Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ahirawati

NIM : 2104015
Matkul : AMDAL
Dosen Pengampu : Bpk. Aron Pangihutan

Pertemuan 2
“EKOLOGI DAN LINGKUNGAN”
Ekologi merupakan hubungan timbal balik atau interaksi yang tak terpisahkan
antara makhluk hidup dan lingkungannya.
a. Etika Lingkungan
Manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dari makhluk lainnya. Manusia
sebagai makhluk sosial dibekali oleh akal dan Nurani. Oleh karena itu, sudah seharusnya
manusia menggunakan akal dan etika dalam menjalankan kehidupannya.
Pengelolaan Lingkungan tidak semata-mata hanya ditentukan oleh Pendidikan
atau pengetahuan melainkan terkait Etika ataupun moral.

b. Prinsip Etika
1. Pemeliharaan/Pengurus (Stewardship)
Manusia memiliki tanggung jawab untuk memelihara bumi beserta isinya, karena
manusia merupakan bagian dan bergantung pada bumi.
2. Penjaga dan Pelindung
Manusia memiliki derajat yang lebih tinggi (akal dan Nurani), sehingga sudah
sepatutnya bertindak sebagai penjaga/pelindung segala sesuatu yang ada di bumi.
3. Hormat/Penghormatan
Manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dan bergantung pada kehidupan makhluk
lain merupakan kewajaran bila menghormati sesame dan jenis makhluk lain.
4. Bijak
Manusia sebagai pemelihara, penjaga, dan menghormati sesama dan jenis mahkluk
lainnya, maka dituntut untuk dapat memperhatikan juga kebutuhan sesamanya agar
dapat menopang kehidupannya.

c. Hukum Ekologi
Hukum Ekologi merupakan segala sesuatu yang saling berhubungan. Pada hukum
ekologi ini ada terdapat dua proses pembentukan muka bumi yaitu dengan Tenaga
Endogen dan Tenaga Eksogen.
Contoh dari tenaga Endogen adalah:
 Gerak Tektonik
 Vulkanisme
 Gempa Bumi
Contoh dari tenaga Eksogen adalah:
 Pelapukan
 Pengikisan
 Sedimentasi
 Hukum Homeostatik terbagi dua yaitu:
a. Daya Tampung
Daya Tampung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi, atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
b. Daya Dukung Lingkungkan
Daya Dukung Lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.

Pertemuan 3
“RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS”

1. Studi Kasus Tata Ruang


Sejumlah area panas bumi dengan potensi cadangan yang cukup besar tumpeng
tindih dengan hutan konservasi, hutan lindung, dan Kawasan hutan suaka alam.
 Hutan Lindung adalah Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah.
 Hutan Konservasi adalah Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.

2. Analisis Isu Lingkungan Skematik Model DPSIR Ekoregion Jawa


a. Metode universal yang diadopsi dari UNEP (United Nations Environment Programs)
b. Kerangka pendekatan untuk menyampaikan permasalahan lingkungan
c. Hubungan sebab akibat antara berbagai komponen pembangunan berkelanjutan.

A. Konsep Dasar PPLH untuk Mewujudkan Pembangunan Pembangunan Berkelanjutan


Prinsip Dasar Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.

1. Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan


Pilar Pembangunan Berkelanjutan/Triple BottomLine:
a. Sosial/People :Diterima secara sosial (sociallyacceptable)
b. Ekonomi/Profit : Menguntungkan secara ekonomi ((economically
viable)
c. Lingkungan/Planet :Ramah lingkungan (environmentally sound)
Percepatan KRP dan Kegiatan Pembangunan sangat penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Tetapi percepatan KRP dan kegiatan pembangunan
tanpa mempertimbangkan aspek
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sosial akan menjadi sumber bencana
dan ancaman bagi kesejahteraan masyarakat
itu sendiri.

2. Pendayagunaan Instrumen Lingkungan Hidup [PPLH] dalam Mewujudkan


Pembangunan Berkelanjutan.
a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pemeliharaan
d. Penegakan Hukum
e. Pengendalian
1. Pencegahan
 KLHS, tata ruang, baku mutu LH, baku kerusakan LH, AMDAL,
UKL-UPL, izin lingkungn
 Instrumen Ekonomi LH
 Analisis resiko LH, audit LH, anggaran berbasis LH, regulasi, dll.
2. Penanggulangan
 Peringatan, isolasi kejadian, penghentian sumber.
3. Pemulihan
 Penghentian, remediasi, rehabilitasi, restorasi
 Penyediaan dana penjamin.

Berbagai Instrumen PPLH dapat didayagunakan secara terpadu (terintegrasi)


dalam mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.

B. Proses KLHS berdasarkan Pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial


(HITS)
1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau SEA Rangkaian analisis
yang sistematis,menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Pertemuan 4
“KAJIAN LINGKUNGAN”

a. Perbedaan AMDAL dan KLH

KLHS merupakan kajian pada level strategis (Kebijakan, Rencana Daerah,

Program), sedangkan AMDAL merupakan kajian pada level proyek.

Atribut AMDAL KLHS

Posisi Tahap studi kelayakan dari Proyek Tahap Kebijakan, Rencana

Kelayakan rencana kegiatan/usaha dari segi lingkungan hidup

segi lingkungan hidup Keputusan yang berbasis pada


Keputusan
prinsip

pembangunan Berkelanjutan

Site based project Kebijakan, regional/tata ruang,


Wilayah Garapan
program atau sector.

Kumulatif dampak dianalisis terbatas Peringatan dini akan fenomena


Kumulatif Dampak
kumulatif dampak

Terbatasnya jumlah alternatif kegiatan Mempertimbangkan banyak


Alternatif
proyek yang ditelaah alternatif pilihan

Sempit, dalam, dan rinci Lebar, tidak terlampau dalam,


Kedalaman Kajian
lebih sebagai kerangka kerja

Artikulasi Kegiatan proyek sudah terfomulasi dari Proses muti-tahap, saling

awal hingga akhir tumpeng tindih komponen, alur


kebijakan-

rencana-program masih berjalan

dan teratif

Fokus pada kajian dampak penting Fokus pada agenda

negatif dan pengelolaan dampak keberlanjutan,


Fokus
lingkungan bergerak pada sumber persoalan

dampak lingkungan

b. PRINSIP & KONSEP DASAR Pengaturan Amdal dalam UU Cipta Kerja

Secara Prinsip dan Konsep tidak berubah dari konseppengaturan dalam

ketentuansebelumnya,perubahan lebih diarahkan untuk PENYEMPURNAAN

KEBIJAKAN DALAMATURANPELAKSANAANNYA sesuaidengan tujuan UU CK

yangmemberikan kemudahan kepada setiap orang dalam memperoleh Persetujuan

Lingkungan namun dengan TETAP MEMENUHI KETENTUAN yang ditetapkan.

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai

Dampa Lingkungan Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:

a. Potensi dampak penting

1) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha

dan/atau kegiatan;

2) luas wilayah penyebaran dampak;

3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

4)banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

5) sifat kumulatif dampak;


6) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan

7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi; dan/atau

8)referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai

landasan kebijakan tentang Amdal.

b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk

menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul.

c. Data dan informasi yang Wajib Dimiliki Pelaku Usaha sebelum Masuk ke Proses

Persetujuan Lingkungan

Data dan informasi sebagaimana dimaksud antara lain mencakup:

1. arahan hasil penapisan dari instansi lingkungan hidup sesuai

dengan kewenangannya (Bisa Melalui Penapisan Mandiri)

2. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;

3. Rona lingkungan hidup awal di dalam dan disekitar lokasi rencana usaha dan/atau

kegiatan yang akan dilakukan;

4. Hasil konsultasi publik.

5. Tim Penyusun Amdal dan Pakar.

Pertemuan 5

“AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN”

A. Pengertian AMDAL
Menurut PP No. 22 tahun 2021 AMDAL merupakan kajian mengenai dampak

penting pada lingkungan hidup dari suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan untuk

digunakan sebagai prasyarat pengambilan pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha atau kegiatan serta termuat dalam perizinan berusaha atau

persetujuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang

diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan.

a. Tujuan AMDAL

AMDAL adalah merupakan salah satu Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Meminimalisasi dampak negatif

2. Mengoptimalisasi Dampak Positif.

Teknis Pengelolaan : Pencegahan, Pengendalian, mitigasi, kompensasi dan

pembinaan/pendampingan CSR.

b. Fungsi Dokumen AMDAL

1. Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Kelayakan Lingkungan dari suatu Rencana

Usaha dan atau Kegiatan

2. Landasan Penerbitan Persetujuan Lingkungan

3. Sebagai dasar Perlindungan & Pengelolaan Proyek bagi Pemrakarsa.

c. Manfaat AMDAL

 Upaya Perlindungan Lingkungan Hidup

 Pedoman Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

 Pemenuhan dan Persyaratan Penjamin Pembiayaan Proyek dan Ekspor/market.

 Perlindungan terhadap proyek atau kegiatan.

1. Tahapan Teknis Penyusunan AMDAL

 Rencana Kegiatan/Usaha

a. Potensi dampak penting

b. Pengumpulan Data

c. Prakiraan Dampak (Impact Evaluation)

d. Pengelolaan Lingkungan (RKL)

e. Pemantauan Lingkungan (RPL)

B. Perlingkupan

a. TUJUAN PELINGKUPAN

Seperti halnya dengan kajian-kajian yang lain, kajian ANDAL membutuhkan

fokus yang jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu-rambu yang disepakati.

 Fokus dan batasan itu ditentukan sebelum kajian dilaksanakan, yaitu

pada tahap merancang kajian.

 Tanpa rancangan kajian yang jelas, kajian dampak lingkungan (ANDAL)

berpotensi menjadi sebuah kajian tidak berarah yang kemudian tidak ada

nilai dan manfaatnya.

 Rancangan kajian ANDAL itulah yang dikenal sebagai ‘lingkup studi ANDAL’

dan merupakan hasil proses pelingkupan.

 Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL

agar menjadi kajian yang tepat sasaran.


b. METODE IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Metode identifikasi dampak yang dikenal :

1. Daftar Uji (sederhana, kuesioner, deskriptif)

2. Matriks Chek List

3. Bagan alir

Pertemuan 6

“Metode Pengumpulan Data Amdal, Analisis Data Amdal Dan Metodologi Amdal”

A. Pengertian Prakiraan Dampak

Prakiraan dampak adalah Telaah yang menganalisis perbedaan antara kondisi

kualitas lingkungan yang diprakirakan akan terjadi akibat adanya rencana usaha /

kegiatan,dengan kondisi kualitas lingkungan,yang diprakirakan akan terjadi bila tidak ada

rencana usaha / kegiatan (with and without project).

B. Prinsip Dasar Prakiraan Besar Dampak

 Dalam pengukuran dampak lingkungan yang akan terjadi di masa yang

akan

datang, besarnya akan banyak ditentukan oleh waktu atau lamanya

dampak terjadi.
 Perlu diperjelas untuk waktu kapan atau jangka waktu berapa lama

dampak

tersebut akan diduga.

 Untuk batas waktu kajian yang berbeda tentu dampaknya akan berbeda
besarnya.
 Dampak lingkungan adalah selisih antara keadaan lingkungan tanpa

proyek dengan keadaan lingkungan dengan proyek.

a. Prakiraan Keadaan Lingkungan Dengan Proyek

 Prakiraan keadaan lingkungan tanpa proyek di masa yang akan datang dapat

dilakukan berdasarkan keadaan lingkungan saat penelitian (“Rona

Lingkungan Awal”) yang diproyeksikan sesuai batas waktu kajian.

 Selain memerlukan keahlian yang tinggi,juga banyak faktor lingkungan yang

harus diketahui karena dalam prakiraan ini harus memenuhi dinamika dari

lingkungan tempat studi.

C. Metode Prakiraan Besar Dampak

a. Metode Perhitungan Matematis

b. Percobaan atau Eksperimen

c. Metodel Simulasi Visual dan Peta

d. Metode Analogi

e. Penilaian Ahli (Professional Judgement).

D. Prakiraan Dampak pada Komponen Fisik Kimia Dalam Studi AMDAL


1. Iklim, kualitas udara dan kebisingan

2. Fisiografi

3. Hidrologi (Kualitas & Kuantitas)

4. Hidrooceanografi (Kualitas & Kuantitas)

5. Ruang, lahan dan tanah

Anda mungkin juga menyukai