FIQIH IBADAH
“PUASA”
Dosen Pengampu :
Hj. Azizah, S. Ag
Oleh :
1. Nuarisma (22012026)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui bagaimana pengamalan Ibadah Puasa
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk memahami pengertian puasa
b. Untuk memahami dasar hukum puasa
c. Untuk memahami hikmah puasa
d. Untuk memahami rukun dan syarat puasa
e. Untuk memahami hal-hal yang membatalkan puasa
f. Untuk memahami orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan puasa
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian puasa secara bahasa dalam Al Quran dan hadits disebut dengan
kata ash-shiyam atau ash-shaum. Melansir buku '125 Masalah Puasa' terbitan
Tiga Serangkai, secara harfiah memiliki makna menahan diri dari sesuatu.
Kata shaum sendiri juga dipakai oleh Maryam AS yang melaksanakan
petunjuk malaikat Jibril, dalam Al Quran surat Maryam ayat 26:
ِ ِ
ُ َأح ًدا َف ُقوىِل ٓى ِإىِّن نَ َذ ْر
ت ِإ
َ فَ ُكلى َوٱ ْشَرىِب َو َقِّرى َعْينًا ۖ فَ َّما َتَريِ َّن م َن ٱلْبَ َش ِر
ِ لِلرَّمْح ٰ ِن صوما َفلَن ُأ َكلِّم ٱلْيوم ِإ
نسيًّا َ َْ َ ْ ً َْ َ
Artinya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu
melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar
berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusiapun pada hari ini".
Pengertian puasa menurut istilah adalah menahan diri dari makanan,
minum, hubungan seksual, dan segala yang membatalkan, mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari, dengan niat karena Allah.1
1
Puti Aini Yasmin, “Pengertian Puasa Menurut Bahasa dan Istilah dalam Agama Islam",
inews.id, 23 Maret 2022 : https://www.inews.id/lifestyle/muslim/pengertian-puasa-
menurut-bahasa-dan-istilah-dalam-agama-islam
3
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa."
a. Puasa wajib
Meliputi puasa Ramadhan, puasa kafarat (denda atau tebusan), dan puasa
nazar. Dalam mazhab Imam Syafii, yang tergolong puasa wajib juga adalah
puasa qadha, puasa pada haji dan umrah (sebagai ganti penyembelihan dalam
fidyah), serta puasa terkaitan shalat minta hujan (istisqa') ketika sudah ada
perintah dari pemimpin. Yang dimaksud dengan puasa kafarat adalah puasa
yang dilakukan seseorang karena sebab-sebab tertentu. Misalnya, ia telah
bersetubuh pada siang hari bulan Ramadhan, maka ia wajib berpuasa kafarat.
Adapun puasa nazar adalah puasa yang diwajibkan atas seseorang karena
suatu nazar
.
b. Puasa haram
Puasa bisa menjadi haram hukumnya jika dilakukan pada Hari Raya Idul
Fitri dan Idul Adha. Puasa pada Hari Tasyrik, yakni tanggal 11, 12, dan 13
Zulhijah, juga hukumnya haram. Bahkan, puasa sunah seorang istri yang
dilakukan tanpa seizin suaminya pun hukumnya haram. Puasa yang dilakukan
seorang perempuan dalam keadaan haid dan nifas juga haram.
c. Puasa sunah
Ada banyak contohnya. Misalnya, puasa Senin-Kamis, puasa Nabi Daud
AS (sehari berpuasa, besoknya tidak), dan lain sebagainya.
d. Puasa makruh
Puasa jenis ini terbagi menjadi tiga macam. Pertama, puasa hari Jumat,
kecuali beberapa hari sebelumnya telah puasa. Kedua, puasa wisal, yakni
puasa yang dilakukan secara bersambung tanpa makan dan minum pada
4
malam harinya. Ketiga, puasa dahri atau puasa yang dilakukan secara terus-
menerus.2
Mengenai hikmah, firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 269.
Yang artinya “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam
tentang Al Qur’an dam As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barang siapa yang dianugerahial hikmah itu, ia benar-benar dianugrahi karunia
yang banyak. Dan hanya orangorang yang barakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah)”. Q.S. Al Baqarah: 269
a. Rukun Puasa
Rukun puasa hanya ada 2 yaitu:
Niat
2
Hasanul Rizqa, “Mengenal Empat Hukum Puasa dalam Islam”, Republika, 22 April 2022,
https://iqra.republika.co.id/berita/q8mf5n458/mengenal-empat-hukum-puasa-dalam-
islam#:~:text=Dalam%20Alquran%20surah%20al%2DBaqarah,sebelum%20kamu%20agar
%20kamu%20bertakwa.%22&text=Dalam%20Islam%2C%20dikenal%20berbagai%20macam
%20puasa.
5
Tanpa niat puasa seseorang tidak sah. Sebab Rasulullah SAW.
menyatakan bahwa setiap perbuatan tergantung pada niatnya. Niat
puasa yang harus dilakukan sebelum memasuki ajar adalah puasa wajib,
Sedangkan untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan setelah fajar terbit
dengan syarat sebelum matahari tergelincir (zhuhur) dengan catatan ia
belum membatalkan sesuatu yang membatalkan puasa.
Menahan diri dari dua macam syahwat
yakni syahwat perut dan syahwat kemaluan. Maksudnya, menahan diri
dari segala sesuatu yang membatalkannya.
b. Syarat Puasa
Islam
Puasa orang kafir, menurut jumhur hukumnya sama sekali tidak sah,
meskipun dia murtad, dia tidak berkewajiban mengqadha puasanya.
Baligh dan berakal
Puasa tidak wajib atas anak kecil, orang gila, orang pingsan, dan orang
mabuk, karena mereka tidak dikenai khithab taklifiy; mereka tidak
berhak berpuasa.
Mampu (sehat) dan berada di tempat tinggal (iqamah.)
Puasa tidak diwajibkan atas orang sakit atau musafir. Walaupun
demikian, mereka wajib mengqadhanya
Suci dari hadats besar seperti haid dan nifas
6
6. Jima’ pada siang hari
7. Murtad
8. Gila walaupun sebentar
9. Menyuntikan sesuatu
10. Memasukan sesuatu ke rongga tubuh dan kepala
Orang sakit.
Jika sudah sembuh, harus meng-qadha puasa wajib sesuai dengan
hari yang ditinggalkan
Mushafir
Minimal jaraknya adalah 81 km dan harus meng-qadha puasa
wajib sesuai dengan hari yang ditinggalkan
Haidh/Nifas
Harus meng-qadha puasa wajib sesuai dengan hari yang
ditinggalkan
Orang yang telah tua/lemah
Bagi orang tua yang tidak kuat untuk berpuasa, maka bisa
menggantinya dengan fidyah, yaitu memberi makan untuk berbuka
sebanyak 1 Mud (1 Mud=575-576 gram). Bagi orang faqir dan
orang yang tidak sanggup membayarfidyah, ia terbebas dari
tuntutan
Orang yang hamil.
Bagi ibu yang sedang hamil dan menyusui jika takut akan kondisi
janin/bayinya, maka diperbolehkan berbuka dan mengqadhanya
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
3.3 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Puti Aini Yasmin, “Pengertian Puasa Menurut Bahasa dan Istilah dalam
Agama Islam", inews.id, 23 Maret 2022
: https://www.inews.id/lifestyle/muslim/pengertian-puasa-menurut-bahasa-
dan-istilah-dalam-agama-islam
Hasanul Rizqa, “Mengenal Empat Hukum Puasa dalam Islam”,
Republika, 22 April 2022,
https://iqra.republika.co.id/berita/q8mf5n458/mengenal-empat-hukum-puasa-
dalam-islam#:~:text=Dalam%20Alquran%20surah%20al
%2DBaqarah,sebelum%20kamu%20agar%20kamu%20bertakwa.
%22&text=Dalam%20Islam%2C%20dikenal%20berbagai%20macam
%20puasa