Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

JENJANG BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kelompok


Mata Kuliah Pengembangn Kurikulum PAI

Dosen Pengampu :
Drs Imam Tauhid, M.Pd. I

Disusun Oleh:

Lailatul Hikmah (2020390101165)


Vingky Widiyanti (2020390101208)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG BANYUWANGI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu
Wataala’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
yang berjudul Jenjag Belajar Dalam Pengembangan Kurikulum
Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw,
yang telah membawa kita kezaman terang benderang semilir keimanan sekarang ini.
Penulis mengakui apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan
selanjutnya, jikalau didalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal
dari Allah swt. Sebaliknya, kalua didalamnya terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan
semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.

Rabu, 10 Okt 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumus Masalah .............................................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Pengertian dan Hakikat Pengembangan Kurikulum ....................................................... 3


B. Prinsip -Prinsip Pengembangan Kurikulum ................................................................... 5
C. Macam – Macam Model Pengembangan Kurikulum ..................................................... 10
D. Hubungan Jenjang Belajar Dengan Pengembangan Kurkulum ...................................... 13

BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 15

A. Kesimpuan ...................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dengan
pendidikan itu akan dapat memajukan budaya dan meningkatkan derajat bangsa di mata
masyarakat internasional. Seperti dikatakan Daoed Joesoef, sebagaimana diungkapkan
Soesilo, pendidikan adalah alat yang sangat menentukan untuk mencapai kemajuan di
semua bidang mata pencaharian, dalam memilih dan membina kehidupan yang lebih baik,
yang sesuai dengan kedudukan manusia (Susilo, 2007 : 13) Dalam hal ini kurikulum
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar berarti bahwa dalam kurikulum
terdapat panduan untuk interaksi antara guru dan siswa. Dengan begitu, kurikulum
mempunyai fungsi sebagai "nafas atau inti" dari proses pendidikan di sekolah untuk
memberdayakan siswa yang berpotensi (Tamami, 2016 : 03).
Kurikulum adalah media yang menentukan terhadap keberhasilan proses pendidikan,
dalam artian bahwa tanpa kurikulum yang baik dan sesuai akan sulit untuk mencapai
tujuan pendidikan yang dicita-citakan (Yulianti, Hartatik 2016 : 307) Untuk
mempersiapkan hal itu, lembaga pendidikan tersebar di seluruh Indonesia, terutama
lembaga pendidikan Islam di tingkat pusat, daerah terus melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kinerja semua komponen madrasah/sekolah agar memiliki persaingan
yang kompetitif (Baharun 2016 : 244) Dan salah satu program yang harus dilakukan
adalah merencanakan pengembangan kurikulum yang dalam hal ini diupayakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

1
B. Rumus Masalah
1) Bagaimana pengertian kurikulum dan Hakikat pengembangan kurikulum ?
2) Bagaimana prinsip-prinsip pengembngan kurikulum ?
3) Bagaimana macam-macam model pengembangan kurikulum ?
4) Bagaimana hubungan jenjang belajar dengan pengembangan kurikulum ?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk Mengetahui pengertian kurikulum dan Hakikat pengembangan kurikulum.
2) Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembngan kurikulum.
3) Untuk mengetahui macam-macam model pengembangan kurikulum.
4) Untuk mengetahui hubungan jenjang belajar dengan pengembangan kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Pengembangan Kurikulum


Kata kurikulum mendapat banyak penafsiran dari berbagai pakar dalam bidang
pengembangan kurikulum dari dulu sampai saat ini. Interpretasi tersebut terdapat banyak
sekali perbedaan sesuai dengan pandangan masing-masing pakar dan disesuaikan dengan
titik berat inti yang para pakar kaji (Hamalik, 1994:16). Kurikulum juga dapat diartikan
sebagai sebuah rencana menganai tujuan belajar, kompetensi yg ingin dicapai, materi dan
hasil belajar yg diharapkan sebagai landasan dan pedoman untuk mencapai kompetensi
mendasar dan tujuan dari pendidikan (Mulyasa, 2009:11). Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta bahan yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2009: 3). UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi paling umum dari kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang akan
diajarkan kepada siswa. Konsep kurikulum sebagai pengalaman belajar lebih baik
menggambarkan situasi yang lebih akurat daripada konsep lain. Sekolah didirikan untuk
mendidik siswa, yaitu bahwa mereka berkembang sesuai dengan jalur tertentu.
Perkembangan ini hanya dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang mereka peroleh.
Kurikulum sebagai cetak biru untuk pendidikan harus mengarah pada penyediaan
pengalaman belajar bagi siswa yang dirancang dengan baik dan diimplementasikan dengan
benar. Kurikulum juga sering diartikan sebagai materi pelajaran atau materi pelajaran
untuk peserta didik, atau rencana pelajaran. Baik itu rencana, dokumen, atau pedoman
belajar, atau pengalaman belajar yang diadopsi oleh seseorang, akan mengarahkannya
dalam melakukan kegiatan belajar (Lase, 2018 : 49-50).
Kurikulum memiliki posisi yang sangat penting dalam seluruh proses pendidikan.
Konsep kurikulum berkembang sesuai dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan,

3
juga bervariasi sesuai dengan alur atau teori pendidikan. Oleh karena itu, pengalaman
belajar yang disusun di dalam kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pengelolaan kurikulum adalah suatu bentuk pengelolaan yang ditujukan untuk
keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal dengan titik berat pada usaha
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Sebelum diuraikan tentang manajemen
kurikulum secara lebih luas termasuk proses pengelolaannya, maka terlebih dahulu akan
diuraikan pengertian kurikulum dalam berbagai dimensi.
Pengertian kurikulum berasal dari bahasa Latin yang berarti jalan atau arena
perlombaan yang dilalui oleh kereta. Kemudian, istilah ini diadopsi dalam bidang
pendidikan, sehingga mengandung pengertian kumpulan mata pelajaran yang harus
diajarkan guru atau dipelajari subyek didik, atau kumpulan mata pelajaran yang ditetapkan
sekolah untuk dipelajari oleh subyek didik agar lulus dan memperoleh ijazah. Pengertian
ini merupakan pandangan lama yang lebih menekankan pada isi pelajaran. Dalam kondisi
tertentu, pengertian ini masih sering digunakan hingga sekarang.
James A. Beane mendefinisikan kurikulum ke dalam empat kategori, yaitu pertama,
kurikulum sebagai produk merupakan semacam dokumen yang berisi sejumlah mata
pelajaran, silabus untuk sejumlah mata pelajaran, sederetan keterampilan dan tujuan yang
ingin dicapai dan juga berisi sejumlah judul buku teks. Kedua, kurikulum sebagai program
merujuk kepada serangkaian mata pelajaran yang disediakan sekolah atau lembaga
pendidikan termasuk di dalamnya mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Ketiga,
kurikulum sebagai bekal belajar mengandung arti sesuatu yang diajarkan. Sesuatu yang
diajarkan dapat berupa pengetahuan, keahlian atau keterampilan, sikap dan juga pri1aku.
Keempat, kurikulum diartikan sebagai pengalaman subyek didik merujuk kepada
serangkaian peristiwa yang dialami subyek didik sebagai hasil dari berbagai situasi yang
direncanakan dan yang tidak direncanakan.
Pada hakekatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari
bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga

4
B. Prinsip - Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat sejumlah prinsip yang dimaksudkan sebagai
rambu-rambu atau pedoman yang harus dipegangi dalam kegiatan pengembangan
kurikulum agar hasilnya dapat sesuai harapan semua pihak, yakni peserta didik sendiri,
keluarga, lembaga pendidikan, masyrakat, dan juga pemerintah.
Prinsip pengembangan kurikulum terbagi menjadi dua jenis, yaitu prinsip umum dan
prinsip spesifik. Prinsip umum pengembangan kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas,
kontinuitas, kepraktisan dan efektivitas. Sedangkan prinsip khususpengembangan
kurikulum adalah prinsip yang berkaitan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi
pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran, dan
prinsip pemilihan kegiatan penilaian.
1. Prinsip-prinsip Umuma.
a) Prinsip Relevansi
Relevansi secara bahasa berarti hubungan atau kaitan. Dalam pengembangan
kurikulum, prinsip kurikulum yang dimaksud adalah adanya hubungan, kaitan,
kesesuaian dan keserasian antara unsur-unsur kurikulum sendiri dan anatara isi
kurikulum dengan tuntutan dan kebutuhan hidup yang ada di masyarakat. Prinsip
relevansi dibagi menjadi dua yaitu secara internal dan eksternal.
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Maksudnya yaitu adanya kaitan,
kesesuaian atau konsistensi antara unsur-unsur/komponen-komponen dalam
kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi
internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
Relevansi eksternal maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat.
b) Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas maksudnya adalah hendaknya kurikulum memiliki sifat
lentur, dalam arti semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak
bagi guru dan peserta didik. Fleksibilitas bagi peserta didik dapat diwujudkan dalam
bentuk kebebasan dalam memilih program pendidikan, dan fleksibilitas bagi guru

5
adalah dalam bentuk pengembangan progran pembelajaran. Fleksibilitas dalam
memilih program pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk pengadaan program-
program pilihan yang dapat berbentuk jurian/program spesialisasi ataupun program-
program pendidikan keterampilan yang dapat dipih peserta didik atas dasar
kemampuan dan minatnya.
Fleksibilitas pengembangan program pembelajaran, guru dapat wemujudkannya
antara lain dalam bentuk memberi kesempatan kepada guru-guru untuk
mengembangkan sendiri program-program pembelajaran di dalam kurikulum yang
masih bersifat agak umum. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru diberi kesempatan
untuk menjabarkan bahan kurikulum atas satuan-satuan bahan yang nantinya akan
dikembangkan dalam bentuk program-program pembelajaran.
c) Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan)
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan
antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan
atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan baik
yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik). Kontinuitas ini dapat
dilihat dari dua segi yaitu:
1. Kontinuitas antara Berbagai Tingkat Lembaga Pendidikan
Dalam pengembangan kurikulum, hendaknya dipertimbangkan hal-hal berikut
ini. Pertama, kemampuan/kompetensi dan bahan-bahan peljaran yang
dibutuhkan untuk belajar pada tingkat berikutnyahendaknya sudah diajarkan
pada tingkat sebelumnya. Misalnya, pada tingkat Sekolah Dasar, SMP, SMA,
Perguruan Tinggi harus ada kesinambungan kurikulum secara hierarkis
fungsional menurut bidang telaahnya masing-masing. Kedua,
kemampuan/kompetensi dan bahan-bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada
tingkat lembaga pendidikan yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada
lembaga pendidikan yang kebih tinggi.
2. Kontinuitas antar Berbagai Mata Pelajaran
Kompetensi dan bahan yang diajarkan dalam berbagai mata pelajaran sering
mempunyai hubungan satu sama lainnya. Untuk itu, urutan dalam penyajian
berbagai mata pelajaran hendaknya diupayakan agar hubungan tersebut dapat

6
terjalin dengan baik. Misalnya, untuk memahami tentang mawaris (warisan)
dalam mata pelajaran agama, sebelumnya perlu memahami mata pelajaran
Matematika.
d) Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi adalah hubungan dengan perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan usaha yang dijalankan, atau biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakn
efisien, apabila hasil yang dicapai itu telah sesuai dengan usaha atau biaya yang
dikeluarkan.
Dalam pengembangan kurikulum, prinsip efisiensi harus mendapat perhatian,
termasuk efisiensi segi waktu, tenaga, peralatan, dan biaya. Efisiensi waktu perlu
direncanakan kegiatan belajar mengajar peserta didik agar tidak banyak membuang
waktu di lembaga pendidikan. Efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan perlu
ditetapkan jumlah minimal peserta didik yang harus dipenuhi oleh lembaga
pendidikan dan cara menentukan jumlah pendidikan yang dibutuhkan. Dengan
mengusahakan tercapainya berbagai segi efisiensi di atas, diharapkan dapat dicapai
efisiensi dalam pembiayaan pendidikan.e. Prinsip Efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas disini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran tercapai atau terlaksana. Di dalam prinsip ini ada dua aspek
yang perlu di-perhatikan yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar
peserta didik.
Pada aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajarkan bahan
atau program pembelajaran, maka hal itu menjadi ba-han di dalam mengembangkan
kurikulum ke depan yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain.
Sedangkan pada aspek efektivitas belajar peserta didik, maka perlu dikembangkan
kurikulum yang berkaitan dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang telah
direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan bahan atau materi
pembelajaran.
2. Prinsip-prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-
prinsip ini berkenalan dengan penyusun tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.

7
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan
komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan
pendidikan.14Tujuan pendidikan mencakupan tujuan yang bersifat umum atau
berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek tujuan khusus, perumusan
tujuan pendidikan bersumber pada:
1) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam
dokumen-dokumen lembaga Negara mengenai tujuan, dan strategi
pembangunan termasuk didalamnya pendidikan.
2) Survey tentang manpower.
3) Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama.
4) Penelitian.
b. Prinsip berkenaan dengan penelitian isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:
1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran kedalam bentuk perbuatan
hasil belajar yng khusus dan sederhana.
2) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan.3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis
dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikuit:
1) Apakah metode / teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk
mengajarkan bahan Pelajaran.
2) Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga
dapat melayani perbedaan individual siswa.
3) Apakah metode/ teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-
tingkat?

8
4) Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai
tujuan kognitif,afektif dann psikomotor?
5) Apakah metode/teknik tersebut kebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan
guru atau kedua-duanya?
6) Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
7) Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar
disekolah dan dirumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah
dan di masyarakat?
8) Untuk belajar ketrampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajaryang
menekankan “learning by doing” di samping “learningby seeing and knowing”.
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan
alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
1) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia
bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana
pembuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk
modul, paket belajar, dan lain-lain?
4) Bagaimana pengintegrasinya dalam keseluruhan kegiatan belajar?5) Hasil
yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.
e. Prinsip berkenaan dengan penilaian kegiatan penilaian
1) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor . uraikan kedalam bentuk tingkah-tingkah laku
murid yang dapat diamati. Hubungan dengan bahan pelajaran. Tuliskan butir-
butir test.
2) Dalam merencanakan sesuatu penilaian hendaknya diperhatikan bebrapa hal:
a) Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan
ditest?

9
b) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
c) Apakah test tersebut berebntuk uraian atau objektif?
d) Berapa banyak butir test perlu disusun ?
e) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
3) Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan lah hal sebagai
berikut :
a) Norma apa yang digunakan didalam pengolahan hasil test?
b) Apakah digunakan formula quessing?
c) Bagaimana pengubahan skor kedalam skor masak?
d) Skor standar apa yang digunakan?
e) Untuk apakah hasil-hasil test yang digunakan?

C. Macam -Macam Model Pengembangan Kurikulum


1. Robert S. Zais (dalam Hidayat, Sholeh. 2013:80) mengemukakan berbagai model
pengembangan kurikulum, yang secara garis besar diutarakan sebagai berikut:
a. Model Administratif
Pengembangan kurikulum model administratif juga disebut dengan model dari
atas ke bawah yang menekankan kegiatannya pada orang-orang yang terlibat sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pengembanagan kurikulum dengan
model ini dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat yang berwenang
2) Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum dan falsafah yang diikuti
3) Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri dari spesialis
kurikulum dan staf pengajar
4) Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try
out
5) Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah direvisi
seperlunya, baru kurikulum tersebut diimplementasikan.
Berhubung pengarahan kegiatan berasal dari atas kebawah, pada dasarnya model
ini mudah dilaksanakan pada negara yang menganut sistem sentralistik dan negara
kemampuan profesional tenaga pengajarnya masih rendah. Kelemahan model ini

10
terletak pada kurang pekanya terhadap adanya perubahan masyarakat. Selain itu,
kurikulum ini biasanya bersifat seragam secara nasional sehingga kadang-kadang
melupakan adanya kebutuhan dan kekhususan yang ada pada setiap daerah.
b. Model dari bawah (Grassroots)
Model ini biasanya diawali dari keresahan guru tentang kurikulum yang
berlaku. Mereka memiliki kebutuhan dan keinginan untuk memperbaharui atau
menyempurnakannya. Berikut langkah-langkah model pengembangan ini:
1) Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar)
2) Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah narasumber lain dari orang tua
peserta didik atau masyarakat luas yang relevan
3) Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan
4) Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan
lokakarya untuk mencari input yang diperlukan.
Pengembangan model ini dapat diterapkan di negara-negara yang
menerapkan sistem pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang
disentralistik. Kebijakan pendidikan seperti ini tidak lagi diatur oleh pusat secara
sentralistik, tetapi ditentukan oleh daerah bahkan oleh sekolah dan guru. Oleh
karena itu untuk memperoleh kualitas lulusan sekolah dan madrasah, bisa terjadi
persaingan antar sekolah dan madrasah atau antardaerah. Pengembangan model ini
hanya mungkin dapat dilakukan, apabila guru-guru disekolah dan madrasah
memiliki kemampuan dan sikap profesional yang tinggi yang memahami konsep
dan teori pendidikan dan pembelajaran. Jika tidak sangat kecil kemungkinan
perubahan bisa terjadi.
2. Model pengembangan kurikulum baeauchmap
Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan oleh G.A.Beauchamp seorang
ahli kurikulum dalam bukunya Curriculum Theory mengemukakan bahwa ada lima hal
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum beauchamp:
a. Menetapkan wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum.
b. Menetapkan personalia, yaitu pihak-pihak yang akan terlibat dalam proses
pengembangan kurikulum

11
c. Menetapkan organisasi dan prosedur yang akan ditempuh dalam merumuskan
tujuan umum (standar kompetensi) dan tujuan khusus (kompetensi dasar) memilih
isi dan pengalaman belajar serta menentukan evaluasi.
d. Implementasi kurikulum
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum.
3. Model terbalik hilda taba
Model ini dimulai dengan melaksanakan eksperimen, diteorikan, kemudian
diimplementasikan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan antara teori dan praktik ,
serta menghilangkan sifat keumuman dan keabstrakan kurikulum, sebagaimana sering
terjadi apabila dilakukan tanpa kegiatan eksperimental.
Hilda taba mengembangkan lima langkah pengembangan kurikulum secara
berurutan, yaitu:
a. Kelompok guru terlebih dahulu menghasilkan unit-unit kurikulum untuk
dieksperimenkan
b. Uji coba unit-unit eksperimen untuk menemukan validitas dan kelayakan
pembelajaran
c. Merevisi hasil uji coba dan mengonsolidasikan unit-unit kurikulum
d. Mengembangkan kerangka kerja teoritis
e. Pengasemblingan dan diseminasi hasil yang telah diperoleh
f. Model hubungan interpersonal dari rogers
Kurikulum yang dikembangkan hendaknya dapat mengembangkan individu secara
fleksibel terhadap perubahan-perubahan, dengan cara melatih diri berkomunikasi secara
interpersonal. Langkah-langkah dalam pengembangan model ini sebagai berikut:
a. Memilih suatu sasaran administrator dalam sistem pendidikan dengan syarat individu
yang terlibat hendaknya ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok secara
intensif agar mereka dapat berkenalan secara akrab
b. Mengikutsertakan guru-guru dalam pengalaman kelompok secara intensif
c. Pertemuan intensif antara guru dengan peserta didik dan antar peserta didik lainnya
secara akrab dalam suasana bebas ekspresi
d. Menyelenggarakan pertemuan secara interpersonal antara administrator guru dan
orang tua peserta didik. Dalam situasi yang demikian diharapkan masing-masing

12
personal akan saling menghayati dan lebih akrab, sehingga memudahkan berbagai
pemecahan problem sekolah yang dihadapi.
4. Model action research yang sistematis
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum yaitu
adanya hubungan antara manusia, keadaan organisasi sekolah, situasi masyarakat dan
otoritas ilmu pengetahuan Langkah-langkah dalam pengembangan model ini adalah:
1) Merasakan adanya suatu masalah dalam kelas atau sekolah yang perlu diteliti
secara mendalam
2) Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya
3) Merencanakan secara mendalam tentang bagaimana pemecahan masalahnya
4) Menentukan keputusan-keputusan yang perlu diambil sehubungan dengan
masalah tersebut
5) Melaksanakan keputusan yang telah diambil dan menjalankan rencana yang telah
disusun
6) Menilai kelebihan dan kekurangannya.

D. Hubungan Jenjang Belajar Dengan Pengembangan Kurikulum


Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar. Namun, dalam memahami
hakikat kurikulum sering terjadi perbedaan persepsi dan pemahaman. Kurikulum
dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan
suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu maka dapat
juga dikatakan bahwa tindakan-tindakan itu pada dasarnya implementasi dari kurikulum,
yang selanjutnya implementasi itu akan memberikan masukan dalam proses perbaikan
kurikulum. Demikian terus menerus, sehingga proses pengembangan kurikulum
membentuk siklus yang tanpa ujung (Wina Sanjaya, 2008: 17).
Hubungan kurikulum dan pembelajaran dalam tercapainya tujuan pendidikan,
dilukiskan dengan kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang mencakup seluruh pengalaman belajar yang
diorganisasikan dan dikembangkan dengan baik serta disiapkan bagi murid untuk
mengatasi situasi kehidupan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian lainnya ditafsirkan

13
secara sempit yang hanya menekankan kepada kemanfaatannya dalam merencanakan
tujuan pembelajaran, pengalaman-pengalaman belajar dan pembelajaran, alat-alat
pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam kegiatan belajar
dan pembelajaran (Sholeh Hidayat, 2013: 24). Kurikulum dan pembelajaran merupakan
dua hal yang tidak dapat dipisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman uang memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta
isi yang harus dipelajari, sedangkan pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam
interaksi belajar dan mengajar antara guru dan murid.

14
BAB lll
PENUTUP

A. KESIMPULA
Dapat disimpulkan bahwasannya Kurikulum juga dapat diartikan sebagai sebuah
rencana menganai tujuan belajar, kompetensi yg ingin dicapai, materi dan hasil belajar yg
diharapkan sebagai landasan dan pedoman untuk mencapai kompetensi mendasar dan
tujuan dari pendidikan. Dan pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan
usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam suatu lembaga.
Prinsip pengembangan kurikulum terbagi menjadi dua jenis, yaitu prinsip umum dan
prinsip spesifik. Prinsip umum pengembangan kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas,
kontinuitas, kepraktisan dan efektivitas. Sedangkan prinsip khususpengembangan
kurikulum adalah prinsip yang berkaitan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi
pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran, dan
prinsip pemilihan kegiatan penilaian.
Model- model pengembangan kurikulum ada dua bagian yaitu :
a) Model Administratif
b) Model dari bawah (Grassroots)
Hubungan kurikulum dan pembelajaran dalam tercapainya tujuan pendidikan,
dilukiskan dengan kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang mencakup seluruh pengalaman belajar yang
diorganisasikan dan dikembangkan dengan baik serta disiapkan bagi murid untuk
mengatasi situasi kehidupan yang sebenarnya.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami susun ini. Semoga apa yang telah kami susun ini dapat
membantu untuk peningkatan nilai maupun membantu proses belajar mengajar. Dan sekali

15
lagi kami meminta maaf yang sebesar besarnya apabila ada kekeliruan atau kekurang dalam
menyusun makalah ini. Oleh karna itu kesediaan Bapak/ Ibu dosen pengampu, atau para
pembaca untuk memberikan sumbang saran dan kritikannya yang membangun.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mulyana. Manajemen Mutu Pendidikan di Sekolah Peran Kepemimpinan


Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru, dan Partisipasi MasyarakatDalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah, Jurnal Penelitian Pendidikan, ISSN-1412-
565 X e-ISSN 2541-4135.

Hariyani, Yunita. (2018). Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Jurnal Edureligia Vol. 2, No. 2.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasbi, Ibrahim. (2017). Manajemen Kurikulum : Sebuah Kajian Teoritis. Jurnal Idaarah.
Vol. 1, No. 2.

Sutjipto. (2018). Teachers Views in Special Education Curriculum Development. Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan,Vol. 3, No. 1.

Sofiyah. (2018). Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Agama Islam Edureligia.
Vol. 2 No. 2.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana

Zainab, Nurul. (2017). Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama


Islam Perspektif Islam. FENOMENA, Vol. 16 No. 2.

17

Anda mungkin juga menyukai