Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUASA WAJIB DAN SUNNAH: DASAR PENSYARI’ATAN,


TATA CARA DAN HIKMAHNYA
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Fiqih
Dosen pengampu: H. Muhammad Mansyur, MA

Disusun Oleh:
Rosyaida Fadilah
Sandra Caesa S
Yasmine Nazhifah N
Nida Amaliyyah

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DAKWAH
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan keimanan, keislaman, kesehatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah dengan
judul
“Puasa Wajib dan Sunnah: Dasar Pensyari’atan, Tata Cara Dan Hikmahnya” ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak H. Muhammad Mansyur, MA selaku dosen
pengampu mata kuliah Fiqih yang telah memberikan motivasi dan pengetahuan mengenai
Fiqih, serta telah memberikan tugas penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini tak lepas dari campur tangan rekan-rekan sekelompok yang
telah berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebener-besarnya atas kerjasama dan solidaritas yang baik.

Meski demikian, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Baik itu dari segi penulisan, tata bahasa, maupun sumber materi. Sehingga sangat diharapkan
saran, kritikan serta masukan dari pembaca sekalian sebagai bahan evaluasi kami. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua.
Aamiin.

Cirebon, 21 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. PUASA WAJIB........................................................................................................................6
B. PUASA SUNNAH....................................................................................................................7
C. WAKTU NIAT PUASA...........................................................................................................9
F. HIKMAH PUASA.................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat
sekarang tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu. bagi orang yang
beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai
takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa,
pelipatgandaan pahala kebaikan,dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan
ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa
difungsikan sebagai benteng yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu
setan.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang
diciptakan tidaka ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya
pasti demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa
mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari
segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri. Barang siapa yang melakukannya dengan
ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh allah.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun
masyarakat dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa
seperti halnya mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan
puasa secara tidak langsung telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti
halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari puasa wajib dan sunnah?
2. Apa saja macam macam dari puasa sunnah?
3. Apa saja syarat dan waktu yang di larang untuk berpuasa?
4. Apa hikmah dari puasa wajib dan sunnah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui puasa wajib dan sunnah
2. Untuk mengetahui macam macam puasa ssunnah
3. Untuk mengetahui syarat dan waktu yang di larang untuk berpuasa
4. Mengetahui hikmah dari puasa wajib dan sunnah
BAB II

PEMBAHASAN

Puasa menurut bahasa berarti menahan dari sesuatu yang berarti diam dan menahan untuk
berbicara.
Adapun puasa menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
yang disertai niat pada siang hari mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa puasa itu menahan diri dari dua syahwat:
perut dan farj (kemaluan) dan dari segala yang memasuki tenggorokan seperti obat dan lain
sebagainya pada waktu tertentu yaitu dari terbitnya fajar kedua/shadik sampai kepada
tenggelamnya matahari dari orang tertentu(yang wajib puasa) seperti orang muslim, baligh,
berakal dan tidak dalam keadaan haid dan nifas (wanita baru melahirkan) disertai dengan niat
(keinginan hati untuk melaksanakan suatu pekerjaan tanpa ada keraguan) untuk membedakan
antara ibadah dan adat (kebiasaan).
Manfaat dari ibadah puasa banyak sekali dari segi rohani dan materi. Puasa merupakan
salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Pahala yang diberikan kepada siapapun yang
melakukannya tidak terbatas. Karena puasa itu spesial untuk Allah yang memiliki kemurahan
yang luas. Orang yang ikhlas berpuasa berhak memasuki pintu khusus yang disebut "Ar-
Rayyan".
Dengan berpuasa seseorang dapat menjaukan diri dari maksiat yang berujung pada siksa
Allah. Puasa juga merupakan kaffarah(penebus) dosa dari tahun sebelumnya. Dengan
ketaatan, segala urusan orang beriman akan lancar karena ibadah puasa menghasilkan
ketakwaan yang merupakan wujud ketundukan terhadap perintah Allah dan menghindari
segala larangannya. Allah berfirman Surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi :

َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُك ِت‬


ِّ ‫ب َع َل ْي ُك ُم‬
‫الص َيا ُم َك َم ا‬
‫ب َع َلى الَّ ِذي َْن ِمنْ َق ْبلِ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َّتقُ ْو ۙ َن‬
َ ‫ُك ِت‬
Puasa Ibaratnya sebuah sekolah tatakrama yang agung, dimana orang beriman selama
berpuasa melatih beberapa hal. Puasa merupakan perang jiwa, perlawanan terhadap hawa
nafsu dan godaan syaitan yang selalu melambai.
Selama berpuasa seseorang membiasakan diri bersabar terhadap hal-hal yang kadang
tidak dibolehkan, hawa nafsu yang menghadangnya. Puasa dibagi dua macam, ada puasa
wajib dan puasa sunnah.

A. PUASA WAJIB
1. PENGERTIAN PUASA WAJIB
Puasa wajib adalah puasa yang hukumnya harus dikerjakan oleh semua umat
Islam. Apabila ditinggalkan, maka akan mendapatkan dosa. Puasa wajib tidak boleh
ditinggalkan tanpa alasan tertentu. Yang termasuk puasa wajib adalah puasa
Ramadhan, puasa qadha’ puasa Ramadhan, puasa nadzar, dan puasa kaffarat 1.
a. Puasa Ramadhan
Puasa yang dijalankan selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan. Kewajiban
ini terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 184.
Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit
atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak
hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang
berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang
miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu
lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW
bersabda:
"Islam itu dibangun atas lima dasar: dua kalimat syahadat, mendirikan sholat,
mengeluarkan zakat, melaksanakan haji, dan puasa pada bulan Ramadhan." (HR.
Bukhari).
b. Puasa Qadha’ Dari Puasa Ramadhan
Menurut bahasa, qadha artinya memenuhi, melaksanakan, membayar, atau
melunasi. Terkait puas, qadha berarti mengganti kekurangan hari dalam puasa
wajib di bulan Ramadhan ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan
sempurna karena ada halangan atau uzur yang diperbolehkan oleh syara'. Seperti
sakit dan bepergian. Sebagaimana berfirman:
"Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa),
maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari
yang lain.
c. Puasa Nazar
Puasa Nazar wajib dilakukan apabila seseorang bernazar (berjanji) untuk
melakukan puasa, baik satu hari atau satu bulan. Secara bahasa, nazar adalah
aujaba yang artinya mewajibkan. Oleh karena itu, ketika seseorang bernazar untuk
puasa, berarti dia telah mewajibkan puasa tersebut atas dirinya.1
d. Puasa Kafarat
Secara bahasa kafarat artinya mengganti, menutupi, membayar, dan
memperbaiki. Kafarat harus dilaksanakan oleh sesesorang yang telah melakukan
kemaksiatan yang mengharuskannya membayar kafarat.

Di antara contoh kemaksiatan tersebut antara lain membunuh karena kesalahan,


membatalkan sumpahh, membatalkan puasa Ramadhan karena melakukan
hubungan suami istri pada siang hari, dan zihar (menganggap istri seperti ibunya).

Perintah puasa kafarat juga termaktub dalam QS. Al Mujadalah ayat 3-4 yang
artinya: "Dan mereka yang menzihar istrinya, kemudian menarik kembali apa
yang telah mereka ucapkan, maka (mereka diwajibkan) memerdekakan seorang
budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan
kepadamu, dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Maka
barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib)
berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi
barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang
miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah
hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat
azab yang sangat pedih." (QS. Al Mujadalah: 3-4) 2

B. PUASA SUNNAH
A. PENGERTIAN PUASA SUNNAH

Puasa sunnah adalah menahan diri dari makan minum serta hal-hal yang
membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, bagi yang
melaksanakannya mendapat pahala dan bagi yang meninggalkannya tidak mendapat dosa.

B. MACAM-MACAM PUASA SUNNAH

1
https://news.detik.com/berita/d-5640646/4-macam-puasa-wajib-dalam-islam-yang-tak-boleh-ditinggalkan.
2
https://tirto.id/macam-puasa-wajib-dalam-islam-puasa-ramadhan-qadla-kafarat-f71
a) Puasa Enam hari pada Bulan Syawal

Puasa Enam Hari pada Bulan Syawal hukumnya sunnah. Jika kita melakukan puasa
enam hari pada bulan Syawal seolah-olah kita berpuasa satu tahun lamanya. Yang
artinya: bila kita berpuasa Ramadhan 30 hari dtambah puasa Syawal 6 hari, kemudian
Allah melipatgandakan 10 kali lipat, maka jumlahnya menjadi 360.

Sabda Rosulullah SAW yang artinya “Barang siapa yang berpuasa pada bulan
Ramadhan, kemudian ia berpuasa lagi enam hari pada bulan syawal, maka ia seperti
puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)

Cara Puasa Enam Hari pada Bulan Syawal adalah:

- Mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan

- Dilakukan dengan berturut-turut dari tanggal 2 sampai 7 Bulan Syawal atau


berselang- seling, yang penting jumlahnya 6 hari.

b) Puasa Arafah

Puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tanggal 9 Dzulhijjan merupakan


tanggal pertemuan Nabi Adam & Hawa yang pertama kali ke dunia. Orang yang
berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (Puasa Arafah) akan dihapus dosanya setahun yang
lampau dan setahun yang akan datang.Sabda Rosulullah S.A.W,Yang artinya:

“Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, dosa satu tahun yang lalu
dan dosa satu tahun yang akan datang.”

c) Puasa Senin – Kamis

Puasa Senin – Kamis bisa menimbulkan jiwa sosial dan kasih sayang kepada orang
tak mampu. Puasa Senin – Kamis berguna juga bagi seorang pelajar yang ingin
mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Sabda Rosulullah S.A.W yang artinya: “Dari Aisyah RA, “Nabi Muhammad
S.A.W memilih waktu untuk berpuasa sunah apda hariSenin dan Kamis.”

d) Puasa Asyura

Puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharam.
Jika kita melakukan anjuran Rasulullah S.A.W dengan tulus dan ikhlas, maka Allah
S.W.T akan menghapuskan dosa kita setahun lampau.,Sabda Rasulullah S.A.W,Yang
artinya:

“Puasa sunnah pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.”

Dan masih banyak sekali puasa sunnah yang lainya yang disunnahkan dalam islam.

C. WAKTU NIAT PUASA

Sebagaimana diketahui, bahwa niat itu adalah salah satu rukun dri puasa, namun
bukan saja puasa, tetapi semua ibadah harus dimulai dengan niat yang ikhlas kepada
Allah. Nabi bersabda: “sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat…” (HR.
Bukhari, muslim).

Ada beberapa pendapat mengenai waktu niat puasa menurut 4 madzhab:


1. Pendapat mazhab Hanafiyah: Lebih baik bila niat puasa (apa saja) dilakukan
bersamaan dengan terbitnya fajar, karena saat terbit fajar merupakan awal ibadah. Jika
dilaksanakan setelah terbitnya fajar, untuk semua jenis puasa wajib yang sifatnya
menjadi tanggungan/hutang (seperti puasa qadha, puasa kafarat, puasa karena telah
melakukan haji tamattu' dan qiran --sebagai gantinya denda/dam, dll) maka tidak sah
puasanya. Karena, menurut mazhab ini, puasa-puasa jenis ini niatnya harus dilakukan
pada malam hari. Tapi lain dengan puasa wajib yang hanya dilakukan pada waktu-
waktu tertentu, seperti puasa Ramadhan, nadzar, dan pusa-puasa sunnah yang tidak
dikerjakan dengan sempurna, maka boleh saja niatnya dilakukan setelah fajar sampai
sebelum Dhuhur.

2. Mazhab Malikiyah: Niat dianggap sah, untuk semua jenis puasa, bila dilakukan pada
malam hari atau bersamaan dengan terbitnya fajar. Adapun apabila seseorang berniat
sebelum terbenamnya matahari pada hari sebelumnya atau berniat sebelum
tergelincirnya matahari pada hari ia berpuasa maka puasanya tidak sah walaupun
puasa sunnah.

3. Mazhab Syafi'iyah: Untuk semua jenis puasa wajib (baik yang dilakukan pada waktu-
waktu tertentu seperti puasa Ramadhan; yang sifatnya menjadi tanggungan seperti
qadha, nazar, kafarat, dll.) niat harus dilakukan pada malam hari. Adapun puasa
sunnah, niat bisa dilakukan sejak malam hari sampai sebelum tergelincirnya matahari.
Karena Nabi saw. suatu hari berkata pada 'Aisyah: 'Apakah kamu mempunyai
makanan?'. Jawab 'Aisyah: 'Tidak punya'. Terus Nabi bilang: 'Kalau begitu aku
puasa'. Lantas 'Aisyah mengisahkan bahwa Nabi pada hari yang lain berkata
kepadanya: 'Adakah sesuatu yang bisa dimakan?'. Jawab 'Aisyah: 'Ada'. Lantas Nabi
berkata: 'Kalau begitu saya tak berpuasa, meskipun saya telah berniat puasa'.

4. Mazhab Hanbaliyah: Tidak beda dari Syafi'iyah, mazhab ini mengharuskan niat
dilakukan pada malam hari, untuk semua jenis puasa wajib. Adapun puasa sunnah,
berbeda dari Syafi'iyah, niat bisa dilakukan walaupun telah lewat waktu Dhuhur
(dengan syarat belum makan/minum sedikitpun sejak fajar).

D. SYARAT–SYARAT PUASA
1. Syarat Wajib Puasa
a. Berakal, orang yang gila tidak wajib Puasa.
b. Balig (umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib puasa.
c. Kuat berpuasa, orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak wajib
puasa.

2. Syarat Sah Puasa


a. Islam, orang yang bukan islam tidak sah puasa.
b. Mumayiz (dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik).
c. Suci dari darah haid (kotoran) ataupun nifas(darah sehabis melahirkan). Orang yang
haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengqada (membayar) puasa
yang tertinggal itu secukupnya.
d. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. Dilarang pada dua hari raya dan hari
Tasyriq (tanggal 11-12-13)]

E. HARI-HARI YANG DIHARAMKAN BERPUASA

a) Dua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha)

Dilarang berpuasa pada hari ini karena ada maksud yaitu agar umat Islam dapat menikmati
Hari Raya Idul Fitri sebagai hari berbuka dan Hari Raya Idul Adha untuk menikmati daging
Qurban.Sabda Rasulullah S.A.W,Yang artinya:

“Sesungguhnya Rasulullah telah melarang untuk berpuasa pada 2 hari raya, yakni Hari Raya
Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.”
b) Hari Tasyrik

Puasa di hari Tasyrik diharamkan oleh Allah S.W.T, karena hari tasyrik itu
merupakan hari yang diperintah Allah untuk menikmati makan dan minum. Hari Tasyrik
jatuh setelah hari raya Qurban, tepatnya selama 3 hari yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

c) Puasa Sepanjang Masa (Puasa Wisal)

Puasa sepanjang masa adalah puasa terus menerus tidak pernah berhenti sepanjang
masa tanpa berbuka. Puasa seperti ini haram hukumnya, karena puasa terus menerus
menyebabkan orang tidak menikmati hidup ini.

F. HIKMAH PUASA
Ibadah puasa mengandung beberapa hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1. Tanda terimakasih kepada Allah Swt karena semua ibadah yang mengadung arti
terimakasih kepada Allah atas nikmat pemberian-Nya yang tidak terbatas banyaknya, dan
tidak ternilai harganya. Firman Allah Swt: َ ‫“ وان تعدوا نعمت ا لتحصوها‬Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, tidak dapat kamu menghinggakannya”(Ibrahim: 34)
2. Didikan kepercayaan Seorang yang telah sanggup menahan makan dan minum dari
harta yang halal kepunyaannya sendiri, karena ingat perintah Allah, sudah tentu ia tidak akan
meninggalkan segala perintah Allah, dan tidak akan berani melanggar segala larangan-Nya.
3. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir-miskin karena seseorang yang telah
merasa sakit dan pedihnya perut keroncongan. Hal itu akan dapat mengukur kesedihan dan
kesusahan orang yang sepanjang masa merasakan ngilunya perut yang kelaparan karena
ketiadaan. Dengan demikian, akan timbul perasaan belas kasihan dan suka menolong fakir
miskin.
4. Guna menjaga kesehatan
BAB III

PENUTUP

Puasa merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala yang
mana Allah menjanjikan keutamaan dan manfaat yang besar bagi yang mengamalkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

ً ‫َريْفا‬
ِ ‫َار َسب ِْع ْينَ خ‬ َ ِ‫ بِ َذل‬،ُ‫ إال بَا َع َد هللا‬.‫ال يَصُوْ ُم َع ْب ٌد يَوْ ًما فِي َسبِ ْي ِل هللا‬.
ِ ‫ َوجْ هَهُ ع َِن الن‬،‫ك اليَوْ ِم‬

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan
menjauhkan wajahnya dari api neraka (dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak perjalanan.”
(HR. Bukhari Muslim dan yang lainnya).

Sebagaimana jenis ibadah lainnya maka puasa haruslah didasari niat yang benar yakni
beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata-mata serta dilaksanakan sesuai dengan
tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Secara Syar’i makna puasa adalah
“menahan diri dari makan, minum dan jima’ serta segala sesuatu yang membatalkannya dari
terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat beribadah kepada Allah subhanahu wa
ta’ala” ,  Maka jika seseorang menahan diri dari makan dan minum tidak sebagaimana
pengertian di atas atau menyelisihi dari apa yang menjadi tuntunan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam maka tentu saja ini merupakan hal yang menyimpang dari syariat, termasuk
perbuatan yang sia-sia dan bahkan bisa jadi mendatangkan kemurkaan Allah subhanahu wa
ta’ala.
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/2072-macam-macam-puasa.html

https://news.detik.com/berita/d-5640646/4-macam-puasa-wajib-dalam-islam-yang-tak-
boleh-ditinggalkan.

Makalah Studi Keislaman 3, Puasa Sunnah, Arikusworo, Teguh Prastiyo

sahabatmuslim.id/pengertian-puasa-menurut-bahasa-dan-istilah/

Anda mungkin juga menyukai