Anda di halaman 1dari 46

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DIBIDANG KESEHATAN

PADA PUSKESMAS MABUUN KECAMATAN MURUNG PUDAK


KABUPATEN TABALONG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh
....................................
NIM. ..............................

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI TABALONG
2021

i
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Batasan Masalah..................................................................................6

C. Rumusan Masalah................................................................................6

D. Tujuan Penelitian..................................................................................7

E. Manfaat Penelitian................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................9

A. Penelitian Terduhulu.............................................................................9

B. Landasan Teori...................................................................................12

C. Kerangka Konseptual..........................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................32

A. Pendekatan Penelitian........................................................................32

B. Lokasi Penelitian.................................................................................33

C. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................33

D. Sumber Data.......................................................................................34

E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................35

F. Tehnik Analisa Data...........................................................................37

G. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi..................................................40

H. Teknik Keabsahan Data......................................................................40

I. Jadwal Penelitian...............................................................................41

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................42

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap warga negara berhak mendapat pelayanan publik yang berkualitas.

Dalam hal ini negara sebagai pelayan masyarakat yang memberikan pelayanan

sebaik – baiknya menuju good governence. Pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari

birokrat yang dilakukan secara transparan dan akuntabilitas (Damaiyanto et.al,

2017).

Pelayanan publik merupakan proses pemenuhan kebutuhan dan

pelaksanaan peraturan perundangan-undangan dalam bentuk jasa pelayanan

yang menjadi tanggung jawab oleh pelaksana pelayanan seperti instansi

pemerintah kepada masyarakat. Dalam penyelenggaraannya pemerintah

berkewajiban untuk memberikan pelayanan yang maksimal agar masyarakat

merasa terlayani dengan baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat ataupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Peningkatan efektivitas dan kualitas pelayanan publik harus mendapatkan

perhatian utama dari pemerintah, dikarenakan pelayanan publik merupakan hak-

hak sosial dasar dari masyarakat (Wakhid, 2017). Peningkatan pelayanan publik

harus mendapatkan perhatian utama dari pemerintah, dikarenakan pelayanan

publik merupakan hak-hak sosial dasar dari masyarakat. Pemerintah haruslah

dapat lebih memahami keinginan masyarakat sehingga pengambilan keputusan

1
dalam penyediaan pelayanan lebih responsif terhadap permintaan masyarakat.

Banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat terahadap pelayanan dari

pemerintah, baik yang secara langsung maupun melalui media masa, seperti

keluhan terhadap prosedur yang berbelit belit, tidak adanya kepastian jangka

waktu penyelesaiannya serta sikap petugas yang kurang responsif.

Pemerintah dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas pelayanan

masyarakat sudah tertuang dalam undang-undang republik indonesia pasal 1

nomor 25 tahun 2009 tentang pelayan publik yang menyatakan bahwa

pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang , dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Selanjutnya pada butir b dinyatakan: Bahwa membangun kepercayaan

masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan

publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan

tuntutan seluruh warga negara serta penduduk tentang peningkatan pelayanan

publik. Kaitan tersebut inilah yang pertama kali munculnya pemerintah karena

adanya keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat

seperti yang ditentukan oleh Undang-undang Dasar Tahun 1945.

Pelayanan publik yang akhir-akhir ini menjadi fokus semua pihak, baik

institusi negara maupun masyarakat untuk melakukan perencanaan program

yang efektif dan berkualitas dalam penyelenggaraannya. Meskipun penyediaan

pelayanan publik merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh

2
pemerintah sebagai penyelenggara negara, akan tetapi kewajiban penyediaan

pelayanan tersebut masih belum dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat

penggunanya secara menyeluruh. Berhubungan pada otonomi daerah, urusan

pelayanan menjadi kewenangan pemerintah sehingga akan mendekatkan jarak

antara pemberi pelayanan dan yang dilayani (Makawi & Haliq, 2019).

Prinsip pelayanan publik seperti dijelaskan Keputusan Menpan Nomor 63

tahun 2003 bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan utama

kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah

sebagai abdi masyarakat (Sutopo, 2014). Berdasarkan keputusan Menteri

pendayagunaan aparatur negara nomor 63 tahun 2003, dalam setiap

penyelenggaraan harus didasarkan pada standar pelayanan sebagai ukuran

yang dibakukan dan wajib ditaati oleh penyelenggara pelayanan maupun

penerima pelayanan. Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi:

a. Prosedur pelayanan, yaitu prosedur pelayanan yang dibakukan bagi

pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu penyelesaian, yaitu waktu yang ditetapkan sejak saat pengajuan

permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan.

c. Biaya pelayanan, yaitu biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya

yang ditetapkan dalam proses pemberi pelayanan.

d. Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

3
e. Sarana dan prasarana, yaitu penyediaan sarana dan prasarana

pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu kompetensi petugas

pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan,

keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat

mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat

dan memuaskan (Sarifuddin & Famrizal, 2019). Keberhasilan meningkatkan

efektifitas pelayanan umum ditentukan oleh faktor kemampuan pemerintah

dalam meningkatkan disiplin kerja aparat pelayanan. Khususnya instansi pada

pelayanan kesehatan yang dituntut langsung oleh masyarakat untuk

mewujudkan pelayanan dan semakin meningkatkan efektivitas pelayanan.

Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah

organisasi. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa

jauht ercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

sesuai dengan pengertian yang menjelaskan bahwa Efektivitas adalah suatu

ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu)

telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai,makin tinggi

efektivitasnya

Efektivitas pelayanan publik dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan

sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran

yang telah dicapai. Organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut

dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas

4
umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan

operasional. Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh

mana seseorang menghasilkan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan

(Sumaryadi, 2005).

Menurut Prihatmanti (2013), ada sepuluh variabel yang dapat dijadikan

sebagai tolak ukur efektivitas pelayanan publik yaitu : kesederhanaan, kejelasan,

kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan

prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan dan keramahan, kenyamanan

Teori diatas didukung oleh Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan

Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum

penyelenggaraan pelayanan publik ada sepuluh indikator yaitu : kesederhanaan,

kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan

sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan dan keramahan,

kenyamanan.

Salah satu pelayanan publik yang sangat penting dan menjadi fokus dari

pemerintah saat ini yaitu pelayanan publik di bidang kesehatan. Pandemi

Corona Virus Disease (Covid-19) yang ditetapkan sebagai pandemi global oleh

World Health Organization (WHO) sejak tahun 2019 sampai dengan saat ini

sangat mempengaruhi segala kegiatan dan kesehatan masyarakat. Untuk

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat maka sudah seharusnya

efektivitas pelayanan publik dibidang kesehatan harus di tingkatkan .

Salah satu pelayanan publik dibidang kesehatan yang sangat penting

adalah puskesmas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

5
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas), Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok, Depkes RI (2004). Puskesmas Mabu’un merupakan salah satu

Puskesmas yang ada di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Agar

kesehatan masyarakat berkualitas maka pelayanan publik pada Puskesmas

Mabu’un haruslah berjalan dengan efektif.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di kemukakan di atas untuk

mengetahui efektivitas pelayanan publik pada Puskesmas Mabuun, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul "

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DIBIDANG KESEHATAN PADA

PUSKESMAS MABUUN KECAMATAN MURUNG PUDAK KABUPATEN

TABALONG.”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi penelitian ini hanya

berfokus pada pelayanan publik yang bersifat administratif yang di laksanakan di

Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Efektivitas Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan Pada

Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.

6
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui Efektivitas Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan Pada

Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, di harapkan dapat berguna dalam melakukan penelitian di

lapangan yaitu mendukung teori Prihatmanti (2013) untuk mengukur

efektivitas kerja pegawai yang meliputi unsur output dengan tujuan

dengan 10 indikator yaitu kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu,

akurasi, keamanan, tanggungjawab, kelengkapan sarana dan prasarana,

kemudahan akses, kedisiplinan, kenyamanan

b. Diharapkan dapat mendukung penelitian terdahulu yang di tulis oleh

Moch. Faizal Mustofa, (2020) tentang Efektivitas Pelayanan Administrasi

Kependudukan, Maria Elis Sriani (2018) dengan judul Efektivitas

Pelayanan Publik dibidang Kesehatan Dalam Upaya Mewujudkan

Kesejahteraan Masyarakat, Aina Zahwa (2017) dalam skripsinya yang

berjudul, Efektivitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Pusat

Kesehatan Masyarakat Muarasoma Kecamatan Batang Natal Kabupaten

Maindailing Natal. Keithran Ali Saragih, (2020) dengan judul Efektivitas

Pegawai Dalam Pelayanan Publik Pada Kelurahan Mabuun Kecamatan

7
Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Nuzan Botutihe (2017) berjudul

Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Pada Rumah Sakit Aloe Saboe

Provinsi Gorontalo

2. Manfaat Praktis

Bardasarkan tujuan penelitian yang disampaikan maka terdapatlah

manfaat penelitian, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan peneliti dan

memberikan masukan dan pandangan dari ilmu administrasi terhadap

Pelayanan publik di Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak

Kabupaten Tabalong.

b. Sebagai bahan acuan den informasi bagi peneliti lainnya dalam penelitian

lebih lanjut, agar dapat menambah dan melengkapi referensi kalian terkait

ilmu pengetahuan lainnya dan semakin bermanfaat bagi perkembangan

dunia akademis yang akan datang.

c. Penelitian ini merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir

penulis dan untuk menerapkan teori-teori yang telah di pelajari pada masa

perkuliahan Studi Administrasi publik, di Sekolah Tinggi llmu Administrasi

(STIA) Tabalong.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terduhulu

Penelitian terdahulu merupakan sumber yang di peruntukan sebagai acuan

dalam melaksanakan riset serta pedoman pertimbangan ataupun perbandingan

untuk peneliti dalam mendapatkan arah serta kerangka berpikir. Penelitian

terdahulu yang di peruntukan bahan acuan pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Elis Sriani (2018) dengan judul

“Efektivitas Pelayanan Publik dibidang Kesehatan Dalam Upaya

Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa efektif Pelayanan Publik dibidang Kesehatan pada Upt

Puskesmas Dau. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

tehnik pemgambilan sampel snowball sampling. Sumber data diambil dari

wawancara kepada responden yang datang ke Upt Puskesmas Dau untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebagai tolak ukur efektivitas

pelayanan publik digunakan 6 indikator yaitu : prosedur, waktu, biaya,

sarana dan prasarana, kompetensi petugas,tepat waktu. Hasil penelitian ini

menyatakan pelayanan publik pada Upt Puskesmas Dau Efektif.

9
2. Menurut Aina Zahwa (2017) dalam skripsinya yang berjudul, Efektivitas

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Pusat Kesehatan Masyarakat

Muarasoma Kecamatan Batang Natal Kabupaten Maindailing Natal. Dalam

penelitian ini yang menjadi responden penelitian adalah Mayarakat yang

datang berobat ke Puskesmas Muarasoma Kecamatan Batang Natal

Kabupaten Mandailing Natal mulai dari januari sampai februari 2017. Dan

yang menjadi informannya merupakan orang yang benar-benar mengetahui

permasalahn yang akan diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah

narasumber yang memiliki keahlian serta pemahaman yang baik mengenai

isu-isu tertentu. Yang paling memahami masalah di Puskesmas Muarasoma

yaitu Kepala Puskesmas Muarasoma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Muarasoma dapat

dikatakan cukup efektif, karena dalam proses pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sudah terdapat kesesuaian dengan standar pelayanan

kesehatan yang telah ditetapkan. Namun perlu adanya pengawasan yang

lebih lagi dalam menegakkan kedisiplinan dan meningkatkan kualitas

pengobatan untuk lebih memaksimalkan pelayanan yang diberikan.

3. Faizal Mustofa, (2020) tentang “Efektivitas Pelayanan Administrasi

Kependudukan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan

tentang bagaimana efektivitas pelayanan KK, KTP/E-KTP, dan Akta

Kelahiran di Kelurahan Merjosari dan faktor-faktor pendukung dan

penghambat yang mempengaruhi terhadap efektivitas pelayanan KK,

KTP/E-KTP, Akta Kelahiran di Kelurahan Merjosari. Metode penelitian ini

10
adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian

deskriptif. Metode penelitian deskriptif kualitataif yaitu penelitian yang

digunakan untuk menggambarkan peristiwa maupun fenomena yang terjadi

di lapangan, pada pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan kepercayaan,

keteralihan, ketergantungan dan kepastian yang bertujuan untuk mengecek

keabsahan data penelitian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan

tiga komponen yaitu antara laian reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini berdasarkan faktor pendukung

pelayanan publik yaitu : Media, Sarana dan Prasarana, Kemampuan Sumber

daya Manusia menunjukan Pelayanan Administrasi Kependudukan di

Kelurahan Merjosari Kota Malang kurang Efektif.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Keithran Ali Saragih, (2020) dengan judul

“Efektivitas Pegawai Dalam Pelayanan Publik Pada Kelurahan Mabuun

Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong” Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif. Teknik

pengumpulan data diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada 25

responden , teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling,

Teknik analisis data menggunakan tabulasi yang kemudian dipersentasi

menurut teori yang dikemukakan oleh Muhammad Ali (1984). Hasil

Penelitian ini menunjukan bahwa “Efektivitas Pegawai Dalam Pelayanan

Publik Pada Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten

Tabalong dengan indikator variabel kesederhanaan pelayanan, keterbukaan,

11
keadilan ketepatan waktu dapat dikategorikan cukup efektif dengan

persentase 43,34%..

5. Nuzan Botutihe (2017) berjudul ” Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Pada

Rumah Sakit Aloe Saboe Provinsi Gorontalo” Pendekatan penelitian ini

menggunakan metode Deskriftif dengan tehnik analisis data kuantitatif.

Variabel yang digunakan untuk mengukur efektivitas pelayanan yaitu

kepemimpinan, motivasi, sarana dan prasarana. Pengumpulan data di ambil

dari kuesuioner atau angket dengan responden pegawan pelayanan rumah

sakit. Hasil penelitian ini menyatakan pelayanan publik pada Rumah Sakit

Aloe Saboe Provinsi Gorontalo efektif dengan persentase 54.3%.

Kesimpulan adanya pengaruh dari kepemimpinan, motivasi, sarana dan

prasarana terhadap efektivitas pelayanan publik.

F. Landasan Teori

1. Definisi Pelayanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki 3 makna

yaitu : (1) perihal atau cara melayani, (2) usaha melayani kebutuhan orang

laindengan memperoleh imbalan (uang), (3) kemudahan yang diberikan

sehubungan dengan jual beli barang atau jasa, dikutip dalam (Hardiyansyah,

2018:13).

Menurut Kotler (Setyawati et.al, 2018) pelayanan adalah setiap kegiatan

yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk

secara fisik.

12
Menurut Moenir (dalam Suminar & Apriliawati, 2017). pelayanan

merupakan kegiatan yang diteruskan oleh organisasi atau perseorangan

kepada konsumen yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki,

konsumen yaitu masyarakat yang mendapat manfaat dan aktivitas

yangdilakukan oleh organisasi yang memberikan pelayanan.

Sedangkan menurut (As’ari & Erawati, 2018) pelayanan adalah suatu

proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang

memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya

kepuasan dan keberhasilan. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa pelayanan adalah serangkaian kegiatan atau proses

pemenuhan kebutuhan yang dilaksanakan oleh organisasi kepada

masyarakat yang menawarkan kepuasan.

Menurut (Suhartoyo, 2019) pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

ketentuan perundang-undangan. Dalam hal ini pemberi pelayanan adalah

aparatur yang bertugas pada organisasi pemerintahan baik pemerintahan

pusat maupun daerah. Penerima pelayanan adalah warga masyarakat yang

memiliki hak dan kewajiban atas pelayanan publik. Pelayanan publik adalah

pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat berupa usaha yang

dijalankan dan pelayanan itu diberikan dengan memegang teguh syarat-

syarat efisiensi, efektivitas, ekonomis serta manajemen yang baik dalam

13
pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan memuaskan (Nugroho,

2018).

Sedangkan pelayanan yang terkait dengan tugas aparatur pemerintah

menurut Achmadi (2015) adalah: Segala bentuk pelayanan, baik dalam

bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi

tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di pusat, di

daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan

bahwa masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai

dengan asas dan tujuan pelayanan. Menurut Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan

publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Jenis-jenis pelayanan yang dimaksud dalam UU No. 25 Tahun 2009 yaitu

pelayanan administratif, pelayanan barang, dan pelayanan jasa.

Menurut Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 tentang Pedoman Pelayanan Publik, pelayanan publik dapat

dibagi menjadi tiga jenis kelompok, antara lain:

1) Kelompok Pelayanan Administrasi

14
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang

dibutuhkan oleh publik.

2) Kelompok Pelayanan Barang

Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang

digunakan oleh publik.

3) Kelompok Pelayanan Jasa

Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan

oleh pulik.

Pelayanan publik merupakan segala kegiatan guna memenuhi

kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak seluruh warga negara dan

penduduk atas pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik. Dari pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan yang

dilaksanakan oleh aparatur pemerintah untuk memenuhi kebutuhan penerima

layanan atas pelayanan administrasi yang telah ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan.

Selain itu, efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin

diraih oleh instansi pemerintah agar dapat memuaskan masyarakat. Yang

mendasari dari efektivitas adalah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan efektivitas pelayanan publik adalah tercapainya kegiatan

15
pelayanan yang dilaksanakan instansi pemerintah atas pelayanan

administrasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mutu

pelayanan: tangibles, reliability, responsiveness, competence, courtesy,

credibility, security, acces, communication, understanding (Wulandari et.al,

2019).

2. Prinsip-Prinsip pelayanan

Pedoman umum penyelenggara pelayanan publik dilingkungan

organisasi publik diatur oleh keputusan menteri pendayagunaan aparatur

negara No: 63/KEP/M.PAN/7/2003 harus mengutamakan prinsip-prinsip

pelayanan sebagai berikut :

1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur / tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, mudah, tidak terbelit - belit,

mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Hak dan kewajiban baik dari pemberi dan penerima pelayanan umum,

berdasarkan bukti - bukti penerimaan permohonan / kelengkapannya,

sebagai alat untuk memastikan pemprosesan pelayanan umum :

a. Kejelasan Kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian

mengenai :

1) Prosedur/tata cara pelayanan umum.

2) Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif.

3) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan umum.

4) Rincian biaya/tarif pelayanan umum.

16
b. Pejabat dan menerima keluhan masyarakat.

c. Keterbukaan, dalam arti prosedur / tata cara, persyaratan, satuan

kerja / pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan publik, waktu

penyelesaian dan rincian biaya'/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan

dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka

agar mudah diketahui, dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta

maupun tidak diminta.

d. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta pelayanan publik dapat

memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan

kepastian hukum.

e. Efisien, dalam arti persyaratan pelayanan hanya dibatasi hal-hal yang

berkaitan langsung dengan maksud dan tujuan pelayanan yang

diberikan.

f. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan/jangkauan pelayananpublik

harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan

diperlakukan secara adil.

g. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan publik harus

ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan nilai barang atau jasa

pelayanan publik dan tidak menuntut biaya yang tinggi diluar

kewajaran, kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar

secara umum, ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

17
h. Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan publik dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

3. Asas-asas Pelayanan

Pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik dilingkungan

organisasi publik diatur oleh keputusan oleh keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No: 63/KEP/M.PAN/7/2003 harus

mengutamakan asas-asas pelayanan sebagai berikut:

1) Transparan, atau memiliki sifat keterbukaan.

2) Akuntabilitas atau dapat dipertanggung jawabkan.

3) Kondisional atau sesuai dengan kondisi untuk memenuhi prinsip efisiensi.

4) Partisipatif yang berarti mendorong peran serta masyarakat.

5) Persamaan hak atau tidak diskriminatif.

6) Keseimbangan hak dan tanggung jawab, antara pihak pemberi

pelayanan dan pihak penerima pelayanan.

Asas - asas pelayanan publik pada dasarnya pelayanan publik

dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat

sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dan terjangkau. Oleh

sebab itu setidaknya mengandung asas - asas antara lain :

1) Hak dan kewajiban, baik pemberi dan pelayanan publik tersebut, harus

jelas dan diketahui dengan baik oleh masing - masing pihak, sehingga

tidak ada keragu - raguan dalam pelaksanaanya

18
2) Mutu proses keluaran dan hasil pelayanan publik tersebut harus

diupayakan agar dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran

dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

3) Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan

kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar,

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap

berpegangan pada efisiensi dan efektifitasnya.

4) Apabila pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Instansi atau

lembaga pemerintah atau pemerintahan "terpaksa harus maha'”, maka

Instansi atau lembaga pemerintah atau pemerintahan yang bersangkutan

berkewajiban "member peluang” kepada masyarakat untuk ikut

menyelenggarakannya, sesuai dengan peraturan perundangan -

undangan yang berlaku. (Ibrahim, 2008:19-20).

Penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan prinsip-prinsip

pelayanan, asas-asas pelayanan, tingkat kepuasan masyarakat, karena

merupakan rangkaian dalam pelaksanaan pelayanan yang tidak dapat

dipisahkan dan menjadi standar pelayanan yang baik, itu merupakan salah

satunya.

4. Definisi Pelayanan Publik

Dalam bukunya Hardiyansyah (2018), pelayanan publik dapat diartikan

sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat

yang mempunyai kepentingan pada organisasi Itu sesuai dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemerintahan pada hakekatnya

19
adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani

dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi

yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan

kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid,

2000). Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggungjawab untuk

memberikan layanan baik dan profesional.

Pelayanan publik menurut Sinambela (2005:5) dalam bukunya Harbani

Pasolong (2016) adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

Kementerian pemberdayaan aparatur negara nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003 menyebutkan bahwa publik adalah segala upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009

tentang pelayanan publik menunjukkan bahwa pelayanan publik adalah

segala bentuk kegiatan dalam rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan,

penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur

pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat

sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang beriaku.

5. Definisi Masyarakat

Menurut Widjaya (dalam Paulus Hariyono, 2007:155) Masyarakat

adalah sekelompok orang yang mempunyai identitas tertentu, dapat

20
dibedakan dengan kelompok lain dan hidup diam dalam wilayah atau daerah

tertentu secara tersendiri. Kelompok ini baik secara sempit maupun luas

mempunyai perasaan akan adanya persatuan diantara anggota kelompok

dan menganggap dirinya berbeda dengan kelompok lain. Mereka memiliki

norma, kententuan dan peraturan yang dipatuhi bersama sebagai suatu

ikatan. Perangkat dan peranata tersebut dijadikan pedoman untuk memenuhi

kebutuhan kelompok dalam arti seluas luasnya.

Berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 tentang desa, mengisyaratkan

bahwa desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri

urusan kepemerintahan dan kepentingan masyarakat. Dalam rangka

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa dan

untuk peningkatan pembangunan dan pelayanan serta pemberdayaan

masyarakat, membutuhkan kemampuan dan kreatifitas para kepala desa dan

perangkat desa untuk dapat mengolah sumber-sumber pendapatan desa

dan kemudian digunakan secara maksimal untuk pembangunan masyarakat

desa setempat.

6. Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin

besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif

organisasi, program, atau kegiatan (Prihatmanti, 2013). Jika ekonomi

berfokus pada input dan efisiensi pada output atau proses, maka efektivitas

berfokus pada outcome (hasil).

21
Efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah

ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai

suatu sebab dari variabel lain (Zohriah, 2017). Efektivitas berarti bahwa

tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata

sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Kata efektivitas tidak dapat

disamakan dengan efisiensi, karena keduanya memilki arti yang berbeda

walaupun dalam berbagi pengunaan kata efisiensi lekat dengan kata

efektivitas (Rustendi, 2018). Efisiensi mengandung pengertian perbandingan

antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan

dengan pencapaian tujuan.

Kata efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena

keduanya memilki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi pengunaan

kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian

perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung

dihubungkan dengan pencapaian tujuan (Iswamto, 2019). Kamus Ilmiah

Populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil

guna atau menunjang tujuan. Efektifitas merupakan salah satu dimensi dari

produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang

maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas

dan waktu. Robbins memberikan definisi efektivitas sebagai tingkat

pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang (Daryanto,

Meiyanto, 2018).

22
Dari pernyataan tersebut, itulah kenapa pentingnya efektivitas

organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah

kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Pendapat ini juga didukung oleh

Miller, efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem

sosial mencapai tujuannya. Dan menurut Hall, efektivitas adalah tingkat

sejauh mana suatu organisasi merealisasikan tujuannya (Ansarullah et.al,

2019).

Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa konsep efektivitas menunjukkan pada tingkatan sejauh mana proses

atau kegiatan tersebut melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya,

sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada.

Kegiatan atau program yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat dikatakan

efektif apabila telah mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya.

7. Indikator Efektivitas Pelayanan

Menurut Prihatmanti (2013) dan didukung Sepuluh prinsip pelayanan

umum dalam Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara

Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan

pelayanan publik, kesepuluh prinsip tersebut adalah:

1) Kesederhanaan; prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

2) Kejelasan

23
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan, persoalan dan

sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3) Kepastian Waktu; pelaksanaan publik dapat diselesaikan dalam kurun

waktu yang telah ditentukan.

4) Akurasi; produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5) Keamanan; proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum

6) Tanggungjawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7) Kelengkapan sarana dan prasarana Kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

teknologi, telekomunikasi dan informatika

8) Kemudahan Akses; tempat dan lokasi sarana dan prasarana pelayanan

yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat dapat

memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi.

9) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan; pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

24
10) Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan

sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti

parkir, toilet, tempat ibadah dan lainnya.

8. Tujuan Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kesehatan sesuai dengan visi dan misi

pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.

Visi pembagunan kesehatan yaitu gambaran masyarakat indonsia yang

dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan

negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat,

meiliki kemampuan untuk menjangkau pola kesehatan yang adil dan merata,

serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah

Republik Indonesia (Depkes RI).

Visi kesehatan Indonesia dilaksanakan melalui misi yang juga

ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Misi

pembangunan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Menggerakkan pembangunan kesehatan yang berwawasan kesehatan,

para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan

pertimbangan kesehatan di dalam semua kebijakan pembangunannya.

Program yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan diharapkan

untuk tidak dilaksanakan.

25
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup mandiri. Kesehatan

merupakan tanggung jawab individu, masyarakat, pemerintah dan

swasta. Itu artinya kesehatn bukan hanya tanggung jawab pemerintah,

masyarakat juga harus mandiri mejaga kesehatan dirinya sendiri.

3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan tejangkau.

4) Menjangkau dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat sera lingkungan tenpa meninggalkan upaya penyembuhan

penyakit (Depkes RI).

9. Efektivitas Pelayanan Kesehatan

Efektivitas pelayanan kesehatan yaitu suatu keadaan dimana tujuan

yang ingin dicapai yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan dan

diselenggarakan secara tepat waktu dan manfaatnya secara nyata dirasakan

oleh perorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Indikator

Pelayanan Kesehatan yaitu:

1) Tercapainya Tujuan

a. Memelihara kesehatan dan mencegah penyakit

b. Menyembuhkan Penyakit

c. Memulihkan Kesehatan

2) Tepat waktu

a. Jadwal pelayanan yang teratur

b. Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit

26
c. Respon petugas terhadap pelayanan yang bersifat cepat dan tepat

waktu

3) Adanya manfaat

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

b. Berkurangnya penyakit menular

c. Berkuramgnya rasa sakit

Dalam menciptakan efektivitas pegawai harus juga memberikan

pelayanan yang baik bagi masyarakat. Menurut Sudayasa (2009:76) ada

lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu

dijunjung tinggi oleh para pegawai dan aparat kesehatan dalam upaya

memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar

tersebut adalah:

1. Bertindak Cepat

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau

tindakan kesehatan terhadap kasus atau masalah yang bisa bersifat

mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency). Tepat dalam

melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedural

yang telah ditentukan.

2. Berpihak Kepada Masyarakat

Masyarakat sebagai subyek pelayanan berhak menetukan jenis

pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya.

Masyarakat sebagai subyek pelayanan wajib diberikan pelayanan

27
kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang

optimal.

3. Menegakkan Kedisiplinan

Disiplin kerja adalah menegakkan semangat kerja dalam

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran

pelayanan. Disiplin administrasi adalah melakukan pencatatan dan

pelapiran hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah,

terbuka dan terukur.

4. Menegakkan Transparansi

Menunjukkan keterbukaan pelayanan dengan aturan kerja yang

jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran

pelayana. Dan menunjukkan keterbukaan anggaran sesuai hukum dan

peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan.

5. Mewujudkan Akuntabilitas

Hasil kegiatan Pelayanan diarahkan secara bertanggung jawab

terhadap institusi internal di dalam lingkung pelayanan kesehatan.

Tanggung jawab kepada masyarakat sangat penting sekali karena

menyangkut upaya penongkatan pemberdayaan derajat kesehatan

masyarakat secara holistik.

10. Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak

Menurut Azrul Azwar (1996), pengertian puskesmas yaitu suatu unit

pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan

kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

28
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh terpadu yang

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam

suatu wilayah tertentu.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas

pelayanan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih

mengutamakan upaya promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif

(upaya pencegahan) untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan Pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk

mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat

yang:

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat.

b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu.

c. Hidup dalam lingkungan sehat.

29
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Adapun prinsip-prinsip penyelenggarakan Puskesmas yang tertera pada

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019

pasal 3 Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi :

a. Paradigma sehat;

b. Pertanggungjawaban wilayah;

c. Kemandirian masyarakat;

d. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan;

e. Teknologi tepat guna; dan

f. Keterpaduan dan kesinambungan.

30
G. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1
Kerangka Konseptual

Pelayanan Publik
UU No. 25 Tahun 2009

Efektivitas Pelayanan
10 indikator Efektivitas pelayanan teori Prihatmanti (2013),
PERMENPAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003
31
Kesederhanaan6. Tanggung Jawab
Kejelasan7. Sarana dan Prasarana
Kepastian Waktu8. Kemudahan Akses
Keamanan10. Kenyamanan

Efektivitas Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan Pada Puskesmas


Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong

Efektif Tidak efektif

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan teknik kuantitatif. Metode deskriptif menurut pendapat Sugiyono

(2017), analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

32
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu deskriftif

dengan pendekatan kuantitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan

pada makna dan proses dari pada hasil suatu aktivitas. Untuk melakukan

penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian tersebut. Sesuai

dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang dimilikinya.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti ini mencoba menganalisis

kualitas pelayanan pada Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak

Kabupaten Tabalong, dan dalam penelitian ini peneliti akan melakukan

serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari pengamatan lapangan,

pengumpulan data, observasi, angket atau kuesioner dan dokumentasi

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di lakukan dan di tetapnya penelitian.

Dengan ini di tetapkannya lokasi dalam penelitian berarti objek dan tujuan

sudah di tetapkan sehingga akan menpermudah penulis dalam melakukan

penelitian. Lokasi yang di gunakan dalam melakukan penelitian ini di

laksanakan di Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten

Tabalong.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Populasi

33
Menurut Sugiyono (2017:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini populasinya adalah petugas Puskesmas dan warga

sebagai penerima layanan yang datang ke Puskesmas Mabuun Kecamatan

Murung Pudak dalam 3 bulan pada saat penelitian tahun 2021

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul resprensentatif (mewakili) (Sugiyono, 2013:81).

Maka penentuan sampel untuk penelitian di Puskesmas Mabuun Kecamatan

murung Pudak Kabupaten Tabalong menggunakan teknik Probability

sampling dengan metode Cluster sampling (Sugiyono, 2013:85). Pada

penelitian ini penulis mempertimbangkan populasi sampel dengan jumlah 30

responden secara acak yaitu 10 orang petugas Puskesmas Mabuun dan 20

orang masyarakat penerima layanan di Puskesmas Mabuun.

D. Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara

34
mendalam, observasi, dan dokumentasi. Sumber dan Jenis Data dalam penelitian

ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Suliyanto (2018:156), data primer adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data

primer diperoleh melalui wawancara mendalam. Data primer didapatkan

dari hasil wawancara melalui informan melalui interview guide yang

ditujukan kepada pegawai dan warga yang datang Puskesmas Mabuun

Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong sebagai penerima layanan.

2. Data Sekunder

Menurut Suliyanto (2018:156), data sekunder adalah data yang

diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian. Dalam penelitian penulis

mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dengan cara melakukan studi

kepustakaan untuk melengkapi data-data primer. Studi kepustakaan ini

dilakukan dengan cara membaca literatur beberapa buku-buku, artikel,

jurnal, website dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian

penulis. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan universitas yang

memberikan data-data yang diperlukan. Dan data terkait arsip-arsip resmi

yang diperoleh dari Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung Pudak

Kabupaten Tabalong.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Suliyanto (2018:162) merupakan

tahapan yang memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak. Penelitian ini

35
dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapakan dengen

mengetahui teknik pengumpulan data.

1. Kuesioner

Kursioner atau angket yaitu daftar pertanyaan yang dilakukan dengan cara

membagikan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden.

Kuensioner dalam penelitian ini bersifat tertutup, artinya responden hanya

dapat menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu alternatif yang ada.

Kuisioner ini diberikan kepada pegawai dan masyarakat yang datang ke

Puskesmas Murung Pudak pada periode penelitian.

2. Observasi

Suliyanto (2018:63) menyatakan bahwa observasi merupakan teknik

pengumpulan data dengan menggunakan indra, sehingga tidak hanya

dengan pengamatan menggunakan mata saja. Mendengar, mencium,

mengecap, meraba termasuk salah satu bentuk dari observasi. Maksudnya

adalah observasi merupakan proses pengamatan sistematis dari aktivitas

manusia dan pengaturan fisik dimana kegiatan tersebut berlangsung secara

terus menerus dari lokus aktivitas bersifat alami untuk menghasilkan fakta.

Observasi di dapat dari fakta- fakta yang nyata dan melalui observasi

peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Pada

penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipasi yang bersifat pasif.

Peneliti pada penelitian ini terjun langsung ke lapangan untuk mengamati

dan melihat pekerjaan sehari-hari kepala bagian staf di semua bagian

36
puskesmas terkait pelayanan kesehatan agar memperoleh data lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

kegiatan yang dilakukan tetapi peneliti tidak ikut dalam kegiatan tersebut,

karena segala aktifitas informan menjadi salah satu variabel yang

diobservasi secara langsung.

3. Wawancara

Suliyanto (2018:64) menyatakan bahwa wawancara merupakan teknik

pengambilan data di mana peneliti langsung berdialog dengan responden

untuk menggali informasi dari responden. Pada penelitian ini peneliti

mengunakan wawancara mendalam untuk menggali informasi terkait

efektivitas pelayanan. Wawancara mendalam merupakan suatu cara

mengumpulkan informasi dengan langsung bertatap muka dengan

narasumber atau informan. Wawancara mendalam disebut juga wawancara

intensif dan tidak mempunyai kontrol atas respon narasumber bebas

memberikan jawaban pertanyaan. Oleh karena itu peneliti memiliki tugas

yang lebih banyak bertanya agar narasumber lebih banyak memberikan

jawaban yang lebih mendalam.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2016:240), dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara. Berdasarkan pendapat para

ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumpulan data dengan cara

dokumentasi merupakan suatu hal dilakukan oleh peneliti guna

mengumpulkan data dari berbagai hal media cetak membahas mengenai

37
narasumber yang akan diteliti. Dokumentasi pengumpulan data-data

sekunder yang diamati peneliti merupakan data-data yang berkaitan dengan

efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Mabuun Kecamatan Murung

Pudak Kabupaten Tabalong sekitar meliputi dari laporan administarasi,

laporan jumlah pasien, keluhan, buku, dokumen-dokumen dan foto, rekaman

wawancara yang dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Tehnik Analisa Data

Setelah mengumpulkan beberapa data kemudian melakukan analisa data.

Menurut Moleong (Azwar, 2019:83) analisa data merupakan upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data dan memilih-

milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola

penting dan mempelajari serta memutuskan apa yang dapat diambil kesimpulan

sehingga dapat diceritakan kepada orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik

Sederhana dengan menggunakan presentase (%) dan skor nilai jawaban

kuesioner, kemudian data yang diperoleh dari responden dianalisis atau diolah

secara deskriptif kuantitatif. Data yang diteliti akan diolah dan disajikan dalam

bentuk tabulasi distribusi frekuensi. Jadi tabulasi merupakan proses penempatan

atau meletakkan data dalam bentuk tabel atau grafik tertentu dengan cara

membuat tabel yang berisikan data yang sesuai dengan kebutuhan analisis, tabel

yang dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data yang akan dianalisis,

sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

38
Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji

normalitas data menggunakan SPSS IBM terhadap keseluruhan jawaban

kuisioner. Setelah data dinyatakan valid dan normal selanjutnya melakukan

pengelolaan data, pengelolaan data tersebut merupakan tindak lanjut dari

kegiatan pengumpulan data termasuk didalamnya proses menganalisa data.

Proses pengelolaan data dan analisis data dimaksud untuk menggambarkan

permasalahan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian serta diperoleh

gambaran yang sejelas - jelasnya sebagai laporan penelitian sekaligus untuk

menentukan kesimpulan - kesimpulan yang relevan dengan masalah

(Muhammad Ali, 2014:122).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang disediakan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju

(KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) dimana informan penelitian

hanya memilih satu jawaban yang sesuai pendapatnya.

kuesioner yang sudah diisi kemudian dihitung dengan rumus yang telah

ditentukan yaitu rumus presentasi menurut Muhammad Ali (1984).

Rumus tersebut adalah

F
P= x 100 %
N

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

39
Untuk mendefinisikan banyaknya presentasi yang diperoleh digunakan

kriteria sebagai berikut :

80% - 100% = Sangat Setuju (SS) Nilai : 5

60% - 79% = Setuju (S) Nilai : 4

40% - 59% = Kurang Setuju (KS) Nilai : 3

20% - 39% = Tidak Setuju (TS) Nilai : 2

0% - 19% = Sangat Tidak Setuju (STS) Nilai : 1

Berdasarkan data yang diperoleh dan dengan kriteria tersebut maka akan

diperoleh gambaran umum dari tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui bagaimana

efektivitas pelayanan publik dibidang kesehatan di Puskesmas Mabuun

Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.

G. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali

kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel (Sari et.al, 2020:9).

H. Teknik Keabsahan Data

Sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian, harus

melakukan pengecekkan keabsahan data yang didapat sebab keabsahan data

akan menentukan hasil akhir penelitian. Sebuah proses kerja ilmiah disebut

memiliki kriteria objektivitas jika persyaratan kesahihan (validitas) dan kehandalan

40
(realibilitas) terpenuhi. Validitas data dalam penelitian ini akan menggunakan

teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan data tersebut (Guzman & Oktarina,

2018:310).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber.

Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam metode kualitatif (Pratiwi, 2017:231). Data yang diperoleh berupa

wawancara yang dilakukan lebih dari satu kali dalam periode waktu tertentu.

Dengan menggunakan teknik triangulasi, peneliti dapat melakukan

pengecekkan kembali dengan cara membandingkan penelitian atau informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan cara:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.

I. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimulai dari pengajuan dan penyusunan proposal yang

dilakukan oleh peneliti pada bulan Febuari 2021, selanjutnya pada bulan Maret

2021 peneliti melakukan seminar proposal. Setelah proposal diterima, dilanjutkan

dengan skripsi penelitian langsung turun kelapangan serta mengumpulkan data

pada bulan April 2021 sampai dengan bulan Mei 2021 selesai penelitian dan

41
melakukan penyusunan laporan hasil penelitian. Kemudian pada bulan Juli 2021,

peneliti melakukan sidang skripsi

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Ali. M. (1985). Analisis Data Kualitatif Dan Kuantitatif. Jakarta: Universitas Indonesia

(Ul-Press)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001). Jakarta: Balai Pustaka.

Moenir, HAS. (2014). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi

Aksara.

42
STIA. Pedoman Penulisan Skripsi. (2020/2021). Tanjung: Tim Penyusun. STIA

Tabalong

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabet.

Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

B. Peraturan

Kepmenpan No 63. (2003). Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Kepmenpan No 26. (2004). Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas

Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Kepmenpan No 25. (2004). Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks

Kepuasaan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Jakarta.

Kepmenpan No 63. (2003). Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik.

Kepmenpan No 63. (2003). Tentang Pedoman umum penyelenggara pelayanan

publik dilingkungan organisasi publik.

Permenkes no 43 (2019). Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

UU Republik Indonesia No 25. (2009). Tentang Pelayanan Publik.

C. Jurnal

Achmadi. (2015). Kewajiban Pelayanan Publik Oleh Pemerintah Daerah di Era

Otonomi. Anterior Jurnal, 14(2), 221–227.

Zahwa, A (2017). Efektivitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Pusat Kesehatan

Masyarakat Muarasoma Kecamatan Batang Natal Kabupaten Maindailing

Natal. eJournal Administrative Reform, Vol 2 No 3.

43
Mustofa, F, M. (2020). Efektivitas pelayanan administrasi kependudukan dalam

meningkatkan tata kelola pemerintahan yang BAIK (Studi Pelayanan KK,

KTP/E-KTP dan Akta Kelahiran di Kelurahan Merjosari Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang). UIM Malang.

Elis, M & Sasmito, C. (2018). Efektivitas pelayanan publik dibidang kesehatan dalam

upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Universitas Tribhuwana

Tunggadewi Malang.

Nuzlan, B. (2017). Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Pada Rumah Sakit Aloe

Saboe Provinsi Gorontalo. Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Gorontalo

Indonesia.

Saragih, A, S. (2020). Efektivitas Pegawai Dalam Pelayanan Publik Pada Kelurahan

Mabuun Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. STIA Tabalong

Tanjung. JAPB STIA Tabalong, Vol 3 No 1.

44

Anda mungkin juga menyukai