Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TIGA BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Pendidikan

Dosen:

Norma Indriani Maftuhul Jannah, M.Pd.

Disusun Oleh:

RISALATUS FIRDAUS T20191464

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha


Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Kami mengetahui bahwa kami adalah manusia yang
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang
dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang
dapat memperbaiki makalah kami di masa mendatang.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menambah pengetahuan kita.

Jember, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Judul................................................................................................1
Kata pengantar...............................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................3
BAB I Pendahuluan.......................................................................4

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II Pembahasan.......................................................................5-13

1. Pengertian Hipotesis
2. Pengertian Deskriptif Beserta Rumusnya
3. Pengertian komparatif Beserta Rumusnya
4. Pengertian asosiatif Beserta Rumusnya

BAB III Penutup............................................................................14

I. Kesimpulan

Daftar Pustaka................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Istilah
hipotesis diambil dari bahasa yunani, yaitu hypo yang artinya dibawah dan
thesis berarti pendirian, pendapat, atau kepastian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pendapat yang
kebenarannya masih diragukan. Untuk dapat memastikan kebenaran dari
pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya. Untuk mengetahui hal-hal tersebut kita perlu mengetahui
apa saja bentuk hipotesis yang dapat digunakan untuk memastikan
kebenaran dari hipotesis tersebut. Didalam makalah ini akan membahas
tentang bentuk dari hipotesis dan penjelasannya.
B. Rumusan Masalah
I. Apa itu hipotesis?
II. Apa itu Deskriptif dan Bagaimana Rumusnya?
III. Apa itu komporatif dan Bagaimana Rumusnya?
IV. Apa itu Asosiatif dan Bagaimana Rumusnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hipotesis.
2. Untuk mengetahui pengertian Deskriptif dan Rumusnya.
3. Untuk mengetahui pengertian Komporatif dan Rumusnya.
4. Untuk mengetahui pengertian Asosiatif dan Rumusnya.
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hipotesis.
Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari
perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang
tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus
sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul
sebagai dugaan yang bijaksana dari si peneliti atau diturunkan (deduced)
dari teori yang telah ada.1
Pada bagian lain, Margono (2004: 67) pun mengungkapkan
pengertian lainnya tentang hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis
dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara
teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang
akan diuji melalui statistik sampel. Di dalam hipotesis itu terkandung
suatu ramalan. Ketepatan ramalan itu tentu tergantung pada penguasaan
peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis dan generalisasi yang telah
dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan telaah pustaka.
Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang
sebenarnya dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk
menilai kelaikan hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang
baik yang dapat dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang
baik menurut Furchan (2004: 121-129) yaitu:
 Hipotesis harus mempunyai daya penjelasan.
 Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada
di antara variabel-variabel.
 Hipotesis harus dapat diuji.

1
Arikunto,S. 2006. Jakarta. Rineka Cipta.Prosedur Penilitian:Suatu Pengantar Praktik.Hal:76
 Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang
sudah ada.
 Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas
mungkin.

Pendapat tersebut dikuatkan oleh Nazir. Menurut Nazir (2005:


152) hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

 Hipotesis harus menyatakan hubungan.


Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan
tentang hubunganhubungan antarvariabel. Ini berarti bahwa
hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-variabel yang
dapat diukur ataupun secara potensial dapat diukur.
Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel
tersebut berhubungan. Hipotesis yang tidak mempunyai ciri
di atas, sama sekali bukan hipotesis dalam pengertian
metode ilmiah.
 Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya,
hipotesis harus terang. Kandungan konsep dan variabel
harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak
mengandung hal-hal yang metafisik. Sesuai dengan fakta,
bukan berarti hipotesis baru diterima jika hubungan yang
dinyatakan harus cocok dengan fakta.
 Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai
dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan.
Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada
hubunganya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam
bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka
hipotesis bukan lagi terkaan, tetapi merupakan suatu
pertanyaan yang tidak berfungsi sama sekali.
 Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan
kekuatan memberi alasan ataupun dengan menggunakan
alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat
deduktif. Sehubungan dengan ini, maka supaya dapat diuji,
hipotesis harus spesifik. Pernyataan hubungan antar
variabel yang terlalu umum biasanya akan memperoleh
banyak kesulitan dalam pengujian kelak.
 Hipotesis harus sederhana.
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang
sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbulnya
kesalahpahaman pengertian. Semakin spesifik atau khas
sebuah hipotesis dirumuskan, semakin kecil pula
kemungkinan terdapat salah pengertian dan semakin kecil
pula kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak relevan
ke dalam hipotesis.
 Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.
Hipotesis juga harus dinyatakan daam bentuk yang
dapat menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan
dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat
dikuasai. Hipotesis harus dirumuskan sesuai dengan
kemampuan teknologi serta keterampilan menguji dari si
peneliti.

Kegunaan Hipotesis Dalam kegiatan penelitian, hipotesis


merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Pentingya hipotesis
dinyatakan oleh Furchan (2004: 115) yang mengungkapkan
setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan
hipotesis. Kedua alasan tersebut ialah, yang pertama yaitu
Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa
peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan
peneliatian di bidang itu. Yang kedua yaitu Hipotesis memberikan
arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat
menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan
jenis data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat
dicegah terbuang sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti. Perlu
ditekankan bahwa hal ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian,
tidak hanya yang bersifat eksperimen saja.2
Untuk membedakan jenis-jenis hipotesis, penulis mengutip
pendapat Nazir (2005: 153-154) yang menyatakan bahwa hipotesis
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, dan tergantung dari
pendekatan dalam membaginya. Menurut beliau, hipotesis dapat
dibagi sebagai berikut:

 Hipotesis Hubungan dan Perbedaan.


 Hipotesis Kerja dan Hipotesis Nul.
 Hipotesis tentang ideal vs common sense.

Kemudian hipotesis ini memiliki 3 bentuk Rumusan,


Pendapat lain mengenai pengklasifikasian atau jenis-jenis hipotesis
diungkapkan oleh Sugiyono (2001: 83-86). Ia menyatakan bahwa
menurut tingkat eksplanasi yang akan duji, maka rumusan
hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
hipotesis deskriptif (pada suatu sampel atau variabel mandiri/tidak
dibandingkan dan dihubungkan), komparatif dan Asosiatif.

2. Pengertian Deskriptif dan Rumusnya.


Menurut Sugiyono (2001: 83) hipotesis deskriptif adalah dugaan
tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau
hubungan. Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai
berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah
hipotesis deskriptif.3
a) Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X?
b) Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Klaten?
c) Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B?
d) Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X?

2
Furchan, A. 2004. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Pengantar Penilitian Dalam Pendidikan. Hal:90.
3
Hadi, A. Dan Haryono. 2005. Bandung. Pustaka Setia. Metodologi Penelitian Pendidikan. Hal:50.
Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan
hipotesis seperti berikut:

a. Daya tahan lampu merk X = 800 jam.


b. Produktivitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha.
c. Daya tahan lampu merk A=450 jam dan merk B=600 jam.
d. Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70%
dari yang diharapkan.

Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol dengan


hipotesis alternatif selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang
lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau
Ho ditolak pasti alternatifnya diterima. Hipotesis statistik dinyatakan
melalui simbol-simbol.
Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan
antara hipotesis nol (Ho) dan alternatif selalu dipasangkan. Dengan
dipasankan itumaka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang
diterima dan mana yang ditolak.
Berikut ini diberikan contoh berbagai pernyataan yang dapat
dirumuskan hipotesis deskriptif statistiknya:

 Suatu perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan, bahwa


salah satu unsur kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak
1%. (paling banyak berarti lebih kecil atau sama dengan: ≤).
Dengan demikian rumusan hipotesisnya adalah:
Ho = µ ≤ 0,01 (lebih kecil atau sama dengan)
Ha = µ > 0,01 (lebih besar)
Dapat dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk
proporrsi (1% : proporsi) lebih kecil atau sama dengan 1%, dan
hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi
lebih besar dari 1%.
3. Pengertian Komporatif dan Rumusnya.
Hipotesis komparatif adalah dugaan atau jawaban atas
rumusan masalah secara sementara yang bersifat komparatif.
Rumusan masalah pada hipotesis ini, bervariabel yang sama,
walaupun jumlah populasi atau sampelnya tidak sama atau keadaan
yang terjadi berlainan waktunya. 4
kemudian Pengujian hipotesis komparatif berarti pengujian
parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran
sampel yang juga berbentuk perbandingan. Bila Ho dalam
pengujian diterima berarti nilai perbandinga n dua sampel atau
lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi
dimana sampel-sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu.
Desain penelitian masih menggunakan variabel mandiri
(satu variabel) seperti halnya dalam penelitian deskriptif, tetapi
variabel tersebut berada pada populasi dan sampel yang berbeda,
atau pada populasi dan sampel yang sama tetapi pada waktu yang
berbeda. Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara
dua sampel dan komparasi antara lebih dari dua sampel (k sampel).
Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua
jenis yaitu sampel yang berkorelasi dan sampel yang tidak
berkorelasi disebut dengan sampel independen.
Sampel yang berkorelasi biasanya terdapat dalam desain
penelitian eksperimen. Sebagai contoh dalam membuat
perbandingan kemampuan kerja pegawai sebelum dilatih dengan
yang sudah dilatih dilatih, membandingkan membandingkan nilai
pretest pretest dan postest dan membandingkan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (pegawai yang diberi latihan dan
yang tidak). Sampel independen adalah sampel yang tidak
berkaitan satu sama lain, misalnya akan membandingkan
kemampuan kerja lulusan SMU dan SMK, membandingkan
penghasilan petani, nelayan dan sebagainya. Berikut beberap
contoh dari hipotesis komparatif.
a) Rumusan masalah komparatif.

4
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta CV, 1999), hal. 51.
Bagaimana kinerja karyawan bank
syariah “X” apabila dibandingkan dengan
bank syariah “Y” ?
b) Hipotesis Komparatif.
Berdasarkan rumusan masalah
komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga
model hipotesis nol dan alternatif sebagai
berikut :
Hipotesis Nol:
a. Ho: Tidak ada perbedaan
kinerja karyawan bank
syariah “X” apabila
dibandingkan dengan bank
syariah “Y”; atau ada
persamaan kinerja karyawan
bank syariah “X” dan bank
syariah “Y”, atau
b. Ho: Kinerja karyawan bank
syariah “X” lebih besar atau
sama dengan (≥)bank syariah
“Y” (“lebih besar atau sama
dengan” = paling sedikit).
c. Ho: Kinerja karyawan bank
syariah “X” lebih kecil atau
sama dengan (≤)bank syariah
“Y” (“lebih kecil atau sama
dengan”=paling besar).

Hipotesis Alternatif:

a. Ha: Kinerja kerja karyawan


bank syariah “X” lebih besar
(atau lebih kecil) dari
karyawan bank syariah “Y”.
b. Ha: Kinerja kerja karyawan
bank syariah “X” lebih kecil
dari pada (>) bank syariah
“Y”.
c. Ha: produktivitas karyawan
PT X lebih besar dari pada
(≥) PT Y.
c) Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Ho : µ1 = µ2 dan Ha : µ1 ≠ µ2
b. Ho : µ1 ≥ µ2 dan Ha : µ1 < µ2
c. Ho : µ1 = µ2 dan Ha : µ1 µ2
Keterangan:
µ1 = rata-rata (populasi) kinerja kerja
karyawan bank syariah “X”
µ2 = rata-rata (populasi) kinerja kerja
karyawan bank syariah “Y”
Type equation here .
4. Pengertian Asosiatif dan Rumusnya.
Hipotesis Asosiatif adalah dugaan atau jawaban sementara atas
rumusan penelitian yang berbentuk asosiatif, yaitu yang menunjukkan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan
salah satu dari macam macam hipotesis.
 Contoh Rumusan masalah asosiatif
Apakah penampilan seorang karyawan dengan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja?
 Hipotesis penelitian
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikam antara
penampilan seorang karyawan dengan produktivitas kerja.
 Hipotesis statistik
Ho : ρ = 0 , 0 berarti tidak ada pengaruh. Ha : ρ ≠ 0 , “tidak
sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti
ada hubungan. ρ= nilai korelasi dalam formulasi yang
dihipotesiskan.
KESIMPULAN

I. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat saya ambil kesimpulan bahwa
hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih
sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Dan hipotesis
ini ada 3 bentuk yaitu deskriptif, Komparatif, dan asosiatif.
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel
mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Hipotesis
komparatif adalah dugaan atau jawaban atas rumusan masalah secara
sementara yang bersifat komparatif, Rumusan masalah pada hipotesis ini,
bervariabel yang sama, walaupun jumlah populasi atau sampelnya tidak
sama atau keadaan yang terjadi berlainan waktunya.
Sedangkan hipotesis asosiatif adalah dugaan atau jawaban
sementara atas rumusan penelitian yang berbentuk asosiatif, yaitu yang
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif
merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto,S. 2006, Prosedur Penelitian:Suatu Pengantar Praktik,


Jakarta:Rineka Cipta.
 Furchan, A.2004, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
 Hadi, A. Dan Haryono, 2005, Metodologo Penelitian Pendidikan,
Bandung:Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai