Anda di halaman 1dari 37

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN INDUK BUNTING SAPI

SUMBA ONGOLE DI PT. KARYA ANUGERAH RUMPIN


BOGOR

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Oleh
Arif Nugraha Paranto
NPM 16741010

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2019
TATA LAKSANA PEMELIHARAAN INDUK BUNTING SAPI
SUMBA ONGOLE DI PT. KARYA ANUGERAH RUMPIN
BOGOR

Oleh
Arif Nugraha Paranto
NPM 16741010

Laporan Tugas Akhir Mahasiswa

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar


Ahli Madya Peternakan (A.Md.Pt.)
pada
Program Studi Produksi Ternak
Jurusan Peternakan

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2019
2

2
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Tugas Akhir Mahasiswa : Tata Laksana Pemeliharaan Induk Bunting


Sapi Sumba Ongole di PT. Karya Anugerah
Rumpin Bogor

2. Nama Mahasiswa : Arif Nugraha Paranto

3. Nomor Pokok Mahasiswa : 16741010

4. Program Studi : Produksi Ternak

5. Jurusan : Peternakan

Menyetujui
Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Imelda Panjaitan, M.Si Riko Noviadi, S.Pt., M.P


NIP. 196803271993032004 NIP. 197111101999031004

Ketua Jurusan Peternakan

Ir. Zairiful, M.P.


NIP. 196004121988111002

Tanggal Ujian : 24 Juli 2019


TATA LAKSANA PEMELIHARAAN INDUK BUNTING SAPI
SUMBA ONGOLE DI PT. KARYA ANUGRAH RUMPIN
BOGOR

Oleh
Arif Nugraha Paranto

Abstrak

Swasembada daging sapi sudah lama didambakan oleh masyarakat agar


ketergantungan terhadap impor baik sapi bakalan maupun daging semakin
meningkat dengan mengembangkan potensi dalam negeri. Pemeliharaan induk
yang baik dapat menghasilkan sapi bakalan maupun daging sapi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri
Keberhasilan suatu usaha pembibitan sapi potong ditandai dengan tingginya
angka induk bunting dan pedet yang dilahirkan. Tujuan Tugas Akhir ini adalah
untuk menggambarkan pemeliharaan induk bunting sapi sumba ongole di PT.
KAR Bogor. Pengambilan data tugas akhir dilakukan mulai dari bulan Maret
sampai dengan April 2019. Tempat pelaksanaan yaitu di PT. KAR Rumpin Bogor
Jawa Barat. Pemeliharaan sapi sumba ongole di PT. KAR meliputi: kandang
induk bunting, pemeliharaan rutin, kontrol kesehatan. Berdasarkan hasil dan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa di PT. KAR tata laksana
pemeliharaan induk bunting meliputi kandang induk bunting, pemberian pakan
dan minum serta kontrol kesehatan sudah dilakukan dengan baik.

Kata Kunci: pemeliharaan induk bunting, sapi sumba ongole


RIWAYAT HIDUP

Arif Nugraha Paranto, dilahirkan di Tulang Bawang pada


tanggal 24 januari 1998. Penulis merupakan anak kedua
dari dua saudara dari Bapak Sugito dan Ibu Kartini.
Penulis mulai menjalankan pendidikan ke tingkat Sekolah
Dasar Negeri 02 Margosari pada tahun 2004 dan
menyelesaikan pada pendidikan sekolah dasar di tahun
2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 01 Banyumas Kab. Pringsewu dan menyelesaikan
pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis Melanjutkan pendidikan di SMA
Muhammadiyah 01 Pringsewu. Selama pendidikan SMA penulis mengikuti
organisasi IPM, Drum Band, Hizbul Wathon, dan Tapak suci. Pada tahun 2016,
penulis mendaftarkan diri di perguruan Tinggi Politeknik Negeri Lampung
(POLINELA), Alhamdulilah Penulis diterima sabagai mahasiswa Politeknik
Negeri Lampung Jurusan Peternakan Program Studi Produksi Ternak melalui
PMDK-PN.
Dengan penuh rasa syukur
kupersembahkan
Karya kecilku ini kepada

Keluargaku, terutama terutama Bapak Sugito dan Ibu

Kartini yang telah mengiringi Langkahku dengan

kasih dan doa yang tulus darimu

Kakak-kakak Ku Nia Melani dan Martoni Cipta

Paranto yang selalu memberikan semangat, motivasi

dan mendukung untuk trus kemajuan diriku.

Keluarga besar PT. Karya Anugrah Rumpin (PT. KAR)

yang memberikan wadah sebagai tempat menuntut

ilmu, sehabat terdekat yang memberikan motivasi

untuk terus semangat, rekan Praktik Kerja Lapang

(PKL) selama 2 bulan, teman teman seperjuangan


2

Produksi Ternak Angkatan 2016, Almamater yang

menjunjung tinggi nama besarku.

vii
MOTO

Awali tujuan hidup dengan mimpi

Karena mimpi yang akan melahirkan impian

Sebab mimpi adalah jembatan menuju sukses

Dan keyakinan adalah kunci keberhasilan

(Arif Nugraha Paranto)


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Allhamdulillahirobbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis

dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Tata Laksana

Pemeliharaan Induk Bunting Sapi Sumba Ongole di PT. Karya Anugerah Rumpin

Bogor”. Laporan ini ditulis berdasarkan salah satu item kerja yang Penulis

laksanakan selama 2 bulan dimulai pada 04 Maret sampai dengan 03 Mei 2019 di

PT. Karya Anugerah Rumpin Bogor. Sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi di Politeknik Negeri Lampung, untuk mencapai gelar Ahli

Madya (A.Md.Pt.) Peternakan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir.

Dengan kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Ir. Sarono, M.Si., Selaku Direktur Politeknik Negeri lampung.

2. Ir. Zairiful, M.P., Selaku Ketua Jurusan Peternakan.

3. Ir. Imelda Panjaitan, M,Si,. Selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak dan

Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan dalam

penulisan Tugas Akhir ini

4. Riko Noviadi, S.Pt., M.P., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan Tugas Akhir in.


5. Bapak Sandhi, Sigit, Asmin dan Alan, selaku pembimbing di PT. Karya

Anugerah Rumpin yang telah memberikan informasi, ilmu, dan bimbingan

kepada Penulis.

6. Seluruh Karyawan PT. Karya Anugerah Rumpin yang senantiasa ramah dan

terbuka dalam berdiskusi.

7. Adi Pamungkas Lestari, Akmar Abyadl Cahyantara, dan Bayu Bagas kara,

selaku teman seperjuangan PKL. Aris Munandar, Bagas Bayu Saputra, Farid

Ardi Yunata dan Gita Okta Permata, selaku teman seperjuangan Bogor. Dan

Agung Trihandoko, Dedi sulaiman, Ismi Kuntum Mul Hasanah selaku teman

teman diskusi tugas akhir yang saling mendukung, membantu, serta

menguatkan hingga selesainya Laporan ini.

8. Semua teman dan pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan

Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis berharap semoga Laporan ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa

Program Studi Produksi Ternak, Jurusan Peternakan di Politeknik Negeri

Lampung.

Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Bandar Lampung, Juli 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..........................................................................................vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xi

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................1
I.2 Tujuan ........................................................................................................2
I.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................2
I.4 Kontribusi ..................................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1Kebuntingan................................................................................................4
II.2Sapi Sumba Ongole....................................................................................4
II.3Sistem Pemeliharaan...................................................................................5
II.4Kandang......................................................................................................5
II.5Pakan...........................................................................................................6
II.6Kesehatan....................................................................................................7
II.7Profil PT Karya Anugerh Rumpin..............................................................8
II.7.1 Sejarah perusahaan............................................................................8
II.7.2 Struktur organisasi.............................................................................9
II.7.3 Lokasi perusahaan............................................................................10
II.7.4 Visi dan Misi....................................................................................11
II.7.5 Jenis usaha........................................................................................11

III. METODE PELAKSANAAN


3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..............................................................12
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................12
3.3 Metode Pelaksanaan.................................................................................12
3.4 Prosedur Kerja..........................................................................................13
3.4.1 Sanitasi...........................................................................................13
3.4.2 Pemberian pakan dan minum.........................................................13
3.4.3 Kontrol kesehatan...........................................................................14
3.4.4 Pengobatan ternak..........................................................................14
3.5 Pengamatan...............................................................................................14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1..........................................................................................Tata laksana Kadang Induk Bunting


15
IV.2.............................................................................................Pemberian Pakan dan Minum
16
IV.3............................................................................................................Kesehatan
18
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1Kesimpulan................................................................................................19
V.2Saran .........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20

ix
DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kebutuhan nutrisi pakan induk bunting ............................................... 7

2. Jadwal pemberian pakan di kandang koloni dan individu di PT. KAR16

3. Kandungan Nutrisi pakan konsentrat PT. KAR.....................................17


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur organisasi PT. KAR.............................................................................. 9

2. Denah Lokasi PT. KAR..................................................................................... 10


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi yang besar dibidang pertanian

dalam sektor pertanian, peran subsektor peternakan sangat penting sebagai

pendukung penyediaan protein hewani yang berasal dari ternak. Program

ketahanan dan keamanan pangan yang dilaksanakan pemerintah Indonesia saat ini

telah dilakukan melalui program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK)

yang telah dicanangkan pada beberapa tahun yang lalu. Program PSDSK yang

tertuang pada Permentan/PK.210/10/2016 tetang upaya khusus percepatan

peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting. Melalui PSDSK ini pemerintah

bertekad mewujudkan ketahanan pangan hewani yang berasal dari ternak berbasis

sumberdaya domestik khususnya ternak sapi dan kerbau.

Swasembada daging sapi sudah lama didambakan masyarakat agar

ketergantungan terhadap impor sapi bakalan dan daging sapi dapat menurun, oleh

karena itu produksi sapi bakalan dan daging sapi dalam negeri perlu ditingkatkan

dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Program PSDSK bertujuan untuk

meningkatkan populasi sapi potong dan mengarah pada swasembada daging sapi,

keberhasilan suatu usaha pembibitan sapi potong ditandai dengan tingginya angka

induk bunting dan pedet yang dilahirkan.

Dari uraian diatas Penulis tertarik untuk memahami pemeliharaan sapi induk

bunting sumba ongole di PT. Karya Anugerah Rumpin (PT. KAR). PT. KAR

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang breeding, feedlot, dan
2

abattoir sapi yang berkaitan langsung dengan peningkatan produksi ternak sapi

lokal dan telah menerapkan tata laksana pemeliharaan induk sumba ongole yang

baik dan modern. Oleh karena itu, untuk itu Penulis ingin menggambarkan

pemeliharaan induk buting sapi Sumba Ongole di PT. KAR.

1.2 Tujuan

Tujuan tugas akhir adalah untuk menggambarkan tata laksana pemeliharaan

induk bunting Sumba Ongole di PT. KAR, Rumpin, Bogor.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pemeliharaan dalam suatu usaha peternakan memegang peranan yang penting

karena keberhasilan suatu usaha peternakan tersebut sangat di perngaruhi oleh

baik tidaknya dalam pemeliharaan. Peran pemeliharaan sapi induk bunting yang

baik membantu menghasilkan bibit sapi yang memiliki mutu yang baik dan

mencegah terjadinya suatu penyakit yang menyerang induk bunting. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan induk bunting seperti

tata laksana kandang induk bunting, pengendalian penyakit dan pakan.

Tata laksana kandang induk bunting ditentukan berdasarakan umur

kebuntingan untuk umur kebuntingan muda ditempatkan pada kandang koloni

sedangkan pada umur kebuntingan tua menjelang kelahiran dipindahkan ke

kandang individu agar lebih memudahkan dalam pengawasan dan penanganan.

Pakan merupakan faktor yang penting dalam pemeliharaan, tanpa pakan yang

baik dan jumlah yang cukup dapat mengganggu pertumbuhan dan sistem

reproduksi ternak. Meskipun bibit ternak sudah unggul akan dapat memengaruhi

keunggulanya. Agar proses reproduksi berjalan dengan normal, diperlukan pakan

yang dapat memenuhi kebutuhan reproduksinya, pakan yang berkualitas baik dan
3

lengkap di dalamnya mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

vitamin.

Kontrol kesehatan sangat diperhatikan dalam pemeliharaan induk bunting

karena dapat menurunkan produktivitas ternak terutama penyakit yang dapat

menimbulkan gangguan reproduksi pada induk bunting. Upaya yang dilakukan

dalam kontrol kesehatan induk bunting dengan cara sanitasi, vaksinasi,

pemeriksaan secara teratur, pemisahan ternak yang sakit dan pemberian pakan

yang baik.

Keberhasilan pemeliharaan induk bunting ditandai dengan kelahiran pedet

yang berkualitas dan efisiensi reproduksi yang baik. Efisiesi reproduksi adalah

ukuran kemampuan seekor ternak induk bunting dan menghasilkan keturunan.

Produktivitas induk sangat dipengaruhi oleh tata laksana pemeliharaan induk yang

baik, tata laksana pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan produktivitas ternak selain faktor-faktor lain seperti genetik.

1.4 Kontribusi

Hasil Tugas Akhir ini diharapkan mampu memberikan suatu pengetahuan dan

informasi tentang tata laksana pemeliharaan induk bunting sapi sumba ongole

kepada peternak yang khsusnya bergerak dalam pembibitan, pemeliharaan sapi

induk bunting sapi sumba ongole.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebuntingan
Kebuntingan didefinisikan sebagai suatu periode fisiologis pasca

perkawinan ternak betina yang menghasilkan konsepsi yang diikuti proses

perkembangan embrio kemudian fetus hingga terjadinya proses partus

(Hafez, 2000). Sedangkan menurut Frandson (1992), kebuntingan berarti

keadaan anak sedang berkembang dalam uterus seekor hewan. Menurut

Salisbury dan Van Demark (1995) selama kebuntingan terjadi

pertumbuhan dan perkembangan individu baru yang merupakan hasil dari

perbanyakan, pertumbuhan, perubahan susunan serta fungsi sel. Perubahan

tersebut meliputi bertambahnya volume dan sirkulasi darah kelenjar uterus

yang tumbuh membesar dan bekelok–kelok serta infiltrasi sel darah putih

yang mempersiapkan saluran reproduksi betina untuk kebuntingan.

2.2 Sapi Sumba Ongole

Sapi sumba ongole berasal dari Madras, India. Sapi ini pertama kali

dimasukkan ke Sumba, Nusa Tenggara Timur tahun 1906 dengan tujuan

semula untuk dikarantina di pulau tersebut, tetapi kemudian

dikembangbiakkan terus di pulau tersebut (PT. KAR, 2016). Menurut

Hardjosubroto (1994). Sapi sumba ongole mempunyai warna keputih-

putihan, dengan kepala, leher dan lutut berwarna gelap terutama pada yang

jantan. Kulit disekeliling mata, moncong, dan bulu cambuk ekor berwarna

hitam tanduk pendek, mula-mula mengarah ke luar, kemudian ke

belakang. bentuk tubuh besar, gelambir longgar menggelantung.


5

Sedangkan menurut PT. Karya Anugrah Rumpin (2016) standar sapi

sumba ongole yang telah diterapkan yang berupa: punuk tepat diatas

bahu, punggung dan pinggang lebar dan rata dari punuk sampai pinggul,

telinga berukuran kecil dan menggantung, tanduk beberapa tumbuh

panjang dan besar, Kepala berukur panjang dan berkarakter, dahi lebar

melandai, moncong lebar berwana hitam atau kemerah merahan pada kulit

warna putih, leher sedang dan berotot rata berwana gelap pada sisi

samping dan ekor menyambung rapi, panjang dan lentur.

2.3 Sistem Pemeliharaan

Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan percepatan

penyebaran ternak besar oleh peternak adalah dengan cara pemeliharaan

ternak tersebut. Sistem pemeliharan sapi potong dikategorikan dalam tiga

cara yaitu sistem instensif (ternak yang di kandangkan), sistem semi

instensif (ternak kandang dan digembalakan), dan sistem ekstensif (ternak

dilepas di padang pengembalaan) (Hermowo, 2006).

Sistem pemeliharaan dan pengembangbiakan hewan ternak harus

berdasarkan prinsip dalam sistem pemeliharanya yaitu pengawasan

lingkungan, pengawasan kesehatan, pengawasan pegawai, pengawasan

pakan dan minum ternak, pengawasan pengolalaan ternak (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988).

2.4 Kandang

Kandang pada prinsipnya merupakan bangunan yang digunakan

untuk berlindung bagi ternak dan menunjang produktivitasnya, sementara

sebagai penunjang produktifitasnya kandang memudahkan dalam


6

pemeliharaan. Jadi bangunan kandang diupayakan untuk dapat melindungi

ternak terhadap gangguan luar yang merugikan, baik dari sengatan

matahari, kedinginan, dan tiupan angin kencang. Sehingga dapat

memberikan rasa kenyamanan, dan jaminan hidup yang sehat (Sudarmono

dan Sugeng, 2008).

Berdasarkan penempatan untuk pemeliharaan ternak sapi terdapat dua

macam bentuk kandang yaitu kandang individual dan kandang koloni.

Pemilihan bentuk kandang disesuaikan dengan lokasi, luas lahan, periode

pertumbuhan dan efisiensi bahan atau peralatan dan tenaga dalam

melakukan pemeliharaan (Santosa, 2005).

Agar ternak yang tinggal didalam kandang merasa nyaman, kontruksi

kandang harus diciptakan sesuai dengan kondisi lingkungan, bangunan

kandang harus kuat, mudah dibersihkan, mempuyai sirkulasi udara yang

baik memiliki tempat penampungan kotoran beserta dan saluran drainase

(Rukmana, 2015).

Perlengkapan kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan,

tempat minum dan peralatan lainya. Tempat pakan dan tempat minum

dapat dibuat dari tembok semen yang bagian dasarnya dibuat cekung

dengan lubang pembuangan air pada bagian bawah, atau bisa juga tempat

pakan terbuat dari papan atau kayu dan tempat minum menggunakan

ember (Siregar, 2003).

2.5 Pakan

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak berupa bahan

organik maupun anorganik dan dapat dicerna dengan baik agar tidak
7

mengganggu kesehatan ternak, pertumbuhan, dan reproduksinya. Pakan tersebut

harus mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi, protein sebagai

pembangun tubuh, mineral dan vitamin sebagai zat pelengkap pembangun tubuh.

Kekurangan zat makanan tersebut dapat mendorong terjadinya gangguan

reproduksi (Hariadi dkk., 2011).

Fungsi pakan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok serta

membentuk sel-sel jaringan tubuh, menggantikan sel yang rusak, dan untuk

proses reproduksi. Jumlah kebutuhan pakan setiap ternak berbeda tergantung

pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting dan menyusui),

kondisi tubuh (normal, sakit) dan bobot badannya (Dirjen Peternakan, 2008).

Kebutuhan nutrisi, kebutuhan nutrisi pakan pada sapi induk bunting dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi pakan induk bunting


Kandungan Jumlah (%)
TDN (%) 62,4
PK (%) 12,5
Sumber : Nutrient Requirements Of Dairy Cattle (NRC) (2001)

2.6 Kesehatan

Kesehatan ternak adalah aspek yang sangat mendukung keberhasilan

pengelolaan peternakan. Kondisi lingkungan, biosecurity, pakan, dan

pengelolaan yang kurang baik akan menyebabkan munculnya penyakit

disuatu kawasan peternakan yang dapat berakibat pada terjadinya

kematian kepada ternak, menurunnya produktivitas ternak (Dirjen

Peternakan, 2008).Upaya yang dilakukan dalam kontrol kesehatan ternak

sapi induk dapat dilakukan dengan cara kebersihan kandang, memeriksa


8

kesehatan ternak secara teratur, memisahkan ternak yang sakit dan

pemberian pakan yang baik (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

Penyakit yang sering menyerang pada induk bunting salah satunya:

bakteri brucellosis yang dapat mengakibatkan keguguran atau keluron

pada umur kebuntingan tertentu (Soejodono, 1999). Menurut (Pane, 1993)

Penyakit yang menular berjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian

besar bagi peternak. Walaupun penyakit menular tidak langsung

mematikan, akan tetapi dapat merusak kesehatan ternak sapi secara

berkepanjangan, mengurangi pertumbuhan dan bahkan menghentikan

pertumbuhan sama sekali (Murtidjo,1993).

2.7 Profil PT Karya Anugerah Rumpin (PT KAR)

2.7.1 Sejarah perusahaan

PT. Karya Anugrah Rumpin (PT. KAR) merupakan perusahaan

swasta nasional bergerak dibidang peternakan sapi potong. PT. KAR

didirikan oleh Bapak Karnadi Winaga pada tahun 2001 di Kecamatan

Rumpin, Kabupaten Bogor dengan nama RPH Rumpin 99. Setelah

beberapa waktu, PT. KAR mulai fokus dan memposisikan diri pada usaha

breeding sapi (PT. KAR 2019).

Pada awalnya PT. KAR hanya memiliki jumlah ternak sebanyak 2

ekor sapi. Tahun 2006 PT. KAR menjalin kerjasama dengan Balai Embrio

Ternak (BET) Cipelang dalam pengembangan transfer embrio pada sapi

potong serta untuk mendapatkan sapi unggul dengan memanfaatkan

teknologi embrio transfer. Tahun 2007 PT. KAR mulai melakukan tahapan

seleksi untuk memperoleh calon pejantan dan indukan, selanjutnya PT.


9

KAR terus meningkatkan populasi sapi untuk pemuliaan (PT. KAR,

2019).

Pada tahun 2009 PT. KAR mulai aktif pada bidang ABG

(Academican, Business, and Goverment) dibidang peternakan di Indonesia

yang difasilitasi oleh Business Innovation Center. Pada tahun 2012 PT.

KAR menjalin kerjasama dengan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mencakup perbaikan genetik sapi

lokal, pembibitan, pembiakan, dan pembesaran sapi unggul. Kerjasama

PT. KAR dengan LIPI juga bertujuan untuk menghasilkan sperma bibit

sapi potong unggul (PT. KAR, 2019).

Pada tahun 2013, Direktorat Pembibitan Ternak menjalin kerjasama

denga PT. KAR untuk melakukan uji performan sapi potong untuk menilai

kualitas sapi lokal hasil pemuliaan serta peresmian Laboratorium

Lapangan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI di Tahun 2014, PT. KAR

melakukan launcing sapi-sapi lokal yang telah lulus uji performan. Pada

tahun 2016 ikut dalam tim yang merumuskan Standar Nasional Indonesia

Sapi Sumba Ongole. Usaha PT. KAR saat ini terdiri dari breeding dan

feedlot di Rumpin dan RPH di Karawaci (PT KAR, 2019).

2.7.2 Struktur organisasi

PT. Karya Anugrah Rumpin dipimpin oleh seorang direktur

Oprasional, direktur oprasional membentuk struktur organisasi yang

berfungsi untuk membantu melaksanakan tugas-tugasnya. Struktur

organisasi di PT. KAR dapat dilihat pada Gambar 1.


10

e
r
i
D
G
u
t
k
n a
r
l
a
K
M
g
b
n e
g
r
.
a
o
m
si
r
e
p
n n
o
g
e
f
e
b
p
l
K
u
r
d
k
i
a
w
s
m
a
l g
n
l
h
a
t
o
r

Gambar 1. Struktur organisasi PT. KAR


(Sumber : PT. KAR, 2019)

Selaku direktur utama yaitu Bapak Karnadi Winaga selaku direktur

utama. Kegiatan operasional perusahaan dipimpin oleh seorang general

manager yaitu Bapak Aditya Sudiro. General Manager membawahi

manager bagian yang terdiri dari manager feedlot yaitu Bapak Sigit

Purnomo yang mempunyai tugas mengelola penggemukan dan pemberian

pakan sapi potong. Manager breeding yaitu Bapak Rezqi Rasyidi yang

bertugas untuk mengelola usaha pembibitan sapi potong. Manager

feedmill yaitu Bapak Ade Kurniawan yang mempunyai tugas untuk

mengelola produksi pakan. Manager limbah yaitu Bapak Solihin, dan

manager kesehatan hewan yaitu Bapak drh. Alam Danu Anggodo yang

memiliki tugas untuk mengelola kesehatan ternak breeding dan feedlot

(PT. KAR 2019).

2.7.3 Lokasi perusahaan


11

PT. Karya Anugerah Rumpin terletak di dua lokasi yaitu di desa

Cibodas dan di desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat. Kantor pusat terletak di Jalan Raya Cibodas RT

06/RW 05 No. 99. Luas lahan PT. KAR kurang lebih sebesar 14,6 ha (PT.

KAR, 2019)

PT. Karya Anugerah Rumpin terletak didataran tinggi dengan

temperatur 24°C hingga 32°C dengan rata-rata kelembaban berkisar 55%

hingga 70%. Akses jalan menuju perusahaan relatif mudah karena dapat

ditempuh alat transportasi roda dua atau dengan roda empat selama 1,5

jam dari Kota Bogor, 2 jam (PT. KAR, 2019). Denah Lokasi perusahaan

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Denah lokasi perusahaan PT. KAR


(sumber: google maps)
2.7.4 Visi dan Misi

Visi PT. Karya Anugerah Rumpin adalah menjadi penghasil produk

peternakan dan pertanian serta turunannya yang berkualitas tinggi untuk

masyarakat Indonesia. Misi PT. KAR adalah Implementasi hasil inovasi,

riset dan teknologi bidang peternakan dan pertanian (PT. KAR, 2019).
12

2.7.5 Jenis Usaha

PT. Karya Anugraha Rumpin perusahaan swasta yang bergerak

dibidang peternakan mempunyai beberapa jenis usaha yaitu usaha rumah

potong hewan yang telah tersertifikasi oleh Australia sehingga dapat

memotong sapi Brahman cross, produksi pupuk kompos, penggemukan

sapi Brahman cross, usaha breeding difokuskan pada sapi lokal seperti

Sumba Ongole (PT KAR, 2019).


III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Pengambilan data Tugas Akhir dilaksanakan dari tanggal 4 Maret sampai

dengan 3 Mei 2019 di PT. Karya Anugrah Rumpin yang terletak di dua lokasi

yaitu di desa Cibodas dan desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam pemeliharaan induk bunting di PT. KAR

adalah kandang, kandang jepit, tempat pakan dan minum, selang air, kamera, dan

alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam pemeliharaan induk bunting di PT.

KAR adalah sapi induk bunting, air, vitamin, obat-obatan, konsentrat, dan

hijauan.

3.3 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang digunakan dalam memperoleh data tugas akhir

adalah sebagai berikut:

1) Praktik langsung dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan karyawan di

kandang.

2) Melakukan observasi data melalui kegiatan pengambilan data yang ada di

lapangan maupun data teknis dari perusahaan.

3) Wawancara dengan menanyakan langsung kepada karyawan, staff,


13

pembimbing lapang dan manajer perusahaan

4) Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi pendukung yang berkaitan

dengan kegiatan data studi pustaka yang tersedia misalnya buku, jurnal, media

elektronik dan data perusahaan tersebut.

3.4 Prosedur kerja

3.4.1 Sanitasi

Sanitasi dilakukan mulai dari kandang, ternak, tempat pakan dan minum.

1) Sanitasi kandang dilakukan oleh petugas pen cleaning. Kandang dibersihkan

setiap pagi dengan cara menyemprotkan air. Kotoran sapi yang telah

bercampur dengan air akan dialirkan ke dalam selokan kemudian bermuara di

tempat penampungan kotoran.

2) Sanitasi ternak dilakukan bersamaan dengan pembersihan kandang oleh

petugas pen cleaning, sanitasi ternak dengan cara menyemprotkan air ke tubuh

ternak hingga bersih dari kotoran yang menempel.

3) Pembersihan tempat pakan dan tempat minum, pembersihan tempat pakan

dilakukan dengan cara membersihkan sisa pakan yang terdapat didalam tempat

pakan, sisa pakan dikumpulka dan dimasukan kedalam karung setalah itu

karung yang berisi sisa pakan selanjutnya akan diangkut menggunakan truk

kemudian untuk diolah jadi kompos. Tempat minum dibersihkan setiap pagi

hari dengan cara menyikat dinding tempat minum dan mengganti air minum.

Pembersihan tempat minum dilakukan oleh petugas pen cleaning.

3.4.2 Pemberian pakan dan minum

1) pakan yang diberikan berupa konsentrat dan hijauan segar.

2) Untuk pemberian konsentrat dilakukan pada pagi dan sore hari.

3) Pemberian pakan hijauan dilakukan setalah 2 jam dari pakan konsentrat.


14

4) pemberian air minum diberikan secara addlibitum.

3.4.3 Kontrol kesehatan

Kesehatan di PT. KAR dilakukan oleh tim kesehatan hewan. Tim kesehatan

hewan melakukan kontrol kesehatan dengan keliling setiap kandang pada pagi

hari pukul 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00 WIB. Kontrol kesehatan

dilakukan dengan cara pengamatan secara visual dilihat dari parameter fisik dan

kotoran yang ada di dalam pen. Parameter fisik yang diamati antara lain cara

berjalan, tingkah laku, dan respirasi. Kontrol kesehatan juga dilakukan dengan

cara melihat nafsu makan dari ternak.

3.4.4 Pengobatan ternak

Pengobatan pada Induk yang sakit di PT. KAR yaitu dengan cara induk

yang sakit akan digiring ke kandang jepit lalu dilakukan pemberian obat dan

penanganan pada ternak yang sakit. Induk yang sakit cukup serius dan

membutuhkan penanganan yang khusus dimasukan ke dalam kandang isolasi.

3.5 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan berdasarkan judul pemeliharaan induk

bunting sapi Sumba Ongole antara lain :

1) Tata laksana kadang induk bunting

2) Pemberian pakan

3) Kesehatan Ternak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tata Laksana Kadang Induk Bunting

Tata laksana kandang induk bunting sapi Sumba Ongole di PT. KAR

menggunakan kandang koloni dan individu yang dilengkapi dengan tempat pakan,

tempat minum, drainase limbah, dan gang way yang berfungsi untuk

memudahkan pengontrolan dan penanganan ternak. Hal ini sesuai dengan

pendapat (Murtidjo, 1993) bahwa memelihara hewan ternak tidak hanya

memerlukan bangunan kandang saja tapi perlu sarana lain yang dapat

memudahkan dalam proses pemeliharaan.

Induk yang telah dinyatakan bunting akan ditempatkan pada kandang koloni

yang tidak ikat. Ukuran kandang koloni kebuntingan muda di PT. KAR 12 m X 8

m dan tinggi 3,7 m dengan kapasitas ternak 24 ekor dan setiap ekor ternak

mendapatkan ruang gerak 4 m2/ekor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Dirjen

Peternakan, 2008) bahwa umur kebuntingan muda ditempatkan pada kandang

koloni dengan kebutuhan setiap ekor ternaknya 4 m 2 sehingga lebih leluasa dalam

bergerak dan beraktivitas.

Pada kandang induk bunting tua menjelang kelahiran dipindahkan ke kandang

individu berukuran 8 m2/ekor. Hal ini sama dengan pendapat (Dirjen Peternakan,

2008) bahwa pada umur kebuntingan tua untuk kandang individu memiliki ukuran

6 m2. Luas kandang di PT. KAR lebih luas 2 m 2 dibandingkan dengan literatur

perbedaan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada fungsinya sebagai penunjang

produktivitas ternak untuk memberikan hasil yang baik.


16

4.2 Pemberian Pakan Dan Minum

Pemberian pakan yang digunakan di PT. KAR terdiri dari hijauan dan

konsentrat. Dalam pemberian pakan dan minum di kandang koloni induk bunting

dengan populasi sebanyak 10 ekor diberikan pakan hijauan sebanyak ±360 kg/hari

(±36 kg/ekor/hari), konsentrat sebanyak 70 kg/hari ± (7 kg/ekor/hari). Sedangkan

pada kandang individu pakan hijauan diberikan sebanyak 40 kg/hari, pada pakan

konsentrat diberikan 8 kg/hari.

Perbedaan pemberian pada induk bunting tua lebih banyak dibandingkan pada

induk bunting muda karena induk bunting tua membutuhkan nutrisi lebih untuk

mempertahankan kondisi tubuh sebelum melahirkan dan memberikan nutrisi pada

foetus sebelum dilahirkan. Hal ini sependapat dengan (Wardana, 2010) tujuan

perbedaan pemberian pada induk bunting tua adalah untuk meningkatkan nutrisi

bagi induk dan foetus. Pemberian air minum di kandang koloni dan individu

diberikan secara addlibitum. Jadwal pemberian pakan pada kandang koloni dan

Individu di PT. KAR dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal pemberian pakan kandang koloni dan individu di PT. KAR
Pemberian pakan
No Waktu Pemberian Pakan Jam
kg/hari
Kandang Koloni induk bunting muda
1 Pagi Konsentrat 08.00 30
Hijauan 10.00 160
2 Sore Konsentrat 14.00 40
Hijauan 15.00 200
Kandang Individu induk bunting tua
1 Pagi Konsentrat 08.00 4
Hijauan 10.00 20
2 Sore Konsentrat 14.00 4
Hijauan 15.00 20
Sumber : PT. KAR (2019)
17

Hijauan yang sering digunakan di PT. KAR menggunakan rumput gajah

pennisetum purpureum. Pemberian rumput gajah sebelum diberikan kepada ternak

dilakukan pemotongan dengan menggunakan alat chopper.

Bahan pakan konsentrat yang digunakan di PT. KAR dibuat sendiri oleh

perusahaan dan terdiri dari bahan pakan berupa onggok, kopra, bungkil sawit,

pollard, kulit kopi, tepung kentang, bungkil kacang, kulit kacang tanah, dedak,

molases, tepung ikan, bungkil kedelai, premix, dan probiotik. Bahan baku tersebut

tidak semua digunakan dalam satu jenis Konsenrat, konsentrat yang digunakan

memiliki proporsi bahan pakan dan jenis bahan pakan yang berbeda-beda.

Pengadaan bahan baku ini berasal dari lokal dan hampir semua bahan pakan yang

digunakan adalah limbah dari pertanian atau industri sehingga tidak bersaing

dengan kebutuhan manusia. Berikut ini adalah kandungan nutrisi pakan konsentrat

di PT. KAR dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan nutrisi pakan konsentrat PT. KAR


Kandungan Jumlah (%)
TDN (%) 63,9
PK (%) 10,3
Sumber : PT. KAR (2019)

Kandungan nutrisi pakan pada pakan di PT. KAR sudah mencukupi sesuai

dengan pendapat Nutrient Requirements Of Dairy Cattle (2001) karena perbedaan

yang tidak terlalu jauh pada kandungan TDN (62,4%), dan PK (12,5).

Pemeliharaan induk bunting di PT. KAR tidak ada terjadi kasus induk bunting

kekurangan nutrisi.
18

4.3 Kesehatan Ternak

Kesehatan ternak induk bunting yang dilakukan oleh PT. KAR dengan

melakukan kontrol kesehatan setiap hari yaitu sanitasi yang dilakukan 1 kali

dalam sehari pada waktu pagi hari oleh petugas pen cleaning meliputi sanitasi

kandang, sanitasi ternak dan sanitasi tempat pakan dan tempat minum ternak.

Tujuan dari sanitasi yang dilakukan adalah untuk menjaga kebersihan dan

mencegah masuknya bibit penyakit yang menyerang pada ternak.

Selain sanitasi upaya yang dilakukan di PT. KAR dalam menjaga kesehatan

ternak induk bunting adalah dengan cara memeriksa kesehatan ternak secara

teratur oleh petugas kesehatan yang dilakukan pada waktu pagi dan sore hari dan

bila terjadi induk yang sakit akan digiring ke kandang jepit lalu dilakukan

pengobatan, sedangkan induk yang sakit cukup serius dan dapat menularkan

penyakit dipindahkan kekandang khusus yaitu kandang isolasi.

Hampir semua jenis penyakit yang berada di PT. KAR tidak membahayakan

dan mematikan, akan tetapi penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian yang

besar bila tidak segera ditangani sehingga dapat merusak kesehatan ternak sapi

secara berkepanjangan.

Terdapat beberbera jenis penyakit menyerang induk bunting di PT. KAR salah

satunya abortus atau keguguran pada induk bunting abortus dapat disebabkan

oleh gerakan mekanik dari luar atau dapat disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang

menyebabkan abortus adalah brucella abortus bakteri ini dapat menular antar

ternak. Penanganan yang dilakukan PT. KAR bila terjadi abortus yaitu induk

bunting yaitu yang sudah terlihat cairan amnion segera digiring ke kandang

isolasi. Induk kemudian diinjeksi dengan oksitosin agar fetus segera keluar, induk

kemudian diinjeksi dengan penicilin untuk mencegah terjadinya infeksi.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tata laksana pemeliharaan induk bunting sapi sumba ongole di PT. Karya

Anugrah Rumpin berdasarkan dari hasil dan pembahasan maka dapat simpulkan

bahwa Tata laksana pemeliharaan induk bunting meliputi kandang induk bunting,

pemberian pakan dan minum serta kontrol kesehatan sudah dilakukan dengan

baik.

5.2 Saran

Perlu adanya peningkatan perawatan perkandangan yang berkala agar kondisi

kandang tetap terjaga dengan baik sehingga dapat mempermudah dalam

pemeliharaan induk bunting.


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Peternakan 2008, Petunjuk Pemeliharaan Sapi Brahman Cross. BPTU


Sembawa.

Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta

Hafez E.S.E. and Hafez, B. 2000. Reproduction In Farm Animal. 7th edition.
Leafebiger. Philadelphia.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT


Grasindo. Jakarta.

Hariadi, M,. S. Harfjopranjoto., Wulina., H.A. Harmadi., B. Utomo., Rimayanti.,


I.N.Triana dan H. Ratnani. 2011. Ilmu Kemajiran pada Ternak Cetakan 1
Airlangga Universitas Press. Surabaya.

Hermowo, B. 2006. Prospek pengembangan usaha peternakan sapi potong di


kecamatan surade kabupaten sukabumi. [Skripsi] akultas Peternakan.
Instittute Pertanian Bogor, Bogor.

Murtidjo, B.A. 1992. Memelihara Sapi Sebagai Ternak Potong dan Perah.
Kasinius. Yogyakarta.

NRC, 2001. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 6th Ed. US National


Academy
of Science, Washington DC.

Pane, I. 1993. Pemulian Ternak Sapi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

PT. Karya Anugrah Rumpin. 2019. Profil PT Karya Anugerah Rumpin.

_____________________ . 2016. Standar sapi sumba ongole di PT. Karya


Anugrah Rumpin.

Rukmana H, R 2015. Wirausaha Penggemukan Sapi Potong. Lyly Publisher.


Yogyakarta.

Salisbury, Frank B. dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Hal. 3-16 dan
156-160. Jilid I. Terjemahan ITB. Bandung.
21

Santosa, U. 2005. Tata laksana Pemeliharaan Ternak Sapi, Penebar Swadaya.


Jakarta.

Siregar, S.B., 2003. Teknik Pemeliharan sapi. Penebar Swadaya. Jakarta..

Sudarmono dan Sugeng. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Smith, JB. Dan S. Mangkoewidjojo.1998. Pemeliharaan, pembiakan dan


penggunaan Hewan Percobaan di daerah Tropis. UI Pess. Jakarta.

Wardana Kusuma, 2010. Manajemen Breeding Sapi Potong di Dinas Peternakan


dan perikanan Sragen. [Tugas Akhir]. Univesitas Sebelas Maret. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai