Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AIK IV

“PUASA”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. MIRNA RAHMADANI (105401124120)


2. SALSABILA PRATIWI (105401124020)
3. USWATUN USQUH (105401124220)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami menyusun makalah ini
dengan baik dan benar yang berjudul “PUASA”
Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber untuk membantu
menyelesaikan makalah dan hambatan selama mengerjakanmakalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebear-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proes pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran dan kritik yang dapat membangun, serta kritik konstruktif pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semo ga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin...

Gowa, 29 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Sampul.............................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
Bab II : Pembahasan
A. Pengertian Puasa ......................................................................... 3
B. Jenis Puasa Dalam Ajaran Islam ................................................. 4
C. Syarat-Syarat Wajib dan Sah Puasa Dalam Ajaran Islam .......... 5
D. Rukun-Rukun Puasa Dalam Ajaran Islam .................................. 6
E. Hal-Hal yang Disunnahkan Ketika Melaksanakan Puasa ........... 7
F. Waktu yang Dilarang Dalam Melaksanakan Puasa ................... 7
G. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa Dalam Ajaran Islam ............ 8
H. Jenis Orang yang Membatalkan Puasa Dalam Ajaran Islam ...... 8
I. Keutamaan dan Hikmah Berpuasa Dalam Ajaran Islam .............. 10
J. Ibadah Puasa Dalam Ajaran Islam ............................................... 10
Bab III : Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................... 13
Daftar Pustaka .................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta
segala hal lain yang dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang
dilakukan pada masa tertentu. Makna dan tujuannya secara umum adalah
untuk menahan diri dari segala hawa nafsu, merenung, mawas diri, dan
meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Salah satu hikmah puasa ialah
melatih manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu jasmani yang
terdapat dalam diri tiap individu harus diredam, dikendalikan, dan diarahkan
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang
yang menjalankan puasa pada hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari
berbagai nafsu jasmani. Puasa juga merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan taraf kehidupan, baik yang duniawi maupun akhirat. Karena
puasa telah dilakukan di setiap syariat agama.
Pada sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal anak adam itu
untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Karena puasa itu dikerjakan untuk-Ku,
maka Aku-lah yang akan member balasannya”. Puasa merupakan salah satu
bentuk ritual agama yang dapat meningkatkan kualitas spiritual manusia dan
sebagai wahana pensucian diri guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengaruh puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan
dapat dirasakan oleh fisik maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
segi. Dalam segi kesehatan, justru sangat bermanfaat. Kalaupun ada yang
menemui permasalahan kesehatan pada saat berpuasa, maka permasalahan itu
muncul akibat yang bersangkutan tidak menjaga aturan kesehatan dalam
mengkonsumsi makanan.
Pembahasan mengenai ibadah puasa menarik untuk dikaji, mengingat
ajaran ibadah puasa terdapat dalam agama islam dan berlaku pada umat-umat
terdahulu hingga sekarang. Berdasarkan uraian di atas dan sebagai salah satu
tugas fiqh, maka kami akan mengkaji permasalahan seputar ibadah puasa.
1
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak
kami bahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari puasa?
2. Bagaimana pembagian puasa menurut agama islam?
3. Bagaimana syarat dan rukun puasa?
4. Apakah Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Menjalankan Puasa Dalam
Agama Islam?
5. Apakah Hal-hal yang Membatalkan Puasa Dalam Agama Islam?
6. Kapan Waktu-waktu Dilarang Melaksanakan Puasa Dalam Agama Islam?
7. Apakah Jenis-jenis Orang yang Membatalkan Puasa Dalam Agama Islam?
8. Bagaimana Keutamaan dan Hikmah Berpuasa Dalam Agama Islam?
9. Bagaimana Ibadah Puasa Dalam Agama/Kepercayaan Lain?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan adalah:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari puasa.
2. Untuk menjelaskan pembagian puasa menurut agama islam.
3. Untuk menjelaskan syarat dan rukun puasa.
4. Untuk mengetahui Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Menjalankan Puasa
Dalam Agama Islam.
5. Untuk mengetahui Hal-hal yang Membatalkan Puasa Dalam Agama Islam.
6. Untuk mengetahui Waktu-waktu Dilarang Melaksanakan Puasa Dalam
Agama Islam.
7. Untuk mengetahuiJenis-jenis Orang yang Membatalkan Puasa Dalam
Agama Islam.
8. Untuk mengetahui Keutamaan dan Hikmah Berpuasa Dalam Agama Islam.
9. Untuk mengetahui Ibadah Puasa Dalam Agama/Kepercayaan Lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Seperti yang sudah katakana di awal, bahwa puasa merupakan salah
satu ibadah yang dilakukan dengan cara menahan rasa lapar dan haus. Puasa
sendiri memiliki pengertian-pengertian lain baik pengertian secara umum dan
pengertian puasa dalam agama islam.
Secara Bahasa Puasa berasal dari Bahasa Arab "Shaum" atau
"Shiyam" (‫ )الصوم‬yang berarti menahan diri. Shiyam berarti menahan diri dari
makan dan minum, sementara shaum berarti menahan diri dari bicara.
Sedangkan Secara istilah, puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang
membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
1. Pengertian Ibadah Puasa secara Umum
Secara umum, puasa merupakan salah satu kegiatan yang dinilai
sebagai kegiatan sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri
dari makanan, minuman atau juga bisa keduanya, perilaku buruk, dan
semua hal yang memiliki potensi untuk membatalkan puasa tersebut
selama masih dalam periode pelaksanaan puasa tersebut.
Puasa yang murni biasanya dilakukan dengan menahan diri untuk
makan dan minum dalam kurun waktu tertentu, umumnya puasa
dilaksanakan dalam kurun waktu satu hari atau selama 24 jam, atau juga
bisa beberapa hari. Lamanya periode puasa ini bergantung pada ketentuan
puasa.
Perlu diketahui bahwa puasa ada puasa lain yang hanya membatasi
seseorang untuk mengkonsumsi zat atau makanan tertentu. Perlu Grameds
ketahui bahwa puasa juga dapat membatasi seseorang dari berbagai
aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas seksual. Karena umumnya
puasa dilaksanakan untuk menunaikan ibadah dalam suatu agama, selain
itu puasa juga kerap dilaksanakan untuk menaikkan tingkat kespiritualan
seseorang.
3
Puasa dengan tujuan seperti itu biasanya dilakukan oleh seseorang
yang sudah sering bertapa atau rahib. Kesimpulannya, puasa dilakukan
untuk menahan diri dengan cara mengekang diri dari berbagai macam
tujuan serta keinginan. Puasa kerap diartikan sebagai kegiatan yang sangat
berguna untuk menekan nafsu duniawi pada diri manusia.
2. Pengertian Ibadah Puasa secara Syariat Islam
Menurut agama islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal
dari Bahasa Arab: ‫ صوم‬merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk
dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga
dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan
Hari Raya Idul Fitri.
Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat islam adalah dengan
menahan diri dari makan minum serta semua perbuatan yang dapat
membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam
dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.
Puasa ditujukan untuk dapat membentuk serta menanamkan sikap-sikap
teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT.
3. Pengertian Ibadah Puasa secara Bahasa
Puasa sendiri merupakan terjemahan dari istilah aslinya yang
berasal dari Bahasa Arab, yaitu kata Shaum. Kata tersebut secara Bahasa
memiliki arti mencegah atau menahan.
B. Jenis Puasa Dalam Agama Islam
Dalam agama islam, ibadah puasa dibagi menjadi dua hukum, yaitu
jenis puasa dengan hukum wajib dan yang kedua adalah jenis puasa dengan
hukum Sunnah.
1. Puasa dengan Hukum Wajib
Puasa wajib atau shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus
dilaksanakan oleh umat muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil
melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan pahala.
Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa jenis

4
ini maka ia akan mendapatkan dosa atau ganjaran. Berikut ini daftar puasa
yang termasuk dalam puasa wajib.
a. Puasa wajib Ramadhan
b. Puasa yang disebabkan karena bernazar
c. Puasa denda atau kafarat
d. Puasa ganti atau qadha
2. Puasa dengan Hukum Sunnah
Puasa Sunnah atau shaum Sunnah merupakan jenis puasa yang
apabila dikerjakan maka akan mendapatkan pahala dan apabila tidak
dikerjakan tidak mendapat dosa dan pahala. Berikut ini daftar puasa yang
termasuk dalam puasa Sunnah.
a. senin kamis tiap minggu
b. Puasa Sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal,
kecuali saat hari raya Idul Fitri.
c. Puasa sunah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang
tidak melaksanakan ibadah haji.
d. Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang
tidak melaksanakan ibadah haji.
e. Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini dilaksanakan
untuk meneladani puasa miliki Nabi Daud.
f. Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
g. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
h. Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
i. Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
j. Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab.
C. Syarat-syarat Wajib dan Sah Puasa Dalam Agama Islam
Umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa pastilah memiliki
beberapa syarat-syarat wajib menurut syariat islam yang harus terpenuhi.
Berikut ini syarat wajib ibadah puasa menurut syariat islam.
1. Syarat Wajib Puasa Menurut Syariat Islam
5
a. Beragama Islam dan menyembah Allah SWT.
b. Sudah baligh atau sudah cukup umur.
c. Kondisi akalnya sehat dan waras.
d. Keadaan rohani dan jasmani yang sehat.
e. Bukan termasuk musafir yang sedang melakukan perjalanan panjang
dan jauh.
f. Dalam keadaan yang suci dari hadas besar.
g. Memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan puasa.
2. Syarat Sah Puasa Menurut Syariat Islam
a. Beragama islam dan tidak murtad.
b. Dapat membedakan yang mana yang baik dan buruk (mumayyiz)
c. Tidak dalam keadaan najis yang suci dari nifas dan haid (khusus
wanita)
d. Memiliki pengetahuan mengenai waktu diterimanya puasa.
D. Rukun-Rukun Puasa Dalam Agama Islam
Ibadah puasa dalam agama islam memiliki beberapa rukun puasa yang
diambil dari syariat islam. Berikut ini rukun puasa dalam agama islam.
1. Islam
Rukun pertama dalam melaksanakan ibadah puasa di agama islam
adalah sesroang haruslah memeluk atau beragama islam seperti yang telah
disampaikan pada syarat berpuasa menurut syariat islam.
2. Membaca niat
Membaca niat serta doa puasa merupakan tahapan yang sangat
penting untuk dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa. Umat
muslim akan membaca niat sebelum mereka menjalankan ibadah puasa
tepatnya setelah mereka melaksanakan sahur atau juga dapat dilakukan
sebelum fajar tiba. Ada beberapa hadist yang menyatakan bahwa
pembacaan niat dan doa dapat dilakukan malam harinya sebelum tidur.

6
3. Menahan serta mengontrol diri
Ketika berpuasa, umat muslim menahan serta mengontrol diri
mereka dari segala hawa nafsu baik hawa nafsu makanan, minuman,
kegiatan seksual, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.
E. Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Menjalankan Puasa Dalam Agama
Islam
Ketika berpuasa, umat muslim disunahkan untuk melakukan beberapa
Sunnah dalam menjalankan puasa untuk bisa menambah pahala dan
meningkatkan derajat umat muslim. Berikut ini hal-hal yang disunnahkan
ketika berpuasa dalam agama islam.
1. lambatkan sahur
2. Menyegerakan berbuka ketika sudah waktu berbuka
3. Membaca doa atau niat berbuka puasa
4. Ketika berbuka diawali dengan makanan/minuman yang manis
5. Bersedekah memberi makanan berbuka untuk sesama
6. Lebih giat dalam beribadah dan bersedekah
F. Waktu-waktu Dilarang Melaksanakan Puasa Dalam Agama Islam
Ibadah berpuasa dalam agama islam ternyata memiliki waktu atau saat
yang melarang umatnya untuk melakukan ibadah tersebut. Berikut ini adalah
beberapa waktu umat islam dilarang atau bahkan sampai diharamkan untuk
melaksanakan ibadah berpuasa.
1. Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)
Agama islam mengharamkan tanggal 1 Syawal bagi umatnya yang
ingin melaksanakan ibadah puasa karena agama islam menetapkan tanggal
1 Syawal sebagai hari yang sakral untuk umat agama islam. Bagaimana
tidak? Tanggal 1 Syawal merupakan hari kemenangan untuk umat agama
islam.
2. Hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
Tanggal 10 Dzulhijjah ditetapkan sebagai hari raya kedua oleh
agama islam. Pada hari tersebut, umat islam diharamkan untuk berpuasa
dan disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban lalu dibagikan kepada
7
kerabat serta fakir miskin atau orang-orang yang kurang mampu. Hal itu
bertujuan agar mereka juga dapat merasakan kebahagiaan serta
kegembiraan mengkonsumsi daging hewan qurban.
a. Tiga hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
b. Hari syak (30 Sya’ban)
c. Berpuasa selamanya
d. Wanita yang sedang haid atau nifas dan belum mandi besar
e. Seorang istri yang berpuasa Sunnah tanpa izin dari suami
Selain itu ada waktu yang dianggap makruh bagi seorang muslim
yang ingin melaksanakan puasa, yaitu pada saat hari Jum’at, dengan
keterangan berpuasa tanpa didahului berpuasa di hari sebelumnya.
G. Hal-hal yang Membatalkan Puasa Dalam Agama Islam
Ibadah puasa dalam agama islam memberikan beberapa hal yang
dapat membatalkan puasa menurut syariat puasa dalam agama islam. Berikut
ini beberapa hal yang dapat membatalkan puasa dalam agama islam.
1. Makan, minum atau memasukkan benda dengan sengaja ke dalam lubang
atau rongga tubuh,
2. Melakukan kegiatan seksual,
3. Menyengajakan muntah,
4. Menyengajakan keluarnya air mani,
5. Tiba-tiba haid atau nifas,
6. Kehilangan akal (gila atau tiba-tiba pingsan),
7. Keluar dari agama islam dan memeluk agama lain (murtad).
Ada beberapa hal-hal yang membatalkan puasa apabila dilakukan
dengan tidak sengaja maka tidak akan batal batal puasanya, seperti apabila
tidak sengaja makan atau minum serta melakukan kegiatan seksual.
H. Jenis-jenis Orang yang Membatalkan Puasa Dalam Agama Islam
Dalam pelaksanaan ibadah puasa ini tentunya ada umat yang akan
melakukan pembatalan puasa baik dikarenakan situasi atau memang tidak
dibolehkan berpuasa. Berikut ini akan kami sajikan beberapa jenis orang yang

8
membatalkan puasa beserta dengan jenis hal yang digunakan untuk
mengganti puasa tersebut.
1. Orang yang wajib mengqadha
Orang-orang dibawah ini diberi kesempatan untuk boleh tidak
melakukan puasa, namun mereka harus menggantinya dengan berpuasa
dilain hari sebanyak jumlah puasa yang ditinggalkannya.
a. Tidak berpuasa karena sakit (ada harapan pulih),
b. Seorang musafir atau berpergian jauh dengan jarak minimal 89 km dari
rumah,
c. Wanita yang sedang hamil,
d. Ibu-ibu yang sedang fase menyusui anak,
e. Wanita yang sedang haid atau nifas,
f. Seseorang yang tidak sengaja membatalkan puasanya.
2. Orang yang tidak wajib mengqadha, namun wajib fidyah
Orang-orang dibawah ini adalah orang yang tidak berpuasa dan
tidak diwajibkan untuk menggantinya, namun mereka diwajibkan untuk
membayar fidyah (memberi makan fakir miskin di hari ia tidak berpuasa)
a. Tidak berpuasa karena sakit (tidak ada harapan pulih) dan
b. Orang tua yang sudah tidak mampu menjalankan puasa.
3. Orang yang wajib mengqadha dan melaksanakan kafarat
Bagi umat muslim yang membatalkan puasa dengan cara
bersetubuh harus menggantinya dengan mengqadha puasa tersebut disertai
dengan melakukan kafarat. kafarat sendiri berarti memerdekakan atau
membebaskan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada yang bisa
dimerdekakan maka seorang muslim tadi diperintahkan untuk berpuasa
selama dua bulan berturut-turut. Apabila dia tetap tidak bisa, maka dia
diperintahkan untuk memberi makan orang miskin dengan jumlah yang
ditentukan yaitu sebanyak 60 orang miskin, dengan masing-masing
mendapatkan 576 gram bahan makanan pokok.

9
I. Keutamaan dan Hikmah Berpuasa Dalam Agama Islam
Berpuasa dalam agama islam apalagi berpuasa Ramadhan yang
diwajibkan oleh Allah merupakan ibadah yang ditujukan agar umat islam
selalu menghamba hanya kepada Allah SWT.
Ibadah puasa memiliki beberapa keutamaan menurut syariat islam,
seperti umat muslim yang melaksanakan puasa akan melewati sebuah pintu di
surga yang bernama Rayyan, pintu surga tersebut adalah pintu yang di
khususkan untuk muslim yang berpuasa. Selain itu, Allah akan memberi
kelebihan kepada muslim yang berpuasa dengan menjauhkannya dari api
neraka sejauh 70 tahub perjalanan masa akhiratnya.
Berikut beberapa hikmah yang diperoleh dari melaksanakan ibadah
puasa dalam agama islam.
1. Mendapatkan beberapa pendidikan rohani,
2. Memperbaiki cara bergaul seorang muslim,
3. Bermanfaat untuk kesehatan.
J. Ibadah Puasa Dalam Agama Islam/Kepercayaan Lain
Seperti yang kami katakana di awal bahwa ibadah puasa ini tak hanya
dilaksanakan oleh agama islam saja. berikut akan kami sajikan beberapa
ibadah puasa dari agama lain.
1. Ibadah Puasa dalam Agama Kristen
Di dalam agama Kristen, ibadah puasa mengartikan sebagai bentuk
pertobatan umat terhadap nafsu duniawi. Untuk pelaksanaannya sendiri
terdapat beberapa versi yang berbeda, namun tujuan pelaksanaannya tetap
sama.
2. Ibadah Puasa dalam Yahudi
Di dalam ajaran Yahudi, ibadah puasa diartikan sebagai kegiatan
dimana mengharuskan untuk menahan makan dan minum, termasuk air
sekalipun. Sampai-sampai dalam pelaksanaannya mereka diharamkan
untuk menggosok gigi pada puasa yang dilaksanakan di hari besar.

10
3. Ibadah Puasa dalam Agama Buddha
Di dalam agama Buddha, puasa menjadi bagian dari pelaksanaan
kegiatan Atthasila yang biasanya dilaksanakan pada hari uposatha. Hari
tersebut adalah hari dimana umat Buddha melakukan sebuah pengamatan
dan perenungan mengenai kehidupan Sang Buddha di masa lalu.
4. Ibadah Puasa dalam Agama Katolik
Di dalam agama Katolik, khususnya Katolik Roma, umumnya
puasa akan dilaksanakan dengan diawali makan sampai kenyang sekali
dalam sehari dan dilakukan di hari Rabu Abu atau Jumat Agung (wajib).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian dari puasa ialah Secara umum, puasa berarti ‘menahan.
Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa,
sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Pembagian
puasa menurut agama Islam ada empat macam, yaitu: Puasa wajib, Puasa
sunat, Puasa makruh, Puasa haram
Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Syarat wajib puasa:
a. Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
b. Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak
tidak wajib berpuasa.
c. Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau
sakit, tidak wajib puasa.
2. Syarat sah puasa:
a. Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
b. Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
c. Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis melahirkan).
Orang yang haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib
mengkhodo’ (membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya.
d. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang puasapada
dua hari raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Cara
pelaksanaan puasa yaitu dengan niat pada malam sebelum sahur, berdoa
ketika berbuka dan berpuasa, menyegerakan berbuka, selama berpuasa
hendaknya menghindari segala hal yang dapat membatalkan puasa,
memperbanyak amalan dan giat beribadah selama berpuasa.

12
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritikan para
pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/apa-pengertian-puasa-
menurut-bahasa-dan-istilah-
gpzF?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACA
w%3D%3D#aoh=16486416095371&referrer=https%3A%2F%2Fwww.g
oogle.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2F
tirto.id%2Fapa-pengertian-puasa-menurut-bahasa-dan-istilah-gpzF
https://amp-suara-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.suara.com/news/2022/03/12/181422/2-
rukun-puasa-ramadhan-yang-wajib-
dipahami?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v
=a9&amp_gsa=1#referrer=https://www.google.com&csi=0
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Waktu_haram_puasa#:~:text=Hari%20Tasyrik%2
0adalah%20tanggal%2011,sehingga%20masih%20diharamkan%20untuk
%20berpuasa.
https://m-kumparan-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/kumparansains/5-
agama-yang-punya-tradisi-puasa-selain-
islam?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D&amp_js_v=a9
&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&am
pshare=https%3A%2F%2Fkumparan.com%2Fkumparansains%2F5-
agama-yang-punya-tradisi-puasa-selain-islam

14

Anda mungkin juga menyukai