Anda di halaman 1dari 11

PUASA

Dosen Pengampuh :

Dr. Nurhikmah, M.Sos. I

KELOMPOK 10

RAFLY HIDAYAT : 2120203870230012

RISMAWATI : 2120203870230014

AZHAR NATSIR : 2120203870230015

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rab yang telah menetapkan jalan lurus syariat untuk kita
melangkah di atasnya. Dialah yang telah menyempurnakan syariat Islam ini untuk menjadi
pegangan dan pedoman pasti bagi ummat manusia hingga akhir masa nanti. Shalawat serta
salam semoga senantiasa terlimpah kepada penutup segala risalah kenabian, Muhammad saw,
Yang telah berjihad menegakkan syariat dengan kokoh diatas landasan yang sangat kuat.

Suatu kebanggaan bagi penulis telah menyelesaikan tugas makalah “Puasa “ Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan Makalah ini. Sudi kiranya pembaca
memaafkannya.
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN BANK UMUM ................................... Error! Bookmark not defined.
B. ELEKTRONIC BANKING (E-BANKING) ................ Error! Bookmark not defined.
C. TABUNGAN (SAVING DEPOSIT) ............................. Error! Bookmark not defined.
D. TRANSFER (PAYMENT ORDER)............................. Error! Bookmark not defined.
E. SIMPANAN DEPOSITO ............................................. Error! Bookmark not defined.
F. GIRO ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
G. BANK GARANSI ........................................................ Error! Bookmark not defined.
H. INSAKO ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
I. CEK PERJALANAN .................................................... Error! Bookmark not defined.
J. KREDIT DOKUMENTER ........................................... Error! Bookmark not defined.
K. KARTU KREDIT ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa Ramadhan merupakan kewajiban sakral dan ibadah Islam yang bersifat
syiar yang besar, juga salah satu rukun Islam praktis yang lima, yang menjadi pilar
agama.1 Puasa merupakan ibadah agung yang hanya Allah SWT saja yang
mengetahui seberapa besar pahalanya. Seorang yang berpuasa juga akan mendapatkan
dua kebahagiaan yang tidak dirasakan oleh selain mereka, yaitu kebahagiaan ketika
berbuka dan kebahagiaan ketika mereka bertemu dengan Rabbnya.

Orang yang berpuasa, sebagaimana orang yang mendirikan shalat, zakat, dan
haji, pada hakikatnya sedang memperjuangkan keselamatan alam semesta dan
kehidupan seluruh umat manusia.2 Zakat memacu distribusi kesejahteraan sosial,
shalat mengembalikan kewajaran metabolisme kosmologis, sedangkan puasa menarik
kembali kondisi dan harkat hidup umat manusia dari segala hal yang palsu dan tidak
penting menuju nilai dan situasi hidup yang sejati dan berada dalam rangkuman
Sunah Allah. Kemudian ibadah haji adalah pesta ruhani untuk merayakan
keselamatan dan kemenangan itu. Ada beribu-ribu fungsi, kandungan nilai, makna
dan hikmat yang dimuat oleh ibadah di dalam Islam, begitu pula dengan perihal
puasa. Kewajiban puasa telah dikukuhkan alam Al-Qur‟an, Sunah, dan ijmak. Dalam
Al-Qur‟an, Allah SWT. berfirman:

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah {2}: 183)

Ayat ini diturunkan pada bulan Sya‟ban tahun ke-2 H. Umat Islam pada tahun
tersebut secara resmi diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan. Adapun yang
diserukan dalam ayat ini adalah orang-orang mukmin, tidak manusia secara
keseluruhan. Hal itu menunjukkan dua makna, pertama puasa hanya diwajibkan pada

1
Yusuf Qardhawi, Fiqih Puasa, Terjemahan Ma‟ruf Abdul Jalil, dari judul asli Fiqh AshShiam, (Surakarta : Era
Intermedia, 2000). (Qardhawi, 2000)
2
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim (Minhajul Muslim), Terjemahan oleh Fadhli Bahri, dari judul
asli Minhaajul Muslim, (Bekasi: Darul Falah, 2009).
orang-orang mukmin saja, karena iman itulah yang menjadi dasar adanya perintah.
Kedua, karena atas dasar imanlah puasa itu sah dalam arti mendapatkan pahala dari
Allah.

Agama Islam itu akan kuat dan kokoh apabila pemeluknya dapat melakukan
kelima rukun Islam tersebut dengan baik. Artinya tidak hanya memilih atau
mengerjakan salah satu saja, akan tetapi harus semuanya dikerjakan. Kaum Muslimin
dari semua mazhab dan golongan sejak periode Nabi SAW. hingga hari ini telah
sepakat atas wajibnya puasa Ramadhan. Yakni fardhu’ain bagi tiap-tiap Muslim yang
muallaf tanpa kecuali, baik pada masa lalu maupun sekarang, sehingga puasa
Ramadhan termasuk kewajiban yang bersifat tawatur yaqini, yang diketahui sebagai
bagian integral dari agama, yang kewajibannya mengikat orang awam maupun
khawas tanpa memerlukan kajian dan dalil lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan membahas lebih intensif


mengenai puasa agar dapat memberi tambahan pemahaman kepada pembaca dan
pribadi penulis sendiri.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari puasa ?
2. Apa Dasar hukum puasa ?
3. Bagaimana syarat dan rukun puasa ?
4. Apa saja hikmah dan manfaat puasa ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa

Rukun Islam yang ke empat adalah puasa sebagaimana rukun-rukun Islam lainnya,
seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan sholat, mengeluakan zakat, menunaikan
haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki Allah maka ia akan
menghasilkan fungsi pendidikan diri. Dengan berpuasa, seorang muslim berarti tengah
membiasakan diri untuk menjalani berbagai akhlak utama yang berfondasikan ketakwaan
kepada Allah SWT.3
Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah, Tuhan semesta alam,
sebagai milik-Nya. Sebab orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu, melainkan
hanya meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ia
meninggalkan hal-hal yang dicintainya, semata hanya karena cintanya kepada Allah.
Puasa juga merupakan hubungan rahasia di antara seorang hamba kepada Tuhannya.
Orang lain hanya melihat bahwa orang yang berpuasa itu tidak melakukan hal-hal yang
bisa membatalkan puasa secara lahiriyah.
Kata puasa yang dipergunakan untuk menyebutkan arti dari al-Shaum dalam rukun
Islam keempat ini dalam Bahasa Arab disebut shoum, shiyam yang berarti puasa.1
Menurut L. Mardiwarsito dalam bahasa kawi disebut “upawasa” yang berarti berpuasa.2
Dalam Bahasa Arab dan al-Qur‟an puasa disebut shaum atau shiyam yang berarti
menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri.4
Jadi, secara umum pengertian puasa menurut bahasa adalah menahan diri atau
mengendalikan diri baik dari makan, bicara, maupun ha-hal yang dapat membatalkan
puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

B. Dasar Hukum Puasa

Allah Swt. memerintahkan hambanya untuk beribadah kepada-Nya. Pada


bulan Ramadhan Allah Swt. mewajibkan pada umat-Nya yang beriman untuk

3
Adib bisri dan Munawar al-fatah, Kamus Indonesia Arab, Arab Indonesia, (Surabaya: Pusaka Progessifme,
1999). h. 272.
menjalankan ibadah puasa. Sebagaimana dalam firman Allah SWT. surat al-Baqarah
ayat 183:

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. (Q.S. al-
Baqarah: 183)5

Pada awal ayat dipergunakan kata-kata panggilan kepada orang-orang yang


beriman amanu tentu hal ini mempunyai maksud-maksud yang terkandung
didalamnya. Karena puasa itu bukan suatu ibadah yang ringan, yakni harus menahan
makan, minum, bersenggama dan keinginan-keinginan lainnya. Sudah tentu yang
dapat melaksanakan ibadah tersebut hanyalah orang-orang yang beriman saja. Dalam
hal ini Prof. Hamka menjelaskan: Abdillah bin Mas‟ud pernah mengatakan, bahwa
apabila sesuatu ayat telah dimulai dengan panggilan kepada orang-orang yang percaya
sebelum sampai ke akhirnya kita sudah tahu bahwa ayat ini mengandung suatu perihal
yang penting ataupun suatu larangan yang berat.

Berdasarkan ayat di atas tegas bahwa, Allah Swt. mewajibkan puasa kepada
hamba-hamba-Nya yang beriman, sebagaimana Dia telah mewajibkan kepada para
pemeluk agama sebelum mereka. Dia telah menerangkan sebab diperintahkannya
puasa dengan menerangkan sebab diperintahkannya puasa dengan menjelaskan
faedahfaedahnya yang besar dan hikmah-hikmahnya yang tinggi, yaitu
mempersiapkan jiwa orang yang berpuasa untuk mempercayai derajat yang takwa
kepada Allah Swt dengan meninggalkan keinginan-keinginan yang dibolehkan demi
mematuhi perintah-Nya dan demi mengharapkan pahala dari sisi-Nya, supaya orang
mukmin termasuk golongan orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Perintah puasa bagi umat Islam diwajibkan oleh Allah SWT.
pada bulan yang mulia yaitu bulan Ramadhan karena di bulan Ramadhan itulah
diturunkan al-Qur‟an kepada umat manusia melalui Nabi besar Muhammad Saw.6\

5
Departemen Agama RI, “Al Qur’an dan Terjemahannya” (Semarang: CV. Toha Putra, 1989). h. 44.
6
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid II, (Hamka, 1994) (Jakarta: PT. Pustaka, Panjimas, 1994). h. 90.
C. Syarat dan Rukun Puasa
Syarat Puasa Pada ulama ahli fiqh membedakan syarat-syarat puasa atas:

1) Syarat wajib puasa yang meliputi:7

a) Berakal („aqli) Orang yang gila tidak diwajibkan puasa

b) Baligh (sampai umur) Oleh karena itu anak-anak belum wajib berpuasa

c) Kuat berpuasa (qadir) Orang yang tidak kuat untuk berpuasa baik karena tua
atau sakit yang tidak dapat diharapkan sembuhnya, tidak diwajibkan atasnya
puasa, tapi wajib bayar fidyah.

2) Syarat Syah Yang Mencakup Puasa

a) Islam

b) Mumayiz (mengerti dan mampu membedakan yang baik dengan yang baik)

c) Suci dari pada darah haid, nifas dan wiladah

Wanita yang diwajibkan puasa selama mereka tidak haid. Jika mereka sedang
haid tidak diwajibkan puasa, teta diwajibkan mengerjakan qadha sebanyak puasa yang
ditinggalkan setelah selesai bulan puasa. Nifas dan wiladah disamakan dengan haid.
Bedanya bila sang ibu itu menyusui anaknya ia boleh membayar fidyah. Disinilah
letak perbedaan antara meninggalkan shalat dan meninggalkan puasa bagi orang yang
sedang haid. Pada shalat, bagi orang haid lepas sama sekali kewajiban shalat,
sedangkan pada puasa tidak lepas, tetapi didenda untuk dibayar (diqadha) pada waktu
yang lain.

d) Dikerjakan dalam waktu atau hari yang dibolehkan puasa.

Rukun Puasa Ada dua rukun puasa. Tanpa memenuhi rukun puasa, tidak ada. Dua
rukun puasa itu yaitu:

1) Niat

2) Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa.

7
Team Penyusun Text Book Ilmu Fiqh I, Ilmu Fiqh, Jilid I (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana
Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1983). h. 302
D. Hikmah Puasa

Adapun hikmah puasa yang dapat diperoleh oleh orang yang menjalankannya yaitu 8:

1. Melatih diri melawan hawa nafsu.


2. Mengajarkan untuk hidup sederhana.
3. Menjaga kesehatan.
4. Melatih diri mebiasakan istiqomah beribadah.
5. Memperoleh kenikmatan sebagai umat Nabi Muhammad SAW.

8
Khazanah Ramadan, “ Hikmah dan Manfaat Puasa” Artikel :Universitas Pakuan (Dikutip : Rabu 22 Juni 2022 )
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini daapt disimpulkan bahwa Ibadah


puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah, Tuhan semesta alam, sebagai milik-
Nya. Sebab, orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu, melainkan hanya
meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ia meninggalkan
hal-hal yang dicintainya, semata hanya karena cintanya kepada Allah. Puasa juga
merupakan hubungan rahasia di antara seorang hamba kepada Tuhannya. Orang lain
hanya melihat bahwa orang yang berpuasa itu tidak melakukan hal-hal yang bisa
membatalkan puasa secara lahiriyah. Selain itu ibadah puasa juga memberi banyak
hikmah dan manfaat bagi orang yang menjalankannya baik dari segi batiniyah
maupun lahiriyah.
Demikian makalah yang dapat kami sajikan dan tentu kami selaku penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran sebagaikan perbaikan kedepannya. Sekian dan terimah
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim (Minhajul Muslim), Terjemahan oleh Fadhli
Bahri, dari judul asli Minhaajul Muslim, Bekasi: Darul Falah, 2009.

Adib bisri dan Munawar al-fatah, Kamus Indonesia Arab, Arab Indonesia, (Surabaya: Pusaka
Progessifme, 1999). h. 272.

Departemen Agama RI, “Al Qur’an dan Terjemahannya” (Semarang: CV. Toha Putra, 1989).
h. 44.

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid II, (Hamka, 1994) Jakarta: PT. Pustaka, Panjimas, 1994. h. 90

Khazanah Ramadan, “ Hikmah dan Manfaat Puasa” Artikel :Universitas Pakuan (Dikutip :
Rabu 22 Juni 2022 )

Team Penyusun Text Book Ilmu Fiqh I, Ilmu Fiqh, Jilid I Jakarta: Proyek Pembinaan
Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta, 1983. h. 302

Anda mungkin juga menyukai