Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK-TEKNIK HIPOTESIS
Di Sajikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode penilitian II

Di Susun Oleh:
Ahmad wahyudi
2018210003

Dosen Pengampu:
Misbachul Munir, SE
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES)
JURUSAN SYARIAH
Sekolah Tinggi Agama Islam Ash-shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI
LEMPUING JAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penyusun panjatkan, karena atas hidayah, karunia
serta limpahan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sebagai mana mestinya.
Atas selesainya penyusunan materi ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan motivasi, serta teman-teman
dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan materi ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Materi ini tersusun dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karenanya kritik
saran serta masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Perumusan Hipotesis .................................................................................. 3
B. Menguji Hipotesis ....................................................................................... 4
C. Ciri- ciri Hipotesis ....................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 6
A. Kesimpulan ................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu,
mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan
penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan terlebih dahulu, ini sesuai dengan
pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode
yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian
kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan
akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis
dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi.
Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji
untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat
peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria
perumusan hipotesis, bagaimana bentuk/ pola hubungan dalam penelitiannya,
bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis dan jenis- jenis hipotesis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai
hakikat hipotesis hingga pola hubungan variabel yang berkaitan dengan penarikan
hipotesis.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa perumusan hipotesis dalam penelitian ?
2. Bagaimana menguji hipotesis ?
3. Apa saja ciri- ciri hipotesis dalam penelitian ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perumusan hipotesis dalam penelitian.
2. Untuk mengetahui cara menguji hipotesis
3. Untuk mengetahui ciri- ciri hipotesis dalam penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perumusan Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo yang artinya di bawah, thesis
artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka
kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah- kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti dan
terarah. Dalam penggunaannya sehari- hari hipotesa ini sering juga disebut dengan
hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu
hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari
hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah
hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam
upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis
yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

3
 Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya


menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut
dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda
dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui proses
penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
 Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang
dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca
indera.
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara,
misalnya :
1. Memperoleh dari sumber aslinya
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari
sumber yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam
bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni:
1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk
2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
3. Analogi
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman

B. Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan
apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi
empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data,
selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis, apakah harus menerima atau menolak
hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau
membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan
4
menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan
bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data,
dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

C. Ciri- ciri Hipotesis


Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun
hipotesis untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-
hari. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk
menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri
hipotesis yang baik, yaitu:

1. Harus menyatakan hubungan


2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan
4. Harus dapat diuji
5. Harus sederhana
6. Harus bisa menerangkan fakta
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti
harus mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan
dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah
verifikasi dalam penelitian.
Ciri – ciri hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa
hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau
akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang
objektif.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan
perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
5
Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu
dipertimbangkan berbagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan
digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertemu
dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat
digunakan dalam penelitian.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo yang artinya di bawah, thesis artinya
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka
kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah- kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti dan
terarah. Dalam penggunaannya sehari- hari hipotesa ini sering juga disebut dengan
hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu
hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari
hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah
hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

7
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-perumusan-
hipotesis diakses Selasa pukul 8.00 WIB tahun 2021
Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kencana
Sumardi Suryabrata. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai