Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM


Diajukan Guna Memenuhi
Tugas Mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Eko Sutono,S.Ag., M.Pd.I.

Disusun oleh:
ABI ABABIL ASH SHAFF NIM
AHMAD KURNIAWAN NIM 20.01.0004
ALI IMRON RAMADHAN NIM
MUHAMMAD AKSAN NIM 20.01.0023

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL-AMIN INDRAMAYU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Sang pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah sampai zaman terang-benderang seperti saat ini. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM” tidak
kurang dari pada waktu yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari
sekian kewajiban mata kuliah Pengembangan Kurikulum, serta merupakan bentuk tanggung
jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi diri.

Indramayu, 22 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 1
C. TUJUAN MASALAH ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum .................................................. 2
B. Macam-macam Model Pengembangan Kurikulum .......................................... 3
1. Model Zais ................................................................................................ 3
2. Model Rogers ............................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
Kesimpulan ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya
untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik. Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas
dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral,
keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi
bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan
suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan
standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74). Berbagai macam model
kurikulum telah dikembangkan oleh para ahli kurikulum, pendidikan dan psikologi.
Sudut pandang ahli yang satu terkadang berbeda dengan sudut pandang ahli yang lain. Ada
yang memandang dari sudut isinya dan ada juga yang memandang dari sisi pengelolaanya
(sentralisitik/desentralistik). Tidak sedikit pula ahli yang mengembangkan model kurikulum dari
sisi proses penggunaan kurikulum tersebut. Walaupun demikian para ahli tersebut tetap
mempunyai satu tujuan/arah yaitu mengoptimalkan kurikulum. Kemudian, pada makalah inilah
akan dibahas secara mendalam mengenai berbagai model-model pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari model pengembangan kurikulum?
2. Apa sajakah macam model-model pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana langkah-langkah dari model-model pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian model pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui macam model-model pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui langkah-langkah dari model-model pengembangan kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum


Kurikulum secara umum dapat didefinisikan sebagai rencana (plan) yang dikembangkan
untuk dapat tercapainya proses belajar mengajar dengan arahan atau bimbingan sekolah serta
anggota stafnya. (H.M. Ahmad, Dkk, 1997: 59) Sedangkan pengembangan kurikulum itu sendiri
mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum bisa berarti
penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curruculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curruculum improvment). Pengembangan
kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk
menghasilkan kurikulum yang lebih baik. (H.M. Ahmad, Dkk, 1997: 62) Menurut Good (1972)
dan Travers (1973), model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks
atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Model
bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan.
Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan
untuk menerjemahkan sesuatu sarana untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai
petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk
perencanaan untuk kegiatan pengelolaan. Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis
tentang suatu konsepsi dasar (Zainal Abidin (2012: 137).
Dalam pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses
kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan tentang salah satu bagian
kurikulum. Sedangkan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) model adalah pola, contoh,
acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangan
kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan menjadi
acuan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran.
Jadi, model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan
suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

2
B. Macam-macam Model Pengembangan Kurikulum Beserta Langkahlangkahnya.
1. Model Zais
Menurut Robert S. Zain dalam bukunya Curriculum Principles and Foundation berbagai
model dalam pengembangan kurikulum secara garis besar diutarakan sebagai berikut:
a. Model Administrative, Model administrative diistilahkan juga model garis staf atau
top down, dari atas ke bawah Artinya kegiatan pengembangan kurikulum di mulai
dari pejabat pendidikan yang berwenang yang membentuk panitia pengarah.
Biasanya terdiri atas pengawas pendidikan, kepala sekolah, dan staf pengajar inti.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat teras yang berwenang
2) Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum dan rumusan falsafah yang
diikuti
3) Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para spesialis
kurikulum dan staff pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan khusus,
GBPP, dan kegiatan belajar
4) Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try
out
5) Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah direvisi
seperlunya, baru kurikulum tersebut diimplementasikan.
b. Model Dari Bawah (Grass-Roots)
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru
atau sekolah. Dalam model pengembangan yang bersifar grass roots seorang guru,
sekelompok guru atau keseluruhan guru disuatu sekolah mengadakan upaya
pengembangan kurikulum.
Langkah-langkahnya:
a) Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar)
b) Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah nara sumber lain dari orang tua
peserta didik atau masyarakat luas yang relevan
c) Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan

3
d) Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan
loka karya untuk mencari input yang diperlukan
c. Model Terbalik Hilda Taba
Menurut cara yang bersifat tradisional pengembangan kurikulum dilakukan secara
deduktif. Taba berpendapat model deduktif ini kurang cocok, sebab tidak
merangsang timbulnya inovasi-inovasi. Menurutnya pengembangan kurikulum yang
lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru adalah yang bersifat induktif,
yang merupakan inverse atau arah terbalik dari model tradisional.
Langkah-langkahnya:
a) Mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan, menetunkan materi,
menemukan penilaian, memperhatikan antara luas dan dalamnya bahan,
kemudian disusunlah suatu unit kurikulum
b) Mengadakan try out
c) Mengadakan revisi atas dasar try out
d) Menyusun kerangka kerja teori
e) Mengemukakan adanya kurikulum baru yang akan didesiminasikan.
Adapun langkah lain, menurut Sukmadinata (2005:166) dan Ahmad (1998: 57)
merangkum lima langkah yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum
model Taba diantaranya:
a) Mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru Penyusunan unit diawali
dengan mendiagnosis kebutuhan serta dilanjutkandengan merumuskan tujuan.
Kegiatan ini juga mempertimbangkan keseimbangan antara kedalaman serta
keluasan materi pelajaran yang akan disusun.
b) Menguji unit eksperimen Setelah unit-unit dibuat, langkah selanjutnya adalah
mengujicobakan unit tersebut. Tujuan dari uji coba unit untuk melihat
kelayakan serta validitas unit-unit dalam pengajaran. Dari hasil ini dapat
diketahui layak atau tidak suatu unit diimplementasikan.
c) Mengadakan revisi dan konsolidasi Langkah ini dilakukan jika hasil pada
langkah kedua menunjukkan perlunya perbaikan dan penyempurnaan unit-
unit yang telah disusun.

4
d) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum Apabila proses
penyempurnaan telah dilakukan secara menyeluruh maka langkah berikutnya
mengkaji kerangka kurikulum yang dilakukan oleh para ahli kurikulum dan
profesional lainnya.
e) Melakukan implementasi dan desiminasi Langkah ini merupakan langkah
terakhir yang berarti kurikulum telah siap pakai untuk wilayah yang lebih luas
(desiminasi).
d. Model Pemecahan Masalah
Model ini dikenal juga dengan nama action research model. Dari sisi proses,
kurikulum model ini sudah melibatkan seluruh komponen pendidikan yang meliputi
siswa, orang tua, guru serta sistem sekolah. Kuruikulum dikembangkan dalam rangka
memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang meliputi orang
tua siswa, masyarakat, dan lain-lain. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan
mengikuti prosedur action research. Sukmadinata (2005:169) menyebutkan ada dua
langkah dalam penyusunan kurikulum jenis ini.
a) Melakukan kajian tentang data-data yang dikumpulkan sebagai bahan
penyusunan kurikulum. Data (informasi) yang dikumpulkan hendaknya valid
dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam
pengambilan keputusan penyusunan kurikulum. Data yang lemah akan
mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan
keputusan ini, disusunlah rencana yang menyeluruh (komprehensif) tentang
cara-cara mengatasi masalah yang ada.
b) Melakukan implementasi atas keputusan yang dihasilkan pada langkah
pertama. Dari proses ini akan diperoleh data-data (informasi) baru yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk mengevaluasi masalah-masalah yang muncul
di lapangan sebagai upaya tindak lanjut untuk memodifikasi/memperbaiki
kurikulum.
2. Model Rogers
Roger seorang ahli psikologi, memberikan warna yang cukup kuat dalam pengembangan
model kurikulum. Ada empat model yang dikembangkan oleh Roger. Model yang satu
merupakan perbaikan dari model sebelumnya.

5
a. Model I
Model pertama merupakan model yang paling sederhana. Kesederhanaan model ini
dapat dilihat dari kegiatan yang ditawarkan, yaitu pembelajaran (pemberian
informasi) dan ujian. Model ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
pendidikan merupakan kegiatan penyampaian informasi yang diakhiri dengan
kegiatan evaluasi. Oleh sebab itu, banyak pengembang menyebut model ini sebagai
model tradisional. Namun demikian, pada awal pengembanganya, model yang
sederhana ini banyak sekali digunakan. Jika Anda menggunakan model ini, maka
sesuai dengan sifatnya, Anda harus bisa menjawab dua pertanyaan mendasar berikut.
 Mengapa Anda mengajar mata pelajaran ini?
 Bagaimana Anda bisa mengukur keberhasilan pengajaran yang anda ajarkan?
Dari pertanyaan di atas terlihat bahwa kegiatan pendidikan semata-mata terdiri dari
kegiatan memberikan informasi (isi pelajaran) dan ujian. Asumsi yang dipakai dalam
model ini adalah pendidikan adalah evaluasi, dan evaluasi adalah pendidikan. Model
ini menganggap siswa sebagai obyek yang pasif, sedangkan guru merupakan subyek
yang aktif yang mempunyai peran lebih dominan.
Metode pembelajaran belum terlalu dipentingkan. Kesistematisan organisasi materi
juga belum menjadi perhatian. Secara skematis, model ini dapat digambarkan sebagai
berikut.

b. Model II
Model pengembangan kurikulum ini beranjak dari dua pertanyaan sebelumnya dan
dua pertanyaaan tambahan berikut.
 Metode apa yang Anda gunakan dalam mengajarkan mata pelajaran?
 Bagaimana Anda mengorganisasikan bahan pelajaran?

6
Dengan menambahkan komponen metode mengajar dan organisasi bahan maka
terlihat bahwa model pengembangan kurikulum II semakin baik dan lengkap.
Metode yang efektif dan penataan bahan pelajaran sistematis (dari mudah ke yang
lebih sukar, dari konkret ke abstrak, dst.) telah dilakukan. Jika digambarkan, maka
sosok model II ini adalah sebagai berikut:

c. Model III
Tidak puas dengan model kedua ini, Roger pun memunculkan model III dengan
menambahkan dua hal yaitu tentang dukungan bahan ajar yang meliputi buku-buku
dan media pengajaran. Dengan demikian pengaplikasian model ketiga ini dapat
dilakukan jika Anda sebagai guru mampu mengimplementasikan dua pertanyaan
tambahan berikut di sekolah.
 Buku pelajaran apa yang Anda gunakan dalam suatu pelajaran?
 Media pengajaran apa yang Anda gunakan dalam mendukung kegiatan
pembelajaran?
Model III ini dapat digambarkan sebagai berikut.

7
d. Model IV
Di samping berbagai komponen kurikulum pada model I hingga model III, pada
model IV ini disertakan pula komponen penting dalam keseluruhan pendidikan, yaitu
tujuan. Tujuan ini menjadi arah pendidikan dan pengajaran ini yang mengikat semua
komponen yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk teknologi yang akan
digunakan. Secara lengkap gambaran model yang dikembangkan Roger dapat
disajikan sebagai berikut:

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum
adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan
kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk
dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah. Adapun
modelmodel kurikulum terdiri dari Model Zais dan Model Grass. Model Zais yang berisi Model
Administrative, Model Dari Bawah (GrassRoots), Model Terbalik Hilda Taba, Model
Pemecahan Masalah, dan model Grass berisi Model I, Model II, Model III, Model IV. Model II
dikembangkan dari Model I dengan menambahkan komponen metode mengajar dan organisasi
bahan pelajaran. Dengan menambahkan komponen teknolog pada Model II terbentuklah Model
III. Model IV merupakan model paling lengkap karena sudah menambahkan komponen tujuan
(sasaran) dalam kerangka garis besar model ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Chamisijathin, Lise dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Dakir, 2004, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Suparlan. 2012. Tanya jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta :
Bumi Aksara.
Nindi, Septian. 2013. Model-Model Pengembangan
Kurikulum.http://septianindi.blogspot.com/2013/05/model-model-
pengembangankurikulum.html (diunduh pada tanggal 20 Oktober 2014)
Endang, Wulan. 2013. Model-model Pengembangan Kurikulum.
http://wulanendang.blogspot.com/2013/04/model-model-pengembangankurikulum.html
(diunduh pada tanggal 20 Oktober 2014)

10

Anda mungkin juga menyukai