untuk berbuka puasa. (Qs. 2 :
184).

F. Puasa Ramadhan
1. Hukum Puasa Ramadhan
Para ulama sepakat bahwa hukum puasa adalah fardu. Hukum ulama sepakat bahwa
apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan terkena siksa.
2. Landasan Hukum
a. Al-Qur`an
1) Al-Baqarah ayat 183 (Qs. 2 : 183)
2) Al-Baqarah ayat 185 (Qs. 2 : 185)
b. As-Sunah
3. Keutamaan bulan ramadhan
a. Pembukaan pintu surge
b. Penutupan pintui neraka dan pembelengguan syaitan-syaitan
c. Pengampunan dosa-dosanya yang telah lalu

G. Batalnya Puasa   
Adapun hal-hal yang membatalkan puasa yaitu ada dua macam yaitu : 
1. Batal puasa dan wajib mengqada
 Makan Minum dengan sengaja, Seorang dalam keadaan berpuasa dengan sengaja
makan atau minum, maka puasanya batal dan harus mengqada.
 Terpaksa dan tersalah, Seorang pembantu rumah tangga dipaksa dengan ancaman
oleh majikan untuk berbuka.
 Muntah sengaja
 Sengaja mengeluarkan sperma
 Haid dan nifas, Wanita yang sedang berpuasa kemudian melahirkan yang berarti
dia melahirkan darah nifas atau datang haid. Puasa wanita batal walaupun pada
waktu sore menjelang waktu magrib.
 Murtad
 Niat berbuka

H. Sunnah-Sunnah Puasa
Orang-orang yang berpuasa dusunnahkan antara lain :
 Menyegarkan berbuka
 Berbuka dengan kurma atau minum air
 Berdoa seusai berbuka 
 Makan sahur
 Mengakhirkan makan sahur
I. Hal-Hal yang Dibolehkan Pada Saat Berpuasa          
 Menggunakan celak dan parfum
 Mencium wewangian
 Injeksi dan infus
 Mandi dan untuk menghilangkan dahaga dan rasa panas
 Mencicipi makanan (hanya sebatas menggunakan lidah, tidak boleh sampai ditelan)
 Mengunyak makan untuk anak
 Berbekam dan donor darah
 Memasuki waktu subuh belum sempat mandi jinabat
 Menggosok gigi

J. Hal-Hal yang Dimakruhkan


 Mencicipi makanan yang tidak diperlukan
 Berlebihan didalam berkumur
 Mencium dan bersentuhan dengan lawan jenis yang menimbulkan nafsu birahi 

K. Mengqada Puasa            
Barang siapa yang berbuka (maksudnya tidak berpuasa) di bulan ramadhan karena alasan
syar`i yang mengharuskan qada, maka ia berkewajiban mangqadanya pada hari-hari lain
selain ramadhan (Qs. 2 : 184-185).
 
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Puasa adalah meninggalkan makan, minuman, pernikahan dan pembicaraan. Puasa
adalah rukun islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam, puasa
memiliki banyak hikmah yaitu :
 Mendidik kejujuran | Berpuasa tidak seorangpun yang mengawasinya, kecuali
barangkali dari pihak keluarganya.
 Mendidik kedisiplinan | Sikap tunduk dan patuh pada peraturan yang berlaku.
 Mendidik kesadaran akan
 
DAFTAR PUSTAKA

http://arijuliarah.blogspot.co.id/2013/12/macam-macam-puasa.html
http://awitrom.com/2016/09/pengertian-puasa.html
http://kholilulmanchunianblog.blogspot.co.id/2013/10/ tentang-puasa.html

Anda mungkin juga menyukai