IAIN PALOPO
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
A. Hipotesis .............................................................................................. 3
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 5
A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………...……………………….10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang
sesuatu, mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk
melakukan penelitian maka harus melewati berbagai tahapan terlebih dahulu, ini
sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah
berdasarkan metode yang sitematis. Salah satu hal yang penting yang dilakukan
pertama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Dan Kedudukan Hipotesis?
2. Apa Saja Kegunaan, Karakteristik, Macam-Macam Serta Cara
Merumuskan Hipotesis?
3. Bagaimana Manfaat Kerangka Berpikir?
4. Bagiamana Pengertian Kerangka Berpikir?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dan Kedudukan Hipotesis
2. Untuk Mengetahui Kegunaan, Karakteristik, Macam-Macam Serta
Cara Merumuskan Hipotesis
3. Untuk Mengetahui Manfaat Kerangka Berpikir
4. Untuk Mengetahui Pengertian Kerangka Berpikir
2
Bab II
Pembahasan
A. Hipotesis Penilitian
1. Pengertian dan kedudukan hipotesis Penelitian
Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA (Arikunto, 2010), Hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Fungsi hipotesis yaitu menguji teori , untuk mendorong teori dan untuk
menerangkan fenomena sosial. Kegunaan hipotesis yaitu untuk meberikan kejelasan
sementara tentang gejala-gejala serta mempermudah perluasan pengetahuan dalam
suatu bidang. Kegunaan lain yaitu memberikan suatu peryataan hubungan yang
langsung dapat di uji dalam penelitian, serta memberikan kerangka untuk melaporkan
kesimpulan penyelidikan.
Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang pemecahan
masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan
sekali jalan. Permasalah itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian
yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini di bedakan antara 2 hal sesuai taraf
pencpaiannya yaitu:
1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoritik dicapai melalui
membaca.
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah
penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.
Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari dua kata penggalan kata yaitu
"hypo" yang artinya "di bawah" dan "thesa" yang artinyaa "kebenaran". Jadi hipotesis
yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi
hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal:
3
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti
(pada akhir penelitian)
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
1. Perlu diuji apakah ada data yang menujukkan adanya hubungan antara variable
penyebab dan variable akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulakn oleh
penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa
menimbulkan akibat tersebut
Apa bila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua
penelitan harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai
pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitin eksploratif, survei, atau kasus, dan
penelitian development biasa justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini
bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-
banyaknya. G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting
dilakukan bagi:
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude)
2. Penelitian tentang perbedaan (differencies)
3. Penelitian hubungan (relationship)
4
dicari dan sungkar diduga, tentu sungkar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin
dihipotesiskan.
Berdasarakan pendapat kedua ini maka mungkin sekali didalam sebuah
penelitian, banyak hipotesis tidak sama dengan banyaknya problematika dan tujuan
penelitian. Contoh : Hubugan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja para
karyawan kantor A.
Problematika 1: Seberapa tinggi motivasi berprestasi karyawan A? (tidak
dihipotesiskan)
Problematika 2: Seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A? (tidak
dihipotesiskan)
Problematika 3: Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi
berprestasi dengan etos kerja karyawan kantor A?
Hipoteisis: Ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerja
karyawan A.
Mungkin problematika unsur 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti dengan
hipotesis, tetapi problrmatika nomor 3 di hipotesiskan.
5
menunjukkan adanya perbedaan antra dua kelompok. Hipotesis ini menjelaskan
adanya hubungan antara variabel dengan variabel lain. Contohnya: Ada hubungan
antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan lowongan pekerjaan.
2. Hipotesis Nol
Hipotesis nol (null hypotheses) biasanya disimbolkan dengan Ho. Nama lain
hipotesis ini adalah hipotesis statistik. Dinamai demikian karena sering dipakai
dalam penelitian kuantitatif yang membutuhkan perhitungan statistik.Kebalikannya
dengan hipotesis Ho menerangkan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan mahasiswa dengan peluang mencari kerja Sedangkan macam-macam
hipotesis menurut bentuknya ialah:
Hipotesis ini diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan antara dua
variabel atau lebih. jadi, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan masalah
yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan. Dalam pengertian lain,
hipotesis asosiatif secara eksplisit atau terang menunjukkan hubungan antara
dua variabel atau lebih. Contoh hipotesisnya adalah orang yang telah menikah
memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi ketimbang orang yang
belum menikah. Contoh tersebut menunjukkan dengan jelas kalau ada
hubungan antara status perkawinan dan tingkat kepercayaan diri seseorang.
Selain itu, hipotesis tersebut tergolong hipotesis relasional karena hubungan
kedua variabel dideskripsikan secara eksplisit. Dengan membaca hipotesis
penelitian relasional, kita dengan mudah mengetahui adanya hubungan antara
kedua variabel tersebut. Kita pun tahu apa saja variabel yang dipakai dalam
suatu penelitian.
2. Hipotesis Deskriptif
6
itu, variabel dari contoh kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi dan IPK.
3. Hipotesis Komparatif
2. Hipotesis dapat memberikan arahan tentang data apa yang harus dikumpulkan dan
data apa yang tidak perlu dikumpulkan, sehingga sekali lagi akan memberikan
manfaat agar peneliti fokus terhadap studinya.
3. Karena studi atau penelitiannya fokus, penyusunan hipotesis meningkatkan
obyektifitas penelitian.
4. Adanya hipotesis memungkinkan seseorang untuk menambahkan suatu rumusan
teori.
7
5. Adanya hipotesis memungkinkan seseorang menyimpulakan secara spesifik
tentang apa yang benar dan apa yang salah.
8
membentuk pola sikap dan pola pikir bagi yang memiliki kerangka berpikir tersebut.
Oleh karena itu kadang-kadang banyak orang memulai ‘belajar’ untuk menciptakan
kerangka berpikir tersebut justru pada saat dia telah bekerja, karena pada saat bekerja
dia bertemu fakta permasalahan secara langsung, dia coba kaitkan dengan teori-teori
yang pernah dia pahami, kemudian dari beberapa kali usahanya menyelesaikan
permasalahan-permasalahan tersebut barulah dia mendapatkan pemahaman. Dari
pemahaman-pemahaman yang didapatnya itu dia akan memikirkan sebenarnya apa
yang mendasari permasalahan-permasalahan tersebut, maka terbentuklah kerangka
berpikir dia mengenai permasalahan tersebut.
Kerangka berpikir adalah pola pikir yang diterapkan untuk mendapatkan
gambaran/fokus perhatian sebuah penelitian. Hasil dari kerangka berfikir, meliputi :
1. Perumusan masalah.
2. Latar belakang masalah
3. Pendekatan terhadap masalah.
4. Cara mengatasi masalah.
5. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah.
6. Hipotesa diajukan jika sudah ditetapkan akar masalah dan cara pengatasan
masalah.
7. Desain penelitian : metode dan cara pengumpulan data yang akan dilakukan
untuk mendukung hepotesa yang diajukan.
8. Teknik pengolahan data disesuaikan dengan pendekatan yang dilakukan.
9
yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Dapat dikeetahui bahwa Kerangka
berfikir yang baik dapat meliputi:
1. Variabel-variabel yang diteliti harus jelas
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus menjelaskan hubungan/pertautan antar
variabel yang diteliti dan teori yang mendasari
3. Diskusi harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negative, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal
balik)
4. Kerangka berfikir tersebut dinyatakan dalam diagram (paradigma penelitian),
sehingga mudah dipahami.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas mengenai Hipotesis dan Kerangka berpikir dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti
bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Oleh karena peneliti dituntut
kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
2. Jenis-jenis hipotesis penelitian ada dua yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol.
Sedangkan macam-macam hipotesis menurut bentuknya ialah hipotesis relasional,
hipotesis deskriptif, dan komparatif
3. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalahyang
penting. Kerangka berfikir perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut
berkenaan dua variable atau lebih.
B. SARAN
Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan bahan ajar atau
materi yang dapat digunakan pembaca untuk menjadi salah satu acuan dalam penelitian.
Selain itu kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan dan kekurangan baik dalam penulisan, pemahaman, dan sumber
rujukan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
mambangun untuk dapat memperbaiki makalah penulis selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat untuk semuanya amin.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
RinekaCipta.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Zuriah, Nurul, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi
Akasara.
12