-2-
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa
RPPLH dijadikan dasar dan dimuat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM).Dalam hal ini, RPPLH Nasional menjadi sangat penting dalam
mengarahkan pembangunan nasional agar fungsi lingkungan hidup
tetap terjaga.
Berdasarkan terhadap fakta tersebut diatas, dalam rangka
sinkronisasi regulasi terhadap dampak/efek - efek yang akan terjadi
pada lingkungan, maka Pemerintah Kabupaten Klaten berupaya
melakukan upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak
lingkungan dengan memperhatikan keragaman karakter dan fungsi
ekologis; sebaran penduduk; sebaran potensi sumber daya alam;
kearifan lokal; aspirasi masyarakat dan perubahan iklim, guna
menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kabupaten Klaten yang akan diatur dalam Peraturan Daerah
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Kabupaten Klaten sesuai dengan amanah Undang - Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 10 ayat 3 (c).
2. Maksud dan A. Maksud dari pekerjaan ini adalah menyusun Dokumen Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Tujuan
Ekosistem, sehingga dapat dijadikan basis data dan bahan dalam
penyusunan kebijakan pengendalian dan pengelolaan lingkungan
hidup di Kabupaten Klaten.
Tujuan dari pekerjaan ini sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi peta potensi ekoregion dan penggunaan lahan
atau liputan lahan di Kabupaten Klaten;
b. Menyusun Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Kabupaten Klaten;
c. Sebagai dasar perencanaan pembangunan wilayah, penyusunan
rencana tata ruang, pemanfaatan dan pencadangan sumber daya
alam, pengendalian kerusakan lingkungan hidup dan
pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Data Penunjang
7. Data Dasar A. Data dasar Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan
Hidup adalah:
a. Peta RTRW Kabupaten Klaten;
b. Peta RDTR Kabupaten Klaten;
c. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RTRW;
d. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR;
e. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD;
f. Base Line Data.
B. Data dasar Penyusunan dan Penetapan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Klaten adalah:
a. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) atau Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) 5 tahun
terakhir;
b. Profil Daerah Kabupaten Klaten;
c. Klaten Dalam Angka, 5 tahun terakhir;
d. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), 3 tahun terakhir;
e. Peta Indikasi Daya dukung dan Daya Tampung Kabupaten
-4-
Klaten;
f. Data dan Informasi kehutanan tingkat kabupaten;
g. Peta RTRW, RDTR Kabupaten Klaten;
h. Base Line Data.
8. Standar Standar teknis yang digunakan adalah:
Teknis a. Buku Pedoman Penentuan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Daerah, Direktorat Pencegahan Dampak
Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor KLHK;
b. Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SE.5/Menlhk/PKTL/PLA.3/11/2016 tentang Penyusunan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta ketentuan peraturan lain yang terkait.
Studi-studi terdahulu yang digunakan adalah:
9. Studi-Studi
A. Untuk Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan
Terdahulu
Hidup :
a. Dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Klaten 2021 -2026;
b. Dokumen Materi Teknis Perubahan Peraturan Daerah Nomor
11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031;
c. Dokumen RDTR Delanggu Tahun 2012;
d. Dokumen RDTR Prambanan Tahun 2012;
e. Dokumen RDTR Ceper Tahun 2013;
f. Dokumen RDTR Jatinom Tahun 2013;
g. Dokumen RDTR Tulung Tahun 2015; dan
h. Dokumen RDTR Wedi Tahun 2013.
B. Untuk Penyusunan dan Penetapan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup :
a. Dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Klaten 2021-2026;
b. Dokumen Materi Teknis Perubahan Peraturan Daerah Nomor
11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031;
10. Referensi Sebagai dasar dari pekerjaan Penyusunan Daya Dukung dan Daya
Hukum Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem dan Penyusunan
dan Penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang KSDAE;
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba;
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
f. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
g. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
h. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian;
i. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Pernyelenggaraan KLHS;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen
Ekonomi Lingkungan;
l. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009
tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup
-5-
Dalam Penataan Ruang Wilayah;
m. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 19 Tahun 2018
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
n. Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SE.
5/Menlhk/PKTL/PLA.3/11/2016 tentang Penyusunan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
o. Peraturan perundang-undangan berkaitan lainnya.
Ruang Lingkup
A. Lingkup pekerjaan Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung
11. Lingkup
Lingkungan Hidup:
Pekerjaan
a. Pengumpulan data spasial (peta dan/atau citra) dan non spasial
(tabuler) dan penyusunan peta, yaitu :
1. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Ekosistem:
1.1. Jasa Ekosistem Penyediaan
a) Pangan
b) Air Bersih
1.2. Jasa Ekosistem Pengaturan
a) Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir
b) Pencegahan dan Perlindungan Bencana Alam
2. Daya Dukung dan Daya Tampung Air
3. Daya Dukung dan Daya Tampung Pangan
4. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
b. Proses pengolahan dan analisis spasial berupa pembuatan peta
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
c. Verifikasi hasil atas peta daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup dengan melakukan focus group discussion
untuk konfirmasi hasil peta.
d. Penyusunan laporan pendahuluan, akhir, serta album peta daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
e. Ekspose/Uji Publik Laporan akhir dan Eksekutif Summary.
-6-
d. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), 3 (tiga) tahun
terakhir
e. Peta Indikasi Daya Dukung dan Daya Tampung
f. Data dan informasi kehutanan tingkat kabupaten
Apabila data dan informasi IKLH tidak tersedia dan/atau tidak
lengkap, dapat menggunakan data dan informasi hasil
pemantauan kualitas lingkungan hidup
2. Pengolahan Data dan Informasi Hasil Inventarisasi Lingkungan
Hidup
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data
dan informasi hasil inventarisasi sebagai berikut:
a. Potensi dan kondisi lingkungan hidup (air, udara, lahan,
hutan, keanekaragaman hayati, laut, pesisir dan pantai,
pertambangan, pertanian, industri, transportasi, pariwisata,
limbah B3 dan demografi).
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup (rehabilitasi
lingkungan, penataan lingkungan, penanganan konflik
lingkungan).
c. Kejadian bencana, pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup yang terjadi di wilayah tersebut (contoh: kejadian
kekeringan, longsor, banjir, pencemaran sungai dan
kebakaran hutan dan lahan).
Data dan informasi di atas selanjutnya diolah untuk
menghasilkan daftar isu strategis dengan cara:
a. Mentabulasi masing-masing data potensi dan kondisi
lingkungan hidup selama kurun waktu tertentu untuk
menghasilkan kecenderungan indikasi daya dukung dan
daya tampungnya. Selanjutnya kecenderungan indikasi daya
dukung dan daya tampung tersebut dibandingkan
pengaruhnya terhadap keberlangsungan fungsi lingkungan
hidup. Jika hasil perbandingan tersebut berpengaruh negatif,
maka dijadikan sebagai isu strategis.
b. Mentabulasi data upaya pengelolaan lingkungan selama
kurun waktu tertentu untuk menghasilkan kecenderungan
indikasi keberhasilan tata kelola kepemerintahan.
Selanjutnya kecenderungan indikasi keberhasilan tata kelola
kepemerintahan tersebut dibandingkan pengaruhnya
terhadap keberlangsungan fungsi lingkungan hidup. Jika
hasil perbandingan tersebut berpengaruh negatif, maka
dijadikan sebagai isu strategis.
c. Mentabulasi data kejadian bencana, pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup selama kurun waktu tertentu
untuk menghasilkan kecenderungan indikasi daya dukung
dan daya tampungnya. Selanjutnya kecenderungan indikasi
daya dukung dan daya tampung tersebut dibandingkan
pengaruhnya terhadap keberlangsungan fungsi lingkungan
hidup. Jika hasil perbandingan tersebut berpengaruh negatif,
maka dijadikan sebagai isu strategis.
Isu strategis adalah permasalahan lingkungan hidup yang
kejadiannya berulang dan berdampak besar serta luas terhadap
keberlangsungan fungsi lingkungan hidup.
Kedalaman data dan informasi untuk tingkat Provinsi dirinci per
Kabupaten/Kota, sedangkan untuk tingkat Kabupaten/Kota
dirinci per Kecamatan.
3. Analisis Data dan Informasi untuk Menyepakati Isu Pokok
Daftar isu strategis yang telah dihasilkan selanjutnya dibahas
-7-
dalam forum musyawarah antar para pemangku kepentingan
untuk menyepakati isu strategis.
Isu strategis hasil musyawarah selanjutnya dilakukan analisis
melalui forum diskusi kelompok terarah yang partisipatif untuk
memperoleh masukan dari para pihak dalam rangka menyusun
dan menetapkan isu pokok, dengan memperhatikan :
a. Keterkaitan dengan arahan umum RPPLH nasional dan
provinsi.
b. Pengaruh terhadap daerah-daerah yang berbatasan.
Isu pokok adalah isu strategis yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
Dalam menetapkan isu pokok mempertimbangkan pengaruh
antara elemen pendorong, tekanan, kondisi, dampak, dan respon
atau yang dikenal dengan istilah analisis DPSIR.
4. Penentuan Target Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup untuk Kurun Waktu 30 tahun
Penentuan target perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup ditentukan melalui indeks kualitas lingkungan hidup yang
diinginkan :
a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mencakup : kualitas air,
kualitas udara, dan tutupan lahan.
b. Apabila Indeks Kualitas Lingkungan Hidup belum tersedia,
dapat menggunakan :
1) Pendekatan secara kualitatif (contoh :
peningkatan/penurunan debit kuantitas air,
peningkatan/pengurangan tutupan lahan, dan
peningkatan/penurunan kualitas air).
2) Analogi dengan merujuk informasi pada wilayah yang
kondisinya sama/serupa.
5. Penyusunan Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup untuk kurun waktu 30 tahun.
Muatan rencana RPPLH berupa arahan kebijakan, strategi
implementasi dan indikasi program yang meliputi :
a. Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya
Alam.
Kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program pada
rencana pemanfaatan sumber daya alam dilakukan terhadap
sumber daya alam yang layak dimanfaatkan secara
berkelanjutan, dengan mempertimbangkan :
1) Keberlanjutan pemanfaatannya.
2) Terjaganya kualitas lingkungan hidup.
Kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program pada
rencana pencadangan sumber daya alam dilakukan terhadap
sumber daya alam yang tidak/belum layak dimanfaatkan.
Contoh :
1) Apabila antara hasil yang diperoleh lebih kecil dari resiko
kerusakan lingkungannya.
2) Ekosistem yang rusak dan harus dipulihkan.
b. Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau
fungsi lingkungan hidup.
Kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program pada
pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi
lingkungan hidup dilakukan terhadap wilayah, dengan cara :
1) Menetapkan deliniasi wilayah yang memiliki fungsi
lindung dan ditetapkan sebagai kawasan lindung dengan
kriteria sesuai ketentuan yang berlaku. Contoh: tentang
-8-
pengelolaan pesisir, air, hutan, gambut, karst.
2) Mengatur peruntukan penggunaan lahan sesuai dengan
fungsi lingkungannya.
3) Mempertahankan kondisi dan fungsi daerah-daerah yang
memiliki nilai konservasi tinggi.
c. Rencana pengendalian, pemantauan serta pendayagunaan
dan pelestarian sumber daya alam.
Kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program pada
rencana pengendalian, pemantauan serta pendayagunaan
dan pelestarian sumber daya alam diarahkan dalam rangka
efektifitas pencapaian target yang telah ditetapkan.
1) Rencana Pengendalian, contoh antara lain :
a) Penguatan tata kelola SDA sesuai dengan
kewenangannya.
b) Pencegahan dampak lingkungan hidup.
c) Penerapan sistem perizinan lingkungan.
d) Pengelolaan sampah dan limbah.
2) Rencana Pemantauan, contoh antara lain :
a) Menetapkan baku mutu lingkungan
b) Pemantauan baku mutu lingkungan
c) Menetapkan kelas air pada sungai-sungai prioritas
daerah
d) Pengembangan infrastruktur pemantauan kualitas
lingkungan hidup.
3) Rencana Pendayagunaan dan Pelestarian, contoh antara
lain :
a) Pemulihan daerah tercemar dan rehabilitasi lahan
kritis.
b) Penguatan kebijakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
c) Penelitian dan pengembangan pemanfaatan nilai
keanekaragaman hayati.
d. Rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program pada
rencana adaptasi terhadap perubahan iklim diarahkan dalam
rangka penyesuaian dan mengantisipasi resiko serta
meningkatkan ketahanan terhadap kondisi/dampak
perubahan iklim, antara lain :
1) Infrastruktur hijau sesuai kerentanan daerah.
2) Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam perubahan
iklim.
3) Meningkatkan adaptasi perubahan iklim melalui kearifan
lokal yang telah ada.
4) Perlindungan daerah pesisir dari abrasi dan intrusi air
laut.
5) Pengurangan eksploitasi air tanah.
6) Revitalisasi sistem pemanenan air hujan dan jaringan
distribusinya.
Kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program pada
rencana mitigasi terhadap perubahan iklim diarahkan dalam
rangka mencegah, menahan dan atau memperlambat efek
gas rumah kaca dengan cara mengurangi surnber-sumber
penghasil gas rumah kaca dan meningkatkan penyerapan
karbon, antara lain :
1) Pemantauan emisi gas rumah kaca.
2) Penerapan sistem transportasi masal yang ramah
lingkungan.
-9-
3) Pengembangan energi alternatif sesuai dengan
kemampuan daerah
4) Pengembangan ruang terbuka hijau.
Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
berupa arahan kebijakan, strategi implementasi dan indikasi program
harus dibahas dalam forum konsultasi publik dengan para pihak untuk
mendapatkan masukan dalam rangka pelaksanaan RPPLH.
14. Peralatan Penyedia jasa harus menyediakan sendiri peralatan dan material yang
dan dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, misal :
Material komputer/laptop, printer, mobil, motor, kamera, bahan/alat survey.
dari
Penyedia
Jasa
Konsultansi
15. Lingkup Kewajiban Penyedia Jasa:
Kewena- a. Penyedia jasa berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya
ngan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan
Penyedia perjanjian kerja sama yang disepakati, mengumpulkan data,
Jasa melakukan kajian dan menyelenggarakan pertemuan/rapat dalam
rangka penyusunan kajian dan penyelesaian pekerjaan;
b. Penyedia jasa wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan
sesuai dengan kerangka acuan;
c. Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan
berakhir sampai dengan selesainya semua kewajiban yang harus
dipenuhi sesuai dengan perjanjian pekerjaan yang disepakati; dan
d. Penyedia jasa wajib hadir dan menyerahkan hasil pekerjaannya
dalam forum diskusi dengan Kelompok Kerja, dan Tim terkait
lainnya.
- 10 -
Hak Penyedia Jasa:
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, penyedia jasa dapat meminta
bantuan Kelompok Kerja, dan Tim terkait lainnya dalam mencari
data dan informasi yang diperlukan; dan
b. Setelah penyedia jasa melaksanakan seluruh kewajibannya, maka
pihak pelaksana pekerjaan berhak untuk mendapatkan
pembayaran atas hasil pekerjaannya sejumlah tertentu dengan
syarat yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja.
B. Tenaga Pendukung/Penunjang
a. Administrasi [1 (satu) Orang 2 (dua) Bulan]
1) Latar belakang pendidikan D3 Semua Jurusan, lulusan
universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi; dan
2) Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai
bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa.
- 12 -
b. Ahli Lingkungan [1 (satu) Orang 2 (dua) Bulan]
1) Latar belakang pendidikan minimal S1 Teknik
Lingkungan/Ilmu Lingkungan, lulusan universitas atau
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi;
2) Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik
Lingkungan (501) yang diterbitkan oleh asosiasi profesi yang
telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang (LPJK); dan
3) Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun di bidang
lingkungan, dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa.
c. Tenaga Ahli Sosial Budaya [1 (satu) Orang 1 (satu) Bulan]
1) Latar belakang pendidikan minimal S1 Ilmu
Komunikasi/Ilmu Politik, lulusan universitas atau perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi;
2) Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai
bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa.
d. Tenaga Ahli Pertanian/Biologi [1 (satu) Orang 1 (dua) Bulan]
1) Latar belakang pendidikan S1 Pertanian/Biologi, lulusan
universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi; dan
2) Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai
bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa.
B. Tenaga Pendukung/Penunjang
a. Administrasi Kantor [1 (satu) Orang 2 (dua) Bulan]
1) Latar belakang pendidikan D3 Semua Jurusan, lulusan
universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi; dan
2) Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai
bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa.
18. Jadwal Tahap I. Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup
Tahapan No Uraian Bln ke-1 Bln ke-2
Pelaksanaan 1 2 3 4 6 7 8 9
1. Laporan Pendahuluan
Pekerjaan 2. Ekspose LaporanPendahuluan
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Ekspose Hasil Analisis Data
6. Penyusunan Laporan Akhir
7. Ekspose Laporan Akhir
8. Finalisasi dan Penyerahan Laporan Akhir
- 13 -
Tahap II. Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Laporan
A. Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung
19. Laporan
Laporan Pendahuluan memuat:
Pendahuluan
a. latar belakang, tujuan penyusunan D3TLH, kegiatan dan
metodologi, hambatan dan kunci keberhasilan. Profil lokasi
D3TLH yang berisi: kondisi geografis, fisik, dan lingkungan;
kondisi ekonomi; dan kondisi sosial-budaya;
b. menetapkan metode analisis yang digunakan;
c. Pemahaman terhadap kerangka pikir kajian dan tanggapan
terhadap KAK, serta
d. Penjadwalan pelaksanaan pekerjaan.
20. Laporan -
Bulanan
- 14 -
21. Laporan -
Antara
A. Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung
22. Laporan
Laporan Akhir sekurang-kurangnya memuat:
Akhir
a. hasil keseluruhan proses kajian final yang dilakukan oleh pihak
ketiga;
b. laporan akhir kajian sudah mencerminkan kesimpulan dan
rekomendasi akhir sebagai hasil analisis data yang telah
dilaksanakan;
c. Kesimpulan dan rekomendasi dalam laporan akhir akan
disempurnakan melalui FGD.
Kegiatan penyusunan laporan akhir meliputi analisa
penyempurnaan data, FGD Laporan Akhir dan ekpose/uji publik
laporan akhir;
Laporan akhir diserahkan pada akhir kegiatan sesuai waktu yang
tercantum dalam kontrak, selambat-lambatnya: 60 (enam puluh)
hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak :
d. Laporan Akhir/Buku Profil D3TLH, 5 (lima) exemplar;
e. Buku Album Peta, 5 (lima) exemplar;
f. Softcopy Flashdisk, 5 (lima) buah.
Hal-Hal Lain
23. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
dalam Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
- 16 -