ALIRAN MU’TAZILAH
Dosen Pengampu:
Oleh:
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan
islam. Shalawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya
Kami menyadari bahwa di dalam makalah kami ini masih banyak kekurangan , kami
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan
dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I : PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara harifah kata mu’tazilah barasal dari I’tazilah yang berarti berpisah atau
memisahkan diri, yang berarti juga menjauh dan menjauhkan diri. Aliran mu’tazilah
merupakan aliran teologi islam yang terbesar dan tertua, yang telah memainkan peranan
penting dalam sejarah pemikiran dunia islam. Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih pada
permulaan abad pertama hijrah di kota Basrah (Irak).
Akan tetapi tidak semuanya memeluk aliran ini dengan segala keikhlasan.
Ketidak ikhlasan ini terutama dimulai sejak permulaan masa pemerintahan khilafat
Umawi, disebabkan karena khilafah-khilafah Umawi memonopoli segala kekuasaan
negara kepada orang-orang Islam dan bangsa Arab sendiri. Dalam hal ini maka akan
dibahas mengenai mu’tazilah lebih luas lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang lahirnya Aliran Mu’tazilah?
2. Siapan saja tokoh-tokoh dalam aliran Mu’tazilah ?
3. Apa saja ajaran-ajaran pokok dalam aliran mu’tazilah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya aliran Mu’tazilah.
2. Untuk mengtahui siapa saja tokoh- tokoh dalam aliran Mu’tazilah.
3. Untuk mengetahui apa saja ajaran- ajaran pokok dalam aliran Mu’tazilah.
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aliran mu’tazilah lahir pada masa pemerintahan Bani Umayah, yakni pada masa
pemerintahan Abdul Malik bin Marwan dan anaknya Hisyam. Mereka adalah pengikut
dari Abul Husail Washil bin Atha yang memisahkan diri dari gurunya yang bernama
Hasan Basri. Masalah pertama yang menjadikan mereka berpisah dari Hasan ialah
masalah“murtakibil kabirah” yakni memperbincangkan kedudukan orang yang
melakukan dosa besar. Persoalan ini muncul pada saat seorang bernama Wasil bin Atha
berada dimajelis kuliah gurunya bernama Hasan. Di dalam kesempatan ini Wasil bin
Atha berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar adalah fasik yakni suatu
posisi yang berada dalam dua keadaan maksudnya orang itu tidak mukmin juga tidak
kafir,manusia yang demikian bukan ditempatkan di surga atau neraka, tetapi ia
ditempatkan diantara kedua tempat ini. Yakni disuatu tempat ditengah-tengah antara
surga dan neraka. Pendapatnya ini berlainan secara drastis dengan pendapat
gurunya.karena pendapat ini ia pun mengasingkan diri dan mengadakan tempat sendiri
untuk mengajar pengikut-pengikutnya. Dari keadaan ini lah sehingga ia dinamakan
“mu’tazili” dan alirannya dinamakan mu’tazilah.
Adapun Tokoh-tokohdalam aliran mu’tazilah sebagai berikut;
1. Washil bin Atha’
2. Abu Huzail Al-Alaf
3. Ibrahim ibn sayyar ibn hani-nazzam
4. Abd al wahhab al jubba’i
Prinsip dasar Mu’tazilah ada 5 pokok (al-Ushul al-Khamsah) yaitu
1. Al-Tauhid
2. Al-Adlu (keadilan Allah)
3. Al-Wa’du wal Wa’id (Janji dan ancaman)
4. Al-manzilah bainal manzilataini (tempat diantara dua tempat)
5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran)
DAFTAR PUSTAKA