Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMIKIRAN TEOLOGI MU’TAZILAH DAN SYI’AH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teosofi Yang Diampu Oleh Bapak

Busairi, S.Ud, M.Ag

Oleh :

Kelompok 7

FATIN FARHANAH (23382072031)

ACH SIRRON ULWAN (23382071004)

PROGRAM STUDI HUKUM TATANEGARA

FAKULTAS SYARIAH

IAIN MADURA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Salawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur kepada Ilahi
Rabi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul. “ Pemikiran Teologi Mu’tazilah
Dan Syi’ah ”. Guna memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Teosofi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan para pakar,
penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah
ini. Dalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak menemui kesulitan dalam
menjabarkan materi dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh sebab itu,
penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah memberikan
bantuan baik berupa materi maupun dukungan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Dengan demikian makalah ini disusun, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pembaca.

Pamekasan, 25 Agustus 2023

Kelompok 7

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan Masalah .......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................2

A. Pengertian Teologi Mu’tazilah Dan Syi’ah...............................................2


B. Contoh Aliran Mu’tazilah Dan Syiah........................................................3
C. Syi’ah Dalam Islam...................................................................................3
BAB III PENUTUP ............................................................................................4

A. Kesimpulan................................................................................................4
B. Saran..........................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang dikenal
bersifat rasional dan liberal. Ciri utama yang membedakan aliran ini dari aliran
teologi Islam lainnya adalah pandangan-pandangan teologisnya yang lebih
banyak ditunjang oleh dalil-dalil 'aqliah (akal) dan lebih bersifat filosofis,
sehingga sering disebut aliran rasionalis Islam. Mu’tazilah didirikan oleh Wasil
bin Atha' pada tahun 100 H/718 M
Mu’tazilah merupakan aliran rasional yang membahas secara filosofis
problem-problem teologis yang tadinya belum ada pemecahan. Dengan nama
studi tentang akidah, Mu’tazilah sebenarnya juga membahas masalah moral,
politik, fisika dan metafisika. Mereka membentuk suatu pemikiran yang
berkonsentrasi membahas masalah Tuhan, alam dan manusia.
Syi’ah dalam sejarah pemikiran Islam merupakan sebuah aliran yang muncul
dikarenakan politik dan seterusnya berkembang menjadi aliran teologi dalam
Islam. Sebagai salah satu aliran politik, bibitnya sudah ada sejak timbulnya
persoalan siapa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Dalam
persoalan ini Syi’ah berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah
sepeninggal Rasulullah adalah keluarga sedarah yang dekat dengan Nabi, yaitu
Ali bin Abi Thalib dan harus dilanjutkan oleh anaknya, Hasan dan Husen, serta
keturunan-keturunannya.
Syi’ah muncul sebagai salah satu aliran politik dalam Islam baru dikenal
sejak timbulnya peristiwa tahkim (arbitrase). Sementara Syi’ah dikenal sebagai
sebuah aliran teologi dalam Islam, yaitu ketika mereka mencoba mengkaitkan
iman dan kafir dengan Imam, atau dengan kata lain ketaatan pada seorang
Imam merupakan tolak ukur beriman tidaknya seseorang, di samping paham
mereka bahwa Imam merupakan wakil Tuhan serta mempunyai sifat
ketuhanan.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa Pengertian Teologi Mu’tazilah Dan Syi’ah ?
2. Apa Contoh Aliran Mu’tazilah Dan Syiah?
3. Apakah Syiah Dilarang Dalam Islam?
C. Tujuan Masalah.

1. Untuk Mengetahui apa pengertian teologi tu’tazilah dan syi’ah


2. Untuk mengetahui contoh aliran mu’tazilah dan syiah.
3. Untuk mengetahui apakah syiah itu dilarang dalam islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teologi Mu’tazilah Dan Syi’ah.

1. Mu’tazilah
Perkataan Mu’tazilah berasal dari bahasa Arab (I'tazala) yang
bermaksud "meninggalkan", "menjauhkan diri".mu’tazilah merupakan aliran
teologi yang mengedepankan akal sehingga mereka mendapat nama”kaum
rasionalis islam”kaum mu’tazilah adalah golongan yang membawa
persoalan persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis
dibanding dengan persoalan persoalan yang dibawa kaum khawarij dan
murji’ah.
Kalangan Mu’tazilah berpendapat bahwa tidak ada yang qadim selain
Allah. Kepercayaan akan adanya dzat yang qadim selain Allah adalah syirik.
Orang yang menduduki jabatan hakim harus bebas dari syirik. Bila sudah
terlanjur, mereka harus diturunkan. Mihnah ini dalam perkembangan tidak
hanya diterapkan pada para hakim, tetapi juga para saksi di pengadilan, dan
kemudian para pemimpin masyarakat.
2. Syiah
Syi’ah ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Syi'ah
menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni
menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Syi'i
(Bahasa Arab: ‫شيعي‬.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam
Ali. Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10%
menganut aliran Syi'ah.
Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan
pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul
di atas suatu perkara.Adapun menurut terminologi syariat bermakna:
Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sangat utama di antara
para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan
kaum muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggal beliau. Syi'ah,
dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan
bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga
mengalami perpecahan mazhab.
Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah)
adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik
tentang Islam setelah Nabi Muhammad SAW, dan pembawa serta penjaga
tepercaya dari tradisi Sunnah.
Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib,
yaitu sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW dan kepala keluarga
Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad SAW,
yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim Sunni.

2
Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh
Nabi Muhammad SAW, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.

3
B. Contoh Aliran Mu’tazilah Dan Syiah
Contoh aliran Mu’tazilah adalah salah satu ajarannya:Tauhid (keesaan
tuhan), merupakan prinsip utama dalam ajaran Mu'tazilah. Mereka
berpendapat bahwa tuhan itu esa, tak ada satu pun yang menyamainya.
Contoh Aliran Syi’ah Di antara komunitas Indonesia yang
mempraktikkan Syi'ah adalah segmen minoritas Hadhrami, orang Indonesia
keturunan Arab, yang memiliki "pengikut Syiah yang kecil, tetapi terus
meningkat, Kelompok lain adalah Syiah
di Pariaman dan Bengkulu di Sumatra, dan Sigli di Aceh, yang mengaku
keturunan Sepoy India, dan dikenal sebagai Sipahi atau Keling. Orang
Sipahi secara tradisional mempraktikkan ritual Syiah tabut, meski di Aceh
sudah dilarang sejak 1953.Kowal (Kuala) memiliki populasi Syiah yang
besar: pada tanggal 2 September 1960, lima belas tahun setelah Indonesia
merdeka, pemerintah mendirikan sebuah universitas di Kowal dengan nama
Universitas Syiah Kowal (atau dikenal sebagai Universitas Syiah Kuala).

C. Syi’ah Dalam Islam


Majelis Ulama Indonesia, MUI, menyatakan tidak pernah melarang
ajaran Syiah di Indonesia kecuali menghimbau umat Islam agar
meningkatkan kewaspadaan tentang kemungkinan beredarnya kelompok
Syiah yang ekstrim.
Hal ini ditegaskan Ketua MUI bidang Hubungan
Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi, untuk menanggapi
surat edaran Wali Kota Bogor pada 22 Oktober lalu
yang melarang perayaan Asyura oleh penganut Syiah di
wilayahnya.
"Dikeluarkannya surat MUI pada tahun 2004 bahwa
sesungguhnya kita tidak punya posisi untuk
mengatakan bahwa Syiah itu sesat," kata Muhyiddin
Junaidi kepada wartawan BBC Indonesia.
Di kalangan penganut Syiah, Asyura merupakan
peringatan kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein,
yang tewas dalam pertempuran pada abad ke-7 di
Karbala, Irak.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Perkataan Mu’tazilah berasal dari bahasa Arab (I'tazala) yang
bermaksud "meninggalkan", "menjauhkan diri". Mu’tazilah adalah satu satu
dari madzhab teologi dalam Islam. Kelahiran Mu’tazilah, oleh lawan-
lawannya, biasanya dikaitkan dengan keluarnya Washil ibn Atha dari halaqah
gurunya, Hasan Basri, karena perbedaan pendapat tentang status orang Islam
yang melakukan dosa besar
Ajaran dalam Syi'ah amatlah banyak dan berbeda-beda, sehingga kita
harus mencari dan mengetahui ajaran-ajaran, doktrin-doktrin, dan tokoh-
tokoh yang berdampak besar dalam golongan ini. Selain itu, di dalam aliran
Syi’ah ini terdapat banyak bagian-bagian dan perbedaan pendapat dalam
bertahuid. Yang ditandai dengan munculnya beberapa sekte seperti
Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Kaum Ghulat.
Hal ini menuntut kita untuk selalu berhati-hati serta mengantisipasi atas
adanya doktrin keras yang mungkin berkembang, atau bahkan telah begitu
pesat dalam penyebarluasan ajarannya ke negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, seperti di Indonesia. Salah satunya adalah
menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat
dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin.
Bahkan yang lebih parah adalah yang memuja dan menganggap bahwa Ali
bin Abi Thalib bukan manusia biasa, melainkan jelmaan Tuhan atau bahkan
Tuhan itu sendiri.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus selalu cermat serta
berhati-hati dalam meyakini dan mempelajari suatu aliran baik itu Syi’ah
maupun aliran pemikiran yang lain. Selain itu, jangan sampai terlalu fanatik,
karena fanatisme akan berdampak pada keburukan. Allah tidak menyukai
sesuatu yang berlebih-lebihan.
B. Saran.
Mungkin inilah penjelasan dari makalah Kami, semoga para
pembaca dapat memetik manfaat dari tulisan ini. Walaupun tulisan ini dapat
dikatakan jauh dari kata sempurna karena masih memiliki banyak kesalahan
baik dari segi penulisan, suku kata ataupun susunan kalimatnya. Karena
penulis adalah manusia dimana ia menjadi tempat salah dan dosa. Dan juga
tulisan ini membutuhkan saran dan kritikan sebagai motivasi untuk lebih baik
kedepannya.

5
DAFTAR PUSTAKA

M.Ag., Anwar, Rosihan, DR; M.Ag., Rozak, Abdul, Drs. 2007. Ilmu Kalam.
Bandung: CV Pustaka Setia.

Nasir, H.Sahilun A, Drs.1991.Pengantar Ilmu Kalam.Jakarta:CV Rajawali Pers.

Nasution Harun .2011.Teologi Islam.Jakarta: Penerbit Universitas indonesia

Anda mungkin juga menyukai