Dosen:
Disusun Oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
Judul................................................................................................1
Kata pengantar...............................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................3
BAB I Pendahuluan.......................................................................4
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II Pembahasan.......................................................................5-13
1. Pengertian Hipotesis
2. Pengertian Deskriptif Beserta Rumusnya
3. Pengertian komparatif Beserta Rumusnya
4. Pengertian asosiatif Beserta Rumusnya
I. Kesimpulan
Daftar Pustaka................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Istilah
hipotesis diambil dari bahasa yunani, yaitu hypo yang artinya dibawah dan
thesis berarti pendirian, pendapat, atau kepastian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pendapat yang
kebenarannya masih diragukan. Untuk dapat memastikan kebenaran dari
pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya. Untuk mengetahui hal-hal tersebut kita perlu mengetahui
apa saja bentuk hipotesis yang dapat digunakan untuk memastikan
kebenaran dari hipotesis tersebut. Didalam makalah ini akan membahas
tentang bentuk dari hipotesis dan penjelasannya.
B. Rumusan Masalah
I. Apa itu hipotesis?
II. Apa itu Deskriptif dan Bagaimana Rumusnya?
III. Apa itu komporatif dan Bagaimana Rumusnya?
IV. Apa itu Asosiatif dan Bagaimana Rumusnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hipotesis.
2. Untuk mengetahui pengertian Deskriptif dan Rumusnya.
3. Untuk mengetahui pengertian Komporatif dan Rumusnya.
4. Untuk mengetahui pengertian Asosiatif dan Rumusnya.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hipotesis.
Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari
perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang
tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus
sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul
sebagai dugaan yang bijaksana dari si peneliti atau diturunkan (deduced)
dari teori yang telah ada.1
Pada bagian lain, Margono (2004: 67) pun mengungkapkan
pengertian lainnya tentang hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis
dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara
teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang
akan diuji melalui statistik sampel. Di dalam hipotesis itu terkandung
suatu ramalan. Ketepatan ramalan itu tentu tergantung pada penguasaan
peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis dan generalisasi yang telah
dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan telaah pustaka.
Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang
sebenarnya dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk
menilai kelaikan hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang
baik yang dapat dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang
baik menurut Furchan (2004: 121-129) yaitu:
Hipotesis harus mempunyai daya penjelasan.
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada
di antara variabel-variabel.
Hipotesis harus dapat diuji.
1
Arikunto,S. 2006. Jakarta. Rineka Cipta.Prosedur Penilitian:Suatu Pengantar Praktik.Hal:76
Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang
sudah ada.
Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas
mungkin.
2
Furchan, A. 2004. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Pengantar Penilitian Dalam Pendidikan. Hal:90.
3
Hadi, A. Dan Haryono. 2005. Bandung. Pustaka Setia. Metodologi Penelitian Pendidikan. Hal:50.
Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan
hipotesis seperti berikut:
4
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta CV, 1999), hal. 51.
Bagaimana kinerja karyawan bank
syariah “X” apabila dibandingkan dengan
bank syariah “Y” ?
b) Hipotesis Komparatif.
Berdasarkan rumusan masalah
komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga
model hipotesis nol dan alternatif sebagai
berikut :
Hipotesis Nol:
a. Ho: Tidak ada perbedaan
kinerja karyawan bank
syariah “X” apabila
dibandingkan dengan bank
syariah “Y”; atau ada
persamaan kinerja karyawan
bank syariah “X” dan bank
syariah “Y”, atau
b. Ho: Kinerja karyawan bank
syariah “X” lebih besar atau
sama dengan (≥)bank syariah
“Y” (“lebih besar atau sama
dengan” = paling sedikit).
c. Ho: Kinerja karyawan bank
syariah “X” lebih kecil atau
sama dengan (≤)bank syariah
“Y” (“lebih kecil atau sama
dengan”=paling besar).
Hipotesis Alternatif:
I. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat saya ambil kesimpulan bahwa
hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih
sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Dan hipotesis
ini ada 3 bentuk yaitu deskriptif, Komparatif, dan asosiatif.
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel
mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Hipotesis
komparatif adalah dugaan atau jawaban atas rumusan masalah secara
sementara yang bersifat komparatif, Rumusan masalah pada hipotesis ini,
bervariabel yang sama, walaupun jumlah populasi atau sampelnya tidak
sama atau keadaan yang terjadi berlainan waktunya.
Sedangkan hipotesis asosiatif adalah dugaan atau jawaban
sementara atas rumusan penelitian yang berbentuk asosiatif, yaitu yang
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif
merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA