Anda di halaman 1dari 5

Review Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam Kajian

Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang Studi Kasus Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan Tahun 2020-2040
Reza reski
Mahasiswa program studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Barat
Email: Rezareski281@gmail.com

Abstrak
Daya dukung dan daya tampung lingkungan wajib menjadi pertimbangan dalam perencanaan
tata ruang seperti termuat dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang untuk menjamin keberlanjutan kehidupan manusia saat ini maupun untuk generasi yang
akan datang. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai rencana rinci suatu tata ruang. Oleh
karena itu, pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan harus diperkuat melalui
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan RDTR.
Kata kunci: Analisis, daya dukung, daya tamping, lingkungan, kajian, RDTR

I. PENDAHULUAN memerlukan rencana operasional sebagai


acuan pelaksanaan pembangunan sector
Daya dukung dan daya tampung
yang dituangkan dalam Rencana Detail
lingkungan hidup wajib menjadi
Tata Ruang (RDTR).
pertimbangan dalam perencanaan tata
ruang seperti termuat dalam undang- II. PEMBAHASAN
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Kajian lingkungan hidup
Penataan Ruang. Hal ini dimaksudkan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
untuk menjamin keberlangsungan
(KLHS) mulai berkembang sejak tahun
kehidupan manusia saat ini maupun untuk
1969 ketika National Environtmental
keberlanjutan bagi generasi yang akan
Policy Act (NEPA) di Amerika Serikat
datang. Untuk mewujudkan hal tersebut,
mengesahkan peraturan yang mewajibkan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
semua instansi untuk mengkaji pengaruh
menjadi jembatan bagi perencanaan tata
usulan dan proyek-proyek penting terhadap
ruang dalam pertimbangan utama yakni
lingkungan hidup (Muta'ali, 2019). Setelah
daya dukung dan daya tampung
diterbitkan Undang-Undang Nomor 23
lingkungan hidup.
Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Pemerintah daerah merencanakan Lingkungan Hidup, pada tahun 2000an
dan mengembangkan wilayahnya melalui disadari bahwa terdapat kelemahan
rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang pelaksanaan AMDAL karena kerusakan
disahkan melalui peraturan daerah. dan pencemaran lingkungan semakin
Pemerintah kabupaten/kota juga meningkat. Oleh karena itu disusunlah
kebijakan mengenai KLHS, dimana KLHS instrument penilai kelayakan kebijakan,
ini merupakan penyempurnaan dari rencana atau program (KRP) dalam Kajian
AMDAL sebagai instrumen lingkungan Lingkungan Hidup Strategis. Bahkan jika
hidup. AMDAL merupakan instrument hasil dari KLHS menyatakan bahwa daya
pada tingkat proyek, sedangkan KLHS dukung dan daya tampung sudah
merupakan instrumen pada tingkat terlampaui, maka KRP pembangunan wajib
Kebijakan, Rencana dan Program. diperbaiki melalui rekomendasi KLHS
(Muta'ali , 2019). Selain itu, usaha dan atau
KLHS didefinisikan sebagai
kegiatan yang telah mengakibatkan
rangkaian analisis yang sistematis,
terlampauinya daya dukung dan daya
menyeluruh, dan partisipatif untuk
tampung lingkungan hidup tidak
memastikan bahwa prinsip pembangunan
diperbolehkan lagi. Informasi terkait usaha
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
dan atau kegiatan tersebut hendaknya
terintegrasi dalam pembangunan suatu
termuat pada rekomendasi KLHS dan
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
diintegrasikan dalam KRP.
dan/atau program (KLHK, 2009). Widodo
et al. (2012) menyatakan bahwa dalam Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009
penyusunan KLHS dapat menggunakan tentang PPLH, daya dukung lingkungan
dua basis pendekatan, yakni KLHS dengan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
basis pendekatan AMDAL dan dengan untuk mendukung perikehidupan manusia,
basis pendekatan keberlanjutan. makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antar keduanya, sedangkan daya tampung
Penyelenggaraan KLHS mencakup
lingkungan hidup adalah kemampuan
tiga tahapan. Tahap pertama adalah
lingkungan hidup untuk menyerap zat,
pembuatan dan pelaksanaan KLHS, Tahap
energi, dan/atau komponen lainnya
ini meliputi tiga kegiatan yaitu :
Konsep daya tampung lingkungan
1) pengkajian pengaruh Prosiding Seminar
memiliki hubungan yang erat dengan
Nasional, Semarang 2 Desember 2020
pencemaran lingkungan. Pencemaran
“Pembangunan Hijau dan Perizinan:
lingkungan hidup didefinisikan sebagai
Diplomasi, kesiapan perangkat dan pola
masuk atau dimasukkannya makhluk
standarisasi” 122 ISBN: 978-602-
hidup, zat, energi dan/atau komponen lain
51396-6-6 Penerbit: Sekolah
ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
Pascasarjana Universitas Diponegoro
manusia sehingga melampaui baku mutu
(UNDIP) KRP terhadap kondisi
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Lingkungan Hidup,
Dalam menetapkan status pencemaran
2) Alternatif Penyempurnaan KRP,
diperlukan baku mutu lingkungan hidup
3) penyusunan rekomendasi perbaikan
(KLHK, 2014).
untuk pengambilan keputusan KRP yang
mengintegrasikan pembangunan Studi Kasus KLHS RDTR Kecamatan
berkelanjutan. Daya dukung dan daya kedungwuni Kabupaten Pekalongan
tamping lingkungan hidup Tahun 2020-2040
1. Isu Pembangunan Berkelanjutan
Konsep daya dukung dan daya
Prioritas Kecamatan kedungwuni
tampung lingkungan hidup memiliki
kedudukan strategis sebagai salah satu
2. Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) perorang perhari. Hasil perhitungan
Objek KLHS adalah kebijakan Rencana menunjukkan bahwa daya dukung pangan
3. Kajian Daya Dukung dan Daya di Kecamatan Kedungwuni mengalami
Tampung Lingkungan Hidup defisit pangan sebesar 10.326 ton/tahun di
tahun 2019. Analisis spasial dilakukan
Kondisi eksisting daya dukung dan daya
untuk menunjukkan sebaran daerah yang
tampung lingkungan hidup Kecamatan
mengalami surplus atau deficit pangan.
kedungwuni digambarkan pada KLHS
Hasilnya menunjukkan bahwa hanya satu
RDTR Kecamatan Kedungwuni sebagai
desa yang diperkirakan mengalami
berikut:
surplus pangan yaitu Desa Rowocacing
a) Daya Dukung Lahan
c) Daya dukung air
Kondisi daya dukung lahan
Analisis ketersediaan air
Kecamatan Kedungwuni dihitung dengan
menggunakan potensi limpasan air
menggunakan pendekatan tingkat
permukaan yang terjadi di wilayah
kemampuan lahan yang diklasifikasikan
perencanaan, sedangkan kebutuhan air
menjadi empat kategori yaitu sangat
menggunakan standar WHO sebesar 1500
tinggi, agak tinggi, sedang dan rendah.
m3 /orang/tahun. Sebaran status daya
Pendekatan ini menggunakan rujukan
dukung air digambarkan melalui peta
Permen Permen PU Nomor:
menggunakan unit analisis administrasi
20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik
desa. Hasil perhitungan menunjukkan
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,
bahwa Kecamatan Kedungwuni
Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
mengalami defisit air sebesar kurang lebih
Penyusunan Rencana Tata Ruang. Hasil
92 juta m3 pada tahun 2018. Keseluruhan
identifikasi KLHS menunjukkan bahwa
desa di Kecamatan Kedungwuni
wilayah perencanaan RDTR dominan
dinyatakan mengalami defisit daya
berada pada tingkat kemampuan lahan
dukung airnya pada tahun 2018.
kelas sedang dan agak tinggi, sehingga
dimungkinkan untuk dilakukan kegiatan d) Daya tamping air
budidaya. Distribusi tingat kemampuan
Kondisi rona awal terkait daya
lahan juga digambarkan secara spasial
tampung air digambarkan dengan kondisi
melalui peta kemampuan lahan
sungai Sengkarang yang mengalami
kecamatan kedungwuni.
pencemaran di hilir sungai. Parameter
b) Daya dukung pangan yang teridentifikasi melebihi baku mutu
air kelas II sesuai dengan PP nomor 82
Perhitungan daya dukung pangan
Tahun 2001 Total Coliform dan Fecal
KLHS RDTR Kecamatan Kedungwuni
Coliform. Total Coliform teridentifikasi
dilakukan dengan membandingkan antara
hilir sungai mencapai 14000 mikroba per
ketersediaan dan kebutuahan pangan
100 ml dan Fecal Coliform tercatat
penduduk. Data ketersediaan pangan
mencapai 7800 per 100 ml.
diperoleh dari data produksi padi/beras
pada area sawah di Kecamatan e) Analisis pengaruh KRP KLHS
Kedungwuni, sedangkan data kebutuhan RDTR Kedungwuni
pangan diasumsikan kebutuhan beras
Analisis pengaruh KRP KLHS meliputi seluruh wilayah
RDTR Kedungwuni terkait daya dukung perencanaan baru mengidentifikasi
dan daya tampung lingkungan hidup perkiraan daya dukung pangan,
digambarkan sebagi berikut: sehingga masih perlu pembahasan
mengenai proyeksi daya dukung air,
1) Rencana Struktur Ruang Jalan
daya dukung lahan, serta daya
Sejajar Tol Bagian Selatan
tampung beban pencemaran serta
2) Rencana Struktur Ruang Jalan
daya dukung fungsi lindung hingga
Utama Pusat BWP
tahun berakhirnya RDTR.
3) Rencana Struktur Ruang Jalan-
b. Analisis daya dukung lahan pada
Jalan Lingkungan
setiap KRP baru mengidentifikasi
4) Rencana Pola Ruang
kesesuaian KRP dengan tingkat
Pengembangan Perumahan
kemampuan lahan, analisis lebih
5) Rencana Pola Ruang Zona
lanjut dapat dilakukan untuk
Perdagangan dan Jasa
memprediksi keberlanjutan kondisi
lahan akibat pelaksanaan KRP.
4. Hidup Rekomendasi terkait Daya
c. Masih minimnya informasi mengenai
Dukung dan Daya Tampung
daya tampung beban pencemaran
Lingkungan Hidup KLHS RDTR
udara atau kualitas udara serta
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
proyeksinya hingga tahun 2040. KRP
Pekalongan
yang berpotensi memberikan
Secara garis besar, analisis terkait daya pengaruh signifikan terhadap kualitas
dukung dan daya tampung lingkungan hidup udara adalah pembangunan jalan
yang termuat dalam KLHS RDTR serta zona industri. Prediksi kualitas
Kecamatan Kedungwuni adalah (1) analisis udara akibat diberlakukannya KRP
pengaruh setiap KRP terkait daya dukung akan memudahkan dalam perumusan
dan daya tampung lingkungan dilakukan alternatif dan rekomendasi perbaikan
dengan teknik analisis spasial menggunakan KRP.
peta kemampuan lahan. (2) identifikasi d. Pada zona perumahan, beberapa hal
kondisi daya dukung lahan, air dan pangan yang perlu menjadi pertimbangan
serta kondisi eksisting kualitas air pada adalah daya dukung dan daya
wilayah perencanaan disampaikan baik tampung lahan untuk kebutuhan
secara kualitatif, kuantitatif maupun permukiman, serta pemenuhan
keruangan. kebutuhan air bersih, sehingga perlu
analisis yang lebih detail terkait
KLHS RDTR Kecamatan Kedungwuni
keberlanjutan daya dukung lahan dan
sudah menyajikan informasi analisis daya
air bersih. Selain itu, pada zona ini
dukung dan daya tampung lingkungan hidup
terdapat alih fungsi lahan pertanian
yang tergambarkan secara kualitatif,
yang cukup luas sehingga akan
kuantitatif maupun spasial. Namun masih
berdampak pada menurunnya daya
ada beberapa rekomendasi untuk kajian
dukung pangan. Analisis ini perlu
selanjutnya, antara lain:
menjadi perhatian dalam rangka
a. Analisis kondisi daya dukung dan keberlanjutan pangan di Kabupaten
daya tampung lingkungan hidup pada Pekalongan.
e. Pada zona industri, beberapa hal yang KLHS RDTR Kecamatan Kedungwuni
perlu menjadi perhatian utama antara Kabupaten Pekalongan tahun 2020-2040
lain daya dukung air, serta daya telah mempertimbangkan kondisi daya
tampung beban pencemaran yang dukung dan daya tampung lingkungan
meliputi kualitas air dan kualitas hidup di wilayah kajian perencanaan secara
udara. kualitatif, kuantitatif maupun spasial
III. KESIMPULAN namun belum cukup komprehensif
mengkaji aspek daya dukung dan daya
tampung lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai