PENGEMBANGAN KURIKULUM
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
September 2021
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan nikmat dan kesehatan. Sehingga kami semua diberi kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah yang kami beri judul “Pengembangan
Kurikulum”
Shalawat dan salam tetap kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang insyaAllah penuh barokah ini.
Adapun penulisan makalah ini, adalah suatu bentuk umtuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum PAI. Yang mungkin makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut
mendukung, membantu selama proses penulisan makalah ini. Kami (penulis) berharap
semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………...i
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian kurikulum pendidikan agama Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
kurikulum secara umum, perbedaannya hanya terletak pada sumber pelajarannya saja.
Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya Pembelajaran Agama Islam
berbasis Kompetensi, mengatakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam adalah rumusan
tentang tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama
Islam.1
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam,
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.
1
Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.(Bandung: Remaja
Rosdakarya.2004) 65
2
Oemar Hamalik. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan.(Bandung: Trigendi Karya) 45
3
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kurikulummenunjuk pada kegiatan menghasilkan kurikulum, kegiatan ini lebih bersifat
konseptual daripada material, yang dimaksud dalam pengembangan ini adalah penyusunan,
pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan yang selanjutnya menghasilkan kurikulum baru
sebagai hasil dari pengembangan yang dilakukan. Dan pengembangan kurikulum pendidikan
agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, proses
yang mengkaitkan satu komponen dengan komponen lain untuk menghasilkan kurikulum
pendidikan agama Islam (PAI) yang lebih baik.3
Yunus Mustaqim dalam jurnal penelitian pendidikan Islam dia mengatakan bahwa
kurikulum sebagai buku pedoman (guidance book) primer proses belajar mengajar baik
dalam ruang lingkup nasional sekolah formal khususnya, nonformal, dan informal umumnya
berada pada posisi sentral dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yang berupa
aspek kognitif, afektif dan pikomotorik peserta didik secara simultan. Aspek-aspek tersebut
merupakan kesatuan yang utuh dan seimbang.4
1. Perguruan tinggi
b) Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga
3
Subandiah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.(Jakarta: Raja Grafindo Persada) 23
4
Yunus Mustaqim,"Pengembangan konsepsi kurikulum dalam pendidikan Islam", Penelitian Pendidikan
Islam,Vol. 9, No. 1, Februari 2014
4
Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan
ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkan.
2. Masyarakat
Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen
atau heterogen. Sekolah berkewajibanmenyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di
masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha.
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan
kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai
sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di
masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan,
sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung
jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam
kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu
tidak hanya satu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi berbagai nilai yang
tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya:
5
a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
Dalam usaha untuk mengambangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang
harus kita perhatikan, agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang
diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yan akan menjiwai suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru.
1. Prinsip relevansi
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (bahan,
tujuan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu
memiliki relevansi dengan tuntunan sains dan teknologi (relevansi epistemologis),
tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan
pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis). Maka dalam membuat kurikulum
harus memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa disekitarnya,
sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang
akan datang. Dalam realitanya prinsip-prinsip diatas memang harus betu-betuk
diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah
5
Ida Ansori, "Pengembangan kurikulum: faktor determinan dan prinsipnya",Prosiding Pascasarjana IAIN Kediri
Volume 3, November 2020, 162-163
6
penting harus sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dengan
upaya membangun Negara.
2. Prinsip Fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel dalam implementasinya,
memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yangn
selalu berkembang , serta kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini
sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar-
benar diperhatikan sebagai penunjang untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi
dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan
kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. kurikulum ini
mempersiapkan anak-anak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksibel
dimana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang kemampuan yang
berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan.
Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik
untuk mengambangkan program pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki
kewenangan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan
siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka.
3. Prinsip Kontinuitas
Yakni adanya kesinambunan dalam kurikulum, baik secara vertical, maupun secara
horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan baik yang didalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan , maupun
antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan.
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara
kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan atau
disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan baik yang
mengajarkan maupun yang belajar. Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan,
kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
dan studi lainnya dapat saling melengkapi.
7
4. Prinsip Efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital
dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam proses perencanaan
pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini dunia revolusi industry
menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli
dunia barat. Salah statu pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah
Indonesia untuk emncapai sebuah cita-cita bangsa mengoptimalkan kecerdasan anak-
anak generasi penerus bangsa untuk memiliki akhlaq mulia dan berbudi pekerti yang
luhur. Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Jika sebuah program pembelajaran satu bulan pada satu waktu dan memenuhi
semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat
mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya itu diperlukan agar
dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada
secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip Efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip efektivitas,
yang dimaksud dengan efektivitas disini adalah sejauh mana rencana program
pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. dalam
aspek mengajar guru jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program,
maka itu menjadi bahan untuk mengambangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan
mengadakan workshop dan lain lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa,
perlu dikembangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga
apa yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi
pembelajaran.
Oleh karena itu ada upaya dalam membuat kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang berlebihan, baik secara kualitas maupun prioritas.
Dalam implementasinya proses pembelajaran adalah bagaimana tujuan pengembangan
kurikulum ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan oleh semua
pihak, terutama efektivitas pembelajaran di kelas.6
6
Yunita Hariyani, “Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran”, Edureligia, Vol. 2, No.2 (Juli, 2018), 128-129.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum sebagai buku pedoman (guidance book) primer proses belajar mengajar
baik dalam ruang lingkup nasional sekolah formal khususnya, nonformal, dan informal
umumnya berada pada posisi sentral dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yang
berupa aspek kognitif, afektif dan pikomotorik peserta didik secara simultan. Aspek-aspek
tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan seimbang. Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kurikulum meliputi 3 aspek yaitu perguruan tinggi, masyarakat
dan sistem nilai.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.(Bandung:
Remaja Rosdakarya.2004) 65
Oemar Hamalik. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan.(Bandung: Trigendi Karya) 45
Subandiah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.(Jakarta: Raja Grafindo Persada) 23
Yunus Mustaqim,"Pengembangan konsepsi kurikulum dalam pendidikan Islam", Penelitian
Pendidikan Islam,Vol. 9, No. 1, Februari 2014
Ida Ansori, "Pengembangan kurikulum: faktor determinan dan prinsipnya",Prosiding
Pascasarjana IAIN Kediri Volume 3, November 2020, 162-163
10