DISUSUN OLEH
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“HipotesisPenelitiandanJenisPenelitian”. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang penelitian bagi yang membacanya sehingga dapat
memberikan kemudahan apabila melakukan sebuah penelitian.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing kami dan teman-teman yang telah membantu dan memberikan kami motivasi
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan saran-saran dari teman-teman yang
bersifat membangun sehingga makalah ini dapat mendekati kesempurnaan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciriciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai
dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode
yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif
adalah merumuskan hipotesis. Pengetahuan mengenai jenis-jenis penelitian juga harus
dimiliki oleh soerang peneliti.
Dalam makalah ini dijelaskan mengenai jenis-jenis hipotesis dan jenis-jenis
penelitian. Apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami
membutuhkan kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi makalah
yang baik dan berguna sebagaimanasemestinya.
TINJAUAN TEORI
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis yang berasal dari bahasa yunani. Hipoberarti
dibawah, kurang atau lemah dan tesis berarti teori atau proporsi. Jadi secara umum
hipotesis dapat didefinisikan sebagai atau dugaan atau pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya tentang karakteristik populasi. Oleh karena itu hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Pengujian hipotesis perlu diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis
dilakukan berdasarkan hasil penelitian pada sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Berikut definisi hipotesis yang disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya :
1. Hipotesis adalah pernyataan formal dari hubungan yang diharapkan antara dua atau
lebih variabel pada populasi tertentu (Burns and Grove, 2010)
2. Hipotesis adalah sebuah pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel yang memberikan jawaban terhadap pernyataan penelitian (Elliot et al., 2003)
3. Hipotesis adalah pernyataan formal peneliti tentang prediksi atau penjelasan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel pada populasi tertentu. Hipotesis juga merupakan
terjemahan dari pernyataan masalah ke dalam sebuah prediksi hasil yang diharapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teoritis. (Brink et al., 2006)
Untuk dapat membuat hipotesis, peneliti perlu memahami terlebih dahulu beberapa
karakteristik dari hipotesis diantaranya :
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis data dalam menguji rumusan
jawaban sementara atau Hipotesis itulah, hasil akhir suatu penelitian. Hasil akhir penelitian
ini disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku umum, walaupun
pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai dengan tingkat
kebermaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian Hipotesis atau
hasil akhir penelitian ini juga sering disebut Tesis. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta
yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan
antara variabelsatu dengan variabel yang laindan membentuk suatu konsep yang merupakan
abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. (Notoatmodjo, 2012: 106)
Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini maka
penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan data.
Secara garis besar Hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:
Pada hakikatnya Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau
hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan
antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau variabel
pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.
(Notoatmodjo, 2012: 107)
Contoh:
Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru. Di dalam contoh ini merokok
adalah variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-paru
merupakan variabel dependen atau akibatnya. (Notoatmodjo, 2012: 107)
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau
jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis harus mempunyai
landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan
ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-ciri dari suatu hipotesis
antara lain:
Selanjutnya, ada empat hal yang dapat menjadi petunjuk dalam merumuskan Hipotesis
yang baik. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rumusan hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif atau pernyataan.
Kalimat pernyataan yang dimaksud tentu berkaitan, sinkron, atau sejalan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Atau dengan
perkataan lain mengandung pengertian jawaban terhadap suatu pertanyaan.
2. Menyatakan hubungan atau keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Hali ini terkait
dengan variabel-variabel penelitian yang akan diamati atau diukur dalam penelitian.
3. Harus dapat diukur dan diuji. Sebab, suatu hipotesis adalah jawaban sementara yang
masih harus dibuktikan kebenarannya.
4. Dirumuskan secara ringkas, padat, dan jelas. Harus ringkas, karena hipotesis
merupakan pernyataan, dan bukan uraian atau penjelasan. Harus padat, dalam arti
benar-benar dinyatakan sesuai dengan keperluan pertanyaan.harus pula jelas, dalam
arti mengungkap hubungan atau keterkaitan antar variabel.(Mamik, 2011: 109)
Sejalan dengan petunjuk perumusan hipotesis yang baik tersebut diatas, maka
merumuskan hipotesis dalam suatu penelitian sesungguhnya merupakan tahap yang
sederhana. Sebab, sekali lagi pada dasarnya rumusan hipotesis hanyalah jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Hipotesis yang tidak dapat diukur,
diuji, tidak menyatakan hubungan antar variabel, sudah dapat dipastikan merupakan
hipotesis yang tidak sejalan dengan rumusan masalah. (Mamik, 2011: 109-110)
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara atas rumusan masalah. Sebagai suatu jawaban atas rumusan masalah,suatu
hipotesis tentu didasarkan pada pertimbangan logis dan teoritik, sehingga jawaban atau
hipotesis tersebut pastilah logis atau masuk akal dan juga sejalan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
Contoh kedua, ada perbedaan status gizi antara balita yang diberi ASI eksklusif dan
tidak eksklusif. Mungkin juga hipotesisnya menyatakan, tidak ada perbedaan status gizi
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif. Perbedaan bentuk jawaban dari
hipotesis itulah yang selanjutnya menciptakan macam atau jenis-jenis hipotesis. Jenis
hipotesis itu sendiri, secara garis besar ada dua, yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nihil,
yang masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Hipotesis Kerja
Hipotesis Nol atau Nihil (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antar variabel dalam penelitian, menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua
kelompok, atau menyatakan tidak adanya pengaruh suatu terhadap sesuatu yang lain.
Misalnya, tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan status gizi, tidak ada perbedaan status gizi antara bayi yang
diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif, tidak ada pengaruh pemberian musik klasik
terhadap penurunan tingkat kecemasan menjelang operasi.
Dari kedua hipotesis tersebut di atas, masih ada beberapa hal yang dapat
dikelompokkan sebagai bentuk hipotesis, yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor,
hipotesis hubungan, dan hipotesis perbedaan, dan bahkan hipotesis pengaruh. Penjelasan
dari masing-masing hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
1) Directional Hypothesis
Hipotesis jenis ini memprediksi sebuah hasil (outcome) pada arah yang spesifik.
Beberapa kata yang mengindikasikan direction diantaranya more ..than, greater than,
less than, positively,negatively.
Contoh: Pasien tuberculosis yang mendapatkan dukungan emosional keluarga akan
lebih patuh dalam mengkonsumsi obat TB dibandingkan dengan pasien yang tidak
mendapatkan dukungan emosional keluarga.
Hipotesis simple sering disebut sebagai bivariate, memiliki 2 variabel yang dikenal
sebagai variable independen dan dependen. Hipotesis ini merupakan hipotesis
asosiatif yang sederhana, terdapat variable X dan variable Y yang berhubungan atau
berasosiasi antara yang satu dengan yang lainnya seperti gambar berikut
Y
Contoh: Terdapat hubungan antara frekuensi minum kopi dengan frekuensi merokok
pada penduduk laki-laki di desa x.
Selain itu, hipotesis simple ini juga dapat digambarkan bahwa X sebagai penyebab
(cause) dari Y seperti gambar berikut.
X Y
Contoh: Dukungan finansial keluarga berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat
pada penderita TB di kota Denpasar.
X1
X2
X1
X2 Y
X3
A. Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat diramal dari realitas
social, objektif, dan dapat diukur. Oleh karena itu, penggunaan pendeklatan kuantitatif
dengan instrumen yang valid dan reliable serta analisis statistic yang sesuai dan tepat
menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang
sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi masalah
pembatasan dan perumusan masalah yang akurat serta dibarengi dengan penetapan
populasi dan sampel yang benar.
Penelitian kuantitatif, seperti juga penelitian kualitatif terdiri dari berbagai jenis. Tiap
jenis mempunyai maksud tersendiri. Oleh karena itu, pemilihan tipe yang tepat sesuai
dengan tujuan penelitian sangat diharapkan dan menentukan percapaian hasil yang telah
dirumuskan. Beberapa tipe penlitian kuantitatif sebagai berikut :
1. Penelitian Eksploratif
Oleh karena itu penelitian deskriptif dapat berupa penelitian dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian desktiptif kuantitatif
merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu
maslaah dan/atau mendapat informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena
dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendkatan kuantitatif
3. Penelitian Korelasional
Tipe penelitian ini seperti juga tipe penelitian yang bersifat expost-facto. Ini berarti
bahwa data dikumpulka setelah semua fenomena/kejadian yang diteliti berlangsung, atau
tentang hal-hal yang telah terjadi sehingga tidak ada yang dikontrol. Dalam penelitian
jenis ini tidak ada intervensi langsung, karena kejadian telah berlangsung. Pengaruh atau
efek variabel bebas dapat diketahui dengan jalan membandingkan kedua kelompok.
Penelitian kausal komparatif peneliti “menjajaki ke belakang, ke masa peristiwa itu
terjadi; apa-apa yang menjadi penyebab suatu peristiwa yang menjadi objek penelitian,
dengan membandingkan fenomena pada kelompok yang ada peristiwa dan pada
kelompok yang tidak terjadi peristiwa itu. Penelitian jenis ini dapat menentukan
penyebab, efek, atau konsekuensi yang ada diantara dua kelompok atau beberapa
kelompok. Kadang-kadang peneltian kausal komparatif ini digunakan sebagai alternative
untuk mengadakan suatu eksperimen.
5. Penelitian Tindakan
6.Penelitian Eksperimen
7. Penelitian Pengembangan
B. Penelitian Kualitatif
Menurut Jonathan Sarwono, perbedaan dari kedua pendekatan tersebut, yang paling
mendasar dan umum, adalah sebagai berikut:
Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya
interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan budaya
yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantic universal dari gejala yang sedang
diteliti. Adapun pendekatan kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan
fungsionalisme structural, realism, positivism, behaviourisme, dan empirisme, yang
intinya menekankan hal-hal yang bersifat konkret, uji empiris, dan fakta-fakta yang nyata.
3. Tujuan
4. Desain
5. Data
Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif. Maksudnya, data dapat berupa
gejala-gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto,
dokumen, artefak, dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan.
Sebaliknya, penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, datanya bersifat
kuantitatif, atau angka-angka statistic atau koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data
tersebut berbentuk variabel-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu,
misalnya skala nominal, ordinal, interval, dan ratio.
6. Sampel
Sampel kecil merupakan cirri pendekatan kualitatif. Hal ini karena pada pendekatan
kualitatif, penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya, bukan jumlahnya.
Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci
keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang
sebagai sampel teoritis dan tidak representative.
Adapun pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampelnya besar karena aturan statistic
mengatakan bahwa semakin besar sampelnya, semakin merepresentasikan koddisi real.
Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar,
stratifikasi sampel sangat diperlukan.
7. Teknik
Jika pendekatan kuantitatif digunakan, teknik yang dipakai akan berbentuk observasi
terstruktur, survey dengan menggunakan kuisioner, eksperimen, dan eksperimen seru.
Dalam melakukan interviu, biasanya diberlakukan interviu terstruktur untuk mendapatkan
seperangkat data yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data
yang diperlukan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuab
akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep, dan oembangunan suatu
teori baru. Contoh model analisis kualitatif ialah anlaisis domain, analisis taksonomi,
analisis komponensial , analisis tema cultural, dan analisis koraparasi konstan (grounded
theory research).
Adapun analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Uji empiris teori yang
dipakai diakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistic,seperti korelasi, analisis varian dan co-varian, analisis factor, regresi linear,
dan sebagainya.
Menurut Gay (dalam Sugiyono, 2006:6), sebenarnya sulit untuk membedakna antara
penelitian murni (dasar) dan penelitian terapan secara terpisah. Hal ini terjadi karena
keduanya berada pada satu garis kontinum. Uma Sakaran memberikan pendapatnya dengan
cukup jelas, bila penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah maka penelitian tersebut dinamakan penelitian terapan, namun
bila penelitian itu diarahkan sekedar untuk memahami organisasi organisasi secara mendalam
maka penelitian itu disebut dengan penilitan dasar atau penelitian murni (Sugiyono, 2006:6).
Sementara itu,Jujun S. Suriasmantri dalam buku yang sama menyatakan bahwa penelitian
dasar atau penelitian murni adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah
penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Dengan
demikian jelaslah bahwa perbedaan antara penelitian murni dan penelitian terapan terletak
pada tujuannya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kebenaran
suatu teori yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menkankan pada jumlah data yang
dikumpulkan. Penelitian ini hanya melihat data pada lapisan permukaan, seperti data
tingkat pendidikan karyawan, jenis pekerjaan, dna besarnya penghasilan. Data yang
diperoleh akan dianalisis secara statistik. Penelitian ini menggunakan teknik survei
b. Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data atau
kedalaman data yang dapat diperoleh. Teknik yang digunakan adalah wawancara.
Data untuk jenis penelitian ini tidak dianalisis dengan statistik
Penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intevensi
terhadap subjek penelitian (masyarakat) sehingga disebut penelitian nonexperimen. Dalam
survey,penelitian tidak di lakukan terhadap seluruh objek yang di teliti atau populasi tetapi
hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sample).
Sampel adalah bagian dari populasi tersebut populasinya dalam penelitian survey hasil
dari penelitian merupakan hasil keseluruhan dengan kata lain hasil dari sample tersebut di
generalisasikan sebagai hasil populasi.
a. Potong Silang
Dalam penelitian seksional silang atau potong silang ,variabel sebab atau resiko atau
akibat kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur dan di kumpulkan secara
simultan dalam waktu yang bersamaan
b. Studi Retrospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat ke belakang artinya
mengumpulkan data di mulai dari efek tersebut di telusuri ke belakang tentang
penyebab atau variabel yang mempengaruhi akibat tersebut
c. Studi Prospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat ke depan artinya penelitian
dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko,kemudian diikuti akibatnya pada
waktu yang akan datang.
a) Penelitian Dasar
Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada
suatu ikhwal atau kejadian kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal tersebut
dianalisis dan kesimpulanya merupan teori baru.
b) Penelitian Terapan
Penelitian ini di lakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem
atau program dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada.
c) Penelitian Tindakan
Penelitian ini di lakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis
guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan,masyarakat yang di lakukan
secara terbatas.
d) Penelitian Evaluasi
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan
kegiatan atau program yang sedang di lakukan dalam rangka mencari umpan balik
yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan