Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

KEGIATAN :
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (RPPLH) KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN :
PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
HIDUP (D3TLH) DI KABUPATEN BREBES

LOKASI :
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN SAMPAH
KABUPATEN BREBES

TAHUN ANGGARAN 2023

1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

A. Latar Belakang
Pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan merupakan upaya sadar
dan terencana dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya secara bijaksana. Dengan
demikian maka pembangunan daerah melalui permberlakuan kebijakan otonomi daerah dan
desentralisasi, memberikan ruang/kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur,
merencanakan, menyusun dan melaksanakan kebijakan dibidang lingkungan hidup. Pemerintah
Kabupaten Brebes menyadari bahwa potensi permasalahan lingkungan hidup dimasa yang akan
datang tentu akan semakin kompleks, maka dari itu diperlukan suatu instrument manajemen
lingkungan yang konprehensif. Program manajemen lingkungan adalah suatu kerangka kerja
dari kegiatan menyeluruh yang digunakan untuk memenuhi kebijakan lingkungan, kesesuaian
dengan ketentuan lingkungan dan perbaikan terus menerus.
Peningkatan jumlah penduduk berdampak kepada peningkatan laju pembangunan diberbagai
sektor dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Hal ini mengakibatkan
kondisi lingkungan hidup di sejumlah kawasan di Pulau Jawa saat ini diindikasikan mengalami
penurunan yang diakibatkan dari penggunaan sumberdaya alam yang semakin meningkat dari
berbagai kegiatan manusia, termasuk pemanfaatan ruang bagi kehidupan manusia dan mahluk
hidup lainnya. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk akan mengikuti deret ukur dan
berbanding terbalik dengan ketersediaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang
memiliki keterbatasan.
Sebagai ilustrasi, sumber daya lahan maupun pangan, kemampuan lahan sangat
berperan penting dalam menopang kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Dengan
peningkatan jumlah penduduk, maka ketersediaan sumber daya lahan dan kemampuan lahan
semakin terbatas dikarenakan semakin tingginya jumlah kebutuhan makhluk hidup
dibandingkan ketersediaan sumberdaya lahan dan pangan yang ada. Selain itu, kualitas dan
kondisi lahan yang semakin menurun akibat dari kegiatan manusia yang tidak memperhatikan
aspek keberlanjutan dari fungsi lingkungan hidup semakin memperburuk kualitas lingkungan.
Sedangkan untuk sumber daya air memiliki tren yang sama, yaitu semakin menurun baik
kualitas maupun ketersediaannya pada air permukaan maupun pada air tanah. Hal ini terjadi
karena pengelolaan sumberdaya air yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan baik di
hulu maupun di hilir, serta peningkatan pembangunan di sektor perindustrian yang merambah
dari hulu ke hilir. Peningkatan dan penyebaran jumlah penduduk saat ini ke arah perkotaan,
dimana banyak perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan untuk mendapatkan
tingkat kehidupan yang lebih baik mengakibatkan terganggunya kenyamanan di wilayah
perkotaan. Selain itu, pertumbuhan sektor industri di suatu wilayah juga dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem, yaitu meningkatnya tingkat pencemaran akibat emisi udara maupun
limbah yang dikeluarkan dari kegiatan pabrik, berkurangnya ketersediaan sumber daya alam
dari sektor pertanian, perikanan, mineral, kehutanan, kenaekaragaman hayati dikarenakan
ketersediaan lahan semakin terbatas. Oleh karena itu kondisi lingkungan yang baik, dalam hal
ini daya dukung lingkungan dapat menunjang semua kegiatan manusia menjadi sangat penting
untuk diperhatikan, agar dapat memenuhi semua kebutuhan manusia dan makhluk hidup
lainnya, khususnya kebutuhan akan ketersediaan air bersih.

2
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, amanat daya dukung lingkungan


hidup tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal 12 yang menyebutkan bahwa apabila
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) belum tersusun, maka
pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Selain itu, dalam Pasal 15, 16 dan 17 dijelaskan bahwa daya dukung dan
daya tampung merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari penyusunan atau evaluasi
rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana pembangunan jangka panjang dan jangka
menengah (RPJP dan RPJM) serta kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS).
Dalam peraturan perundang-undangan Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dalam Pasal 19, 22, 25 dan 28 diamanatkan bahwa rencana tata ruang wilayah nasional,
provinsi dan kabupaten/kota harus disusun dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.Selain itu, pada Pasal 34 ayat (4) dinyatakan bahwa pemanfaatan
ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan minimal bidang penataan ruang, standar kualitas lingkungan serta daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup. Pada penjelasan Pasal 25 disebutkan bahwa daya dukung
lingkungan hidup wilayah kabupaten/kota diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang penyusunannya dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang lingkungan hidup.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,terlihat bahwa ada batasan-batasan yang harus
diperhatikan dalam penyusunan daya dukung lingkungan hidup disuatu wilayah, seperti
keragaman atau perbedaan karakter serta fungsi ekologis dari masing-masing wilayah, sebaran
jumlah penduduk dan potensi sumber daya alam dimasing-masing wilayah. Sehingga
diharapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di suatu wilayah akan
menggambarkan kondisi eksistingnya.
Selain itu, besarnya amanat peraturan perundang-undangan terhadap penetapan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam pembangunan wilayah, maka
diperlukan pedoman tentang penentuan daya dukung lingkungan hidup yang akan menjadi
acuan dalam perencanaan pemanfaatan sumber daya alam, perencanaan pembangunan maupun
perencanaan pemanfaatan ruang, termasuk perencanaan kerjasama antar wilayah dengan
memperhatikan aspek jumlah penduduk dan karakteristik wilayah. Lebih jauh dalam Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009, Pasal 12 ayat (4) menetapkan bahwa tata cara penetapan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup diatur dalam peraturan pemerintah.
Dalam memenuhi komitmen tersebut Pemerintah Kabupaten Brebes, melalui Dinas
Lingkungan Hidup, selaku pemerintah melakukan salah satu tugas pokok dan fungsinya yakni
melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan pelaksanaan inventarisasi dan
perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup melalui kegiatan Penyusunan
Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes.

3
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

B. Maksud Pekerjaan
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai pedoman dalam pemanfaatan sumber daya alam.

C. Tujuan Pekerjaan
Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Tersusunnya laporan, Data dan Informasi Spasial Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup (D3TLH) di Pemerintah Kabupaten;
2. Tersusunnya Basis data Spasial Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Lingkungan
dalam bentuk Buku Laporan, Shape File (Geodatabase) dan Album Peta (di cetak ukuran
A3).

D. Sasaran Pekerjaan
Menyediakan kajian, data dan informasi Spasial Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup (D3TLH) Berbasis Jasa Lingkungan di Pemerintah Kabupaten Brebes.

E. Keluaran Pekerjaan
Kegiatan Jasa Konsultasi berupa Kajian dalam rangka Penyusunan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Berbasis Jasa Lingkungan di Kabupaten Brebes yang
terdiri dari:
1. Laporan, Data dan Informasi Spasial Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
(D3TLH) Berbasis Jasa Lingkungan di Kabupaten Brebes; dan
2. Basis data Spasial Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Lingkungan dalam
bentuk Buku Laporan, Shape File (Geodatabase) dan Album Peta (di cetak ukuran A3).

F. Ruang Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Konsep jasa lingkungan hidup dikelompokkan menjadi jasa penyedia, jasa
pengatur, jasa pendukung dan jasa budaya. Dalam konteks penentuan daya dukung dan
daya tampung air, jasa lingkungan hidup yang dihitung adalah sebagai berikut :
1. Jasa lingkungan hidup sebagai Penyedia Air
Kinerja jasa lingkungan hidup sebagai penyedia air adalah kemampuan lingkungan
hidup dalam memberikan jasa penyediaan air untuk para pemanfaatnya. Indikator
keadaannya adalah jumlah total air (m 3/ha), sedangkan indikator kinerjanya adalah
jumlah maksimum ekstraksi air secara berkelanjutan (m 3/ha/tahun).
2. Jasa lingkungan hidup sebagai Pengatur Air
Kinerja jasa lingkungan hidup sebagai pengatur air memiliki definisi peran bentang
alam dan penutupan lahan dalam infiltrasi air dan pelepasan air secara berkala, dengan
indikator keadaannya adalah kapasitas infiltrasi (litologi, topografi, curah hujan,
vegetasi, penutupan) dan retensi air (vegetasi, topografi, litologi) dalam m 3 dan
indikator kinerjanya adalah kuantitas infiltrasi dan retensi air serta pengaruhnya
terhadap wilayah hidrologis.

4
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

Kinerja jasa lingkungan hidup menjadi dasar dalam penentuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup. Dalam pedoman ini, lingkup metode penentuan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup hanya untuk Daya Dukung dan Daya
Tampung Air yang terdiri atas:
1) Metode penentuan kecukupan jasa lingkungan hidup sebagai penyedia air
2) Metode penentuan kecenderungan perubahan kinerja jasa lingkungan hidup sebagai
pengatur air
Penentuan daya dukung dan daya tampung air dilakukan dengan memanfaatkan
informasi kinerja jasa lingkungan hidup penyedia air dan pengatur air. Kinerja jasa
lingkungan hidup dinilai berdasarkan 3 parameter yaitu bentang alam, vegetasi alami dan
penutupan lahan.
3. Jasa lingkungan lainnya, yang meliputi :
a. Jasa Lingkungan Penyedia Pangan; Kinerja jasa lingkungan hidup sebagai penyedia
pangan memiliki definisi ketersediaan tanaman (serealia dan non serealia) dan
hewan yang dapat dimakan, dengan indikator keadaannya adalah stok total dan rata-
rata (dalam kg/ha). Sedangkan indikator kinerjanya adalah luasan produktivitas
bersih (dalam kkal/ha/tahun atau unit lainnya).
b. Jasa Lingkungan Pengatur Iklim; Kinerja jasa lingkungan hidup sebagai pengatur
iklim memiliki definisi pengaruh ekosistem terhadap iklim lokal dan global melalui
tutupan lahan dan proses yang dimediasi secara biologis. Indikator keadaannya
adalah tutupan lahan yang bervegetasi (Ha), sedangkan indikator kinerjanya adalah
luas tutupan lahan yang bervegetasi (Ha).
c. Jasa Lingkungan Pengatur Mitigasi Bencana Longsor, Kinerja jasa lingkungan
hidup sebagai pengatur mitigasi bencana tanah longsor didefinisikan sebagai
struktur alam yang berfungsi untuk pencegahan dan perlindungan dari tanah
longsor. Indikator keadaannya berupa karakteristik bentang alam, vegetasi dan
penutupan lahan, sedangkan indikator kinerjanya adalah luasan karakteristik
bentang alam, vegetasi dan penutupan lahan yang berfungsi sebagai pencegahan
dan perlindungan terhadap tanah longsor (hektar).
d. Jasa Lingkungan Pengatur Mitigasi Bencana Banjir; Kinerja jasa lingkungan hidup
sebagai pengatur mitigasi bencana banjir memiliki definisi bahwa struktur alam
yang berfungsi untuk pencegahan dan perlindungan dari banjir. Indikator
keadaannya berupa karakteristik bentang alam, vegetasi dan penutupan lahan,
sedangkan indikator kinerjanya adalah luasan karakteristik bentang alam, vegetasi
dan penutupan lahan yang berfungsi sebagai pencegahan dan perlindungan terhadap
banjir (hektar).
e. Jasa Lingkungan Pengatur Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan; Kinerja
jasa lingkungan hidup sebagai pengatur mitigasi bencana kebakaran hutan dan
lahan didefinisikan sebagai struktur alam yang berfungsi untuk pencegahan dan
perlindungan dari kebakaran hutan dan lahan. Indikator keadaannya berupa
karakteristik bentang alam, vegetasi dan penutupan lahan, sedangkan indikator
kinerjanya adalah luasan karakteristik bentang alam, vegetasi dan penutupan lahan

5
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

yang berfungsi sebagai pencegahan dan perlindungan terhadap kebakaran hutan dan
lahan (Ha).

2. Kebutuhan Data
Secara umum, terdapat 2 jenis data yang dibutuhkan, yaitu data spasial dan data
non-spasial (tabular). Data yang dibutuhkan dalam penentuan D3TLH Air berdasarkan
tahapan prosesnya adalah sebagai berikut:
1) Penentuan Kinerja Jasa Lingkungan Hidup
a. Peta karakteristik bentang alam dan definisi operasionalnya
Karakteristik bentang alam adalah bentangan permukaan bumi yang di
dalamnya terjadi hubungan saling terkait (interrelationship) dan saling
kebergantungan (interdependency) antar berbagai komponen lingkungan, seperti:
udara, air, batuan, tanah, dan flora-fauna, yang mempengaruhi keberlangsungan
kehidupan manusia yang tinggal di dalamnya (Verstappen, 1983).
Buku pedoman ini dilengkapi dengan informasi Peta indikatif
karakteristik bentang alam hasil analisis Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan terhadap Peta Land System Badan Informasi Geospasial skala
1:250.000 tahun 2013.
b. Peta tipe vegetasi alami dan definisi operasionalnya
Vegetasi alami memiliki pengertian mosaik komunitas tumbuhan dalam
lanskap yang belum dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Vegetasi alami
beradaptasi dengan lingkungannya dan karena itu ada dalam keharmonisan
dengan unsur-unsur lain dari lanskap (Kartawinata, 2010).
Buku pedoman ini dilengkapi dengan Peta Indikatif Interpretasi Tipe
Vegetasi Hasil Analisis LIPI dan KLHK terhadap Peta Land System Badan
Informasi Geospasial skala 1:250.000 tahun 2013. Apabila daerah yang belum
memiliki kemampuan untuk menurunkan di skala yang lebih besar dan detail
dapat menggunakan informasi yang dikeluarkan oleh KLHK tersebut.
c. Peta Penutupan lahan minimal 2 periode waktu dan definisi operasionalnya
Menurut UU Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial bahwa
Penutupan Lahan merupakan garis yang menggambarkan batas penampakan area
penutupan di atas permukaan bumi yang terdiri dari bentang alam dan/atau
bentang buatan. Untuk provinsi, skala informasi yang digunakan yaitu 1:250.000
sedangkan untuk kabupaten 1: 50.000 dan kota 1:25.000. Buku Informasi ini
hanya dilengkapi oleh peta penutupan lahan pada skala 1:250.000 sehingga daerah
wajib melakukan pendetilan peta dengan berkoordinasi dengan Badan Informasi
Geospasial.
d. Penentuan Bobot dan Skor Masing-masing Parameter
Penentuan bobot dan skor masing-masing parameter tiap jasa lingkungan
hidup dilakukan melalui panel pakar di tingkat daerah dan/atau dapat mengacu
pada hasil penentuan bobot dan skor masingmasing parameter untuk

6
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

penghitungan D3TLH tingkat Nasional atau Pulau. Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan menyediakan bobot dan skor 3 parameter untuk jasa
lingkungan hidup sebagai penyedia air dan pengatur air pada skala 1: 250.000.
Diharapkan daerah mampu mengembangkan bobot dan skor, terutama pada skala
penutupan lahan yang lebih besar.
2) Kecukupan Jasa Lingkungan Hidup Sebagai Penyedia Air
a. Peta Grid Skala Ragam Indonesia Resolusi 5” x 5“
Untuk melakukan pemodelan atau analisis spasial, data yang digunakan
harus berada pada tingkat skala yang sama (uni-scale) untuk menghasilkan
informasi yang baik. Namun, ketersediaan, kesesuaian, dan keseragaman data
spasial di Indonesia masih terkendala di berbagai wilayah. Pendekatan dengan
sistem grid skala ragam memungkinkan dilakukannya analisis spasial yang
melibatkan banyak jenis data dengan berbagai skala/resolusi berbeda (Mashita,
2012). Selain itu, sistem grid juga memungkinkan mengubah data tabular menjadi
sebaran (spasial).
b. Jumlah populasi Provinsi/Kabupaten/Kota
Jumlah populasi tiap kabupaten/kota merupakan data tabular yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Data ini nantinya akan dijadikan data
spasial dengan memanfaatkan sistem grid.
c. Data Ketersediaan Air
Data Ketersediaan Air beserta peta Wilayah Aliran Sungai digunakan
untuk menentukan ketersediaan air dalam satu provinsi atau kabupaten/kota.
Sebaran ketersediaan air akan dilakukan melalui dengan sistem grid dan
menggunakan peta kinerja jasa lingkungan hidup. Data Ketersediaan Air beserta
peta Wilayah Aliran Sungai bersumber dari instansi terkait.
d. Data Kebutuhan Air
Data kebutuhan air terdiri dari dua: (1) kebutuhan domestik; dan (2)
kebutuhan lahan. Kebutuhan domestik ditentukan dengan jumlah penduduk dan
standar kebutuhan air per kapita berdasarkan Standar kebutuhan air mengacu pada
buku Pedoman Penyusunan D3TLH tahun 2019. Kebutuhan air untuk
pemanfaatan lahan dapat didekati dengan literatur terkait dan memanfaatkan peta
penutupan lahan.
3) Kecenderungan Perubahan Kinerja Jasa Lingkungan Hidup Sebagai Pengatur
Air
Data yang dibutuhkan untuk analisis ini merupakan data hasil dari penentuan
kinerja jasa lingkungan hidup pada proses sebelumnya.

3. Tahapan Penentuan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup


Tahapan penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah
sebagai berikut:

7
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

1. Kinerja Jasa Lingkungan Hidup Sebagai Penyedia Air Dan Pengaturan Air
Analisis yang dilakukan berbasis spasial mencakup langkah sebagai berikut :
- Inventarisasi tipologi parameter meliputi : bentang alam, tipe vegetasi alam, dan
penutupan lahan
- Penentuan bobot parameter
- Penentuan skor parameter
- Perhitungan indeks kinerja jasa lingkungan hidup sebagai penyedia air dan
pengaturan air
- klasifikasi nilai indeks dan interpretasi visual
2. Penentuan kecukupan jasa lingkungan hidup sebagai penyedia air
2.a. Perhitungan Ketersediaan Air Tiap Grid
langkah yang dilakukan sebagai berikut :
- identifikasi wilayah alirah sungai (WAS)
- overlay peta WAS, grid dan peta jasa lingkungan hidup penyedia air
- menghitung distribusi ketersediaan air tiap grid
2.b. Perhitungan Kebutuhan Air Tiap Grid
langkah yang dilakukan sebagai berikut :
- menghitung kebutuhan air rumah tangga
- menghitung factor distribusi penduduk berdasarkan tipe penutupan lahan
- menghitung populasi tiap grid
- menghitung kebutuhan air domestic per grid
- menghitung kebutuhan air untuk kegiatan ekonomi berbasis lahan.
- menghitung total kebutuhan air
2.c. Identifikasi Status D3T Air Tiap Grid
langkah yang dilakukan yaitu :
- menghitung selisih ketersediaan dan kebutuhan air tiap grid
- mengidentifikasi wilayah yang terlampaui maupun yang belum terlampaui
tiap grid, nilai negative (-) mengartikan ketersediaan air di grid tersebut
terlampaui, divisualisasikan dengan kode warna merah, sedangkan nilai
positif (+) menandakan wilayah pada grid tersebut belum terlampaui,
divisualisasikan dengan kode warna kuning.
2.d. Penentuan Ambang Batas Penduduk Yang Dapat Didukung
langkah yang dilakukan yaitu menghitung populasi penduduk maksimum yang
dapat didukung dengan ketersediaan air yang ada
3. Analisis Kecenderungan Kinerja Jasa Lingkungan Hidup Sebagai Pengaturan
Air.
mengidentifikasi besaran perubahan indeks jasa lingkungan hidup tahun x sampai
dengan tahun y.

8
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

G. Lokasi pekerjaan/pengadaan jasa konsultansi


Lokasi pekerjaan ini dilaksanakan di seluruh wilayah administrasi Kabupaten Brebes.
H. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli, dan tenaga pendukung yang
merupakan satu tim yang dapat berkoordinasi secara fungsional dengan Pemerintah Kabupaten
Brebes, yaitu Dinas Lingkungan Hidup. Tenaga Ahli, dan Tenaga Pendukung adalah bukan
PNS, Pensiunan pegawai negeri sipil, PNS non aktif (dibuktikan dengan surat keterangan dari
Pimpinan Satker setempat bekerja) dan memiliki pengalaman dalam bidang pekerjaan yang
akan dilaksanakan, minimal berlatar belakang :
1. Tenaga Ahli (Pelaksanaan 3 bulan)
a. Team Leader (Ahli Lingkungan)
Sarjana (S1) lulusan jurusan Teknik Lingkungan dengan sertifikasi keahlian Ahli
Madya Kualifikasi ahli Teknik Lingkungan dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun
di bidang Kajian Lingkungan.
b. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Sarjana (S1) lulusan jurusan PWK dengan sertifikasi Ahli Muda Kualifikasi ahli
Perencanaan Wilayah dan Kota pengalaman minimal 2 (dua) tahun di bidang
perencanaan wilayah dan kota.
c. Ahli Sumber Daya Air
Sarjana (S1) lulusan jurusan Teknik sipil yang memiliki sertifikat keahlian Sumber
Daya Air, dengan pengalaman minimal 2 (dua) tahun di bidang sumber daya air.

2. Tenaga Pendukung
a. Staf Administrasi dengan kualifikasi pendidikan sekurang – kurangnya lulusan D3
atau sederajat, berpengalaman minimal 1 tahun.
b. Operator SIG dengan kualifikasi sarjana (S1) Perencanaan Wilayah dan
Kota/Geografi/Geodesi, memiliki keahlian SIG, berpengalaman minimal 1 tahun.
c. Surveyor dengan kualifikasi pendidikan sekurang – kurangnya lulusan D3 atau
sederajat, berpengalaman minimal 1 tahun.

I. Hasil yang diserahkan


Hasil yang diserahkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah laporan yang sudah
dipaparkan dan disetujui oleh PPK. Biaya pembuatan hardcopy, softcopy peta dan data
kegiatan dibebankan langsung ke penyedia. Hasil yang diserahkan terdiri atas :

1. Laporan Pendahuluan, yang berisi konsep dan rencana kerja sebanyak 5 (lima)
eksemplar.
2. Laporan Akhir, yang memuat laporan keseluruhan penyelesaian 100% pekerjaan beserta
catatan-catatan penting yang diperlukan yang telah dibahas dan dikoreksi oleh pemberi
tugas sebanyak 5 (lima) eksemplar.
3. Album Peta (Ukuran Cetak A3), sebanyak 2 (dua) eksemplar.
4. Flash Disk File Peta-peta (shp) dan Laporan, Geodatabase Format Shape File dan File
Laporan (1 buah).

9
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) Kabupaten Brebes Tahun 2023

5. Laporan, Data dan Informasi Spasial Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
(D3TLH) Berbasis Jasa Lingkungan di Kabupaten Brebes; dan
6. Basis data Spasial Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Lingkungan dalam
bentuk Buku Laporan, Shape File (Geodatabase) dan Album Peta (di cetak ukuran A3).
J. Waktu Dan Pembiayaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah selama 3 bulan (90 hari kalender) dan biaya
pekerjaan berasal dari APBD Kabupaten Brebes sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta
Rupiah).
K. Kualifikasi Penyedia
Penyedia memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai berikut :
▪ Penyedia yang berbadan usaha harus memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU),
Kualifikasi : Kecil (K), Klasifikasi : SI.00 Jasa Studi, Penelitian Bantuan Teknik SUB
Layanan Studi Perencanaan Umum
▪ Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
dipersyaratkan;
▪ Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sejenis dalam kurun waktu 2 (Dua) tahun
terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak.
▪ Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan).
JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Uraian Kegiatan Minggu Ke ....


No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data-data
3. Penyusunan Draft laporan
4. Koordinaasi/ Pembahasan I
5. Perbaikan hasil Pembahasan I
6. Koordinaasi/ Pembahasan II
7. Perbaikan hasil Pembahasan II
8. Finalisasi Laporan

Brebes, 15 Mei 2023


PENGGUNA ANGGARAN/PPKOM

LAODE VINDAR ARIS NUGROHO, AP, M.Si


NIP. 197412111993111002

10

Anda mungkin juga menyukai