Anda di halaman 1dari 11

PUASA WAJIB

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Fiqih / Masail Fiqih”

Dosen Pengampu : Nur Hakim, M.Pd.I

Disusun Oleh ;

Ahmad Shohibul Hikam 200109879


Ika Sabila Rahma 200109923
Muhamad Sibli Zamzami 200109854

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah “ Fiqih / Masail Fiqih ” yang
berjudul “Puasa Wajib” dengan lancar.

Terima kasih kepada pemberi tugas, telah memberikan kami kesempatan untuk berfikir
panjang dan dapat membuat makalah ini sesuai harapan. Kami menyadari bahwa penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu adanya masukan, pendapat,
maupun kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan resume ini dan
menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan makalah berikutnya.

Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini penulis banyak menghadapi
tantangan dan hambatan. Kesemuanya itu dapat teratasi berkat bantuan dan dukungan kedua
orang tua , bapak dan ibu dosen , teman – teman dan terutama ridho Allah SWT. Untuk itu,
pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah turut memberikan andil dan membantu penulis hingga selesianya penyusunan
dan penulisan karya tulis ini.

Dan akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
menjadi sumber informasi yang berguna.

Kediri, 7 Desember 2021

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar........................................................................................................ ii
Daftar isi ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar belakang ............................................................................................ 2
B. rumusan msalah ......................................................................................... 4
C. tujuan ........................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
A. pengertian puasa ......................................................................................... 6
B. macam macam puasa wajib ....................................................................... 7
C. waktu niat puasa ......................................................................................... 7
D. syarat syarat puasa ..................................................................................... 8
E. fardhu puasa ................................................................................................ 8
F. perkara yang membatalkan puasa ............................................................ 9
G. orang orang yang di bolehkan berbuka pada bulan rhomadhon .......... 9
H. hikmah puasa ............................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan manusia
sebelum islam islam mengajarkan antara lain agar manusia beriman kepada allah
swt,kepada malaikat malaikatnya kepada rasul nya kepada kitab nya kepada hari kiamat
dan kepada qodo’ qodar nya ,islam juga mengajarkan lima kewajiban pokok yaitu
mengucap dua kalimat syahadat sebagai pernyataan kesdiaan hati dalam menerima islam
sebagai agama,mendirikan sholat,membayar zakat,mengerjakan puasa.dan menunaikan
haji.

Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang
diciptakan tidaka ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demi
kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa mempunyai manfaat
yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani tetapi juga dalam
segi lahiri. Barang siapa yang melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan
maka akan diberi ganjaran yang besar oleh allah.

Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat


dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya mengenai
kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan puasa secara tidak langsung telah
diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan
mempunyai tingkah laku yang baik

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Puasa?


2. Apa saja Macam-macam Puasa wajib?
3. Apa saja fardhunya puasa ?
4. Apa hikmah dari puasa ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Puasa


2. Untuk mengetahui tentang Macam-macam Puasa wajib
3. Untuk mengetahui tentang fardhu nya puasa
4. Untuk mengetahui tentang hikmah puasa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa

Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan manusia
sebelum islam islam mengajarkan antara lain agar manusia beriman kepada allah
swt,kepada malaikat malaikatnya kepada rasul nya kepada kitab nya kepada hari kiamat
dan kepada qodo’ qodar nya ,islam juga mengajarkan lima kewajiban pokok yaitu
mengucap dua kalimat syahadat sebagai pernyataan kesdiaan hati dalam menerima islam
sebagai agama,mendirikan sholat,membayar zakat,mengerjakan puasa.dan menunaikan
haji.

Puasa menurut bahasa arab adalah “menahan diri dari segala sesuatu” seperti
menahan makan,minum,nafsu,menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagai
nya.sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan
nya,satu hari lamanya,mulai dari terbit fajar sampai terbenam nya matahari dengan niat
dan beberapa syarat.

Menurut syekh mansur ali nashif,puasa dapat menjadi benteng dan pemelihara dari
perbuata perbuatan maksiat .dikatakan demikian karena puasa dapat menghancurkan
nafsu syahwat bahkan dapat memelihara pelakunya dari api neraka. 1

Puasa wajib terdiri dari puasa wajib atau fardhu ain yang harus di laksanakan untuk
memenui panggilan allah swt yang disebut puasa rhomadhon.sedangkan puasa yang wajib
yang terdiri dalam suatu hal sebagai hak allah swt atau disebut puasa kafarat.selanjutnya
puasa wajib untuk memenuhi panggilan pibadi atas diri nya sendri dan di sebut puasa
nadzar.

B. Macam-Macam Puasa Wajib

1). Puasa Ramadhan


Puasa satu bulan di bulan Ramadhan. Puasa ini diwajibkan berdasarkan keterangan
dalam surat Al Baqoroh, ayat 183 :

‫ب ع َ ل َ ى ا ل َّ ذِ ي َن ِم ْن ق َ ب ْ ل ِ ك ُ مْ ل َ ع َ ل َّ ك ُ مْ ت َ ت َّ ق ُ و َن‬
َ ِ ‫الص ي َ ا م ُ ك َ مَ ا ك ُ ت‬
ِ َ ِ ‫ي َ ا أ َ ي ُّ هَ ا ا ل َّ ذِ ي َن آ مَ ن ُوا ك ُ ت‬
ُ‫ب عَ ل َ يْ ك ُ م‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

1 Dilihatnaya.com, (2014),pengertian puasa menurut para ahli,(online)tersedia : http


:dilihatnya.com/pengertian puasa menurut para ahli(26 september 2018).
2). Qodho
Puasa sebagai pengganti puasa Ramadhan sebayak yang ditinggalkan nya karena udzur,
misalnya selama rhomadhon bepergian jauh, sakit, haid atau nifas.
Mengenai puasa ganti atau qhodo’ ini tertang dala surat al baqoroh ayat 184
Yang artinya” ( yait dalam beberapa hari yang tertentu.maka barangsiapa diantara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan( lalu ia berbuka ) ,maka wajiblah bagi nya berpuasa
sebanyak hari yang di tinggalkan itu pada hari hari yang lain.”
3). Kafarat
Puasa sebagai pengganti puasa Ramadhan yang batal karena sengaja, bukan karena
udzur. Misalnya, sengaja membatalkan puasa Ramadhan karena malas berpuasa, sengaja
muntah atau sengaja berhubungan suami-istri di siang hari.
4). Nadzar (janji)
Puasa yang diwajibkan oleh diri sendiri untuk memenuhi nadzar. Misalnya, Ali berjanji
jika hasil UAS tahun ini nilainya paling baik, Ali akan berpuasa 3 hari berturut-turut. Nah,
puasa Ali selama 3 hari berturut-turut itu disebut puasa nadzar.

C. Waktu niat puasa

Sebagaimana diketahui, bahwa niat itu adalah salah satu rukun dari puasa, namun bukan
saja puasa, tetapi semua ibadah harus dimulai dengan niat yang ikhlas kepada Allah. Nabi
bersabda:
ِ ‫إِنَّ َما اْألَ ْع َما ُل بِالنِِّيَّا‬
‫ت‬
"sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat ... " (HR. Bukhari, muslim).

Untuk puasa fardhu sekalipun puasa nadzar, kafarah yang disyaratkan menginapkan
niat, yaitu meletakkan niat di malam hari antara matahari terbenam hingga terbit fajar.

D. . Syarat-Syarat Puasa

1. Syarat Wajib Puasa


a. Islam.
b. Berakal, orang yang gila tidak wajib Puasa.
c. Balig (umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak-anak tidak
wajib puasa.
d. Mampu berpuasa, orang yang tidak mampu, misalnya karena sudah tua
atau sakit, tidak wajib puasa.
2. Syarat Sah Puasa
a. Islam, orang yang bukan islam tidak sah puasa.
b. Mumayiz (dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik).
c. Suci dari darah haid (kotoran) ataupun nifas(darah sehabis melahirkan)
d. Orang yang haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi keduanya wajib mengqada
(membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya.
e. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. Dilarang pada dua hari raya
dan hari Tasyriq (tanggal 11-12-13).

E. Fardhu puasa
1. Niat
Pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan ramadhan. Yang dimaksud dengan
malam puasa ialah malam yang sebelumnya.
Kecuali puasa sunat, boleh berniat pada siang hari, asal sebelum zawal (matahari
condong ke barat)
2. Menahan diri
Maksudnya yaitu menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari.

F. Perkara yang membatalkan puasa

1. Makan dan Minum Firman Allah Swt :

‫ض مِنَ ۡٱلخ َۡيطِ ۡٱۡلَسۡ َو ِد مِنَ ۡٱلفَجۡ ِر‬


ُ َ‫ُوا َحتَّ ٰى يَتَبَيَّنَ لَكُ ُم ۡٱلخ َۡيطُ ۡٱۡل َ ۡبي‬
۟ ‫ٱش َرب‬ ۟ ُ‫َوكُل‬
ۡ ‫وا َو‬

" Makan dan minumlah hingga terang bagimu benangputih dan benang hitam, yaitu
fajar."(Al-baqarah : 187)

Makan dan minum yang membatalkan puasa ialah dilakukan dengan sengaja. Kalau
tidak sengaja, misalnya lupa, tidak membatalkan puasa.

Sabda Rasulullah Saw :

Artinya : " Barang siapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan
atau minum, maka hendaklah puasanya disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-
lah yang memberinya makan dan minum." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Memasukan sesuatu kedalam lubang yang ada padabadan, seperti lubang telinga,
hidung, dan sebagainya, menurut sebagian ulama sama dengan makan dan minum,
artinya membatalkan puasa. Mereka mengambil alas an dengan qias, diqiaskan
(disamakan) dengan makan dan minum. Ulama yang lain berpendapat bahwa hal itu
tidak membatalkan karena tidak dapat diqiaskan dengan makan dan minum. Menurut
pendapat yang kedua itu, kemasukan air sewaktu mandi tidak membatalkan puasa,
begitu juga memasukkan obat melalui lubang badan selain mulut, suntik, dan
sebagainya, tidak membatalkan puasa karena yang demikian tidak dinamakan makan
atau minum.

3. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam. Muntah yang tidak
disengaja tidaklah membatalkan puasa.

Sabda Rasulullah Saw :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw, telah berkata, “ Barang siapa terpaksa muntah,
tidaklah wajib mengqada puasanya, dan barang siapa yang mengusahakan muntah,
maka hendaklah dia mengqada puasanya. “ Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Hibban).

4. Bersetubuh

Firman Allah Swt :

ۡ‫س ۤا ِٕىك ُۚۡم‬ ُ َ‫ٱلرف‬


َ ‫ث ِإلَ ٰى ِن‬ ِّ ِ ‫أُحِ َّل لَكُمۡ لَ ۡيلَةَ ٱل‬
َّ ‫صي َِام‬
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri
kamu.” (Al-baqarah : 187)

Laki-laki yang membatalkan puasanya dengan bersetubuh diwaktu siang hari dibulan
Ramadhan, sedangkan dia berkewajiban puasa, maka ia wajib membayar kafarat.
Kafarat ini ada 3 tingkat :
a. Memerdekakan hamba.
b. Kalau tidak sanggup memerdekakan hamba puasa dua bulan berturut- turut.
c. Kalau tidak kuat puasa bersedekah dengan makanan yang mengenyangkan
kepada enam puluh fakir miskin, tiap-tiap orang ¼ liter.

5. Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sejabis melahirkan).


“ Dari Aisyah. ra berkata, “ Kami disuruh oleh Rasulullah Saw. Mengqada puasa, dan
tidak disuruhnya untuk mengqada shalat. “ (Riwayat Bukhari)
6. Gila, jika gila itu dating waktu siang hari, batallah puasa.
7. Keluar mani dengan sengaja (karena bersentuhan dengan perempuan atau lainnya).
Karena keluar mani itu adalah puncak yang dituju orang pada persetubuhan, maka
hukumnya disamakan dengan bersetubuh. Adapun keluar mani karena bermimpi,
mengkhayal, dan sebagainya, tidak membatalkan puasa.

G. Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada Bulan Ramadhan


a. Orang yang sakit apabila tidak kuasa berpuasa, atau apabila berpuasa
maka sakitnya akan bertambah parah atau akan melambatnya
sembuhnya menurut keterangan yang ahli dalam hal itu. Maka orang
tersebut boleh berbuka, dan ia wajib mengqada apabila sudah sembuh,
sedangkan waktunya adalah sehabis bulan puasa nanti.
b. Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km) boleh berbuka, tetapi ia
wajib mengqada puasa yang ditinggalkannya itu.
c. Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya,
atau karena memang lemah fisiknya, bukan karena tua. Maka ia boleh
berbuka, dan ia wajib membayar fidyah (bersedekah) tiap hari ¼ liter
beras atau yang sama dengan itu (makanan yang mengenyangkan)
kepada fakir dan miskin.
d. Orang hamil dan orang yang menyusui anak. Kedua perempuan
tersebut, kalau takut akan menjadi mudarat kepada dirinya sendiri atau
beserta anaknya, boleh berbuka, dan mereka wajib mengqada
sebagaimana orang yang sakit. Kalau keduanya hanya takut akan
menimbulkan mudarat terhadap anaknya (takut keguguran atau kurang
susu yang dapat menyebabkan si anak kurus), maka keduanya boleh
berbuka serta wajib qada dan wajib fidyah (memberi makan fakir
miskin, tiap-tiap hari ¼ liter).

H. Hikmah Puasa
Ibadah puasa mengandung beberapa hikmah, diantaranya sebagai berikut :
1. Tanda terimakasih kepada Allah Swt karena semua ibadah yang mengadung arti
terimakasih kepada Allah atas nikmat pemberian-Nya yang tidak terbatas banyaknya,
dan tidak ternilai harganya. Firman Allah Swt :

”‫“وان تعدوا نعمت هللا التحصوها‬


" Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidak dapat kamu
menghinggakannya."(Ibrahim: 34)
2. Didikan kepercayaan
Seorang yang telah sanggup menahan makan dan minum dari harta yang halal
kepunyaannya sendiri, karena ingat perintah Allah, sudah tentu ia tidak akan
meninggalkan segala perintah Allah, dan tidak akan berani melanggar segala
larangan-Nya.
3. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir-miskin karena seseorang yang telah
merasa sakit dan pedihnya perut keroncongan. Hal itu akan dapat mengukur
kesedihan dan kesusahan orang yang sepanjang masa merasakan ngilunya perut yang
kelaparan karena ketiadaan. Dengan demikian, akan timbul perasaan belas kasihan
dan suka menolong fakir miskin.
4. Guna menjaga kesehatan Manfaat dari puasa sunnah adalah kesehatan tubuh lebih
terjaga dan dapat melakukan detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh. Hal
ini tentu saja dapat membuat tubuh kita lebih fit dan sehat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh hamba Allah yang
bertakwa, didalamnya banyak terdapat manfaat bagi jasmani dan rohani, puasa sendiri dibagi
menjadi dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunah.
Puasa haruslah dilakukan pada selain hari-hari yang telah diharamkan dan dalam
menjalankannyapun harus menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.diantaranya
muntah dengan sengaja,ragu, berubah niat, danlain sebagainya.
Puasa mengandung banyak hikmah baik dalam segi kejiwaan seperti membiasakan
sabar dan berprilaku baik. Dalam segi social seperti sikap saling tolong menolong.dalam segi
kesehatan seperti, membersihkan usus. Maupun dalam segi rohani yaitu selalu berdzikir
kepada allah.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penulisan
ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian
dan pastisipasinya
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Rasyid, Figh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung,

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Pustaka Amani, Jakarta,

Muhanmad Nasir, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo,

Anda mungkin juga menyukai