Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ALIRAN SYIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran dalam


Islam

OLEH:

ASSA DULLAH ROUF, Lc. (20123013)

DOSEN PENGAMPU: PROF.DR. NUNU BURHANUDIN, LC, MA

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,,,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Maha
suci Allah yang telah mencurahkan segala karunia-Nya pada seluruh umat manusia.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, beserta para sahabatnya, beliaulah sosok yang telah memperbaiki buruknya
peradaban manusia di zaman jahiliyah. Beliau juga sebagai pemimpin umat Islam
yang wajib kita contoh dan ikuti ajarannya. Para sahabatnya, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah SWT. Akhirnya penulisan tugas


makalah ini berhasil diselesaikan, penulis menyadari bahwa adanya kekurangan
yang terjadi baik dalam penulisan maupun kata-kata yang penulis uraikan dalam
makalah ini. Dengan demikian, penulis tetap mengharapkan kritik serta saran
sebagai koreksian untuk mendapatkan pengalaman pembuatan makalah yang lebih
baik lagi. Penulis tetap bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak dosen
pembimbing mata kuliah Paradigma Pemikiran dalam Al-Qur`an.

Bukittinggi, 28 September 2023

PENULIS

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 1

Daftar Isi .............................................................................................................. 2

BAB I: Pendahuluan ............................................................................................ 3

A. Latar Belakang ............................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II: Pembahasan ............................................................................................ 5

A. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Syiah.......................................... 5

B. Doktrin-doktrin Ajaran Syiah Syiah............................................................ 6

C. Sekte-sekte Aliran Syiah .................................................................................. 9

D. Tokoh-tokoh Ajaran Syiah ............................................................................ 15

BAB III: Penutup ....................................................................................................... 17

A. Kesimpulan..................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19

2
BAB I
PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Syiah adalah sebutan yang ditujukan kepada pengikut Ali, yang merupakan
pemimpin pertama ahl al-Bait pada masa hidup Nabi sendiri. Menurut sebagian
peneliti, Syiah muncul sejak Rasulullah masih hidup, namun hal ini terbantahkan
dengan universalnya ajaran Islam yang tak biasa. Ada pula yang mengatakan bahwa
Syiah pertama kali muncul pasca wafatnya Rasulullah seusai terjadinya peristiwa
terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah, namun pendapat ini terbantahkan dengan
sendirinya manakala pasca Abu Bakar terpilih, Ali ra atau pengikutnya ikut sepakat
atas kepemimpinan Abu Bakar. Ada juga yang mengatakan bahwa Syiah muncul
tatkala terjadi tahkim antara kubu Ali dan Mu’awiyah di mana kelompok Ali yang
diwakili oleh Abu Musa al-Asy’ari terkalahkan secara politis oleh kubu Muawiyah
yang diwakili oleh Amr bin Ash.
Peristiwa tersebut terjadi pada perang Shiffin yang terjadi tahun 37 H. Syiah
awalnya merupakan gerakan politis, namun seiring perkembangan zaman jadi
mazhab teologis dan hukum dalam Islam.
Pendapat lain mengatakan bahwa cikal bakal Syiah digagas oleh Abdullah bin
Saba’, seorang Yahudi yang masuk Islam pada masa Utsman yang meniupkan paham
nyeleneh mengenai keutamaan Ali dan keluarganya sebagai pengganti Rasulullah.
Namun Quraish Shihab menyangkal ini dengan mengatakan bahwa tidak mungkin
para sahabat bisa dipengaruhi oleh Abdullah bin Saba’, dan menurut Quraish Shihab
Abdullah bin Saba’ adalah tokoh yang direkayasa oleh kaum anti Syiah.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dikemukakan maka


dapat dirumuskanmasalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah munculnya Aliran Syiah ?

2. Siapa Tokoh dibalik Aliran Syiah ?

3. Bagaimana pemikiran dan Argumen Aliran Syiah ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkna rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan


makalah ini sebagaiberikut:

1. Untuk Mengetahui sejarah munculnya Aliran Syi ah

2. Untuk Mengetahui tokoh-tokoh dibalik Aliran Syiah

3. Untuk Mengetahui Pemikiran dan Argumen Aliran Syiah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian & Sejarah Perkembangan Syiah


Secara bahasa, Syiah berasal dari kata sya’ah, syiya’ah (bahasa\ arab) yang
berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok. Sedangkan secara terminologis
adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu
merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Syiah adalah golongan yang
menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan, karena mereka
beranggapan bahwa Ali yang lebih berhak menjadi khalifah pengganti Nabi
Muhammad SAW.

Menurut Thabathbai, istilah Syiah untuk pertama kalinya ditujukan pada para
pengikut Ali (Syiah Ali), pemimpin pertama ahl al-bait pada masa Nabi Muhammad
SAW. Para pengikut Ali yang disebut Syiah itu diantaranya adalah Salman al-Farisi,
Abu Dzar Al-Ghiffari, al-Miqdad bin Al-aswad, dan Ammar bin Yasir. Pandangan
kelompok ini diperkuat oleh komentar Ali terhadap hadits nabi “Al aimmatu min
quroisyi” (pemimpin itu dari Quroishi) yang dijadikan legitimasi penunjukan Abu
Bakar sebagai kholifah: Mereka telah berdalih dengan pohon tak lupa akan buahnya
(maksudnya: ahlul bait).

Secara umum Syiah didefinisikan oleh Syahrastani sebagai orang-orang yang


mengikuti Ali r.a. secara khusus, dan menyatakan masalah imamah dan
kekhalifahannya dengan sistem penunjukan dan pendelegasian, yang dibuat baik
secara terbuka maupun rahasia, dan meyakini bahwa masalah imamah itu tidak
terpisah dari kerturunannya.

Quraish Shihab dengan mengutip pendapat Ali Muhammad al- Jurjani


mendifinisikan bahwa Syiah yaitu mereka yang mengikuti Sayyidina Ali Ra. dan
percaya bahwa beliau adalah Imam sesudah Rasul Saw. Dan percaya bahwa imamah
tidak keluar dari beliau dan keturunannya.

5
Dalam pembagian Syiah ada ulama yang membaginya menjadi tiga, yakni
Syiah yang ekstrem, moderat dan liberal. Al-Baghdadi dalam al-farq bain al-firoq
membagi Syiah menjadi empat bagian: Zaidiyyah, Ismailiyyah, Itsna Asyariyyah dan
Ghulat (ekstremis). Perpecahan tersebut terjadi karena perbedaan konsep mengenai
imamah di antara mereka. Ada pula yang membaginya menjadi lima sebagaimana
dilakukan oleh Syahrastani, kelima golongan tersebut adalah Syiah Kaisaniyyah,
Zaidiyyah, Imamiyyah, Ghaliyah, Ismailiyyah.

Selain yang disebutkan di atas masih terdapat kelompok-kelompok dalam


mazhab Syiah yang jumlahnya cukup banyak dan memiliki pemahaman yang
beragam yang tak bisa dijelaskan satu persatu disini. Pada tulisan ini hanya tiga
mazhab yang akan dibahas, yakni Syiah Zaidiyyah, Ismailiyyah dan Itsna
Asyrariyyah.

B. Doktrin-doktrin Ajaran Syiah

Dalam Syiah terdapat apa yang Namanya ushul al-Din (pokok-pokok agama)
dan furu’ al-Din (masalah penerapan agama). Syi’ah memiliki Lima Ushuluddin,
yaitu (1)Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa; (2)Al – ‘Adl, bahwa Allah
SWT adalah Maha Adil; (3)An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi’ah meyakini
keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia;
(4)Al-Imamah, bahwa Syi’ah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa
memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian; (5)Al-Ma’ad, bahwa akan
terjadinya hari kebangkitan.
Keyakinan kaum Syi’ah tentang Allah SWT Yang Maha Esa dan Maha Kuasa
didasarkan pada beberapa ayat Al-Qur’an, termasuk dalam hal menciptakan
takdir.
Paham Syi’ah memiliki sejumlah doktrin penting yang terutama berkaitan
dengan masalah imamah :

6
a. Ahlul bait (Ahl al-bait)
Ahlu al-Bait, adalah mereka yang paling dekat dengan seseorang. Sedangkan
Ahl al-Bait Rasulullah seperti yang diriwayatkan dari Zaid bin Arqam, dapat
didefinisikan sebagai “Istri-istri Rasul dan orang-orang yang diharamkan
menerima sadaqah dan zakat sepeninggal rasul.” Mereka adalah orang-orang yang
ditetapkan Allah dalam al-Qur’an memiliki hak atas fa’i (harta rampasan) dan
khumus. Sebagaimana terjemah firman Allah dalam surat Al-Hasyar ayat nomor 7
:
َ َۡ َ ٰ َ َٰ َۡ َ َٰ ۡ ُ ۡ َّ ‫ى فَل هلَّهه َول‬ ُۡ َۡ ۡ َ َ ُ َّ َ ٓ َ َ ٓ َّ
‫هني َوٱبۡ هن‬
‫ه‬ ‫ك‬‫س‬ٰ ‫م‬ ‫ل‬‫ٱ‬‫و‬ ‫َم‬ ‫ت‬ ‫ٱۡل‬‫و‬ ‫َب‬‫ر‬ ‫ق‬ ‫ٱل‬ ‫هي‬
‫ِل‬‫ه‬ َ ‫هلر ُسول‬
‫و‬ ‫ه‬ ٰ ‫ر‬َ ‫ق‬ ‫ٱل‬ ‫ل‬
‫ه‬ ‫ه‬‫أ‬ ‫هن‬ ‫م‬ ‫هۦ‬ ‫وِل‬
‫ه‬ ‫س‬ُ ‫لَع َر‬
ٰ ‫ما أفاء ٱَّلل‬

َ ُ َ ُ َ ُ ُ َّ ُ ُ ٰ َ َ ٓ َ َ ۡ ُ
ُ ‫خ ُذ‬ ٓ ۡ َ ۡ َ َۡ َ ُ َ ُ َ َ َۡ
‫وه َو َما ن َهىٰك ۡم ع ۡن ُه‬ ‫ني ٱۡلغن َهياءه مهنك ۚۡم وما ءاتىكم ٱلرسول ف‬ ‫يل َك َل يكون دولَۢة ب‬ َّ
‫ٱلسب ه ه‬
َ ۡ ُ َ َ َّ َّ َ َّ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ
‫فٱنته ۚۡوا وٱتقوا ٱَّللَۖ إهن ٱَّلل شدهيد ٱلعهق ه‬
‫اب‬

“Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul- Nya (dari
harta benda) yang bersal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-
orang kaya saja di antara kamu. Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu, maka timggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

b. Al-Bada’
Dari segi bahasa bada’ berarti tampak. Doktrin al-bada’ adalah keyakinan
bahwa Allah SWT mampu mengubah suatu peraturan atau keputusan yang telah
ditetapkan-Nya dengan peraturan atau keputusan baru. Misalnya, keputusan Allah
SWT menggantikan Ismail AS dengan domba, padahal sebelumnya Ia
memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih anaknya, Ismail AS.

7
c. Asura
Asura berasal dari kata “asharah” yang artinya sepuluh. Maksudnya adalah
hari ke sepuluh dalam bulan muharram yang diperingati kaum Syi’ah sebagai hari
berkabung umum untuk memperingati wafatnya Imam Husein bin Ali dan
keluarganya di tangan pasukan Yazid bin Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada tahun
61 H di Karbala Irak.
d. Imamah (kepemimpinan)
Imamah adalah keyakinan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat harus
ada pemimpin-pemimpin Islam yang melanjutkan misi atau risalah Nabi
Muhammad SAW.
e. Al-Ismah
Dimaksudkan bahwa para imam mestilah ma’shum, yakni tidak mungkin
berbuat dosa besar atau kecil, tidak mungkin keliru dan lupa lahir batin, baik
sebelum menjadi imam maupun ketika menjadi imam. Pandangan Syi’ah sangat
berlebih-lebihan, karena mereka menganggap bahwa percaya pada imam itu dapat
menghapuskan dosa dan dapat meninggikan derajat
e. Mahdawiyah
Mahdawiyah berasal dari kata mahdi yang berarti keyakinan akan datangnya
seorang juru selamat pada akhir zaman yang akan menyelamatkan kehidupan
manusia di muka bumi ini. Juru selamat ini disebut Imam Mahdi.
f. Raj’ah
Raj’ah berasal dari kata raja’a yang artinya pulang atau kembali. Raj’ah
adalah keyakinan akan dihidupkannya kembali sejumlah hamba Allah SWT yang
paling saleh dan yang paling durhaka untuk membuktikan kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT di muka bumi, bersamaan dengan munculnya Imam Mahdi
h. Marja’iyyah atau wilayah al-Faqih
Wilayah al-faqih mempunyai arti kekuasaan atau kepemimpinan para fuqaha.
i. At-Taqiyyah
Taqiyyah berasal dari kata taqiya atau ittiqa yang artinya takut. Taqiyah
adalah sikap berhati-hati demi menjaga keselamatan jiwa karena khawatir akan

8
bahaya yang dapat menimpa dirinya. Menurut golongan Syi’ah, taqiyyah itu
merupakan program rahasia. Apabila seseorang imam akan ke luar dari khalifah
untuk mengadakan pemberontakan terhadapnya, maka menjadikan taqiyyah itu
sebagai strategi yang harus dirahasiakan. Mereka pura-pura taat sehingga sampai
pada saat yang mungkin untuk melaksanakan rencananya. Apabila takut kepada
orang-orang kafir atau penguasa, maka mereka pura-pura menunjukkan
persetujuannya
j. Tawassul
Maksudnya adalah memohon sesuatu kepada Allah SWT dengan menyebut
pribadi atau kedudukan seorang nabi, imam, atau bahkan seorang wali supaya
do’anya cepat dikabulkan Allah SWT
k. Tawalli dan Tabarri
Tawalli dimaksudkan sebagai sikap keberpihakan kepada ahlu albait,
mencintai mereka, patuh pada perintah-perintah mereka, dan menjauhi segala
larangan mereka. Adapun Tabarri dimaksudkan sebagai sikap menjauhkan diri
atau melepaskan diri dari musuh-musuh ahlul bait, menganggap mereka sebagai
musuh-musuh Allah SWT, membenci mereka, dan menolak segala yang datang
dari mereka

C. Sekte-sekte Aliran Syiah

1. Syiah Zaidiyyah
a. Pengertian
Syiah Zaidiyah adalah paham Syiah yang dinisbatkan kepada Zaid bin
Ali Zainal Abidin, imam kelima pada hirarki imamah Zaidiyah. Syiah
Zaidiyah cenderung bersifat moderat dalam menghadapi dilema kekhalifaan
Ali bin Abi Thalib dan dalam menilai ketiga khalifah sebelumnya, sebagai
imam mafdhul dan imam afdhal. Konsep imamah dan theologi cenderung
rasional, sedangkan ajaran-ajaran lainnya umumnya identik dengan ajaran

9
ahlussunnah. Ajaran Syiah Zaidiyah telah berkembang sejak abad ketiga
Hijriyah di Timur Tengah dan sekitarnya
Di masa hidupnya, Zaid berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan
dan memiliki hubungan baik dengan para ulama di zamannya. Di antara
ulama yang berhubungan dan menjadi gurunya adalah Washil ibn ‘Atha’ dan
Abu Hanifah.
Beliau seorang pemberani dan berpendidikan. Zaid menentang
Umayyah dan memobilisasi masa hingga akhirnya wafat di tangan Yusuf bin
Umar, gubernur yang diangkat oleh khalifah Hisyam di daerah Irak pada
tahun 122 H.

b. Ajaran-Ajaran
Dalam hal ini ajaran-ajarannya dipaparkan dalam tiga bagian.
1) Konsep Imamah
• Imam tidak disebutkan namanya, hanya ciri-cirinya saja (Bani Hasyim,
saleh, takwa dan dermawan)
• Imam Afdhal (terbaik) dan Mafdhul (tidak terlalu baik)
• Dibolehkan dua imam dalam satu waktu asal berbeda daerah
• Demokratis dan rasional
• Meyakini bahwa imam tidak maksum

2) Konsep Fikih
Syiah Zaidiyah mempunyai persamaan secara utuh dengan ahlus
sunnah tentang ibadah dengan amalan-amalan fardhu. Perbedaan-perbedaan
kecil hanya terjadi dalam hal-hal yang bersifat fur’iyyah, seperti; shalat
jenazah yang menurut mereka hanya dengan lima takbir melepaskan kedua
tangan ketika berdiri, shalat tarwih berjamaah, dipandang bid'ah' tidak mau
berjama'ah dengan imam yang durhaka, shalat id adalah fardhu 'ain yang
boleh dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri atau berjamaah dan lain
sebagainya.

10
Syiah Zaidiyyah dikenal sebagai sekte yang paling moderat dalam
Syiah, ia merupakan sekte yang paling dekat dengan Ahlussunnah wal
Jama’ah. Dalam kepercayaannya, mereka tidak mengkafirkan sahabat hanya
saja mengatakan bahwa Ali-lah yang paling pantas menggantikan Rasulullah,
mengingat banyaknya kemiripan dengan Rasulullah yang terdapat dalam dri
Ali. Untuk itu mereka tidak mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan Utsman.
Mengenai keimaman dalam Zaidiyyah, haruslah dari keturunan Fatimah (al-
Afdhal), namun jika tidak maka tidak apa-apa. Sekte ini berpendapat bahwa
peranan akal amatlah penting dalam memahami wahyu dan syariat,
sebagaimana dilakukan oleh Muktazilah. Serta dibolehkannya pembaiatan di
dua tempat yang berbeda dalam satu masa.
Dalam perkembangannya, Syiah Zaidiyyah berubah menjadi ekstrem
dengan gambaran bahwa mereka tak mengakui imam yang mafdhul (bukan
yang terbaik) seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman, sehingga hal ini
mengakibatkan pengkafiran. Namun, Syiah Zaidiyyah yang berkembang di
Yaman saat ini lebih cenderung kepada Zaidiyyah masa awal yang terkenal
moderat.
Sepeninggal Zaid, Syiah Zaidiyah pecah menjadi tiga kelompok,
Jarudiyah, Sulaimaniyah, dan Batriyah.
Sekte Jarudiyah adalah pengikut Abir Jarud Ziyad bin Abi Ziyad.
Konsep imamah aliran ini menyalahi pendapat Zainal bin Ali sebagai guru
dan imam mereka. Bagi kelompok ini Alilah yang pantas menggantikan
Rasulullah dikarenakan kesesuaian ciri-ciri yang diinformasikan oleh
Rasulullah, meski namanya tak disebut, sehingga bagi mereka para sahabat
menjadi kafir
Sekte Sulaimaniyah adalah pengikut Sulaiman bin Jarir. Pemahaman
mereka relatif sama dengan imam mereka Zaid, hanya saja mereka
menganggap Utsman kafir karena ia mencitrakan buruk kekhalifahannya
dengan cara memasukkan banyak kerabanya ke dalam pemerintahan.

11
Demikian Aisyah, Thalhah dan Zubair, bagi Sulaimaniyah mereka kafir
karena telah memerangi Ali.
Sekte Shalihiyah dan Batriyah, adalah pengikut Hasan bin Shaleh dan
Katsirun Nawaal-Abtar. Mereka memiliki kesamaan dengan paham
Sulaymaniyah, hanya saja berbeda dalam penilaian status Utsman. Utsman
memiliki dua sisi, jika ditinjau dari posisinya sebagai 10 sahabat yang
dimasukkan ke dalam surga maka ia mukmin, jika ditinjau dari segi system
pemerintahannya maka ia telah kafir.
Aliran ini tersebar di daerah sekeliling laut Kaspia seperti Dailam,
Tabrastan dan Gilan di timur. Sedangkan di barat tersebar di Hijaz,Mesir dan
Yaman

2. Syiah Ismailiyyah
a. Pengertian
Syiah Ismailiyyah merupakan salah satu sekte aliran Syiah. Kelompok
ini terbentuk disebabkan perbedaan perihal penerus Ja’far Shadiq. Syiah
Ismailiyyah berkeyakinan kepemimpinan umat Islam setelah Ja’far Shadiq
adalah Ismail bin Ja’far, anak laki-laki tertua Imam Ja’far Shadiq. Antara
rentang tahun 297-567 H, sekte Ismailiyah mengalami kejayaan karena dinasti
Fathimiyyah di Afrika Utara menggunakan sekte tersebut sebagai mazhab
negara.

b. Ajaran-Ajaran
Al-Baghdady memasukkan kelompok Ismailiyyah sebagai kelompok
yang condong pada paham kebathinan. Dan kajiannya dimasukan ke dalam
kelompok ghulat.

c. Penyebaran
Saat ini kelompok Syiah ini tersebar di Kerman, Khurasan, Tajikistan,
Afghanistan dan lain-lain

12
3. Syiah Itsna Asyariyyah atau Ja’fariyyah
a. Pengertian
Syiah Itsna Asyariyyah adalah Syiah yang mengakui adanya dua belas
imam dalam Syiah dan menggunakan mazhab Ja’fari dalam praktik fiqih.

b. Ajaran-Ajaran
-Penunjukkan Imam pengganti ditegaskan oleh Nabi
-Imamah sebagai rukun agama
-Mempercayai imam yang dua belas
-Taqiyyah
-al-Raj’ah (reikarnasi)
-Menolak Ijma’
-Mengatakan bahwa setiap ayat ada tafsir bathini
-Mengatakan bahwa redaksi wali dan wilayah dalam al-Qur’an selalu
dikaitkan dengan ahlulbait

- Konsep Imamah menurut Syiah Itsna Asyariyyah :


1) Allah wajib memilih imam untuk hamba-Nya
2) Ucapan imam sama dengan sabda Nabi
3) Syiah Itsna Asyariyyah wajib mengikuti imam
4) Imam adalah orang yang diberi pengetahuan tak terbatas
5) Mempercayai kebangkitan Muhammad bin Hasan al-Askari dan akan
mewujudkan daulah Syiah Itsna Asyariyyah. Dialah alMahdi al-muntazhar.
6) Ishmah, terjaganya dari dosa para imam dua belas

Menurut Syalabî bahwa Syiah Itsna ‘Asyariyah terbentuk sesudah


pertengahan abad ketiga Hijriyah, yakni setelah lahirnya imam-imam yang
berjumlah dua belas tersebut

13
Pada rentang tahun 413 H mazhab Jafari terpecah menjadi dua bagian,
yakni kelompok akhbari, kelompok yang menegaskan bahwa sumber hukum
hanyalah dari hadis, kemudian ada kelompok ushuli yang melakukan
penggalian hukum menggunakan dengan rasio. Gerakan ushuli ini digagas
oleh Syaikh Mufid, kemudian dilanjutkan oleh Sayyid Murtadha (436 H) dan
al- Thusi.
Dalam menggali sumber hukum, mereka menggunakan al-Qur’an,
sunnah, ijma dan akal. Mazhab ini menolak qiyas dan istihsan sebagaimana
mazhab Hanafiyah dikarenakan hal tersebut hanya berasa praduga dan
khayalan.
Dalam penggalian sumber hukum melalui al-Qur’an, Mazhab Ja’fari
menetapkan bahwa seseorang tak mesti menggali dari makna lahirnya.
Namun, untuk mencari makna batinnya seseorang harus merujuk kepada
imam. Untuk Dani Muhtada, Ja’far al-Shadiq dan Paradigma Mazhab
Ja’fari, Jurnal al-Hikam, Vol. 25, No. 1, 2015 dengan alqur’an an-nathiq.
Dalam ranah hadis mereka berkewajiban untuk menerima seluruh
hadis yang terdapat dalam kitab induk mereka sebagai berikut : 1) al-Kāfī
karya al- Kilyānī, 2) Man Lā Yaẓuruhu al-Fāqih karya al-Sadūk, 3) al-
Tahdhīb dan 4) al-Istibṣār. Dua buah karya terakhir ini dikarang oleh
Muhammad ibn Hasan ibn ‘Alī Abū Ja’far al-Ṭūsī (w. 460 H/1067 M).
Produk fiqih praktis mazhab ini adalah diperbolehkannya menikah
mut’ah dengan dasar al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 24 : Maka isteri-isteri yang
kamu telah campuri, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna)
sebagai suatu kewajiban.
Kemudian khumus (seperlima), yakni hak mendapatkan seperlima
bagian dari harta rampasan perang, barang tambang, harta terpendam, harta
yang diambil dari laut, harta penghasilan, harta yang telah dibeli kafir dhimmi
dari seorang muslim dan harta yang telah bercampur antara halal dan haram
Dalam hal ini mereka berdalil dengan ayat “Ketahuilah bahwa
sesungguhnya apa saja yang kalian peroleh, maka seperlimanya (khumus)

14
adalah untuk Allah, Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, dan ibn sabil. Al-Anfal : 41. Sejumlah pakar fiqih mazhab ini
menegaskan bahwa apa yang diperuntukkan Rasulullah juga terjadi untuk
ahlulbayt-nya.

c. Penyebaran
Ajaran ini resmi menjadi mazhab negara di Iran, terkhusus pasca
Revolusi Iran tahun 1979 yang dilakukan oleh Ayatullah Khomeini. Syiah
Imamiyah benar-benar menemukan momentumnya di tangan Khomeini yang
menjadi pemimpin republik Islam Iran, hal ini dibuktikan dalam rancangan
undang-undang negaranya mengenai posisi al-Mahdi sebagai pemegang
kekuasaan penuh di Republik Islam Iran. Pada praktik keagamannya secara
praktis, Adzan di Iran mennambahkan redaksi ayshadu anna aliyyan
waliyyullah (saya bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah), tempat wudhu di
masjid sana juga tak menyediakan tempat untuk membilas kaki. Syiah
Imamiyah juga menyebar di Malaysia pasca terjadinya revolusi Iran, tak lama
setelah itu parlemen Malaysia mengeluarkan ketetapan mengenai dilarangnya
gerakan Syiah di daerah sana, dan diharuskannya orang Islam Malaysia
berpaham Ahlussunnah wal Jama’ah

D. Tokoh Ajaran Syiah


Berikut ini adalah beberapa tokoh aliran Syi’ah:

a. Nasr bin Muzahim bin Sayyar al-Minqari (120 – 212 H).


Nashr bin Muzahim lebih banyak menghabiskan usianya di Baghdad. Pada
waktu itu, Baghdad adalah sebuah kota yang baru dibangun. Akan tetapi,
karena kota ini adalah ibu kota dan pusat kekhalifahan pada masa itu, ia
mampu menarik para ilmuwan tersohor untuk berdomisili disana. Al- Khathib
al-Baghdadi didalam buku sejarahnya menyebut Nashr bin Muzahim sebagai
salah seorang tokoh ilmuwan Baghdad. Ia meninggal dunia pada tahun 212 H.

15
Uqaili berpendapat, “Nashr bin Muzahim adalah seorang pengikut mazhab
Syi’ah. Hadis dan pendapatnya banyak mengalami pertentangan, karena
ucapannya tidak memiliki keserasian antara yang satu dengan lainnya.” Abu
Hatim juga berkomentar, “Hadis-hadis Nashr bin Muzahim mengalami
penyelewengan dan tidak dapat diamalkan.”

b. Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy’ari (Abad Ketiga – 274 H.)

Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Abdullah al-Asy’ari al-Qomi


dilahirkan pada abad ketiga Hijriah. Ia adalah salah seorang sahabat para
imam ma’shum as. Ia dilahirkan dikota Qom, kota ilmu agama dan para
perawi handal Syi’ah dan tempat perlindungan bagi para fuqaha dan ilmuwan
handal yang selalu mencintai Ahlulbait Rasulullah saw. Ia dibesarkan dan
dididik di dalam sebuah keluarga ahli ilmu yang selalu mendambakan
kecintaan kepada Ahlulbait Nabi saw. Dari sejak masa muda, ia telah
menimba ilmu pengetahuan Islam di bawah bimbingan langsung ayahnya,
Muhammad bin Isa al-Asy’ari.

c. Ahmad bin Abi Abdillah Al-Barqi (Penghujung Abad Kedua – 280 H.)
Ia dilahirkan di penghujung abad ke-2 Hijriah di sebuah desa kota
Qom yang bernama Barq-rud. Ia lahir didalam sebuah keluarga yang tersohor
dan terkenal mencintai Ahlulbait as. Ayahnya, Muhammad bin Khalid juga
adalah salah seorang pembesar mazhab Syi’ah, guru hadis (Syaikhul Hadis),
dan figur kepercayaan Imam al-Kazhim dan Imam ar- Ridha as.

d. Ibrahim bin Hilal Ats-Tsaqafi (Permulaan Abad Ke-3 – 283H .)


Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Sa'id bin Hilal ats-Tsaqafi al-
Isfahani adalah salah seorang ulama dan perawi hadits Syi’ah. Tanggal
kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Yang pasti, ia dilahirkan diawal
abad ke-3 Hijriah dikota Kufah. Dipermulaan usianya, ia mengikuti mazhab
Zaidiyah. Setelah beberapa waktu berlalu, ia memilih mengikuti mazhab
Imamiah sebagai mazhab yang benar.

16
e. Muhammad bin Hasan bin Furuh Ash-Shaffar (awal Abad ke-3– 290 H.)
Ia adalah salah seorang pembela setia Imam Hasan al-'Askari as.
Dengan demikian, dapat diasumsikan ia hidup dipermulaan abad ke-3 Hijriah.
Ash-Shaffar hidup pada masa kezaliman dan kelaliman dinasti Bani Abbasiah
mencapai puncaknya. Ash-Shaffar adalah salah seorang yang paling tersohor
di kalangan mereka. Ia banyak berhubungan dengan para pembesar dan
tokoh-tokoh terkemuka mazhab pada masa itu, dan dengan menulis surat-surat
rahasia, ia sering berjumpa dengan Imam Hasan al- 'Askari as. Dengan jalan
ini juga, ia dapat membangun jembatan relasi antara beliau dengan para
pengikut Syi’ah yang lain.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa, Syi’ah berasal dari kata sya’ah, syiya’ah (bahasa arab) yang
berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok. Sedangkan secara terminologis
adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu
merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Syi’ah adalah golongan yang
menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan, karena mereka
beranggapan bahwa Ali yang lebih berhak menjadi khalifah pengganti Nabi
Muhammad SAW
Mengenai kemunculan Syi’ah dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat
dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada masa akhir
pemerintahan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syi’ah baru benar-benar
muncul Ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal
dengan Perang Siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan Ali
terhadap arbitrase yang ditawarkan Mu’awiyah, pasukan Ali diceritakan terpecah
menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali, kelak disebut Syi’ah, dan
kelompok lain menolak sikap Ali, kelak disebut Khawarij
Doktrin dalam aliran syiah yang paling pokok antara lain; Ahl bait, Imamah,
Asura, Al-bada, Taqiyah, Raj’ah, Mahdawiyah, al-Ishmah, Tawalli dan Tabarri
Adapun tokoh dalam aliran ini terdiri atas; Nashr bin Muzahim bin Sayyar al-
Minqari, Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy’ari, Ahmad bin Abi Abdillah Al-
Barqi, Ibrahim bin Hilal Ats-Tsaqafi, Muhammad bin Hasan bin Furukh Ash Shaffar.
Sedangkan sekte yang muncul dalam aliran Syi’ah antara lain syiah Imamiyah,
Zaidiyah, Ghulat, dan Sab’iyah.

18
B. Saran
Penulisan makalah ini tentulah banyak sekali kekurangannya, sehingga
diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari Bapak
Dosen Pengampu maupun rekan-rekan mahasiswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syalaby, Mausu’ah al-Tarih} al-Islami wa al-Hadharah alIslamiyah, Jilid II


(Kairo : Maktabah al-Nahdhah al-Misriyah,1978)
Atabik, Ahmad. Melacak Historitas Syiah, FIKRAH : Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi
Keagamaan, Vol. 3, No. 2, Desember 2015
Zulkifli, Sejarah Muncul dan Perkembangan Syiah, Jurnal Khtaulistiwa Vol. 3, No.
2, 2014,
Abidin, Zainal. Syiah dan Sunni dalam Perspektif Pemikiran Islam, Jurnal Hunafa,
Vol. 03, No. 02, Juni 2006
al-Baghdady, Abu Manshur. al-Farq bain al-Firoq, (Kairo : Maktabah Ibn Sina,-)
Atabik, Ahmad. Melacak Historitas Syiah, FIKRAH : Jurnal Ilmu Aqidah dan
Studi Keagamaan, Vol. 3, No. 2, Desember 2015
Bahrun, Muhammad. Syiah dan Ukhuwah, ISLAMIA : Jurnal Pemikiran Islam
Republika, no. 24, Januari 2012
Bahrul Ulum & Zainudin MZ, Analitis Kritis Metodologi Periwayatan Hadis Syiah,
PROFETIKA: Jurnal Studi Islam, vol. 14, no. 2, Desember 2013
Burhanuddin, Nunu. 2016. Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan. Depok.
Prenadamedia Group
Hashim, Muhammad. Syiah:Sejarah Timbul dan Perkembangannya di Indonesia,
Jurnal Analisa, Vol. 19, No. 02, Juli-Desember 2012
Itmam, Shohibul. Pemikiran Islam dalam Perspektif Sunni dan Syiah, Jurnal
Penelitian, Vol. 7, No. 2, Agustus 2013
Kadir, Abdul. Syiah dan Politik (Studi Republik Islam Iran), Jurnal Politik Profetik
Vol. 5, No. 1, tahun 2015
Muhtada, Dani. Ja’far al-Shadiq dan Paradigma Mazhab Ja’fari, Jurnal al-Hikam,
Vol. 25, No. 1, 2015
Munawwaroh, Mundiroh Lailatul. Penyelesaian Konflik Sunni-Syiah di Sampang
Madura (Tesis UIN Yogyakarta, 2014)

20
Musonnif, Ahmad. Pemikiran Shi’ah Ismailiyah Tentang Kalender Islam (Tinjauan
atas Sistem Kalender Hisabi dinasti Fathimiyah), KONTEMPLASI, Vol. 04, No.
02, Desember 2016
P. Omolu, Aminun. Syiah Zaidiyyah : Konsep Imamah dan Ajaran-Ajaran Lainnya,
HUNAFA: Jurnal Studi Islamika, Vol. 9, No. 2, Desember
Panggabean, Samsu Rizal. Strategi Bina-Damai di Sampang, Commentaries, Agustus
2013, Vol. 17, Issue 2
Toha, Anas Malik. Syiah di Malaysia, ISLAMIA : Jurnal Pemikiran Islam Republika,
No. 24, Januari 2012

21

Anda mungkin juga menyukai