Anda di halaman 1dari 7

BAB III

CIVIC EDUCATION DAN CITIZENSHIP EDUCATION

Pendahuluan
Dalam Bab III dalam buku teori dan landasan pendidikan kewarganegaraan
ini akan dikemukakan berbagai hal mengenai civics, Citizenship Education dan
Civic Education serta keterkaitannya dan peran masing masing dalam mencapai
tujuan warga negara yang baik. Uraian dalam bab ini akan terdiri dari beberapa
sub pokok bahasan yaitu:
A. Civics: ilmu kewarganegaraan dan pengetahuan warga negara.
B. Citizen, Citizenship dan Civic/Citizenship Education(pendidikan
kewarganegaraan).
C. Pendidikan kewarganegaraan dalam demokrasi.
D. Harapan harapan untuk pendidikan kewarganegaraan.

A. Civics: Ilmu Kewarganegaraan dan Pengetahuan Warga Negara


Civics berasal dari kata latin civicus yang berarti warga negara (citizen atau
citoyen). Menurut hornby citizen civics disebut ilmu kewarganegaraan karena
dibelakang kata civics terdapat huruf s. Ini menunjukan sebagai sebuah ilmu
sama seperti economics atau politics.
Civics, selain bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga
negara yang tahu dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai
warga negara, civics juga bertujuan menghasilkan warga negara yang mampu
membudayakan lingkungannya serta mampu memecahkan masalah-masalah
individu warga negara maupun masyarakat di sekitarnya.
Metode-metode pengembangan civics dan PKN adalah sebagai sebuah
program pendidikan yang didasarkan pada berbagai pertimbangan diantaranya
politik dan psikologis. Pendidikan kewarganegaraan(civic education) juga
secara sekilas telah dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan
perluasan dari civics yang lebih menekankan pada aspek-aspek praktik
kewarganegaraan. Oleh sebab itu maka pendidikan kewarganegaraan juga
disebut sebagai pendidikan orang dewasa yang mempersiapkan siswa menjadi
calon warga negara yang memahami perannya sebagai warga negara.

1.Civics sebagai ilmu kewarganegaraan (IKN)


2.Pengetahuan warga negara
Ilmu kewarganegaraan tersebut memberikan pemahaman dasar-dasar
teoritik tentang kewarganegaraan. Apa yang harus dilakuakan warga negara
ketika akan mengirimkan sebuah surat dan dimana seharusnya surat itu
dikirimkan. Contoh lain adalah seandainya ada seorang warga negara yang
merasa hak-hak pribadinya telah dilanggar baik oleh warga negara atau
kelompok-kelompok lain dalam masyarakat maka sudah sewajarnya orang
tersebut menuntut yang bersangkutan kepada yang berwenang. Dari sisi cara
atau langkah-langkah yang harus ditempuh oleh warga negara tersebut itulah
yang harus dipahami secara teoritis untuk dapat dilaksanakan atau dipraktikan.
Contoh pentingnya kartu identitas penduduk atau kartu tanda penduduk
dan bagaimana cara memperolehnya adalah pengetahuan teoritik yang harus
dimiliki oleh seorang warga negara dan demikian pula, misalnya bagaimana
seseorang warga negara jika akan membayar pajak dan jenis pajak apa saja yang
ada dan harus dibayar oleh warga negara merupakan contoh-contoh dari
berbagai teori yang dapat diperoleh oleh seorang siswa melalui IKN atau Civics
tersebut.Untuk dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai warga negara
yang baik maka seorang warga negara seharusnya memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta nilai-nilai yang dapat diperoleh dari berbagai ilmu sosial.
B. Citizen,Citizenship dan Civic/citizenship education

Pengertian telah diuraikan secara sepintas apa yang dimaksud dengan civics
atau ilmu kewarganegaraan dan pengetahuan warga negara yang dengan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai itu dapat melakukan fumgsi dan
perannya sebagai warga negara yang didasari oleh teori-teori yang diperolehnya
melalui IKN tersebut.

C. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Demokrasi

Mengikuti perkembangan konsep tentang warga negara sebagai konsep


politik barat telah mendorong para peneliti dan ahli dibidang PKN untuk
melakukan berbagai studi yang hasilnya dapat dirasakan dalam perkembangan
pemahaman mengenai konsep kewarganegaraan dan PKN secara keseluruhan.
Studi-studi tersebut tidak terlepas dari posisi, sosiologi dan ekonomi termasuk
didalamnya studi-studi tentang hubungan-hubungan sosial, analisis terhadap
proses politik dan berbagai kelembagaan dalam kehidupan masyarakat.

D. Harapan-Harapan Untuk Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagaimana dinegara-negara demokrasi lainnya, PKN di Indonesia


bertujuan untuk menghasilkan warga yang demokratis yaitu warga negara yang
cerdas dan memanfaatkan kecerdasannya sebagai warga negara untuk kemajuan
diri dan lingkungannya.
Pada masa suharto mata pelajaran civics dan PKN diganti dengan
pendidikan moral pancasila dan kewarganegaraan yang bahanbahan formalnya
memang berisi nilai-nilai pancasila ditambah dengan bahan-bahan formal
kebijakan pemerintah yang juga bertujuan menghasilkan warga negara yang
harus sesuai dengan pandangan dan visi politik orde baru.
Rangkuman
Bab ini membahas secara singkat tentang PKN yang secara khusus
menyangkut sejarah singkat lahirnya civics dan civic education (PKN) Bahkan
dibahas pula hubungan antara civics dengan civic education serta citizenship
education. Pembahasan tersebut tidak dapat dilepaskan dari pengajaran mata
pelajaran civics and government di Amerika sebagai negara asal di
kembangkannya civics dan civic education dan kemudian juga dikaitkan dengan
istilah lain tentang pendidikan kewarganegaraan yang telah menjadi salah satu
isu penting dunia modern didalam abad XXI dewasa ini yaitu citizenship
education. Perkembangan mengenai Civics, Civics and Goverment, Civics
Education dan Citizenship Education dan sapai kepada masyarakat Madani
yang dalam dekade terakhir ini menjadi satu model masyarakat yang dicita
citakan Indonesia terutama setelah terjadi krisis yang melanda hampi seluruh
dunia yang dikenal dengan istilah Civil Society
BAB IV
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI ISU
DUNIA

Pendahaluan
Dalam Bab IV ini akan dibahas secara singkat beberapa hal yang
menyangkut tentang penddikan kewarganegaraan sebagai isu dunia.
Pembahasan akan dimulai dengan permasalahan global dan kaitannya dengan
kehidupan bernegara di Indonesia, gambaran tentang dasar dan tentang
pendidikan demokrasi untuk kewarganegaraan dunia, pilar-pilar internasional
dan pendidikan demokrasi untuk kewargaan global. Secara sistematis. Bahasan
bab iv mencakup topik-topik sebagai berikut.
a. Permasalahan kehidupan bernegara di Indonesia
b. Dasar dan tantangan pendidikan demokrasi untuk kewarganegaraan dunia
Internasional.
c. Pilar-Pilar pendidikan Internasional.
d. Pendidikan demokrasi untuk kewarganegaraan global.

A. Permasalahan Kehidupan Bernegara di Indonesia


Akibat kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan
batas negara bangsa secara ekonomi maupun sosial budaya menjadi semakin
samar-samar. Bagaimana kita dapat membedakan dan membatasi siaran
program televisi penduduk singapura dengan siaran penduduk Indonesia.
Demikian pula dengan internet yang telah mengaburkan batas-batas negara.
Status seseorang sudah tidak lagi hanya sebagai warga negara melainkan telah
menjadi warga dunia. Suatu hal yang mustahil untuk dapat melakukan filter
terhadap pengaruh budaya asing yang sedang berlangsung melalui produk iptek.
Salah satu ciri dari kehidupan pada era global adalah persaingan
disamping ada kerja sama. Dua konsep ini sangat penting karena dalam kondisi
sekarangpun dan bangsa manapun dapat eksis apabila mampu bekerjasama dan
mampu memenangkan persaingan. Kerjasama dan persaingan dalam era
globalisasi bukan hanya sebatas kerjasama dan bersaing antar negara bangsa
melainkan antara subyek hukum internasional yang cakupannya bukan hanya
negara bangsa melainkan juga berupa organisasi bahkan individu.

B. Dasar dan Tantangan Pendidikan Demokrasi untuk Kewargaan


Dunia Internasional
Dalam perkembangan pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia menunujkan adanya kelemahan-kelemahan yang
mendasar pada tingkatan paradigma sehingga telah mengakibatkan
ketidakjelasan, baik dalam tataran maupun dalam tataran praksis. Menyadari
kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam pendidikan kewarganegaraan
yang lalu, maka perlu dilakukannya konseptualisasi dan pembentukan kembali
paradigma baru pendidikan dengan menyeimbangkan antara pengembangan
nilai-nilai moral disatu pihak dengan pemahaman terhadap struktur.

C. Pilar Pilar Pendidikan Internasional


Untuk merealisasikan pendidikan internsional, memiliki 4 pilar:
1. Learning to know
Learning to know merupakan jenis belajar yang tidak terlalu menekankan
pada penguasaan struktur pengetahuan menlainkanpada penguasaan alat (tools)
belajar.
2. Learning to do
Learning to do bukan berarti apa yang dilakukan oleh orang ketika orang
tersebut dilatih untuk menunjukkan perbuatan fisik yang sangat khusus dalam
proses manufaktur sehingga latihan ketrampilan harus dikebangkan dan menjadi
cara yang tidak terpisahkan dari pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan rutin.
3. Learning to live together
Learning to live together dilatar belakangi oleh adanya sejarah
perkembangan manusia yang diwarnai oleh susana konflik yang menakutkan
yang terparah lagi oleh dua unsur

4. Learning to be
Learning to be memiliki prinsip dasar bahwa pendidikan hendknya
memberikan kontribusi terhadap pembangunan manusia seutuhnya, jiwa
raganya, intelegensinya, perasaan, apresiasi estetika, dan spiritualitasnya.

D. Pendidikan Demokrasi untuk Kewargaan Global


Secara internasional, khususnya di indonesia, baik dalam rangka mata
pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan(PPKn) atau sebelumnya
pendidikan moral pancasila(PMP) maupun dalam rangka penataran P-4
demokrasi terkesan lebih banyak diajarkan atau tough dan bukan dipelajari atau
learned dengan peran guru atau dosen yang lebih dominan.
Yang perlu dijadikan muatan nasional adalah pilar pilar demokrasi
konstitusional indonesia yakni cita cita, nilai, dan prinsip demokrasi indonesia
yang berlandaskan ketuhanan yang Maha Esa, memberikan jaminan hak asasi
manusia berdasarkan kedaulatan rakyat, bertujuan mencerdaskan bangsa

Rangkuman
Adanya perubahan yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan
akibat kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada
aspek lain baik ekonomi, politik maupun sosial budaya, mendorong perubahan
pula dalam status dan peran seorang warga. Dalam era informasi yang disebut
pula era post industrialis, status seorang warga bukan hanya warga negara
melainkan pula sebagai warga dunia.

Anda mungkin juga menyukai