Oleh
Arif Nugraha Paranto
NPM 16741010
Oleh
Arif Nugraha Paranto
NPM 16741010
2
HALAMAN PENGESAHAN
5. Jurusan : Peternakan
Menyetujui
Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Oleh
Arif Nugraha Paranto
Abstrak
vii
MOTO
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis
Pemeliharaan Induk Bunting Sapi Sumba Ongole di PT. Karya Anugerah Rumpin
Bogor”. Laporan ini ditulis berdasarkan salah satu item kerja yang Penulis
laksanakan selama 2 bulan dimulai pada 04 Maret sampai dengan 03 Mei 2019 di
PT. Karya Anugerah Rumpin Bogor. Sebagai salah satu syarat dalam
3. Ir. Imelda Panjaitan, M,Si,. Selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak dan
kepada Penulis.
6. Seluruh Karyawan PT. Karya Anugerah Rumpin yang senantiasa ramah dan
7. Adi Pamungkas Lestari, Akmar Abyadl Cahyantara, dan Bayu Bagas kara,
selaku teman seperjuangan PKL. Aris Munandar, Bagas Bayu Saputra, Farid
Ardi Yunata dan Gita Okta Permata, selaku teman seperjuangan Bogor. Dan
Agung Trihandoko, Dedi sulaiman, Ismi Kuntum Mul Hasanah selaku teman
Lampung.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xi
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................1
I.2 Tujuan ........................................................................................................2
I.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................2
I.4 Kontribusi ..................................................................................................3
V.1Kesimpulan................................................................................................19
V.2Saran .........................................................................................................19
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Gambar Halaman
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi yang besar dibidang pertanian
ketahanan dan keamanan pangan yang dilaksanakan pemerintah Indonesia saat ini
telah dilakukan melalui program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK)
yang telah dicanangkan pada beberapa tahun yang lalu. Program PSDSK yang
peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting. Melalui PSDSK ini pemerintah
bertekad mewujudkan ketahanan pangan hewani yang berasal dari ternak berbasis
ketergantungan terhadap impor sapi bakalan dan daging sapi dapat menurun, oleh
karena itu produksi sapi bakalan dan daging sapi dalam negeri perlu ditingkatkan
meningkatkan populasi sapi potong dan mengarah pada swasembada daging sapi,
keberhasilan suatu usaha pembibitan sapi potong ditandai dengan tingginya angka
Dari uraian diatas Penulis tertarik untuk memahami pemeliharaan sapi induk
bunting sumba ongole di PT. Karya Anugerah Rumpin (PT. KAR). PT. KAR
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang breeding, feedlot, dan
2
abattoir sapi yang berkaitan langsung dengan peningkatan produksi ternak sapi
lokal dan telah menerapkan tata laksana pemeliharaan induk sumba ongole yang
baik dan modern. Oleh karena itu, untuk itu Penulis ingin menggambarkan
1.2 Tujuan
baik tidaknya dalam pemeliharaan. Peran pemeliharaan sapi induk bunting yang
baik membantu menghasilkan bibit sapi yang memiliki mutu yang baik dan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan induk bunting seperti
Pakan merupakan faktor yang penting dalam pemeliharaan, tanpa pakan yang
baik dan jumlah yang cukup dapat mengganggu pertumbuhan dan sistem
reproduksi ternak. Meskipun bibit ternak sudah unggul akan dapat memengaruhi
yang dapat memenuhi kebutuhan reproduksinya, pakan yang berkualitas baik dan
3
vitamin.
pemeriksaan secara teratur, pemisahan ternak yang sakit dan pemberian pakan
yang baik.
yang berkualitas dan efisiensi reproduksi yang baik. Efisiesi reproduksi adalah
Produktivitas induk sangat dipengaruhi oleh tata laksana pemeliharaan induk yang
baik, tata laksana pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang sangat
1.4 Kontribusi
Hasil Tugas Akhir ini diharapkan mampu memberikan suatu pengetahuan dan
informasi tentang tata laksana pemeliharaan induk bunting sapi sumba ongole
2.1 Kebuntingan
Kebuntingan didefinisikan sebagai suatu periode fisiologis pasca
yang tumbuh membesar dan bekelok–kelok serta infiltrasi sel darah putih
Sapi sumba ongole berasal dari Madras, India. Sapi ini pertama kali
putihan, dengan kepala, leher dan lutut berwarna gelap terutama pada yang
jantan. Kulit disekeliling mata, moncong, dan bulu cambuk ekor berwarna
sumba ongole yang telah diterapkan yang berupa: punuk tepat diatas
bahu, punggung dan pinggang lebar dan rata dari punuk sampai pinggul,
panjang dan besar, Kepala berukur panjang dan berkarakter, dahi lebar
melandai, moncong lebar berwana hitam atau kemerah merahan pada kulit
warna putih, leher sedang dan berotot rata berwana gelap pada sisi
Mangkoewidjojo, 1988).
2.4 Kandang
(Rukmana, 2015).
tempat minum dan peralatan lainya. Tempat pakan dan tempat minum
dapat dibuat dari tembok semen yang bagian dasarnya dibuat cekung
dengan lubang pembuangan air pada bagian bawah, atau bisa juga tempat
pakan terbuat dari papan atau kayu dan tempat minum menggunakan
2.5 Pakan
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak berupa bahan
organik maupun anorganik dan dapat dicerna dengan baik agar tidak
7
harus mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi, protein sebagai
pembangun tubuh, mineral dan vitamin sebagai zat pelengkap pembangun tubuh.
membentuk sel-sel jaringan tubuh, menggantikan sel yang rusak, dan untuk
pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting dan menyusui),
kondisi tubuh (normal, sakit) dan bobot badannya (Dirjen Peternakan, 2008).
Kebutuhan nutrisi, kebutuhan nutrisi pakan pada sapi induk bunting dapat dilihat
pada Tabel 1.
2.6 Kesehatan
beberapa waktu, PT. KAR mulai fokus dan memposisikan diri pada usaha
ekor sapi. Tahun 2006 PT. KAR menjalin kerjasama dengan Balai Embrio
teknologi embrio transfer. Tahun 2007 PT. KAR mulai melakukan tahapan
2019).
Pada tahun 2009 PT. KAR mulai aktif pada bidang ABG
yang difasilitasi oleh Business Innovation Center. Pada tahun 2012 PT.
PT. KAR dengan LIPI juga bertujuan untuk menghasilkan sperma bibit
denga PT. KAR untuk melakukan uji performan sapi potong untuk menilai
melakukan launcing sapi-sapi lokal yang telah lulus uji performan. Pada
tahun 2016 ikut dalam tim yang merumuskan Standar Nasional Indonesia
Sapi Sumba Ongole. Usaha PT. KAR saat ini terdiri dari breeding dan
e
r
i
D
G
u
t
k
n a
r
l
a
K
M
g
b
n e
g
r
.
a
o
m
si
r
e
p
n n
o
g
e
f
e
b
p
l
K
u
r
d
k
i
a
w
s
m
a
l g
n
l
h
a
t
o
r
manager bagian yang terdiri dari manager feedlot yaitu Bapak Sigit
pakan sapi potong. Manager breeding yaitu Bapak Rezqi Rasyidi yang
manager kesehatan hewan yaitu Bapak drh. Alam Danu Anggodo yang
06/RW 05 No. 99. Luas lahan PT. KAR kurang lebih sebesar 14,6 ha (PT.
KAR, 2019)
hingga 70%. Akses jalan menuju perusahaan relatif mudah karena dapat
ditempuh alat transportasi roda dua atau dengan roda empat selama 1,5
jam dari Kota Bogor, 2 jam (PT. KAR, 2019). Denah Lokasi perusahaan
riset dan teknologi bidang peternakan dan pertanian (PT. KAR, 2019).
12
sapi Brahman cross, usaha breeding difokuskan pada sapi lokal seperti
dengan 3 Mei 2019 di PT. Karya Anugrah Rumpin yang terletak di dua lokasi
yaitu di desa Cibodas dan desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor,
adalah kandang, kandang jepit, tempat pakan dan minum, selang air, kamera, dan
alat tulis.
KAR adalah sapi induk bunting, air, vitamin, obat-obatan, konsentrat, dan
hijauan.
kandang.
dengan kegiatan data studi pustaka yang tersedia misalnya buku, jurnal, media
3.4.1 Sanitasi
Sanitasi dilakukan mulai dari kandang, ternak, tempat pakan dan minum.
setiap pagi dengan cara menyemprotkan air. Kotoran sapi yang telah
petugas pen cleaning, sanitasi ternak dengan cara menyemprotkan air ke tubuh
dilakukan dengan cara membersihkan sisa pakan yang terdapat didalam tempat
pakan, sisa pakan dikumpulka dan dimasukan kedalam karung setalah itu
karung yang berisi sisa pakan selanjutnya akan diangkut menggunakan truk
kemudian untuk diolah jadi kompos. Tempat minum dibersihkan setiap pagi
hari dengan cara menyikat dinding tempat minum dan mengganti air minum.
Kesehatan di PT. KAR dilakukan oleh tim kesehatan hewan. Tim kesehatan
hewan melakukan kontrol kesehatan dengan keliling setiap kandang pada pagi
hari pukul 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00 WIB. Kontrol kesehatan
dilakukan dengan cara pengamatan secara visual dilihat dari parameter fisik dan
kotoran yang ada di dalam pen. Parameter fisik yang diamati antara lain cara
berjalan, tingkah laku, dan respirasi. Kontrol kesehatan juga dilakukan dengan
Pengobatan pada Induk yang sakit di PT. KAR yaitu dengan cara induk
yang sakit akan digiring ke kandang jepit lalu dilakukan pemberian obat dan
penanganan pada ternak yang sakit. Induk yang sakit cukup serius dan
3.5 Pengamatan
2) Pemberian pakan
3) Kesehatan Ternak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tata laksana kandang induk bunting sapi Sumba Ongole di PT. KAR
menggunakan kandang koloni dan individu yang dilengkapi dengan tempat pakan,
tempat minum, drainase limbah, dan gang way yang berfungsi untuk
memerlukan bangunan kandang saja tapi perlu sarana lain yang dapat
Induk yang telah dinyatakan bunting akan ditempatkan pada kandang koloni
yang tidak ikat. Ukuran kandang koloni kebuntingan muda di PT. KAR 12 m X 8
m dan tinggi 3,7 m dengan kapasitas ternak 24 ekor dan setiap ekor ternak
mendapatkan ruang gerak 4 m2/ekor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Dirjen
koloni dengan kebutuhan setiap ekor ternaknya 4 m 2 sehingga lebih leluasa dalam
individu berukuran 8 m2/ekor. Hal ini sama dengan pendapat (Dirjen Peternakan,
2008) bahwa pada umur kebuntingan tua untuk kandang individu memiliki ukuran
6 m2. Luas kandang di PT. KAR lebih luas 2 m 2 dibandingkan dengan literatur
Pemberian pakan yang digunakan di PT. KAR terdiri dari hijauan dan
konsentrat. Dalam pemberian pakan dan minum di kandang koloni induk bunting
dengan populasi sebanyak 10 ekor diberikan pakan hijauan sebanyak ±360 kg/hari
pada kandang individu pakan hijauan diberikan sebanyak 40 kg/hari, pada pakan
Perbedaan pemberian pada induk bunting tua lebih banyak dibandingkan pada
induk bunting muda karena induk bunting tua membutuhkan nutrisi lebih untuk
foetus sebelum dilahirkan. Hal ini sependapat dengan (Wardana, 2010) tujuan
perbedaan pemberian pada induk bunting tua adalah untuk meningkatkan nutrisi
bagi induk dan foetus. Pemberian air minum di kandang koloni dan individu
diberikan secara addlibitum. Jadwal pemberian pakan pada kandang koloni dan
Tabel 2. Jadwal pemberian pakan kandang koloni dan individu di PT. KAR
Pemberian pakan
No Waktu Pemberian Pakan Jam
kg/hari
Kandang Koloni induk bunting muda
1 Pagi Konsentrat 08.00 30
Hijauan 10.00 160
2 Sore Konsentrat 14.00 40
Hijauan 15.00 200
Kandang Individu induk bunting tua
1 Pagi Konsentrat 08.00 4
Hijauan 10.00 20
2 Sore Konsentrat 14.00 4
Hijauan 15.00 20
Sumber : PT. KAR (2019)
17
Bahan pakan konsentrat yang digunakan di PT. KAR dibuat sendiri oleh
perusahaan dan terdiri dari bahan pakan berupa onggok, kopra, bungkil sawit,
pollard, kulit kopi, tepung kentang, bungkil kacang, kulit kacang tanah, dedak,
molases, tepung ikan, bungkil kedelai, premix, dan probiotik. Bahan baku tersebut
tidak semua digunakan dalam satu jenis Konsenrat, konsentrat yang digunakan
memiliki proporsi bahan pakan dan jenis bahan pakan yang berbeda-beda.
Pengadaan bahan baku ini berasal dari lokal dan hampir semua bahan pakan yang
digunakan adalah limbah dari pertanian atau industri sehingga tidak bersaing
dengan kebutuhan manusia. Berikut ini adalah kandungan nutrisi pakan konsentrat
Kandungan nutrisi pakan pada pakan di PT. KAR sudah mencukupi sesuai
yang tidak terlalu jauh pada kandungan TDN (62,4%), dan PK (12,5).
Pemeliharaan induk bunting di PT. KAR tidak ada terjadi kasus induk bunting
kekurangan nutrisi.
18
Kesehatan ternak induk bunting yang dilakukan oleh PT. KAR dengan
melakukan kontrol kesehatan setiap hari yaitu sanitasi yang dilakukan 1 kali
dalam sehari pada waktu pagi hari oleh petugas pen cleaning meliputi sanitasi
kandang, sanitasi ternak dan sanitasi tempat pakan dan tempat minum ternak.
Tujuan dari sanitasi yang dilakukan adalah untuk menjaga kebersihan dan
Selain sanitasi upaya yang dilakukan di PT. KAR dalam menjaga kesehatan
ternak induk bunting adalah dengan cara memeriksa kesehatan ternak secara
teratur oleh petugas kesehatan yang dilakukan pada waktu pagi dan sore hari dan
bila terjadi induk yang sakit akan digiring ke kandang jepit lalu dilakukan
pengobatan, sedangkan induk yang sakit cukup serius dan dapat menularkan
Hampir semua jenis penyakit yang berada di PT. KAR tidak membahayakan
dan mematikan, akan tetapi penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian yang
besar bila tidak segera ditangani sehingga dapat merusak kesehatan ternak sapi
secara berkepanjangan.
Terdapat beberbera jenis penyakit menyerang induk bunting di PT. KAR salah
satunya abortus atau keguguran pada induk bunting abortus dapat disebabkan
oleh gerakan mekanik dari luar atau dapat disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang
menyebabkan abortus adalah brucella abortus bakteri ini dapat menular antar
ternak. Penanganan yang dilakukan PT. KAR bila terjadi abortus yaitu induk
bunting yaitu yang sudah terlihat cairan amnion segera digiring ke kandang
isolasi. Induk kemudian diinjeksi dengan oksitosin agar fetus segera keluar, induk
5.1 Kesimpulan
Tata laksana pemeliharaan induk bunting sapi sumba ongole di PT. Karya
Anugrah Rumpin berdasarkan dari hasil dan pembahasan maka dapat simpulkan
bahwa Tata laksana pemeliharaan induk bunting meliputi kandang induk bunting,
pemberian pakan dan minum serta kontrol kesehatan sudah dilakukan dengan
baik.
5.2 Saran
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Hafez E.S.E. and Hafez, B. 2000. Reproduction In Farm Animal. 7th edition.
Leafebiger. Philadelphia.
Murtidjo, B.A. 1992. Memelihara Sapi Sebagai Ternak Potong dan Perah.
Kasinius. Yogyakarta.
Salisbury, Frank B. dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Hal. 3-16 dan
156-160. Jilid I. Terjemahan ITB. Bandung.
21