SHIYAM (PUASA)
Disusun Oleh:
FATHUL ISLAH (213110384)
PUJINGGA SHENA (213110197)
MOHD FARHAN (213110038)
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “SHIYAM (PUASA)” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Ibadah dan Muamalah. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................5
3.2 Saran...........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Puasa merupakan rukun islam yang ketiga, yang telah diwajibkan oleh Allah, yang ada dalam
Al-Quran dan hadis. Sebagai umat islam kita wajib menjalankan puasa Ramadhan. Yang pada
bulan Ramadhan Nabi Muhammad dan umatnya diwajibkan berpuasa oleh Allah. Namun puasa
tidak hanya dilakukan saat bulan Ramadhan, tetapi ada puasa-puasa lain diantaranya puasa bulan
syawal, dzulhijjah, asyura, tetapi puasa tersebut tidak diwajibkan oleh Allah sebagaimana puasa
Ramadhan,akan tetapi hukumnya sunnah. Tetapi ada juga puasa wajib selain dari puasa
Ramadhan, misalnya puasa kifarat, puasa qadha, dan puasa nadzar, puasa tersebut hukumnya
wajib sebagaimana puasa Ramadhan.
Puasa merupakan sarana penting untuk mencapai takwa, dan juga salah satu sebab untuk
mencapai pengampunan dosa-dosa, pelipat ganda pahala dan pengangkatan derajat. Allah telah
menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal ibadah yang lain. Allah
memerintahkan puasa bukan tanpa sebab, karena segala sesuatu diciptakan tida ada yang sia-sia
dan segala sesuatu yang diperintahkan Allah adalah untuk kebaikan hambanya. Ibadah puasa
mempunyai manfaat bagi esehatan badan dan lain sebagainya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Puasa merupakan rukun islam yang ketiga. Puasa berasal dari bahasa Arab “shiyam atau shaum”
yang secara lughawi berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut syara’ puasa adalah
suatu ibadah kepada Allah dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari
makan, minum, hubungan seksual dan perbuatan lain yang dapat merugikan dan mengurangi
makna atau nilai dari puasa, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.[1]
A. Puasa wajib.
Puasa tebusan atau puasa kifarat adalah puasa yang dikerjakan karena melanggar suatu
aturan yang telah ditentukan.
Puasa Nadzar
Puasa nadzar adalah puasa yang wajib dilakukan bagi orang yang bernadzar sebanyak
hari yang dinadzarkan.
Puasa Qadla
Puasa qadla adalah puasa yang wajib dikerjakan karena meninggalkan puasa dibulan
Ramadhan karena uzur, sebanyak hari yang ditinggalkan.
Puasa makruh
Puasa yang dilakukan terus menerus sepanjang masa kecuali pada bulan haram
Puasa pada setiap hari sabtu saja atau jum’at saja, kecuali jika ia berpuasa sehari
sebelumnya atau sesudahnya
Puasa dihari Arafah bagi orang yang sedang melaksanaakan wukuf di Arafah
Puasa wishal: yaitu puasa dua hari atau lebih tanpa berbuka
Puasa hari yang meragukan yaitu hari 30 dibulan sya’ban
2
C. Puasa haram
Puasa pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
Puasa pada hari tasyriq
Puasa saat sedang haid dan nifas
Berakal (aqli)
Orang yang tidak kuat untuk berpuasa baik itu dikarenakan tua atau sakit yang tidak dapat
diharapkan kesembuhannya, tidak wajib atasnya berpuasa, tetapi wajib membayar fidyah.
Islam
Mumayiz
Yaitu seseorang yang dianggap bisa membedakan antara hal bermanfaat dan berbahaya
bagi dirinya. Istilah Mumayyiz merujuk pada seseorang yang telah mampu melakukan
banyak hal,baik tindakan untuk diri sendiri maupun orang lain.
Niat
Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam
matahari.
4) Hal yang dapat membatalkan puasa meliputi:
Qadha adalah bentuk masdar dari kata dasar “qadhaa” yang artinya: memenuhi atau
melaksanakan. Menurut istilah dalam fiqh, qadha pelaksanaan suatu ibadah diluar waktu yang
telah ditentukan oleh syariat islam. Puasa qadha dapat dilakukan secara berurutan ataupun tidak
berurutan, sebanyak puasa yang ditinggalkannya.Mengqadha puasa Ramadhan hingga bulan
sya’ban boleh dilakukan selagi didukung alasan,
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puasa adalah suatu ibadah kepada Allah dengan syarat dan rukun tertentu, yang wajib dikerjakan
bagi umat islam.
Puasa wajib diantaranya puasa bulan Ramadhan, puasa kifarat, puasa nadzar dan puasa
qadla.
Puasa sunnah diantaranya puasa dibulan syawal, puasa asyura, puasa arafah, puasa senin
kamis, dan lain-lain.
Puasa makruh diantaranya puasa pada hari jum’at atau sabtu saja, puasa tanggal 30
sya’ban, puasa wishal dan puasa arafah bagi orang yang melaksanakan ibadah haji.
Puasa haram diantaranya puasa hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha dan puasa hari
tasyriq (11, 12 dan 13 dzulhijjah).
Qadha pelaksanaan suatu ibadah diluar waktu yang telah ditentukan oleh syariat islam. Puasa
qadha dapat dilakukan secara berurutan ataupun tidak berurutan, sebanyak puasa yang
ditinggalkannya.
Hikmah Puasa
3.2 Saran
Puasa atau shiyam memiliki banyak keistimewaan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu,
kita sebagai umat muslim baiknya dapat selalu menunaikan ibadah puasa untuk meningkatkan
keimanan serta ketakwaan kita terhadap Allah SWT.