Oleh
Muhammad Syaefudin
NPM 19741052
Oleh
Muhammad Syaefudin
NPM 19741052
Oleh
Muhammad Syaefudin
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
MOTO
( @BUSINESSBOOK SUMMARY )
viii
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia serta
limpahan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas
Akhir yang berjudul “Manajemen Pemeliharaan Pedet Brahman Cross Umur 1-90
hari Di PT. Indo Prima Beef (II) Desa Lempuyang Bandar, Kecamatan Way
Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah’’ dengan baik dan tepat waktu.
Keberhasilan dalam menyelesaikan laporan ini juga atas bantuan dan partisipasi
dari berbagai pihak dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Sarono, M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung.
2. Pimpinan PT. Indo Prima Beef (II) yang telah bersedia bekerjasama dengan
Program Studi Produksi Ternak dengan memberikan ilmu dan izin Praktik
Kerja Lapang bagi Mahasiswa Program Studi Produksi Ternak, Politeknik
Negeri Lampung.
3. Dr. Rakhmawati, S.Pi.,M.Si selaku Ketua Jurusan Peternakan, Politeknik
Negeri Lampung.
4. Ir. Imelda Panjaitan, M.Si. selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak,
Politeknik Negeri Lampung.
5. Dr. Nurhayati, S.Pt.,M.P selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memeberikan bimbingan dan arahan selama ini.
6. Dr. Ir. Suraya Kaffi Syafura, M.T.A selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbing dan arahan selama
ini.
7. Para Bapak Ibu dosen yang telah membimbing selama perkuliahan.
8. Setyo adi nugroho, S.P,t selaku manager PT. Indo Prima Beef (II) yang telah
memberikan izin untuk melakukan Praktek Kerja Lapang.
9. Drh Rizki Novianto dan Drh Adi Bagus selaku tenaga medis hewan yang
telah memberi bimbingan selama melaksanakan praktik kerja lapang di PT.
PT.Indo Prima Beef (II) Desa Lempuyang Bandar, Kecamatan Way
Pengubuan, kabupaten Lampung Tengah.
x
10. Seluruh staf dan karyawan PT.Indo Prima Beef (II) Desa Lempuyang Bandar,
Kecamatan Way Pengubuan, kabupaten Lampung Tengah atas kerjasama dan
bimbingannya selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
11. Teman seperjuangan PKL PT. Indo Prima Beef (II) Musthofa Jaya,
M.Anggita Kristiana, Imam Pambudi yang telah memberi dukungan dan
motivasi yang sangat banyak.
12. Semua teman – teman produksi ternak angkatan 19 yang selalu mendukung
dan saling menguatkan satu sama lain.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap laporan ini dapat meberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca, untuk itu kritik dan saran yang membangun, sangat
diharapkan penulis sebagai bahan perbaikan kedepanya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Tugas Akhir ......................................................................... 2
1.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 2
1.4 Kontribusi ......................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
produktivitas tinggi yang siap menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi
lagi, baik untuk daging maupun induk. Manajemen pemeliharaan pedet akan
membatu peternak dalam menghasilkan bibit-bibit sapi berkualitas. PT. Indo
Prima Beff II adalah salah satu perusahaan sapi potong di Lampung yang telah
menerapkan manajemen pemeliharaan pedet. Oleh karena itu pengambilan data
tugas akhir dirasa tepat dilakukan di perusahaan ini.
1.2 Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mempelajari manajemen pemeliharaan
pedet di PT Indo Prima Beef (II), Desa Lempuyang Bandar, Kecamatan Way
Pengubuan Lampung Tengah dari mulai kelahiran sampai lepas sapih.
1.4 Konteribusi
Hasil dari laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
informasi, wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat tentang manajemen
pemeliharaan pedet dari lahir sampai lepas sapih yang baik kepada penulis dan
pembaca.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pedet
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga lepas sapih pada umur 3-4
bulan pasca beranak denagan interval waktu menyusu ke induknya secara bebas
selama 24 jam tanpa dibatasi (Affandhy, 2013). Selama 1-4 hari setelah lahir
pedet harus mendapatkan kolostrum dari induknya karena pedet belum
mempunyai antibodi untuk resistensi terhadap penyakit. Oleh karena itu
kolostrum pertama harus sudah diberikan kepada pedet dalam waktu 1 jam
sesudah lahir. Apabila dalam 1 jam pertama pedet belum mendapatkan kolostrum
maka peternak harus memaksa pedet meminum kolostrum dengan cara dibantu
dengan memasukan jari yang berlumur kolosterum kedalam mulut pedet.
Pedet yang baru lahir mempunyai kondisi daya tahan tubuh yang lemah
sehingga perawatan pedet yang tidak baik akan menimbulkan penyakit atau
mudah terkena penyakit. Perawatan pedet membutuhkan ketelitian, ketekunan dan
kecermatan yang serius dari pada sapi dewasa. Pedet harus mendaptkan perhatian
khusus dari peternak mengingat tingkat kematian pedet dan daya tahan tubuhnya
sangat lemah terhadap penyakit (Affandhy, 2013). Kondisi pedet yang lemah
membutuhkan perlakukan khusus sehingga pedet dapat tumbuh normal dan sehat.
Perawatan pertama pada pedet yang baru lahir antara lain yaitu membersihkan
lendir pada tubuh dan saluran pernafasan pedet, pemotongan tali pusar dan
pemberian kolostrum awal untuk menjaga kesehatan pedet. Saat pedet lahir
pencapaian berat badan baru mencapai 8%. Secara berurutan yang tumbuh atau
terbentuk setelah lahir adalah saraf kerangka dan otot yang menyelubungi seluruh
kerangka. Semua itu sudah terbentuk sejak dalam kandungan. Kepala dan kaki
merupakan bagian tubuh yang tumbuh paling awal dari pada bagian tubuh yang
lain.
2.2 Penanganan Pedet Baru Lahir
Penanganan pedet baru lahir yaitu membersihkan lendir yang berada di
hidung demikian pula yang ada pada tubuhnya menggunakan handuk bersih. Agar
pedet bisa bernafas dengan normal. Potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan
diolesi dengan iodium untuk mencegah infeksi lalu diikat. Berikan jerami kering
sebagai alas. Pedet yang baru lahir membutuhkkan perawatan yang lebih khusus
dibandingkan dengan sapi dewasa. Perawatan ini tentunya harus dilakukan dengan
penuh kesabaran, ketelitian, dan kecermatan. Kesalahan dalam penanganan dan
pemeliharaan pada pedet dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah,
infeksi dan sulit dibesarkan.
a. Persiapan kandang
Tali pusar yang terus dibiarkan menempel pada perut pedet akan
menyebabkan infeksi sehingga pedet dapat mengalami kematian. Oleh sebab itu
tali pusar hendaknya segera dipotong.
2.3 Pemeliharaan pedet
Pemeliharaan pedet terutama yang baru lahir atau pasca kelahiran sampai
pemberian pakannya memerlukan perhatian khusus yang berbeda dari
pemeliharaan sapi dewasa. Apabila penangan hal tersebut dilakukan secara tepat
maka nantinya akan menghasilkan bakalan sapi yang berkualitas unggul.
4
ditentukan oleh 60% dari konsumsi, 25% dari pencernaan dan 15% dari konversi
hasil pencernaan pakan Roni (2021). Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Ransum ternak terdiri dari 60% hijauan dan 40% limbah pengolahan
pangan, sedangkan pemberian pakan kosenterat hendaknya sebelum hijauan,
bertujuann untuk merangsang pertumbuhan mikrobia rumen. Pakan hijauan
diberikan setelah pemerahan agar mikrobia dalam rumen dapat dimanfaatkan dan
karbon hidrat dapat dicerna Roni (2021).
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk
memperkenalkan saja guna meningkatkan pertumbuhan rumen. Pemberian
hijauan dimulai umur 2-3 minggu. Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat
dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok kebutuhan
nutrisi pedet. Hijauan yang diberikan sebaiknya bertekstur lembut dan berkualitas.
Pemberian hijauan sebaiknya jangan terlalu banyak karena hijauan segar
mengandung kadar air cukup tinggi yang dapat menyebabkan kembung.
2.3.3 Pemberian Air Minum
Air merupakan komponen penting dan terbesar dalam tubuh hewan dalam
bentuk darah. Kebutuhan air pada masing-masing hewan sangat bervariasi
tergantung oleh berbagai faktor seperti jenis, ukuran tubuh hewan, tingkat aktifitas
ternak, kualitas pakan, kualitas air, jarak dan ukuran tempat air minum bagi sapi,
temperature air dan temperature udara. Kebutuhan air minum bagi sapi kurang
lebih 20-40 liter/ekor/hari Sri Suharyati (2016).
Pemberian air minum di dalam kandang pedet baru lahir harus selalu
tersedia agar pedet dapat minum ketika haus. Pemberian tempat minum pada
suatu kandang sangat diperlukan agar pedet dan induk dapat memenuhi cairan
didalam tubuh untuk beraktifitas. Manfaat air minum adalah mengatur suhu tubuh,
membantu proses pencernaan dan mengeluarkan bahan-bahan yang sudah tidak
berguna dari dalam tubuh sapi.
2.3.4 Penanganan Kesehatan pada Pedet
Pencegahan penyakit di PT Indo Prima Beef (II) dilakukan agar pedet
terhindar dari penyakit. Penyakit-penyakit pada pedet dipengaruhi oleh kurangnya
dayatahan tubuh pedet, lingkungan kandang, menejemen pemeliharaan, kualitas
6
susu. Sehingga perlu pengonterolan lebih pada pedet agar penyakit yang terdapat
pada pedet dapat dicegah dan dapat diobati dengan cepat. Penyakit-penyakit yang
terjadi pada pedet di PT Indo Prima Beef (II) adalah cacingan dan infeksi tali
pusar.
a. Cacingan
yang berhubungan dengan ternak. Lingkungan yang kotor dan tidak terurus
merupakan media yang baik bagi berbagai jenis serangga penyebar penyakit.
Kandang harus dibersihkan setiap hari dan sapi-sapi harus dimandikan setiap hari
atau minimal satu minggu sekali. Pembersihan kandang dan pemandian sapi ini
bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang dan menjaga kesehatan sapi agar
sapi tidak mudah terjangkit penyakit.
Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan pencegahan yang meliputi
kebersihan bangunana tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkunganya
dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain lokasi kandang,
konteruksi banngunan kandang, kebersihan kandang. Penempatan kandang
sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau jarak minimal 10 meter dari
rumah maupun dari bangunan umum lainya, lokasi kandang lebih tinggi dari
sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup dan terdapat tempat untuk pembuangan
kotoran.
Menurut Azizah(2018) dalam menjamin kondisi kebersihan kadang maka
diperlukan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pembersihan kandang. Pada
peternk sapi, salah satu kebijakan atau prosedur pembersihan kandang yaitu
melakuakan pembersihan kotoran ternak secara rutin setiap hari.
2.3.6 Penyapihan
Penyapihan adalah proses pemisahan antara induk dan pedet dengan
tujuan membatasi hingga menghentikan proses menyusui. Waktu penyapihan
sangat menentukan status reprodiksi induk selanjutnya. Namun demikian kesiapan
pedet untuk disapih merupakan faktor penting yang juga harus diperhatikan, ini
terkait dengan kemamapuan pedet hidup tanpa menyusu dan mengkonsumsi
pakan sumber serat. Waktu penyapihan bisanya didasarkan pada umur, bobot
badan, pertambahan bobot badan dan banyaknya konsumsi pakan.
Penyapihan pedet umur 8-12 minggu atau 2-3 bulan pasca beranak dengan
interval waktu menyusu ke induknya secara bebas 24 jam tanpa dibatasi.
Beberapa faktor yang dianjurkan dalam penyusuan bebas sebagai berikut : kondisi
induk sapi memiliki sekor kondisi tubuh induk sedang > 2,5 (Affandhy et al.,
2013), perlu penambahan pakan pedet dengan harapan yaitu pemberian pakan
8
bergizi tinggi pada pedet pra-sapih diharapkan pada masa pedet akan memberikan
nilai positif saat lepas sapih dan siap jadi bibit yang prima sehingga produktifitas
yang optimal.
Secara alami pedet disapih pada umur 6 bulan, waktu penyapihan yang
setandar adalah 205 hari. Pada saat pedet berumur 205 hari, produksi susu induk
sapi sudah sangat terbatas sehingga pada kisaran waktu tersebut pedet disapih
oleh induknya secara alami. Sistem penyapihan ini sudah tentu berpengaruh
terhadap presentasi produk dan aspek ekonomi pemeliharaan pedet.
2.4 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. IPB atau yang disebut PT. Indo Prima Beef merupakan perusahan
feedlot yang terletak di lampung tengah. Pendiri PT. Indo Prima Beef (IPB)
adalah drh. Nanang Purus Subendro. PT Indo Prima Beef (IPB) berawal dari
peternak kecil dengan kapsitas 10-20 ekor, kemudian pada tahun 2012
memebentuk CV. Sempulur Mandiri Jaya. Seiring dengan berjalannya waktu
pada tangal 14 febuari 2014 menjadi PT. Indo Prima Beef I (IPB I) dengan izin
expor dan operasionl sapi Brahman Cross (BX), perkembangan berlangsung cepat
dan pada tanggal 17 mei 2018 terbentuk PT. Indo Prima Beef II (IPB II) yang
beralamat di Desa Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pengubuhan, Kabupaten
Lampung Tengah, Provinsi Lampung, berjarak 61,9 Km dari kota bandar
lampung. Dengan kapasitas awal PT. Indo Prima Beef II (IPB II) yaitu 2500-3000
ekor sapi dan saat pkl jumlah pedet yang ada di PT Indo Prima Beef II adalah 18-
20 ekor sapi.
III. METODE PELAKSANAAN
b. Mortalitas
Pemberian pakan pakan pada pedet di PT. Indo Prima Beef II, meliputi
pemberian kolostrum dan pemberian hijauan. Pemberian pakan pada pedet
diharapkan dapat memenuhui asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik saat
masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi
bibit yang prima, sehingga produktifitas yang optimal dapat dicapai.
4.2.1 Pemberiann Kolostrum
Pemberian kolostrum pada pedet di PT. Indo Prima Beef (II) dilakukan
secara alami yaitu pedet ditempatkan dikandang bersama induknya. Adapun
pemberian kolostrum ke pedet dapat dilihat pada gambar 1. Penempatan pedet
bersama induknya bertujuan agar pedet mendapatkan kolostrum secara mutlak
dari induknya. Pakan utama pedet adalah susu induk. Pedet yang baru lahir
diberikan kolostrum hingga hari ke 7 setelah dilahirkan. Menurut Fadjar (2022)
13
sapi yang baru beranak akan mengeluarkan susu yang disebut kolostrum yang
berwarna kekuning-kuningan, lebih kental dari susu normal dan keluar dari
ambing induk sapi. Kolostrum merupakan susu yang dikeluarkan pertama kali
dari ambing yang mengandung nuterisi serta antibodi untuk pedet. Puguh (2021)
menyatakan bahwa vitamin dan mineral yang terkandung didalam kolostrum
bersifat pencahar serta dapat membersihkan intestinum dari kotoran yang
menggumpal serta mentransfer antibodi dari induk kepada pedet.
Konsumsi kolostrum sedini mungkin dapat membantu anak sapi untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan pedet. Produksi susu sebagai nutrisi utama
untuk kebutuhan anaknya setelah dilahirkan sampai anaknya disapih. Susu sangat
baik bagi pedet karena mengandung banyak vitamin yang sangat bermanfaat bagi
tubuh pedet Suprayogi (2022). Setelah melahirkan diusahakan pedet segera dapat
menyusu pada induknya atau induk dan pedet jangan dipisah terlebih dahulu, agar
pedet dapat langsung menyusu pada induknya. Apabila pedet tidak dapat menyusu
pada induknya, sebaiknya dilakukan pemerahan susu kolostrum dari induk
sebanyak mungkin selanjutnya dapat diberikan kepada pedetnya.
makanan yang berasal dari tumbuhan atau tanaman seperti daun-daunan, rumput,
kacang-kacangan dan tumbuh-tumbuhan lainya seperti leguminosa yang belum
dipotong maupun yang sudah dipotong dari lahan dalam keadaan segar. Hijauan
pakan ternak sebaiknya tersedia secara berkelanjutan baik kualitas maupun
kuantitas. Ketersediaan hijauan pakan tergantung pada lokasi, musim, kualitas
tanah dan maupun cuaca. Wiendyana (2022)
Hijauan yang diberikan pada pedet di PT. Indo Prima Beef (II) Berupa
hijauan segar yaitu tebon jagung pada pedet umur 2 minggu diberikan sedikit
demi sedikit. Pemberian pakan hijauan dapat dilihat pada gambar 2. Hijauan yang
diberikan pada pedet sebanyak 10% dari bobot badan dan dilakuan 2 kali sehari
yaitu pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB. Pemberian hijauan segar
jangan dilakauan secar berlebihan. Pemberian hijauan kepada pedet yang masih
menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen.
Diusahakan memberikan rumput yang berkualitas baik dan bertekstur halus.
Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum
bisa memanfaatkan asam yang terdapat dalam silase. Konsumsi hijauan harus
mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan. Kemampuan mengkonsumsi
pakan perlu diperhatikan karena eratkaitanya dengan tingkat produksi ternak.
Pemberian air minum pada pedet di PT. Indo Prima Beef (II) dilakukan
secara ad libitum. Pemberian air minum pada pedet dapat dilihat pada gambar 3.
Sri Suharyati (2016) Air minum sangat penting karena berperan untuk mengatur
15
Pencegahan penyakit di PT. Indo Prima Beef (II) bertujuan untuk menjaga
kesehatan pedet. Penyakit yang menyerang pedet saat pengambilan data Tugas
Akhir adalah cacingan dan Infeksi tali pusar. Penyakit tersebut sangat
berpengaruh pada kesehatan pedet.
4.4.1 Cacingan
Pada perawatan pedet kejadian pendarahan tali pusar, infeksi tali pusar,
putusnya tali pusar yang terlalu pendek atau tali pusar putus total harus dihindari.
Kejadian tersebut akan berlanjut menjadi radang tali pusar atau justru kematian
pedet. Penangan radang tali pusar yang tidak baik akan menyebabkan infeksi
masuk ke saluran pencernaan, peredaran darah dan masuk kedalam organ vital
seperi paru-paru.
Cara pengobatan penyakit naval invection di PT Indo Prima Beef (II)
yaitu: (a) menggunakan beberapa langkah pertama ketika pedet baru lahir kita
membersihkan terlebih dahulu lendir yang ada pada tubuh pedet menggunakan
kain lap. (b) Selanjutkan langkah kedua kita lakukan pemotongan tali pusar. (c)
Langkah terakhir melakukan penyemprotan spray dengan lemoxin pada tali pusar.
Sanitasi kandang di PT. Indo Prima Beef (II) dilakukan pukul 03,00
sampai jam 05.00, pembersihan lantai kandang dilakukan setiap hari oleh anak
kandang. Kegiatan pembersihan kandang dapat dilihat pada gambar 5. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggunakan sorokan dengan menyorok atau mendorong
feses menggunakan sorokan dari dalam kandang menuju ke gang way, kemudian
pembersihan gang way bagian belakang mengunakan mini loader. Mobil truk
digunakan untuk mengangkut feses ke tempat penampungan feses pada pukul
07,00 sampai selesai. Tujuan sanitasi kandang adalah untuk menghindari
timbulnya penyakit yang menyerang pedet dan induknya.
17
Hal yang perlu juga diperhatikan dalam pemeliharaan pedet adalah sanitasi
kandang pedet. Sanitasi kandang dilakuakan untuk menjaga kesehatan ternak sapi
melalui kebersihan. Menurut Azizah (2018) menyatakan bahwa dalam kondisi
kebersihan kandang maka diperlukan kebijakan dan prosedur untuk melakuakan
pembersihan kandang. Pada peternak sapi salah satu kebijakan atau prosedur
pembersihan kandang yaitu melakuakan pembersihan kotoran ternak secara rutin
setiap hari. Alas kandang pedet diupayakan selalu dalam keadaan kering, apabila
alas kandang basah atau lembab maka akan menjadi media bagi bibit-bibit
penyakit untuk berkembang. Lantai kandang merupakan bagian dasar atau alas
kandang. Fungsi lantai kandang yaitu untuk tempat berdirinya ternak dan
berbaring ternak pada setiap saat.
Ertag adalah salah satu alat untuk mengidentifikasikan hewan ternak sapih
yang dipakaikan di daun telinga hewan ternak. Ertag bertujuan mencegah
terjadinya kesalahan atau tertukarnya nomor panduan sapi yang satu dengan yang
lain. Manfaat pemasangan ertag adalah untuk memudahkan dalam melakukan
recording, memudahkan dalam seleksi, memudahkan dalam monitoring dan
tatalaksana pemeliharaan. Pemasangan earteg dapat dilihat pada gambar 6. Ertag
sebaiknya dipasang pada saat ternak masih muda atau pedet, hal ini bertujuan
untuk memperkecil kemungkinan ternak steres. Prosedur pemasangan eartag di
PT. Indo Prima Beef II pada pedet yaitu : (a) mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk pemasangan ertag (b) pemasangan ertag dilakauakan oleh dua
orang, satu orang memasang eartag dan yang lain melakukan handling pedet yang
akan dipasangkan ertagnya (c) Selanjutnya melakukan pencatatan info tentang
pedet meliputi : tanggal lahir, bobot lahir, bangsa pedet, nomor atau jenis induk
betina di dalam pembukuan. Pemberian nomor identitas pada ternak selain
bertujuan sebagai tanda pengenal, bertujuan juga untuk mencatat jenis kelamin,
tanggal lahir dan nomor induk.
Bobot badan awal yang semakin tinggi akan menghasilkan PBBH yang
dihasilkan semakin kecil. Sapi yang baik untuk digemukan adalah sapi dalam
kondisi kurus tetapi sehat supaya PBBH yang dihasilkan tinggi. Ardhina, 2012.
Hasil pengamatan terhadap pertambahan bobot badan harian pedet di PT.
Indo Prima Beef II selama 2 bulan didapatkan manajemen pemeliharaan yang
baik. Pertambahan bobot badan harian pedet disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Pertaambahan Bobot Badan Pedet.
No. Nomore Bobot Bobot Waktu PBBH
Eartag Awal Akhir Pengamatan (Kg/Ekor/Hari)
(Kg) (Kg) (Hari)
1. 068 21 45 60 0,4
2. 090 20 43 60 0,38
3. 091 20 42 60 0,36
4. 092 20 42 60 0,46
5. 095 20 42 60 0,46
6. 096 20 43 60 0,38
7. 097 21 45 60 0,4
8. 098 20 44 60 0,4
9. 099 20 44 60 0,4
10. 102 21 45 60 0,4
Rata-Rata 0,4
Sumber : PT. IPB II (2022)
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa rata-rata
pertambahan bobot badan harian di PT. Indo Priama Beef II selama 2 bulan yaitu
0,4 kg/ekor/hari. Berdasarkan hasil rata-rata pertambahan bobot badan ini
menunjukan bahwa menajemen pemeliharaan pedet di PT. Indo Prima Beef II
tergolong baik, karena telah memenuhi standar PBBH pedet yang ditetapkan oleh
perusahaan tersebut yaitu 0,2-0,5 kg/ekor/hari.
4.9 Mortalitas
Dari hasil pengamatan terhadap mortalitas pedet di PT. Indo Prima Beff II
selama 2 bulan terjadi karena terinjak oleh sapi lain. Persentase mortalitas pedet
disajikan pada tabel 2.
5.1 Kesimpulan
Ardhina, F. dan Kuswati 2012 Pertambahan Bobot Badan Harian Sapi Brahman
Cross Pada Bobot Badan dan Frame Size yang Berbeda. Jurnal Ternak
Tropika Vol 13, No 1, pp 48-62.
Azizah & Rizqi. 2018. Sanitasi kandang dan keluhan kesehatan pada peternak
sapi perah di Desa Murukan Kabupaten Jombang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, 10(4), 434-440.
Dedy,S. 2018. Hubungan Periode Laktasi Dengan Produksi Dan Lama Produksi
Kolostrum Pada Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (Pfh). Universitas
Brawijaya.
Fadjar, Tarigan, R., Sugiono, W., & Queen, Y. 2022. Produksi dan Kualitas
Kolostrum dan Susu Kolostrum pada Sapi Perah yang Mengkonsumsi Daun
Katuk Depolarisasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 27(2), 263-
268.. JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia), 3(1), 27-
37.
Faroby.A, Idiatul. F., Harianto, H., & Falatehan. 2020. Dampak kebijakan impor
ternak dan daging sapi terhadap populasi sapi potong lokal di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 4(2), 310-322.
Roni., N., Widianingrum, D. C., & Khasanah, H. 2022. Budidaya Rumput Odot
dan Teknologi Pengawetan Hijauan Pakan Ternak Sapi didesa Kalibendo,
Kecamatan Pasirian, Lumajang. JPKMI Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Indonesia, 3(1), 27-37.
23
Suprayogi, A., Muladno, M., Satrija, F., Tarigan, R., Sugiono, W., &, Yuliantoi.
2022. Produksi dan Kualitas Kolostrum dan Susu Kolostrum pada Sapi
Perah yang Mengkonsumsi Daun Katuk Depolarisasi. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 27(2), 263-268.