Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2022
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, ridha, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah telaah
kurikulum smk.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan mengenai Model
Pengembangan Kurkulum.Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah
ini.
Semoga makalah ini bisa menambah kemampuan berfikir ilmiah bagi kami
dan memberi referensi pengetahuan bagi pembaca. Kami menantikan saran dan
kritik yang membangun agar makalah ini bias menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Bab IPendahuluan.............................................................................................1
Bab IIPembahasan............................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................... 19
B. Saran………………………………………............................. 20
Daftar Pustaka..................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu dimensi yang penting bagi dunia
pendidikan. Kurikulum merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan yang
menjadi landasan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini dilakukan
sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.
Perkembangan suatu kurikulum dari waktu ke waktu juga disebabkan oleh banyak
faktor. Misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor ini dapat
menyebabkan kurikulum dilakukan pengembangan yang nantinya menghasilkan
model-model pengembangan kurikulum.
Dengan berbagai faktor tersebut, kebutuhan akan suatu kurikulum di setiap
negara pun akan berbeda. Di indonesia sendiri telah mengalami pasang surut
perubahan model kurikulum. Dimulai dari model pengembangan kurikulum top-
down sampai dengan model pengembangan kurikulum down-top. Seringnya
pergantian model kurikulum yang digunakan bukanlah tanpa alasan. Mengikuti
tren perkembangan teknologi, pergantian jabatan dalam ruang lingkup
pemerintah, kedua hal tersebut bisa dikatakan sebagai sekian dari penyebab sering
bergantinya kurikulum di Indonesia.
Model sebagai konsep dasar mengenai usaha pelaksaaan dan penilaiaan
pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan menjadi bahan acuan dalam
pemilihan sekaligus penetapan kurikulum yang digunakan. Model pengembangan
kurikulum disini memuat ide atau gagasan, tata cara pelaksanaan dan evaluasi
hasil akhir.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang model pengembangan
kurikulum pada umumnya dan macam-macam model pengembangan kurikulum
hasil dari pemikiran para ahli. Selain itu, kami juga akan membahas beberapa
model pengembangan kurikulum yang pernah berlaku di indonesia.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, kami menarik
beberapa rumusan permasalahan yang terkait, adapun sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum ?
2. Apa saja macam-macam model pengembangan kurikulum yang ada?
3. Bagaimana gambaran model perkembangan kurikulum yang ada di
Indonesia?
C. TUJUAN
Dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, kami akan
mengemukakan beberapa tujuan dari mempelajari permasalah tersebut,
diantaranya:
1. Untuk mengetahui gambaran dari model pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui macam-model pengembangan kurikulum yang ada.
3. Untuk mengetahui model perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
3
2
yang diemban, (2) perubahan ilmu dan teknologi yang semakin cepat, (3)
hasil evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya, (4) perubahan kebutuhan
stakeholders, (5) pandangan atau saran dari para pakar atau ahli, (6)tuntutan
dunia global dan lain sebagainya (wahidmurni, 2010).
Dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum adalah
pola, rancangan, konsep yang menggambarkan proses dan prosedur suatu
kurikulum untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Mengorganisasi isi.
e. Memilih pengalaman belajar
f. Mengorganisasi pengalaman belajar.
g. Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan
siswa.
h. Menguji keseimbangan kurikulum.
2) Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka
menentukan validitas dan kelayakan penggunanya.
3) Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan
data yang diperoleh dalam uji coba.
4) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum.
5) Implementasi dan desiminasi kurikulum yang telah teruji. Pada tahap
terakhir ini perlu dipersiapkan guru-guru melalui penataran-penataran,
lokakarya dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas dan alat-
alat sesuai dengan tuntutan kurikulum (sanjaya, 2008).
Kelebihan dari model ini diperuntukan bagi semua pihak yaitu (1)
bagi pejabat pendidkan, dapat membangun suasana rileks dan komunikasi
lebih jelas serta realistis terhadap atasan, bawahan dan sesama anggota, serta
lebih mudah menerima ide pembaruan dan mengurangi kekuasaan
birokratis; (2) bagi guru atau administrator pendidikan lebih mampu
mendengar keluhan siswa dan mampu membangun suasana belajar yang
harmonis dan adil; (3) bagi siswa, merasa bebas mengemukakan pendapat
dan tidak merasa tertekan serta memiliki tenggang rasa antara siswa; dan (4)
bagi orangtua, memudahkan pemecahan masalah yang bersifat pribadi
maupun akademis karena paritisipasi antara orangtua dengan administrator
pendidikan (rusman, 2012).
3
1. Model Tyler
Model pengembangan kurikulum Tyler bersifat merancang suatu
kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan.
Menurut Tyler ada empat hal yang dianggap fundamental terkait dengan
pengembangan kurikulum. Berikut ini penjelasan dari empat hal tersebut:
a. Menentukan Tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan
merupakan langkah pertama yang harus dikerjakan. Karena tujuan itu
arah atau sasaran pendidian. Merumuskan tujuan kurikulum tergantung
dari model kurikulum, teori dan filsafat pendidikan yang dianut. Apapun
bentuk dan modelnya, tujuan haruslah mempertimbangkan berbagai
sumber untuk kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
b. Menentukan Pengalaman Belajar
Langkah kedua yaitu menentukan pengalaman belajar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengalaman belajar adalah segala
aktifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan selama proses
pembelajaran. Tugas guru sebagai pengembang kurikulum semestinya
memahami minat siswa serta bagaimana latar belakangnya, sehingga
akan memudahkan guru dalam mendesain lingkungan pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa memperoleh pengalaman belajar.
3
4
2. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simpel,
komprehensif dan sistematik. Oliva menggambarkan, model pengembangan
kurikulum seperti rumusan filsafat, rumusan tujuan umum, rumusan tujuan
khusus, desain perencanaan, implementasi dan evaluasi merupakan
komponen-komponen yang tampak saja, karena dalam kenyataannya
mengembangkan suatu kurikulum ada 12 komponen yang saling berkaitan.
Komponen I adalah perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi
lembaga pendidikan, yang semuanya bersumber dari analisis kebutuhan
siswa dan analisis kebutuhan masyarakat.Komponen ini berisi pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat umum dan sangat ideal. Komponen II adalah
analisis kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa
dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah. Komponen
ini sudah mengarah kepada tujuan yang lebih khusus. Sumber kurikulum
dapat dilihat dari komponen I dan II.
Komponen III dan IV, berisi tentang tujuan umum dan tujuan khusus
yang didasarkan kepada kebutuhan seperti yang tercantum dalam komponen
I dan II.. Komponen V berisi tentang bagaimana mengorganisasikan
rancangan dan mengimplementasikan kurikulum.
Komponen VI dan VII mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk
perumusan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran. Selanjutnya
dalam komponen VIII, menetapkan strategi pembelajaran yang
dimungkinkan dapat mencapai tujuan. Selama itu pula dapat dilakukan studi
awal tentang kemungkinan strategi atau teknik penilaian yang akan
digunakan (komponen IX A). Selanjutnya pengembangan kurikulum
diteruskan pada komponen X yakni mengimplementasikan strategi
pembelajaran. Selanjutnya, pengembang kurikulum kembali pada
komponen IX yaitu pada IX B untuk menyempurnakan alat atau teknik
4
4. Model Wheeler
Menurut Wheleer, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
yang membentuk lingkaran dan terjadi terus-menerus. Wheleer berpendapat,
ada lima tahap dalam pengembangan kurikulum, yakni :
4
2. M enentukan
1. Tujuan umum Pengalaman
dan Tujuan Khusus Belajar
M engorganisasikan
pengalam an dan
bahan belajar
Analisis Situasi
Menentukan
Tujuan Evaluasi
Khusus
A. PENUTUP
Model pengembangan kurikulum adalah sistem atau konsep mengenai
usaha perencanaan yang berisi seperangkat tujuan, isi dan bahan
pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Model pengembangan kurikulum menurut Robert S. Zais terbagi
menjadi 8 yaitu the administrative (line-staff) model, the grass-roots
model,the demonstration model, beauchamp’s system model, taba’s interved
model, interpersonal relations model, the systematic action-research dan
model emerging technical model. Adapula model pengembangan kurikulum
lainnya seperti model tyler, model wheeler, model nicholls, model dynamic
skilbeck, dan model oliva.
Model pengembangan kurikulum yang telah ditempuh di Indonesia,
yaitu model yang berorientasi pada tujuan (goal-oriented curriculum) dan
model kurikulum berbasis kompetensi (competency- based curriculum).
Melihat model-model perkembangan kurikulum yang sudah dijelaskan
pada bagian pembahasan, kami menyimpulkan model pengembangan
kurikulum yang pernah berlaku dan sedang dilaksanakan di Indonesia
menggunakan pendekatan model sebagai berikut :
1) Kurikulum 1975 model oliva.
2) Kurikulum 1984 (CBSA) model demonstratif
3) Kurikulum 1994 perpaduan antara model grass root dan model
beauchamp.
4) Kurikulum 2004 model tyler
5) Kurikulum 2006 perpaduan model tyler dan model taba
6) Kurikulum 2013 perpaduan antara Roger interpersonal
relations model dan emerging technical model
3
4
B. SARAN
Setiap model pengembangan kurikulum memiliki ciri tersendiri serta
kelebihan dan kekurangan yang tak dapat dipisahkan dari model tersebut.
Suatu lembaga pendidikan ataupun suatu negara yang hendak merumuskan
atau mengganti kurikulum pendidikan yang digunakan haruslah
memperhatikan nilai plus minus dari dari model yang akan dipilih. Selain
itu, ketika memilih suatu kurikulum hendaklah melihat kembali tujuan
pendidikan dari lembaga pendidikan atau negara tersebut, sehingga
kurikulum dapat berhubungan dan bisa menjadi salah satu cara untuk
mewujudkan tujuan tersebut.
4
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, w. (2008). kurikulum dan pembelajaran. jakarta: kencana prenada media group.