SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana
Oleh
Bayu Sastrawan
NIM. 217057202012828
1
SKRIPSI
TANJUNG
NIM : 217057202012828
B. DISETUJUI OLEH
TANGGAL …………….
OLEH :
BAYU SASTRWAN
NIM.217057202012828
PEMBIMBING I
3
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
NIM :217057202012828
Materai
10.000
BAYU SASTRAWAN
NIM. 217057202012828
4
UCAPAN TERIMAKASIH
Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tabalong Ibu Lilis Suryani, S.AP.M.AP sekaligus
Dosen penguji II Bapak Dr.H. Jauhar Arifin, Drs. MM selaku. Dosen Penguji I
Ibundadan Ayahanda tercinta, atas dorongan yang kuat, bijaksana, dan doa yang
Maulana yang juga telah membantu dan berperan dalam penyelesaian skripsi ini.
BAYU SASTRAWAN
NIM.217057202012828
5
ABSTRAK
6
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah -
Nya . Dengan rahmat-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan Proposal Skripsi
Saya menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Terlebih jika tanpa bantuan, bimbingan, serta doa dan semangat dari
semua pihak yang turut mewarnai di dalam proses penyusunan Proposal ini.
Saya hanya mampu mengucapkan terimakasih atas semua yang telah di berikan
kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk
menuturkan ucapan terimakasih yang dalam kepada :
1. Bapak DR. Jauhar Arifin, Drs.MM Selaku Rektor Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Tabalong
2. Bapak H Jamaludin, SE, M.A.P selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan kepada saya dalam melaksanakan
pembuatan dan penyususnan Proposal Skripsi ini.
3. Bapak ARIE PUJIHARTONO, S.Si.T selaku KASI ANGKUTAN JALAN &
MULTIMODA yang juga telah memeberikan izin kepada saya untuk
melakukan kegiatan penelitian dilapangan dan pembuatan Prosposal
Skripsi sehingga dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
4. Seluruh Personil Bidang Office Lalu Lintas & Angkutan atas bantuan dan
kerjasamanya yang baik.
5. Para Dosen dan Staf Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Tabalong (STIA) yang telah menyumbangkan ilmu pengetahuan dan
bantuan lainnya.
Penulis juga menyadari dimana laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari teknik penulisan maupun dari isi yang disampaikan, oleh karena itu penulis
mohon untuk dapat memakluminya, terlepas dari itu penulis berharap semoga
laporan ini berguna bagi kita semua.
Tanjung, 30 Agustus 2021
Bayu Sastrawan
NIM. 217.057.20201. 2828
7
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam satu hari, supir memiliki enam jam kerja dan satu hari terbagi
menjadi dua shift yaitu pagi dan siang, sehingga warga tak perlu khawatir karena
angkutan umum akan selalu ada seharian. Biasanya warga yang ingin
menggunakan fasilitas angkutan umum ini bisa menunggu di pinggir jalan atau
mendatangi ke tempat biasa para supir berkumpul.
1
Ada terdapat 14 Trayek / Arah Jalur yang menjadi rute angkutan umum,
yang terbagi menjadi 3 (tiga) arah Daerah yang berbeda – beda dan
mencangkup ke masing – masing Kecamatan. yaitu Daerah ( Mura Uya dan
Jaro ), Daerah ( Tanjung Kota dan sekitarnya ), dan Daerah ( Kelua dan
sekitarnya ) Berikut penjelasan beberapa trayek Angkutan Kota yang ada di
Kabupaten Tablong :
2
minimnya ada penumpang mungkin juga disebabkan karena dampak
dari pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh tinggi sekali. Karena
pada hari biasa nya atau normalnya itu, untuk wilayah pemarangan
penumpang sangat banyak sekali apalagi pada di hari jumat pasar
pamarangan dan di hari jam anak berangkat dan pulang sekolah.
2. Menurut penumpang kedua : Kurangnya pemahaman dari bebrapa
kalangan masyarakat terhadap prosedur penggunaan transportasi
angkutan kota tersebut. Sehingga membuat sering kesalah
pemahaman Trayek terhadap angkutan kota tersebut. memang untuk
sekarang ini ada tersedia Aplikasi di playstore “LANGSATMANIS”
tujuannya untuk mempermudah masyarakat monitoring keberadaan
angkutan kota, yang ada disekitar wilayah tersebut. Tetapi belum ada
sosialiasi kepada masyarakat terhadap cara penggunaan aplikasi
tersebut.
3. Menurut penumpang ketiga : Kurang banyaknya tempat halte atau
tempat persinggahan angkot di daerah tersebut. Sehingga pada saat
menjemput atau menurunkan penumpang harus di halte sesuai
persinggahan halte, sedangkan jarak antar halte ke halte itu sangat
jauh untuk diwilayah Pamarangan Kecamatan Tanjung.
3
Melihat dari latar belakang tersebutlah yang mendorong saya selaku
penulis untuk dilakukannya suatu penelitian dan selanjutnya menuangkan dalam
judul penelitian: ”SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) TERHADAP
PELAYANAN ANGKUTAN KOTA (ANGKOT) PADA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN TABALONG DI WILAYAH PAMARANGAN KECAMATAN
TANJUNG”
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah tingkat
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Angkutan Kota (ANGKOT) pada
Dinas Perhubungan Kab.Tabalong diwilayah Pamarangan Kecamatan Tanjung ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Angkutan Kota (ANGKOT)
pada Dinas Perhubungan Kab.Tabalong diwilayah Pamarangan Kecamatan
Tanjung.
3. Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Sri Indarti
5
2. Firdaus
TUJUAN PENELITIAN
Persaingan dalam dunia bisnis jasa transportasi akhir-akhir ini bukan hanya
disebabkan oleh factor globalisasi, tetapi lebih disebabkan karena pelanggan
yang semakin cerdas, sadar harga, dan banyak menuntut. Kemajuan teknologi
komunikasi juga ikut berperan meningkatkan intensitas persaingan, karena
memberi pelanggan akses informasi yang lebih banyak tentang berbagai macam
produk dan jasa yang ditawarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui nilai kepuasan masyarakat pengguna pelayanan pada moda
transportasi bus pada koridor Surabaya-Madiun-Ponorogo.
METODE PENELITAN
6
3. Jaliludin Muslim dan Irwandi
4. Ardhani Indra J
TUJUAN PENELITIAN
7
dan bandar udara. Pemerintah telah menyediakan angkutan umum masal melalui
angkutan pemadu moda yang melayani bandara dalam upaya meningkatkan
pelayanan penumpang dari dan kebandara. Indeks Kepuasaan Masyarakat
Terhadap Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dalam Implementasi Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004
pada pelayanan Bus Damri Khusus Juanda Yang dilatarbelakangi adanya
keluhan dari masyarakat bahwa pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat
memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Karena itu salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik perlu dilakukan survey tentang
indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap pelayanan pada bus Damri khusus
Juanda. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) berpedoman pada
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kinerja aktualnya.
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan
Men.PAN Nomor: 25/2004, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur
yang “relevan, valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk
dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat. Diharapkan nantinya akan ada
lagi penelitian yang melanjutkan pembahasan mengenai layanan bus DAMRI ini,
sebagai salah satu moda transportasi sekaligus harus adanya jalur trasnportasi
yang terintegrasi dengan jelas berserta kebijakan yang menguatkannya.
METODE PENELITIAN
Menurut Usman dan Akbar, metode ialah suatu prosedur atau cara untuk
mengetauhi sesuatu, yang mempunyai langkah – langkah sistematis (Usman &
Akbar,2006). menurut Danim, metode penelitian merupakan cara atau
pendekatan yang dipakai dalam penelitian(Danim,2002). Pendekatan ini secara
garis besar dibagi menjadi dua yaitu, kualitatif yang pada umumnya bersifat
induktif dan kuantitatif yang pada umumnya bersifat deduktif. Penelitian ini
mengunakan metode penelitian kuantitatif.
8
berperilaku sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, sebab manusia terlahir
bagaikan kanvas putih yang kosong, dan pengalaman serta lingkunganlah yang
memberikan tulisan dan warna pada kanvas tersebut. sehingga demikian Comte
beranggapan fenomena – fenomena sosial dan kelakuan manusia bersifat
sangat obyektif dan dapat diukur(Purwanto,2008).
Metode Penelitian
9
kabupaten lain yang juga menerapkan angkutan umum terpadu, seperti:
Kabupaten Kayu Agung, Ogan Ilir, Prabumulih, serta Sekayu. Originality/value
Penelitian ini mencoba memberikan gambaran yang utuh tentang dimensi
kualitas layanan serta pengaruhnya pada kepuasan masyarakat terkait layanan
transportasi umum terpadu.
B. Deskripsi Teori
1. Angkutan Kota
Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam
wilayah kota dengan mempergunakan mobil bus umum dan atau mobil
penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur. Tujuan utama
keberadaan angkutan kota adalah untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik
dan layak bagi masyarakat. Ukuran baik disini dilihat dari kinerja operasi
angkutan kota dan kualitas pelayanan angkutan kota. Untuk mengevaluasi
pelaksanaan operasi dalam memberikan pelayanan jasa transportasi kepada
penumpang, maka perlu diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi indicator
kinerja operasional dan kualitas pelayanannya. Angkutan kota, menurut
Setijowarno dan Frazila (2001: 211), adalah angkutan dari suatu tempat ke
tempat lain dalam wilayah suatu kota dengan menggunakan mobil bis umum
dan/atau mobil penumpang umum yang terikat pada trayek tetap dan teratur.
Dapat juga angkutan kota berupa angkutan massal atau mass rapid transit yang
dapat mengangkut penumpang dalam jumlah banyak dalam satu kali perjalanan.
Mobil penumpang umum (MPU) adalah setiap kendaraan umum yang dilengkapi
sebanyak-banyaknya delapan tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk
pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
10
b. Karakteristik dan Pola Aktifitas Angkutan Kota
Angkutan umum kota beroperasi menurut trayek kota yang sudah
ditentukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 68 tahun 1993,
trayek kota seluruhnya berada dalam suatu wilayah Kota. Menurut Setijowarno
dan Frazila (2001: 206), trayek pelayanan angkutan kota dipengaruhi oleh data
perjalanan, penduduk dan penyebarannya, serta kondisi fisik daerah yang akan
dilayani oleh angkutan kota. Umumnya dalam suatu wilayah Kota terdapat
beberapa buah trayek dimana masing-masing trayek mempunyai rute tersendiri
yang harus dilewati oleh angkutan kota. Sistem jaringan rute di perkotaan
biasanya terbagi menjadi dua kelompok (Setijowarno dan Frazila, 2001: 211),
yaitu:
a. Jaringan rute yang terbentuk secara evolusi yang pembentukannya
dimulai oleh pihak-pihak pengelola secara sendiri-sendiri.
2. Trayek/Rute
Trayek/rute angkutan umum didefinisikan sebagai tempat-tempat dimana
angkutan umum secara tetap melayani penumpang yaitu dengan menaikkan dan
menurunkannya. Suatu rute biasanya merupakan suatu lintasan tetap dari
angkutan umum yang melewati beberapa daerah, dimana angkutan umum
secara rutin melayani penumpang dan dilain pihak calon penumpang
menggunakan angkutan pada rute tersebut. Rute angkutan umum biasanya
ditempatkan di lokasi dimana memang diperkirakan ada calon penumpang yang
akan dilayani. Dalam suatu kota, pada umumnya rute yang melayani masyarakat
lebih dari satu maka ditinjau secara keseluruhan akan ada suatu sistem jaringan
rute yaitu sekumpulan rute yang bersama-sama melayani kebutuhan umum
masyarakat. Dalam sistem jaringan tersebut akan terdapat titik-titik dimana akan
terjadi pertemuan dua rute atau lebih. Pada titik-titik yang dimaksud
dimungkinkan terjadi pergantian rute, karena pada kenyataannya seorang
penumpang tidak selamanya dapat menggunakan hanya satu rute untuk
perjalanannya dari satu tempat asal ke tempat tujuannya (Warpani, 2002).
11
a. Trayek Utama
Trayek utama memiliki jadwal yang tetap dan teratur. Trayek ini melayani
angkutan antar kawasan utama, antar kawasan utama dan pendukung
dengan ciri perjalanan ulang alik secara tetap.
b. Trayek Cabang
Sama halnya dengan sistem pengoperasian pada trayek utama namun
trayek cabang ini beroperasi pada kawasan pendukung, antara kawasan
pendukung dan pemukiman.
c. Trayek Ranting
Trayek ranting tidak memiliki jadwal yang tetap. Wilayah pelayanannya
pada kawasan pemukiman penduduk. Sedangkan moda yang digunakan
berupa mobil penumpang.
d. Trayek Langsung
Trayek langsung memiliki jadwal yang tetap. Melayani angkutan antara
kawasan utama dengan kawasan pendukung dan kawasan pemukiman, dan
berhenti pada tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk angkutan kota untuk
menaik turunkan pemunpang
3. Aplikasi Langsat Manis (Layanan Angkutan Masyarakat Nyaman dan
Gratis) :
Gambar 1
Langsat Manis adalah aplikasi yang di buat oleh DISHUB Tabalong dan
berkerjasama dengan KOMINFO. Yang fungsinya untuk mempermudah
12
Masyarakat Tabalong menjupai atau menemukan Angkutan Kota terdekatnya.
Shingga pengguna aplikasi Langsat Manis tersebut yang ingin menumpang
angkutan kota tersebut, tidak lagi kesulitan dan menunggu cukup lama karena
dengan aplikasi Langsat Manis ini, pengguna dapat melihat trayek mana yang
mereka butuhkan untuk ditumpangi. Tampilan aplikasi Langsat Manis itu pun
mudah untuk di pahami untuk semua kalangan, maupun dari anak sekolah dan
orang tua sekalipun. Dalam aplikasi tersebut juga terdapat beberapa trayek dan
call center DISHUB Tabalong, bagi yang ingin bertanya – tanya seputar Layanan
Langsat Manis tersbut. Jadi ini lah inovasi dari DISHUB Tabalong untuk
meningkatan Pelayanan kepada masyarakat Tabalong. dan harapan
kedepannya masyrakat tabalong agar bisa lebih menggunakan layanan
Angkutan Kota yang di sediakan pemerintah Tabalong agar bisa menekan
tingkat kecelakan lau lintas di Kabupaten Tabalong.
a. Keamanan, meliputi :
1) Identitas Kendaraan
- Nomor Kendaraan dan
- Nama Trayek berupa sticker yang ditempel
13
Mengenakan pakaian seragam dan dilengkapi
dengan identitas nama kondektor dan perusahaan
3) Lampu Peneranagan
4) Kaca Film
5) Lampu Isyarat Tanda Bahaya
b. Keselamatan, meliputi :
1) Awak Kendaraan
2) Sarana
- Peralatan Keselamatan
- Fasilitas Kesehatan
- Informasi Tanggap Darurat
- Fasilitas Pegangan Penumpang Berdiri
3) Prasarana
- Fasilitas Penyimpanan dan Pemeliharaan Kendaraan
(pool)
c. Kenyamanan, meliputi
1) Daya Angkuta
2) Fasilitas Pengatur Suhu Ruangan
3) Fasilitas Kebersihan
d. Keterjangkauan/Tarif, meliputi :
1) Non Ekonomi, harga tiket sesuai dengan pelayanan
2) Ekonomi, dapat diberikan dengan subsidi
e. Keteraturan
14
1) Informasi Pelayanan
- Keberangkatan
- Kedatangan
- Tarif
- Trayek yang dilayani
2) Waktu Berhenti di Halte
4) Kinerja Operasional
15
1. Pengertian Pelayanan Publik Pelayanan Publik dapat diartikan
sebagai pemberian layanan/melayani keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut
Agung kurniawan (2005:4) pelayanan publik diartikan melayani
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentinganpada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
di tetapkan . Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tahun 2003 pelayanan publik
adalah segala kegiatan upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-
undangan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Menurut Sinambela (2010:128)
pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam
suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun
hasilnyan tidak terikat pada suatu kumpulan atau kesatuan dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
jenis layanan secara fisik Menurut wasistiono (Hardiansyah 2011 :11)
pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah,pihak
swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada
masyarakat dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi
kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.
16
tujuan pelayanan yang tegas dan ramah terhadap konsumen
terciptanya interaksi khusus dan kontrol kualitas dengan pelanggan
17
menghasilkan produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin,
rekomendasi, dan lain sebagainya.
2) Pelayanan Barang, adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan barang berwujud fisik
termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumne langsung
(sebagai unit ataupun individu) dalam suatu sistem. Kegiatan tersebut
menghasilkan produk akhir berwujud benda (fisik) misalnya pelayanan
listrik, air bersih dan pelayanan telepon.
3) Pelayanan Jasa, adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa sarana dan prasaranan serta penunjangnya. Produk
akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya
secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya pelayanan perbankan, pelayanan pos dan pelayanan pemadam
kebakaran. Kesimpulan dari berberapa jenis pelayanan publik yang
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat diatas, terdapat tiga jenis
yaitu pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa
Kepuasan Pelanggan.
18
Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009) terdapat 4 (empat) unsur penting
dalam proses pelayanan publik, yaitu:
Menurut Kasmir (Hardiyansyah, 2011) bahwa ciri-ciri pelayanan publik yang baik
adalah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
19
1. Empati dengan penerima layanan ; Pegawai atau petugas yang
melayani urusan pelayanan baik pelayanan perizinan maupun non
perizinan dari instansi penyelenggara jasa perizinan dan non perizinan
harus dapat berempati dengan masyarakat pengguna jasa pelayanan.
2. Pembatasan prosedur ; Prosedur harus dirancang sependek mungkin
dengan demikian kosnep layanan satu puntu benar-benar diterapkan.
3. Kejelasan tatacara pelayanan ; Tatacara pelayanan harus didesain
sesederhana mungkin dan dikomunikasikan kepada masyarakat
pengguna jasa pelayanan.
4. Minimalisasi persyaratan pelayanan ;Persyaratan dalam mengurus
pelayanan harus dibatasi sesedikit mungkin dan sebanyak yang benar-
benar diperlukan.
5. Kejelasan kewenangan ;Kewenangan pegawai yang melayani
masyarakat pengguna jasa pelayanan harus dirumuskan sejelas
mungkin dengan membuat bagan tugas dan distribusi.
6. Transparansi biaya ; Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal
mungkin dan setransparan mungkin.
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan ; Jadwal dan durasi pelayanan
juga harus pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas
dan tidak resah.
8. Meminimalisasi formulir ; Formulir-formulir harus dirancang secara
efisien, sehingga akan dihasilkan formulir komposit (satu formulir yang
dapat dipakai untuk berbagai keperluan).
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin ; Untuk mengindarkan terlalu
seringnya masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin
harus ditetapkan selama mungkin.
10. Kejelasan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan ; Hak-
hak dan kewajiban-kewajiban baik bagi pemberi maupun bagi
penerima layananan harus dirumuskan secara jelas dan dilengkapi
dengan sanksi serta ketentuan ganti rugi.
11. Efektifitas penanganan keluhan ;. Pelayanan yang baik sedapat
mungkin harus menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika
muncul keluhan, maka harus dirancang suatu mekanisme yang dapat
memastikan bahwa keluhan tersebut akan ditangani secara efektif
20
sehingga permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan dengan
baik
21
memuaskan, berlaku sopan, ramah dan menolong serta profesional, bahwa
kualitas ialah standard yang harus dicapai oleh
seseorang/kelompok/lembaga/organisasi mengenai kualitas sumber daya
manusia, kualitas cara kerja atau produk yang berupa barang dan jasa.
Berkualitas mempunyai arti memuaskan pada yang dilayani, baik internal
maupun eksternal dalam arti optimal atas pemenuhan atas tuntutan/persyaratan
pelanggan masyarakat.
22
9. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai
bahaya dan resiko.
10. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan
pendekatan.
23
Hasil Penilaian Indeks Survei Kepuasan Masyarakat, Analisa Hasil Survei dan
Rencana Tindak Lanjut. Survei Kepuasan Masyarakat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat. Pedoman ini menggantikan pedoman sebelumnya
dalam Permenpan No. 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan
Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Peraturan
sebelumnya dipandang tidak operasional dan memerlukan penjabaran teknis
dalam pelaksanaannya. Sehingga perlu untuk disesuaikan dengan metode survei
yang aplikatif dan mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, Peraturan ini
dimaksudkan untuk memberikan arahan dan pedoman yang jelas dan tegas bagi
penyelenggara pelayanan publik.
1. Persyaratan
3. Waktu Penyelesaian
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
4. Biaya/Tarif
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan
dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari
penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara penyelenggara dan masyarakat.
24
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang
diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap
spesifikasi jenis pelayanan.
6. Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
7. Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan
pelayanan.
25
8. Kerangka Konseptual
26
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Sumber Data
Sumber data adalah hal, peristiwa atau kenyataan lainnya, apapun yang
mengandung suatu pengetahuan untuk menjadikan dasar guna menyusun
keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Data adalah
ibarat bahan mentah yang melalui pengolahan tertentu lalu menjadi ketarangan
(The Liang Gie, 1986: 67).
27
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui
penelitian dilapangan. Sumber data yang berasal dari penumpang yang
menaiki angkutan kota yang diselenggarakan gratis oleh pemerintah
Kabupaten Tabalong, untuk mendapatkan informasi yang akurat, diambil pada
saat masyarakat yang sedang menjalani proses antar jemput penumpang.
Gambar 3
(Tabel Ukuran Sampel Krecjie dan Morgan)
28
4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2016:135).
Populasi dalam penelitian ini adalah para masyarakat yang
menumpang diangkutan umum pada wilayah Pamarangan
Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong. Sebanyak 28 sampel dari
30 orang responden.
b. Sedangkan pengambilan sampel diambil secara accidental sampling,
yaitu masyarakat yang menumpang di angkutan kota tersebut.
Menurut sugiyono (2009:85), Accidental Sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang
secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat mempunyai validasi atau yang
tepat sesuai dengan yang diharapkan dilapangan dan roable atau data yang
diperoleh sesuai dengan yang kenyataannya, maka untuk itu diperlukan
pengumpulan data yang tepat dan teknik tidak hanya satu teknik saja, untuk
itu dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
mengumpulkan data sebagai berikut: Sugiyono (Khair, 2014:37).
1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan secara langsung pada objek yang akan diteliti dan
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai permasalahan
yang dihadapi dengan melihat kondisi rill yang ada serta
mempertemukan dalam pengambilan keputusan.
2. Angket (kuesioner) yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012:162). Kuesioner dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan tentang Pelaksanaan Jebol
Pelanduk Cerdas Cetak di Tempat pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Tabalong
29
3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data ditempuh melalui bahan
tertulis berupa surat, gambar, dengan mempelajari dan mencatat
dokumen-dokumen yang sesuai dengan masalah penelitian yang
berguna untuk melengkapi data peneliti yang didapatkan dengan
teknik observasi.
6. Teknik Analisis Data
F
P= X 100%
N
frekuensi jawaban dalam angket yang dihitung dalam jumlah presentase,
karena jumlah jawaban disetiap angket berbeda. Rumus presentase yang
digunakan mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad Ali
(1998: 184) bahwa rumus untuk menghitung presentasi data yaitu :
30
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi Data
N = Jumlah Responden
7. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan
Juli 2021. Adapun rincian pelaksanaannya yaitu dimulai dari pengajuan judul
dan penyusunan proposal yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2021,
Seminar Proposal pada bulan Juli 2021. Setelah proposal di terima oleh
dosen penguji dan dosen pembimbing, kemudian di lanjutkan dengan
penelitian langsung turun lapangan serta mengumpulkan dan menganalisa
data serta penulisan laporan yang dilakukan pada bulan Juli 2021, dan
melaksanakan siding skripsi pada bulan Agustus 2021.
31
BAB IV
A. Deskripsi Data
Bidang :
3. Keselamatan
1. UPT BPKB
a. Visi
32
akses tranportasi. Menjadkan Lembaga Profesional, di indikasikan
bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong akan bekerja
sungguh-sungguh sesuia keahlian bidang tugas dan kewenangannya
dibidang Perhubungan dengan prinsip kerja efektif, efisien, trasparan,
akuntabel dan produkif. Menyediakan akses Transportasi, di
indikasikan oleh ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang
mampu melayani distribusi orang, barang dan jasa yang lancar,
nyaman, cepat, murah, aman dan selamat serta menjangkau seluruh
wilayah.
b. Misi
Misi Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong yaitu :
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga kontrak pada Dinas Perhubungan
tahun 2021 dilihat pada tabel sebagai berikut :
33
No Jabatan Jumlah
1 PNS 35
2 Kontrak 150
Jumlah 185
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong, Tahun 2021
34
4. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan
35
Berdasarkan struktur organisasi di Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong,
dapat dilihat bahwa setiap perangkat yang ada di Dinas Perhubungan Kabupaten
Tabalong memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pos
amanah yang mereka pegang masing- masing. Hal ini tentunya untuk
mempermudah pelaksanaan tugas dalam mewujudkan pembangunan dan
pelaksanaan visi dan misi yang sudah ditentukan.
5. Tugas Pokok dan Fungsi Dalam Tim Bidang Lalu-Lintas dan Angkutan
(LLA)
36
g). Menilai prestasi kerja para bawahan berdasarkan hasil kerja yang
dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier.
i). Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Fisik.
37
d) Menilai prestasi kerja para bawahan berdasarkan hasil kerja yang
pekerjaan.
38
9. Kepala Seksi Kendaraan dan Perbengkelan mempunyai tugas pokok
melakukan penyiapan bahan penyusunan, kerjasama dan pembinaan
dibidang kendaraan dan perbengkelan.
10. Kepala seksi Terminal dan Angkutan mempunyai tugas pokok melakukan
pengawasan dan pembinaan di bidang terminal dan angkutan.
14. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
diatur oleh seorang tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk diantara
tenaga fungsional.
39
a. Mengangkut penumpang sesuai dengan dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
17. Bagian Pelayanan Seperti UPT PKB , UPT Bandar Udara Warukin yaitu
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan yang
berlaku
B. Karakteristik Responden
F
P= X
N 100%
40
1.1 Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi Data
N = Jumlah Responden
Tanggapan Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-Laki 15 50%
2. Perempuan 15 50%
Jumlah 30 100%
Sumber : data angket yang dibuat oleh peneliti, 2021
Berdasarkan data tabel diatas, responden antara ljenis kelamin laki – laki
dan peremupuan sama banyaknya adalah perempuan sebanyak 15 Responden
atau 50%, kemudian responden laki-laki sebanyak 15 Responden atau 50%.
Tanggapan Responden
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1. 10-20 16 53,7%
2. 21-30 6 19,7%
3. 31-40 2 6,6%
4. 41-50 7 20%
Jumlah 30 100%
Sumber : data angket yang dibuat oleh peneliti, 2021
41
responden yang berusia 31 sampai 40 Tahun memiliki jumlah responden yang
lebih sedikit juga yaitu sebanyak 2 Responden atau 6,6%, kemudian responden
yang berusia 41 sampai 50 Tahun memiliki jumlah responden yang lebih banyak
yaitu sebanyak 7 Responden atau 20%,
Tanggapan Responden
No Pendidikan
Frekuensi Persentase (%)
1. SD 6 20%
2. SMP 11 36,7%
3. SMA 13 43,3%
Jumlah 30 100%
Sumber : data angket yang dibuat oleh peneliti, 2021
Selanjutanya yaitu dari 30 Responden, tingkat pendidikan responden
yang paling banyak adalah SMA sebanyak 13 Responden atau 43,3%,
kemudian responden dengan tingkat pendidikan SMP memiliki jumlah yaitu
sebanyak 11 responden atau 36,7% dan responden dengan tingkat
pendidikan SD sebanyak 6 responden atau 20%.
42
d. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Pekerjaan
Responden
Tanggapan Responden
No Pekerjaan
Frekuensi Persentase (%)
1. Swasta 0 0%
2. Pelajar 16 53,3%
Jumlah 30 100%
Sumber : data angket yang dibuat oleh peneliti, 2021
C. Hasil Penelitian
1. Kinerja Dinas Perhubungan Berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Minimal Angkutan Kota di
Kabupaten Tabalong.
43
Jumlah tenaga kontrak angkutan kota yang ada pada Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan adalah berjumlah orang 82, terdiri dari Supir 61 orang, pengawas
13 oarang, Mekanik 4 orang, Admin angkutan 4 orang. Semua sebagai
tenaga kontrak di Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong.
a. Keamanan
Berkaitan dengan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Dinas
Perhubungan berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pelayanan Minimal Angkutan Kota di Kabupaten Tabalong
pada indikator keamanan khususnya kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten
Tabalong, berikut ini hasil tanggapan responden.
44
Tabel 4.5 Jawaban Responden Mengenai bagaimana penilaian anda
yang anda rasakan apakah anda merasa puas dari segi keamanan pada
pelayanan angkutan kota, seperti kursi penumpang pada kaki-kaki dan baut -
baut dalam kondisi masih baik.
No Tanggapan Frekuensi Persentase
Responden (F) (%)
45
Bedasarkan tabel diatas diketahui tanggapan responden yang
menjawab Sangat Puas 4 Orang dengan persentase 13,3%, dan jawaban
Puas 15 Orang dengan persentase 50%. Kemudian jawaban responden
Cukup Puas 11 Orang dengan persentase 36,7%. Dari tebel diatas dapat
disimpulkan bahwa Survei Kepuasan Masyarakat Dinas Perhubungan dalam
hal pelayanan keamanan yang sudah dilakukan bagi penumpang angkutan
kota Kabupaten Tabalong, penilaian yang dinilai dari penumpang rasakan
adalah Puas karena telah sudah sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur yang ada.
1 Seat belt 4 17 9 0 0 30
dalam katagori Seat belt, kaki-kaki & baut-baut, skill driver mendapat
46
dengan persentase 15,6%. Sehingga dapat dikatakan Puas secara
keseluruhan berjalan dengan baik karena semua sudah ada dalam SOP
itulah yang menjadi standar pelayanan yang harus diberikan secara akurat
masyarakat.
a. Keselamatan
47
rasakan adalah Puas karena telah sudah sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur yang ada.
48
No Tanggapan Frekuensi Persentase
Responden (F) (%)
49
Tabel 4.11 Rekapitulasi Jawaban Responden Terkait dengan kinerja
Dinas Perhubungan berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Minimal Angkutan Kota di Kabupaten
Tabalong
Item Standar
Pelayanan Tanggapan Responden
No Minimum JML
Angkutan Sangat Cukup Tidak Sangat
Puas
(Kemanan) Puas Puas Puas TidakPuas
1
supir/pengmudi angkot
taat dalam berlalu
4 19 7 0 0 30
lintas.
terdapatnya
2 5 16 9 0 0 30
Protokol
Kesehatan
3
mepermudah naik atau
berpegangan pada 5 18 7 0 0 30
saat ada goncangan.
Jumlah 14 53 23 0 0 90
50
secara keseluruhan berjalan dengan baik karena semua sudah ada dalam
SOP itulah yang menjadi standar pelayanan yang harus diberikan secara
akurat dan terpercaya agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
untuk masyarakat.
b. Kenyamanan
51
Standar Operasional Prosedur yang ada.
52
No Tanggapan Frekuensi Persentase
Responden (F) (%)
Item Standar
Pelayanan Tanggapan Responden
53
No Minimum Sangat Cukup Tidak Sangat JML
Angkutan Puas
Puas Puas Puas TidakPuas
(Kemanan)
1
terdapatnya fasilitas
AC untuk kenyamanan 9 13 8 0 0 30
apakah ruang
2 4 12 14 0 0 30
yang cukup
luas atau
sempit
3
seperti kebersihan unti
angkutan kota 5 18 7 0 0 30
Jumlah 18 43 29 0 0 90
c. Keterjangkauan/Tarif
54
variable Keterjangkauan/Tarif khususnya kinerja Dinas Perhubungan
Kabupaten Tabalong, berikut ini hasil tanggapan responden.
Item Standar
Pelayanan Tanggapan Responden
No Minimum JML
Angkutan Sangat Cukup Tidak Sangat
(Kemanan) Puas
Puas Puas Puas TidakPuas
55
1
katagori dari segi
keterjangkauan/tarif
30 0 0 0 0 30
GRATIS
apakah ruang
2 0 0 0 0 0 0
yang cukup
luas atau
sempit
3
seperti kebersihan unti
angkutan kota 0 0 0 0 0 0
Jumlah 30 0 0 0 0 30
d. Keteraturan
56
Tabel 4.18 Jawaban Responden Mengenai bagaimana penilaian anda
yang anda rasakan apakah anda merasa puas dari segi Keteraturan pada
pelayanan angkutan kota, seperti adanya informasi pelayanan angkutan kota
yang terdapat pada aplikasi LANGSAT MANIS yang dibuat oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Tabalong.
57
No Tanggapan Frekuensi Persentase
Responden (F) (%)
58
1 Sangat Puas 2 6,7%
2 Puas 10 33,3%
3 Cukup Puas 18 60%
4 Tidak Puas 0 0%
5 Sangat Tidak Puas 0 0%
Jumlah 30 100%
(Sumber: dibuat oleh peneliti)
59
1 terdapatnya fasilitas
aplikasi LANGSAT
3 16 11 0 0 30
MANIS
2 ketepatan waktu
berhenti antara dari
halte ke halte 5 11 14 0 0 30
penjemputan
3 seperti Efektifitas
dan Efesiensi
Kinerja Operasional 2 10 18 0 0 30
SOP
Jumlah 10 37 43 0 0 90
60
Kecamatan Tanjung berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Minimal Angkutan Kota di Kabupaten
Tabalong.
FREKUENSI
NO INDIKATOR JML
SP P CP TP STP
1. Keamanan 14 49 27 0 0 90
2. Keselamatan 14 53 23 0 0 90
3. Kenyamanan 18 43 29 0 0 90
4. Keterjangkauan/Tarif 30 0 0 0 0 90
5. Keteraturan 10 37 43 0 0 90
Jumlah 86 182 122 0 0 390
Persentase 22,1% 46,7% 31,2% 0% 0% 100
%
Sumber : data angket yang diolah oleh peneliti, 2021
Berdasarkan rekapitulasi hasil akhir terlihat 22,1% responden
menjawab sangat Puas, 46,7% responden menjawab Puas, 31,2%
responden menjawab Cukup Puas, 0% responden menjawab Tidak Puas,
dan 0% responden menjawab Sangat Tidak Puas .
A. Pembahasan
Dalam bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian tentang Survei
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Angkutan Kota (ANGKOT) pada
Dinas Perhubungan Kab.Tabalong diwilayah Pamarangan Kecamatan
Tanjung. Peraturan Bupati Tabalong Nomor 23 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Kota di Kabupaten Tabalong. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dari kuesioner yang disi oleh 30 orang
responden penelitian. Berdasarkan rekapitulasi keamanan pada Survei
61
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Angkutan Kota (ANGKOT) pada
Dinas Perhubungan Kab.Tabalong diwilayah Pamarangan Kecamatan
Tanjung Peraturan Bupati Tabalong Nomor 23 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Kota Kabupaten Tabalong tersebut terlihat.
Kesimpulan bahwa indikator tercapainya target yang terdiri dari Identitas
Kendaraan, seperti dalam katagori Seat belt, kaki-kaki & baut-baut, skill
driver mendapat tanggapan respoden yang menjawab Sangat Puas 14
orang dengan persentase 15,6%. Responden menjawab Puas 49 orang
dengan persentase 54,4%, respondedn menjawab Cukup Puas 27 orang
dengan persentase 30%, responden menjawab Tidak Puas 0%, dan
responden menjawab Sangat Tidak Puas 0%.
62
diwilayah Pamarangan Kecamatan Tanjung sudah terlaksana dengan baik,
dimana berdasarkan range tabulasi skor yang didapatkan termasuk pada
kategori Puas.
63
Kemudian rekapitulasi hasil akhir indikator Keteraturan dapat ditarik
kesimpulan bahwa indikator tercapainya target keteraturan yang terdiri dari
Identitas Kendaraan, seperti terdapatnya aplikai langsat manis, ketepatan
waktu berhenti antara dari halte ke halte penjemputan dan Efektifitas dan
Efesiensi Kinerja Operasional SOP yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Tabalong angkutan kota. mendapat tanggapan respoden yang
menjawab Sangat Puas 10 orang dengan persentase 11,1%. respoden yang
menjawab Puas 37 orang dengan persentase 41,1% dan menjawab Cukup
Puas 43 orang dengan persentase 47,8%, kemudian tanggapan respoden
yang menjawab Tidak Puas 0%, dan responden menjawab Sangat Tidak
Puas 0%.
64
kendaraan yaitu supir dan kondektur mengunakan pakaian seragam dan
dilengkapi dengan idenditas nama pengemudi dan instansi, menempatkan
papan atau kartu identitas nama pengemudi dan nama instansi di ruang
pengemudi, lampu penerangan, kaca film dan lampu isyarat tanda bahaya
sabuk pengaman dan APAR berfungsi dengan baik semuanya merupakan
elemen yang sangat penting dalam hal kemanan, karena dengan adanya
semua itu ditambah juga dengan Kinerja Dinas Perhubungan dalam
melakukan Pelayanan sudah sesuai dengan SOP yang ada dan juga itulah
yang menjadi standar pelayanan yang harus diberikan secara akurat dan
terpercaya agar dapat memberikan pelayanan yang berkualiatas untuk
masyarakat, agar masyarakat merasa aman dalam menggunakan angkutan
kota.
Dilihat dari Indikator Keselamatan yang meliputi Standar Operasional
Prosedur (SOP) didalam pengoperasian kendaraan, Kondisi fisik Supir,
Fasilitas Kesehatan, Informasi Tanggap Darurat, Fasilitas Peganggan
Penumpang Berdiri, dan Fasilitas penyimpanan serta pemeliharaan
kendaraan yang tersedia yang merupakan tempat pencucian dan perbaikan
sebelum atau setelah unit tersebut beroperasi semuanya merupakan elemen
yang penting dalam keselamatan, karena dengan dijalankannya semua itu
sesuai dengan SOP yang ada maka keselamatan para penumpang akan
terjamin. walaupun fasilitas pegangan penumpang berdiri belum ada karena
semua unit diproyeksikan bukan untuk penumpang berdiri tetapi itu bukan
jadi kendala yang sangat berpengaruh karna sampai saat ini penumpang
tidak mengeluh anak hal itu.
65
maksimal.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
67
dengan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 23 Tahun 2014 dan SOP
yang sudah ditetapkan.
B. Saran
1. Memakai Masker
2. Menjaga Jarak
3. Mencuci Tangan
Agar kita semua terhindar dari penyebaran penyakit virus covid-19 dan
68
tentunya, bagian dari 3M tadi bisa menjadi lifestyle kita. Dan untuk itu
lebih baik mencegah dari pada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA
69
Rohmad, Z. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat
dalam pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Magetan. Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, &
Antropologi, 24.
70