PUASA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
FIQIH 1
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Salawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kejahilan ke alam yang
penuh pengatahuan dan dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang.
Dan saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
umumnya dan penulis khususnya.
Kemudian dengan hati yang lapang kami menerima kritik atau pun
saran jika ada kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini guna untuk
melengkapi dan membenarkan kekeliruan tersebut.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
BAB II PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
3
BAB I PEMBAHASAN............................................................................................
3
H. Macam-macam Puasa ...................................................................................
9
I. Pendapat Ulama Keabsahannya ....................................................................
12
J. Aplikasi Puasa ...............................................................................................
16
K. Dalil-dalil Al-Quran dan Hadist ………………………………………........
29
A. Kesimpulan....................................................................................................
37
B. Saran...............................................................................................................
39
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi pilar agama.1 Puasa merupakan ibadah agung yang hanya Allah SWT
saja yang mengetahui seberapa besar pahalanya. Seorang yang berpuasa juga
akan mendapatkan dua kebahagiaan yang tidak dirasakan oleh selain mereka,
yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika mereka bertemu
dengan Rabbnya.
Aktifitas puasa adalah mengendalikan bagian-bagian dari dalam fisik
untuk melakukan pengendapan, sublimasi, diam, tunduk, memasuki ’kosong’,
agar berjumpa dengan ’isi yang sejati’.2 Usus bermeditasi, urat syaraf meraba
bagian dirinya yang terlambat, perut bersabar, keseluruhan organ tubuh juga
ruhani mengerjakan proses peragian.Puasa merupakan rukun Islam yang
ketiga. Puasa berarti menahan diri dengan niat beribadah dari makan minum,
hawa nafsu dan dari segala perbuatan yang membatalkannya, dari terbit fajar
sampai tenggelamnya matahari. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi
suatu kewajiban untuk menjalankan perintah dan larangan Allah SWT.
Tentunya kita sebagai umat muslim juga ikut melaksanakan ibadah ini,
namun akan terasa rugi jika hanya puasa dan tidak mendapatkan apa- apa
melainkan hanya lapar. Oleh karena itu dimakalah ini kami akan membahas
mengenai materi puasa mulai definisi, dasar hukum, syarat-syarat, rukun dan
lain sebagainnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan puasa?
2. Apa saja syarat dan rukun puasa?
3. Kapan saja waktu yang diharamkan untuk berpuasa?
4. Siapa saja yang diperbolehkan tidak berpuasa ?
5. Apa saja hal-hal yang disunnahkan pada saat berpuasa ?
6. Apa saja Hal-hal yang membatalkan puasa ?
1
Yusuf Qardhawi, Fiqih Puasa, Terjemahan Ma‟ruf Abdul Jalil, dari judul asli Fiqh
Ash-Shiam, (Surakarta : Era Intermedia, 2000).
2
Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, Terjemahan Fathul Mu‟in,
diterjemah oleh Bahrun Abu Bakar, dari judul asli Fathul Mu‟in, (Bandung: Algensindo, 2014).
2
7. Apa saja bentuk Puasa ?
8. Apa saja macam-macam Puasa ?
9. Bagaimana Pendapat Ulama tentang Puasa dan Keabsahannya ?
10. Bagaimana Aplikasi Puasa pada masa sekarang?
11. Dalil apa saja yang mendasari Puasa?
C. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa tujuan diantaranya :
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan puasa
2. Mengetahui Apa saja syarat dan rukun puasa
3. Mengetahui Kapan saja waktu yang diharamkan untuk berpuasa
4. Mengetahui Siapa saja yang diperbolehkan tidak berpuasa
5. Mengetahui Apa saja hal-hal yang disunnahkan pada saat berpuasa
6. Mengetahui Apa saja Hal-hal yang membatalkan puasa
7. Mengetahui Apa saja bentuk Puasa
8. Mengetahui Apa saja macam-macam Puasa
9. Mengetahui Bagaimana Pendapat Ulama tentang Puasa dan
Keabsahannya
10. Mengetahui Bagaimana Aplikasi Puasa pada masa sekarang
11. Mengetahui Dalil apa saja yang mendasari Puasa
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa
Puasa (shaum), menurut bahasa, berarti manahan diri. Adapun menurut
Terminologi yaitu menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai
niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan niat dan syarat- syarat tertentu.3
4
Jika seseorang hilang kesadaran ketika puasa, maka puasanya tidak
sah. Namun jika hilang kesadaran lalu sadar di siang hari dan ia
dapati waktu siang tersebut walau hanya sekejap, maka puasanya
sah. Kecuali jika ia tidak sadarkan diri pada seluruh siang (mulai dari
shubuh hingga tenggelam matahari), maka puasanya tidak sah.
c. Baligh (umur 15 tahun keatas)
1) Tanda-tanda Baligh untuk laki-laki :
a) Ihtilam (Keluar mani ketika sadar atau tertidur)
b) Tumbuhnya bulu kemaluan. Namun ulama Syafi’iyah
menganggap tanda ini adalah khusus untuk anak orang yang
tidak diketahui keislamannya, bukan tanda pada muslim dan
muslimah
2) Tanda-tanda Baligh untun wanita :
a) Datangnya Haidh
b) Hamil
Jika tanda-tanda diatas tidak didapati, maka dipakai patokan umur.
Menurut ulama Syafi’iyah, patokan umur yang dikatakan baligh
adalah 15 tahun.4
d. Mampu melaksanakan puasa, bagi orang yang tidak mampu seperti
sakit, dalam bepergian atau orang tua yang sudah tidak mampu untuk
berpuasa, maka mereka boleh tidak berpuasa dan wajib
mengqodhonya setelah selesai bulan Ramadhan5
2. Syarat Sah Puasa
a. Beragama Islam
b. Mumayiz (dapat membedakan hal yang baik dengan yang tidak baik)
Yaitu bisa mengenal manfaat dan madhorotnya(bahaya) setelah
dikenalkan sebelumnya.
c. Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
d. Pada waktu yang diperbolehkan untuk puasa
3. Rukun Puasa
4
Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc., “ Fikih Puasa”diakses dari https://muslim.or.id/16739-
fikih-puasa-1-syarat-wajib-puasa.html padaSenin, 9 Oktober 2017 pukul 21:40 WIB.
5
Tim MGMP Fiqih, Fiqih Kelas VIII (Ungaran Timur: KKM 2 Tsanawiyah Kab. Semarang,
2012),hlm.10.
5
a. Niat
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
tenggelam matahari.
6
adalah yang paling rendah keutamaanya, yakni air. Disunnahkan untuk
berbuka puasa dengan makanan yang ganjil jumlahnya.
3. Berdoa ketika berbuka puasa
4. Sahur, yakni makan dan minum diwaktunya, yakni di akhir malam
dengan niat untuk berpuasa. Mengakhirkan sahur sampai bagian akhir
dari waktu malam
5. Bersiwak
Orang yang berpuasa disunnahkan bersiwak di tengah- tengah puasanya,
baik pada waktu siang maupun malam hari
6. Memperbanyak sedekah
7. Shalat Lail
Pada malam bulan Ramadhan kita disunnahkan mengerjakan shalat lail
yaitu shalat tarawih atau shalat malam6
6
Abu Bakar J. Al-jaizairi, op.cit., hlm.313.
7
7. Orang yang makan atau minum karena lupa, kemudian di tidak
menghentikannya ketika ingat.
8. Masuknya sesuatu yang bukan makanan dan bukan minuman ke rongga
perut melalui mulut, seperti menelan permata atau jarum.
9. Tidak berniat untuk puasa, walaupun dia tidak makan atau minum
10. Murtad atau keluar dari agama islam
11. Haid dan Nifas, meski sesaat sebelum matahari terbenam
12. Hilang akal seperti gila atau ayan
7. Bentuk Puasa
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum
muslimin di seluruh dunia. Allah SWT telah mewajibkannya kepada kaum
yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad
SAW. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap
umat-umat terdahulu.
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu :
1. Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud
menambah pahala. Misalnya puasanya para pendeta.
2. Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah
dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 26, yang artinya :
Jika kamu (Maryam) melihat seorang manusia, maka katakanlah,
sesungguhnya aku bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah,
maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.
(Q.S. Maryam : 26)
3. Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan (bertapa), seperti puasa yang
dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-
puasa lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan
oleh masingmasing kaum tersebut.
4. Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia
mempunyai aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum
sebelumnya baik dalam tata cara dan waktu pelaksanaan. Tidak terlalu
ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar
8
sehingga mengabaikan aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan
keluwesan Islam.
8. Macam-macam Puasa
Di dalam Alquran telah dijelaskan secara detail mengenai ketentuan
kewajiban puasa. Seperti yang termaktub dalam Alquran surat Albaqarah ayat
183-187.
1. Puasa Wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan yaitu puasa yang wajib dilakukan pada bulan
Ramadhan
ُبِنَي اإلْس َالُم َع َلى َخ ْم ٍس َش َهاَد ِة َأْن َالِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا
َو ِإَقاِم الَّص َالِة َو ِإْيَتاِء الَّز َك اِة َو َح ِّج اْلَبْيِت َو َص ْو ِم َر َم َض اَن
Artinya :
b. Puasa Nadzar
Nadzar adalah janji tentang kebaikan yang asalnya tidak wajib
menurut syara’, setelah dinadzarkan menjadi wajib. Puasa Nadzar
berarti puasa yang dijanjikan untuk dikerjakan, yang asalnya tidak
wajib, setelah dinadzarkan menjadi wajib. Jadi puasa nadzar itu
hukumnya wajib.
Firman Allah SWT yang berbunyi :
9
ُيوُفوَن ِبالَّنْذ ِر َو َيَخاُفوَن َيْو ًم ا َك اَن َش ُّر ُه ُم ْسَتِط يًرا
Artinya : “Mereka menunaikan Nazar dan takut akan suatu hari
yang azabnya merata di mana-mana” (QS. al-Insaan [76]:7)
Contoh yang wajib berpuasa karena nadzar :
1) Karena mendapat nikmat atau terhindar dari musibah, seperti
ucapan : “Jika saya lulus ujian, maka saya akan puasa selama 3
hari, atau jika penyakitku sembuh, aku akan berpuasa 5 hari”.
2) Mewajibkan puasa dengan tidak ada sesabnya, tetapi bernadzar
akan puasa misalnya : “Karena Allah saya akan berpuasa bulan
ini selama 7 hari”7
c. Puasa Kafarat
Puasa Kafarat yaitu puasa yang harus dilaksanakan karena melanggar
larangan Allah atau melanggar janji.
Sebagaimana Firman Allah SWT pada QS. Al-Maidah ayat 95
.... َأْم ِر ِه َأْو َك َّفاَر ٌة َطَع اُم َم َس اِكيَن َأو َع ْد ُل َذ ِلَك ِص َياًم ا ِّلَيُذ وَق َو َباَل....
Artinya:
.... atau (dendanya) membayar kafarat dengan memberi makan orang-
orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang di
keluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari
perbuatannya....
2. Puasa Sunnah
Beberapa puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan bagi
seorang muslim, yaitu :
a. Puasa 6 hari dalam bulan syawal
b. Puasa ‘Arafah yaitu puasa pada tanggal 9/12 Dzulhijjah, kecuali
orang yang sedang ibadah haji
7
Misbakhul Munir, S.Ag dkk.,op.cit. hlm.105.
10
Abu Qatadah meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “ Puasa pada
hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa selama 2 tahun yang akan
datang. Dan puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa setahun
yang telah berlalu”. (HR. Al Jama’ah selain Bukhari dan Tirmidzi)
c. Puasa ‘Asyura dan Tasu’a yaitu puasa pada tanggal 10 dan 9
Muharram
d. Puasa Sya’ban yaitu berpuasa pada bulan Sya’ban
Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Aisyah
meriwayatkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa
sebulan penuh selain dibulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah
melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
e. Puasa pada hari Senin dan Kamis
Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW sering
berpuasa pada hari Senin dan Kamis, Ketika ditanya mengenai hal
itu beliau menjawab, “Amalan (anak Adam) diserahkan kepada
Allah setiap hari Senin dan Kamis, Dia pun mengampuni setiap
orang yang berserah diri dan beriman kecuali mereka yang
berbuat dosa secara terang-terangan”. (HR. Ahmad dengan sanad
yang Shahih)
f. Puasa pada setiap pertengahan bulan Qomariyah yaitu tanggal
13,14, dan 15
g. Puasa daud yaitu berpuasa sehari tidak dan tidak berpuasa sehari
Abdullah bin Umar meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasanya Nabi
Dawud. Dan shalat (sunnah) yang paling disukai oleh Allah
adalah shalat (sunnahnya) Nabi Dawud ia tidur di setengah malam
(pertama), shalat di sepertiga malam,dan tidur (lagi) di seperenam
malamnya. Ia puasa sehari dan tidak puasa sehari”. (HR. Ahmad
dan Ibnu Majjah)
3. Puasa Makruh
11
Puasa Makruh yaitu puasa yang apabila ditinggalkan lebih baik dan
utama.
a. Puasa Arafah bagi orang yang sedang melakukan wukuf disana,
karena Nabi Muhammad SAW melarang puasa Arafah bagi siap
saja yang sedang berada di Arafah
b. Puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at saja
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hari Jum’at adalah
hari raya kalian maka janganlah kalian berpuasa pada hari itu
kecuali bila kalian juga berpuasa sehari sebelumnya atau sehari
sesudahnya”
c. Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu saja
d. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian berpuasa pada
hari sabtu kecuali puasa yang diwajibkan Allah atas kalian. Jika
salah seorang diantara kalian tidak mendapatkan makanan
kecuali kulit pohon kurma atau kayu pohon maka hendaklah dia
menggigitnya”8
4. Puasa Haram
Puasa haram adalah puasa yang tidak boleh dikerjakan oleh umat
muslim.hari-hari
Puasa pada Hari-Hari Tertentu
Ada hari-hari yang Alloh haramkan untuk kita berpuasa. Yaitu pada
dua hari raya dan hari tasyrik.
Puasa Terus Menerus
Puasa yang terus menerus tidak berbuka dan melanjutkan puasa pada
esok hari.
Puasa Wanita Haid atau Nifas
Puasa Sunnah Istri Tanpa Izin Suami
8
Abu Bakar J. Al-jaizairi, Fiqih Ibadah (Surakarta :Media Insani,2006),hlm.295.
12
Niat secara bahasa berarti menyengaja. Secara istilah, Imam Mawardi dalam
kitab Al-Mantsur fil Qawa’id mengatakan, niat adalah bermaksud melakukan
sesuatu disertai pelaksanaannya. Sedangkan Imam Nawawi dalam kitab Al-
Majmu’ mengartikannya sebagai “tekad hati untuk melakukan amalan fardhu
atau yang lain.”
Para ulama sepakat bahwa niat merupakan syarat sah (rukun) ibadah,
termasuk puasa. Artinya, sebuah ibadah tidak dianggap sah dan berpahala
manakala tidak disertai niat. Karenanya, para ulama memberikan perhatian
cukup besar terhadap perkara niat ini. Bahkan, Imam Syafi’i, Ahmad, Ibnu
Mahdi, Ibnu al-Madini, Abu Dawud dan al-Daruquthni menuturkan bahwa
niat merupakan sepertiga ilmu.
Terkait niat puasa, ada dua permasalahan yang sering diperbincangkan oleh
para ulama, yaitu waktu pelaksanaan niat dan hukum memperbaharui niat.
Berkenaan dengan waktu pelaksanaan niat, imam madzhab empat sepakat
bahwa puasa yang menjadi tanggungan seseorang, seperti puasa nazar, puasa
qadha’, dan puasa kafarah, niatnya harus dilaksanakan pada malam hari
sebelum fajar. Kemudian imam madzhab – selain Malik – juga sepakat bahwa
niat puasa sunnah tidak harus dilaksanakan pada malam hari.
13
dilaksanakan di luar waktu tersebut, maka hukumnya tidak sah. Akibatnya,
puasa pun juga tidak sah. Mereka berpegangan pada haditsriwayat Hafshah,
bahwa Nabi shallallahu ala’ihi wasallam bersabda:
َم ْن َلْم ُيَبِّيْت الِّص َياَم َقْبَل اْلَفْج ِر َفاَل ِص َياَم َلُه
Barangsiapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tidak ada
puasa baginya. (HR. Baihaqi dan Daruquthni).
Hadits di atas secara jelas menegaskan ketidakabsahan puasa bagi orang yang
tidak berniat di malam hari.
Kedua, Abu Hanifah dan para pengikutnya mengatakan bahwa niat puasa
dapat dilakukan mulai terbenamnya matahari sampai pertengahan siang.
Artinya, tidak wajib melakukan niat di malam hari. Mereka berpedoman pada
firman Allah subhanahu wa ta’ala surat al-Baqarah ayat 187:
ُأِح َّل َلُك ْم َلْيَلَة الِّص َياِم الَّر َفُث ِإَلى ِنَس اِئُك ْم ُهَّن ِلَباٌس َلُك ْم َو َأْنُتْم ِلَباٌس َلُهَّن َع ِلَم
ُهَّللا َأَّنُك ْم ُكْنُتْم َتْخ َتاُنوَن َأْنُفَس ُك ْم َفَتاَب َع َلْيُك ْم َو َع َفا َع ْنُك ْم َفاآْل َن َباِش ُروُهَّن َو اْبَتُغ وا
َم ا َكَتَب ُهَّللا َلُك ْم َو ُك ُلوا َو اْش َر ُبوا َح َّتى َيَتَبَّيَن َلُك ُم اْلَخْيُط اَأْلْبَيُض ِم َن اْلَخْيِط
اَأْلْس َو ِد ِم َن اْلَفْج ِر ُثَّم َأِتُّم وا الِّص َياَم ِإَلى الَّلْيِل
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-
istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka
sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
14
benang hitam, Yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam. (Al-Baqarah: 187).
َبَع َث َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه: َأَّنُه َقاَل،َع ْن َس َلَم َة ْبِن اَأْلْك َو ِع َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه
َم ْن َك اَن َلْم: َفَأَم َرُه َأْن ُيَؤ ِّذ َن ِفي الَّناِس، َو َس َّلَم َر ُج اًل ِم ْن َأْس َلَم َيْو َم َعاُش وَر اَء
َو َم ْن َك اَن َأَك َل َفْلُيِتَّم ِص َياَم ُه ِإَلى الَّلْيِل، َيُص ْم َفْلَيُص ْم
Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata: (Pada hari
‘Asyura, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan seorang laki-laki
dari suku Aslam’ agar memberitahukan kepada orang-orang bahwa siapa saja
yang tidak berpuasa maka hendaklah ia berpuasa, dan siapa saja yang telah
makan, hendaklah ia menyempurnakan puasanya sampai malam). (HR.
Muslim, No. 1136).
15
berpengaruh pada batalnya hari yang lain. Karenanya, setiap akan memasuki
hari baru diperlukan niat baru.
Sementara kelompok kedua yang terdiri dari imam Malik dan para
pengikutnya tidak mensyaratkan pengulangan niat setiap hari. Bagi mereka,
niat puasa Ramadhan cukup dilakukan di malam hari pertama bulan
Ramadhan. Mereka beralasan, puasa Ramadhan wajib dilaksanakan secara
terus menerus, sehingga hukumnya sama seperti satu ibadah. Dansatu ibadah
hanya membutuhkan satu niat. (Lihat: Muhammad Ramadhan al-Buthi,
Muhadharat fil Fiqhil Muqaran, Damaskus: Darul Fikr, 1981, halaman 28-
34).
َو ُيْنَدُب َأْن َيْنِو َي َأَّو َل َلْيَلٍة َص ْو َم َشْهِر َر َم َض اَن َأْو َص ْو َم َر َم َض اَن ُك َّلُه ِلَيْنَفَع ُه
، َتْقِليُد اِإْلَم اِم َم اِلٍك ِفي َيْو ٍم َنِس َي الِّنَّيَة ِفيِه َم َثاًل َأِلَّنَها ِع ْنَد ُه َتْك ِفي ِلَجِم يِع الَّش ْهِر
َو ِع ْنَدَنا ِلَّلْيَلِة اُأْلوَلى َفَقْط.
“Dan pada malam pertama, disunnahkan bagi seseorang untuk niat puasa
bulan Ramadhan atau puasa Ramadhan seluruhnya, agar dapat mengambil
manfaat dari bertaqlid pada Imam Malik terkait kekhawatiran lupa tidak
melakukan niat pada suatu malam. Sebab menurutnya, niat itu sudah
mencukupi selama sebulan. Sedangkan menurut pandangan mazhab kami,
yang demikian itu hanya cukup untuk malam pertama saja”.
16
kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun.” (HR.
Nasa’I dan Ahmad).
07:00, makan siang pukul 14:00, dan makan malam pukul 20:00, maka
berikut:9
pukul 15:00.
9
Toni Pransiska, Peta & Risalah Ramadhan, 67.
17
Belum selesai pekerjaan membereskan makanan pagi, sistem
11.30.
10
A. Chodry Romli, Risalah Puasa Ramadhan: Hukum-hukum Puasa dan Hikmahnya,
(Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), 64.
18
kembali membereskan makanan berbuka sampai pukul 01.30
dini hari.
puasa. Kesehatan tidak akan didapat jika kondisi perut selalu dalam
dalam perut. Puasa menjadi salah satu solusi dari berbagai penyakit.
19
adalah untuk anak Adam itu sendiri, melainkan puasa.
Sesungguhnya puasa itu bagi-Ku, dan aku membalas
puasanya itu. Puasa itu bagaikan perisai”. (H.r.
Bukhari)12
makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker yang bersarang di dalam
orang yang berpuasa memiliki daya tahan tubuh dan kekebalan yang
benar.
berpikir, belajar, dan bekerja. Ini berarti selama lambung dalam keadaan
meningkatkan IQ.
lambung dan usus, pasokan darah ke otak menjadi berkurang. Hal ini
12
Al-Imam Al-Bukhari, Terjemah Hadis Shahih Bukhari, 214.
13
Toni Pransiska, Peta & Risalah Ramadhan, 72.
20
menyebabkan kinerja otak menjadi terhambat karena tidak ada asupan
gizi memadai yang dibawa oleh darah. Kekuatan berpikir akan semakin
kosong, dalam artian dalam keadaan puasa, maka volume darah pada
meningkat.
tubuh. Pada waktu berbuka dan sahur pun kita dianjurkan untuk tidak
perut dalam kondisi penuh, maka akan membuat tubuh terasa berat
21
Terbentuk rute jaringan baru di otak, yang berarti terbentuk pribadi
Amerika Serikat.
pencernaan normal (6-8 jam). Pada fase itu terjadi degradasi lemak dan
Hal ini amat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah
berpuasa menahan lapar dan dahaga selama sekitar 14 jam. Selama itu,
diserap oleh pembuluh darah dan dikirim ke seluruh tubuh. Adapun sisa
waktu enam jam adalah waktu ideal bagi sistem pencernaan untuk
22
beristirahat.
buku "Puasa dan Otak Manusia" penerbit UB media Malang 2014. Puasa
puasa dilaksanakan.14
puasa dilaksanakan.
14
http://www.dakwatuna.com//puasa-ramadhan-dalam-tinjauanneurosains/
23
mengerjakannya. Begitu juga larangan berbuat tidak baik (fahsya’–
tertentu, apalagi bila merokok itu telah dimulainya sejak masa remaja.
dirasakan oleh perokok aktif, namun juga dirasakan oleh perokok pasif.
mereka yang sudah merokok sejak kecil, ditambah lagi dengan faktor
24
ini hanya dapat dilakukan pada malam hari saja.
waktu yang biasa. Bagi orang yang terlalu terikat kepada kebiasaan
dan rutinitas tertentu apalagi tradisi dan rutinitas itu buruk. Kebiasaan
makan pukul 07.00 misalnya, diubah menjadi makan sahur pukul 04.00
pagi, sedangkan makan siang ditiadakan dan diubah waktunya pada saat
mulut. Puasa dapat menjadi terapi bagi para pecandu rokok jika hal
15
Zakiah Daradjat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, 48.
16
Toni Pransiska, Peta & Risalah Ramadhan,77.
25
mengendalikan diri dan berhenti dari merokok. Karena sesungguhnya
mutlak dan hal ini merupakan salah satu tujuan dari berpuasa, baik
zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan tidak sedikit makanan yang
Hai inilah yang memicu timbulnya penyakit. Pola makan yang tidak
teratur serta pola hidup yang tidak sehat akan memberikan dampak bagi
yang halal dan baik. Halal dari segi memperolehnya dan cara
untuk menerapkan pola makan yang teratur. Dengan pola makan yang
dari makan sahur sekitar pukul 03.00 dan akan makan kembali pada
26
waktu berbuka puasa, yakni sekitar pukul 17.30. Rasulullah saw.
ini dimaksudkan agar rentan puasa tidak terlalu jauh, serta untuk tetap
keadaan berpuasa dapat makan sesuka hatinya. Karena tidak ada jadwal
rentan puasa tidak terlalu jauh, serta untuk tetap menjaga stamina
27
Pada tahun kedua setelah Hijriyah Rasulullah Shallallahu
menerima wahyu berupa perintah melaksanakan ibadah puasa Romadhon.
Yaitu dimulai dari sempurnanya bulan Sya’ban sampai sempurnanya bulan
Romadhon.
Kewajiban puasa sebelumnya sudah Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam peintahkan kepada umatnya untuk berpuasa pada tanggal
9 dan 10 Muharram.
Setelah turunnya wahyu untuk melaksanakan ibadah puasa
Ramadan pada tahun kedua setelah Hijriah puasa tersebut dijadikan
sebagai kesunahan.
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم
َلَعَّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن
ۗ َاَّياًم ا َّم ْعُد ْو ٰد ٍۗت َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َّمِرْيًض ا َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّم ْن َاَّياٍم ُاَخ َر
َو َع َلى اَّلِذ ْيَن ُيِط ْيُقْو َنٗه ِفْد َيٌة َطَعاُم ِم ْس ِكْيٍۗن َفَم ْن َتَطَّو َع َخ ْيًر ا َفُهَو َخ ْيٌر َّلٗه
ۗ َو َاْن َتُصْو ُم ْو ا َخ ْيٌر َّلُك ْم ِاْن ُك ْنُتْم َتْع َلُم ْو َن
28
yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib
membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi
barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu
lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui."
َش ْهُر َر َم َض اَن اَّلِذ ْٓي ُاْنِزَل ِفْيِه اْلُقْر ٰا ُن ُهًدى ِّللَّناِس َو َبِّيٰن ٍت ِّم َن اْلُهٰد ى
َو اْلُفْر َقاِۚن َفَم ْن َش ِهَد ِم ْنُك ُم الَّش ْهَر َفْلَيُص ْم ُهۗ َو َم ْن َك اَن َمِر ْيًض ا َاْو َع ٰل ى َس َفٍر
َفِع َّد ٌة ِّم ْن َاَّياٍم ُاَخ َر ۗ ُيِر ْيُد ُهّٰللا ِبُك ُم اْلُيْسَر َو اَل ُيِر ْيُد ِبُك ُم اْلُعْسَر ۖ َو ِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّد َة
َو ِلُتَك ِّبُر وا َهّٰللا َع ٰل ى َم ا َهٰد ىُك ْم َو َلَعَّلُك ْم َتْش ُك ُرْو َن
ۗ ُاِح َّل َلُك ْم َلْيَلَة الِّص َياِم الَّر َفُث ِاٰل ى ِنَس ۤا ِٕىُك ْم ۗ ُهَّن ِلَباٌس َّلُك ْم َو َاْنُتْم ِلَباٌس َّلُهَّن
َع ِلَم ُهّٰللا َاَّنُك ْم ُك ْنُتْم َتْخ َتاُنْو َن َاْنُفَس ُك ْم َفَتاَب َع َلْيُك ْم َو َع َفا َع ْنُك ْم ۚ َفاْلٰٔـ َن
ّٰت
َباِش ُرْو ُهَّن َو اْبَتُغْو ا َم ا َكَتَب ُهّٰللا َلُك ْم ۗ َو ُك ُلْو ا َو اْش َرُبْو ا َح ى َيَتَبَّيَن َلُك ُم
29
اْلَخ ْيُط اَاْلْبَيُض ِم َن اْلَخ ْيِط اَاْلْس َو ِد ِم َن اْلَفْج ِۖر ُثَّم َاِتُّم وا الِّص َياَم ِاَلى اَّلْيِۚل
َو اَل ُتَباِش ُرْو ُهَّن َو َاْنُتْم َعاِكُفْو َۙن ِفى اْلَم ٰس ِج ِد ۗ ِتْلَك ُح ُد ْو ُد ِهّٰللا َفاَل َتْقَر ُبْو َهۗا
َعْن َأِبْي َعْبِد الَّرْح َمِن َعْبِد ِهللا ْبِن ُع َم َر ْبِن الَخ َّطاِب َر ِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا
(ُبِنَي اِإل ْس َالُم َع َلى: َسِم ْع ُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقْو ُل: َقاَل
، َو ِإَقاِم الَّص َالِة، َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُم َح َّم ًدا َرُسْو ُل ِهللا:َخ ْمٍس
َو َص ْو ِم َر َم َض اَن ) َر َو اُه اْلُبَخ اِر ُّي َو ُم ْس ِلٌم، َو َح ِّج الَبْيِت،َو ِإْيَتاِء الَّزَك اِة
30
zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Al
Bukhari dan Muslim).
Dalil hadist Riwayah Ali Bin Abi Thalib
وعن المجنوِن حَّتى، عِن الَّصبِّي حَّتى يبلَغ: ُرفَع القَلُم عن ثالثٍة
وعِن الَّنائِم حَّتى يستيقَظ، ُيفيق
Artinya: “Dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata: Pena catatan amal
diangkat dari tiga orang: dari anak kecil sampai dia baligh, dari orang
gila sampai ia waras, dari orang yang tidur sampai ia bangun.” (HR.
Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan bahwa catatan amal seseorang akan
diangkat apabila belum berusia baligh, gila, atau hilang kesadarannya.
Jadi, apabila ada orang yang memiliki kriteria tersebut, maka tidaklah
wajib baginya melaksanakan ibadah puasa.
Hadist Riwayah Abu Hurairah
ُصوُم وا ِلُر ْؤ َيِتِه َو َأْفِط ُروا ِلُر ْؤ َيِتِه َفِإْن ُغ ِّبَي َع َلْيُك ْم َفَأْك ِم ُلوا ِع َّدَة َشْع َباَن
َثاَل ِثيَن
َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأَتاُك ْم َر َم َض اُن
َش ْهٌر ُمَباَر ٌك َفَر َض ُهَّللا َع َّز َو َج َّل َع َلْيُك ْم ِص َياَم ُه ُتْفَتُح ِفيِه َأْبَو اُب الَّس َم اِء
ِفيِه َلْيَلٌة َخْيٌر ِم ْن، َو ُتْغَلُق ِفيِه َأْبَو اُب اْلَج ِح يِم َو ُتَغُّل ِفيِه َم َر َد ُة الَّش َياِط يِن
َأْلِف َشْهٍر َم ْن ُح ِر َم َخْيَر َها َفَقْد ُح ِر َم
31
Artinya: “Dari Abu Hurairah, beliau menuturkan: Rasulullah SAW
bersabda: Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan,
bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di
bulan itu.
Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-
pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat
satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang
tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh
kebajikan apapun.” (HR. Nasa’I dan Ahmad).
َك اَن َيَتَح َّر ى ِصَياَم اِال ْثَنْيِن َو اْلَخ ِم يِس-صلى هللا عليه وسلم- ِإَّن َرُس وَل ِهَّللا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan
berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan
Ibnu Majah no. 1739. Shahih)
Dalil puasa yaumul bidh
. َيُص وُم َثَالَثَة َأَّياٍم ِم ْن ُك ِّل َشْه ٍر َقاَلْت َنَعْم-صلى هللا عليه وسلم- َأَك اَن َرُس وُل ِهَّللا
َقاَل َأُبو ِع يَس ى َهَذ ا. ُقْلُت ِم ْن َأِّيِه َك اَن َيُص وُم َقاَلْت َك اَن َال ُيَباِلى ِم ْن َأِّيِه َص اَم
َح ِد يٌث َح َس ٌن َصِح يٌح
32
“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari
setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya,
“Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab,
“Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau
beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709. Shahih)
َك اَن َيَناُم: َو أَح ُّب الَّص الِة ِإَلى ِهللا َص الُة َداُو َد،أَح ُّب الِّص َياِم إلى ِهللا ِص َياُم َداُو َد
َو َك اَن ُيْفِط ُر َيْو ًم ا َو َيُصْو ُم َيْو ًم ا، َو َيُقوُم ُثُلَثُه َو َيَناُم ُس ُد َسُه،ِنْص َف الليل
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat
yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur
separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada
seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR.
Bukhari no. 3420 dan Muslim no. 1159)
َفِإَّنُه َك اَن، َلْم َيُك ِن الَّنِبُّى – صلى هللا عليه وسلم – َيُص وُم َش ْهًر ا َأْك َثَر ِم ْن َش ْعَباَن
َيُص وُم َش ْعَباَن ُك َّلُه
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu
bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR.
Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156).
َم ْن َص اَم َر َم َض اَن ُثَّم َأْتَبَعُه ِس ًّتا ِم ْن َش َّو اٍل َك اَن َك ِص َياِم الَّدْه ِر
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari
di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR.
Muslim no. 1164)
33
Hadis Riwayat Ali bin Abi Thalib
وعن المجنوِن حَّتى، عِن الَّص بِّي حَّتى يبلَغ: ُر فَع القَلُم عن ثالثٍة
وعِن الَّنائِم حَّتى يستيقَظ، ُيفيق
Artinya: “Dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata: Pena catatan amal
diangkat dari tiga orang: dari anak kecil sampai dia baligh, dari orang
gila sampai ia waras, dari orang yang tidur sampai ia bangun.” (HR.
Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan bahwa catatan amal seseorang akan
diangkat apabila belum berusia baligh, gila, atau hilang kesadarannya.
Jadi, apabila ada orang yang memiliki kriteria tersebut, maka tidaklah
wajib baginya melaksanakan ibadah puasa.
ُص وُم وا ِلُر ْؤ َيِتِه َو َأْفِطُر وا ِلُر ْؤ َيِتِه َفِإْن ُغ ِّبَي َع َلْيُك ْم َفَأْك ِم ُلوا ِع َّد َة َش ْعَباَن
َثاَل ِثيَن
هللا عنه أن أعرابيا جاء إلى رسول هللا رضي بن عبيد هللا طلحة عن
: يا رسول هللا فقال:صلى هللا عليه وسلم وهو ثائر الرأس فقال
34
«صيام رمضان إال أن:أخبرني ماذا فرض هللا علي من الصيام؟ قال
رواه البخاري ومسلم.تطوع شيئا
َعْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأَتاُك ْم َر َم َض اُن
َش ْهٌر ُم َباَر ٌك َفَر َض ُهَّللا َع َّز َو َج َّل َع َلْيُك ْم ِص َياَم ُه ُتْفَتُح ِفيِه َأْبَو اُب الَّس َم اِء
ِفيِه َلْيَلٌة َخ ْيٌر ِم ْن، َو ُتْغَلُق ِفيِه َأْبَو اُب اْلَج ِح يِم َو ُتَغُّل ِفيِه َم َر َد ُة الَّش َياِط يِن
َأْلِف َشْه ٍر َم ْن ُح ِرَم َخ ْيَر َها َفَقْد ُح ِرَم
1.
35
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa :
1. Definisi Puasa
Puasa(Shaum), menurut bahasa, berarti menahan diri. Adapun menurut
terminologi yaitu menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan
disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu.
2. Rukun dan Syarat Puasa
a. Syarat Wajib Puasa
1) Beragama islam
2) Berakal
3) Baligh
4) Mengetahui wajib puasa
b. Syarat Sah Puasa
1) Beragama islam
2) Mumayiz
3) Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
4) Pada waktu yang diperbolehkan untuk puasa
c. Rukun Puasa
1) Niat
2) Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar
sampai tenggelam matahari
3. Macam-macam Puasa
a. Puasa Wajib
1) Puasa Ramadhan
2) Puasa Nadzar
3) Puasa Kafarat
b. Puasa Sunnah
36
1) Puasa 6 hari dalam bulan Syawal
2) Puasa ‘Arafah
3) Puasa ‘Asyura dan Tasu’a
4) Puasa Sya’ban
5) Puasa pada hari Senin dan Kamis
6) Puasa pada setiap pertengahan bulan Qomariyah
7) Puasa Daud
c. Puasa Makruh
1) Puasa Arafah bagi orang yang sedang melakukan wukuf disana,
karena Nabi Muhammad SAW melarang puasa Arafah bagi
siapa saja yang sedang berada di Arafah
2) Puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at saja
3) Puasa yang dikhususkan pada hari Sabtu saja
4. Waktu-waktu yang diharamkan untuk berpuasa
a. Berpuasa pada hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
b. Berpuasa hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
c. Berpuasa dihari Tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah)
d. Puasa Wishol(terus-menerus) sepanjang masa
5. Hikmah puasa
a. Dapat menjaga kesehatan
b. Melatih kesabaran dan menahan jiwa
c. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir-miskin
d. Menciptakan umat menjadi disiplin, persatuan dan kesatuan terjaga
e. Mendidik keprcayaan (melaksanakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya)
f. Tanda terima kasih Allah karena semua ibadah mengandung arti
terima kasih kepada Allah atas nikmat pemberianNya yang tidak
terbatas banyaknya, dan tidak ternilai harganya.
37
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
B. Saran
Sebagai orang muslim kita harus melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi laranganNya. Dan setelah menyusun makalah ini diharapkan kita
dapat menambah wawasan bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini
tentunya tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran yang membangun.
38
DAFTAR PUSTAKA
39