Anda di halaman 1dari 14

MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum


Dosen Pengampu: Ahmad Faiz Hamka, S.H.I, M,Pd

Oleh :
kelompok 4 :
1. Ade Royani (2019010001)
2. Inayatulloh (4201001025)

PROGRAM STUDY STRATA I (S1)


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) BUNTET PESANTREN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat yang berlimpah dimana kita semua dimudahkan dalam menyusun
makalah mata kuliah manajemen kurikulum yang berjudul mcam-macam model
konsep kurikulum. Serta sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kita selaku
umatnya. Atas berkat rahmat-Nya penulis insyaallah dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. 
Berjalannya dalam penyelesaian makalah ini tentunya berkat bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis haturkan banyak
terimakasih kepada keluarga, sahabat, terutama dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Kurikulum dan orang yang berpartisipasi dalam pembuatan tugas
makalah ini.
Kita semua tentu mengetahui bahwa dalam dunia ini tidak ada yang
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik guna memperbaiki
dan untuk pembelajaran di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
memberi wawasan yang lebih luas bagi penulis khususnya dan dan untuk
pembaca umumnya.

Cirebon, 30 september 2022 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Konsep Kurikulum.................................................................................................2
1. Kurikulum sebagai ide atau gagasan......................................................................2
2. Kurikulum sebagai rencana tertulis........................................................................3
3. Kurikulum sebagai kegiatan (proses).....................................................................3
4. Kurikulum sebagai hasil.........................................................................................3
B. Model-Model Kurikulum.......................................................................................4
1. Model Kurikulum Subjek Akademik......................................................................4
2. Model kurikulum humanistik.................................................................................6
3. Model kurikulum rekonstruksi sosial.....................................................................7
4. Kurikulum Teknologi.............................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur-
unsur pendidikan dan bekarja sama secara terpadu, dan saling
melengkapi satu sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang
telah menjadi cita-cita bersama pelakunya. (kholid junaidi , 2016)
Kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang perlu
dipahami terlebih dahulu sebelum membahas mengenai pengembangan
kurikulum. Sebab, dengan pemahaman yang jelas atas kedua konsep
tersebut diharapkan para pengelola pendidikan, terutama pelaksana
kurikulum, mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Kurikulum dan Pendidikan bagaikan dua keping uang, antara yang satu
dengan yang lainnya Saling berhubungan dan tak bisa terpisahkan (nur
ahid , 2006).
Untuk merancang sebuah kurikulum, maka diperlukan pengtahuan
terkait berbagai model konsep kurikulum itu sendiri, oleh karenanya
kami akan mencoba membahas model-model konsep kurikulum pada
makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Konsep dari Kurikulum?
2. Apa saja jenis dan model kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Konsep dari Kurikulum
2. Mengetahui berbagai model kurikulum beserta penjelasannya

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum
Terdapat berbagai pemaknaan tentang kurikulum, menurut Hasan,
secara konsepsional kurikulum dapat dilihat pada empat sudut pandang
(dimensi) lain, yakni: 1) kurikulum sebagai ide atau gagasan, 2)
kurikulum sebagai rencana tertulis, 3) kurikulum sebagai kegiatan
(proses), dan 4) kurikulum sebagai hasil belajar. Konsep kurikulum
pada empat dimensi merujuk pada sudut pandang keberadaan
kurikulum dalam tahapan pengembangannya, yakni mulai
pengembangan idea atau gagasan kurikulum tertulis (desain
kurikulum), implementasi kurikulum, dan hasil kurikulum (kurikulum
sebagai hasil). (Syarifudin sabda, 2015, 32.)
1. Kurikulum sebagai ide atau gagasan
Dinyatakan bahwa kurikulum sebagai ide atau gagasan adalah
merupakan sesuatu rencana atau keinginan yang ada dalam benak atau
dalam pikiran dalam bentuk gagasan kurikulum yang bersifat umum.
Kurikulum sebagai sebuah ide atau gagasan adalah konsep kurikulum
yang ada pada pikiran atau benak para perancang kurikulum maupun
para praktisi, pelaksana, dan pemakai kurikulum. Menurut Beaucham,
ide atau gagasan tersebut mesti sebagai sebuah rencana atau gagasan
dalam bentuk yang tidak terulis. Oleh karena itu, kurikulum dalam
dimensi ide atau gagasan ini tidak lain adalah sesuatu yang diharapkan
atau diangankan untuk dicapai dan dilaksnakan oleh guru, sekolah,
masyarakat, dan stackeholder lainnya. Karenanya pada umumnya
kurikulum dalam bentuk idea tau gagasan ini bersifat sangat idealis
dan perfeksionis (sangat sempurna), yang kadang tidak sesuai atau
susah untuk dijangkau dalam realitasnya (Syarifudin sabda, 2015, 32.)

5
2. Kurikulum sebagai rencana tertulis
Kurikulum dalam bentuk tertulis ini merupakan penulisan segenap
ide atau gagasan yang telah digagas. Dalam kenyataannya, tidak selalu
kurikulum dalam bentuk tertulis ini sama persis dengan kurikulum
dalam dimensi idea tau gagasan. Ketidaksamaan itu bisa terjadi karena
keterbatasan dalam penuangan idea tau gagasan tersebut dalam bentuk
tertulis atau karena berbagai kondisi lain, seperti karena dipandang
perlu pembatasan atau dipandang perlu ada pentahapan dalam
perencanaan tertulisnya. (Syarifudin sabda, 2015, 32.)
3. Kurikulum sebagai kegiatan (proses)
Di kalangan pakar kurikulum terjadi perbedaan pendapat mengenai
apakah dimensi ini termasuk kurikulum atau bidang yang berdiri
sendiri. Bagi Mcdonal kurikulum (curriculum) hanyalah sebagai: a
plane for action, that is, a plane that guides instruction”. Jadi,
kurikulum hanya dipandang sebagai sebuah rencana untuk tindakan
pembelajaran, bukan sesuatu yang dialami secara nyata oleh siswa.
Sementara itu, Johnson memandang situasi nyata di dalam kelas
dipandang sebagai implementasi dari rencana pembelajaran, bukan
rencana kurikulum. Terlepas dari berbagai perbedaan pandangan
tentang konsep kurikulum tersebut, namun dalam prakteknya
kurikulum sebagai proses adalah merupakan implementasi kurikulum.
(Syarifudin sabda, 2015, 32.)
4. Kurikulum sebagai hasil
Kurikulum sebagai hasil belajar ini juga menjadi perbincangan
para pakar dan praktisi kurikulum, apakah ia merupakan sebuah
dimensi sen-diri atau hanya merupakan bagian dari sistem atau aspek
kurikulum. Pakar yang lebih tegas memandang kurikulum sebagai
sebuah hasil belajar adalah Johnson Sebagaimana dikemukakan di
atas, ia memandang kurikulum hanya merupakan “a structured series
of intended learning outcomes”. Sedangkan, McDonal, Popham dan
Baker, serta Inlow, juga menganggap kurikulum hanya sebagai hasil

6
belajar, sedangkan dimensi pengertian lainnya tidak diakui.
(Syarifudin sabda, 2015, 32.)
Sedangkan menurut pendapat lain, Ada tiga konsep tentang
kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai
bidang studi.
1. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum
dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid
di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
2. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem
kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.
3. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang
studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum
dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai
bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum. (nur ahid, 2006, 13-16.)
B. Model-Model Kurikulum
Secara teoritis setidaknya kurikulum dapat dikelompokkan dalam
empat model, yaitu: (1) Kurikulum Subjek Akademik; (2) Kurikulum
Humanistik; (3) Kurikulum Rekonstruksi Sosial; dan (4) Kurikulum
Teknologis.
1. Model Kurikulum Subjek Akademik
Model kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak sekolah yang
pertama kali berdiri. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik
yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini sangat mengutamakan
pengetahuan, maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Tujuan
dari kurkulum ini adalah pemberian pengetahuna yang solid serta
melatih peserta didik menggunakan ide-ide dan proses penelitian.
Kurikulum subjek akademik adalah kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan/berbasis pada mata/materi pelajaran dan bertujuan untuk
memberikan pengetahuan yang sebanyak-banyaknya kepada peserta

7
didik. Materi yang menjadi isi kurikulum dalam model kurikulum
subjek akademik ini umumnya adalah materi-materi yang berkembang
dimasa lalu atau merupakan warisan budaya masa lalu yang telah
diakui dan dianggap harus dimiliki oleh setiap orang. Karena model
kurikulum ini menekankan bagaimana pentingnya pemberian atau
transfer materi atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik, maka
pendidikan menurut konsep model ini harus berusaha memberikan
pengetahuan dan penguasaan materi pengetahuan sebanyak-
banyaknya. (Syarifudin sabda, 2015, 32.)
Model kurikulum ini ternyata juga berkembang. ada tiga
kecenderungan dalam perkembanagannya. Pertama, melanjutkan
pendekatan struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaimana
memperolah dan menguji fakta fakta dan bukan hanya sekedar
mengingatnya. Kedua, studi yang bersifat integratif, dimana batas ilmu
menjadi hilang, pendekatan ini merupakan respon dari perkembangan
masyarakat yang menuntut model pengetahuan yang lebih
komprehensif. Ketiga, pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah
fundamentalis, dimana mereka tetap mengajar berdasarkan pada mata
pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, memecah masalah
matematis. Pelajaran dihubungkan dengan kebutuhan praktis dan
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (Alamuddin, 2019,
22-23.)
Kurikulum ini seringkali diimplementasikan dengan memisahkan
setiap mata pelajaran. Sesuai dengan sumbernya, nama mata pelajaran
atau mata kuliah dalam model kurikuluim ini adalah nama-nama
disiplin ilmu, seperti matematika, biologi, fisika, kimia dan lainnya.
(wekke, 2021, 69-70.)
Karakteristik kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a. Kurikulum berfokus pada bahan ajar
b. Isi kurikulum bersumber dari disiplin ilmu
c. Kedudukan guru sangat penting sebagai expert dan model

8
d. Fungsi guru sebagai penyampai ilmu, teknollogi,nilai,dan budaya
pada generasi muda. Dengan Fungsi siswa sebagai penerimanya.
(wekke, 2021, 69-70.)
2. Model kurikulum humanistik
Berbeda halnya dengan model sebelumnya, kurikulum ini sangat
menekankan pada pengembangan potensi-potensi pada setiap peserta
didik secara keseluruhan. Model kurikulum ini dikembangkan oleh
para ahli yang berpandangan atau beraliran pendidikan humanistik.
Dilihat dari sisi psikologis, model kurikulum humanistik ini banyak
dipengaruhi oleh psikologi Gestalt, yang memandang anak sebagai
satu kesatuan yang menyeluruh. Sedangkan dari sisi filosofis,
kurikulum ini banyak dipengaruhi oleh filsafat progressivisme dan
Romantisme. Aliran filsafat progressivisme memandanga bahwa
pendidikan adalah sebagai cultural transition, bahwa pendidikan
dianggap mampu merubah, yang berarti membina kebudayaan baru
yang dapat menyelamatkan manusia untuk hari depan yang makin
kompleks dan menantang. Progressivesme juga percaya bahwa
pendidikan dapat menolong manusia dalam menghadapi periode
transisi antara zaman tradisional yang segera berakhir untuk memasuki
zaman yang progressif (modern). (Syarifudin sabda, 2015, 32.)
Menurut progressivesme, kurikulum pendidikan yang baik
adalah :
a. Kurikulum harus mempunyai nilai edukatif dan sekolah yang baik
ialah yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua jenis
belajar (dan bahannya) yang emmbantu murid, pemuda, an orang
dewasa, untuk berkembang.
b. Pendidikan yang baik hendaknya memiliki kurikulum
yang berfungsi sebagai laboratorium, dimana guru dan
muridnya mendapatkan keleluasaan untuk melakukan
fungsi ilmuwan.

9
Ada beberapa asumsi di dalam model kurikulum ini, yaitu: (1)
anak atau siswa adalah sosok pribadi yang mempunyai potensi,
kemampuan dan kekuatan untuk berkembang sendiri; (2) anak atau
siswa merupakan pribadi yang utuh sebagai suatu kesatuan yang
menyeluruh; (3) anak atau siswa adalah sebagai subyek utama dan
menjadi pusat kegiatan pendidikan. (Syarifudin sabda, 2015, 32.)
Seperti yang sudah dijelaskan diawal bahwa kurikulum ini adalah
sebagai reaksi terhadap pendidikan yang menekankan segi intelektual
(subjek akademik) dan peran utama dipegang oleh guru. (Alamuddin,
2019, 19.) Kurikulum humanistic memiliki dua bentuk, yaitu:
confluent dan conciousness. Hakikat confluent adalah pengintegrasian
ranah afektif ( emosi, sikap, nilai ) dengan ranah kognitif ( intelektual
dan kemampuan ). Sedangkan conciouss lebih menekankan pada aspek
consiusness (kesadaran).
Karakteristik kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a. Menekankan keutuhan pribadi. Berdasar pada minat-kekebutuhan
siswa, siswa aktif belajar,
b. Isi sesuai kebutuhan, bakat dan minat siswa,
c. Siswa turut menyusun kurikulum
d. Tidak ada kurikulum stasndar, hanya ada kurikulum minimal,
e. Proses belajar-mengajar inkuiri-diskovery-pemecahan masalah.
(wekke, 2021, 72-73.)
3. Model kurikulum rekonstruksi sosial
Model ini lebih menekankan pada pembekalan anak didik untuk
dapat menghadapi berbagai persoalan dalah kehidupannya di
masyarakat. Ini sesuai dengan namanya “rekonstruksi sosial” yang
berarti membangun kembali kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, sekolah bukan saja harus dapat membantu individu
mengembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga harus dapat
membantu bagaimana berpartisipasi dengan sebaik-baiknya dalam
kegiatan sosial. Guru berusaha membantu para siswa menemukan

10
minat dan kebutuhannya. Para siswa sesuai dengan minatnya masing-
masing berusaha memecahkan masalah sosial yang diminati atau
dihadapinya. Kerjasama antar siswa sangat diutamakan, baik dalam
kegiatan pleno, antar kelompok, maupun kelompok. Kerjasama ini
juga terjadi antara para siswa dengan nara sumber dari masyarakat
Dalam kegiatan belajar tidak ada “kompetisi”, yang ada adalah
“kooperasi” atau kerjasama, saling pengertian dan konsensus.
(Syarifudin sabda, 2015, 32.)
Tujuan utama dari pendidikan kurikulum ini adalah menghadapkan
peserta didik kepada tantangan dan hambatan yang dihadapi manusia.
Pengajaran rekonstruksi sosial dailakukan di daerah yang masih
tergolong belum maju dan tingkat ekonominya masih rendah.
(Alamuddin, 2019, 26.)
Karakteristik kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a. Berfokus pada masalah sosial, menekankan belajar kelompok, dan
pemecahan masalah sosial yang dihadapi,
b. Kurikulum menekankan isi dan proses, disusun melibatkan siswa,
c. Isi kurikulum adalah masalah yang hangat dan penting bagi yang
akan datang,
d. Proses pengajaran adalah kooperatif dalam kelompok,
e. Siswa dan guru belajar bersama, siswa belajar dari berbagai
sumber,
f. Penilaian proses, hasil belajar, dan hasil karya kelompok. (wekke,
2021, 73.)
4. Kurikulum Teknologi
Penerapan teknologi dalam pendidikan, khususnya kurikulum
meliputi dua bentuk, yakni; bentuk perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (handware). Penerapan teknologi perangkat keras
dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tulls technology),
sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi
sistem (system technology). Teknologi pendidikan dalam arti teknologi

11
alat, lebih menekankan penggunaan alat teknologi untuk menunjang
efisiensi dan efektivitas pendidikan. Dalam kurikulumnya
mengandung rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media,
juga model-model pengajaran yang banyak melibatkan penggunaan
alat. Dalam arti teknologi sebagai sistem, teknologi pendidikan
menekankan penyusunan program atau rencana pelajaran dengan
menggunakan sistem. Program pengajaran tersebut bisa semata-mata
sistem, dapat juga berupa program sistem yang ditunjang dengan alat
dan media, serta bisa juga program sistem yang dipadukan dengan alat
dan media pengajaran. Pada bentuk pertama, pengajaran tidak
membutuhkan alat dan media yang canggih. Sedangkan pada bentuk
kedua, pengajaran tetap berjalan, meski tanpa alat dan media yang
canggih, tetapi lebih baik jika alat dan media itu disediakan. Bentuk
ketiga, pengajaran tidak berjalan tanpa alat dan media yang canggih.
Karena itu, alat dan media sebagai syarat yang berpadu dengan
program. (nur ahid, 2006, 24.)
Karakteristik kurikulum ini adalah sebagai berikut :
a. penguasaan kompetensi dan isi berupa kompetensi Menekankan
dan kecakapan hidup
b. Desain kurilulum pembelajaran disusun secara sistematik
c. Bahan ajar dan pembelajaran dibantu alat-alat teknologi/media
cetak dan elektronik
d. Desain pembelajaran berbentuk RPP/satpel oleh guru, tetapi
program median oleh ahli.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum yang digunakan dalam lingkungan pendidikan dapat
berupa realisasi dari masing-masing model kurikulum hal dapat
disesuaikan berdasarkan kebijakan yang diputuskan pemerintah dalam
usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Kebijakan kurikulum yang ada dapat berdasarkan kepada satu
model kurikulum atau berdasarkan gabungan dari setiap model
kurikulum yang tercermin dari landasan filosofis, tujuan, materi,
kegiatan belajar, mengajar dan smapai kepada evaluasi.
Porsi dari setiap kurikulum yang digunakan pada setiap jenjang
pendidikan tidak sama, porsi penggunaan kurikulum harus disesuaikan
dengan karakterisitik dari setiap jenjang pendidikan, baik itu
pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi
dan penyesuaian juga harus dilakukan terhadap karakter perkembangan
peserta didik.
Pendidikan tinggi juga memiliki porsi yang berbeda terhadap
penggunaan setiap kurikulum yang didasarkan pada output pendidikan
yang diharapkan dan ini terjadi pada pendidikan vokasional,
pendidikan profesi, dan pendidikan akademik.
B. Saran
Untuk kebaikan penulisan karya ilmiah kedepannya penulis
menerima saran dan kritik.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kholid Junaidi . (2016). Sistem Pendidikan Pesantren Di Indonesia . Jurnal
Pendidikan Islam, 96.
Nur Ahid . (2006). Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan.
Islamica, 12.
Syaifuddin Sabda. (2015). Pengembangan Kurikulum (Tinjauan Teoritis).
Sleman: Aswaja Pressindo.
Wekke, A. P. (2021). Pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Multikultural. Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru.

14

Anda mungkin juga menyukai