Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ALIRAN SYI'AH
Dosen Pengampu:
Mochammad su’eb.,M.E.I

Di susun oleh:
AYU WULANDARI(202005030008)

Fakultas Agama Islam


Prodi Hukum Keluarga Islam
Universitas Sunan Giri Surabaya
Tahun ajaran2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikumWr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik hidayat dan
inayahnya kepada kita semua, sehingga kami bias menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “AliranSyiah” ini dengan baik. Dan tak lupa sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing kita
dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni addinul islam.
Tidak lupa kami ucapkan kepada bapak dosen selaku dosen pembimbing pengampu
mata kuliah ilmu kalam yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan kami
juga mengharap kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan
masalah.
Dan semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat lebih menambah
wawasan dan dapat dipahami bagisiapapun yang membacanya, sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi mahasiswa maupun orang-orang yang membacanya.
Wassalamu`alaikumWr.Wb

Sidoarjo, 12 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Syi’ah.......................................................................................................................2
B. Sejarah Aliran Syiah..................................................................................................................3
C. Tokoh-Tokoh Aliran Syiah........................................................................................................3
D. Ajaran-ajaran Aliran Syiah........................................................................................................4
E. Sekte-Sekte Aliran Syiah...........................................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
A. Simpulan..................................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah islam mencatata bahwa hingga saat ini dterdapat dua macam aliran besar
dalam islam. Keduanya adalah Ahlul Sunna (sunni) dan syi’ah. Tak dapat dipungkiri
pula, bahwa dua aliran besar teologi ini kerap sekali terlibat konflik kekerasan satu
sama lain. Sebagaimana yang kini bisa kita saksikan di negara-negara seperti Irak dan
Lebanon. Syi’ah ini berbeda pendapat dengan aliran di negara lain diantaranya dalam
pendiriannya, bahwa enunjukan imam sesah wafatya nabi ditentukan oleh nabi sendiri
dengan mash. Nabi tidak boleh melakukakn nash tu terhadap pengangkatan
khalifahnya, sehngga menyerahkan pekerjaan pengangkatan itu secara bebas kepada
umatnya dan khalayak ramai. Selanjutnya syi’ah berpendirian bahwa seorang imam
yang di angkat itu harus ma’sum atau terpelihara dari dosa besar atau dosa kecil, dan
bahwa Nabi Muhammad SAW dengan nash meninggakan wasiatnya untuk
mengangkat Ali Bin Abi Thalib menjadi khalifahnya, bukan orang lain, dan bahwa
Ali Bin Abi Thalib adalah seorang sahabatnya yang pertama dan utama.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisna makalah ini penyusunan membag rumusan masalah menjadai
beberapa pertanyaan :
a. Apa pengertian aliran syi’ah?
b. Bagaiaman asejarah aliran syi’ah?
c. Siapa tokoh-tokoh alran syi’ah?
d. Apa saja ajaran-ajaran doktrin aliran syi’ah?
e. Apa saja sekte-sekte aliran syi’ah?

C. TUJUAN
Berdasarkan rmus masalah diatas, tujuan makalah aliran syi’ah ini antara lain:
a. Untuk mengetahui pengertian aliran syi’ah?
b. Untuk mengetahui sejarah aliran syi’ah?
c. Untuk mengetahui tokoh-tokoh alran syi’ah?
d. Untuk mengetahui ajaran-ajaran doktrin aliran syi’ah?
e. Untuk mengetahui sekte-sekte aliran syi’ah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Syi’ah
Syi’ah adalah satu aliran dalam islam yang meyakini bahwa Ali Bin Abi Thalib dan
keturunnya dalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi
Muhammad SAW. Dari segi bahasa, kata Syi’ah berarti pengikut, atau kelompk atau
golongan, seperti yang terdapat dalam surah Al-Sha’ffat ayaut 83 yang artinya ;” Dan
sesungguhnya Ibrahim benar-benar termsuk golongannya(Nuh)”
Syi’ah secara harfiah berarti kelompok atau pengikut. Kata tersebut dimaksudkan
untuk menunjukkan para pengikut Ali Bin Abi Thalib sebagai pemimpin pertama
ahlul bait. Ketokohan Ali Bin Abi Thalib dalam pandangan syi’ah sejalan dengan
isyarat-isyarat yang telah diberikan Nabi Muhammad sendiri ketika dia (Nabi
Muhammad) masih hidup.
Syi’ah adalah salah satu aliran dalam islam yang berkeyakinan bahwa yang paling
berhak menjadi imam umat islam sepeninggal Nabi Muhammad SAW ialah kelaurga
Nabi SAW sendiri (Ahlul bait). Dalam hal ini Abbas bin Abdul Muththalib ( paman
Nabi SAW) dan Ali bin Abi Thalib ( saudara sepupu sekaligus menantu Nabi SAW)
beserta keturunannya.
Perkataan Syi’ah secara harfiah berarti pengikut, partai, kelompok, atau dalam arti
yang lebih umum“pendukung”. Sedangkan secara khusus, perkataan “Syi’ah”
mengandung pengertian syî’atu‘Aliyyîn, pengikut atau pendukung‘Ali bin Abi
Thalib.
Kata Syi’ah menurut pengertian bahasa secara umum berarti kekasih, penolong,
pengikut, dan lain-lainnya, yang mempunyai makna membela suatu ide atau membela
seseorang, seperti kata hizb(partai) dalam pengertian yang modern. Kata Syi’ah
digunakan untuk menjuluki sekelompok umat Islam yang mencintai‘ Ali bin Abi
Thalib karramallâhuwajhah secara khusus,dan sangat fanatik.
Secara lingusitik,Syi’ah adalah pengikut. Seiring dengan bergulirnya masa, secara
terminologis Syi’ah hanya dikhususkan untuk orang-orang yang meyakini bahwa
hanya Rasulullah SAW (shallallâhu‘alayhiwaâlihiwasallam) yang berhak menentukan
penerus risalah Islam sepeninggalnya.

2
3

B. Sejarah Aliran Syiah


Para penulis sejarah Islam berbeda pendapat mengenai awal mula lahirnya
Syi’ah. Sebagian menganggap Syi’ah lahir langsung setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW, yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan Muhajirin
dan Anshardi Balai Pertemuan Saqifah Bani Sa’idah. Pada saat itu muncul suara dari
Bani Hasyim dan sejumlah kecil Muhajirin yang menuntut kekhalifahan bagi ‘Ali bin
Abi Thalib.Sebagian yang lain menganggap Syi’ah lahir pada masa akhir
kekhalifahan ‘Utsmanbin‘ Affan atau pada masa awal kepemimpinan‘Ali bin Abi
Thalib.
Pendapat yang paling populer adalah bahwa Syi’ah lahir setelah gagalnya
perundingan antara pihak pasukan Khalifah ‘Ali dengan pihak pemberontak
Mu’awiyah bin Abu Sufyandi Shiffin, yang lazim disebut sebagai peristiwa tahkîm
atau arbitrasi.Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan ‘Ali memberontak terhadap
kepemimpinannya dan keluar dari pasukan‘Ali. Mereka ini disebut golongan
Khawarij. Sebagian besar orang yang tetap setia terhadap khalifah disebut Syî’atu‘Alî
(pengikut‘Ali).
Pendirian kalangan Syi’ah bahwa ‘Ali bin Abi Thalib adalah imam atau
khalifah yang seharusnya berkuasa setelah wafatnya Nabi Muhammad telah tumbuh
sejak Nabi Muhammad masih hidup, dalam arti bahwa Nabi Muhammad sendirilah
yang menetapkannya. Dengan demikian, menurut Syi’ah,inti dari ajaranSyi’ah itu
sendiri telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Namun demikian, terlepas dari semua pendapat tersebut, yang jelas adalah
bahwa Syi’ah baru muncul kepermukaan setelah dalam kemelut antara pasukan
Mu’awiyah terjadi pula kemelut antara sesama pasukan‘Ali. Diantara pasukan‘Ali
pun terjadi pertentangan antara yang tetap setia dan yang membangkang.
C. Tokoh-Tokoh Aliran Syiah
Dalam pertimbangan Syi’ah, selain terdapat tokoh-tokoh populer seperti‘Ali
bin Abi Thalib, Hasanbin‘Ali, Husainbin‘Ali, terdapat pula dua tokoh Ahlul bait yang
mempunyai pengaruh dan andil yang besar dalam pengembangan paham Syi’ah,yaitu
Zaidbin‘Ali bin Husain Zainal‘Abidin dan Ja’faral-Shadiq. Kedua tokoh ini dikenal
sebagai orang-orang besar pada zamannya. Pemikiran Ja’far al-Shadiq bahkan
dianggap sebagai cikal bakal ilmu fiqh dan ushul fiqh, karena keempat tokoh utama
fiqh Islam, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad
bin Hanbal, secara langsung atau tidak langsung pernah menimba ilmu darinya. Oleh
4

karena itu,tidak heran bila kemudian Syaikh Mahmud Syaltut, mantan Rektor
Universitasal-Azhar, Mesir, mengeluarkan fatwa yang kontroversial dikalangan
pengikut Sunnah (Ahlussunnah). Mahmud Syaltut memfatwakan bolehnya setiap
orang menganut fiqh Zaidi atau fiqh Ja’fari Itsna‘Asyariyah.
Adapun Zaid bin ‘Ali bin Husain Zainal‘ Abidin terkenal ahli dibidang tafsir
dan fiqh. Pada usia yang relatif muda, Zaid bin ‘Ali telah dikenal sebagai salah
seorang tokoh Ahlul bait yang menonjol. Salah satu karya yang ia hasilkan adalah kita
bal-Majmû’ (Himpunan / Kumpulan) dalam bidang fiqh. Juga karya lainnya mengenai
tafsir, fiqh, imamah, dan haji.
Selain dua tokoh diatas, terdapat pula beberapa tokoh Syi’ah, diantaranya:
a. Ahmad bin Muhammad bin‘Isa al-Asy’ari
b. Nashr bin Muhazim
c. Muhammad bin Mas’ud al-‘Ayasyial-Samar qandi
d. Muhammad bin Hasan bin Furukhal-Shaffar
e. Ibrahim bin Hilalal-Tsaqafi
f. Ahmad bin Abi‘Abdillah al-Barqi
g. Muhammadbin‘Umaral-Kasyi
h. Muhammad bin Hamamal-Iskafi
i. Ibn Qawlawaehal-Qomi
j. Ali bin Babawaehal-Qomi
k. Ibn‘Aqilal-‘Ummani
l. Syaikhul Masyayikh, Muhammad al-Kulaini
m. Sayyid Husseyn Fadhlullah
n. ‘Ali Syari’ati
o. Jalaluddin Rakhmat
p. Hasan Abu Ammar
q. Al-‘Allamah Sayyid Muhammad Husain al-Thabathaba’i
r. Ayatullah Ruhullah Khomeini
s. Murtadha Muthahhari

D. Ajaran-ajaran Aliran Syiah


Ajaran yang terdapat dalam aliran syiah sebagai bagian dari ilmu kalam terdiri dari 11
ajaran. Berikut ini penjelasan satu persatu tentang ajaran-ajaran aliran syiah.
5

1. Ahlul bait.
Secara harfiah ahlul bait berarti keluarga atau kerabat dekat. Dalam sejarah Islam,
istilah itu secara khusus dimaksudkan kepada keluarga atau kerabat Nabi
Muhammad SAW. Ada tiga bentuk pengertian Ahlul bait. Pertama, mencakup
istri-istri Nabi Muhammad SAW dan seluruh Bani Hasyim. Kedua, hanya Bani
Hasyim. Ketiga, terbatas hanya pada Nabi sendiri, ‘Ali, Fathimah, Hasan, Husain,
dan imam-imam dari keturunan‘ Ali bin Abi Thalib. Dalam Syi’ah bentuk
terakhirlah yang lebih populer.
2. Al-Bada
Dari segi bahasa, badâ’ berarti tampak. Doktrinal-badâ’ adalah keyakinan bahwa
Allah SWT mampu mengubah suatu peraturan atau keputusan yang telah
ditetapkan-Nya dengan peraturan atau keputusan baru. Menurut Syi’ah, perubahan
keputusan Allah itu bukan karena Allah baru mengetahui suatu maslahat, yang
sebelumnya tidak diketahui oleh-Nya (seperti yang sering dianggap oleh berbagai
pihak). Dalam Syi’ah keyakinan semacam ini termasuk kufur.Imam Ja’faral-
Shadiq menyatakan, “Barang siapa yang mengatakan Allah SWT baru mengetahui
sesuatu yang tidak diketahui-Nya, dan karenanya Ia menyesal, maka orang itu
bagi kami telah kafir kepadaAllah SWT. ”Menurut Syi’ah, perubahan itu karena
adanya maslahat tertentu yang menyebabkan Allah SWT memutuskan suatu
perkara sesuai dengan situasi dan kondisi pada zamannya. Misalnya, keputusan
Allah mengganti Isma’il AS dengan domba, padahal sebelumnya Ia
memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Isma’il AS.
3. Asyura
Asyura berasal dari kata ‘asyarah, yang berarti sepuluh. Maksudnya adalah hari
kesepuluh dalam bulan Muharram yang diperingati kaum Syi’ah sebagai hari
berkabung umum untuk memperingati wafatnya Imam Husain bin‘Ali dan
keluarganya ditangan pasukan Yazid bin Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada tahun
61 H di Karbala, Irak. Pada upacara peringatan asyura tersebut, selain mengenang
perjuangan Husain bin‘Ali dalam menegakkan kebenaran, orang-orang Syi’ah
juga membaca salawat bagi Nabi SAW dan keluarganya, mengutuk pelaku
pembunuhan terhadap Husain dan keluarganya, serta memperagakan berbagai aksi
(seperti memukul-mukul dadadan mengusung-usung peti mayat) sebagai lambang
kesedihan terhadap wafatnya Husain bin‘Ali. Di Indonesia, upacara asyura juga
6

dilakukan diberbagai daerah seperti di Bengkulu dan Padang Pariaman, Sumatera


Barat,dalam bentuk arak-arakan tabut.
4. Imamah (kepemimpinan).
Imamah adalah keyakinan bahwa setelah Nabi SAW wafat harus ada pemimpin-
pemimpin Islam yang melanjutkan misi atau risalah Nabi. Atau, dalam pengertian
Ali Syari’ ati, adalah kepemimpinan progresif dan revolusioner yang bertentangan
dengan rezim-rezim politik lainnya guna membimbing manusia serta membangun
masyarakat diatas fondasi yang benar dan kuat, yang bakal mengarahkan menuju
kesadaran, pertumbuhan, dan kemandirian dalam mengambil keputusan. Dalam
Syi’ah, kepemimpinan itu mencakup persoalan-persoalan keagamaan dan
kemasyarakatan. Imam bagi mereka adalah pemimpin agama sekaligus pemimpin
masyarakat. Pada umumnya, dalam Syi’ah, kecuali Syi’ah Zaidiyah, penentuan
imam bukan berdasarkan kesepakatan atau pilihan umat, tetapi berdasarkan wasiat
atau penunjukan oleh imam sebelumnya atau oleh Rasulullah langsung, yang
lazim disebut nash.
5. .‘Ishmah
Dari segi bahasa, ‘ishmah adalah bentuk mashdar dari kata ‘ashama yang berarti
memelihara atau menjaga. ‘Ishmah ialah kepercayaan bahwa para imam itu,
termasuk Nabi Muhammad, telah dijamin oleh Allah dari segala bentuk perbuatan
salah atau lupa. Ali Syari’ati mendefinisikan‘ishmah sebagai prinsip yang
menyatakan bahwa pemimpin suatu komunitas atau masyarakat—yakni, orang
yang memegang kendali nasib ditangannya, orang yang diberi amanat
kepemimpinan oleh orang banyak—mestilah bebas dari kejahatan dan kelemahan.
6. Mahdawiyah
Berasal dari katamahdi, yang berarti keyakinan akan datangnya seorang juru
selamat pada akhir zaman yang akan menyelamatkan kehidupan manusia dimuka
bumi ini. Juru selamat itu disebut Imam Mahdi. Dalam Syi’ah, figur Imam Mahdi
jelas sekali. Ia adalah salah seorang dari imam-imam yang mereka yakini. Syi’ah
Itsna‘Asyariyah, misalnya, memiliki keyakinan bahwa Muhammad bin Hasanal-
Askari (Muhammadal-Muntazhar) adalah Imam Mahdi. Disamping itu, Imam
Mahdi ini diyakini masih hidup sampai sekarang, hanya saja manusia biasa tidak
dapat menjangkaunya, dan nanti diakhir zaman ia akan muncul kembali dengan
membawa keadilan bagi seluruh masyarakat dunia.
7

7. Marja’iyyah atau Wilâyahal-Faqîh


Kata marja’iyyah berasal dari kata marja’ yang artinya tempat kembalinya
sesuatu. Sedangkan kata wilâyahal-faqîh terdiri dari dua kata: wilâyah berarti
kekuasaan atau kepemimpinan; dan faqîh berarti ahli fiqh atau ahli hukum
Islam.Wilâyah al-faqîh mempunyai arti kekuasaan atau kepemimpinan para
fuqaha.
8. Raj’ah
Kata raj’ah berasal dari kata raja’ ayang artinya pulang atau kembali. Raj’ah
adalah keyakinan akan dihidupkannya kembali sejumlah hamba Allah SWT yang
paling saleh dan sejumlah hamba Allah yang paling durhaka untuk membuktikan
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dimuka bumi, bersamaan dengan munculnya
Imam Mahdi. Sementara Syaikh Abdul Mun’eimal-Nemr mendefinisikan raj’ah
sebagai suatu prinsip atau akidah Syi’ah, yang maksudnya ialah bahwa sebagian
manusia akan dihidupkan kembali setelah mati karena itulah kehendak dan hikmat
Allah, setelah itu dimatikan kembali. Kemudian dihari kebangkitan kembali
bersama makhluk lain seluruhnya. Tujuan dari prinsip Syi’ah seperti ini adalah
untuk memenuhi selera dan keinginan memerintah. Lalu kemudian untuk
membalas dendam kepada orang-orang yang merebut kepemimpinan‘Ali.
9. Taqiyah
Dari segi bahasa, taqiyah berasal dari kata taqiya atau ittaqâ yang artinya takut.
Taqiyah adalah sikap berhati-hati demi menjaga keselamatan jiwa karena
khawatirakan bahaya yang dapat menimpa dirinya. Dalam kehati-hatian ini
terkandung sikap penyembunyian identitas dan ketidakterus terangan. Perilaku
taqiyah ini boleh dilakukan, bahkan hukum nyawa jibdan merupakan salah satu
dasar mazhab Syi’ah.
10. Tawassul
Adalah memohon sesuatu kepada Allah dengan menyebut pribadi atau kedudukan
seorang Nabi, imam atau bahkan seorang wali suaya doanya tersebut cepat
dikabulkan Allah SWT. Dalam Syi’ah, tawassul merupakan salah satu tradisi
keagamaan yang sulit dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa hampir setiap doa
mereka selalu terselip unsur tawassul, tetapi biasanya tawassul dalam Syi’ah
terbatas pada pribadi Nabi SA Watau imam-imam dariAhlul bait. Dalam doa-doa
mereka selalu dijumpai ungkapan-ungkapan seperti “Yâ Fâthimahisyfa’î‘indallâh”
(wahaiFathimah, mohonkanlah syafaat bagiku kepada Allah),dsb.
8

11. Tawallî dan tabarrî.


Kata tawallî berasal dari kata tawallâfulânan yang artinya mengangkat seseorang
sebagai pemimpinnya. Adapun tabarrî berasal dari kata tabarra’a‘anfulân yang
artinya melepaskan diri atau menjauhkan diri dari seseorang. Kedua sikap ini
dianut pemeluk-pemeluk Syi’ah berdasarkan beberapa ayat dan hadis yang
mereka pahami sebagai perintah untuk tawallî kepada Ahlul bait dan tabarrî dari
musuh-musuhnya. Misalnya, hadis Nabi mengenai‘ Ali bin Abi Thalib yang
berbunyi: “Barang siapa yang menganggap aku ini adalah pemimpin nyamaka
hendaklah ia menjadikan‘Ali sebagai pemimpinnya. Ya Allah belalah orang yang
membela Ali, binasakanlah orang yang menghina ‘Ali dan lindungilah orang yang
melindungi ‘Ali.”(H.R.Ahmad bin Hanbal)
E. Sekte-Sekte Aliran Syiah
Para ahli umumnya membagi sekte Syi’ah kedalam empat golongan besar, yaitu
Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Kaum Ghulat. Golongan Imamiyah pecah
menjadi beberapa golongan. Yang terbesar adalah golongan Itsna‘ Asyariyahatau
Syi’ah Duabelas. Golongan lainnya adalah golongan Isma’iliyah. Selain itu terdapat
juga pendapat lain. Misalnya dari al-Syahrastani. Beliau membagi Syi’ah kedalam
lima kelompok, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, Ghulat (Syi’ahsesat), dan
Isma’iliyah. Sedangkan al-Asy’ari membagi Syi’ah menjadi tiga kelompok besar,
yaitu:Syi’ah Ghaliyah, yang terbagi lagi menjadi 15 kelompok; Syi’ah Imamiyah
(Rafidhah), yang terbagi menjadi 14 kelompok; dan Syi’ah Zaidiyah, yang terbagi
menjadi 6 kelompok. Joesoef So’uyb dalam bukunya Pertumbuhan dan
Perkembangan Aliran-aliran Sekta Syi’ah membagi Syi’ah kedalam beberapa sekte,
yaitu Sekte Imamiyah (yang kemudian pecah menjadi Imamiyyah Sittahdan
Itsna‘Asyariyah), Zaidiyah, Kaisaniyah, Isma’iliyah, Qaramithah, Hasyasyin, dan
Fathimiyah Sementara itu, Abdul Mun’imal-Hafni dalam Ensiklopedia Golongan,
Kelompok, Aliran, Mazhab, Partai, dan Gerakan Islam, mengklasifikasikan Syi’ah
secara rinci sebagai berikut:
A. Al-Ghaliyah: Bayaniyah, Janahiyah, Harbiyah, Mughiriyah, Manshuriyah,
Khithabiyah, Mu’ammariyah, Bazighiyah, ‘Umairiyah, Mufadhaliyah,
Hululiyah, Syar’iyah, Namiriyah, Saba’iyah, Mufawwidhah, Dzamiyah,
Gharabiyah, Hilmaniyah, Muqanna’iyah, Halajiyah, Isma’iliyah.
B. Imamiyah: Qath’iyah, Kaisaniyah, Karbiyah, Rawandiyah, AbuMuslimiyah,
Rizamiyah, Harbiyah, Bailaqiyah, Mughiriyah, Husainiyah, Kamiliyah,
9

Muhammadiyah, Baqiriyah, Nawisiyah, Qaramithah, Mubarakiyah, Syamithiyah,


‘Ammariyah (Futhahiyah), Zirariyah (Taimiyah), Waqifiyah(Mamthurah-
Musa’iyah-Mufadhdhaliyah), ‘Udzairah, Musawiyah, Hasyimiyah, Yunusiah,
Setaniyah.
C. Zaidiyah: Jarudiyah, Sulaimaniyah, Shalihiyah, Batriyah, Na’imiyah,
Ya’qubiyah.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul dikalangan umat Islam.
Aliran ini dilatarbelakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap menginginkan
pengganti Nabi adalah dari ahlul bait sendiri yaitu Ali bin Abi Thalib. Mereka
mempunyai doktrin sendiri dalam alirannya, salah satunya tentang Imamah. Mereka
berpendapat bahwa pengganti Nabi yang pantas menjadi pemimpin adalah seseorang
yang ma’shum (terhindar dari dosa). Bahkan dalam sekte yang ekstrim yaitu Syi’ah
Ghulat, mereka telah menuhankan Ali. Mereka menganggap bahwa Ali lebih tinggi
dari pada Nabi Muhammad SAW.
Dalam perkembangannya, Syi’ah dianggap aliran sesat. Banyak yang
menganggap bahwa Syi’ah adalah Islam. Hal ini sangat berbeda sekali, karena antara
Islam dan Syi’ah sangat jauh sekali tentang ajaran aqidahnya.

B. Saran
Sangatlah diperlukan bagi kita untuk mempelajari Aliran syi’ah ini, karena
dengan belajar aliran ini kita bisa mengetahui seluk beluk dari ajaran Syi’ah.
Misalnya tentang tokoh-tokoh Syi’ah. Danagar kita juga bisa mengambil kekurangan
dan kelebihan dari aliran Syi’ah.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

https://salamkuminfo.blogspots.com/2016/12/makalah-aliran-syiah.html?m=1
https://www.muttaqin.id/2018/03/makalah-aliran-syiah-ilmu-kalam-pdf-doc.html?m=1
https://juraganberdesa.blogspot.com/2019/11/pokok-ajaran-dan-dasar-syiah.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai