DOSEN PEMBIMBING
Syukron Mamun.M.PdI
Di susun oleh
KELOMPOK 9
Siti Maryam
Izazun Nadwah
Nur hanifah
Muhammad Imam muzahidin
Muhammad Aldiansyah
Falakhulromdhoni Jidan
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul : Tokoh,latar
belakang dan pemikiran kalam syiah. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada nabi Muhammad SAW, para keluarga sahabat-sahabat dan para pengikut-pengikutnya
Semoga dengan tersusunnya makalah ini Dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu kalam dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun
khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan
tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya
Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiya Allᾱh „anhu, sepupu sekaligus menantu Rasulullah
ShallᾱAllᾱh „alayh Wasallam. Untuk asal usul kelahiran Syiah terdapat ragam pendapat
mengenai hal tersebut, dan pendapat yang paling populer mengatakan bahwa Syiah
muncul setelah terjadinya kegagalan perundingan antara pihak Khalifah Ali bin Abi
Thalib Radhiya Allᾱh „anhu dengan pihak Muawiyah bin Abi Sufyan dalam perang
Shiffin
B. Rumusan Masalah
3.
C. Manfaat penulisan
Dengan di buatnya makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat baik untuk pembaca
maupun untuk penulis sendiri dan juga bisa di gunakan sebagai mana mestinya. Dan
terlebih lagi kita bisa mengetahui tokoh-tokoh syiah dan mrngrtahui pemikiran belakang
syiah
BAB II
A. TOKOH-TOKOH SYIAH
Syiah merupakan salah satu aliran dalam ilmu kalam yang menjadi pengikut Ali bin Abi
Thalib. Secara bahasa, Syiah berasal dari bahasa Arab yang berarti pembela atau pengikut
seseorang.
Aliran syiah memiliki perbedaan pandangan yang tajam dalam menafsirkan Alquran,
Hadis, dan lainnya. Contohnya, perawi Hadis dari Muslim Syiah berpusat pada perawi dari Ahlul
Bait saja, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
3. Ammar bin Yasir dan sejumlah ulama yang menyatakan diri sebagai keluarga Nabi
Syiah telah terbagi dalam kelompok yang jumlahnya hampir tak terhitung. Secara umum
1. Syiah ghulat
Ghulat berasal dari bahasa arab (Bahasa Arab: الغلوGhuluw) yaitu keluar dari batas yang
ditentukan atau menempatkan sesuatu tempat dari ketentuannya, dan merupakan lafadz umum
yang digunakan untuk menyebutkan sebagian kelompok dan gerakan pemikiran islam yang telah
teologi Syi’ah untuk menggambarkan beberapa kelompok muslim minoritas yang mengakui sifat
ketuhanan yang ada pada tokoh mereka, bukan hanya keturunan dari Nabi Muhammad (Ahlul
Bait), atau memegang keyakinan yang dianggap sesat oleh sebagian besar syi'ah. Dalam periode-
periode berikutnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan kelompok Syi'ah yang tidak
2. Syiah Ismailiyah
Kelompok ini tersebar di banyak negara, seperti Afganistan, India, Pakistan, Suriah,
Yaman, serta beberapa negara barat, yakni Inggris dan Amerika Utara.
Kelompok ini meyakini Ismail, putra Imam Ja'far Ash-Shadiq, adalah imam yang
menggantikan ayahnya, yang merupakan imam keenam dari aliran Syiah secara umum. Ismail
dikabarkan wafat lima tahun sebelum ayahnya (Imam Ja'far) meninggal dunia.
Namun menurut kelompok ini, Ismail belum wafat. Syiah Ismailiyah meyakini kelak Ismail
3. Syiah az - zaidiyah
Ini adalah kelompok Syiah pengikut Zaid bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin
Husain bin Ali bin Abi halib r.a. Zaid lahir pada 80 H dan terbunuh pada 122 H. Zaid dikenal
sebagai tokoh yang melakukan perlawanan terhadap kekuasaan semena-mena yang diterapkan
Bakar, Umar, dan Utsman, mereka tetap mengakui ketiganya sebagai khalifah yang sah.
Lantaran masih menganggap tiga sahabat nabi yang lain, Syiah Az-Zaidiyah dinamakan Ar-
Dalam menetapkan hukum, kelompok ini menggunakan Al-Quran, sunah, dan nalar.
Mereka tidak membatasi penerimaan hadis dari keluarga Nabi semata, tetapi mengandalkan juga
Syî‟ah Itsna „Asyariyah ialah Syî‟ah dua belas/Syî‟ah Imâmiyah karena menjadi dasar
akidahnya persoalan imam dalam arti pemimpin religo politik kata Imâmiyah mengacu kepada
mereka yang mewajibkan dinamakan demikian sebab mereka percaya yang berhak memimpin
muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam. Aliran ini adalah yang terbesar di
dalam Syî‟ah. Urutan imam mereka yaitu: 1. Alî bin Abî Thâlib (600–661), juga dikenal dengan
Amirul Mukminîn 2. Hasan bin Alî (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba 3. Husain
bin Alî (626–680), juga dikenal dengan Husain al-Syâhid 4. Alî bin Husain (658–713), juga
dikenal dengan Alî Zainal Abidîn 5. Muhammad bin Alî (676–743), juga dikenal dengan
Muhammad al-Baqir 6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far al-Shâdiq 7.
Mûsa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Mûsa al-Kadzim 8. Alî bin Mûsa (765–818),
juga dikenal dengan Ali al-Ridhâ 9. Muhammad bin Alî (810–835), juga dikenal dengan
Muhammad al-Jawad atau Muhammad al-Taqi 10. Alî bin Muhammad (827–868), juga dikenal
dengan Ali al-Hâdi 11. Hasan bin Alî (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari 12.
Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdî sebagai imam kedua
belas.
Kata Syî‟ah berasal dari Bahasa Arab: شيعت,dan juga Bahasa Persia: ً شيعialah salah satu
aliran atau mazhab dalam Islâm. Bentuk tunggal dari Syî‟ah adalah Syī`ī (( شيعي.menunjuk
kepada pengikut dari Ahl al-Bait dan Imam Alî. "Syî‟ah " adalah bentuk pendek dari kalimat
bersejarah Syi`ah `Alî )ّ artinya "Pengikut Ali" Oleh karena itu Kata Syî‟ah (( الشيعتsecara
etimologi berarti pengikut, pendukung, atau kelompok. Syî‟ah dapat juga bermakna: pembela
dan pengikut seseorang atau Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Adapun menurut
terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Alî bin Abî Thâlib sangat utama
di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin,
demikian pula anak cucu sepeninggal beliau, atau sebagian kaum mislim yang dalam bidang
spiritual dan keagamaan selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad Saw. Atau yang
disebut sebagai Ahl al-Bait. Poin terpenting dalam doktrin Syî‟ah adalah penyataan
bahwa segala petunjuk agama bersumber dari Ahl al-Bait. Mereka menolak petunjuk-petunjuk
keagamaan dari para sahabat yang bukan Ahl al-Bait atau para pengikutnya. Para penulis sejarah
berbeda pendapat mengenai awal kemunculan kelompok Syî‟ah . Ada yang mengatakan Sy‟iah
telah ada pada masa Nabi karena banyak sahabat yang simpati kepada Alî. Alasan mereka
didasarkan kepada ’Thabathbai Menurut Karenanya) disebutkan riwayat istilah Syî‟ah pertama
kali ditujukan pada para pengikut Alî, diantaranya Abû Dzar al-Ghifari, Miqâd bin al-Aswâd,
dan Amar bin Yasîr. Ada pula pendapat yang mengatakan Syî‟ah muncul ketika Rasûlullâh
wafat, yaitu pada saat terjadi perebutan kekuasaan antara golongan Muhâjirîn dan Anshâr di
Saqifah Banî Sa‘îdah, sedangkan ‗Alî dan keluarganya masih sibuk mengurus jenazah
Rasûlullâh. Menurut Abû Zahrah, Syî‟ah mulai muncul pada masa pemerintahan Usman
Menurut Watt, Syi’ah baru benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara
‗Alî dan Mu‘âwiyah yang dikenal dengan perang shiffîn sehingga terjadinya Abitrase (Tahkîm).
Kelompok ini tumbuh dari timbulnya perselisihan paham dalam khalîfah, selama enam bulan
‗Alî tidak membai‘at Abû Bakar. Segolongan sahabat juga membenarkan sikap ‗Alî ini,
diantaranya: Salman al-Farisi, Abû Dzar al-Ghifari, Jabîr Ibnu Abdullâh, Al-Miqdâd ibn al-
Aswâd, Ubai bin Ka‘âb, Khuzaiman ibn Tsâbit dan semua Bani Hasyim. Tetapi belum orang-
orang yang menganut paham ini tidak menampakkan diri sebagai suatu partai hingga
pemerintahan Utsmân, yaitu diwaktu Abdullâh bin Saba‘ mengemukakan pahamya, menjelek-
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dibagi bahwa kemunculan Syî‟ah dapat dipandang dari dua
aspek, yaitu dari aspek keagamaan dan aspek politik. Pada prinsipnya kelompok Syî‟ah dalam
konteks keagamaan telah muncul pada masa Rasûlullâh masih hidup berdasarkan hadis Ghâdir
Khum dan beberapa keistimewaan ‗Alî yang di paparkan Rasûlullâh sedangkan dalam konteks
politik kelompok ini muncul setelah terbunuhnya Alî bin Abî Thâlib.
BAB III
C. KESIMPULAN
Secara harfiah Syî‟ah diartikan sebagai pengikut atau kelompok. Tetapi dalam
perkembangannya, istilah ini lekat dengan pengikut setia Alî yang memilih beroposisi terhadap
kekuasaan Mu‘âwiyah pasca peristiwa arbitrase. Mereka ini berkeyakinan bahwa yang
sesungguhnya berhak menggantikan Nabi sebagai pemimpin adalah keluarganya (ahl al-bait).
Dan di antara keluarganya yang paling berhak adalah Alî bin Abî Thâlib.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sejarah Peradaban Islam :Dirasah Islamiyah II (Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada,2008),
40.
3. Hodgson, M. G. S. (1965). "GHULĀT". Encyclopaedia of Islam. 2 (edisi ke-2nd). Brill Academic Publishers.
hlm. 1093–1095.
4. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalâm (Bandung: Pustaka Setia, 2007), cet-III, h.
99.
5. Ahmad Mahmud Subhi, Nazhariyyah Al-Imâm ba‟da al-Syî‟ah Itsna „Asyariyyah. (Mesir:
7. Muhammad Abu Zahrah, Aliran politik dan Aqîdah dalam Islâm. Terj. Abd Rahman Dahlan
8. T.M. Hasby al-Ashiddieqy, Sejaran dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam (Semarang: Pustaka
9. Maraimbang Daulay, et, al, Laporan Penelitian Komunitas Sempalan Islâm di Kota Medan
Sumatera Utara (Study Kasus Atas Jamâ‟ah Tabligh, Syî‟ah dan LDII), (Medan: Fakultas