Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah

Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Huma Magridoni Koling, S.Pd, M.Pd

Oleh :
1. Muhammad Fajri Aldan
2. Thursina Mardinah

Universitas Negri Padang


Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila
Sebagai Ideologi.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami
memohon maaf dan kritik

serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan atau dasar yang kita kenal
dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide atau citacita negara
tersebut untuk semakin berkembang dan maju.Presiden dalam memimpin bangsa Indonesia
dia tidak bisa mengandal visi dan misinya sendiri untuk mencapai cita-cita bangsa, oleh
karena itu harus memiliki suatu dasar atau landasan yang dapat dijadikan sebagai patokan.
Ideologi negara Indonesia adalah Pancasila, pancasila bukan Ideologi negara bagi sebagian
atau daerah-daerah tertentu saja tetapi menyuluruh, terkadang perbedaan pendapat dalam
mengartikan dasar negara maka terjadilah pertikaian.

B. Rumuasan Masalah

1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara.


2. Alasan diperlukan Pancasila sebagai ideologi negara.
3. Sumber historis, sumber sosiologis dan sumber politis Pancasila sebagai ideologi
negara.
4. Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi negara.

C. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara, Alasan diperlukan Pancasila
sebagai ideologi negara.Sumber historis, sumber sosiologis dan sumber politis Pancasila
sebagai ideologi negara.dan Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi negara.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pengertian Pancasila sebagai ‘ideologi negara’ adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas,
pengertian Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, yaitu terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan,
berkerakyatan, serta menjunjung tinggi nilai keadilan.

Keputusan bangsa Indonesia mengenai Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam
Ketetapan MPR Nomor 18 Tahun 1998 tentang Pencabutan dari Ketetapan MPR Nomor 2
Tahun 1978 mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada Pasal 1 Ketetapan MPR tersebut
menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR
tersebut dapat diketahui bahwa di Indonesia kedudukan Pancasila adalah sebagai ideologi
negara, selain kedudukannya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang
mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif,
sehingga tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam Ketetapan MPR tersebut dinyatakan
bahwa Pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsisten dalam kehidupan
bernegara.

Pada awalnya, konsep Pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform
bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Pancasila
merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan anggota
BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama
agar dengan asas itu seluruh kelompok yang terdapat di Indonesia dapat bersatu dan
menerima asas tersebut.
Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi Pancasila sebagai ideologi
negara. Pancasila sebenarnya dimaksudkan sebagai platform demokratis bagi semua
golongan di Indonesia. Perkembangan doktrinal Pancasila telah mengubahnya dari fungsi
awal Pancasila sebagai platform bersama bagi ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai
dengan rumusan pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang
komprehensif integral. Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan
ideologi lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia
yaitu:

1. Nilai-nilai dalam Pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari penyelenggaraan


bernegara di Indonesia.
2. Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan oleh
karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat Indonesia.

Pada masa Orde Lama, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soekarno, Pancasila mengalami
ideologisasi. Artinya, Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan dan
kepribadian bangsa Indonesia. Kenyataannya, Pancasila hanya dijadikan sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan dengan diangkatnya presiden dengan masa jabatan seumur hidup.

Pada masa Orde Baru, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soeharto, bangsa Indonesia
kembali menjadikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara.
Kenyataannya, Pancasila lagi-lagi hanya dijadikan sebagai alat untuk melanggengkan
kekuasaan otoriter Presiden Soeharto yang berkuasa selama lebih kurang 32 tahun.

Era Reformasi yang diharapkan sebagai era pembaruan memberikan angin segar bagi bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan kembali mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila
sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, faktanya justru pada Era Reformasi
ini bangsa Indonesia dirasakan semakin jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Rakyat
Indonesia mengalami degradasi moral dan cenderung liberalis karena pengaruh globalisasi.
Tindak pidana korupsi dilakukan secara terang-terangan seolah-olah telah membudaya di
Indonesia.
B. Alasan diperlukan Pancasila sebagai ideologi negara.

Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan
logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep; Logos yang berarti pemikiran. Jadi,
secara etimologi, ideologi berarti ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide
atau gagasan.Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti ideologi sendiri juga
dikemukakan oleh para ahli, seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan bahwa ideologi
adalah a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan
ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan
menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi
induknya.Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu
pemikiran yang berisi nilai nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.

Ideologi sendiri memiliki fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana fungsi dari
ideologi sendiri adalah sebagai sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas
rakyatnya (Prof. W. Howard Wriggins). Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa ideologi adalah identitas dari suatu bangsa.Sama seperti identitas yang dimiliki oleh
setiap orang sebagai tanda pengenal, ideologi dapat dikatakan sebagai tanda pengenal dari
suatu bangsa.Selain menjadi identitas,ideologi juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi kognitif
dan orientasi dasar. Fungsi kognitif memiliki artian bahwa ideologi dapat menjadi suatu
landasan bagi suatu bangsa dalam memandang dunia, sedangakan fungsi orientasi dasar
berarti ideologi tersebut memberikan wawasan dan makna bagi rakyat dan juga memberikan
tujuan bagi rakyatnya.

Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi penting ini
dikarenakan ideologi peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai
tujuannya masing-masing. Selain itu, peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai
alat untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam masyarakat agar setiap masyarakat dapat
hidup dalam ketentraman dan juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Peranan lain dari
ideologi adalah sebagai alat pemersatu suatu bangsa. Setiap bangsa tentu saja memiliki
keberagaman baik dalam suku,bahasa,adat-istiadat,kebudayaan, dan lain sebagainya.Ideologi
memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat supaya
dapat terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.Dari paparan tersebut,
maka dapat terlihat betapa pentingnya ideologi bagi setiap bangsa.
Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa
Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila.

Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa
Indonesia karena Pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia.Kedudukan itu seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara,Pancasila sebagai sumber dari segala
hukum yang ada di Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia ketika
mendirikan negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang
menjadikan Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga
dapat diartikan bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia
dalam melaksanakan segala aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera.

Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara
Indonesia. Sama seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu akan kemana arah arus
membawanya, Republik ini juga akan sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk
arah,yaitu Pancasila.Pancasila juga mengandung nilai-nilai sejarah di dalamnya karena
Pancasila merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh para pendiri bangsa ini ketika
mendirikan Republik Indonesia ini. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila memiliki fungsi
dan juga kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Dengan fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Pancasila haruslah dapat dilestarikan oleh setiap komponen bangsa
Indonesia.Pelestarian nilai nilai Pancasila dapat dilakukan dengan meimplementasikan nilai
nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari hari. Nilai-nilai Pancasila
sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan.Nilai
ketuhanan dapat diimplementasikan dengan menghargai setiap umat beragama di Indonesia.
Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda, sehingga setiap rakyat
haruslah menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi nilai ketuhanan.
Nilai kemanusiaan dapat dipraktekan dengan tindakan tidak melakukan diskriminasi terhadap
suku lain yang terdapat di Indonesia.Nilai persatuan dapat dipraktikkan dengan menunjukkan
sikap cinta terhadap tanah air Indonesia.

Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan tindakan menghargai pendapat orang lain ketika
mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat dipraktikan dengan menjaga hak dan
kewajiban dari setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah sebagian kecil dari praktik nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan masih ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam
usaha melestarikan nilai nilai Pancasila di Ibu Pertiwi ini.Ideologi Pancasila haruslah tetap
dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi yang mencerminkan kepribadian bangsa
ini.
C. Sumber historis, sumber sosiologis dan sumber politis Pancasila sebagai
ideologi negara
a) Sumber Historis

Pancasila sebagai ideologi negara masa pemerintahan Pres. Soekarno Pada masa
pemerintahan ini, Pancasila ditegaskan sebagai pemersatu bangsa. Penegasan ini
dikumandangkan oleh Soekarno dalam berbagai pidato politiknya dalam kurun waktu 1945-
1960. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kurun waktu 1960-1965, Soekarno lebih
mementingkan konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme) sebagai landasan
politik bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Soeharto Pancasila dijadikan
sebagai asas tunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan. Diawali dengan
keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila yang menjadi
landasan bagi dilaksanakannya penataran P-4 bagi semua lapisan masyarakat. Akibat dari
cara-cara rezim dalam memasyarakatkan Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi
Pancasila adalah produk rezim Orde Baru yang berkuasa pada waktu itu.

Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Habibie Presiden Habibie
menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei 1998, atas desakan berbagai
pihak Habibie menghapus penataran P-4. Pemerintahan Habibie lebih disibukkan masalah
politis, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di samping itu, lembaga yang
bertanggungjawab terhadap sosialisasi nilai-nilai Pancasila dibubarkan berdasarkan Keppres
No. 27 tahun 1999 tentang pencabutan Keppres No. 10 tahun 1979 tentang Badan Pembinaan
Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7).
Sebenarnya, dalam Keppres tersebut dinyatakan akan dibentuk lembaga serupa, tetapi
lembaga khusus yang mengkaji, mengembangkan, dan mengawal Pancasila hingga saat ini
belum ada.

Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Gusdur Pada masa pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacana tentang penghapusan TAP
NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebarluasan ajaran komunisme. Di
masa ini, yang lebih dominan adalah kebebasan berpendapat sehingga perhatian terhadap
ideologi Pancasila cenderung melemah.

Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Pres. Megawati Pada masa ini,
Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya dengan disahkannya Undang-
Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak mencantumkan pendidikan Pancasila
sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.

Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) Pemerintahan SBY dapat dikatakan juga tidak terlalu memperhatikan pentingnya
Pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya upaya untuk
membentuk suatu lembaga yang berwenang untuk menjaga dan mengawal Pancasila sebagai
dasar negara dan ideologi negara sebagaimana diamanatkan oleh Keppres No. 27 tahun 1999.
Suasana politik lebih banyak ditandai dengan pertarungan politik untuk memperebutkan
kekuasaan atau meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Mendekati akhir masa
jabatannya, Presiden SBY menandatangani Undang-Undang RI No. 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi yang mencantumkan mata kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib
pada pasal 35 ayat (3).

b) Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara berakar dalam kehidupan masyarakat. Unsur-unsur


sosiologis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai
berikut:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan beragama masyarakat
Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan terhadap adanya kekuatan gaib.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal saling menghargai
dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-wenang.

3. Sila Persatuan Indonesia yang dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia kawan,
rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk dalam negeri.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk menghargai pendapat orang
lain, semangat musyawarah dalam mengambil keputusan.

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap suka menolong,
menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau berlebihan.

c) Sumber Politis Pancasila

Pancasila sebagai Ideologi Negara Unsur-unsur politis yang membentuk Pancasila sebagai
ideologi negara meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi antarumat
beragama.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan penghargaan terhadap pelaksanaan
Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

3. Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan keputusan
berdasarkan musyawarah daripada voting.

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam bentuk tidak
menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power) untuk memperkaya diri atau kelompok karena
penyalahgunaan kekuasaan itulah yang menjadi faktor pemicu terjadinya korupsi.
D. Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi negara

Dinamika Pendidikan Pancasila


E. Urgensi Pancasila sebagai ideologi Negara

Seiring dengan arus globalisasi yang sangat cepat, perubahaan struktur sosial suatu negara
juga berubah. Globalisasi menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dan bangsa lain untuk
mempertahankan kebudayaan dan tatanan sosialnya. Globalisasi merupakan era dimana
masyarakat di dunia saling terbuka, tidak ada sekat yang membatasi. Hal tersebut kemudian
menciptakan kebudayaann global yang terbentuk dari beberapa beragam kepetingan yang
mendekatkan perbedaan kebudayaan di dunia. Disamping globalisasi, terdapat faktor internal
yang menjadi alasan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai ideologi yaitu menjaga
eksistensi nilai-nilai luhur bangsa yang telah ada sejak dul

Salah satu tantangan yang paling dominan dewasa ini adalah globalisasi.Globalisasi
merupakan era saling keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat suatu
bangsa lain sehingga masyarakat dunia menjadi terbuka. Dengan demikian, kebudayaan
global terbentuk dari pertemuan beragam kepentingan yang mendekatkan masyarakat dunia.
Sastrapratedja menengarai beberapa karakteristik kebudayaan global sebagai berikut:

1. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timal
balik.
2. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai
kelompok prulalisme etnis dan religious.
3. Masyarakat yang memiliki ideology dan system nilai yang berbeda bekerjasama
dan bersaing sehingga tidak ada satupun ideology yang dominan.
4. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat
prural dan heterogen.
5. Nilai-nilai HAM, kebebasan, demokrasi menjadi nilai-nilai yang dikhayati
bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda.

Fase-fase perkembangan globalisasi  adalah sebagai berikut :


1. Fase embrio berlangsung di Eropa dari abad ke-15 sampai abad ke-18 dengan
munculnya komunitas nasional dan runtuhnya system transnasional Abad Tengah.
2. Fase pertumbuhan yang meliputi abad ke-18 dengan cirri pergeseran kepada
gagasan negara kesatuan, kristalisasi konsep hubungan internasional, standarisasi
konsep kewarganegaraan.
3. Fase take off yang berlangsung dari 1870 sampai pertengahan 1920 yang ditandai
dengan diterimanya konsep baru tentang negara kebangsaan, identitas dan
kepribadiann nasional, mulai masuknya negara-negara non-Eropa ked lam
masyarakat internasional.
4. Fase perjuangan hegemoni yang dimulai 1920 sampai dengan pertengahan 1960
yang ditandai dengan mengikatnya konflik internasional dan ideologis, seperti
kapitalisme, sosialisme, fasisme, dan nazisme dan jatuhnya bom atom yang
menggugah oikiran tentang masa depan yang diikuti terbentuknya PBB.
5. Fase ketidakpastian berlangsung dari 1960-1990 ditandai dengan munculnya
gagasan dunia ketiga, poliferasi nuklir, konsepsi individu menjadi lebh kompleks,
hak-hak kewarganegaraan semakin tegas dirumuskan, berkembangnya media
global yang semakin canggih.
6. Fase kebudayaan global, fase ini ditandai oleh perubahan radikal di Eropa Timur
dan Uni Soviet (runtuhnya dominasi komunisme di beberapa negara), berakhirnya
perang dingin dan melemahnya konfrontasi ideology.

DAFTAR PUSTAKA
https://mediaindonesia.com/read/detail/329736-pancasila-ideologi-dan-filosofi-terbaik-
bangsa
file:///C:/Users/user/Downloads/Sumber%20Sosiologis%20Pancasila%20Sebagai%20Ideologi
%20Negara.pdf
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/8-PendidikanPancasila.pdf

Anda mungkin juga menyukai