PUASA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam 3
Dosen Pengampu: Misbah, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
1. Pengertian Puasa...........................................................................................................5
2. Dasar Hukum Puasa.....................................................................................................5
3. Syarat dan Rukun Puasa..............................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................7
KESIMPULAN.........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dengan disertai niat
berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota
badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, Sejak terbitnya fajar kedua sampai
terbenamnya matahari dengan berdasarkan niat. Puasa merupakan dasar praktis dan
teoritis bagi sisi pengendalian diri untuk menjalankan perintah Allah. Allah SWT
menetapkan kunci masuk surga terletak dalam masalah mengendalikan diri. Selain
mengendalikan diri dari syahwat-syahwat yang diharamkan dan dorongan-dorongan
terlarangnya, mengendalikan diri juga untuk menetapi akhlak yang agung dan baik.
Adapun macam-macam puasa ditinjau dari hukumnya, puasa bisa diklasifikasikan
menjadi puasa wajib, puasa sunah, puasa haram, dan puasa makruh. Puasa wajib.
Untuk melaksanakan puasa baik puasa wajib ataupun sunnah mempunyai syarat -
syarat dan juga rukunnnya. Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan
oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa yang
dihukumi wajib adalah merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dan apabila
puasa wajib ditinggalkan atau tidak dilaksanakan maka akan mendapat dosa.
Diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang dalam yakni
merealisasikan ketaqwaan kepada Allah SWT. Puasa mempunyai banyak faedah bagi
rohani dan jasmani kita. Ibadah puasa juga banyak mengandung aspek sosial, karena
lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga
menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka
mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan puasa ?
2. Apa dasar hukum dari puasa ?
3. Apa saja syarat dan rukun puasa ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa pengertian puasa
2. Dapat mengetahui dasar hukum dari puasa
3. Dapat mengetahui apa saja syarat dan rukun puasa
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa
Rukun Islam yang keempat adalah puasa. Sebagaimana rukun-rukun Islam lainnya,
seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan sholat, mengeluakan zakat,
menunaikan haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki.
Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah, Tuhan semesta alam,
sebagai milik-Nya. Sebab, orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu,
melainkan hanya meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ia
meninggalkan hal-hal yang dicintainya, semata hanya karena cintanya kepada Allah.
Dalam Bahasa Arab disebut shoum, shiyam yang berarti puasa.1 Menurut L.
Mardiwarsito dalam bahasa kawi disebut “upawasa” yang berarti berpuasa.2 Dalam
Bahasa Arab dan al-Qur‟an puasa disebut shaum atau shiyam yang berarti menahan
diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri.
Jadi, secara umum pengertian puasa menurut bahasa adalah menahan diri atau
mengendalikan diri baik dari makan, bicara, maupun berjalan.
Puasa (shiyam) adalah suatu substansi ibadah kepada Allah Swt. yang memiliki syarat dan
rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari segala keinginan syahwat, perut, dan dari segala
sesuatu yang masuk ke dalam kerongkongan, baik berupa makanan, minuman, obat dan
semacamnya, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari yang dilakukan oleh muslim yang
berakal, tidak haid, dan tidak pula nifas yang dilakukan dengan yakin dan disertai dengan niat.
5
berpuasa untuk mempercayai derajat yang takwa kepada Allah Swt dengan
meninggalkan keinginan-keinginan yang dibolehkan demi mematuhi perintah-Nya
dan demi mengharapkan pahala dari sisi-Nya, supaya orang mukmin
termasukgolongan orang-orang yang bertakwa kepada-Nya yang menjauhi larangan-
larangan-Nya.
Perintah puasa bagi umat Islam diwajibkan oleh Allah SWT. pada bulan yang mulia
yaitu bulan Ramadhan karena di bulan Ramadhan itulah diturunkan al-Qur‟an kepada
umat manusia melalui Nabi besar Muhammad Saw.
Nifas dan wiladah disamakan dengan haid. Bedanya bila sang ibu itu
menyusui anaknya ia boleh membayar fidyah. Disinilah letak
perbedaan antara meninggalkan shalat dan meninggalkan puasa bagi
orang yang sedang haid. Pada shalat, bagi orang haid lepas sama
sekali kewajiban shalat, sedangkan pada puasa tidak lepas, tetapi
didenda untuk dibayar (diqadha) pada waktu yang lain.
Dikerjakan dalam waktu atau hari yang dibolehkan puasa.
b. Rukun Puasa
Ada dua rukun puasa. Tanpa memenuhi rukun puasa, tidak ada. Dua rukun puasa itu
yaitu:
1) Niat
2) Menahan diri dari segala yang membukakan
6
BAB III
KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan, ibadah puasa memiliki keutamaan ditinjau dari perspektif Sunnah
diantaranya: puasa merupakan amalan yang bisa menghapus dosa apabila didasari keimanan
dan semata-mata mengharap ridha-Nya, puasa juga merupakan ibadah yang istimewa, serta
puasa merupakan hikmah yang utama dalam membentuk akhlak seorang manusia. Puasa
tidak hanya sekedar tradisi, apalagi sekedar menahan lapar dan dahaga. Puasa merupakan
pengabdian yang paling tulus dari seorang hamba kepada Allah.
Jadi, telah jelas bahwa apabila kita melakukan puasa sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan, maka kita akan senantiasa memperoleh keberkahan puasa yang akan dirasakan
manfaatnya bagi kesehatan jasmani maupun rohani.
7
DAFTAR PUSTAKA
Adib bisri dan Munawar al-fatah, Kamus Indonesia Arab, Arab Indonesia, (Surabaya: Pusaka
Progessifme, 1999). 272.
L. Mardiwarsito, Kamus Jawa Kuno (Kawi), (Indonesia: Nusa Indah, 1978). 380.
Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998).
276.
Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al-Qurthubi al-
Andalusi, Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid, Dar al-Ihya al-Kutub al-
„Arabiyyah, Indonesia, t.t, Juz. 1. 207.
Team Penyusun Text Book Ilmu Fiqh I, Ilmu Fiqh, Jilid I (Jakarta: Proyek Pembinaan
Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1983). 302.
Soenarjo, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989). 44.