Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendapatan Petani Padi
Jagung dan Kesediaan Membayar dalam Penggunaan Benih Unggul di Kecamatan
Raman Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
ARES GUSTI NUGRAHA. Maize and Rice Farmer’s Income and Willingness To
Pay For Using Superior Seed in North Raman District. Supervised by
MUHAMMAD FIRDAUS.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2020 hingga bulan Maret 2020
ini adalah regional yang berjudul Pendapatan Petani Padi Jagung dan Kesediaan
Membayar dalam Penggunaan Benih Unggul di Kecamatan Raman Utara.
Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Aria Purnama, Ibu Eko Sari
Kurniasih, Adik Mahdiyah Riaesnianda sebagai keluarga yang selalu memberikan
dukungan dan do’a serta semangat dalam penyusunan karya ilmiah ini. Mocha Riri
Atmiardi juga yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan
karya ilmiah ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof Dr Muhammad Firdaus, SP, M.Si. selaku dosen pembimbing
yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Ibu Dr Tanti Novianti, M.Si. sebagai dosen penguji utama serta Ibu Mutiara
Probokawuryan, SE, MMgt (econ) sebagai dosen penguji komisi pendidikan,
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penelitian
ini.
3. Rekan satu bimbingan skripsi, Arie Bastanta Ginting dan Dian Rahmawati
yang telah berjuang bersama-sama menyelesaikan tugas akhir pendidikan
sarjana ini.
4. Anggota Manjanation Expansion yang terdiri dari Aulia Suci, Dewi Rinanti,
Mia Andreni, Rival Sandika, Rizqi Fitriana, Yolanda Roymanto, Yolanda
Sarki, Zuleman. Beserta anggota tim benih dan teman skripsi; Meina
Duatidara, Ayu Lestari, Yoga Yulian Rahmad, Nabila Sadelina serta Alya
Dheanisa Hardanti yang telah banyak membantu dari penyusunan proposal
hingga skripsi.
5. Seluruh teman-teman Ilmu Ekonomi angkatan 53 dan M. Ridho Firdaus
selaku komti serta HIPOTESA FEM IPB yang senantiasa memberikan saran
dan semangat kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan sarjana
di kampus Institut Pertanian Bogor.
6. Bapak/Ibu dari BPP dan penyuluh Raman Utara, Dinas Pertanian Provinsi
dan Kabupaten Lampung; Arip Bijaksana, Endang Sepriani, Flora Defika,
Jailan Supriyadi, Jamingun, Ketut Mudita, Nyoman Mawa, Sri Maryati,
Sumaji, Supriyanto, Syahruddin, Tati, Tosiyah dan pihak-pihak lain yang
membantu penulis dalam turun lapang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
1. Produksi nasional benih padi dan jagung pada tahun 2014-2018 .......... 2
2. Penelitian terdahulu ............................................................................. 10
3. Demografi responden padi dan jagung ................................................. 24
4. Hasil estimasi regresi logistik biner ...................................................... 25
5. Hasil perhitungan nilai peluang responden dan pengelompokkan ......... 26
6. Hasil perhitungan keakuratan pengelompokan ..................................... 27
7. Hasil estimasi regresi linear berganda pendapatan padi ........................ 27
8. Hasil estimasi regresi linear berganda jagung ....................................... 29
9. Distribusi Willingness To Pay terhadap benih padi hibrida ................... 31
10. Distribusi Willingness To Pay terhadap benih padi inbrida ................... 31
11. Distribusi Willingness To Pay terhadap benih jagung ........................... 32
12. Perbandingan hasil rata-rata willingness to pay dengan harga pasaran .. 34
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Ku/Ha
14,5 52
14 51,5
13,5 51
13 50,5
12,5 50
2014 2015 2016 2017 2018
Pada komoditas jagung, luas panen mengalami kenaikan yang signifikan dari
tahun 2014-2018. Namun diikuti dengan nilai produktivitas yang juga meningkat.
Pada tahun 2016, luas panen mengalami kenaikan menjadi 4,444,368 ha sedangkan
nilai produktivitas jagung juga mengalami kenaikan menjadi 53.05. hal ini
menandakan bahwa jagung tidak produktif (Gambar 2).
7 54
6 53
5 52
Juta Ha
Ku/Ha
4 51
3 50
2 49
1 48
0 47
2014 2015 2016 2017 2018
Penggunaan benih menjadi penentu produktivitas padi dan jagung yang ada
di Indonesia. Menurut Yudono (2015), peningkatan produktivitas dikarenakan
penggunaan varietas unggul dengan benih unggul bermutu yang tersedia tepat
sasaran secara berkesinambungan. Semakin tinggi penggunaan benih unggul
bermutu, semakin tinggi pula produksi nasional tanaman pangan. Pada produksi
benih untuk komoditas padi didominasi oleh inbrida serta benih jagung didominasi
oleh benih hibrida. Pada tahun 2015, produksi hibrida pada padi merupakan
produksi paling kecil akan tetapi produktivitas yang dihasilkan padi pada tahun
tersebut merupakan produktivitas paling tinggi selama kurun lima tahun yaitu
sebesar 53.35 ku/ha. Komoditas jagung memiliki produksi benih hibrida terbanyak
kedua pada tahun 2017, tetapi produktivitas pada tahun tersebut mengalami
penurunan sebesar 52.07 dari 53.05 pada tahun 2016 (Tabel 1).
Rumusan Masalah
diiringi oleh produktivitas yang tinggi pula (cateris paribus). Kabupaten Lampung
Selatan justru memiliki nilai produktivitas padi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Lampung Timur. Sedangkan nilai produksi padi di Lampung Selatan berada
jauh dibawah Lampung Timur.
Komoditas jagung di Lampung Timur juga memiliki permasalahan yang
seragam. Gambar 4 menunjukan bahwa tingginya produksi jagung di Lampung
Timur tidak diiringi dengan produktivitas yang tinggi.
produksi padi dan jagung yang rendah. Produksi yang rendah menyebabkan
produktivitas pun rendah. Hal ini terbukti oleh produktivitas Raman Utara pada
tahun 2019, untuk padi dan jagung masing-masing sebesar 56.22 ku/ha dan 45
ku/ha. Nilai produktivitas ini masih kalah dengan kecamatan Jabung dan Bandar
Sribhawono (BPS Kabupaten Lampung Timur 2020). Menurut penyuluh daerah
setempat, hal ini disebabkan oleh harga benih unggul yang relatif mahal serta
adanya bantuan benih dari pemerintah yang tidak sesuai dengan permintaan benih
atas kemauan dari para petani tersebut. Subsidi benih yang mana sangat diperlukan
oleh para petani justru membuat petani tidak ingin menanam dengan benih yang
diberikan oleh pemerintah sehingga akan berpengaruh secara langsung terhadap
produksi serta produktivitas.
Kesediaan membayar (willingness to pay) petani padi dan jagung di Raman
Utara dalam menggunakan benih unggul menjadi salah satu aspek yang akan
diteliti. Hal ini disebabkan oleh harga benih yang diinginkan petani untuk membeli
benih unggul perlu ditinjau mengingat masih banyak petani yang keberatan dengan
harga benih unggul. Oleh karena itu, program subsidi benih seharusnya mampu
untuk menjawab permasalahan mengenai harga benih unggul yang mahal
(Surahman 2017). Faktanya kebijakan subsidi benih kurang efektif karena terlihat
bahwa petani banyak yang masih belum menggunakan benih unggul yang harganya
relatif mahal dan benih yang dihasilkan produsen kurang sesuai harapan (Kariyasa
2007).
Selain itu, pendapatan petani yang harus memenuhi kehidupan sehari-hari
menjadi salah satu persoalan yang harus dihadapi petani di Raman Utara dalam
mendapatkan benih unggul untuk kedua komoditas tersebut. Kondisi tersebut
menyebabkan para petani akan memilih benih dengan harga terjangkau untuk
mengurangi modal yang harus dikeluarkan untuk dapat menutupi pendapatan yang
akan didapat nantinya.
Berdasarkan hasil pemaparan tersebut, berikut ini adalah rumusan masalah di
dalam penelitian ini:
1. Bagaimana karakteristik petani dalam penggunaan benih unggul di
kecamatan Raman Utara?
2. Bagaimana faktor yang memengaruhi keputusan petani padi dalam
memilih benih hibrida dan inbrida di kecamatan Raman Utara?
3. Bagaimana dampak penggunaan benih unggul terhadap pendapatan
petani di kecamatan Raman Utara?
4. Bagaimana tingkat kesediaan membayar petani terhadap penggunaan
benih unggul yang tersedia di kecamatan Raman Utara?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Benih Unggul
Subsidi Benih
Subsidi benih dilakukan sebagai bentuk bantuan dari pemerintah agar para
petani di daerah tersebut terbantu dalam budidaya tanaman. Subsidi dari pemerintah
diberlakukan untuk menjaga kestabilan dari produksi dan produktivitas tanaman
8
pangan, karena benih menjadi salah satu faktor penentu dalam hal produktivitas dan
produksi suatu tanaman. Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Nomor 10/KPA/SK.310/C/1/2017 tentang petunjuk teknis subsidi benih tahun
anggaran 2017 menyatakan dalam rangka membantu petani untuk membeli benih
varietas unggul bersertifikat, pemerintah mengalokasikan dana subsidi untuk benih
padi hibrida, padi inbrida serta benih kedelai. Pemberian subsidi tersebut bertujuan
agar petani mampu untuk membeli benih unggul dengan harga yang terjangkau.
BUMN pelaksana subsidi benih ditugaskan sebagai penyalur benih bersubsidi. PT
Sang Hyang Seri dan PT Pertani sebagai BUMN pelaksana subsidi benih
(Kementan 2017).
Pendapatan Usahatani
Kesediaan Membayar
Tinjauan Empiris
sebagai rerataan WTP yang bersedia dibayarkan oleh petani kakao terhadap zakat
perkebunan. Variabel tingkat pendidikan, tingkat keimanan, alturisme, dan dummy
mengikuti pengajian berpengaruh terhadap kesediaan membayar zakat perkebunan.
Penelitian Nurmalina dan Qhoirunisa (2013) mengungkapkan bahwa
keuntungan (profit) dari biaya tunai per hektar pada petani hibrida sebesar
Rp8,265,583, sedangkan untuk petani inbrida Rp8,875,299. Keuntungan (profit)
dari biaya total per hektar sebesar Rp2,660,588 untuk petani padi inbrida,
sedangkan untuk padi hibrida terjadi defisit sebesar Rp235,003. Nilai revenue cost
ratio masing-masing sebesar 2.15 dan 2.40 untuk usahatani padi hibrida dan inbrida
atas biaya tunai usahatani. Sedangkan nilai rasio 0.99 dan 1.21 masing-masing
untuk usahatani padi hibrida dan inbrida atas biaya total usahatani.
Kesediaan membayar
petani kakao terhadap zakat
perkebunan memiliki rata-rata
sebesar Rp17,719/bulan.
contingent
Variabel tingkat keimanan,
Wido Prastyawan valuation
2 tingkat pendidikan, alturisme dan
(2016) method (CVM),
dummy mengikuti pengajian
regresi logistik
berpengaruh pada kesediaan
membayar petani kakao terhadap
zakat perkebunan.
Pendapatan usahatani
jagung hibrida rata-rata sebesar
Rp2,942,362.97/ha sedangkan
usahatani jagung inbrida rata-rata
sebesar Rp1,255,179.45/ha.
Rr. Myristica Ayu Regresi linear Hasil analisis regresi
Apriliana, Moch. berganda dan menunjukkan bahwa hasil
5
Muslich Mustadjab analisis produksi per hektar, biaya benih
(2016) pendapatan per hektar, dan jenis benih
berpengaruh positif sedangkan
biaya pupuk per hektar dan biaya
tenaga kerja per hektar
berpengaruh negatif terhadap
pendapatan usahatani jagung.
12
Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dari wawancara langsung kepada petani serta observasi yang dilakukan di
kecamatan Raman Utara, Lampung Timur. Hasil dari wawancara langsung tersebut
akan dilakukan pengolahan serta analisis lebih lanjut. Data sekunder diperoleh dari
Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian, studi literatur yang berupa jurnal dan
skripsi, serta informasi data yang berasal dari Dinas Pertanian terkait dan Balai
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Raman Utara yang relevan.
Analisis Deskriptif
Setelah menemukan model regresi logistik yang tepat diperlukan adanya uji
statistik untuk mengetahui model yang dipilih sudah baik (fit) atau belum. Uji
statistik yang dilakukan berupa:
H1: βi ≠ 0 (variabel bebas ke-i berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat)
untuk i = 1,2,3,…n
Statistik uji yang digunakan adalah:
W = (𝛽𝑖𝑆𝐸 (𝛽𝑖))2…………………………………………..(2)
Keterangan:
W = Nilai Wald
βi = Vektor koefisien dihubungkan dengan penduga (koefisien X)
SE (βi) = Galat dari kesalahan dari βi H0 akan ditolak jika jika W> X 2(α,p) atau p-
value < α yang berarti variabel bebas Xi secara partial mempengaruhi variabel
dependen Y.
Tujuan pengujian untuk melihat apakah model tersebut baik (fit) atau tidak.
Uji Hosmer-Lemeshow digunakan untuk menguji apakah model tersebut sudah fit
atau tidak. Fit diartikan sebagai nilai yang diamati dengan maupun yang diprediksi
tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Uji Hosmer-Lemeshow akan
mengasilkan bentuk model yang baik (fit) jika nilai p-value > 0.05 (taraf nyata 5%)
dimana model sudah baik (Hosmer dan Lemeshow 2000).
Metode yang digunakan adalah kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square
(OLS). Metode ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi
pendapatan usahatani padi dan jagung. Metode ini sangat sesuai dalam penggunaan
analisis regresi berganda, konsisten, serta sederhana karena gangguan populasi
didistribusikan secara normal (Gujarati 2007). Model regresi berganda dari petani
yang menggunakan benih padi hibrida dan inbrida sebagai berikut.
lnPNDPTNi = βo + β1 lnBNHi + β2 lnPPKi + β3lnPTSDi+ β4 lnTKi +
β5PNGLMNi + β6DBei + εi …………………………………………………...…………..(3)
Keterangan:
lnPNDPTN : Logaritma natural pendapatan petani terhadap usahatani padi
hibrida
βo : Konstanta regresi atau intersep
β1, 2,...4 : Koefisien estimasi atau slope
lnBNH : Logaritma natural biaya benih (rupiah)
18
Uji Reliabilitas
Koefisien Determinasi
Uji asumsi klasik digunakan untuk memeriksa apakah model tersebut lolos
dari pelanggaran asumsi klasik. Uji ini juga untuk memastikan bahwa model
tersebut memenuhi kriteria BLUE (Blue, Linear, Unbiased, Estimation). Untuk
memenuhi kriteria BLUE, terdapat beberapa uji asumsi klasik yaitu:
1. Uji Nomalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen
dan independen dari suatu model terdistribusi normal atau tidak. Model
yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
Kolmogorov-Smirnov dan uji Jarque-Bera test digunakan dalam uji
normalitas di penelitian ini. Nilai signifikansi dilihat dari nilai p-value.
Jika nilai p-value > 0.05 (taraf nyata 5%), maka hasilnya data terdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Penelitian ini menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai
ini digunakan untuk menilai apakah antar variabel independen memiliki
hubungan linear sempurna dalam model tersebut. Adapun rumus dari uji
multikolinearitas sebagai berikut.
𝜎2 1
Var(βj) = ……………………………………….(8)
∑ 𝑥𝑗 (1−𝑅𝑗2 )
2
untuk i≠j. Masalah ini sering terjadi pada data time series, namun
autokorelasi dapat terjadi dalam data cross section dengan objek
penelitian kecamatan. Kondisi ini disebut autokorelasi spasial (Juanda
2009). Uji Wald digunakan dalam penelitian ini untuk memeriksa apakah
model ini mengalami autokorelasi atau tidak. Adapun rumus uji wald
sebagai berikut.
W = (𝛽𝑖𝑆𝐸 (𝛽𝑖))2……………………………(9)
Keterangan:
W = Nilai Wald
Βi = Vektor koefisien dihubungkan dengan penduga (koefisien X)
SE (βi) = Galat dari kesalahan dari βi H0 akan ditolak jika jika W>
X2(α,p) atau p-value < α yang berarti variabel bebas Xi secara partial
mempengaruhi variabel dependen Y. Jika nilai p-value > 0.05 (taraf nyata
5%), maka model tersebut terbebas dari autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menentukan apakah dalam model
tersebut terjadi adanya ketidaksamaan variansi dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka disebut
heteroskedastisitas. Uji Breusch-Pagan sebagai alat uji
heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi (p-value) > 0.05 (taraf nyata
5%), maka akan terbebas dari heteroskedastisitas.
atau mempertahankan produksi dan produktivitas tersebut, dan berapa nilai nominal
yang bersedia dibayarkan petani untuk mendapatkan benih unggul.”
5. Mengagregatkan Data
Proses ini melibatkan konversi data rataan sampel ke rataan populasi tani
secara keseluruhan dengan persamaan:
TWTP = EWTPi.P……………………………….(13)
Dimana:
TWTP = total WTP (Rp)
EWTPi = rataan nilai WTP responden (Rp)
P = responden yang menyetujui pembelian benih unggul
2. Luas lahan
Variabel ini menjelaskan luas lahan dalam melakukan usahatani padi.
Satuan dari variabel ini adalah hektar (ha).
3. Pengalaman Bertani
Variabel ini menjelaskan tentang petani yang sudah berapa lama dalam
melakukan usahatani. Hal ini dijelaskan pada petani yang sudah memulai
bertanggung jawab atas penggarapan lahan usahatani tersebut. Satuan yang
digunakan adalah tahun.
4. Pendapatan Petani
Variabel ini digunakan sebagai peubah tak bebas pada model persamaan
linear berganda dan peubah bebas pada model persamaan logistik biner. Variabel
ini dijelaskan besarnya nominal keuntungan bersih usahatani. Satuan variabel ini
adalah rupiah (Rp).
5. Biaya Benih
Variabel ini menjelaskan seberapa besar petani mengeluarkan total jumlah
rupiah untuk membeli benih sebagai keperluan kegiatan usahatani. Satuan variabel
ini adalah rupiah (Rp).
6. Biaya Pupuk
Variabel ini menjelaskan seberapa besar petani mengeluarkan total jumlah
rupiah untuk membeli pupuk sebagai keperluan kegiatan usahatani. Satuan variabel
ini adalah rupiah (Rp).
7. Biaya Pestisida
Variabel ini menjelaskan seberapa besar petani mengeluarkan total jumlah
rupiah untuk membeli pestisida cair sebagai keperluan kegiatan usahatani. Satuan
variabel ini adalah rupiah (Rp).
GAMBARAN UMUM
Raman Utara sebagai daerah sebelah timur provinsi Lampung yang terdiri
dari 11 desa dengan total luas daerah sebesar 142.46 km2 diketinggian daratan rata-
rata 44 m di atas permukaan laut. Raman Utara memiliki perbatasan dengan
beberapa daerah yaitu kabupaten Lampung Tengah di sebelah utara, kecamatan
Purbolinggo dan kecamatan Sukadana di sebelah selatan, kecamatan Purbolinggo
di sebelah timur, dan kecamatan Batanghari Nuban di sebelah Barat (BPP Raman
Utara 2019)
Karakteristik Responden
Penelitian ini memiliki jumlah responden sebesar 100 orang, terdiri dari 60
responden petani padi yang memilih benih hibrida dan inbrida masing-masing
sebanyak 30 responden dan 40 responden petani jagung. Karakteristik umum
responden terdiri dari usia, lama pendidikan, pengalaman bertani, jumlah
tanggungan keluarga, luas dan kepemilikan lahan.
Pada persamaan regresi logistik biner diperlukan peubah tak bebas yang
berupa kategori yaitu kategori 0 untuk responden yang menggunakan benih padi
inbrida dan kategori 1 untuk responden yang menggunakan benih padi hibrida. Uji
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test dilakukan untuk melihat model yang
digunakan sudah fit atau belum.
Uji ini menghasilkan nilai sebesar 0.63. Dengan nilai uji yang lebih besar dari
taraf nyata lima persen sehingga model yang digunakan sudah fit.
Pada Tabel 4 hasil estimasi pada regresi logistik biner menunjukan persamaan
sebagai berikut.
Hasil estimasi pada model, menunjukan nilai R-squared sebesar 0.46. Nilai
ini memiliki makna bahwa sekitar 46% variabel bebas dapat menjelaskan
pendapatan petani padi hibrida dan inbrida di Raman Utara dan sisanya dijelaskan
oleh variabel lain diluar model. Berikut adalah model penelitian.
lnPNDPTNi = 4.55 + 0.21lnBNHi - 0.17lnPPKi - 0.33lnPTSDi + 1.04lnTKi
+ 0.00PNGLMNi - 0.07DBei + εi
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa variabel biaya benih (BNH) didapatkan
memiliki hubungan positif dan signifikan sehingga ketika penggunaan benih
mengalami kenaikan 1%, maka akan meningkatkan pendapatan petani padi sebesar
0.21%. Sejalan penelitian Apriliana dan Mustadjab (2016) serta Listiani et al.
(2019) yang mengungkapkan bahwa besarnya pendapatan dipengaruhi oleh
besarnya pengeluaran atas biaya benih untuk usahatani.
Variabel biaya pestisida (PTSD) berpengaruh negatif dan signifikan. Ketika
biaya pestisida meningkat 1%, maka pendapatan akan mengalami penurunan
pendapatan petani padi sebesar 0.33%. Berdasarkan hasil wawancara, pemakaian
pestisida yang banyak akan memengaruhi pengurangan pendapatan dan tidak
optimalnya produksi yang karena terlalu banyak bahan kimia. Listiani et al. (2019)
juga menyatakan bahwa semakin tinggi biaya pestisida, maka akan menurunkan
pendapatan usahatani.
Variabel biaya tenaga kerja (TK) berpengaruh positif dan signifikan. Ketika
biaya tenaga kerja meningkat 1%, maka pendapatan akan mengalami penurunan
pendapatan petani padi sebesar 1.04%. Berdasarkan hasil wawancara, pemakaian
pestisida yang banyak akan memengaruhi peningkatan pendapatan dan optimalnya
produksi karena pestisida merangsang pertumbuhan yang baik bagi tanaman.
Penelitian Listiani et al. (2019) dan Apriliana dan Mustadjab (2016) justru
bertentangan dengan hasil tersebut dimana semakin tinggi biaya pestisida, maka
akan menurunkan pendapatan usahatani.
Pada regresi linear berganda hal yang dilakukan sebelum mendapatkan model
terbaik adalah melakukan uji validitas reliabilitas dengan mengunakan metode
Cronbach’s Alpha. Beberapa variabel yang masuk kedalam kriteria reliabel yakni
29
nilai raw alpha harus lebih besar dari 0.6 dan variabel itu adalah variabel benih
bersertifikat, ketersediaan benih, ketersediaan kios benih, pengurangan biaya
usahatani, dan kegiatan usahatani. Sehingga variabel ini dapat digunakan
menyesuaikan bentuk permodelan yang terbaik seperti pada Tabel 8.
Hasil estimasi pada model menunjukkan nilai R-squared sebesar 0.77 yang
berarti bahwa sekitar 77% variabel bebas dapat menjelaskan pendapatan petani
jagung di Raman Utara dan sisanya 23% dijelaskan oleh variabel lainnya. Berikut
adalah model penelitian.
lnPNDPTNi = -6.31 - 0.64lnPPKi - 0.04lnPTSDi - 0.04lnBNHi – 0.62lnTKi
+ 2.50lnPNRIMNi + εi
Tabel 8 menunjukan bahwa variabel biaya pupuk (PPK) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap variabel pendapatan (PNDPTN). Sehingga ketika biaya
pupuk meningkat sebesar 1% maka mengurangi jumlah pendapatan sebesar 0.64%.
Berdasarkan hasil wawancara, penurunan jumlah pendapatan usahatani jagung
disebebkan oleh terlalu banyaknya jumlah pupuk yang dipakai sehingga
menyebabkan bertambah besar biaya pengeluaran. Biaya pengeluaran yang
meningkat akan mengurangi jumlah pendapatan dari usahatani tersebut. Sejalan
30
dengan penelitian Indriyati dan Mustadjab (2016) yang menyatakan bahwa setiap
kenaikan pupuk akan menurunkan pendapatan usahatani.
Sedangkan variabel biaya tenaga kerja (TK) berpengaruh negatif dan
signifikan. Semakin meningkat biaya tenaga kerja sebesar 1%, maka akan
menyebabkan penurunan pendapatan sebesar 0.62%. Penurunan pendapatan
disebabkan oleh adanya kenaikan dalam penggunaan tenaga kerja di luar keluarga
sehingga hal ini akan menyebabkan penambahan biaya input tenaga kerja (cateris
paribus). Wawancara yang dilakukan di daerah penelitian pun menganggap salah
satu pengeluaran usahatani terbesar setelah pupuk dan pestisida adalah tenaga kerja.
Masyarakat disana pun cukup sulit untuk menggunakan tenaga kerja di luar
keluarga karena beberapa alasan. Hal ini diperkuat dengan penelitian Indriyati dan
Mustadjab (2016) yang mengemukakan hal yang sama.
Variabel penerimaan (PNRIMN) yang merupakan pendapatan kotor petani
berpengaruh positif dan signifikan. Semakin meningkatnya penerimaan sebesar
1%, maka akan menaikkan pendapatan sebesar 2.50%. Penelitian ini dibuktikan
dengan hasil wawancara dimana semakin tinggi penerimaan akan menyebabkan
kenaikan pada pendapatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Komala et al. (2008)
yang mengungkapkan bahwa jumlah penerimaan yang tinggi, menyebabkan
pendapatan dari usahatani jagung hibrida lebih tinggi daripada jagung inbrida.
Penelitian Indriyati dan Mustadjab (2016) juga mengungkapkan bahwa nilai
produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung.
Estimasi besarnya nilai yang bersedia dibayarkan oleh petani padi dan jagung
terhadap penggunaan benih unggul bersertifikat menggunakan contingent valuation
method (CVM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada 100 responden
yang terbagi menjadi 60 responden padi dan 40 responden jagung. Tahapan-tahapan
dalam pelaksanaan contingent valuation method sebagai berikut.
jika benih inbrida yang mereka gunakan adalah tahan terhadap serangan hama.
Mayoritas dari tujuh responden tersebut bertempat tinggal di Desa Raman Aji yang
memiliki masalah terhadap hama dalam beberapa tahun terakhir.
Kurva willingness to pay benih jagung juga memiliki kemiringan yang
negatif. Pada nilai bid sebesar Rp.105.000-Rp.115.000 terdapat 4 responden yang
memilih.
Alasan yang mendasari mereka memilih ketiga nilai bid tersebut karena
beranggapan bahwa harga benih tersebut sudah terlalu mahal sehingga ketika
ditawarkan nilai bid yang lebih tinggi, mereka menolak.
5. Menjumlahkan Data
Penentuan total WTP dilakukan dengan jumlah perkalian antara nilai rata-
rata WTP dengan jumlah kepala keluarga (KK) tani masyarakat Raman Utara yaitu
sebanyak 2.801 KK (BPP Raman Utara, 2020). Nilai presentase jumlah KK yang
bersedia diperoleh dari presentase responden yang bersedia berpartisipasi
membayar dikalikan dengan jumlah kepala keluarga tani Kecamatan Raman Utara
dan nilai rata-rata masing-masing untuk benih padi hibrida dan inbrida serta benih
jagung per kilogram, dibulatkan menjadi sebesar Rp137,800, Rp24,500, dan
Rp102,600 sehingga diperoleh nilai total WTP masyarakat masing-masing untuk
benih padi hibrida dan inbrida serta benih jagung per tahunnya adalah
Rp385,977,800, Rp68,624,500, dan Rp287,382,600.
Pada penelitian ini dijelaskan bahwa rerataan nilai WTP lebih besar
dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasaran (Tabel 12).
Simpulan
Saran
1. Pendapatan petani padi dan jagung seharusnya menjadi tolok ukur
keberhasilan para petani di Kecamatan Raman Utara dalam menggunakan
benih unggul. Langkah yang seharusnya diambil pemerintah adalah
menyediakan benih-benih unggul bersertifikat serta pupuk dan pestisida
dengan kualitas yang baik.
2. Tingginya nilai kesediaan membayar pada benih dari padi hibrida, inbrida
serta jagung diharapkan dapat menggugah kesadaran pemerintah untuk
memberikan bantuan subsidi demi kelancaran serta membuat produksi serta
produktivitas padi dan jagung di daerah tersebut tinggi dan stabil.
36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil estimasi regresi logistik biner
Call:
glm(formula = Y ~ LSLHN + PNGLMN + lnPPK + lnPNDPTN, family = bin
omial)
Deviance Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-1.56430 -1.07888 0.01755 1.10344 1.74160
Coefficients:
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
(Intercept) -24.97828 13.76392 -1.815 0.0696 .
LSLHN -1.98782 1.06732 -1.862 0.0625 .
PNGLMN 0.01236 0.02373 0.521 0.6023
lnPPK 1.80957 0.92886 1.948 0.0514 .
lnPNDPTN 0.06061 0.33158 0.183 0.8550
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
Null deviance: 83.178 on 59 degrees of freedom
Residual deviance: 78.577 on 55 degrees of freedom
AIC: 88.577
Number of Fisher Scoring iterations: 4
21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
0.3758615 0.7141834 0.6536952 0.4272065 0.3891453 0.4735169 0.424
8362 0.6025071 0.6025024 0.4847393
31 32 33 34 35 36
37 38 39 40
0.4141672 0.3824207 0.3275457 0.7058072 0.4375948 0.6352535 0.466
2428 0.4111370 0.7354020 0.6312735
41 42 43 44 45 46
47 48 49 50
0.3370922 0.3917123 0.5109453 0.6546201 0.6333919 0.3314719 0.461
2675 0.4672614 0.6105811 0.7144339
51 52 53 54 55 56
57 58 59 60
0.5377333 0.2911263 0.7756312 0.4610878 0.2194588 0.7412792 0.205
2088 0.5178215 0.3720664 0.5440953
Call:
lm(formula = lnPendapatan ~ lnPPK + lnPTSD + lnBNH + lnTK + lnPNR
IMN,
data = Data)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-2.36945 -0.20304 0.09127 0.38465 0.59542
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) -6.31154 2.06622 -3.055 0.00444 **
lnPPK -0.64796 0.26435 -2.451 0.01970 *
lnPTSD -0.04521 0.05142 -0.879 0.38563
lnBNH -0.04087 0.04727 -0.865 0.39350
lnTK -0.62951 0.24582 -2.561 0.01520 *
lnPNRIMN 2.50552 0.29391 8.525 7.5e-10 ***
---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
42
data: Galat
z = 1.628, runs = 26, m = 20, n = 19, p-value = 0.1035
alternative hypothesis: true number of runs is not equal the expe
cted number
sample estimates:
median(x)
0.09126811
Lampiran 11. Hasil uji reliabilitas model padi hibrida dan inbrida
Reliability analysis
Call: psych::alpha(x = Persepsi)
raw_alpha std.alpha G6(smc) average_r S/N ase mean sd media
n_r
0.78 0.8 0.89 0.21 3.9 0.042 3.2 0.33 0
.2
lower alpha upper 95% confidence boundaries
0.7 0.78 0.86
Reliability if an item is dropped:
raw_alpha std.alpha G6(smc) average_r S/N alpha se var.r
med.r
HT 0.77 0.79 0.89 0.21 3.8 0.043 0.039
0.20
Prod 0.77 0.79 0.87 0.21 3.7 0.044 0.037
0.20
VM 0.76 0.78 0.88 0.20 3.6 0.046 0.040
0.20
TH 0.75 0.77 0.87 0.20 3.4 0.048 0.031
0.20
43
Item statistics
n raw.r std.r r.cor r.drop mean sd
HT 60 0.47 0.44 0.39 0.33 3.0 0.80
Prod 60 0.45 0.47 0.46 0.35 3.5 0.57
VM 60 0.57 0.55 0.49 0.44 3.1 0.81
TH 60 0.66 0.66 0.69 0.58 3.5 0.68
TP 60 0.67 0.66 0.68 0.57 3.4 0.77
TS 60 0.50 0.51 0.52 0.40 3.4 0.62
Ber 60 0.45 0.45 0.39 0.32 3.2 0.74
KKB 60 0.31 0.26 0.20 0.14 2.7 0.88
PP 60 0.63 0.65 0.62 0.56 3.2 0.47
MD 60 0.47 0.47 0.41 0.35 3.0 0.72
MP 60 0.51 0.55 0.53 0.42 3.5 0.54
MB 60 0.40 0.38 0.35 0.28 2.7 0.70
HARGA 60 0.44 0.49 0.45 0.36 3.2 0.49
hargater 60 0.48 0.47 0.43 0.36 3.1 0.70
KUT 60 0.62 0.65 0.62 0.55 3.4 0.52
Lampiran 12. Hasil estimasi regresi linear berganda benih hibrida dan inbrida
Call:
lm(formula = lnPendapatan ~ lnBNH + lnPPK + lnPTSD + lnTK + PNGLM
N +
DBe, data = Data)
Residuals:
44
Kuisioner Penelitian
45
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. No.Handphone : 08
B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang sesuai dengan Anda
1. Usia : … Tahun
2. Jenis kelamin : […] Laki-laki
[…] Perempuan
3. Pendidikan Terakhir : […] SD, ….
[…] SMP/SLTP Sederajat, ….
[…] SMA/SLTA Sederajat, ….
[…] Diploma, ….
[…] S1, ….
4. Jumlah Tanggungan Keluarga : … Orang
5. Status Dalam Rumah Tangga : […] Kepada Keluarga
[…] Istri/ibu Rumah Tangga
[…] Anak
6. Pendidikan non formal yang terkait dengan pertanian
No Jenis Pendidikan/Penyuluhan Lama (bulan) Keterangan
[…] ≥ Rp5.000.000
9. Pengeluaran rata-rata rumah tangga dalam satu bulan
[…] < Rp500.000
[…] Rp500.000 ≤ x < Rp1.000.000
[…] Rp1.000.000 ≤ x < Rp3.000.000
[…] Rp3.000.000 ≤ x < Rp5.000.000
[…] ≥ Rp5.000.000
10. Pengalaman bertani padi/jagung/kedelai
Varietas ………, selama ………tahun
Varietas ………, selama ………tahun
Varietas ………, selama ………tahun
11. Tergabung dalam kelompok tani : […] Iya
[…] Tidak
Jika iya
(a) Nama kelompok tani :
(b) Tahun bergabung :
(c) Peran dalam kelompok tani sebagai :
Jika tidak, sertakan alasan
Alasan
Total Penerimaan
2. Biaya Input
a. Pupuk Organik
Jenis Pupuk Volume Satuan Harga Nilai Total
b. Pupuk Anorganik
Jenis Pupuk Volume Satuan Harga Satuan Nilai Total
c. Pestisida/obat-obatan
Jenis Pupuk Volume Satuan Harga Satuan Nilai Total
4 Hand Sprayer
-Elektrik
-Manual
5
6
7
8
9
10
Pemupukan
a. I
b. II
c. III
Pengendalian HPT
a. I
b. II
c. III
d. IV
Panen
Pasca Panen
49
a. Ongkos
angkut
b.
c.
d.
[…] Lainnya, ….
7. Apa saran dan kritik anda terhadap perbenihan, yang perlu diperbaiki agar
benih unggul bersertifikat dapat dengan mudah diterapkan oleh petani?
PADI
1. Apakah anda bersedia untuk membeli benih unggul bersertifikat?
[…] Iya […] Tidak
Jika tidak, apakah alasan yang mendasari penolakan?
JAGUNG
1. Apakah anda bersedia untuk membeli benih unggul bersertifikat?
[…] Iya […] Tidak
Jika tidak, apakah alasan yang mendasari penolakan?
Rp …
3. Apakah alasan anda dalam memilih harga beli dari benih unggul
tersebut?
54
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 25 Juni 1998 dari ayah Aria
Purnama dan ibu Eko Sari Kurniasih. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara. Penulis memiliki adik bernama Mahdiyah Riaesnianda. Penulis
memulai pendidikan di SDN 1 Sawah Brebes kemudian melanjutkan ke SMP Al
Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2010 dan lulus dari jenjang SMA pada tahun
2016 di SMA Al Kautsar Bandar Lampung. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada program studi Ekonomi
Pembangunan.
Selama menempuh pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor, selain
akademik, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kampus, yaitu Himpunan
Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA). Selain
organisasi, penulis juga pernah aktif berpartisipasi dalam kepanitiaan atau kegiatan
kampus lainnya seperti Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) dan
HIPOTEX-R.