ILMU FIQH
KETENTUAN UMUM TENTANG PUASA
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah
Dosen Pengampu: Bpk. Khaerul Anwar, M. Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Taufik Hidayah dan limpahan karunian Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu fiqh dengan tema “Ketentuan Umum Tentang
Puasa “, dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabiyana Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga, shahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Dosen Pengampu yaitu Bpk. Khaerul Anwar, M.
Pd, atas segala ilmunya dan bimbingan serta pengarahannya sehingga makalah ini bisa tersusun.
Dan kami juga tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yaitu teman-teman yang telah
membantu dari segi materil maupun spiritual sehinnga makalah selesai tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ilmu fiqh yang
membahas tentang ketentuan umum tentang puasa. Kami merasa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari semua pihak mudah
– mudahan untuk kedepannya dalam pembuatan makalah bisa lebih baik lagi
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat sebagai pengetahuan kepada semua
pihak baik untuk penulis dan para pembaca.
2
DAFTAR ISI
Ibadah puasa sebenarnya merupakan ibadah yang sudah lama berkembang dan
dilaksanakan oleh manusia sebelum munculnya islam. Puasa {saum} yaitu salah satu amalan
diagama islam yang memiliki arti menahan nafsu dari aktifitas seperti minum dan makan selam 12
jam lebih, dimulai dari kemunculan matahari fajarhingga matahari mega merah terbenam.
Didalam agama islam ada ibadah yang mahdhah yang telah ditentukan waktu ibadahnya dan yang
hanya dikerjakan satu bulan dalam satu tahun yakni ibadah puasa Ramadhan. Ibadah puasa di
bulan Ramadhan adalah puasa yang wajib yang harus dikerjakan oleh seluruh umat islam yang
telah memenuhi syarat wajib puasa. Puasa bulan Ramadhan hukumnya wajib, apabila ada umat
islam yang tidak mengerjakannya mereka akan berdosa. Dan jika karena ada sesuatu hal atau
halangan ia batal puasanya wajib mengkodhonya. Ibadah puasa adalah merupakan rukun islam
yang ke tiga. dari lima rukun islam.
Selain ibadah puasa Ramadhan, juga di agama islam ada puasa sunnah, yaitu puasa yang
disunahkan untuk dikerjakan oleh umat islam yang mampu mengerjakan. Puasa sunnah hukumnya
tidak wajib, umat islam tidak wajib untuk melaksanakannya tapi seyogyanya untuk menambah
keimanan dan ketaqwaan kita bila kita mampu kenapa kita tidak melaksanakan puasa sunnah
tersebut. Karena kita akan mendapatkan pahala dan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah
SWT akan semakin bertambah.
Salah satu hadist yang menjelaskan kelebihan puasa dibanding ibadah lainnya adalah hadits
qudsi, berikut artinya, Semua amal perbuatan anak Adam yakni manusia, itu adalah untuknya,
melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan
memberikan balasan dengannya.
Pentingnya pembahasan mengenai bab puasa adalah yang pertama, adalah sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rizki kepada kita semua. yang ked, sebagai
perisai diri kita dari nafsu dan amarah, yang ketiga puasa juga bisa di gunakan untuk menjaga
kesehatan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengrtian puasa, hukum berpuasa, jenis-jenis
puasa, syarat dan rukun puasa, hal- hal yang sunnah dalam puasa, hal-hal yang membatalkan puasa
rukhshah dalam berpuasa, waktu – waktu yang di larang puasa dan keutamaan dan hikmah
berpuasa.
A. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Puasa?
2. Apa itu Dasar Hukum Puasa?
3. Apa Saja Rukun Puasa Dan Syarat-Syarat Puaasa?
4. Apa Saja Macam-macam Puasa?
5. Apa Saja Hal-hal yang disunnahkan dalam Berpuasa?
6. Bagaimana Rukhsah Dalam Berpuasa?
7. Apa Saja Hal-hal yang Membatalkan Puasa?
B. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Puasa
2. Untuk Memahami Dasar Hukum Puasa
3. Untuk Mengetahui Rukun Puasa Dan Syarat-Syarat Puasa
4. Untuk Mengetahui Macam-Macam Puasa
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Yang Di Sunnahkan Dalam Berpuasa
6. Untuk Mengetahui Rukhsah Puasa Dalam Berpuasa
7. Untuk Mengetahui Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Arti puasa dari segi Bahasa, puasa berarti menahan (imsak) dan mencegah (kaff) dari
sesuatu. misalnya, dikatakan “shama ‘anil-kalam”, artinya menahan dari berbicara. Allah
SWT berfirman sebagai pemberitahuan tentang kisah Mariam Q.S. Maryam :26, yang
artinya,…..“ Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha
Pemurah…..”.
Maksudnya diam dan menahan diri dari berbicara. Orang Arab lazim mengatakan,
“shama an nahar”, maksudnya perjalanan matahari berhenti pada batas pertengahan siang.
Adapun pengertian puasa menurut syariah (syara’), puasa berarti menahan diri dari hal-
hal yang membatalkannya dengan niat yang dilakukan oleh orang bersangkutan pada siang
hari, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.
Sedangkan pengertian puasa menurut istilah adalah menahan diri dari perbuatan (fi’il)
yang berupa dua macam syahwat (syahwat perut dan syahwat kemaluan serta menahan diri
dari segala sesuatu agar tidak masuk perut, seperti obat atau sejenisnya. Hal itu dilakukan
pada waktu yang telah ditentukan, yaitu semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari,
oleh orang tertentu yang berhak melakukannya, yaitu orang muslim, berakal, tidak sedang
haid, dan tidak sedang nifas.
Puasa harus dilakukan dengan niat, yakni bertekad dalam hati untuk mewujudkan
perbuatan itu dengan pasti, tidak ragu ragu. tujuan niat adalah membedakan antara
perbuatan ibadah dan perbuatan yang telah menjadi kebiasaan.
B. Dasar Hukum Puasa
Puasa di bulan Ramadhan merupakan puasa yang bersifat wajib bagi setiap muslim yang
berakal dan baligh. Kewajiban menjalankan puasa Ramadhan dijelaskan dalam Al qur’an
dan hadits, sehingga sumber hukum tersebut tidak diperdebatkan lagi oleh jumhur ulama.
Adapun dasar hukum tersebut yaitu sebagai berikut:
Artinya : “ Karena itu , barang siapa diantara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. AL Baqarah ayat 185)
Dasar hukum puasa adalah bersumber pada Al Qur’an dan hadits yang
kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Dengan mengimani kedua sumber tersebut,
diharapkan umat muslim dapat lebih semangat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
C. Rukun puasa dan syarat- syarat puasa
➢ Rukun Puasa
Rukun puasa adalah hal – hal yang harus dilakukan dalam ibadah puasa agar
puasanya sah dan diterima oleh Allah SWT.
2. Menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam
matahari.
D. Macam_macam Puasa
Puasa banyak macamnya diantaranya adalah :
1. Puasa wajib
2. Puasa sunnah (tathawwu)
3. Puasa yang diharamkan
4. Puasa yang dimakruhkan.
Dibawah ini akan diuraikan penjelasanya adalah sebagai berikut:
1. Puasa wajib
Puasa jenis ini terdiri dari empat macam yaitu:
a. Puasa nazar
Puas nazar wajib dilakukan apabila seseorang bernazar atau berjanji untuk
melakukan puasa baik satu hari atau satu bulan . sebagai contoh, seseorang berjanji
dengan mengatakan, “apabila aku berhasil dalam ujian , maka aku akan melakukan
puasa,” secara Bahasa nazar adalah aujaba yang artinya mewajibkan . oleh karena
itu , ketika seseorang bernazar untuk puasa , berari ia telah mewajibkan puasa
tersebu atas dirinya.
b. Puasa kifarat/kafarat
Secara Bahasa kafarat artinya menganti, menutupi, membayar dan
memperbaiki. Kafarat harus dilaksanakan oleh seseorang yang telah melakukan
kemaksiatan yang mengharuskannya membayar kafarat. Diantara contoh
kemaksiatan tersebut antara lain membunuh karena kesalahan , membatalkan
sumpah,membatalkan puasa Ramadhan karena melakukan hubungan suami istri
pada siang hari, dan zihar ( menganggap istri sebagai ibunya).
c. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa yang dijalankan selama 1 bulan penuh di bulan
Ramadhan. Kewajiban ini terdapat dalam surat Al Baqoroh, ayat 184.
d. Puasa qodho Ramadhan
Qodho berarti memenuhi , melaksanakan, membayar, atau melunasi, . terkait
puasa , qodho berarti mengganti kekurangan hari dalam puasa wajib di bulan
Ramadhan ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan sempurna karena ada
halangan atau uzur yang diperbolehkan oleh syara’ seperti sakit dan bepergian.
2. Musafir
Pada dasarnya islam merupakan agama yang tidak menyulitkan umatnya , jadi
apabila seseorang tengah melakukan perjalanan jauh saat berpuasa maka diperbolehkan
untuk tidak berpuasa. Namun orang tersebut tetap wajib mengganti puasanya di
kemudian hari.
3. Perempuan hamil dan menyusui
Apabila ibu yang sedang mengandung dan menyusui tidak mampu berpuasa , Allah
SWT meringankan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di kemudian hari.
4. Orang lanjut usia ( lansia )
Orang tua lanjut usia ( lansia ) yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa , maka
diberikan kelonggaran untuk tidak berpuasa. Sebagai gantinya , ia diwajibkan untuk
membayar fidyah, yaitu dengan memberi fakir miskin makan setiap kali ia tidak
berpuasa . Adapun ukuran satu fidyah adalah setengah sho’ kurma , gandum, atau beras
yaitu sebesar 1,5 kg beras.
5. Perempuan yang sedang haid dan nifas
Seorang yang sedang haid dan nifas saat bulan puasa dilarang untuk menjalankan
ibadah puasa dan ibadah lainnya seperti salat. Bagi mereka yang meninggalkan puasa
diwaktu tersebut , maka wajib mengganti puasa dikemudian hari.
6. Anak kecil
Bagi mereka yang belum menginjak usia baligh juga diperbolehkan untuk tidak
berpuasa , jika ia sudah baligh baru diwajibkan puasa .
7. Hilang akal sehat
Seseorang yang akal sehatnya atau gila tidak wajib berpuasa , bahkan jika ia ikut
berpuasa maka puasa yang ia jalankan tidak sah , maka dalam hal ini tidak wajib
berpuasa dan mengqadha.
8. Orang yang bekerja berat
Terhadap mereka ini juga diperbolehkan untuk berbuka atau meninggalkan puasa
Ramadhan , karena akibat dari pekerjaan yang mereka lakukan memungkinkan lemah
fisik. Sehingga memberatkan bagi mereka untuk berpuasa berakibat tidak biasa bekerja
sebagaimana biasa. Bagi mereka yang meninggalkan puasa diwaktu tersebut , maka
wajib mengganti puasa dikemudian hari.
KESIMPULAN
Dari uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari segi Bahasa , puasa berarti menahan dan
mencegah dari sesuatu. Sedang menurut istilah adalah menahan diri dari perbuatan (fi’li) yang
berupa dua macam syahwat ( syahwat perut dan syahwat kemaluan serta menahan diri dari segala
sesuatu agar tidak masuk perut , seperti obat atau sejenisnya ). Hal ini dilakukan pada waktu yang
telah ditentukan , yaitu semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari .
Puasa dilakukan oleh umat muslim yang telah memenuhi syarat puasa yaitu orang muslim,
sudah , baligh, berakal,tidak sedang haid, dan tidak sedang nifas. Dan puasa juga harus dilakukan
dengan niat , yakni bertekad dalam hati untuk mewujudkan perbutan itu secara pasti tidak ragu-
ragu dan mampu menahan diri segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam
matahari.
Puasa banyak macamnya , diantaranya puasa wajib, puasa sunnah, puasa yang diharamkan, dan
puasa yang dimakhruhkan . orang yang berpuasa disunahkan untuk melakukan sahur,
menyegerakan berbuka, berbuka dengan sesuatu yang manis, berdoa sewaktu berbuka puasa ,
memberi makan untuk orang –orang yang berpuasa, perbanyak sedekah, dan memperbanyak baca
Al Qur’an dan menyibukan diri dengan ilmu pengetahuan .
Ada pula beberapa hal yang membatalkan puasa yaitu, makan dan minum yang disengaja,
muntah yang disengaja, bersetubuh, keluar darah haid atau nifas, dan keluar air mani dengan
sengaja. Pembatalan puasa juga dapat diganti dengan melakukan qadha, kifarat ataupun fidyah.
Puasa mengajar kita untuk lebih bersyukur terhadap segala hal yang telah kita miliki pada saat
ini. Menahan segala hawa nafsu dan mengajarkan kita untuk mampu membantu orang-orang fakir
dan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.orami.co.id/magazine/keutamaan-bulan-ramadhan
https://www.academia.edu/resource/work/39067438
https://gramedia.com/literasi/pengertian-puasa.
Bahreisj, Hussein, 1980, Pedoman fikih islam, Surabaya; Al Iklas
Latif, M Djamil, 2001, Puasa dan Ibadah Bulan Ramadhan, Jakarta; Ghalia Indonesia