Anda di halaman 1dari 22

Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1.

Januari-Juni 2018

i
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

Jurnal ilmiah “JEJARING ADMINISTRASI PUBLIK (JAP)‟. Diterbitkan oleh Departemen


Adminstrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, sebagai terbitan berkala
6 (enam) bulan sekali yang menyajikan tulisan-tulisan untuk lebih mempopulerkan ilmu
administrasi negara / publik ditengah masyarakat.

Penanggung Jawab
Falih Suaedi (Ex Officio Dekan Fisip Unair)

Pimpinan Umum
Sulikah Asmorowati (Ketua Departemen Administrasi)

Mitra Bestari
Bintoro Wardiayanto (Universitas Airlangga)
Selfi Budi Helpiastuti (Universitas Jember)
Intam Kurnia (Universitas Tadulako)
Muhammad Nuh (Universitas Brawijaya)
Ahmad Buhari (Universitas Padjajaran)

Pimpinan Redaksi
Pilipus Keban

Sekretaris Redaksi
Nanang Haryono

Redaktur Pelaksana
Erna Setijaningrum
Antun Mardiyanta
Wahyuni Triana
Sunaryo
Putu Aditya Ferdian Aryawantara

Layout dan Sirkulasi


Nabila Alfiani
Feny Dwintania
Pryanka Pandu
Ardian Rizki Serda Ginata
Cholifah Risalatin
Delfa Ayu Paramita

Alamat Redaksi: Jejaring Administrasi Publik (JAP)


Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya, 602886
Telpon. 031-5034015, eks 213. Fax. 031-5022494
Website: www.depan-fisip-unair.com

Percetakan
Airlangga University Press (RK 466/12.15/AUP-A25E)
Kampus C Universitas Airlangga
Mulyorejo Surabaya 60115
Telpin (031) 5992246, 5992247
Fax (031) 5992248
Email: aup.unair@gmail.com

Bekerjasama dengan

Departemen Admistrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga
Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya

ii
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i
Halaman Penanggung Jawab ........................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................... ..................... iii
Pengantar Redaksi .......................................................................................... iv
Ketentuan Gaya Penulisan Ilmiah ................................................................ v
Kebijakan Dalam Penataan Pegawai Berbasis Kompetensi
Dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Agung Setyabudi Laksono ............................................................................. 1198
Interaksi Antar Stakeholder Dalam Penerapan Kebijakan Pendidikan
Inklusif di Kabupaten Sidoarjo: Studi Kebijakan Pendidikan Inklusif
Dengan Perspektif Governance
Dewi khurwanani, Falih Suaedi, Sulikah Asmorowati ............................... 1213
Peran Stakeholder dalam Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
di Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo
Wahyu Eko Pujianto ...................................................................................... 1226
Pengembangan Instrumen Kebijakan Pengelolaan Limbah Medis Padat
Pada Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Gresik
Zurron Arifin .................................................................................................. 1237
Kendala Implementasi Kebijakan Pengelolaan Tambang Mineral
Bukan Logam dan Batuan di Masa Transisi di Kabupaten Jombang
Farichatun Nisa, Falih Suaedi, Sunaryo ....................................................... 1249
Pengembangan Kelembagaan Sanitasi Pada Pemerintah Lokal Untuk
Pencapaian Akses Universal
Nanang Haryono, Mike Yuanita, Viktor Imanuel W. Nalle ..................... 1268

iii
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

PENGANTAR REDAKSI
Penerbitan Jurnal Jejaring Administrasi Publik telah memasuki Vol. 10 No 1
Tahun 2018. Pada edisi ini terdiri atas 6 artikel. Dalam kerangka mewujudkan
atmosefir akademik Ilmu Administrasi Negara, maka penyediaan jurnal ilmiah yang
dikelola secara profesional, madiri dan independen sesuai dengan persyaratan tim
akreditasi jurnal ilmiah menjadi sangat penting. Eksisting Jurnal ilmiah dapat menjadi
sebuah media, wadah serta sarana komunikasi secara dialogis diantara sesama
akademisi, maupun antara akademis dan praktisi pemerintahan dalam kerangka ikut
memecahkan persoalan bangsa dan negara.
Artikel pada terbitan Vol. 10 No 1 Tahun 2018 Jejaring Administrasi Publik
antara lain: (1) Kebijakan Dalam Penataan Pegawai Berbasis Kompetensi
Dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Agung Setyabudi Laksono); (2)
Interaksi Antar Stakeholder Dalam Penerapan Kebijakan Pendidikan Inklusif di
Kabupaten Sidoarjo: Studi Kebijakan Pendidikan Inklusif Dengan Perspektif
Governance (Dewi khurwanani, Falih Suaedi, Sulikah Asmorowati); (3) Peran
Stakeholder dalam Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah di Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo (Wahyu Eko Pujianto);(4) Pengembangan Instrumen Kebijakan
Pengelolaan Limbah Medis Padat Pada Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Gresik
(Zurron Arifin); (5) Kendala Implementasi Kebijakan Pengelolaan Tambang Mineral
Bukan Logam dan Batuan di Masa Transisi di Kabupaten Jombang (Farichatun Nisa,
Falih Suaedi, Sunaryo), dan (6) Pengembangan Kelembagaan Sanitasi Pada
Pemerintah Lokal Untuk Pencapaian Akses Universal (Nanang Haryono, Mike
Yuanita, Viktor Imanuel W. Nalle).
Harapan kami, Terbitan Jejaring Administrasi Publik (JAP) Vol. 10 No.1 dapat
menambah wawasan dan sekaligus menjadi media diskursus bagi para pemerhati
keilmuan administrasi negara dan atau publik, pemerhati masalah birokrasi
pemerintahan dan pihak penyelenggara pemerintahan agar lebih empati dalam
memahami dinamika yang sedang terjadi.

Tim Redaksi

iv
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

Ketentuan Gaya Penulisan Jurnal Imiah


“JEJARING ADMNINISTRASI PUBLIK (JAP) ”
Kehadiran jurnal ‟Jejaring Administrasi Publik” (JAP) ini diharapkan akan
mampu mengisi kekeringan dalam khasanah media ilmiah perguruan tinggi, khususnya
yang mencermati dan mendiskursuskan problema dan perkembangan ilmu
Administrasi Negara dan atau Publik kekinian.
Seiring dengan hadirnya JAP ini, diharapkan media ini mampu menjadi jembatan
dan banyak membantu bagi kalangan akademisi administrasi negara, praktisi organisasi
privat maupun praktisi pemerintahan untuk dapat mengenali dan mendialogkan
mengenai filosofi, teori maupun praktik-praktik administrasi negara yang dipandang
akan memberi perbaikan terhadap kinerja mereka. Dalam rangka menstrukturkan
bangunan JAP ini, maka telah disusun beberapa ketentuan didalam penulisan, antara
lain :

Sumbangan Pemikiran
Sumbangan pemikiran yang dituliskan dalam bentuk artikel dapat mengupas
mengenai aspek filosofi, diskursus teori, analisis maupun dunia praktik, baik dalam
organisasi kemasyarakatan, bisnis maupun pemerintahan. Beberapa hal ketentuan
dalam penulisan ini, antara lain :
a. Judul Artikel harus mampu menggambarkan isi artikel, dan jumlah kata sekitar 8
sampai 14.
b. Abstrak ditulis dalam satu paragraf yang diikuti dengan Kata Kunci (keyword)
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abtrak ditulis kurang lebih 150-200
kata dan memuat latar belakang penulisan, tujuan penulisan, pembahasan dan
kesimpulan.
c. Isi artikel harus memiliki relevansi dengan bidang ilmu administrasi negara atau
administrasi publik dan dikuasai oleh penulis.
d. Isi artikel harus orisinil dan belum pernah dimuat di media penerbitan

Teknik Penulisan
Untuk menunjang bangunan tulisan jurnal ilmiah, maka teknik penulisan harus
memperhatikan beberapa hal, antara lain:
a. Artikel ditulis dalam bentuk essay, sehingga tidak ada format numerik (atau
abjad) yang memisahkan antar bab/bagian, ataupun untuk menandai bab/bagian
baru.
b. Untuk memadatkan dan mengefisiensikan tulisan isi artikel, digunakan running
note, bukannya footnote atau endnote, misalnya:
..........(Hill & Hupe, 2001; Thompson, 2005: 120-123).
..........(Porter et al, 2004)
……..(Hogwood,1981 dalam Gunn, 1984)
c. Kesimpulan tidak dirinci dalam poin-point, tetapi berupa paragraph
d. Bila ada Tabel/Grafik atau Gambar dikirimkan dalam file yang berbeda dengan
teks artikel dalam bentuk tab-delimited.

Daftar Pustaka
Penulisan untuk daftar pustaka menggunakan sistem “nama-tahun” (bukan ”acu-
urut”), dengan urutan sesuai dengan abjad family name (nama belakang). Terkait
dengan kutipan pustaka yang diambil dari beberapa sumber, maka ada beberapa
kententuan cara mengutip beberapa sumber, yakni :
v
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

o Buku
Higgins, J.(1981) State of Welfare. Oxford: Blackwell
o Buku (edited)
Hill, M. (ed) (1993) New Agendas in the Study of Policy Process. Hemel
Hempstead: Harvester Wheatsheaf.
o Chapter dalam buku
Immergut, E.M. (1992) „The rules of the game: The Logic of health policy-
making in France‟. Dalam Steinmo, S.,(eds) Structuring Politics:
Historical Institutionalism in Comparative Analysis. Cambridge:
Cambridge University Press.
o Journal article
Hoggett, P.(1996) “New modes of control in public service‟. Public
Administration Review 74(1): 8-34
o Thesis dan desertasi
Gill,M.R.(1997) The relationship between the physical properties of human
articular cartilage and tissue biochemistry and ultrastructure. Desertasi,
University of Leeds.
o Website tanpa author
Feminist Collections A Quarterly of Women‟s Studies Resources (2000) [Diakses
10 Januari 2009]. Http://www.library.wisc.edu/libraries/Women Studies/ fcmain.
htm.
o Website dengan author
Hawking,S.(2000) Professor Stehen Hawking‟s website. [Diakses 9 Mei 2009].
http:// www.hawking.org.uk/home/hindex.html

Penulis
Bagi para penulis yang berkeinginan menulis dan mengirimkan artikel kepada
redaksi JAP harus menyertakan beberapa kelengkapan, antara lain:
o Nama penulis harus konsisten dalam bentuk dan ejaan, tanpa menyertakan gelar
serta mencantumkan alamat pribadi/ lembaga penulis untuk berkorespondensi email
dan telepon.
o Tulisan artikel diketik dalam MS Word dengan jenis huruf Times New Roman 12
dan diketik 2 (dua) spasi pada kertas A4, sepanjang 15-20 halaman. Tulisan
artikel yang dikirim harus berbentuk print-out artikel dan disertai dengan copy-
CD.
o Tulisan artikel dikirim ke Redaksi JAP. Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6
Surabaya. 60286. Surabaya. Website: http://www.depan-fisip-unair.com

vi
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

Pengembangan Kelembagaan Sanitasi Pada Pemerintah Lokal


Untuk Pencapaian Akses Universal

Development of Sanitation Institutions for Local Governments to


Achieve Universal Access

Nanang Haryono1, Mike Yuanita2, Viktor Imanuel W. Nalle3


1
Departemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga, Surabaya
Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286, Indonesia
Email: nanang.haryono@fisip.unair.ac.id Telepon +6231 5011744
2
Satker PSPLP Jawa Timur, Kementerian PUPR.
J Jl. Raya Menganti Wiyung Surabaya 60228 Telp. (031) 7523264
3Fakultas Hukum, Universitas Katolik Darma Cendika,
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No.201, Surabaya, Jawa Timur 60117.

Abstract
The implementation of sanitation services is part of the basic services that must be carried out by
the local government in achieving universal access. The purpose of this study was to develop the
institutional technical implementation unit for the final waste processing area of Trenggalek
Regency and the technical implementation unit in the area of the sewage sludge treatment plant in
Madiun Regency. The method used is a qualitative case study. The research data was obtained
from secondary data, interviews and observations. Data analysis using qualitative model
interactive analysis. The conclusions of the study are the establishment of UPTD institutions in the
effort to separate operators and regulators in the Circular of Minister of Home Affairs number
016/4338 / OTDA concerning guidelines for consultation on the establishment of service branches
and UPTD in 2017. Academic studies must contain seven criteria in the formation of the UPTD.
The establishment of a technical implementation unit for the final waste processing area of
Trenggalek Regency can be established because it meets the criteria and indicators for the
establishment of the UPTD while the technical implementation unit for the sewage sludge
treatment plant in Madiun Regency cannot be established because it does not meet the criteria for
the establishment of the UPTD. The main aspect is because the sub-affairs of domestic wastewater
in the Madiun district government are managed in the OPD of the environmental service. This is
not in accordance with Law No. 23 of 2014. Recommendations should be made to revise the
Regional Regulation which regulates the main tasks and functions of regional apparatus
organizations and harmonizes with No. 23 of 2014.

Keywords: institutional development, sanitation policy, local government

Abstrak
Penyelenggaraan pelayanan sanitasi merupakan bagian dari pelayanan dasar yang harus
diselenggarakan oleh pemerintah lokal dalam pencapaian akses universal. Tujuan dari penelitian
ini adalah pengembangan kelembagaan unit pelaksana teknis daerah tempat pemrosesan akhir
sampah Kabupaten Trenggalek dan unit pelaksana teknis daerah instalasi pengolahan lumpur tinja
Kabupaten Madiun. Metode yang digunakan adalah kualitatif studi kasus. Data penelitian
diperoleh dari data sekunder, wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan analisis
kualitatif model interaktif. Kesimpulan penelitian adalah pembentukan kelembagaan UPTD dalam
upaya pemisahan operator dan regulator diatur dalam surat edaran Mendagri nomor
016/4338/OTDA tentang pedoman konsultasi pembentukan cabang dinas dan UPTD tahun 2017.
Kajian akademis harus memuat tujuh kriteria dalam pembentukan UPTD. Pembentukan unit
pelaksana teknis daerah tempat pemrosesan akhir sampah Kabupaten Trenggalek dapat dibentuk
karena memenuhi kriteria dan indikator pembentukan UPTD sedangkan unit pelaksana teknis
daerah instalasi pengolahan lumpur tinja Kabupaten Madiun tidak dapat dibentuk karena kurang
memenuhi kriteria dalam pembentukan UPTD. Aspek utama karena sub urusan air limbah

1268
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

domestik pada pemerintah kabupaten Madiun dikelola dalam OPD dinas lingkungan hidup. Hal
tersebut tidak sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014. Rekomendasi pada harus dilakukan merevisi
Perda yang mengatur tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah dan menyelaraskan
dengan No 23 Tahun 2014.

Kata kunci: pengembangan kelembagaan, kebijakan sanitasi, pemerintah lokal

Pendahuluan secara minimal. SPM ini ditetapkan


Pembangunan prasarana dan melalui sebuah peraturan menteri
sarana bidang penyehatan yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan
lingkungan permukiman (PLP) Umum Republik Indonesia Nomor:
merupakan amanat Undang – 01/Prt/M/2014 Tentang Standar
Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pelayanan Minimal Bidang
Pemerintah Daerah. Pengelolaan air Pekerjaan Umum Dan Penataan
limbah dan persampahan menjadi Ruang. Sejalan dengan hal tersebut,
urusan wajib untuk diselenggarakan Rencana Pembangunan Jangka
pemerintah lokal terkait dengan Menengah Nasional tahun 2015 –
pelayanan dasar. Kementerian 2019 mendorong tercapainya akses
Pekerjan Umum telah menetapkan universal sanitasi 100-0-100 (100%
Standar Pelayanan Minimal (SPM) akses air minum, 0% kawasan
Bidang Sanitasi yang mengatur permukiman kumuh, dan 100% akses
ketentuan tentang jenis dan mutu sanitasi layak) pada 2019. Adapun
pelayanan dasar Bidang Sanitasi posisi Sanitasi Indonesia di Asia
yang merupakan urusan wajib daerah Pacific Asia Pacific Report
yang berhak diperoleh setiap warga 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 1
Progres Sektor Sanitasi di Asia Tenggara
% Penduduk Memiliki Akses Ketepatan
Pada Sanitasi Mencapai
No Negara
2011 2015
1 Singapura 99 % 100% Cepat
2 Malaysia 84% 96% Cepat
3 Thailand 82% 93% Cepat

4 Myanmar 53% 77% Cepat


5 Viet Nam 37% 75% Cepat
6 Philippines 57% 74% Cepat
7 Laos 20% 65% Sesuai Rencana
8 Indonesia 35% 59% Terlambat
9 Timor Leste 37% 39% Sesuai Rencana

10 Kamboja 3% 37% Terlambat


Sumber: Asia Pasific Report diakses dari PPT Kementerian PUPR Th 2017 dalam Direktorat
Pengembangan PLP Menuju Universal Akses. dalam http://sil.ui.ac.id/wp-

1269
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

content/uploads/Menuju-Universal-Akses-Direktur-Pengembangan-Penyehatan-
Lingkungan-Permukiman.pdf. diakses 20 Desember 2018

Berdasarkan data diatas posisi akses sanitasi yang layak bagi


Indonesia dalam pembangunan masyarakat. Upaya membangun
sanitasi ketepatan mencapainya kelembagaan bidang sanitasi
mendapat predikat terlambat dengan dilakukan kegiatan penataan
capaian 59% (2015) pada urutan no kelembagaan. Hal ini merupakan
8. Data tersebut merupakan data salah satu kegiatan pembinaan teknis
paling akhir dalam menyuguhkan yang dilaksanakan oleh Direktorat
progres sasitasi di asia tenggara. Pengembangan Penyehatan
Keterlambatan dalam pengelolaan Lingkungan Permukiman kepada
sanitasi tersebut diupayakan Pemerintah Daerah. Pemisahan
pemerintah ditingkatkan optimal operator dan regulator pengelola
dengan gerakan universal akses 100- prasarana sarana persampahan dan
0-100 yang ingin dicapai pada tahun air limbah diperlukan untuk
2019. Upaya optimalisasi universal mengoptimalkan pelayanan dan
akses salah satunya dengan operasional atas prasarana dan sarana
penguatan kelembagaan sanitasi pada tersebut. Berbagai bentuk pilihan
pemerintah lokal. Penguatan kelembagaan seperti UPTD, UPTD-
kelembagaan sanitasi merupakan PPK BLUD dan Perusahaan Daerah
lembaga pengelola infrastruktur dapat dikembangkan oleh daerah
sanitasi (operator) yang telah dengan berbagai pertimbangan atas
dibangun agar dapat dioptimalkan beban kerja yang ditanganinya.
dalam pelayanan dasar kepada Kerjasama pengelolaan atas
masyarakat. prasarana dan sarana melalui TPA
Pembangunan sanitasi perlu Regional dan/atau IPAL/ IPLT
didukung sarana dan kelembagaan Regional dapat dilakukan juga untuk
yang baik. Pembangunan mengefektifkan dan
infrastruktur semata tidaklah cukup mengefisiensikan biaya operasional.
tanpa adanya institusi pengelola yang Penguatan kelembagaan tersebut
baik. Dengan institusi pengelola untuk mendukung 2019 Indonesia
yang baik, diharapkan prasarana dan akses sanitasi 100%. Berikut data
sarana sanitasi (air limbah dan review capaian akses sanitasi
persampahan) dapat memberikan Indonesia
Tabel 2
Review Capaian Akses Sanitasi Indonesia
Indikator Capaian Target 2019 Sumber

Air Limbah 62,14% 100% BPS, 2015

Persampahan 86,73 % 100% Riskesdas, 2014

Drainase 58,85% 100% BPS & MP, 2015


Sumber data: Direktorat Pengembangan Plp Menuju Universal Akses. dalam http://sil.ui.ac.id/wp-
content/uploads/Menuju-Universal-Akses-Direktur-Pengembangan-Penyehatan-
Lingkungan-Permukiman.pdf. diakses 20 Desember 2018

1270
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

Berdasarkan data diatas capaian 76,37% dimana angka tersebut terdiri


pengelolaan Air Limbah 62,14%; dari 67,20% akses layak dan 9,17%
Persampahan 86,73%; dan untuk akses dasar. Apabila dikaitkan
Drainase 58,85%. BPS pada dengan target universal akses 100-0-
tahun 2016, capaian akses sanitasi di 100 gab yang ada dapat digambarkan
Indonesia telah mencapai angka pada grafik batang sebagai berikut:
Gambar 1
Gab capaian dan Target Universal Akses Sanitasi Indonesia Tahun 2019
capaian akses target

100
90
80
70
60
50 86,73
40
62,14 58,85
30
20
10
0
air limbah persampahan drainase
Sumber data: Direktorat Pengembangan PLP Menuju Universal Akses. dalam
http://sil.ui.ac.id/wp-content/uploads/Menuju-Universal-Akses-Direktur-
Pengembangan-Penyehatan-Lingkungan-Permukiman.pdf. diakses 20 Desember
2018
Berdasarkan gambar diatas masih (41,15%) disusul pembangunan air
terdapat gap sebesar 23,63% untuk limbah domestik (37,86%). Upaya
mencapai target akses universal yang meningkatkan pengelolaan samapah
telah dicanangkan pemerintah di dan air limbah berikut dipaparkan
tahun 2019. Gab yang paling banyak target yang ingin dicapai:
pada target pembangunan drainase
Tabel 3
Target Pembangunan Sanitasi Indonesia Yang Ingin Dicapai Tahun 2019

Pengelolaan
Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Sampah
Drainase

85% Pemenuhan Akses Layak Tidak terjadi


genangan lebih
20% dari 30 cm
85% selama 2 jam
(perkotaan)
Sistem On (perkotaan Pengurangan dan tidak lebih
Site dan sampah dari 2 kali
perdesaan) dalam setahun

1271
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

80%
Sistem Off 15% Penanganan (perkotaan
Site (perkotaan) sampah dan
perdesaan)

15% Pemenuhan Akses Dasar

Sistem
Penimbunan
cubluk, 100% 100%
&
jamban, (perdesaan) (perdesaan)
pengomposan
PHBS
Sumber data: Direktorat Pengembangan PLP Menuju Universal Akses. dalam
http://sil.ui.ac.id/wp-content/uploads/Menuju-Universal-Akses-Direktur-
Pengembangan-Penyehatan-Lingkungan-Permukiman.pdf. diakses 20 Desember
2018
Untuk memenuhi target Tinjauan Pustaka
pembangunan sanitasi Indonesia Organisasi Pengelola
yang ingin dicapai tahun 2019 maka Persampahan dan Air limbah
pemerintah lokal perlu meningkatkan Domestik Pemerintah Lokal
pengelolaan sanitasi. Berdasarkan Max Weber mengembangkan
persoalan tersebut, fokus yang ingin teori tipe ideal organisasi yang
dijawab terkait optimalisasi disebutnya birokrasi dimana
infrastruktur yang telah dibangun menggambarkan kegiatan organisasi
yaitu tempat pemrosesan akhir yang didasarkan pada sejumlah
sampah (TPA) Kabupaten hubungan wewenang. Birokrasi
Trenggalek dan instalasi pengelola merupakan bentuk organisasi yang
lumpur tinja (IPLT) Kabupaten dicirikan oleh pembagian kerja,
Madiun. Persolaan pengelolaan hierarki yang didefinisikan dengan
sanitasi pada Kabupaten Trenggalek jelas, peraturan dan ketetapan yang
dan Kabupaten Madiun adalah rinci dan sejumlah hubungan
pemisahan operator dan regulator impersonal. Dalam praktek desain
pengelola sanitasi. Rumusan masalah organisasi ideal mengalami adaptasi,
yang diajukan adalah bagaimana tetapi jiwanya masih tetap melekat
pembentukan UPTD TPA pada pembentukan organisasi
Kabupaten Trenggalek dan pemerintahan. Ciri-ciri organisasi
pembentukan UPTD pengelola adalah: Pertama tiap organisasi
instalasi pengolahan lumpur tinja mempunyai tujuan. Tujuan biasanya
(IPLT) Kabupaten Madiun?. Apasaja ditunjukkan dalam sasaran atau
kendala dalam pengembangan sekelompok sasaran yang diharapkan
kelembagaan UPTD TPA dapat dicapai oleh organisasi. Kedua,
Kabupaten Trenggalek dan tiap organisasi terdiri dari orang-
pembentukan UPTD IPLT orang. Setiap organisasi memerlukan
Kabupaten Madiun. orang-orang supaya dapat melakukan
pekerjaan yang diperlukan oleh
organisasi untuk mencapai sasaran.
Ketiga, semua menyusun struktur
yang disengaja, sehingga semua
anggota organisasi dapat melakukan

1272
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

pekerjaan mereka. Struktur itu regulator dalam lembaga pengelola


mungkin terbuka dan fleksibel sanitasi di daerah. Pada pembahasan
dengan tidak ada garis pembatas ini difokuskan pada pemisahan
yang jelas dan pasti terhadap tugas operator dan regulator pengelola
tugas atau aturan ketat terhadap sanitasi sampah dan air limbah
pengaturan pekerjaan manapun atau domestik berupa Unit Pelaksana
yang merupakan jaringan yang Teknis Daerah (UPTD). UPTD
sederhana dengan hubungan yang adalah organisasi yang melaksanakan
longgar. Atau suatu jaringan yang kegiatan teknis operasional dan/atau
ketat dengan pengaturan dengan teknis penunjang tertentu pada dinas
deskripsi pekerjaan yang memiliki atau badan, sesuai penjelasan pasal 1
batasan yang jelas dan seksama dan Permendagri No. 12 Tahun 2017
sejumlah anggota yang memiliki Tentang Pedoman Pembentukan dan
kewenangan atas para anggota Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
organisasi lainnya. Pelaksana Teknis Daerah. Yang
Pengelolaan pemerintah dimaksud UPTD bidang PLP
daerah diatur dalam Undang-Undang meliputi (1). UPTD Sistem
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun Pengelolaan Air Limbah Domestik
2014 tentang Pemerintahan Daerah. dan (2). UPTD Pengelolaan Sampah.
Dalam menjabarkan pembagian UPTD berada di bawah dan
urusan yang ada pada pemerintah bertanggungjawab kepada Kepala
lokal diatur dalam PP 18 Tahun 2016 Dinas sesuai dengan bidang urusan
tentang perangkat daerah. Menurut pemerintahan yang diselenggarakan.
pasal 2 (PP 18 tahun 2016) UPTD merupakan bagian dari
Pembentukan Perangkat Daerah perangkat daerah.
dilakukan berdasarkan asas: a.
Urusan Pemerintahan yang menjadi Pengembagan Organisasi
kewenangan Daerah; b. intensitas Pengelola Sanitasi
Urusan Pemerintahan dan potensi Pengembangan organisasi
Daerah; c. efisiensi; d. efektivitas; e. dapat dirumuskan sebagai
pembagian habis tugas; f. rentang perencanaan, penataan dan
kendali; g. tata kerja yang jelas; dan bimbingan dari organisasi baru atau
h. fleksibilitas. yang disusun kembali; (a) yang
Berdasarkan lampiran UU 23 mewujudkan perubahan dalam nilai-
Tahun 2014 pengelolaan air limbah nilai, teknologi fisik dan atau sosial,
dan sampah pada pemerintah lokal (b). Menetapkan, mengembangkan
menjadi pembagian urusan dan melindungi hubungan-hubungan
pemerintahan bidang pekerjaan normatif dan pola-pola tindakan yang
umum dan penataan ruang. Kedua baru, dan (c). Memperoleh dukungan
urusan tersebut merupakan urusan dan kelengkapan dalamlingkungan
pemerintahan wajib yang berkaitan tersebut (Esman dalam Swasono,
dengan pelayanan dasar. Terdapat 1986:23). Secara ringkas
beberapa pilihan organisasi untuk pengembangan organisasi mencakup
optimalisasi pegelola sanitasi daerah juga penyusunan kembali struktur
diantaranya kelembagaan UPTD, organisasi, dan berkaitan dengan
UPTD-PPK BLUD dan Perusahaan keseluruhan faktor yang
Daerah. Persoalan mendasar adalah mempengaruhi tugas dan fungsi
bagaimana memisahkan operator dan seluruh organisasi. Faktor-faktor

1273
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

yang mempengaruhi perubahan tujuan organisasi dan gaya-


organisasi atau mempengaruhi desain gaya tindakan.
organisasi adalah faktor lingkungan c. Program menunjuk kepada
eskternal dan internal organisasi. tindakan-tindakan tertentu
Dengan demikian struktur organisasi yang berkaitan dengan
baru dibentuk karena dipengaruhi pelaksanaan fungsi dan jasa
oleh faktor internal dan external yang merupakan keluaran dari
dimana organisasi eksis. organisasi tersebut. Program
Sebuah organisasi harus merupakan terjemahan dari
memelihara suatu jaringan hubungan kebijakan kedalam pola
pertukaran dengan sejumlah tindakan yang nyata dan
organisasi lain dimana organisai itu alokasi energi dan sumber daya
eksis dan melibatkan diri dalam lainnya baik internal maupun
transaksi-transaksi dengan maksud lingkungan eksternal.
memperoleh dukungan, mengatasi d. Sumber daya adalah masukan:
perlawanan, pertukaran sumber daya, keuangan, fisik, manusia,
penataan lingkungan dan teknologi dan informasi.
memindahkan sistem norma dan Pengerahan dan penyediaan
nilai. Yang sangat penting adalah sumber daya secara mantap
strategi dan taktik/kiat, dimana dan dapat diandalkan
kepemimpinan menyesuaikan diri mempengaruhi tiap segi
atau melakukan adaptasi dalam kegiatan organisasi.
lingkungan tersebut Oleh karena itu e. Struktur intern menunjuk
suatu organisasi akan memiliki lima kepada struktur dan proses-
unsur yang mesti ada, yaitu: proses yang diadakan untuk
a. Kepemimpinan menunjuk pada bekerjanya organisasi dan
kelompok orang yang secara pemeliharaannya.
aktif berkecimpung dalam Faktor-faktor diatas sangat
program dan yang mempengaruhi dalam pengembangan
mengarahkan pelaksanaan dan suatu organisasi. Baik dalam
interaksinya dengan pengembangan organisasi pengelola
lingkungan. Unsur ini sanitasi yang ada di era otonomi
merupakan unsur yang paling daerah. Pengembangan organisasi
kritis dalam pengembangan pada dasarnya merupakan perubahan
organisasi karena proses terencana, dimana dalam perubahan
perubahan yang dilakukan tersebut terdapat fase-fase perubahan
dengan sengaja itu memerlukan (Westley dkk, 1958). Fase-fase
manajamen yang intensif. tersebut diantaranya:
b. Pada organisasi memiliki a. Menumbuhkan kebutuhan
spesifikasi dari nilai-nilai, untuk perubahan pada
tujuan, dan metode operasional kelompok sasaran.
yang mendasari tindakan. b. Melahirkan hubungan
Sederetan kebijakan yang perubahan antara kelompok
memproyeksikan baik internal sasaran dan pelaku perubahan.
organisasi itu sendiri maupun c. Menganalisis persoalan pada
eksternal dari seperangkat citra kelompok sasaran yang
dan harapan harapan mengenai dilakukan bersama antara

1274
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

pelaku perubahan dan sasaran; (2) gerakan bertindak untuk


kelompok sasaran. pindah atau transformasi pada
d. Menetapkan tujuan perubahan keadaan baru; (3) pembekuan ulang
pada kelompok sasaran. yaitu pemantapan intervensi
e. Melaksanakan rencana perubahan dengan menyeimbangkan
tindakan pada kelompok kekuatan pendorong dan kekuatan
sasaran. penghambat/penahan (Sedarmayanti,
f. Menstabilkan perubahan dan 2003:123).
mencegah ketidakberlanjutan. Banyak model perubahan
g. Mengakhiri hubungan antara organisasi yang mengarah kepada
pelaku perubahan dengan pengembangan organisasi seperti
harapan kelompok sasaran banyak dicuplik LAN dalam buku
dapat mengembangkan diri. Teknik Penyusunan Organisasi
Berdasarkan fase perubahan Berbasis Kinerja (LAN, 2004).
tersebut Kurt Lewin mengemukakan Berdasarkan model-model perubahan
“Model Perubahan Tiga Langkah tersebut maka dalam melakukan
Lewin” yang intinya menjelaskan perubahan organisasi untuk
bahwa perubahan yang berhasil mengembangkan organisasi
dalam organisasi mengikuti tiga diperlukan persiapan. Tahap-tahap
langkah: (1) Pelelehan status quo persiapan dalam perubahan
adalah upaya perubahan untuk organisasi, seperti dicantumkan
mengatasi tekanan, baik dari dalam tabel berikut:
keengganan individu atau kelompok
Tabel 4
Tahap Persiapan Perubahan Organisasi

Dalam mendesain organisasi a. Prinsip-prinsip


dengan pendekatan struktural pengorganisasian;
dilakukan dengan: b. Fungsi-fungsi organisasi;

1275
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

c. Dimensi-dimensi dalam dan diklat bagi


organisasi; pejabat/pegawai-pegawai inti
d. Langkah-langkah sesuai dengan rencana baru dan
penyusunan struktur organisasi. upaya lanjutan efektif untuk
Mengembangkan suatu menjamin perubahan yang
organisasi yang kuat memerlukan tepat dalam pola -perilaku,
banyak waktu. Keberhasilannya, j. Menyebar-luaskan
bagaimanapun, tergantung pada pengembangan organisasi dan
perubahan perubahan dalam pola mengambil tindakan perbaikan
perilaku banyak kelompok dan di mana saja diperlukan,
individu dalam organisasi tersebut. k. Menyesuaikan dan merubah
Diterimanya sikap baru dan rencana menurut pengalaman,
ketrampilan oleh anggota tim l. Menetapkan pengendalian
manajemen (kepala dinas instansi manajemen yang efektif;
dan subordinasinya) yang terkena menetapkan kriteria untuk
perubahan organisasi merupakan mengukur kinerja para pejabat;
kunci inti persoalan. Beberapa aspek menelaah prestasi berkala
perlunya melaksanakan perubahan dimana diperlukan, dan
organisasi ialah: menyusun laporan ringkas
a. Mengaku adanya kekurangan kinerja masing-masing
dalam organisasi, jabatan/pekerjaan (Carlson,
b. Ada keputusan untuk 1962).
mengambil tindakan perbaikan, Kinerja yang berhasil tidak
c. Membuat suatu kajian saja merupakan akibat dari teratur
mendalam dan suatu analisis rapinya perencanaan, tetapi akhirnya
cermat dari seluruh keadaan juga akibat dari kemampuan pucuk
organisasi, pimpinan instansi dan bawahan
d. Mengembangkan perubahan untuk merubah perilaku manajemen
organisasi yang diusulkan; mereka sesuai dengan sasaransasaran
menjamin pengertian dengan akhir atau tujuan yang harus dicapai
partisipasi semua anggota dengan pengembangan organisasi
organisasi, yang dirombak itu. Tetapi, orang,
e. Ada kepastian persetujuan, termasuk orang dewasa dapat dan
saran, yang diperlukan rencana menyesuaikan diri dengan
pengembangan yang diusulkan, perubahan-perubahan, jika
f. Sosialisasi Pengembangan diciptakan suasana atau lingkungan
Organisasi yang baru, kerja bagi mereka untuk berbuat
g. Merinci penugasan yang demikian. Inilah pokok soal dari
diubah dari fungsi, masalah menjalankan pengembangan
pertanggungjawaban, dan perubahan suatu organisasi besar
kewenangan, dan akuntabilitas seperti halnya organisasi perangkat
baru, daerah.
h. Penyusunan kembali pelbagai
prosedur kegiatan, hubungan, Faktor Penghambat Perubahan
dan perangsang sesuai dengan Organisasi
perubahan, Meskipun perubahan
i. Perubahan dan/atau persiapan organisasi memiliki tujuan yang
petunjuk dan buku pedoman, baik, namun dalam pelaksanaannya

1276
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

dapat ditemui berbagai hambatan. sendiri dan mencoba untuk


Hambatan tersebut ada pada tingkat mempengaruhi proses perubahan
organisasional, fungsional dan sehingga perubahan yang terjadi
individual. dapat menguntungkan mereka.
1. Organizational Obstacles Tingkat ketergantungan tugas antar
(Hambatan Organisasi) fungsi-fungsi yang ada juga
Struktur dan budaya mengakibatkan sulit mencapai
organisasi dapat menjadi hambatan perubahan, karena perubahan pada
untuk berubah. Ketika organisasi satu fungsi akan mempengaruhi
menyusun struktur organisasinya, seluruh fungsi yang lain. Semakin
tersusunlah pola hubungan tugas tinggi ketergantungan antar fungsi
yang stabil yang berpengaruh akan semakin sulit untuk mencapai
terhadap hubungan antar perubahan.
pegawainya. Seiring dengan
berjalannya waktu, ketika terjadi 3. Individual Obstacles (Hambatan
perpindahan pegawai, hubungan Individual)
tugas tetap tidak berubah. Itulah Adanya prasangka buruk
sebabnya struktur organisasi menjadi terhadap perubahan dapat
resistan terhadap perubahan. Itu pula mempengaruhi persepsi individu
yangmenyebabkan merubah struktur para manajer terhadap suatu situasi
oganisasi tidaklah mudah. Norma- dan dapat menyebabkan mereka
norma dan nilai-nilai dalam budaya menginterpretasikan perubahan
organisasi juga resisten untuk sesuai dengan keinginan mereka
berubah. Ketika rasa memiliki begitu untuk mendapatkan keuntungan
kuatnya, maka baik para pimpinan sendiri. Alasan lain mengapa
ataupun para pegawainya akan pegawai resisten terhadap perubahan
berupaya untuk mencegah setiap adalah adanya stress dan
perubahan yang akan mengancam ketidaknyamanan dalam bekerja,
posisi mereka dalam organisasi. baik untuk para manager maupun
Adanya koalisi para pimpinan juga pegawai. Pegawai mengembangkan
dapat menjadi penghalang untuk kebiasaan-kebiasaan rutin yang dapat
berubah. Koalisi yang berbeda akan mempermudah mereka untuk
melihat perubahan dengan kacamata mengendalikan situasi dan membuat
yang berbeda pula. Hal tersebut keputusankeputusan yang sudah
dikarenakan perbedaan kepentingan, terprogram. Ketika rutinitas
atau ketidaksetujuan mereka terganggu maka para pegawai
terhadap perubahan yang akan mengalami stress. Untuk mengurangi
dilakukan. rasa stress mereka cenderung untuk
kembali pada kebiasaan-kebiasaan
2. Functional Obstacles (Hambatan lama mereka. Keengganan individual
Fungsional) dalam melakukan perubahan
Struktur dan budaya organisasi dapat terjadi ketika suatu
organisasi pada tingkatan fungsional perubahan mengharuskan keluar dari
juga dapat menjadi penghalang untuk system yang biasa dilakukan
berubah. Seperti halnya pada (permanent system), apalagi bila
tingkatan manajerial, manajer perubahan tersebut bertentangan atau
fungsional juga akan berupaya mengganggu “kepentingan” individu.
melobi sesuai kepentingan mereka Keengganan individual dalam

1277
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

menerima perubahan juga dapat dalam memberikan pelayanan dasar


terjadi karena adanya kekuatan sub urusan persampahan maka perlu
kelompok informal dalam organisasi. pemisahan operator dan regulator
Ketika seorang pegawai bersedia pengelola TPA. Berdasarkan
untuk melakukan perubahan baik landasan pemikiran tersebut untuk
sifat maupun pekerjaannya, tetapi optimalisasi pelayanan persampahan
karena dipengaruhi oleh serikat dalam pengelolaan dan pemrosesan
pekerja yang memaksanya untuk akhir sampah perlu dibentuk UPTD
tidak mau melakukan perubahan TPA sampah Kabupaten Trenggalek.
tersebut, maka terjadi penolakan Pembentukan UPTD pada
terhadap perubahan atau juga sering pemerintah daerah menggunakan
disebut dengan mental blok. dasar Permendagri Nomor 12 tahun
Sedangkan organisasi pada dasarnya 2017 tentang pedoman pembentukan
memiliki budaya yang tertanam dan klasifikasi cabang dinas dan unit
untuk menghasilkan pelaksana teknis daerah dan surat
kemantapan/kemapanan. Pada suatu edaran Mendagri nomor
organisasi, pekerjaan telah didesain 016/4338/OTDA tentang pedoman
sedemikian rupa untuk dilaksanakan, konsultasi pembentukan cabang
para pegawai telah dibekali pelatihan dinas dan UPTD tahun 2017. Pada
dan ketrampilan, job description regulasi tersebut syarat pembentukan
yang jelas dan prosedur yang sudah UPTD pada pemerintah kabupaten
tertanam pada semua anggota dengan menyusun kajian akademis
organisasi. Ketika terjadi perubahan pembentukan UPTD. Landasan
pada organisasi hal-hal yang telah Hukum yang dijadikan dasar dalam
tertanam secara strukural ini pembentukan UPTD TPA Sampah
kerapkali menjadi kendala dalam Kabupaten Trenggalek adalah:
perubahan. Artinya apabila suatu a. Undang-Undang Nomor 23
perubahan terjadi pada salah satu sub tahun 2014 tentang
sistem dan mengakibatkan perubahan Pemerintahan Daerah.
pada sub sistem yang lainnya secara b. Peraturan Pemerintah Nomor
keseluruhan, maka kemungkinan 18 Tahun 2016 tentang
besar perubahan akan ditolak. Perangkat Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor
Pembentukan UPTD TPA 81 Tahun 2012 Tentang
Kabupaten Trenggalek Pengelolaan Sampah Rumah
Pembentukan kelembagaan Tangga dan Sampah Sejenis
pegelola infrastruktur tempat Sampah Rumah Tangga.
pemrosesan akhir sampah (TPA) di d. Peraturan Menteri Dalam
Kabupaten Trenggalek berupa UPTD Negeri Nomor 12 Tahun
TPA. Pengelolaan sampah sebelum 2017 Tentang Pedoman
dibentuk UPTD dilaksanakan oleh Pembentukan dan Klasifikasi
Dinas Perumahan, Kawasan Cabang Dinas dan Unit
Permukiman dan Lingkungan Hidup Pelaksana Teknis Daerah.
(PKPLH) Kabupaten Trenggalek e. Peraturan Menteri Pekerjaan
melalui Bidang Kebersihan dan Umum Nomor
Pertamanan. Tingginya beban kerja 03/PRT/M/2013 Tentang
OPD PKPLH dan upaya untuk Penyelenggaraan Prasarana
optimalisasi layanan TPA sampah dan Sarana Persampahan

1278
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

dalam Penanganan Sampah persampahan masyarakat


Rumah Tangga dan Sampah Kabupaten Trenggalek;
Sejenis Sampah Rumah d. Melaksanakan program /
Tangga. kegiatan peningkatan
f. Peraturan Menteri Dalam pemerintah Kabupaten
Negeri Nomor 80 Tahun Trenggalek sebagaimana
2015 Tentang Pembentukan telah tercantum dalam
Produk Hukum Daerah. RPJMD Kabupaten
g. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek periode 2016 –
Trenggalek Nomor 27 Tahun 2021;
2016 Tentang Pengelolaan e. Optimalisasi pemenuhan
Sampah. kebutuhan data yang
Tujuan dibentuk UPTD TPA menyangkut pengelolaan
Sampah Kabupaten Trenggalek sampah di TPA untuk dasar
adalah: kebijakan terkait
a. melaksanakan kegiatan teknis persampahan di Kabupaten
operasional Dinas PKPLH Trenggalek;
yaitu melaksanakan program f. Memberikan manfaat kepada
kerja dan kegiatan di bidang masyarakat melalui
kebersihan dan pertamanan pelestarian lingkungan hidup
(pasal 15 Perbup 17 Th 2017) karena persoalan pelayanan
dalam upaya optimalisasi dasar persampahan terkelola
pelayanan publik kegiatan optimal.
teknis operasional Pembentukan UPTD TPA
pengolahan dan pemrosesan sampah Kabupaten Trenggalek yang
akhir sampah di TPA bagi menginduk pada Dinas Perumahan,
warga Trenggalek; Kawasan Permukiman dan
b. Meningkatkan layanan dasar Lingkungan Hidup Kabupaten
persampahan masyarakat Trenggalek mengacu Permendagri
melalui pengelolaan dan Nomor 12 tahun 2017 tentang
pemrosesan akhir sampah pedoman pembentukan dan
melalui pembantukan UPTD klasifikasi cabang dinas dan unit
TPA Sampah Kabupaten pelaksana teknis daerah dan cek list
Trenggalek yang melayani 14 surat edaran Mendagri nomor
kecamatan di Kabupaten 016/4338/OTDA tentang pedoman
Trenggalek. TPA Srabah konsultasi pembentukan cabang
Kampak Dongko, Pule, dinas dan UPTD tahun 2017 adalah
Kranggan, Suruh, Gandusari, UPTD TPA sampah Kabupaten
Durenan, Pagolan, Trengalek dapat direalisasikan
Trenggaalek, Tugu dan karena telah memenuhi prasyarat
Bendungan dan TPA dibentuknya Unit Pelaksana Tugas
Watulimo diantaranya Daerah Tempat Pemrosesan Akhir
kecamatan Panggul, Sampah Kabupaten Trenggalek yang
Munjungan, Watulimo. menginduk pada Dinas Perumahan,
c. Optimalisasi fungsi TPA Kawasan Permukiman dan
Sampah Kabupaten Lingkungan Hidup (PKPLH). Hal
Trenggalek sehingga dapat tersebut sebagaimana rekomendasi
memberikan pelayanan dasar dari kajian akademis pembentukan

1279
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

UPTD TPA yang telah ditelaah Biro e. Peraturan Menteri dalam


Organisasi Provinsi Jawa Timur. Negeri Republik Indonesia
Nomor 106 Tahun 2017,
Pembentukan UPTD IPLT tentang Pedoman
Kabupaten Madiun Nomenklatur Perangkat
Pembangunan IPLT Daerah yang Melaksanakan
merupakan bagian dari pelayanan Urusan Pemerintahan Bidang
dasar kepada masyarakat. Pekerjaan Umum dan
Berlandaskan pemikiran tersebut, Penataan Ruang.
Pemerintah Kabupaten Madiun f. Peraturan Menteri Dalam
penting untuk membentuk Negeri Nomor 52 Tahun
kelembagaan berupa UPTD yang 2011 Tentang Standar
mampu meningkatkan efektivitas Operasional Prosedur di
kinerja lembaga pengelola Lingkungan Pemerintah
infrastruktur bidang penyehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
lingkungan permukiman (PLP) g. Peraturan Menteri Pekerjaan
dengan membentuk UPTD IPLT Umum dan Perumahan
yang menginduk pada Dinas Rakyat Nomor
Lingkungan Hidup. Pembentukan 04/PRT/M/2017 Tentang
UPTD pada pemerintah daerah Penyelenggaraan Sistem
menggunakan dasar Permendagri Pengelolaan Air Limbah
Nomor 12 tahun 2017 tentang Domestik.
pedoman pembentukan dan h. SE Kemendagri No
klasifikasi cabang dinas dan unit 061/4338/OTDA Tentang
pelaksana teknis daerah yang Pedoman Konsultasi
dipandu melalui surat edaran Pembentukan Cabang Dinas
Mendagri tentang pedoman dan UPTD
konsultasi pembentukan cabang i. Peraturan Menteri Dalam
dinas dan UPTD tahun 2017. Negeri Nomor 80 Tahun
Landasan Hukum yang dijadikan 2015 Tentang Pembentukan
dasar dalam pembentukan UPTD Produk Hukum Daerah.
IPLT adalah: Pada Pemerintah Kabupaten
a. Undang-Undang Nomor 23 Madiun urusan persampahan dan air
tahun 2014 tentang limbah domestik dibidangi oleh
Pemerintahan Daerah Dinas Lingkungan Hidup ditetapkan
b. Peraturan Pemerintah Nomor dalam Perda Kabupaten Madiun No
18 Tahun 2016 tentang 6 Tahun 2016 tentang pembentukan
Perangkat Daerah dan susunan perangkat daerah dan
c. Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Bupati Madiun No 53
02 Tahun 2018 Tentang Tahun 2016 tentang kedudukan,
Standar Pelayanan Minimal susunan organisasi, uraian tugas dan
d. Peraturan Menteri Dalam fungsi serta tata kerja dinas
Negeri Nomor 12 Tahun lingkungan hidup, pasal 3 huruf E
2017 Tentang Pedoman bidang persampahan dan limbah
Pembentukan dan Klasifikasi domestik 1. seksi persampahan dan
Cabang Dinas dan Unit kebersihan 2. seksi air limbah
Pelaksana Teknis Daerah. domestik. Pada Peraturan Bupati
Madiun No 53 Tahun 2016 pasal 3

1280
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

huruf E kewenangan bidang domestik pada pemerintah kabupaten


persampahan dan limbah domestik Madiun dikelola dalam OPD dinas
dibidangi oleh Dinas Lingkungan lingkungan hidup. Hal tersebut tidak
Hidup. sesuai pengaturan urusan
Hasil konsultasi pada Biro sebagaimana diatur dalam lampiran
Organisasi Provinsi Jawa Timur UU No 23 Tahun 2014 yang
kajian akademis pembentukan UPTD seharusnya urusan air limbah
IPLT Kabupaten Madiun yang domestik dilaksanakan oleh
menginduk pada OPD Dinas organisasi perangkat daerah urusan
Lingkungan Hidup ditolak. Hal ini pemerintahan bidang pekerjaan
karena tidak memenuhi 7 kriterai umum dan penataan ruang.
yang disyaratkan dalam Mendagri Rekomendasi hasil penelitian adalah
nomor 016/4338/OTDA terkait harus dilakukan merevisi Perda
pembentukan UPTD. Aspek utama Kabupaten Madiun No 6 Tahun 2016
karena kewenangan pengelolaan air tentang pembentukan dan susunan
limbah domestik berdasarkan perangkat daerah Kabupaten Madiun
lampiran UU 23 Tahun 2014 pada dan menyelaraskan dengan
OPD yang membidangi urusan pengaturan urusan dalam lampiran
pekerjaan umum dan penataan ruang. No 23 Tahun 2014. Kendala dalam
pembentukan kelembagaan UPTD
Kesimpulan diantaranya adalah penerjemahan
Kesimpulan penelitian adalah perda struktur organisasi dan tata
pembentukan kelembagaan UPTD kerja yang tidak sejalan dengan
dalam upaya pemisahan operator dan urusan yang diatur dalam lampiran
regulator diatur dalam surat edaran No 23 Tahun 2014. Kedua kendala
Mendagri nomor 016/4338/OTDA aspek politis birokrasi komitmen dari
tentang pedoman konsultasi kepala dinas pemrakarsa dalam
pembentukan cabang dinas dan membentuk kelembagaan UPTD
UPTD tahun 2017. Kajian akademis pengelola sanitasi.
harus memuat tujuh kriteria dalam
pembentukan UPTD. Hal prinsip Daftar Pustaka
yang utama adalah kesesuaian
dengan urusan pemerintahan yang Anonimous. 2017.Panduan
diatur dalam lampiran UU No 23 Pembentukan Unit Pelaksana
tahun 2014. Berdasarkan regulasi Tenis Daerah (UPTD)
tersebut, pembentukan unit pelaksana Bidang PLP. Kementerian
teknis daerah tempat pemrosesan Pekerjaan Umum dna
akhir sampah Kabupaten Trenggalek Perumahan Rakyat Direktorat
dapat dibentuk kelembagaan UPTD Jendral Cipta Karya
TPA karena memenuhi pedoman Direktorat Pengembangan
konsultasi pembentukan cabang Penyehatan Lingkungan
dinas dan UPTD no 061/4338/OTDA Permukiman. Jakarta.
tanggal 12 Juni 2017 sedangkan unit Carlson, Dick: Modern Management
pelaksana teknis daerah instalasi , 1962 O.E.C.D, USA
pengolahan lumpur tinja Kabupaten Dicky Wisnu UR dan Siti Nurhasah:
Madiun tidak memenuhi tujuh Teori Organisasi, Struktur
kriteria dalam pembentukan UPTD dan Desain, Penerbitan
karena sub urusan air limbah

1281
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

Universitas Muhammadiyah Indonesia. Peraturan Pemerintah


Malang, Edisi kedua, 2005. Tentang Perangkat Daerah
Iman Nazeni Msc: Mekanisme Kerja Nomor 18 Tahun 2016.
Sistemik dalam Manajemen, Lembaran Negara Republik
STIA LAN Presss, Th.2000. Indonesia Tahun 2016 Nomor
Indonesia. Undang-Undang Tentang 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Pemerintahan Daerah.
Nomor 5887.
Nomor 23 Tahun Lembaga Administrasi Negara:
Teknik Menyusun Organisasi
2014.Lembaran Negara
Berbasis Kinerja, Agustus
Republik Indonesia Tahun 2004
Lippit R, J. Watson, and B. Westley,
2014 Nomor 244, Tambahan
1958. The Dynamic of
Lembaran Negara Republik Planned Change. Harcourt ,
Brace& Worl, Inc.. New
Indonesia Nomor 5587.
York, Burlingame
Sebagaimana Telah Diubah Milton J. Esman, Unsur Unsur dari
Pembangunan,Lembaga UI-
Beberapa Kali, Terakhir
Press, 1986 Penyunting Sri
Dengan Undang-Undang Edi Swasono
NKRI. Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2015
Republik Indonesia Nomor
Tentang Perubahan Kedua 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat
Atas Undang-Undang Nomor
Daerah
23 Tahun 2014 Tentang NKRI.Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun
Pemerintahan Daerah.
2014 Tentang Pemerintahan
Lembaran Negara Republik Daerah
Prajudi Atmosudirdjo, Prof. Mr. Dr.:
Indonesia Tahun 2015 Nomor
Teori Organisasi, STIA LAN
58, Tambahan Lembaran PRESSS, Mei 1999.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Negara Republik Indonesia
Tentang Pedoman
Nomor 5679.
Pembentukan Dan Klasifikasi
Indonesia. Undang-Undang Tentang
Cabang Dinas Dan Unit
Aparatur Sipil Negara Nomor
Pelaksana Teknis Daerah.
5 Tahun 2014.Lembaran
Nomor 12 Tahun 2017.
Negara Republik Indonesia
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Tahun 2014 Nomor 6,
Nomor 03/PRT/M/2013
Tambahan Lembaran Negara
Tentang Penyelenggaraan
Republik Indonesia Nomor
Prasarana dan Sarana
5494.

1282
Jejaring Administrasi Publik, Vol. 10, No. 1. Januari-Juni 2018

Persampahan Dalam Susunan Organisasi, Tugas


Penanganan Sampah Rumah Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Tangga dan Sampah Sejenis Dinas Daerah Nomor 35
Sampah Rumah Tangga. Tahun 2016.Berita Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Kabupaten Trenggalek
Tentang Pembentukan Dan Tahun 2016 Nomor 35.
Susunan Perangkat Daerah Robbins, P,S and Coulter, Mary:
Management Edisi Bahasa
Nomor 17 Tahun 2016.
Inggris, 2002 PrenticeHall,
Peraturan Bupati Madiun Tentang Inc Upper Saddle River New
Yersey, 07458, edisi
Tentang Kedudukan, Susunan
Indonesia edisi ketujuh,
Organisasi, Tugas Dan 2004, PT Indeks Kelompok
Gramedia.
Fungsi Serta Tata Kerja
Sedarmayanti, Drs. Dr. , M.Pd,
Dinas Daerah Nomor 35 dalam Good Governance,
Dalam rangka Otonomi
Tahun 2016.Berita Daerah
Daerah,2003. Penerbit CV.
Kabupaten Madiun Tahun Mandar Maju, Bandung
Sondang P. Siagian, MPA, Prof. DR:
2016 Nomor 35.
Teori Pengembangan
Peraturan Daerah Kabupaten Organisasi,Bumi Aksara,
2004, Cetakan kelima.
Trenggalek Tentang
…………2004. Teknik Penyusunan
Pembentukan Dan Susunan Organisasi Berbasis Kinerja
Lembaga Administrasi
Perangkat Daerah Nomor 17
Negara, Jakarta.
Tahun 2016. ...............2002.Kajian Tentang
Kinerja Kelembagaan,
Peraturan Daerah Kabupaten
Laporan Akhir, Pusat Kajian
Trenggalek Tentang Kinerja Kelembagaan; LAN
...............2003.Implementasi Prinsip-
Pengelolaan Persampahan
Prinsip Keperintahan Yang
Nomor 4 Tahun 2012 Baik ditinjau dari Aspek
Kelembagaan, Laporan
Tentang. Lembaran Daerah
Akhir, Pusat Kajian Kinerja
Kabupaten Trenggalek Tahun Kelembagaan; LAN..
Tim SSK Kabupaten Trenggalek.
2012 Nomor 3 Seri C.
2016. Strategi Sanitasi
Peraturan Bupati Trenggalek Kabupaten (SSK) Kabupaten
Trenggalek. Kementerian
Tentang Tentang Kedudukan,
PUPR.

1283

Anda mungkin juga menyukai