BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
KETENTUAN-KETENTUAN DALAM UU 32/2009 DAN UU SEKTOR DAN
PP YANG BERKAITAN DENGAN AMDAL
Jika dilihat dalam pasal diatas, maka akan sangat banyak sekali
usaha dan/atau kegiatan yang dikriteriakan menimbulkan dampak penting.
Karena itu diperlukan suatu daftar agar dapat diketahui dan dapat membatasi
jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut. Selain itu semua usaha dan/atau
kegiatan yang masuk dalam kriteria ini, tidak selalu dipahami dengan baik.
Hal ini dikarenakan melibatkan banyak kepentingan dan sektor yang terkait
dengan kriteria ini. Diperlukan kompromi dan kesepakatan agar daftar ini
menjadi lebih jelas. Selain itu ada usaha dan/ atau yang masih diperlukan
pemahaman lebih mendalam sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut
seperti konsultasi kepada instansi yang berwenang. Selain itu dibuka juga
ruang keterbukaan kepada masyarakat atau daerah untuk memasukan jenis
usaha dan/atau kegiatan yang tadinya tidak masuk kriteria ini menjadi masuk
dalam kriteria ini. Karena itu pasal ini membutuhkan peraturan yang lebih
operasional yang mandatnya tercantum dalam Pasal 23 ayat (2) yang
menyatakan :
Selama ini pasal 23 ayat (2) ini telah dilaksanakan dan hampir setiap
5 tahun sekali mengalami peninajuan kembali dikarenakan dinamika dari
jenis usaha dan/atau kegiatan ini yang mengikuti perkembangan zaman.
Berbagai produk hukum yang pernah diterbitkan seperti :
a. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 39 Tahun 1993 tentang
Jenis Usaha Kegiatan yang Wajib Amdal.
b. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha Kegiatan yang Wajib Amdal.
Dokumen amdal dinilai oleh Komisi Penilai Amdal yang dibentuk oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Komisi Penilai Amdal wajib memiliki lisensi dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Komisi Amdal akan dibantu oleh Tim Teknis seperti tercantum dalam
Pasal 30 ayat (2) yang menyatakan :
Ketentuan yang mengatur lebih detail mengenai Amdal ini akan diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP) seperti yang diamantkan dalam Pasal 33
yang menyatakan :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) wajib
memiliki UKLUPL.
(2) Gubernur atau bupati/walikota menetapkan jenis usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
BAB III
PP 27/2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.
Jika tidak sesuai dengan tata ruang maka dokumen amdal tidak dapat
dinilai dan wajib dikembalikan. Pasal 4 ayat (3) dengan tegas menyatakan :
(3) Dalam hal lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai
dengan rencana tata ruang, dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan
wajib dikembalikan kepada Pemrakarsa.
BAB IV
PENUTUP