Kelompok 4
Disusun oleh :
1. Vena Yeni Oktavia (2020010038)
2. Ainda Kharisma Devi (2020010064)
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan tugas kelompok dan disusun untuk memenuhi mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI mahasiswa program S1 Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al- Qur’an (UNSIQ) Jawa
Tengah Tahun 2022.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan perhatian dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Dr. H., Abdul Majid., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan, semangat serta doa yang selalu
dipanjatkan pada-Nya.
3. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
penulisan makalah ini.
Semoga apa yang telah diberikan kami untuk pembaca dapat menjadi amal yang
bermanfaat serta mendapat imbalan yang lebih banyak dari Allah Swt. Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami nantikan demi
peningkatan kualitas mutu kami pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan semua pihak yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum..............................................................3
B. Asas-Asas Pengembangan Kurikulum...............................................................4
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum......................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................Error! Bookmark not defined.
B. Kritik dan Saran...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu pengembangan kurikulum pun menjadi sesuatu yang tidak
dapat dihindarkan dalam dunia pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum
terdapat istilah yang dinamakan asas-asas pengembangan kurikulum, lalu apa
yang dimaksud dengan asas-asas pengembangan itu sendiri?
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat memunculkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian pengembangan kurikulum ?
2. Apa yang menjadi asas- asas pengembangan kurikulum ?
3. Apa saja yang mencakup prinsip pengembangan kurikulum ?
C. Tujuan
1
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui asas- asas pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan hal penting untuk menciptakan guru
professional. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan tentang
kurikulum dan memahami proses yang dapat dikembangkan. Kurikulum
merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Di
antara komponen tersebut adalah ; komponen tujuan, isi kurikulum, metode
atau strategi pencapai tujuan dan komponen evaluasi. Kurikulum dalam hal
ini didefinisikan sebagai niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru. Kurikulum
merupakan rencana atau bahasan pengajaran sehingga arah kegiatan
pendidikan menjadi jelas dan terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang
paling menonjol dari sisi kurikulum, yaitu susunan bahan atau sejumlah mata
pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pendidikan.1
Pengembangan kurikulum didefinisikan sebagai suatu perencanaan
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kea rah
perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan
itu telah terjadi pada diri siswa. Merencanakan sebuah kurikulum dari titik
tolak tertentu sampai kepada bidang studi-bidang studi, niscaya melewati
suatu kerangka yang lazim disebut desain kurikulum. Desain kurikulum
terkait dengan penyusunan elemen atau komponen kurikulum dalam
perencanaan untuk memfasilitasi pengembangan potensi siswa agar mencapai
tujuan pendidikan.2
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan
komponen-komponen kurikulum yang membentuk sistem kurikulum itu
sendiri, yaitu komponen: tujuan, bahan, metode, peserta didik, media,
lingkungan, sumber belajar, dan lain sebagainya. Komponen-komponen
kurikulum tersebut harus dikembangkan, agar tujuan pendidikan dapat
dicapai sebagaimana mestinya.3
1
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Media Group, 2010), hlm 121
2
Mohamad Ansyar, Kurikulum : Hakikat, Fondasi, Desain, dan Pengembangan, (Jakarta : Kencana,
2015), hlm 262
3
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, (Jakarta : Rajawali Grafindo Persada,
2014), hlm 148
3
Menurut Al-Rasyidin dalam Neliwati secara etimologis, asas bermakna
hukum dasar, dasar sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir, atau dasar cita-
cita. Karena yang dimaksud dengan asas adalah landasan yang menjadi dasar
dalam pembentukan kurikulum pendidikan islami. Dalam konteks ini,
bangunan dan semua unsur yang membentuk bangunan kurikulum pendidikan
islami tersebut harus tersusun dan mengacu kepada satu sumber kekuatan
yang menjadi landasan dalam pembentukannnya. Sumber kekuatan itulah
yang disebut dengan asas-asas pembentukan kurikulum pendidikan islam.
1. Asas Filosofis
Asas filosofis, berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan,
siapa pendidik dan terdidiknya, apa isi pendidikan dan bagaimana proses
interaksinya.Sebagai suatu landasan fundamental, filsafat memegang peranan
penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat
dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan
arah dan tujuan pendidikan. Dengan filsafat sebagai pandangan hidup atau
value system, maka dapat ditentukan mau dibawa ke mana siswa yang kita
didik itu. Kedua, filsafat dapat menentukan atau materi pelajaran yang harus
4
S. Nasution, Asas-Asas Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Jemmars, 1978), hlm. 10
4
diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat
menentukan strategi atau cara penyampaian tujuan. Filsafat sebagai sistem
nilai dapat dijadikan pedoman dalam merancang kegiatan pembelajaran.
Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur
keberhasilan proses pendidikan.
Dasar filsafat mencakup dua masalah, yaitu filsafat negara dan tujuan
pendidikan. Filsafat suatu negara atau pandangan hidup suatu bangsa berisi
ide-ide, cita-cita, sistem nilai yang harus dipertahankan demi kelangsungan
suatu bangsa. Tentu saja setiap negara mempunyai dasar filsafat yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.5 Dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan tentu realisasinya melalui penghayatan filsafat negara. Tujuan
tersebut pada intinya mencakup isi kandungan falsafah negara masing-
masing. Di negara Indonesia misalnya berdasarkan Pancasila (lima dasar)
yang menjadi falsafah bangsa, yang sasarannya adalah: ketundukan kepada
Sang Pencipta (Tuhan YME), mengandalkan kemanusiaan, persatuan, kerja
sama dan permusyawaratan serta aplikasi keadilan sosial bagi masyarakat.
Beranjak dari kelima tujuan tersebut yang notabene adalah kandungan filsafat
negara itu sendiri, maka kaitannya dengan kurikulum pendidikan di Indonesia
selalu saling mempengaruhi dan tidak bisa lepas antara satu dengan yang lain.
Kurikulum pendidikan tersebut, selanjutnya diharapkan dapat diterima dan
teraplikasi melalui sejumlah keterampilan dan proses belajar mengajar yang
terencana secara efektif.
2. Asas Psikologis
5
Tajab, Perbandingan Pendidikan, (Surabaya: Karta Aditama, 1994), hlm. 60
5
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat
psikologi. Sebab pendidikan adalah menyangkut perilaku manusia itu sendiri,
mendidik berarti merubah tingkah laku anak menuju dewasa.
6
1) Seleksi dan organisasi bahan pelajaran,
2) Menentukan kegiatan belajar yang paling serasi,
3) Merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai.
3. Asas Sosiologis
7
Dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks maka muncul pula berbagai
kekuatan kelompok yang dapat memberikan tekanan terhadap
penyelenggaraan dan praktik pendidikan termasuk di dalamnya tekanan-
tekanan dalam proses pengembangan isi kurikulum sebagai alat dan pedoman
penyelenggaraan pendidikan. Kesulitan yang dihadapi oleh para pengembang
kurikulum adalah manakala setiap kelompok sosial itu memberikan masukan
dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan kepentingan kelompoknya, seperti
misalnya tuntutan golongan agama, politik, militer, industri, dan lain
sebagainya. Bukan hanya itu, pertentangan-pertentangan pun sering terjadi
sehubungan dengan cara pandang yang berbeda tentang makna pendidikan
setiap kelompok tersebut. Misalkan, cara pandang kelompok agamawan atau
kelompok budayawan yang lebih menekankan pendidikan di sekolah sebagai
proses penanaman budi pekerti berbeda dengan cara pandang kelompok
industriawan yang lebih menekankan pendidikan di sekolah sebagai wadah
untuk membentuk generasi manusia yang siap pakai dengan sejumlah
keterampilan teknis sesuai dengan tuntutan industri.
Cara pandang yang berbeda semacam ini tentu saja memunculkan kriteria
keberhasilan yang berbeda pula, yang pada gilirannya tolak ukur keberhasilan
itu tidak pernah memuaskan semua golongan sosial. Oleh sebab itu, menyerap
berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat merupakan salah satu
langkah penting dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Dalam konteks
inilah pengembangan kurikulum perlu menjalankan peran evaluatif dan peran
kritisnya dalam menentukan muatan kurikulum. Melaksanakan peran
evaluatif dan peran kritis adalah proses pengkajian secara kritis tentang apa
saja muatan kurikulum yang dianggap layak untuk dipelajari oleh anak didik.
4. Asas Organisatoris
8
menanamkan dan mewarisi ilmu pengetahuan, akan tetapi juga harus
memberi keterampilan tertentu serta menanamkan budi pekerti dan nilai-nilai.
Sesuai dengan perubahan yang sangat cepat itu, maka kurikulum yang
berfungsi sebagai alat pendidikan, harus terus-menerus diperbaharui
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi maupun prosesnya.
Para pengembang kurikulum tentunya termasuk guru harus memahami
perubahan itu, agar isi dan strategi yang dikembangkan dalam kurikulum
sebagai alat pendidikan tidak menjadi usang.
Hal penting yang perlu diperhatikan dan diantisipasi oleh para pengembang
kurikulum sehubungan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat adalah
mengenai perubahan pola hidup dan perubahan sosial politik.
Perubahan pola hidup itu dikatakan banyak orang sebagai perubahan poal
hidup yang bersifat agraris tradisional menuju pola kehidupan industri
modern. Pertama, dilihat dari pola kerja. Kedua, pola hidup yang sangat
tergantung kepada hasil-hasil teknologi. Ketiga, pola hidup dalam sistem
perekonomian baru.
9
a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat seperti yang
dirumuskan dalam undang-undang, keputusan pemerintah, peraturan-
peraturan daerah dan lain sebagainya.
b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah berada
c. Menganalisis kekuatan serta potensi-potensi daerah.
d. Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerja
e. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan
masyarakat.
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip dalam pengembangan kurikulum, pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua, yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-
prinsip umum adalah perinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan yang
harus diperhatikan pada setiap pengembangan kurikulum oleh siapapun dan
di manapun. Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum tersebut
meliputi: prinsip efektivitas, efisiensi, relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, dan
sebagainya. Adapun prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan terkait dengan pengembangan aspek-aspek yang terdapat dalam
anatomi kurikulum, seperti prinsip khusus dalam pengembangan tujuan
kurikulum, isi, strategi impelemntasi, dan evaluasi.
1. Prinsip-prinsip Umum
Di antara prinsip-prinsip umum yang penting untuk diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum ialah:
1) Prinsip Relevansi
10
tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi
sosiologis).6
Oleh sebab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan
kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga
nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia
kerja yang akan datang. Dalam realitanya prinsip di atas memang
harus betul-betul diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu
pendidikan. Dan yang tidak kalah penting harus sesuai dengan
perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya
membangun negara.7
2) Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel,
dan fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar belakang siswa, peran
kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk
itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai
penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus
memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang
berisi halhal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan
untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional.
Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini
mempersiapkan anakanak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum
tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki
latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan
kurikulum masih bisa dilakukan.
Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan
bagi pendidik untuk mengembangkan program pembelajaran.
Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam mengembangkan
6
Hendyat Soetopo and Wasty Soemanto, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai
Substansi Problem Administrasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1986), 49.
7
Asmariani, “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Perspektif Islam Al-Afkar : Jurnal
Keislaman & Peradaban,” accessed April 15, 2020,
http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/alafkar/article/view/95.
11
kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan
bidang lingkungan mereka8
3) Prinsip kontinuitas
12
4) Prinsip efisiensi
11
Soetopo and Soemanto, 50–51.
12
Soetopo and Soemanto, 50–51.
13
Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan
kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa
yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan
dengan materi atau materi pembelajaran. Efektivitas kegiatan siswa
berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai contoh
apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai
sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat
dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran
siswa tidak efektif.
2. Prinsip-Prinsip Khusus
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa prinsip khusus adalah
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan prinsip pengembangan masing-
masing anatomi kurikulum, yaitu prinsip pengembangan tujuan, isi,
strategi implementasi (pembelajaran), dan evaluasi.
1) Prinsip Khusus dalam Pengembangan Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum adalah salah satu komponen kurikulum yang sangat
penting, karena tujuan merupakan titik sentral dari desain dan proses
serta keberhasilan sebuah kurikulum. Oleh karena itu dalam
penyusunannya harus benar-benar memperhatikan prinsip yang
terkait. Sesungguhnya dalam perumusan tujuan kurikulum tidak bisa
lepas dari prinsip-prinsip umum di atas, yakni perinsip efektivitas,
efisiensi, kontinuitas, pleksibelitas, dan relavansi. Akan tetapi dalam
perumusan tujuan kurikulum terdapat beberapa hal yang perlu
ditekankan, di antaranya:
a. Tujuan kurikulum tidak boleh bertentangan dengan filosofi,
pandangan, dan tujuan dari pemegang kebijakan pendidikan
tersebut. Oleh karena itu dalam perumusan tujuan kurikulum
harus memperhatikan kesesuaian dengan visi, misi, dan tujuan
lembaga pendidikan.
b. Karena sekolah adalah merupakan sebuah lembaga yang
dipercayai oleh masyarakat (pengguna, seperti: pemerintah,
pengguna lulusan, orang tua), maka dalam merumuskan tujuan
pendidikan harus memperhatikan relevansinyaa dengan segala
tuntutan berbagai pihak tersebut.
14
c. Tujuan kurikulum adalah sesuatu yang harus dicapai oleh peserta
didik dengan memperhatikan tingkat kemampuan dan keragaman
peserta didik.
d. Tujuan kurikulum pada dasarnya adalah merupakan menjabaran
atau penterjemahan lebih jauh dari tujuan suatu bangsa, negara,
atau komunitas tertentu, maka rumusan tujuan kurikulum harus
benar-benar dapat menterjemahkan tujuan di atasnya.
e. Tujuan kurikulum harus mempertimbangkan aspek-aspek
kurikulum lainnya, seperti kemungkinan tersedianya materi,
kemampuan dan kemudahan guru dan murid mewujudkannya
dengan metode dan strategi, sumber belajar dan sarana yang
tersedia, serta kemungkinan untuk dievaluasi.
2) Prinsip Khusus Pengembangan Isi (Konten)
Dalam perumusan isi (konten) kurikulum juga pada dasarnya mengacu
kepada prinsip-prinsip umum sebagaimana dikemukakan di atas,
namun tentu juga ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan. Di
anatara hal-hal kusus tersebut ialah:
15
a. Apakah metode/teknik pembelajaran yang digunakan cocok untuk
mengajarkan bahan ajar?
b. Apakah metode/teknik pembelajaran tersebut memberikan
kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan
individu siswa?
c. Apakah metode/teknik pembelajaran memberikan urutan kegiatan
yang bertingkat-tingkat?
d. Apakah metode/teknik pembelajaran dapat menciptakan kegiatan
untuk mencapai tujun kognitif, afektif, dan psikomotorik?
e. Apakah metode/teknik pembelajaran tersebut lebih mengaktifkan
guru atau murid atau kedua-duanya?
f. Apakah metode/teknik pembelajaran mendorong berkembangnya
kemampuan baru?
g. Apakah metode/teknik pembelajaran tersebut menimbulkan
jalinan kegiatan pembelajaaran di sekolah dan di rumah, juga
mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan
masyarakat?
h. Untuk belajar keerampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar
yang menekankan “learning by doing” di samping “learning by
seeing and knowing”.
4) Prinsip Khusus Pengembangan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah salah satu komponen kurikulum yang
harus ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip khusus, di
samping prinsipprinsio umum di atas. Di antara prinsip-prinsip khusus
tersebut adalah:
a. Media atau alat yang ditetapkan harus benar-benar dapat
mendukung proses penyajian materi (pembelajaran) dan mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan lebih baik lagi.
b. Media atau alat pembelajaran yang ditetapkan harus benar-benar
tersedia atau memungkinkan untuk dibuat pengadaannya.
c. Media atau alat yang ditetapkan telah memperhatikan
kemungkinannya untuk digunakan tanpa mendatangkan kesulitan
baik bagi siswa maupun guru.
d. Media atau alat yang ditetapkan sebaiknya dapat memberikan
motivasi dan antusiasme bagi siswa untuk belajar.
16
e. Media atau alat yang ditetapkan harus dipertimbangkan efek
samping dan efek pengiring (said effect and nurturant effect) yang
positif dan tidak mendatangkan efek negatif.
5) Strategi Khusus Pengembangan Evaluasi
Evaluasi atau penilaian adalah merupakan bagian integral dari sebuah
kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam penyusunannya di
samping memperhatikan prinsip-prinsip umum di atas, menurut Nana
Syaudih Sukmadinata (1988:172) ada beberapa hal khusus yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Dalam penyusunan evaluasi hendaknya memperhatikan langkah-
langkah penyusunan evaluasi sebagai berikut:
Merumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menguraikan ke dalam bentuk tingkah laku-tingkah laku yang
dapat diamati (rumusan operasional)
Menghubungkan dengan bahan ajar,dan
Menuliskan butir-butir test.
b. Dalam merencakan suatu evaluasi hendaknya memperhatikan
beberapa hal di abawah ini:
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok
yang akan di test.
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaannya.
Pakah test tersebut berbentuk urian atau obyektif?
Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh
murid?
c. Dalam pengolahan suatu hasil hendaknya diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
Apakah digunakan formula quessing?
Skor standar apa yang digunakan?
Untuk apakah hasil test digunakan?
17
empat prinsip yang mendasari pembentukan kurikulum pendidikan Islam,
yaitu:
2) Agar dapat berfungsi sebagai alat efektif mencapai tujuan yang islami,
kurikulum harus memuat tata nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik
guna mewujudkan tujuan pendidikan islam.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum selalu berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Namun begitu, kurikulum tetap
mempunyai landasan/asas dan prinsip-prinsip dalam pengembangannya.
Asas-Asas dalam pengembangan kurikulum berhubungan dengan
masalah pengorganisasian kurikulum, yaitu tentang bentuk penyajian
pelajaran yang harus disampaikan kepada anak didik. Dari berbagai uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa asas filosofis berperan sebagai penentu
tujuan umum pendidikan, sedangkan asas psikologis berperan memberikan
berbagai prinsip tentang perkembangan anak didik dalam berbagai aspeknya
serta cara menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dicerna dan dikuasai
anak didik sesuai dengan tahap perkembangannya, dan sosiologis berperan
memberikan dasar untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, selanjutnya asas organisatoris berperan memberikan dasar-
dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun.
Prinsip dalam pengembangan kurikulum, pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua, yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-
prinsip umum adalah perinsip-prinsip yang menjadi pertimbangan yang harus
diperhatikan pada setiap pengembangan kurikulum oleh siapapun dan di
manapun. Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum tersebut meliputi:
prinsip efektivitas, efisiensi, relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, dan
sebagainya. Adapun prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan terkait dengan pengembangan aspek-aspek yang terdapat dalam
anatomi kurikulum, seperti prinsip khusus dalam pengembangan tujuan
kurikulum, isi, strategi impelemntasi, dan evaluasi.
19
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah tentang Asas-asas dan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang kami susun, sebagai manusia biasa kita
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aminn.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, Jakarta : Rajawali
Grafindo Persada, 2014
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Media Group, 2010
Asmariani, “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Perspektif Islam Al-
Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban,” accessed April 15, 2020,
http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/alafkar/article/view/95.
Hendyat Soetopo and Wasty Soemanto, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum:
Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1986
Mohamad Ansyar, Kurikulum : Hakikat, Fondasi, Desain, dan Pengembangan,
Jakarta : Kencana, 2015
Rosichin Mansur, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Multikultural (Suatu Prinsip-Prinsip Pengembangan),” Vicratina: Jurnal Pendidikan
Islam 1, no. 2 (November 18, 2016),
https://riset.unisula.ac.id/index.php/fai/article/view/165.
S. Nasution, Asas-Asas Pengembangan Kurikulum, Bandung: Jemmars, 1978
Soetopo and Soemanto, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai
Substansi Problem Administrasi Pendidikan,
Tajab, Perbandingan Pendidikan, Surabaya: Karta Aditama, 1994
21