Disusun Oleh :
Tadris Matematika-A/V
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, ridha, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Analisis
Pengembangan Kurikulum.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan mengenai Model
Pengembangan Kurkulum.Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
Widodo Winarso, M. Pd.I yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah kemampuan berfikir ilmiah bagi kami
dan memberi referensi pengetahuan bagi pembaca. Kami menantikan saran dan
kritik yang membangun agar makalah ini bias menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Cirebon , September 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Bab IPendahuluan.............................................................................................1
Bab IIPembahasan............................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................... 19
B. Saran………………………………………............................. 20
Daftar Pustaka..................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu dimensi yang penting bagi dunia
pendidikan. Kurikulum merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan yang
menjadi landasan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini dilakukan
sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.
Perkembangan suatu kurikulum dari waktu ke waktu juga disebabkan oleh banyak
faktor. Misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor ini dapat
menyebabkan kurikulum dilakukan pengembangan yang nantinya menghasilkan
model-model pengembangan kurikulum.
Dengan berbagai faktor tersebut, kebutuhan akan suatu kurikulum di setiap
negara pun akan berbeda. Di indonesia sendiri telah mengalami pasang surut
perubahan model kurikulum. Dimulai dari model pengembangan kurikulum top-
down sampai dengan model pengembangan kurikulum down-top. Seringnya
pergantian model kurikulum yang digunakan bukanlah tanpa alasan. Mengikuti
tren perkembangan teknologi, pergantian jabatan dalam ruang lingkup
pemerintah, kedua hal tersebut bisa dikatakan sebagai sekian dari penyebab sering
bergantinya kurikulum di Indonesia.
Model sebagai konsep dasar mengenai usaha pelaksaaan dan penilaiaan
pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan menjadi bahan acuan dalam
pemilihan sekaligus penetapan kurikulum yang digunakan. Model pengembangan
kurikulum disini memuat ide atau gagasan, tata cara pelaksanaan dan evaluasi
hasil akhir.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang model pengembangan
kurikulum pada umumnya dan macam-macam model pengembangan kurikulum
hasil dari pemikiran para ahli. Selain itu, kami juga akan membahas beberapa
model pengembangan kurikulum yang pernah berlaku di indonesia.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, kami menarik
beberapa rumusan permasalahan yang terkait, adapun sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum ?
2. Apa saja macam-macam model pengembangan kurikulum yang ada?
3. Bagaimana gambaran model perkembangan kurikulum yang ada di
Indonesia?
C. TUJUAN
Dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, kami akan
mengemukakan beberapa tujuan dari mempelajari permasalah tersebut,
diantaranya:
1. Untuk mengetahui gambaran dari model pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui macam-model pengembangan kurikulum yang ada.
3. Untuk mengetahui model perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
3
2
personel yang profesional (guru) saja, tetapi juga siswa, orang tua dan
masyarakat.
Model grass-roots ini didasarkan atas empat prinsip, yaitu: (a)
kurikulum akan bertambah baik, jika kemampuan profesional guru
bertambah baik; (b) kompetensi guru akan bertambah baik, jika guru terlibat
secara aktif dalam merevisi kurikulum; (c) jika guru terlibat dalam
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi, mendefinisikan dan
memecahkan masalah, mengevaluasi hasil, maka hasil pengembangan
kurikulum akan lebih bermakna; dan (d) hendaknya diantara guru terjadi
kontak langsung sehingga mereka dapat saling memahami dan mencapai
suatu konsensus tentang prinsip-prinsip dasar, tujuan, dan rencana.
Dalam pelaksanaannya, para administrator cukup membimbing dan
memberikan dorongan agar guru dapat melaksanakan tugas pengembangan
kurikulum secara demokratis dan ini menjadi kelebihan dari model grass
root [ CITATION zai12 \l 1057 ].
Kelemahan dari model grass root adalah metode partisipasi yang
demokratis dalam proses yang khusus, bersifat teknis, dan kompleks
sehingga setiap keputusan haruslah memperhatikan pendapat masyarakat
umumnya seperti orangtua murid dan tokoh masyarakat. Peran pemikiran
satu orang satu suara belum tentu menghasilkan sesuatu yang terbaik dalam
suatu situasi, otoritas oleh pihak tertentu juga diperlukan.
Menanggapi dari kelemahan model grass root yang sudah dipaparkan
diatas, perlu diingat bahwa model ini telah memperkuat landasan pembuat
keputusan kurikulum dan bertanggung jawab terhadap keinginan-keinginan
masyarakat. Model ini pun memungkinkan adanya kompetisi namun ke arah
peningkatan mutu dan sistem pendidikan [ CITATION rus12 \l 1057 ].
menjalankan rencana yang telah disusun, (f) mencari fakta secara meluas,
dan (g) menilai tentang kekuatan dan kelemahannya [ CITATION zai12 \l 1057 ]
8. Emerging technical Model
Model ini dicetuskan oleh Kirst dan Walker. Kirst dan Walker seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai
bisnis dalam budaya industri. Mereka mengemukakan bahwa
kecenderungan-kecenderungan baru tumbuh berdasarkan tiga orientasi
berikut.
a. Model Analisis Tingkah laku
Model analisis tingkah laku berisi tentang sistem intruksional yang
menekankan pada penguasaan tingkah laku atau kemampuan yang dimiliki
siswa. Penerapan model ini menuntut kemampuan atau kekuatan
administratif organisasi.
b. Model Analisis Sistem
Model ini memulai kegiatannya dengan cara menjabarkan tujuan-
tujuan secara khusus (output), menyusun alat-alat ukur untuk menilai
keberhasilannya, kemudian mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap proses penyelenggaraannya.
c. Model Berdasarkan Komputer
Model pengembangan kurikulum dengan cara memberdayakan
komputer. Pengembangan model ini dimulai dari identifikasi semua unit
kurikulum, dan masing masing unit kurikulum memiliki rumusan tentang
hasil belajar yang diharapkan. Para siswa dan guru diminta melengkapi
pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan unit-unit kurikulum
tersebut, kemudian jawaban serta hasil belajar siswa diolah melalui proses
komputer dan disimpan dalam komputer [ CITATION rus12 \l 1057 ].
3
1. Model Tyler
Model pengembangan kurikulum Tyler bersifat merancang suatu
kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan.
Menurut Tyler ada empat hal yang dianggap fundamental terkait dengan
pengembangan kurikulum. Berikut ini penjelasan dari empat hal tersebut:
a. Menentukan Tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan
merupakan langkah pertama yang harus dikerjakan. Karena tujuan itu
arah atau sasaran pendidian. Merumuskan tujuan kurikulum tergantung
dari model kurikulum, teori dan filsafat pendidikan yang dianut. Apapun
bentuk dan modelnya, tujuan haruslah mempertimbangkan berbagai
sumber untuk kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
b. Menentukan Pengalaman Belajar
Langkah kedua yaitu menentukan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengalaman belajar adalah segala
aktifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan selama proses
pembelajaran. Tugas guru sebagai pengembang kurikulum semestinya
memahami minat siswa serta bagaimana latar belakangnya, sehingga
akan memudahkan guru dalam mendesain lingkungan pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa memperoleh pengalaman belajar.
3
4
2. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simpel,
komprehensif dan sistematik. Oliva menggambarkan, model pengembangan
kurikulum seperti rumusan filsafat, rumusan tujuan umum, rumusan tujuan
khusus, desain perencanaan, implementasi dan evaluasi merupakan
komponen-komponen yang tampak saja, karena dalam kenyataannya
mengembangkan suatu kurikulum ada 12 komponen yang saling berkaitan.
Komponen I adalah perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi
lembaga pendidikan, yang semuanya bersumber dari analisis kebutuhan
siswa dan analisis kebutuhan masyarakat.Komponen ini berisi pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat umum dan sangat ideal. Komponen II adalah
analisis kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa
dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah. Komponen
ini sudah mengarah kepada tujuan yang lebih khusus. Sumber kurikulum
dapat dilihat dari komponen I dan II.
Komponen III dan IV, berisi tentang tujuan umum dan tujuan khusus
yang didasarkan kepada kebutuhan seperti yang tercantum dalam komponen
I dan II.. Komponen V berisi tentang bagaimana mengorganisasikan
rancangan dan mengimplementasikan kurikulum.
Komponen VI dan VII mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk
perumusan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran. Selanjutnya
dalam komponen VIII, menetapkan strategi pembelajaran yang
dimungkinkan dapat mencapai tujuan. Selama itu pula dapat dilakukan studi
awal tentang kemungkinan strategi atau teknik penilaian yang akan
digunakan (komponen IX A). Selanjutnya pengembangan kurikulum
diteruskan pada komponen X yakni mengimplementasikan strategi
pembelajaran. Selanjutnya, pengembang kurikulum kembali pada
komponen IX yaitu pada IX B untuk menyempurnakan alat atau teknik
4
4. Model Wheeler
Menurut Wheleer, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
yang membentuk lingkaran dan terjadi terus-menerus. Wheleer berpendapat,
ada lima tahap dalam pengembangan kurikulum, yakni :
4
karena beban belajar siswa dinilai terlalu berat dari muatan nasional hingga
lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-
masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-
lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Kurikulum
1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
Sebenarnya ada dua jenis model pengembangan kurikulum yang telah
ditempuh di Indonesia, yaitu model yang berorientasi pada tujuan (goal-
oriented curriculum) dan model kurikulum berbasis kompetensi
(competency- based curriculum)[ CITATION zai12 \l 1057 ].Sebelum jelas
membahas mengenai kurikulum berbasis tujuan dan kompetensi berikut ini
adalah Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa fungsi dan tujuan
pendidikan nasional adalah :
“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab” [ CITATION tim131 \l 1033 ].
Model pertama, kurikulum yang berorientasi pada tujuan telah
digunakan sejak kurikulum formal di Indonesia sampai dengan 1994 dan
berlaku efektif sampai dengan tahun 2003. Tujuan yang ingin dicapai dalam
kurikulum ini meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional. Untuk
tercapaianya tujuan tersebut ditetapkanlah pokok-pokok materi dan prosedur
pembelajaran.
Model kurikulum yang berorientasi pada tujuan memiliki beberapa
kebaikan, antara lain : (a) tujuan yang dicapai jelas bagi penyusun
kurikulum, (b) memberikan arah yang jelas dalam menetapkan materi
pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, (c) mampu membuat penilaian terhadap proses dan hasil yang
4
A. PENUTUP
Model pengembangan kurikulum adalah sistem atau konsep mengenai
usaha perencanaan yang berisi seperangkat tujuan, isi dan bahan
pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Model pengembangan kurikulum menurut Robert S. Zais terbagi
menjadi 8 yaitu the administrative (line-staff) model, the grass-roots
model,the demonstration model, beauchamp’s system model, taba’s interved
model, interpersonal relations model, the systematic action-research dan
model emerging technical model. Adapula model pengembangan kurikulum
lainnya seperti model tyler, model wheeler, model nicholls, model dynamic
skilbeck, dan model oliva.
Model pengembangan kurikulum yang telah ditempuh di Indonesia,
yaitu model yang berorientasi pada tujuan (goal-oriented curriculum) dan
model kurikulum berbasis kompetensi (competency- based curriculum).
Melihat model-model perkembangan kurikulum yang sudah dijelaskan
pada bagian pembahasan, kami menyimpulkan model pengembangan
kurikulum yang pernah berlaku dan sedang dilaksanakan di Indonesia
menggunakan pendekatan model sebagai berikut :
1) Kurikulum 1975 model oliva.
2) Kurikulum 1984 (CBSA) model demonstratif
3) Kurikulum 1994 perpaduan antara model grass root dan model
beauchamp.
4) Kurikulum 2004 model tyler
5) Kurikulum 2006 perpaduan model tyler dan model taba
6) Kurikulum 2013 perpaduan antara Roger interpersonal
relations model dan emerging technical model
3
4
B. SARAN
Setiap model pengembangan kurikulum memiliki ciri tersendiri serta
kelebihan dan kekurangan yang tak dapat dipisahkan dari model tersebut.
Suatu lembaga pendidikan ataupun suatu negara yang hendak merumuskan
atau mengganti kurikulum pendidikan yang digunakan haruslah
memperhatikan nilai plus minus dari dari model yang akan dipilih. Selain
itu, ketika memilih suatu kurikulum hendaklah melihat kembali tujuan
pendidikan dari lembaga pendidikan atau negara tersebut, sehingga
kurikulum dapat berhubungan dan bisa menjadi salah satu cara untuk
mewujudkan tujuan tersebut.
4
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, w. (2008). kurikulum dan pembelajaran. jakarta: kencana prenada media group.