(Metodologi Penelitian)
(Rangkuman)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan rangkuman
ini tepat pada waktunya. Dan selanjutnya ucapan terima kasih kepada dosen
pengampu matakuliah Metodologi Penelitian yang telah memberi
kepercayaan untuk menyelesaikan Rangkuman Metodologi Penelitian ini, guna untuk memenuhi ”Tugas
Mandiri”. Saya
menyadari terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan
maupun dari segi penyusunannya.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun. Hanya itu yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurang saya mohon
maaf jika ada kalimat dan bahasa yang salah, dan semoga rangkuman yang
sederhana ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
DAFTAR ISI
Jenis penelitian eksperimen terbagi atas 4 jenis yaitu pre experimental design, true
experimental design, quasy experimental dan design faktorial desain .
Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa yang ada yang masih terjadi sampai saat sekarang atau waktu yang lalu jenis
penelitian ini berbeda dengan eksperimen sebab tidak melakukan perubahan terhadap variabel
variabel bebas mendeskripsikan suatu situasi alakadarnya
Korelasional
Jenis penelitian korelasi ialah sebuah penelitian yang meliputi kegiatan pengumpulan data
memilih dan menentukan menentukan antara hubungan serta tingkat hubungan dua variabel
maupun lebih
Keberadaan hubungan serta tingkat variabel sangatlah penting sebab dengan mengetahui lebih
lanjut mengenai tingkat hubungan yang ada, peneliti bisa memuaskannya sesuai dengan tujuan
penelitian
Penelitian kausal komparatif atau penelitian ex post facto adalah suatu penelitian empiris artis
yang mana yang mematikan kreativitas dengan langsung sebab adanya variabel tersebut sudah
terjadi. Beberapa kegiatan pendekatan dasar bahasa komparatif yaitu berbagai aktivitas peneliti
yang dimulai dari meneliti efek variabel satu pada variabel yang lain lalu dia berupaya mencari
menemukan kemungkinan variabel penyebabnya
Penelitian komparatif melakukan perbandingan antara situasi masa lampau dengan masa saat
sekarang maupun juga kondisi-kondisi paralel yang tidak sama terlebih lagi jika peneliti tidak
mempunyai pengendalian terkait situasi yang akan identifikasi
Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi adalah suatu jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk mengecek proses
berlangsungnya sebuah logam dan juga di waktu yang sama menerangkan fakta-fakta yang
sifatnya Kompleks menyeluruh dan termasuk pada program. Contohnya ialah keefektifitasan
kemenarikan suatu program serta efensiesian.
Simulasi
Penelitian simulasi adalah jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk mencari suatu gambaran
lewat suatu sistem dengan skala kecil maupun sederhana yang mana pada sistem tersebut akan
diterapkan manipulasi atau pengendalian untuk mendapatkan pengaruhnya. Penelitian ini hampir
sama jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, adapun perbedaannya ialah pada
penelitian simulasi memerlukan suatu lingkungan yang sangat mirip dengan keadaan yang asli.
C. pengertian metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering
juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode
ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit,
empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan
kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas
itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan
reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal
yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam
penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah
teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan
pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable
dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka
yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut.
Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif
matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum
di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah
tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi
dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi
tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang
umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan
pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut
“sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan
yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif
tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan
menguji teori-teori yang timbul.
Sedangkan metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum
lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post
positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang
terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode
penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.
Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor
(1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode
kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,
masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada
aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan
untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis
mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena
metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya.
BAB 2
Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya
itu.
Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman dan
dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan
hasil percobaan itu, (Sumantri, 1999:157).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang
dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.
1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-
sungguh. Mengapa?, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu
bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak
adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah
adanya kelompok control dan sampel dipilih secara random.
Bentuk True experimental terdiri 2 (dua) macam design yaitu:
a. Posttest-Only Control Design;
b. Pretest-Posttest Control Group Design;
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi-
experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan
sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan
prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam
menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.
BAB 3
Populasi dan Sampel
A. Definisi
Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan
diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.
Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi
sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada
populasi.
Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar, dan peneliti memiliki
keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka peneliti perlu mendefinisikan populasi
target dan populasi terjangkau baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling
yang digunakan.
B. Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang
dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah
sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel
minimum adalah 100.
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan
ukuran sampel :
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran
sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x
lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang
sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial
maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin
kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel
(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan
sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar
peluang kesalahan generalisasi.
bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode
pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu
Kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan sampel tidak acak.
Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang diantaranya adalah purposive sampling,
snowball samping, cluster sampling dll.
BAB 4
Skala pengukuran dan Instrumen Penelitian
Dalam ilmu statistik, jenis data dibedakan menjadi empat macam skala pengukuran, yaitu
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Apa bedanya keempat skala pengukuran itu? baiklah saya
uraikan perbedaan keempat skala pengukuran tersebut.
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala yang paling lemah dari semua skala pengukuran yang ada. Skala
ini membedakan suatu peristiwa dengan peristiwa yang lain berdasarkan nama. Pada skala
ordinal semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara, sebagai contoh data siswa dibedakan
menjadi laki-laki diwakili dengan angka 1 dan perempuan diwakili dengan angka 2, konsekuensi
dari nominal tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal pengukuran didasarkan pada jumlah relatif beberapa karakteristik khusus yang
dimiliki oleh setiap peristiwa. Oleh karena itu, pengukuran skala ordinal memungkinkan
penyusunan peringkat dari masingmasing peristiwa yang terjadi. Pada skala ordinal terdapat
klasifikasi data berdasarkan tingkatan, sebagai contoh tingkat pendidikan, kategori SD diwakili
angka 1, SMP diwakili angka 2, SMA diwakili angka 3, dan kategori Serjana diwakili angka 4,
dari data tingkat pendidikan yang diwakili angka 1, 2, 3 dan 4 memilii level yang berbeda.
3. Skala Interval
Pada skala interval, pembedaan peristiwa dapat diurutkan. Antara peringkat satu dengan yang
lain memiliki arti. Dengan kata lain, selain bisa dibuat dalam peringkat data dapat pula
dikuantitatifkan. Sebagai contoh interval nilai pelajaran matematika di SMP Maju adalah 0
sampai 100, bila siswa A dan B masing-masing mendapat nilai 45 dan 90 bukan berarti tingkat
kecerdasan B dua kali dari tingkat kecerdasan A meskipun nilai B dua kali dari nilai A.
4. Skala Rasio
Skala rasio merupakan pengukuran yang paling tinggi. Skala rasio adalah hasil pengukuran
untuk nilai yang sesungguhnya, bukan kategori seperti pada skala nominal, ordinal maupun
interval. Sebagai contoh saldo A di bank BRI bernilai Rp.50.000,00. Angka 50.000 benar-benar
real bahwa A mempunyai uang sebesar Rp.50.000,00.
B. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian. Pada artikel blog kali ini saya akan mengulas beberapa instrumen penelitian dalam
riset sosial. Pengalaman saya terlibat dalam beberapa penelitian sosiologi serta riset
interdisipliner lainnya menunjukkan bahwa pada prinsipnya, instrumen penelitian yang
digunakan sangat tergantung pada jenis data seperti apa yang dibutuhkan. Data seperti apa yang
akan digunakan ditentukan oleh apa rumusan masalah penelitian yang diajukan.
A. Pengertian Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen
penelitiansangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data. Setiap teknik pengumpulan
data akan memiliki bentuk instrumen yang berbeda pula.
Perlu kita pahami, tidak semua instrumen cocok digunakan dalam semua jenis penelitian.
Instrumen yang dapat digunakan sangat tergantung pada jenis data yang diperlukan sesuai
dengan masalah penelitian. Oleh karena itu, sebelum kita menetapkan instrumen penelitian,
maka terlebih dahulu kita perlu memahami jenis data yang akan kita kumpulkan dalam
penelitian.
Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk menghasilkan data
yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian:
Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik, sehingga
dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrumen yang diperlukan.
Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu,
sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan sistematika item
dalaminstrumen penelitian.
Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajekan,
kesahihan, maupun objektivitasnya.
Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat
memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah penelitian.
Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.
B. Langkah-langkah Menyusun Instrumen Penelitian
Dalam menyusun instrumen disarankan mengikuti langkah-langkah berikut.
http://kliklebah.blogspot.com/2015/12/cara-menyusun-instrumen-dalam-penelitian.html
https://idmatgokil.wordpress.com/2011/01/18/macam-macam-sekala-pengukuran-dalam-penelitian/
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/
https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/
https://www.asikbelajar.com/macam-macam-desain-eksperimen/