Anda di halaman 1dari 10

PUASA

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Muammalah”

Dosen pengampu: Dr. Sabir Maidin,S.Ag.,M.Ag

Oleh:

Nurhaliza

90400122059

Athira Natazha Aulia

90400122037

Dian Armitasari. Z

90400122054

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT. tuhan pencipta dan pemelihara
semesta alam sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami ini dalam mata
kuliah hadis muammalah, dengan tema “Puasa”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabat – sahabatnya,
dan para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, tidak sedikit kesulitan dan kendala yang kami
hadapi, baik menyangkut soal pengaturan waktu, pengumpulan bahan – bahan, maupun
sistematia penulisan, dan lain sebagainya. Namun, berkat semangat dan kerja keras kami
disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu
dapat diatasi dengan sebaik – baiknya.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari cara
penulisannya maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, sehingga kami
dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang dan dapat memberi manfaat bagi
para pembaca dan bagi si penulis.

GOWA, 4 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..................................................................................................................1


B. Rumusan masalah ............................................................................................................1
C. Tujuan penulisan ..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa...............................................................................................................2
B. Dasar hukum Puasa...........................................................................................................2
C. Macam macam Puasa .......................................................................................................3
D. Syarat Wajib Puasa ..........................................................................................................4
E. Cara Puasa Orang Sakit dan Tua Renta ...........................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................7

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seperti yang telah kita ketahui dalam agama islam mempunyai rukunislam
yang salah satu didalamnya ialah puasa, yang mana puasamerupakan rukun islam
yang ke empat. Ibadah puasa terdapat hamperseluruh agama. Oleh karena itu ibadah
puasa ini telah dikenal dikalangan orang-orang agama budaya dulu kala. Hal tesebut
tercermindalam firman Allah SWT. Setiap ibadah yang disyariatkan Allah kepada
umat manusia pastimengandung makna. Makna yang dimaksud adalah manfaat yang
kembalikepada orang yang melakukannya, apakah itu manfaat yang
langsungdirasakan ataukah tidak langsung, apakah itu manfaat di dunia maupun di
akhirat. Rasulullah juga pernah menyampaikan keterangan bahwa ajaran puasa
sebenarnya telah dikenal dan di laksanakan oleh umat-umat sebelum kita, yakni
sebelum datangnya Islan dan turunya ayat shaum (ayat puasa) di atas.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian puasa? 
2. Apa yang menjadi dasar hukum dan keutamaan puasa?
3. Apa saja macam-macam puasa?
4. Apa saja syarat wajib puasa?
5. Cara Puasa orang sakit dan tua renta?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian puasa.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar dan keutamaan puasa.
3. Untuk mengetahui macam-macam puasa.
4. Untuk mengetahui apa yang menjadi syarat wajib puasa
5. Untuk mengetahui cara puasa orang sakit dan tua renta

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Pengertian As-Shaum (Puasa) menurut bahasa, puasa berarti menahan.Sedangkan
menurut syari‟at, puasa berarti menahan diri secara khusus dan dalam waktu tertentu
serta dengan syarat-syarat tertentu pula. Menahan diri disini termasuk ibadah. Karena,
harus menahan diri dari makanan, minuman dan berhubungan badan serta seluruh
macam syahwat, dari sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Pengertian puasa
banyak yang mendefinisikan, sedangkan menurut istilah banyak para para pakar yang
memberikan definisi antara lain menurut YusufQardawi bahwa puasa adalah menahan
dan mencegah kemauan dari makan,minum, bersetubuh dengan istri dan semisal sehari
penuh, dari terbitnya fajar siddiq hingga terbenamnya matahari, dengan niat tunduk dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Dasar Hukum Puasa


Dasar hukum puasa
Al- Baqarah ayat 183
َ‫صيَا ُم َك َما ُكتِبَ َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْنقَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ۙن‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُمال‬
Terjemahan: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

2
C. Macam Macam Puasa
Macam-macam puasa disini banyak yang menggolongkan, istilahnya pun beda-beda,
ada yang menggolong menjadi 5 golongan:
1. puasa Fardlu
2. puasa Qadha
3. Puasa Nazar
4. Puasa Kafarat
5. Puasa Tathawwu‟ (sunnah)
6. Puasa Wajib (Fardlu)
Puasa wajib disini bisa juga disebut dengan puasa fardlu, yang terdiridari Puasa
Ramadhan, puasa qadla‟ (mengganti puasa Ramadhan yang batal pada hari-
hari yang lain), puasa kifarat (puasa yang diwajibkankarena melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan agama). Dan puasa untuk melaksanakan nazar (puasa yang
dijanjikan olehseseorang atas dirinya), semuanya hukumnya wajib. Namun biasanya
yangdikategorikan puasa fardlu di sini adalah Puasa Ramadhan.

Puasa Kafarat Ialah Puasa yang wajib ditunaikan karena berbuka dengan
sengajadalam bulan Ramadhan (dalam hal ini khilaf), bukan karena sesuatu udzur yang
dibenarkan syara‟, karena bersetubuh dengan sengaja dalam bulan ramadhan pada siang
hari, karena membunuh dengan tidak sengaja,karena mengerjakan sesuatu yang diharamkan
dalam Haji, serta tidaksanggup menyembelih binatang Hadyu karena merusak sumpah dan
berdziar terhadap istri (menyerupakan Bentuk Tubuh Istri Disamakan Dengan
Muhrimnya).Puasa kafarat ini mempunyai beberapa bentuk. Diantaranya puasaka farat
karena salah membunuh, puasa kafarat karena sumpah dan nazar. Bentuk-bentuk ini
mempunyai hukum-hukum tertentu.

Puasa kafarat, ialah puasa yang wajib dikerjakannya untukmenutupi sesuatu


keteledoran yang telah kita (remaja) lakukan:
1. Karena merusak puasa dengan bersetubuh, yaitu dengan puasa dua bulan berturur-
turut.
2. Karena membunuh orang dengan tidak sengaja, yaitu puasa dua bulan berturut-
turut, jika tidak sanggup harus memerdekaan seorang budak
3. Karena seseorang (remaja) mengerjakan sesuatu yang haramdikerjakan dalam
ihram, serta tidak boleh menyembelih binatang Hadyu.

3
Puasa yang Diharamkan Ialah puasa yang dilakukan diwaktu hari raya Idul Fitri maupun
IdulAdha, pada hari Tasyriq (tanggal 11,12,13 zulhijjah ) istri melakukan puasa sunnah tidak
mendapatkan izin dari suami.Untuk masalah puasa hari raya semua ulama‟ sepakat
mengharamkan, kecuali Imam Hanafi alasannya berpuasa pada dua hari raya tersebut adalah
makruh yang diharamkan itu adalah hampir mendekati kepada haram, sementara
untukmasalah puasa di hari Tasyriq para ulama berbeda pendapat Imam Syafi‟I puasa hari
Tasyriq hukumnya tidak dihalalkan, baik pada waktu melaksanakan ibadah haji atau bukan.

Puasa Makruh
Ada beberapa pendapat tentang puasa ini, para ulama‟ sepakat tentang
hari-hari makruh dalam melakukan puasa, yakni:
1. Mengkhususkan bulan Rajab untuk berpuasaBerpuasa satu bulan penuh pada bulan
Rajab merupakan amalanyang dimakruhkan. Akan tetapi, jika wanita muslimah yang
hendak berpuasa pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa secara
berselang.Karena, ini merupakan bulan yang diagungkan oleh orang-orang Jahiliyah.
2. Puasa pada hari jumat saja
3. Puasa pada hari sabtu saja.
4. Pada hari yang diragukan (Hari ketiga puluh dari bulan Sya‟ban
5. Bepuasa khusus pada tahun baru dari hari besar orang kafir
6. Puasa wishal (Puasa selama dua atau tiga hari tanpa berbuka)
7. Puasa Dahr (Puasa yang dilakukan selama satu tahun penuh)

D. Syarat Wajib Puasa


Ibadah puasa seseorang dinilai sah dan benar jika memenuhi syarat danrukunnya. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh sesorang yang hendakmelaksanakan puasa adalah sebagai
berikut:
1. Islam
Puasa dalah ibadah Islamiyah, tidak sah dilakukan oleh orang yang bukan Islam,
apabila seseorang kafir, maka tidaklah sah puasanya. Apabila seorang (remaja) muslim yang
sedang berpuasa menjadi murtad karena mencela agama Islam, atau mengingkari sesuatu
hukum Islam yang diijma‟i oleh umat atau dia mengerjakan sesuatu yang merupakan Ibadah
puasa seseorang dinilai sah dan benar jika memenuhi syarat dan rukunnya. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh sesorang yang hendak melaksanakan puasa adalah niat

4
2. Baligh
(Sampai umur) Dalam pelaksanaan ibadah puasa, bagi orang (remaja) muslimharuslah
berumur baligh, batasan antara laki-laki dan wanita beda, untuk batasan laki-laki
ditandai dengan keluarnya air sperma (mimpi basah) kira-kira berumur 10-13 tahun.
Namun untuk wanita diketahui dengan keluardarah haid, sekitar umur 9- 11 tahun, akan
tetapi untuk batasan itu tidaklahmutlak, yang penting berapa umur anak itu yang esensi
mereka keluar airsperma untuk laki-laki, keluar darah haid bagi wanita.
3. Berakal
Ibadah puasa haruslah dilaksanakan oleh orang (remaja) yangmuslim yang berakal,
serta tamyiz (bisa membedakan perkara yang baikdan perkara yang buruk). Orang
(remaja) gila tidak boleh melakukanibadah puasa karena orang gila tidak termasuk
mukallaf (orang yang kenatuntutan ibadah), maka dengan demikian puasa tidak wajib
bagi orang(remaja) gila ketika sedang gila dan kalau dia berpuasa, maka puasanyatidak
sah, anak kecil tidak diwajibkan berpuasa, tetapi puasanya tetap sahkalau anak tersebut
sudah mumayyiz.

E. Cara Puasa Orang Sakit dan Tua Renta


1. Orang yang tidak berpuasa disebabkan lanjut usia atau sakit yangtidak ada
harapan sembuh baik mukim atau musafir hanya berkewajiban memberi makan
satu orang miskin untuk setiap hari. Hal tersebut bisa menjadi pengganti baginya
dari kewajiban puasa.Ia dapat menyediakan makanan siap saji sesuai bilangan
hari, lalu mengundang orang miskin secara bersama. Ia juga dapat memilihcara
dalam memberi makan; membei makan pada setiap hari untuk hari yang
bersangkutan atau mengakhirkan memberi makan hingga akhir puasa. Kadar
makanan untuk satu hari dari kadar zakat fitrah), dan diberikan kepada orang
miskin.
2. Orang pikun tidak wajib puasa ramadhan atau hukum membayarkaffarat
(memberi makan). Sebab hukum Islam telah tidak diberlakukan atas mereka.

5
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Dari materi diatas setidaknya ada beberapa poin yang dapat ditarik kesimpulan:
1. Puasa (Ash-Shawm) adalah menahan dari makan, minum, danhubungan kelamin,
mulai dari waktu fajar sampai Maghrib, karenamencari Ridha Allah . Puasa (Ash-
Shawm) dalam pengertian bahasaadalah menahan dan berhenti dari sesuatu,
sedangkan dalam istilahagama artinya adalah menahan dari makan, minum, dan
hubungankelamin, mulai dari waktu fajar sampai Maghrib, karena mencariRidha
Allah.
2. Terdapat macam-macam puasa, yaitu: puasa Fardlu, Puasa Qadha, Puasa Nazar, Puasa
Kafarat, Puasa Tathawwu‟ (sunnah).
3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang
hendak berpuasa diantaranya, yaitu Islam, Baligh (Sampai Umur), Berakal, Suci dari
haid dan nifas bagi wanita, Mampu/kuasa atas puasa.
4. Rukun-rukun puasa adalah sebagai berikut niat dan meninggalkansegala hal yang
membatalkan puasa hingga terbenam matahari.
5. Selain mendapatkan pahala puasa juga mempunyai hikmah, yaitu pengaruh untuk
kesehatan jasmani dan rohani.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rasjid, Sulaiman. 2005. Fiqih Islam. Sinar Baru Algensindo.

‘Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad. 2006. Fiqih Wanita. Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar.

Syahida, Aip. & Rahman, Irsyad Taufieq. Hidayah Pendidikan Agama Islam
Bandung: CV. Thurisna

Mughniyah, Muhammad Jawad. 2006. FIQIH Lima Mudzhab. Jakarta: PenerbitLentera

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1-2004-sabiqkhoer-
627-BAB2_310-5.pdf Diakses tanggal 02 maret 2017 jam 11:44

http://www.islamicbook.ws/indonesian/indonesian-60.pdfDiakses tanggal 14 juni 2023 jam


12:01

http://files.islamdownload.net/123910/pdf-islamhouse/Risalah%20Ramadhan.pdf
Diakses pada tanggal 14 juni 2023 jam 23:38

Anda mungkin juga menyukai