Anda di halaman 1dari 25

HIPOTESIS PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DAN STATISTIK

DISUSUN OLEH

1. FIRDAUSI NUZULA (P27824116010)


2. FENA RIZQIYAH (P27824116013)

3. SANTI PRAMESWARI S. (P27824116027)

4. AISYAH CHANDRA P. (P27824116028)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D3 KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“HipotesisPenelitiandanJenisPenelitian”. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang penelitian bagi yang membacanya sehingga dapat
memberikan kemudahan apabila melakukan sebuah penelitian.

Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami dan teman-teman yang telah membantu dan memberikan kami motivasi
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan saran-saran dari teman-teman yang
bersifat membangun sehingga makalah ini dapat mendekati kesempurnaan.

Surabaya, 22 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Hipotesis Penelitian .........................................................................................................3


2.1.1 Pengertian ..........................................................................................................3
2.1.2 Ciri-ciri Hipotesis yang Baik..............................................................................5
2.1.3 Jenis-jenis Hipotesis...........................................................................................7
2.2 Jenis-jenis Penelitian.......................................................................................................13
A. Penelitian Kuantitatif.......................................................................................13
B. Penelitian Kualitatif.........................................................................................16
C. Perbedaan Dasar Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif.................................17
2.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan...............................................................20
2.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan........................................................21
2.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Metode..............................................................21

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciriciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai
dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode
yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif
adalah merumuskan hipotesis. Pengetahuan mengenai jenis-jenis penelitian juga harus
dimiliki oleh soerang peneliti.
Dalam makalah ini dijelaskan mengenai jenis-jenis hipotesis dan jenis-jenis
penelitian. Apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
membutuhkan kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi makalah
yang baik dan berguna sebagaimanasemestinya.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian hipotesis
b. Untuk mengetahui ciri-ciri hipotesis yang baik
c. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis
d. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan, pendekatan, sifat
dasar, dan metode.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Hipotesis Penelitian

2.1.1 Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis yang berasal dari bahasa yunani. Hipoberarti
dibawah, kurang atau lemah dan tesis berarti teori atau proporsi. Jadi secara umum
hipotesis dapat didefinisikan sebagai atau dugaan atau pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya tentang karakteristik populasi. Oleh karena itu hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Pengujian hipotesis perlu diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis
dilakukan berdasarkan hasil penelitian pada sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Berikut definisi hipotesis yang disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya :

1. Hipotesis adalah pernyataan formal dari hubungan yang diharapkan antara dua atau
lebih variabel pada populasi tertentu (Burns and Grove, 2010)

2. Hipotesis adalah sebuah pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel yang memberikan jawaban terhadap pernyataan penelitian (Elliot et al., 2003)

3. Hipotesis adalah pernyataan formal peneliti tentang prediksi atau penjelasan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel pada populasi tertentu. Hipotesis juga merupakan
terjemahan dari pernyataan masalah ke dalam sebuah prediksi hasil yang diharapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teoritis. (Brink et al., 2006)

Untuk dapat membuat hipotesis, peneliti perlu memahami terlebih dahulu beberapa
karakteristik dari hipotesis diantaranya :

1. Sebuah hipotesis menyatakan prediksi hubungan dua atau lebih variabel


2. Secara konseptual hipotesis harus jelas dan spesifik, serta dibuat sesederhana
mungkin (as simply as possible)
3. Sebuah hipotesis sebaiknya konsisten dengan temuan hasil penelitian sebelumnya dan
memiliki alasan yang logis (logical reasoning).
4. Sebuah hipotesis seharusnya dapat diuji (testable) tehnik yang ada atau relevan.
5. Hipotesis terkait dengan masalah yang secara empiris dapat didefinisikan secara jelas.
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil
penelitian ini maka dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari
penelitian ini. Jawaban sementara dari suatu penelitian ini biasanya disebut Hipotesis. Jadi,
Hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau
dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah
melalui pembuktian dari hasil penelitian maka Hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat
diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti maka Hipotesis tersebut menjadi Tesis.
(Notoatmodjo, 2012: 105)

Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis data dalam menguji rumusan
jawaban sementara atau Hipotesis itulah, hasil akhir suatu penelitian. Hasil akhir penelitian
ini disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku umum, walaupun
pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai dengan tingkat
kebermaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian Hipotesis atau
hasil akhir penelitian ini juga sering disebut Tesis. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta
yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan
antara variabelsatu dengan variabel yang laindan membentuk suatu konsep yang merupakan
abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. (Notoatmodjo, 2012: 106)

Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini maka
penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan data.
Secara garis besar Hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:

a) Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian


b) Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data
c) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data
d) Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel variabel yang akan diteliti
(diamati). (Notoatmodjo, 2012: 106)

2.1.2 Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik

Pada hakikatnya Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau
hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan
antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau variabel
pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.
(Notoatmodjo, 2012: 107)

Contoh:
Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru. Di dalam contoh ini merokok
adalah variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-paru
merupakan variabel dependen atau akibatnya. (Notoatmodjo, 2012: 107)

Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau
jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis harus mempunyai
landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan
ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-ciri dari suatu hipotesis
antara lain:

1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan dalam


bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari Ilmu Pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa
Hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau
akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berati bahwa suatu Hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang
objektif.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis tidak akan menimbulkan
perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
(Notoatmodjo, 2012: 108)

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian.


Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan
hipotesis ini dengan jelas.

Selanjutnya, ada empat hal yang dapat menjadi petunjuk dalam merumuskan Hipotesis
yang baik. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rumusan hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif atau pernyataan.
Kalimat pernyataan yang dimaksud tentu berkaitan, sinkron, atau sejalan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Atau dengan
perkataan lain mengandung pengertian jawaban terhadap suatu pertanyaan.
2. Menyatakan hubungan atau keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Hali ini terkait
dengan variabel-variabel penelitian yang akan diamati atau diukur dalam penelitian.
3. Harus dapat diukur dan diuji. Sebab, suatu hipotesis adalah jawaban sementara yang
masih harus dibuktikan kebenarannya.
4. Dirumuskan secara ringkas, padat, dan jelas. Harus ringkas, karena hipotesis
merupakan pernyataan, dan bukan uraian atau penjelasan. Harus padat, dalam arti
benar-benar dinyatakan sesuai dengan keperluan pertanyaan.harus pula jelas, dalam
arti mengungkap hubungan atau keterkaitan antar variabel.(Mamik, 2011: 109)

Sejalan dengan petunjuk perumusan hipotesis yang baik tersebut diatas, maka
merumuskan hipotesis dalam suatu penelitian sesungguhnya merupakan tahap yang
sederhana. Sebab, sekali lagi pada dasarnya rumusan hipotesis hanyalah jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Hipotesis yang tidak dapat diukur,
diuji, tidak menyatakan hubungan antar variabel, sudah dapat dipastikan merupakan
hipotesis yang tidak sejalan dengan rumusan masalah. (Mamik, 2011: 109-110)

2.1.3 Jenis-jenis Hipotesis

Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara atas rumusan masalah. Sebagai suatu jawaban atas rumusan masalah,suatu
hipotesis tentu didasarkan pada pertimbangan logis dan teoritik, sehingga jawaban atau
hipotesis tersebut pastilah logis atau masuk akal dan juga sejalan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.

Misalnya, dalam rumusan masalah dikatakan, apakah terdapat hubungan antara


pengetahuan Ibu tentang makanan pendamping ASI dengan status gizi balita? Atau
apakah terdapat perbedaan antara status gizi bayi yang diberi ASI eksklusif dan tidak
eksklusif? Berdasarkan kajian teori, maka dirumuskanlah hipotesis (jawaban atas
rumusan masalah tersebut) yang menyatakan tentang ada dan tidaknya hubungan atau
perbedaan terkait dengan pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Misalnya,
hipotesisnya menyebutkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang
makanan pendamping ASI dengan status gizi balita,atau mungkin juga dirumuskan
sebagai, tidak ada hubungan antar kedua variabel tersebut.

Contoh kedua, ada perbedaan status gizi antara balita yang diberi ASI eksklusif dan
tidak eksklusif. Mungkin juga hipotesisnya menyatakan, tidak ada perbedaan status gizi
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif. Perbedaan bentuk jawaban dari
hipotesis itulah yang selanjutnya menciptakan macam atau jenis-jenis hipotesis. Jenis
hipotesis itu sendiri, secara garis besar ada dua, yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nihil,
yang masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Hipotesis Kerja

1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang


menyatakan adanya suatu hubungan antar variabel dalam penelitian, menyatakan
adanya suatu perbedaan antara dua kelompok atau menyatakan adanya pengaruh
suatu terhadap sesuatu yang lain. Hipotesis ini bersifat apriori, artinya menerima
kebenaran teori yang ada. Misalnya, ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu
tentang makanan pendamping ASI dengan status gizi, ada perbedaan status gizi
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif, ada pengaruh pemberian
musik klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan menjelang operasi.

2. Hipotesis Nol atau Nihil

Hipotesis Nol atau Nihil (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antar variabel dalam penelitian, menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua
kelompok, atau menyatakan tidak adanya pengaruh suatu terhadap sesuatu yang lain.
Misalnya, tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan status gizi, tidak ada perbedaan status gizi antara bayi yang
diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif, tidak ada pengaruh pemberian musik klasik
terhadap penurunan tingkat kecemasan menjelang operasi.

Dari kedua hipotesis tersebut di atas, masih ada beberapa hal yang dapat
dikelompokkan sebagai bentuk hipotesis, yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor,
hipotesis hubungan, dan hipotesis perbedaan, dan bahkan hipotesis pengaruh. Penjelasan
dari masing-masing hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Mayor dan Hipotesis Minor


Hipotesis mayor merupakan hipotesis pokok yang mengandung hubungan atau
keterkaitan antar sejumlah variabel yang menjadi induk atau sumber sejumlah
kemungkinan dirumuskannya hipotesis. Adapun hipotesis minor merupakan penguat,
penunjang, perincian, atau penjabaran dari hipotesis mayor. Contoh paling sederhana,
misalnya hipotesis mayor menyatakan, ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang makanan pendamping ASI dan pola pemberian makanan pendamping ASI
dengan status gizi balita. Hipotesis mayor tersebut mengandung tiga variabel,
yaitutingkat pengetahuan ibu tentang makananpendamping ASI, pola pemberian
makanan pendamping ASI (variabel bebas), dan status gizi (variabel terikat). Oleh
karena itu, untuk menunjukkan variabel-variabel apa saja yang akan diamati dan
diteliti, dan juga memperjelas cakupan obyek penelitian, maka dirumuskanlah
hipotesis minor. Dari contoh hipotesis mayor tersebut, maka hipotesis minornya
adalah, (1) Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang makanan pendamping
dengan status gizi balita, (2) Ada hubungan antara pola pemberian makanan
pendamping ASI dengan status gizi balita. Perlu dipahami bahwa tentu saja tidak
harus dan tidak semua penelitian menyatakan hipotesis mayor dan hipotesis minor.
Hal itu tergantung dari seberapa luas cakupan yang akan diteliti. Namun, pada
prinsipnya dari suatu hipotesis mayor dapat dirumuskan beberapa hipotesis minor.

2. Hipotesis Hubungan, Perbedaan, dan Pengaruh


Hipotesis hubungan, perbedaan, dan pengaruh sebenarnya hanya merupakan
penyebutan hipotesis dari sisi bentuknya, yaitu hipotesis yang menyatakan suatu
hubungan, perbedaan, dan pengaruh. Misalnya, hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang makanan pendamping ASI dengan status gizi, perbedaan status gizi antara
bayi yang diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif, dan pengaruh pemberian musik
klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan menjelang operasi. Dari hipotesis-
hipotesis tersebut selanjutnya dapat diperjelas bahwa semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI, maka semakin tinggi pula status
gizi balita; anak-anak yang diberi ASI eksklusif memiliki ketahanan terhadap
penyakit yang lebih baik dibandingkan bayi yang diberi susu yang tidak eksklusif;
pemberian musik klasik dapat menurunkan kecemasan menjelang operasi

Seorang peneliti sangat diharapkan untuk mengetahui dengan baik hipotesis


termasuk beberapa jenis hipotesis yang umum digunakan dalam penelitian. Secara
garis besar dikenal tiga jenis hipotesis yang umum digunakan dalam penelitian.
Secara garis besar dikenali tiga mavam hipotesis, diantaranya directional vs
nondirectional hypothesis, simple vs complex hypothesis dan null vs research
hypothesis (Brink et al., 2006) dan (Grove et al.,2014)

1) Directional Hypothesis
Hipotesis jenis ini memprediksi sebuah hasil (outcome) pada arah yang spesifik.
Beberapa kata yang mengindikasikan direction diantaranya more ..than, greater than,
less than, positively,negatively.
Contoh: Pasien tuberculosis yang mendapatkan dukungan emosional keluarga akan
lebih patuh dalam mengkonsumsi obat TB dibandingkan dengan pasien yang tidak
mendapatkan dukungan emosional keluarga.

2) The Non-Directional Hypothesis


Hipotesis ini mengindikasikan adanya a difference or correlation exists. Pada
hipotesis ini tidak memprediksi sifat dari hubungan variable.
Contoh: Terdapat hubungan anatar dukungan emosional keluarga dengan kepatuhan
minum obat penderita TB.

3) Hipotesis Simple (Simple Hypothesis)

Hipotesis simple sering disebut sebagai bivariate, memiliki 2 variabel yang dikenal
sebagai variable independen dan dependen. Hipotesis ini merupakan hipotesis
asosiatif yang sederhana, terdapat variable X dan variable Y yang berhubungan atau
berasosiasi antara yang satu dengan yang lainnya seperti gambar berikut

Y
Contoh: Terdapat hubungan antara frekuensi minum kopi dengan frekuensi merokok
pada penduduk laki-laki di desa x.

Selain itu, hipotesis simple ini juga dapat digambarkan bahwa X sebagai penyebab
(cause) dari Y seperti gambar berikut.
X Y
Contoh: Dukungan finansial keluarga berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat
pada penderita TB di kota Denpasar.

4) Hipotesis Complex (Complex Hypothesis)


Hi[potesis ini sering dikenal sebagai multivariate. Pada hipotesis ini bertujuan untuk
memprediksi hubungan antara tiga atau lebih variabel. Variabel tersebut
dimungkinkan terdapat dua atau lebih variable independen serta dua atau lebih
variable dependen.

X1

X2

Contoh: Dukungan finansial keluarga dan dukungan emosional keluarga berhubungan


dengan kepatuhan minum onat penderita TB.

X1

X2 Y

X3

Contoh: Dukungan finansial, emosional, dan dukungan penghargaan keluarga


berhubungan dengan kepatuhan minum obat penderita TB.

5) Null Hypothesis / Stastistical Hypotesis (H)

Beberapa hal yang terkait dengan null hypotesis di antaranya :


a. Hipotesis ini di kenal dengan juga sebagai statistical hypotesis atau hipotesis nol
dan merupakan kebalikan dari hipotesis alternatif (H)
b. Null hypotesis adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan (bila
penelitian tentang hubungan dan korelasi) dan juga menyatakan tidak ada
perbedaan (jika penelitian tentang perbedaan),serta tidak adanya pengaruh (bila
penelitiab tentang pengaruh atau efek)
c. Hipotesis ini dinyatakan bila peneliti memang tidak yakin bahwa tidak ada
hubungan di antara dua variabel atau lebih
d. Selain itu hipotesis ini juga dinyatakan apabila tidak ada teori yang adekuat
(inadequate theoritichal) atau informasi empiris (emphirical information)
e. Null hypotesis ini dapat berupa hipotesis sederhana atau simpel
(sinplehypothesis),hipotesis kompleks (complex hypothesis) atau hipotesis
asosiasi (axsosiasi hypothesis) atau hipotesis kasual (casual hypothesis)
f. Contoh
1. Tidak ada hubungan antara dukungan saran keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada penderita TH.
2. Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah tidak berpengaruh terhadap
perubahan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di sungai.

6.Research Hypothesis / Alternative Hyphotesis (H Atau H)


Bebrapa hal terkait dengan research hipotesis di antaranya
a. Hipotesis ini adalah kebalikan dari null hypothesis,sering dikenal sebagai hipotesa
alternatif maupun hipotesa kerja
b. Menyatakan ada hubungan dari dua atau lebih variabel (bila penelitian tentang
hubungan) atau menyatakan perbedaan (bila penelitian tentang perbedaan) atau
menytakan pengaruh (bila penelitian tentang pengaruh)
c. Hipotesis aalternatif ini dapat berupa hipotesis simple atau kompleks. Directional
or nondirectional,associative of causal
d. Contoh
1. Ada hubungan antara dukungan saran keluarga dengan kepatuhan minum obat
pada penderita TB
2. Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah berpengaruh terhadap
perubahan pelaku masyarakat dalam membuang sampah di sungai. (Swarjana,
2016)
2.2 Jenis-jenis Penelitian

Secara umum, penelitian dibedakan menjadi 2, diantaranya adalah Penelitian


Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif.

A. Penelitian Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat diramal dari realitas
social, objektif, dan dapat diukur. Oleh karena itu, penggunaan pendeklatan kuantitatif
dengan instrumen yang valid dan reliable serta analisis statistic yang sesuai dan tepat
menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang
sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi masalah
pembatasan dan perumusan masalah yang akurat serta dibarengi dengan penetapan
populasi dan sampel yang benar.

Penelitian kuantitatif, seperti juga penelitian kualitatif terdiri dari berbagai jenis. Tiap
jenis mempunyai maksud tersendiri. Oleh karena itu, pemilihan tipe yang tepat sesuai
dengan tujuan penelitian sangat diharapkan dan menentukan percapaian hasil yang telah
dirumuskan. Beberapa tipe penlitian kuantitatif sebagai berikut :

1. Penelitian Eksploratif

Penelitian Eksploratif merupakan studi penjajakan, terutama sekali dalam pemantapan


konsep yang akan digunakan dalam ruang lingkup penelitian yang lebih luas dengan
jangkauan konseptual yang lebih besar. Penelitian eksploratif mencoba menyediakan
jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan dalam masalah yang akan dijadikan
prioritas dalam penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian eksploratif merupakan
penelitian pendahuluan. Melalui penelitian eksploratif akan dihubungkan diantara
gejala/fenomena social dan bagaimana bentuk hubungan itu. Kerlinger (1976)
menyatakan, bahwa penelitian eksploratif memiliki tujuan antara lain:

1. menemukan variabel yang berarti dalam situasi lapangan


2. menemukan hubungan diantara variabel-variabel
3. meletakkan dasar kerja untuk penelitian selanjutnya =, yang bersifat penguji hipotesis
yang lenih sistematis dan teliti
Oleh karena itu, penelitian eksploratif mempunyai fungsi strategis dalam kerangka
penelitian yang lebih rumit dan kompleks.

2. Penelitian Deskriptif Kuantitatif

Berbeda dengan penelitian eksploratif, penelitian deskriptif kuantitatif mecoba


memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam, sedangkan penelitian
historis hanya tetuju untuk masa lampau. Adapun penelitian eksploratif merupakan studi
pendahuluan yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Lehmann 1979). Issac
dan Michael (1980) menyatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah “ to describe
systematically the facts and characteristics of a given population or area of interest”

Oleh karena itu penelitian deskriptif dapat berupa penelitian dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian desktiptif kuantitatif
merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu
maslaah dan/atau mendapat informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena
dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendkatan kuantitatif

3. Penelitian Korelasional

Berbeda dengan penelitian eksploratif dan deskriptif, penelitian korelasional


merupakan suatu tipe penelitian yang meliht hubungan antara satu atau beberapa ubahan
dengan satu atau beberapa ubahan yang lain. Penelitian korelasional kadang-kadang
disebut dengan “associational research”. Dalam associational research , relasi
hubungan diantara dua ata lebih ubahan yang dipelajari tanpa mencoba memengaruhi
ubahan-ubahan tersebut.

Tujuan utama melakukan penelitian korelasional yaitu menolong menjelaskan


pentingnya tingkah laku manusia atau untuk meramalkan suatu hasil. Dengan demikian,
penelitian ini kadang-kadang berbentuk penelitian deskriptif karena menggambarkan
hubungan antara ubahan-ubahan yang diteliti. Karena itu, peneitian korelasional
merupakan upaya untuk menerangkan dan meramalkan sesuatu.
Contoh : Bagaimanakah hubungan tingkat kesmiskinan dan pendidikan?

4. Penelitian Kausal Komparatif

Tipe penelitian ini seperti juga tipe penelitian yang bersifat expost-facto. Ini berarti
bahwa data dikumpulka setelah semua fenomena/kejadian yang diteliti berlangsung, atau
tentang hal-hal yang telah terjadi sehingga tidak ada yang dikontrol. Dalam penelitian
jenis ini tidak ada intervensi langsung, karena kejadian telah berlangsung. Pengaruh atau
efek variabel bebas dapat diketahui dengan jalan membandingkan kedua kelompok.
Penelitian kausal komparatif peneliti “menjajaki ke belakang, ke masa peristiwa itu
terjadi; apa-apa yang menjadi penyebab suatu peristiwa yang menjadi objek penelitian,
dengan membandingkan fenomena pada kelompok yang ada peristiwa dan pada
kelompok yang tidak terjadi peristiwa itu. Penelitian jenis ini dapat menentukan
penyebab, efek, atau konsekuensi yang ada diantara dua kelompok atau beberapa
kelompok. Kadang-kadang peneltian kausal komparatif ini digunakan sebagai alternative
untuk mengadakan suatu eksperimen.

5. Penelitian Tindakan

Berbeda dengan penelitian kausal komparatif yang mencoba menentukan penyebab


(cause)atau konsekuensen (consequences)yang telah ada (already exist)diantara dua
kelompok atau lebih , penelitian tindakana mencoba mengembangkan keterampilan baru,
pendekatan baru, atau informasi yang berguna bagi peneliti dan sekelompok orang yang
menjadi target group penelitian. Oleh karena itu , tugas utama penelitian adalah
menghasilkan informasi dan pengetahuan, serta keterampilan baru yang dapat digunakan
secara langsung kepada sekelompok orang melalui penelitian dan juga dimaksudkan
untuk meberikan penerangan pada sekelompok subjek peneliti, memotivasi mereka
untuk menggunakan informasi yang mereka dapat melalui penelitian. Penelitian tindakan
memulai aksi untuk memecahkan suatu masalah dengan langsung mengaplikasikan
tindakan pada lingkungan tertentu dalam latar alami. Penelitian tindakan berawal dari
masalah praktik yang dihadapi sesorang dalam lingkungannya, baik yang berkaitan
dengan proses pelaksanaan maupun produk yang dihasilkan.

6.Penelitian Eksperimen

Merupakan satu-satunya tipe penelitian yang lebih akurat/teliti dibandingkan dengan


tipe penelitian yang lain, dalam menentukan relasi hubungan sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan suatu penyelidikan yang dirancang sedemikian rupa , sehingga
fenomena itu dapat diisolasi dari pengaruh lain. Campbell dan Stanley (1966) menyatakan
penelitian eksperimental merupajan suatu bentuk enelitian dimana variabel dimanipulasi
sehingga dapat dipastikan pengaruh dan efek variabel tersebut terhadap variabel lain yang
diselidiki atau diobservasi

7. Penelitian Pengembangan

Kalau ditelusuri secara seksama tentang apa itu penelitian

B. Penelitian Kualitatif

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif mencari makna,


pemahaman, pengertian, verstehen tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan
manusia dengan terlibat langsung dan/atau tidak langsung dalam settingyang diteliti,
kontekstual, dan menyeluruh. Peneliti bukan mengumpulkan data sekali jadi atau
sekaligus dan kemudian mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan makna
disimpulkan selama proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan, bersifat naratif,
dan holistic.

C. Perbedaan Dasar Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif

Menurut Jonathan Sarwono, perbedaan dari kedua pendekatan tersebut, yang paling
mendasar dan umum, adalah sebagai berikut:

1. Konsep yang berhubungan dengan pendekatan

Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi


tertentu (dalam konteks tertentu), lebuh banyak meneliti hal-hal yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari.

Adapun pendekatan kuantitatif lebih mementingkan adanya variabel-variabel sebagai


objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk
operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan
syaratmutlak karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian
dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggnaan model penelitian sejenis.
Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya, yang
kemudian akan menentukan tahap-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
2. Dasar teori

Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya
interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan budaya
yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantic universal dari gejala yang sedang
diteliti. Adapun pendekatan kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan
fungsionalisme structural, realism, positivism, behaviourisme, dan empirisme, yang
intinya menekankan hal-hal yang bersifat konkret, uji empiris, dan fakta-fakta yang nyata.

3. Tujuan

Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah


mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori. Tahap ini
dikenal sebagai “grounded theory research”. Sebaliknya, pendekatan kuantitatif bertujuan
menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antarvariabel, memberikan
deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan hasilnya.

4. Desain

Melihat sifatnya, desain dalam pendekatan kualitatif bersifat umum, berubah-ubah,


dan berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya
digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu, desain harus
bersifat fleksibel dan terbuka. Adapun desain penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif, harus terstruktur, baku, formal, dan dirancang sematang mungkin sebelumnya.
Selain itu, desainnya bersifat spesifik dan detail karena desain merupakan suatu rancangan
penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya.

5. Data

Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif. Maksudnya, data dapat berupa
gejala-gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto,
dokumen, artefak, dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan.
Sebaliknya, penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, datanya bersifat
kuantitatif, atau angka-angka statistic atau koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data
tersebut berbentuk variabel-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu,
misalnya skala nominal, ordinal, interval, dan ratio.

6. Sampel
Sampel kecil merupakan cirri pendekatan kualitatif. Hal ini karena pada pendekatan
kualitatif, penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya, bukan jumlahnya.
Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci
keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang
sebagai sampel teoritis dan tidak representative.

Adapun pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampelnya besar karena aturan statistic
mengatakan bahwa semakin besar sampelnya, semakin merepresentasikan koddisi real.
Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar,
stratifikasi sampel sangat diperlukan.

7. Teknik

Jika menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti menggunakan teknik observasi atau


dengan melakukan observasi, peneliti terlibat langsung (partisipatif), seperti yang
dilakukan oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi yang terlibat langsung dengan
yang berbagai dokumen, foto, dan artefak yang ada. Interviu yang digunakan ialah interviu
tertutup.

Jika pendekatan kuantitatif digunakan, teknik yang dipakai akan berbentuk observasi
terstruktur, survey dengan menggunakan kuisioner, eksperimen, dan eksperimen seru.
Dalam melakukan interviu, biasanya diberlakukan interviu terstruktur untuk mendapatkan
seperangkat data yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data
yang diperlukan.

8. Hubungan dengan yang diteliti

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil


jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan.
Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan diteliti secara intensif. Apabila
sampel itu manusia, yang mnejadi responden diperlakukan sebagai patner, bukan objek
penelitian.

Adapun dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, peneliti mengambil


jarak dengan yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subjek dan objek. Hal ini
dilakukan utuk mnedpaatkan tingkat objektivitas yang tiggi. Pad aumumnya, penelitiannya
berjangka waktu pendek.
9. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuab
akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep, dan oembangunan suatu
teori baru. Contoh model analisis kualitatif ialah anlaisis domain, analisis taksonomi,
analisis komponensial , analisis tema cultural, dan analisis koraparasi konstan (grounded
theory research).

Adapun analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Uji empiris teori yang
dipakai diakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistic,seperti korelasi, analisis varian dan co-varian, analisis factor, regresi linear,
dan sebagainya.

Kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.


Pendekatan kualitatif banyak memakanwaktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurya
tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang
berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan
subjektivitas peneliti.

Adapunpendekatan kuantitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel-


variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian, baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Untuk proses penentuan sampke, pengambilan data, dan
penentuan alat analisisnya.

2.2.1Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan

Menurut Gay (dalam Sugiyono, 2006:6), sebenarnya sulit untuk membedakna antara
penelitian murni (dasar) dan penelitian terapan secara terpisah. Hal ini terjadi karena
keduanya berada pada satu garis kontinum. Uma Sakaran memberikan pendapatnya dengan
cukup jelas, bila penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah maka penelitian tersebut dinamakan penelitian terapan, namun
bila penelitian itu diarahkan sekedar untuk memahami organisasi organisasi secara mendalam
maka penelitian itu disebut dengan penilitan dasar atau penelitian murni (Sugiyono, 2006:6).
Sementara itu,Jujun S. Suriasmantri dalam buku yang sama menyatakan bahwa penelitian
dasar atau penelitian murni adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah
penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Dengan
demikian jelaslah bahwa perbedaan antara penelitian murni dan penelitian terapan terletak
pada tujuannya.

a) Penelitian Murni (Pure Research)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan teori dengan tidak


memperhatikan kegunaan secara langsung yang bersifat praktis. Penelitian dasar/penelitian
murni ini biasanya dilakukan dalam laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat.

b) Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kebenaran
suatu teori yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah praktis.

2.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan

Berdasarkan pendekatan, penelitian dibagi menjadi penelitian kuantitatif dan kualitatif.

a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menkankan pada jumlah data yang
dikumpulkan. Penelitian ini hanya melihat data pada lapisan permukaan, seperti data
tingkat pendidikan karyawan, jenis pekerjaan, dna besarnya penghasilan. Data yang
diperoleh akan dianalisis secara statistik. Penelitian ini menggunakan teknik survei
b. Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data atau
kedalaman data yang dapat diperoleh. Teknik yang digunakan adalah wawancara.
Data untuk jenis penelitian ini tidak dianalisis dengan statistik

2.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Metode

A. Metode Penelitian Survey

Penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intevensi
terhadap subjek penelitian (masyarakat) sehingga disebut penelitian nonexperimen. Dalam
survey,penelitian tidak di lakukan terhadap seluruh objek yang di teliti atau populasi tetapi
hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sample).

Sampel adalah bagian dari populasi tersebut populasinya dalam penelitian survey hasil
dari penelitian merupakan hasil keseluruhan dengan kata lain hasil dari sample tersebut di
generalisasikan sebagai hasil populasi.

a. Potong Silang
Dalam penelitian seksional silang atau potong silang ,variabel sebab atau resiko atau
akibat kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur dan di kumpulkan secara
simultan dalam waktu yang bersamaan
b. Studi Retrospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat ke belakang artinya
mengumpulkan data di mulai dari efek tersebut di telusuri ke belakang tentang
penyebab atau variabel yang mempengaruhi akibat tersebut
c. Studi Prospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat ke depan artinya penelitian
dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko,kemudian diikuti akibatnya pada
waktu yang akan datang.

B. Metode Penelitian Experimen

a) Penelitian Dasar
Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada
suatu ikhwal atau kejadian kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal tersebut
dianalisis dan kesimpulanya merupan teori baru.
b) Penelitian Terapan
Penelitian ini di lakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem
atau program dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada.
c) Penelitian Tindakan
Penelitian ini di lakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis
guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan,masyarakat yang di lakukan
secara terbatas.
d) Penelitian Evaluasi
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan
kegiatan atau program yang sedang di lakukan dalam rangka mencari umpan balik
yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,


patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka Hipotesis
ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti
maka Hipotesis tersebut menjadi Tesis. Merumuskan hipotesis dalam suatu
penelitian sesungguhnya merupakan tahap yang sederhana. Sebab, sekali lagi pada
dasarnya rumusan hipotesis hanyalah jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam
rumusan masalah. Hipotesis yang tidak dapat diukur, diuji, tidak menyatakan
hubungan antar variabel, sudah dapat dipastikan merupakan hipotesis yang tidak
sejalan dengan rumusan masalah.

Dalam melakukan suatu penelitian, terdapat beberapa penelitian yang


dikategorikan atau dikelompokkan sesuai dengan jenis penelitian. Jenis penelitian,
secara umum dibagi menjadi 2, yaitu penelitian eksperimental dan non-
eksperimental. Namun dikategorikan lagi berdasarkan tujuan, metode, sifat dasar,
dan pendekatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D.Bandung: Alfabeta.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo,S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sedarmayanti dan Hidayat .2011. Metodologi Penelitian.Bandung: Mandar Maju
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana
Afifudin dan Saebani. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai