Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan,
kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita ketahui bahwa pendidikan
mempersiapkan generasi muda untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan
hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai
untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Anak –anak
berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam
lingkungan masyarakat, dan diarahkan bagi kehidupan dalam masyarakat
pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya, menjadi
landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia manusia yang lain dan
asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu
membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus
disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.
A. Pendidikan dan Masyarakat
Ada tiga sifat penting pendidikan. Pertama, pendidikan mengandung nilaidan memberikan
pertimbangan nilai. Hal itu disebabkan karena pendidikandiarahkan pada pengembangan
pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai yangada dan diharapkan masyarakat. Karena tujuan
pendidikan mengandung nilai,maka isi pendidikan harus memuat nilai. Proses pendidikannya
juga harus bersifat membina dan mengembangkan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada
kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi menyiapkan
anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Generasi muda perlu mengenal dan memahami apa
yang ada dalam masyarakat, memiliki kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat,
baik sebagai warga maupun sebagai karyawan. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi
dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung. Kehidupan
masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan, karena pendidikan sangat melekat
dengan kehidupan masyarakat. Proses pendidikan merupakan bagian
dari proses kehidupan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari
lingkungan masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya, politik,
keamanan, dan lain-lain.
Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi
orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Hal itu merefleksikan konsep
adanya tuntutan individual (pribadi) dan sosial dari orang dewasa kepada generasi muda.
Tuntutan individual merupakan harapan orang dewasa agar generasi muda dapat
mengembangkan pribadinya sendiri,mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang
dimilikinya. Tuntutan sosial adalah harapan orang dewasa agar anak mampu bertingkah laku,
berbuat dan hidup dengan baik dalam berbagai situasi dan lingkungan masyarakat.
Konsep pendidikan bersifat universal, tetapi pelaksanaan
pendidikan bersifat lokal, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Pendidikan dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu berbeda dengan lingkungan
masyarakat lain, karena adanya perbedaan sistem sosial budaya, lingkungan alam, serta sarana
dan prasarana yang ada.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem sosial- budaya yang berbeda.
Sistem sosial-budaya ini mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar-anggota
masyarakat, antara anggota dan lembaga, serta antara lembaga dan lembaga. Sistem sosial-
budaya di daerah perkotaan berbeda dengand i pedesaan, di daerah pesisir berbeda dengan di
pegunungan, di pusat perindustrian berbeda dengan di daerah pertanian. Sistem sosial-
budaya pada suatu daerah juga berbeda dari suatu periode waktu dengan waktu yang
lainnya,karena masyarakatnya berkembang.
Salah satu aspek yang cukup penting dalam sistem sosial-budaya adalah tatanan nilai-nilai.
Tatanan nilai merupakan seperangkat ketentuan, peraturan,hukum, moral yang mengatur cara
berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut bersumber dari
agama, budaya, kehidupan politik, maupun dari segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan
perkembanganmasyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga selalu
berkembang,dan mungkin pada suatu saat perkembangan begitu drastis, sehingga tidak jarang
menimbulkan perbedaan bahkan konflik nilai. Konflik nilai bisa juga diakibatkan adanya
perbedaan sudut pandang karena adanya variasi sumber-sumber nilai tersebut.
Perbedaan ataupun konflik nilai tersebut dilatar belakangi oleh perbedaan tatanan yang
berakar pada perbedaan pola - pola kebudayaan Menurut Tylor (1871),
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, serta kemampuan dan
kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Dalam arti yang lebih mendasar, pendidikan
merupakan suatu proses kebudayaan. Setiap generasi manusia menempatkan dirinya dalam
urutan sejarah kebudayaan. Menurut Israel Scheffler (1958), melalui pendidikan manusia
mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban masa sekarang dan membuat
peradaban masa yang akan datang.
Proses pembudayaan tidak dapat berlangsung secara sendirian, melainkan harus dalam
interaksi dengan orang lain, interaksi dengan lingkungan. Status dan peranan manusia
dalam kelompok, apakah kelompok usia, jenis kelamin, sekolah, pekerjaan, kemasyarakatan
dan lain-lain menentukan jenis interaksi dan tingkat partisipasinya dalam proses
pembudayaan.
Kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dari tempat masyarakat
itu berada. Masalah tempat menyangkut lingkungan alam dan keadaan geografis. Lingkungan
alam dan keadaan geografis mempengaruhi perilaku dan pola hidup para anggota masyarakat.
Masyarakat yang hidup di daerah tropis berbeda polahidupnya dengan di daerah subtropis atau
daerah dingin. Demikian juga masyarakat di daerah kepulauan berbeda dengan di daerah
daratan, di daerah gurun pasir berbeda dengan di daerah padang rumput atau rawa. Kondisi
alam dan geografis mempengaruhi cara hidup, cara berpikir, cara bekerja,
caramempertahankan diri, cara bermasyarakat, dan lain-lain.
Kehidupan masyarakat juga dipengaruhi oleh tingkat kemajuan yang telahdicapainya.
Masyarakat yang telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi dalam segi ilmu, teknologi,
ekonomi, sosial-budaya, dan segi-segi kehidupan yang lainnya, akan memiliki sistem dan
fasilitas yang lebih mapan dibandingkan dengan masyarakat yang kemajuannya rendah. Sistem
dan fasilitas yang tersedia akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.
B. Perkembangan Masyarakat
Salah satu ciri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Mungkin pada masyarakat
tertentu perkembangannya sangat cepat, tetapi pada masyarakat lainnya agak lambat bahkan
lambat sekali. Karena adanya pengaruh dari perkembangan teknologi,
terutama teknologi industri transportasi, komunikasi, telekomunikasi dan elektronika,
masyarakat kita dewasa ini berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka, masyarakat
informasi dan global.
Dalam kondisi masyarakat demikian, perubahan-perubahan terjadi dengan cepat, mobilitas
manusia dan barang sangat tinggi, komunikasi cepat, lancar, dan akurat. Perubahan yang
cepat hampir terjadi dalam semua aspek kehidupan, sosial - budaya, ekonomi, politik,
ideologi, nilai-nilai etik dan estetik. Perubahan-perubahan masyarakat ini
akan mempengaruhi perkembangan setiap individu warga masyarakat, mempengaruhi
pengetahuan, kecakapan, sikap, aspirasi, minat, semangat, kebiasaan bahkan pola - pola
hidup mereka.
Mobilitas yang tinggi mempercepat pertemuan antar suku dan antar bangsa, membuka
daerah-daerah yang terisolasi, meningkatkan pemerataan pembangunan. Komunikasi sangat
cepat, lancar, dan akurat memudahkan perolehan informasi yang sangat berharga baik bagi
kepentingan bisnis, pemerintahan, penelitian, rekreasi, maupun hobi. Pertemuan antar suku
bangsa, antar bangsa, dan antar ras dengan berbagai kebudayaan, kemampuan masyarakat
makin sering terjadi. Maka itu terjadilah proses pembauran budaya, tradisi, nilai-nilai,
pengetahuan, dan lain-lain malah terjadi pembauran suku, bangsa, atau ras. Di samping
pembauran, pertentangan atau konflik antar sektor sosial-budaya adakalanya juga terjadi.
Melalui proses alkulturalisasi, pertentangan atau konflik-konflik ini berangsur-angsur
berkurang.
Dewasa ini jumlah wanita yang berpendidikan relatif seimbang dengan dengan pria, sebagai
akibat emansipasi yang membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh
pendidikan. Diperkuat dengan perubahan pandangan tentang kedudukan wanita, wanita tidak
lagi hanya bekerja di rumah, mengurus anak dan keluarga seperti pada pola kehidupan lama.
Wanita memiliki peluang yang sama dengan pria, bekerja hampir pada seluruh sektor
pekerjaan. Keadaan ini membawa beberapa implikasi, baik bagi kehidupan sosial-pribadi para
wanita, kehidupan keluarga, maupun dalam situasi kerja.
Dengan bekerja di luar rumah, wanita lebih bebas bergerak, berkarya,
dan berkreasi dibandingkan apabila hanya bekerja di rumah tangga.Wawasan dan pengetahuan
mereka menjadi lebih luas, potensi-potensi yang dimilikinya dapatd iwujudkan dan disalurkan.
Memang banyak pekerjaan-pekerjaan tertentu yang lebih berhasil bila dikerjakan oleh wanita.
Wanita yang bekerja juga dapat menambah penghasilan keluarga, sehingga kesejahteraan
ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Kehadiran wanita dalam lingkungan kerja juga dapat
menimbulkan suasana lain dibandingkan apabila semua karyawannya pria.
Di samping sejumlah kebaikan dari para wanita yang bekerja, sejumlah masalah dan
kesulitan juga muncul. Masalah pertama berkenaan dengan kehidupan sosial-pribadi wanita.
Wanita yang bekerja apabila telah menikah mempunyai tugas ganda, menyelesaikan tugas-
tugas pekerjaan dan tugas-tugas keluarga. Penyelesaian kedua tugas tersebut bukan masalah
ringan, membutuhkan pemikiran dan tenaga yang dengan sedikit ketidak mampuan membagi
tugas dapat membengkalaikan salah satu tugas, bahkan kedua- duanya. Masalah kedua
berkenaan dengan kehidupan keluarga. Wanita betapapun tinggi tingkat pendidikan dan
jabatan yang dipegangnya, tidak bisa dilepaskand ari kodratnya sebagai wanita, sebagai istri
dan ibu. Sampai batas tertentu masihtetap harus melayani suami, mendidik anak, dan
mengatur rumah tangga. Tugas yang banyak menyita waktu, tenaga, dan perhatian dalam
pekerjaan atau karier, bagaimanapun akan menelantarkan pelaksanaan tugas-
tugasnya dalam rumahtangga. Hal itu bisa mengakibatkan keluarga tidak harmonis, pendidikan
anak terbengkalai, kesejahteraan rumah tangga terabaikan, dan mungkin terjadi perpecahan
keluarga (brooken home). Perpecahan keluarga ada dua macam, pecah secara struktur yaitu
cerai antara suami dan istri, atau pecah secara fungsi tidak bercerai tetapi masing-masing pihak
tidak melaksanakan fungsi yang semestinya.Rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkir atau
lebih parah sebagai tempat bertengkar.
Masalah ketiga berkenaan dengan situasi pekerjaan. Pekerjaan atau
karier bukan tempat beristirahat, tetapi tempat berkarya, berkreasi, berprestasi, dan berkompe
tisi. Situasi demikian menuntut sikap, penampilan, pemikiran, dan unjuk kerja yang optimal.
Kalau karyawati itu belum berkeluarga atau melepaskan diri dari tugas-tugas rumah tangga,
mungkin tuntutan pekerjaan tersebut dapatdipenuhi secara optimal. Bila tidak maka hambatan
karier yang akan terjadi. Situasi ini dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Masalah
tersebut akan bertambah lagi apabila terjadi situasi-situasi yang tidak
sehat atau menyimpang. Bagaimanapun dalam situasi kerja akan terjadi konkurensi, tidak
semua priamenerima kedudukan di bawah wanita, apalagi bila latar belakang pendidikan
dankemampuan terasa sama. Dalam lingkungan kerja yang ada wanita dan pria, bisa saja terjadi
hal-hal yang tidak diharapkan, mulai dari pelecehan sampai dengan skandal. Hal ini tentu
menimbulkan masalah, baik bagi wanita yang bersangkutan,keluarga, maupun unit kerja.
Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Masa setelah abad
pertengahan sering disebut zaman modern. Perkembangan ilmu pengetahuan
pada masa ini banyak didasari oleh penemuan dan basil pemikiran para filsuf purba, seperti
Thales, Phythagoras, Leucipos, Demokritos, Socrates, Plato, Aristoteles, Euclid, Archimides,
Aristarhus yang hidup sebelum Masehi, sampai kepada Al-Khawarizmi yang hidup pada abad
ke-9. Perkembangan ilmu pengetahuan modern tidak dapat dilepaskan dari peranan ilmuwan
Muslim, sepertidikemukakan Briffault dalam Making of Humanity (dalam C.A. Qodir, 1995 : 2).
D. Perkembangan Teknologi
Dari para ahli, kita sering mendengar pernyataan bahwa ilmu bukan hanya untuk ilmu.
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan suatu
ilmu pengetahuan tidak hanya ditujukan kepada perkembangan ilmu pengetahuan itusendiri,
melainkan juga diharapkan dapai mem herikan sumbangan kepada bidang-
bidang kehidupan atau ilmu yang lainnya. Sumbangan yang berupa penggunaan atau penerapa
n suatu bidang ilmu pengetahuan terhadap bidang- bidang lain disebut teknologi,
seperti dinyatakan Kast dan Rosenweig (1962, hlm.11) Technology is the art of utilizing
scientific knowledge, sedangkan menurut Charles Susskind (1973: 1) ... how we do things is
technology. Iskandar Alisyahbana (1980, hlm. 1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang
teknologi,
1. Transformasi teknologi
Pengembangan ilmu dan teknologi tidak berarti harus mencari danmenemukan sendiri serta
harus mulai dari awal. Apabila cara itu ditempuh, akan banyak waktu terbuang
dan kita akan semakin jauh tertinggal. Cara yang lebih tepat dan memungkinkan untuk
mengejar ketinggalan adalah dengan transformasi teknologi. Transformasi teknologi
merupakan suatu proses pengalihan, penerapan,dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara teratur (B.J. Habibie,1983). Proses pengalihan tidak berarti mengambil dan
menerapkan teknologi, seperti keadaan aslinya di negara yang mengembangkannya, tetapi
mencakup juga penyesuaian, modifikasi, dan pengembangannya lebih lanjut.
Menurut B.J. Habibie (1983), ada lima prinsip yang menjadi pegangan dalam transformasi
teknologi (industri): 1) perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri
untuk menyiapkan para pelaku transformasi; 2) perlu dikembangkan konsep yang jelas dan
realistic tentang masyarakat yang akandibangun serta teknologi-teknologi yang diperlukan
untuk mewujudkannya; 3)teknologi hanya dapat dialihkan, diterapkan, dan dikembangkan lebih
lanjut jika benar-benar diterapkan; 4) bangsa yang ingin mengembangkan diri secara teknologis
harus berusaha sendiri memecahkan setiap masalahnya; 5) pada tahap-tahap awal
transformasi, setiap negara harus melindungi perkembangan kemampuan nasionalnya, hingga
saat tercapainya kemampuan bersaing secara internasional.
Transformasi teknologi tidak bisa dilakukan secara serempak dan langsung
pada tahap akhir, disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, dan kemampuan. Ada tiga tahap
penting transformasi teknologi menurut B.J. Habibie (1983). Tahap pertama,
penggunaan teknolog i yang ada digunakan untuk proses nilai tambah produksi barang
di pasaran. Teknologi produksi dan manajemen digunakan untuk mengubah bahan baku atau
barang setengah jadi menjadi barang-barang yang bernilai jual lebih tinggi. Proses ini disebut
proses nilai tambah.
Tahap kedua, tahap integrasi teknologi digunakan untuk desain
dan produksi barang baru. Pada tahap ini dikembangkan desain dan cetak biru sehingga ada
elemen baru, elemen penciptaan.
Tahap ketiga, adalah tahap pengembangan teknologi itu sendiri. Dalam tahap ini teknologi-
teknologi yang ada dikembangkan lebih lanjut, begitupun teknologi baru. Tahap ini merupakan
tahap dilaksanakannya inovasi-inovasi,diciptakannya teknologi untuk komponen produk-produk
teknologi terbaik dalam bidang masing-masing.
Tahap keempat, adalah tahap pelaksanaan penelitian dasar secara
besar- besaran. Tahap ini penting bagi negara-negara berkembang yang menghadapi kendala
keuangan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu, banyak negara
berkembang melakukan penelitian dasar melalui perjanjian kerja sama dengan negara-negara
maju di bidang ilmu dan teknologi.
2. Perkembangan Teknologi di Indonesia
Perkembangan teknologi terjadi di mana-mana, asal manusia menggunakan alat dan akalnya
untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Sejak lama teknologi di Indonesia
berkembang, tetapi yang dikembangkannya adalah teknologi sederhana. Dalam beberapa hal
mungkin dikembangkan teknologi madya, namun jumlahnya masih terbatas. Perkembangan
teknologi tinggi yang cukup pesat terjadi pada masa pembangunan, sejak dilaksanakannyaPelita
I. Perkembangan teknologi ini diawali dengan diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit
Domestik Palapa A1, yang sekarang sudah mencapai generasi C2. Pada mulanya, pemanfaatan
satelit ini terbatas pada bidang komunikasi massa dan jangkauannya terbatas pada beberapa
wilayah saja. Dewasa ini pemanfaatan satelit tersebut semakin luas, misalnya untuk
kepentingan telekomunikasi dan jaringan internet, dengan jangkauan bukan hanya negara-
negara ASEAN dan negara-negara di sekitar Indonesia.
Perkembangan teknologi yang lebih terencana dan terarah tampaknya dimulai setelah B.J.
Habibie menjabat sebagai menteri sekaligus pemikiran pemimpin pengembangan teknologi di
Indonesia. Di bawah pimpinan Habibie pengembangan teknologi benar-benar bertolak dari
kondisi dan karakteristik wilayah dan kebutuhan pembangunan Indonesia. Pengembangan
teknologi diarahkan bukan hanya pada kepentingan kemajuan ekonomi, melainkan juga pada
kepentingan politik (integritas bangsa), sosial budaya, serta aspek-aspek lain.
Menurut B.J. Habibie (1983), ada delapan wahana transformasi yangmenjadi prioritas
pengembangan teknologi terutama teknologi industri, yaitu: 1) industri pesawat terbang,
2) industri maritim dan perkapalan, 3) industri alat-alat transportasi darat, laut, dan udara,
4) industri elektronika dan telekomunikasi, 5) industri energi, 6) industri rekayasa, 7) industri
alat- alat dan mesin-mesin pertanian, dan 8) industri pertahanan dan keamanan.
Indonesia juga telah memiliki pusat-pusat pengembangan ilmu dan teknologi. Pusat
pengembangan terbesar adalah Pusat Pengembangan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Puspitek) di Tanggerang, Jawa Barat. Pusat pengembangan ini
memiliki bidang dan fasilitas yang sangat lengkap. Ada sejumlah laboratorium yang dimiliki
Puspitek, antara lain: laboratorium uji konstruksi; laboratorium aerodinamika, gas dinamika,
dan getaran; laboratorium termodinamika dan propulsi; laboratorium teknologi proses;
laboratorium fisika; laboratorium kimia; laboratorium kalibrasi dan instrumentasi; laboratorium
energi; laboratorium metalurgi; serta reaktor penelitian serba guna dengan beberapa
laboratorium penunjangnya. Untuk pengkajian dan penerapan teknologi, Indonesia mempunyai
badan khusus, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kepemimpinannya
dirangkap oleh Menteri Riset dan Teknologi. Lembaga lain yang juga mengadakan pengkajian
tentang ilmu pengetahuan adalah LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jauh sebelum
didirikan Puspitek dan BPPT, Indonesia juga memiliki pusat penelitian astronomi di Lembang,
Bandung, lebih dikenal dengan nama Peneropong Bintang. Di bidang tenaga atom, Indonesia
memiliki dua pusat reaktor atom, yaitu Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pusat Reaktor Atom
Kartini di Yogyakarta.
Perguruan tinggi juga berperan dalam pengkajian dan pengembangan ilmu dan teknologi
sebagai realisasi dari salah satu tri dharmanya, yaitu dharma penelitian. Walaupun tahap
pengembangannya belum sama, fungsi penelitian dan pengembangan pada perguruan tinggi
telah berjalan. Ada beberapa perguruan tinggi yang terkemuka dan ada pula perguruan tinggi
yang masih miskin dengan penelitian dan pengembangan yang berarti. Beberapa perguruan
tinggi yang cukup maju dalam penelitian dan pengembangan adalah Universitas Indonesia
untuk bidang kedokteran dan ekonomi; Institut Pertanian Bogor untuk bidang pertanian,
kehutanan, dan peternakan; Institut Teknologi Bandung untuk bidang rekayasa dan teknologi;
Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Airlangga untuk bidang
ekonomi.
Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semuaaspek kehidupan,
politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, etika, dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Pada bagi.in ini pembahasan dibatasi pada pengaruh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan masyarakat dan pendidikan.
Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh
yang baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan masyarakat. Bidang-
bidang tersebut adalah komunikasi, transportasi, mekanisasi industri dan pertanian, serta
persenjataan.
Komunikasi cukup berkembang pesat di Indonesia dan berpengaruh besar terhadap
kehidupan masyarakat. Dewasa ini di Indonesia terdapat sejumlah media komunikasi massa
yang perkembangannya sudah cukup maju dan dapat menjangkau hampir seluruh pelosok
tanah air. Media komunikasi massa tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Di
antara keempat media komunikasi massa tersebut yang paling luas jangkauannya adalah radio.
Dengan adanya teknologi transistor yang diproduksi secara massal dengan harga yang relatif
murah, maka radio transistor telah dapat dimiliki oleh rakyat kecil yang tinggal di daerah
terpencil sekalipun. Urutan kedua yang juga cukup luas jangkauannya adalah televisi. Setelah
diluncurkannya SKSD Palapa, seluruh kota di Nusantara dapat dijangkau oleh televisi. Sebagian
besar ibu kota propinsi telah mempunyai stasiun siaran TV sendiri. Tempat ketiga dan keempat
diduduki oleh surat kabar dan majalah. Surat kabar dan majalah belum dapat terserap oleh
seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Hal itu disebabkan karena kemampuan
ekonomi serta motif membaca yang masih kurang, di samping masih kurangnya kemampuan
membaca serta adanya kendala geografis karena banyak pulau-pulau terpencil.
Komunikasi massa terutama melalui radio dan televisi mempunyai peranan dan pengaruh
yang sangat besar terhadap masyarakat. Hal itu karena kedua media tersebut bukan hanya
berfungsi memberikan informasi tetapi juga memberikan hiburan. Melalui situasi hiburan
tersebut secara tidak disadari banyak
informasi, program dan kegiatan pem- bangunan, mungkin juga konsep-konsep, gagasan-
gagasan, nilai-nilai yang terserap oleh masyarakat. Melalui media tersebut, budaya,
tradisi, kegiatan, kemajuan dan sebagainya yang telah dicapai oleh suatu golongan masyarakat
atau daerah tertentu dapat diketahui oleh masyarakat atau daerah lain. Dengan demikian
komunikasi massa dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat, bahkan sampai batas tertentu dapat mengubah sikap
masyarakat. Sudah tentu di samping nilai-nilai yang positif, media massa dapat pula
menimbulkan efek negatif. Tentang efek negatif acara TV beberapa ahli da nhasil penelitian
menyatakan: banyak orang yang membuang waktunya antara 4-6 jam tiap hari
untuk mengikuti semua acara TV; film-film banyak yang mempertunjukkan kejahatan,
pembunuhan, perampokan, dan sebagainya, iklan TV dapat menimbulkan penyakit
the gimmees terutama pada anak (penyakit merengek ingin dibelikan).
Perkembangan teknologi transportasi meningkatkan mutu dan kecepatanlalu lintas orang
dan barang, mempermudah perhubungan baik lokal, antara kota, antara pulau maupun antara
negara, menyebabkan terbukanya perhubungan dengan daerah-daerah yang asalnya terpencil.
Pembukaan perhubungan tersebut dapat memperlancar arus perdagangan dan meningkatkan
mobilitas penduduk. Kelancaran arus perdagangan berarti barang-barang hasil bumi dari desa
dapat dengan segera dikirimkan dan dijual ke kota, dan sebaliknya penduduk desa juga dapat
dengan mudah mendapatkan barang-barang hasil industri. Mobilitas penduduk
memungkinkan terjadinya akulturasi, terutama penduduk desa dengan cara-cara dan
kehidupan orang-orang kota. Mobilitas penduduk atau masyarakat bukan hanya dari desa
ke kota tetapi juga dari kota atau daerah yang satu ke kota atau daerah yang lain atau dari
pulau yang satu ke pulau yang lain. Hal itu, juga akan memberikan sumbangan dalam
pembentukan persatuan nasional, menghilangkan kesukuan, kedaerahan ataupun sikap
eksklusivisme.
Perkembangan transportasi juga dapat memberi beberapa efek sampingan di antaranya:
daerah-daerah pedesaan lebih konsumtif terhadap barang-barang hasil industri, memperbesar
terjadinya urbanisasi, masuknya kebiasaan, cara-cara hidup, norma-norma kota yang belum
tentu sesuai dengan kehidupan di desa (menggeser kebiasaan desa yang baik), naiknya harga-
harga produksi desa didesanya.
Perkembangan teknologi di bidang pertanian belum sepesat bidang industri, namun
dampaknya terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan para petani telah
dirasakan. Ada beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan teknologi di bidang
pertanian antara lain: terutama di Pulau Jawa tidak banyak lahan pertanian yang luas,
pemilikan lahan pertanian yang sempit yang kurangmenguntungkan bila diolah secara mekanis,
keadaan alam yang banyak bergunung – gunung atau berawa - rawa, kemampuan
permodalan dan pengelolaan, pemasaran hasil pertanian dan sebagainya. Meskipun demikian,
pemerintah telah berusaha mengembangkan teknologi tepat guna di bidang pertanian, untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Beberapa pertanian besar seperti rice estate di
Palembang dan lain-lain yang merupakan joint venture sudah menggunakan teknologi maju
yang serba mekanik. Penggunaan teknologi maju yang paling banyak adalah di bidang industri,
baik industry maupun hilir, industri besar, menengah bahkan industri kecil.
Dalam pengembangan teknologi industri ini, kebijaksanaan yang diambil pemerintah tidak
hanya diarahkan pada pengembangan teknologi maju, tetapi juga
teknologi tepat guna, yang mungkin dapat diterapkan pada industri - industri menengah dan
kecil. Walaupun dalam beberapa kasus tidak dapat dihindari
terjadinya ketersisihan industri kecil ole hindustri besar.
Mengenai ketersisihan industri-industri kecil yang menggunakan teknologi tradisional oleh
industri-industri besar yang menggunakan teknologi modern, Filino Harapah (1975, hlm. 8)
mengemukakan pandangannya sebagai berikut:
Dalam Pelita I kita telah melihat terjadinya suatu eksperimentasi yang cukup berani, di mana
teknologi modern yang belum kita miliki berada berdampingan dengan teknologi
tradisional yang masih terbelakang. Teknologi modern tersebut masih sangat bergantung
kepada unsur unsur non-Indonesia. Dalam proses sudah berlangsung, kelihatan bahwa
teknologi tradisional bukannya kian meningkat, malahan sebaliknya; seolah-olah terdesak.
Bukti-bukti yangmemperkuat pengamatan ini adalah terdesaknya pabrik-pabrik rokok gulung
(linting), usaha tenun bukan mesin dan perusahaan minuman yang mempergunakan
teknologi tradisional sederhana, akibat saingan pabrik yang lebih modern dan unggul
teknologinya.
Pendidikan, juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari ilmu dan teknologi.
Pendidikan sangat erat hubungan dengan kehidupan sosial, sebab
pendidikan merupakan salah satu aspek sosial. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan
formal saja, melainkan juga pendidikan non formal, sebab pendidikan meliputi segala usaha
sendiri atau usaha pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh
keterampilan dan membentuk sikap-sikap tertentu.
Pada bagian sebelum ini telah diungkapkan bahwa kemajuan di bidang komunikasi massa
sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Sebab media massa juga merupakan juga
media pendidikan. Dengan kata lain, melalui media massa dapat berlangsung proses
pendidikan. Baik tayangan tayangan yang berbentuk informasi ataupun tayangan yang bersifat
hiburan juga mempunyai nilai-nilai pendidikan. Kami kira tidak ada seorang penulis skenario
film, sinetron, atau sandiwara TV, ataupun penulis berita atau cerita yang sengaja menulis
suatu tema cerita atau tulisan dengan tujuan merusak masyarakat. Meskipun penulis membuat
cerita tentang kejahatan atau kekejaman, namun tujuannya justru menyadarkan masyarakat
bahwa perbuatan seperti itu tidak baik, yang jahat pasti dihukum dan sebagainya. Dengan
demikian semua acara tersebut sebenarnya mempunyai maksud dan pesan yang positif, namun
yang diterima oleh pemirsa tidak selalu seperti maksud dan pesan tersebut (tidak komunikatif ).
Sebagai penyebabnya mungkin saja karena adegan adegan yang kurang terpuji tersebut lebih
mendominasi dibandingkan degnan adegan-adegan yang mengandung maksud dan pesan
luhur. Dari pihak pemirsa kebanyakan lebih memperhatikan adegan-adegan yang ramai
daripada mencari makna pesan luhur yang dibawa dengan keramaian tersebut.
Bagaimanapun media massa mempunyai fungsi pendidikan. Tiap acara TV atau radio, tiap
berita atau tulisan dalam surat kabar atau majalah dapat menambah pengetahuan pendengar,
penonton, atau pembacanya, memberikan kecakapan atau keterampilan serta membina sikap
tertentu. Dalam hal ini media massa mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
belajar dalam kelas, sebab dalam kelas, belajar berlangsung secara disadari, diperintah dan diuji
tetapi melalui media massa belajar terjadi secara tidak sadar, tanpa paksaan atau perintah
orang lain dan tidak ada tekanan untuk ulangan atau ujian. Mar'at seorang psikolog dari Unpad
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
"TV mampu mengubah sikap, pandangan, dan perasaan seseorang dan yang penting
adalah fungsi TV-nya sendiri yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat, sebagai
media komunikasi visual dalam meningkatkan pengetahuan, cara berpikir, dan cara
menyelesaikan masalah".
Segi negatif yang lain dari media TV untuk pendidikan anak selain yang telah
diungkapkan terdahulu adalah kecenderungan anak untuk mengadakan
peniruan dan identifikasi. Kita mengetahui bahwa anak suka meniru; dan pada masa tertentu
terutama pada awal masa pubertas ada masa anak untuk beridentifikasi dengan tokoh-
tokoh pujaan tertentu. Mudah kita pahami bahwa yang menjadi idola anak adalah tokoh-tokoh
terkenal atau jagoan-jagoan tertentu. Sering terjadi kalau anak sudah meniru seorang tokoh,
apa saja yang dilakukan oleh tokoh tersebut selalu baik. Padahal mungkin saja tidak semua
tingkah laku tokoh tersebut baik, apalagi idolanya itu adalah tokoh dalam film-film Barat yang
mungkin tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Perkembangan teknologi di bidang industri mempunyai hubungan timbal balik dengan
pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alat-alat dan
bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan. Kegiatan
pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti komputer,
televisi, radio, cassete tape recorder,video tape, buku-buku, gambar-gambar, peta, berbagai
bentuk alat peraga, alat-alat permainan, alat tulis menulis, alat-alat berhitung, dan sebagainya.
Peningkatan pendidikan sangat membutuhkan bantuan hasil-hasil teknologi industri
tidak hanya yang bersifat hardware, tetapi juga membutuhkan bantuan penggunaan hasil
pengembangan teknologi yang bersifat software. Sudah tentu penggunaan alat-alat hasil
industri maju dalam bidang pendidikan, menuntut pengetahuan dan kecakapan guru-gurunya.
Hal itu berkenaan dengan segi software sebagai hasil pengembangan teknologi. Penggunaan
alat-alat belajar yang modern dalam pendidikan akan mempengaruhi proses belajar. Dengan
menggunakan alat-alat belajar yang modern anak akan lebih aktif belajar. Aktivitas belajar anak
akan bergantung pada metode belajar – mengajar yang digunakan, anak akan lebih aktif
dibandingkan dengan kalau hanya menggunakan kapur dan papan tulis saja.
Ada segi lain mengenai hubungan antara pendidikan dengan perkembangan
teknologi dalam industri. Perkembangan teknologi industri menuntut peningkatan penguasaan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan sumber daya manusianya. Hal itu berarti
membuka pekerjaan baru dan juga menuntut keahlian baru yang harus dipersiapkan dalam
pendidikan. Untuk menyelenggarakan suatu sekolah kejuruan tertentu dituntut banyak hal.
Sekolah kejuruan yang baru menuntut penyediaan guru-guru dalam kejuruan tersebut,
menuntut peralatan pendidikan atau latihan yang baru yang mungkin tidak sama dengan
peralatan bagi pendidikan atau kejuruan yang telah ada. Sekolah kejuruan yang baru juga
mungkin menuntut sistem atau program yang baru, metode mengajar yang baru, sistem
penilaian yang baru, dan sebagainya. Dengan perkataan lain perkembangan teknologi dalam
industri dapat memberikan tuntutan pembaharuan dalam pendidikan.
Telah dibicarakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
beberapa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Beberapa masyarakat terpencil, yang
tertutup dengan adanya transportasi dan komunikasi yang luas, berubah menjadi masyarakat
yang terbuka dan cukup berkomunikasi dengan daerah-daerah lain. Masyarakat yang pada
mulanya hanya konsumtif terhadap hasil-hasil pertanian telah berubah menjadi masyarakat
yang lebih konsumtif terhadap produksi industri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga telah menimbulkan banyak perubahan dalam nilai-nilai, baik nilai sosial, budaya,
spiritual, intelektual,maupun material. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, sikap hidup baru. Hal-hal di atas menuntut
perubahan pada sistem dan isi pendidikan. Pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan
hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada
masa kini dan yang akan datang.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meyebabkan
perkembangan pula pada dunia pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi
terhadap pendidikan selain yang bersifat tidak langsung seperti yang telah dikemukakan
terdahulu, juga yang bersifat langsung. Perkembangan ilmu dan teknologi bukan hanya yang
bentuk hardware tetapi juga software dan hubungan antarmanusia. Sekolah atau lembaga-
lembaga pendidikan lainnya,merupakan tempat pemindahan teknologi yang bersifat software
dan hubungan antar manusia. Di sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya,d
ipelajari konsep - konsep, prinsip - prinsip, kaidah - kaidah, cara - cara dan pendekatan
pendekatan baru, untuk memahami dan memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan di
rumah dan di masyarakat, dalam pekerjaan serta dalam hubungan-hubungan yang lebih luas.
Hal-hal tersebut juga menuntut selalu adanya perkembangan dari pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung, maupuntidak langsung
menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah memberikan isi/materi atau bahan yang
akan disampaikan dalam pendidikan. Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu penget
ahuan dan teknologi, menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan
masyarakat menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan
pengetahuan, kemampuan, danketerampilan barn yang dikembangkan dalam pendidikan. .
F. Buku Acuan
Buku ini merupakan buku dasar tentang teknologi pendidikan,menguraikan aspek-aspek utama
teknologi pendidikan dan peranannya dalam usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pendididikan. Pada Bagian pertama buku ini diuraikan tentang pengertian teknologi
pendidikan, pendekatan sistem dan sekilas sejarah teknologi pendidikan. Bagian selanjutnya
menjelaskan dua pendekatan pendidikan, yaitu yang berpusat pada guru atau institusi
dan yang berpusat pada siswa. Peranan dan perumusan tujuan sebagai pusat dan titik tolak
dalam penyusunan desain pengajaran yang didasarkan atas pendekatan sistem
juga dikemukakan macam-macam metode mengajar, baik yang bersifat kelas, kelompok
ataupun individual. Pada bagian akhir diuraikan evaluasi hasil belajar, media dan sumber-
sumber pengajaran, serta kecenderungan perkembangan teknologi pendidikan pada tahun
2000.
Sekolah disadari atau tidak, mempunyai andil di dalam perubahan sosial. Perubahan sosial
merupakan suatu keharusan dan sekolah tidak dapat absen dalam proses perubahan tersebut.
Agar tanggap dan dapat selalu mengikuti perubahan- perubahan sosial, maka sekolah pun
harus mengadakan inovasi. Inovasi itu bermacam-macam. Yang menjadi inti pembahasan
dalam buku ini adalah inovasi dalam pendidikan di sekolah yang diarahkan pada peningkatan
efektivitas pendidikan. Secara sistematis dalam buku ini dibahas; faktor-faktor yang
mendorong inovasi bagi perkembangan pendidikan. Selanjutnya kegiatan inovasi
berkenaan dengan komponen siswa, kurikulum, organisasi, staf pengajar, sarana, media
serta bangunan. Pada bagian terakhir diuraikan proses inovasi dan perkembangannya
serta berbagai pendekatan dalam inovasi pendidikan. Buku ini sangat bermanfaat bagi para
perencana pendidikan, ahli kurikulum serta pelaksana pendidikan terutama kepala sekolah dan
guru, sebab dalam tugasnya mereka harus selalu mengadakan inovasi.
Gerlach, Vernon S. et al. (1980). Teaching and Media, A Systematic Approach.Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Buku ini menguraikan masalah pengajaran dan media dengan pendekatan sistem. Pengajaran
harus disusun berdasarkan pada apa yang akan dikerjakan dan pada apa yang akan dihasilkan
pada siswa, mau jadi apa siswa. Media merupakan aspek penting dalam pengajaran, akan
memperlancar jalannya pengajaran. Dalam buku tersebut sangat
ditekankan, bahwa media bukan sekadar alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari
pengajaran. Konsep-konsep yang dipaparkan dalam buku ini cukup modern, sebab
menempatkan anak pada tempat yang sentral. Selanjutnya dijelaskan dalam buku ini, bahwa
pengajaran harus menyatukan ilmu dengan seni mengajar, dan harus dipusatkan pada
kebutuhan dan aktivitas siswa. Atas dasar itu pengajaran harus mempunyai tujuan yang
spesifik, disusun dengan desain pengajaran yang baik, dan diadakan pemilihan media yang
tepat. Guru memegang peranan yang besar dalam pengajaran, ia adalah perencana pengajaran
dan koordinator sumber-sumber belajar. Buku ini sangat berharga bagi para ahli kurikulum,
media pengajaran, dan guru-guru serta para mahasiswa calon guru, memberikan
pegangan baik dalam pengembangan kurikulum, penyusunan desain pengajaran maupun dalam
pemilihan media pengajaran.
Bloom, Benyamin S. (1981). All Our Children Learning.
New York: Mc GrawHill Book Co, Inc.
Buku ini sebenarnya merupakan kumpulan makalah yang disampaikan dalam berbagai
pertemuan ilmiah. Makalah-makalah tersebut merupakan makalah terbaik atau terpilih yang
sengaja dipilih penulis dan disediakan bagi para pendidik,
baik orang tua, maupun guru dan para instruktur. Isinya telah tersusun sedemikian rupa
sehingga membentuk satu kesatuan pemikiran yang utuh.
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana pengaruh pendekatan - pendekatan dalam pendidikan
terhadap pandangan para ahli pendidikan terhadap sekolah, guru, siswa, belajar, dan
pengajaran. Rumah dan sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan sendiri
sendiri, tetapi saling mempengaruhi. Anak menjadi fokus pendidikan, semua kegiatan
pendidikan harus bertolak dari perkembangan anak.