Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH BOKASHI LIMBAH BUNGA JANTAN

KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL TANAMAN EDAMAME

HAIRULLAH

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2
2019
PENGARUH BOKASHI LIMBAH BUNGA JANTAN
KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN EDAMAME

Oleh :
HAIRULLAH
NIM 1610512210014

Usulan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2
2019
RINGKASAN

HAIRULLAH. Pengaruh Bokashi Limbah Bunga Jantan Kelapa Sawit Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Edamame, dibimbing oleh Ibu Ir. Hj. Tuti

Heiriyani, M.P. dan Ibu Noor Khamidah, S.Si., M.P.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bokashi limbah bunga

jantan kelapa sawit memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman edamame serta untuk mengetahui dosis bokashi yang efektif terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman edamame.

Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) satu

faktor yaitu penggunaan beberapa dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit

yang berbeda. Percobaan terdiri dari 3 perlakuan yaitu K1 pemberian bokashi

limbah bunga jantan kelapa sawit 160 gram, K2 pemberian bokashi limbah bunga

jantan kelapa sawit 180 gram dan K3 pemberian bokashi limbah bunga jantan

kelapa sawit 200 gram, yang masing-masing diulang sebanyak 6 kali, sehingga

didapatkan 18 satuan percobaan.

Hasil dari penelitian pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit

dengan berbagai dosis berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun

dan jumlah polong pada tanaman edamame. Pada pengamatan berat kering 100

biji, perlakuan K3 200 gram bokashi merupakan hasil terbaik dari berat kering

100 biji yaitu dengan nilai rata-rata 10,02 gram. Pada pengamatan tinggi tanaman,

perlakuan K3 dengan pemberian dosis 200 gram bokashi merupakan dosis yang

paling efektif untuk pertumbuhan tinggi tanaman. Pada pengamatan jumlah daun,
2
perlakuan K3 dengan pemberian dosis 200 gram bokashi merupakan dosis yang

paling efektif untuk pertumbuhan jumlah daun pada tanaman edamame.


Judul : Pengaruh Bokashi Limbah Bunga Jantan Kelapa Sawit
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Edamame

Nama : Hairullah

Nim : 1610512210014

Jurusan : Agroekoteknologi

Disetujui oleh Tim Pembimbing :

Anggota, Ketua,

Noor Khamidah, S.Si., M.P. Ir. Hj. Tuti Heiriyani, M.P.


NIP. 19841214 201212 2 003 NIP. 19621201 199010 2 001

Diketahui Oleh :

Ketua Program Studi Ketua Jurusan


Agroekoteknologi, Agroekoteknologi,

Ir. Jumar, M.P. Ir. Jumar, M.P.


NIP. 19651024 199303 1 001 NIP. 19651024 199303 1 001

Tanggal ujian Skripsi : 2020


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Hairullah, lahir di Pagatan Kecamatan Kusan Hilir

Kabupaten Tanah Bumbu pada tanggal 30 Juni 1997. Penulis merupakan anak ke

empat dari lima bersaudara, merupakan anak dari pasangan Bapak M. Rustam dan

Ibu Nornah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Tunas Muda dan menamatkan

pendidikan sekolah dasar di SDN Tanete, lulus pada tahun 2010, kemudian

melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTs DDI Muara Pagatan dan lulus

pada tahun 2013. Pendidikan sekolah menengah atas ditempuh di SMKN 1 Kusan

Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan

Hortikultura (ATPH), dan lulus pada tahun 2016. Selanjutnya, penulis

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat

Fakultas Pertanian Jurusan Agroekoteknologi.

Penulis masuk dalam keanggotaan organisasi KSR-PMI Unit Universitas

Lambung Mangkurat Sub Unit Banjarbaru dan menjabat sebagai anggota Divisi

Pengabdian pada Masyarakat (P2M) pada tahun 2018, selanjutnya menjabat

sebagai koordinator Divisi Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) pada tahun 2019.

Penulis juga masuk dalam keanggotaan Himpunan Mahasiswa Jurusan

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

(HIMAGROTEK FP ULM) dan menjabat sebagai anggota Departemen

Pengabdian pada Masyarakat (P2M) pada tahun 2018, selanjutnya menjabat

sebagai Ketua Badan Pengawas Organisasi (BPO) HIMAGROTEK FP ULM pada


2
tahun 2019. Selain itu, penulis juga masuk dalam keanggotaan Ikatan

Kekeluargaan Mahasiswa/ Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (IKAMI SUL-SEL)


Cabang Banjarbaru dan menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan pada

tahun 2018-2019.

Penulis pernah menjadi Asisten Dosen untuk pelaksanaan praktikum

beberapa mata kuliah antara lain : Mata kuliah teknologi aplikasi pestisida, mata

kuliah teknologi benih dan bibit tanaman, mata kuliah teknologi pertanian

organik, mata kuliah teknologi pengelolaan sumber daya lahan basah sub optimal,

mata kuliah teknologi pengelolaan organisme pengganggu tanaman, mata kuliah

kesuburan dan kesehatan tanah dan mata kuliah hama tanaman dan

pengendaliannya. Penulis melaksanakan kuliah kerja nyata di Desa Padang Sari

Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin pada tahun 2019.


UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh Bokashi Limbah Bunga Jantan Kelapa Sawit terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Edamame” dengan baik. Penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang

telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini, khususnya kepada:

1. Bapak Ir. Jumar, M.P. selaku ketua Jurusan Agroekoteknologi beserta seluruh

jajarannya yang telah mendukung dan memfasilitasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Hj. Tuti Heiriyani, M.P. dan Ibu Noor Khamidah, S.Si., M.P. selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak M. Rustam dan Ibu Nornah serta keluarga

yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang serta doa restunya selama

ini.

4. Teman-teman penulis khususnya Aulia Nur Azizah, Arga Kusuma Perdana,

Maya Septiani, Rifqi Muna Syarifah, Alisa Norhalimah, Dessy Anggraini,

Siska Putri Utami, Ririn Norsalehah, Alda Navira, Siti Raudatul Jannah, Nur

Haliza Dian Ayu, Azmi Azhari, Rizki Fadila, Siti Fatimah, Winda Agus

Rustina, Indah Sufiani, Aprianoor, Mila dan Fitri serta seluruh keluarga besar

Agroekoteknologi 2016.
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ ix

PENDAHULUAN....................................................................................... 1

Latar Belakang.................................................................................... 1
Rumusan Masalah............................................................................... 3
Hipotesis Penelitian............................................................................ 3
Tujuan Penelitian................................................................................ 3
Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5

Limbah Bunga Jantan Kelapa Sawit................................................... 5


Kelapa sawit.............................................................................. 5
Bunga jantan.............................................................................. 6
Bokashi............................................................................................... 7
Tanaman Edamame............................................................................ 8
Deskripsi................................................................................... 8
Klasifikasi................................................................................. 9
Morfologi.................................................................................. 10

BAHAN DAN METODE............................................................................ 13

Bahan dan Alat................................................................................... 13


Bahan......................................................................................... 13
Alat............................................................................................ 13
Waktu dan Tempat.............................................................................. 14
Metode Penelitian............................................................................... 15
Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 15
Pembuatan bokashi.................................................................... 15
3
Persiapan media tanam.............................................................. 16
Halaman

Aplikasi bokashi........................................................................ 16
Penanaman edamame................................................................ 17
Pemeliharaan............................................................................. 17
Pengamatan............................................................................... 17
Analisis Data....................................................................................... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 20

Hasil.................................................................................................... 20
Pembahasan........................................................................................ 31

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 37

Kesimpulan......................................................................................... 37
Saran................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 38

LAMPIRAN................................................................................................. 42
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian bokashi limbah


bunga jantan kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
edamame berdasarkan uji Anova........................................................ 20

2. Hasil uji kandungan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit........ 22

3. Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman edamame dengan


beberapa perlakuan dari umur 1 mst sampai dengan 9 mst................ 28

4. Hasil rata-rata jumlah polong tanaman edamame dengan beberapa


perlakuan dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit............... 30

5. Hasil rata-rata berat kering 100 biji tanaman edamame dengan


beberapa perlakuan dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit 31
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tanaman kelapa sawit........................................................................ 5

2. Bunga jantan kelapa sawit.................................................................. 6

3. Bokashi............................................................................................... 7

4. Tanaman edamame............................................................................. 9

5. Polong edamame................................................................................. 11

6. Rata-rata tinggi tanaman edamame 1 mst........................................... 23

7. Rata-rata tinggi tanaman edamame 2 mst........................................... 23

8. Rata-rata tinggi tanaman edamame 3 mst........................................... 24

9. Rata-rata tinggi tanaman edamame 4 mst........................................... 24

10. Rata-rata tinggi tanaman edamame 5 mst........................................... 25

11. Rata-rata tinggi tanaman edamame 6 mst........................................... 25

12. Rata-rata tinggi tanaman edamame 7 mst........................................... 26

13. Rata-rata tinggi tanaman edamame 8 mst........................................... 26

14. Rata-rata tinggi tanaman edamame 9 mst........................................... 27


7
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Deskripsi kedelai edamame varietas ryokkoh.................................... 43

2. Bagan alur penelitian.......................................................................... 44

3. Tata letak satuan percobaan di rumah kaca........................................ 45

4. Dokumentasi kegiatan........................................................................ 46

5. Uji homogen Bartlet........................................................................... 48

6. Analisis Ragam................................................................................... 49

7. Uji lanjutan BNT................................................................................ 50


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki hasil kekayaan

yang melimpah. Negara Indonesia yang beriklim tropis, sangat cocok dalam

bidang pembudidayaan perkebunan dan pertanian. Beberapa komoditas utama dari

Indonesia salah satunya kelapa sawit. Tanaman Kelapa sawit adalah tumbuhan

industri penting yang dapat menghasilkan minyak murni, minyak industri maupun

sebagai bahan bakar (Biodiesel). Buah kelapa sawit juga dapat diekstrak untuk

diambil minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO). Komoditas kelapa sawit

berperan penting dalam pertumbuhan devisa negara karena banyak diminati oleh

negara-negara di pasar dunia (Mangoensoekarjo et al., 2005).

Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan cukup luas yaitu

mencapai 1.064.373 ha (Andhika, 2018). Perkebunan kelapa sawit menghasilkan

limbah. Limbah pertanian adalah sisa dari proses produksi pertanian. Limbah

pertanian pada perkebunan kelapa sawit salah satunya adalah bunga jantan kelapa

sawit.

Jumlah bunga jantan yang dihasilkan kelapa sawit dalam satu tahun pada

umumnya dapat mencapai 650 tandan/ha/tahun. Bunga jantan kelapa sawit selama

ini kurang dimanfaatkan dan lebih bersifat limbah karena umumnya hanya

tertumpuk disekitar pohon saja. Bunga jantan kelapa sawit berpotensi dijadikan

sebagai bahan dasar untuk pembuatan bokashi. Limbah bunga jantan kelapa sawit

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bokashi karena bunga jantan
2
kelapa sawit memiliki kandungan unsur hara N 2,01 %, P 0,541 %, K 0,96 %, Mg

0,36 % dengan C/N Rasio 16,6 (Hamidiyanto, 2012).

Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti bahan organik

yang difermentasikan. Bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan

organik dengan menggunakan teknologi EM-4. Bokashi digunakan sebagai pupuk

organik untuk menyuburkan tanah, meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman, termasuk tanaman kedelai (Tomia, 2012).

Kedelai edamame (Glycine max (L.) Merrill.) adalah tanaman baru di

Indonesia. Jepang merupakan negara asal edamame yang memanfaatkannya

sebagai makanan kesehatan dan sayuran. Tanaman edamame memiliki kandungan

gizi yang cukup baik bagi kesehatan tubuh. Edamame juga kaya akan isoflavon

yang merupakan senyawa organik yang berfungsi sebagai anti kanker dan

antioksidan, oleh karena itu peningkatan produksi kedelai edamame sangat

penting (Korica et al., 2019).

Produksi kedelai edamame di Kalimantan selatan berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 berkisar 10.537 ton/tahun. Kondisi ini selalu

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berkisar 8.946 ton/tahun.

Setiap tahun terjadi peningkatan, namun produksi kedelai edamame di Kalimantan

Selatan masih minim khususnya di Banjarbaru (Rizki, 2019). Berdasarkan potensi

limbah bunga jantan kelapa sawit diperlukan penelitian untuk menjadikan sebagai

bahan baku bokashi untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai

edamame.

Rumusan Masalah
3
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit memberikan pengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame ?

2. Apakah terdapat dosis bokashi yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman edamame ?

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman edamame.

2. Terdapat dosis bokashi yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

edamame.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit memberikan

pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame.

2. Mengetahui dosis bokashi yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman edamame.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:


4
1. Mengurangi banyaknya limbah bunga jantan kelapa sawit.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan limbah bunga

jantan kelapa sawit sehingga berpotensi dijadikan sebagai bokashi.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan unsur hara

bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dan pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman edamame.


TINJAUAN PUSTAKA

Limbah Bunga Jantan Kelapa Sawit

Kelapa sawit

Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari

family Arecaceae. Tanaman kelapa sawit (Gambar 1) menghasilkan minyak

nabati yang dapat dikonsumsi (edible oil) dan bahan agroindustri. Kelapa sawit

memiliki banyak peranan dan manfaat sehingga berpotensi untuk dibudidayakan

(Sukamto, 2008).

Gambar 1. Tanaman kelapa sawit (Dokumentasi pribadi, 2019)

Sebaran perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2014-2016 cukup luas yaitu mencapai 1.064.373 ha. Luas perkebunan

masing-masing kabupaten sangat beragam. Di Provinsi Kalimantan Selatan

terdapat tiga Kabupaten yang memiliki perkebunan kelapa sawit terluas, yaitu

yang pertama Kabupaten Kotabaru yang mencapai 201.268 ha, kemudian terluas

kedua yaitu Kabupaten Tanah Laut yang mencapai 143.663 ha, dan terluas ketiga
6
yaitu Kabupaten Tanah Bumbu yang memiliki luas perkebunan kelapa sawit

sebesar 112.075 ha (Andhika, 2018).

Bunga Jantan

Tanaman kelapa sawit di lapangan mulai berbunga pada umur 12-14

bulan, sebagian dari tandan bunga akan gugur (aborsi) sebelum atau sesudah

antesis. Kelapa sawit adalah tumbuhan berumah satu (monoecious), artinya

karangan bunga jantan (Gambar 2) dan betina berada pada satu pohon, tetapi

tempatnya berbeda. Karangan bunga tumbuh dari ketiak daun (axil). Semua

ketiak daun menghasilkan bakal karangan bunga, tetapi sebagian diantaranya

mengalami aborsi pada masa stadium dini, sehingga tidak semua ketiak daun

menghasilkan tandan buah. Sejak terbentuknya bakal karangan bunga

(primordial), sampai terlihatnya karangan bunga pada pohon, dibutuhkan waktu

sekitar 20 bulan, sampai bunga berada pada stadium matang untuk penyerbukan

sekitar 33-34 bulan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Gambar 2. Bunga jantan kelapa sawit (Dokumentasi pribadi, 2019)


7

Bokashi

Bokashi adalah bahan organik yang difermentasikan. Bokashi (Gambar 3)

dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik dengan menggunakan

teknologi EM-4 sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk

menyuburkan tanah, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi

akan matang setelah 14 sampai 21 hari fermentasi (Tomia, 2012).

Gambar 3. Bokashi (Khair, 2014)

Bahan organik yang telah terkompos dengan baik, tidak hanya

memperkaya bahan makanan untuk tanaman, akan tetapi juga berperan besar

dalam perbaikan sifat-sifat tanah. Bahan organik memiliki beberapa peranan bagi

tanaman dan semakin intensifnya pengguna pupuk buatan (sintetik), maka sangat

penting untuk memperhatikan bahan organik tanah. Bokashi dan pupuk organik

yang lain dapat dipakai sebagai bahan untuk memperkaya bahan organik tanah

sehingga dapat memanfaatkan sisa tanaman yang terbuang dan sampah untuk

pupuk setelah dijadikan bokashi (Suryadikata dan Didi, 2006).


8
Pembuatan bokashi memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi

pengomposannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan bokashi yaitu

ukuran bahan, Rasio C/N, kelembaban, aerasi, temperatur, pH, mikroorganisme

dekomposer dan lama pengomposan. Adapun karakteristik kompos matang adalah

kompos yang memiliki temperatur tumpukan tidak lebih dari 20oC dari temperatur

ruangan, berbau seperti tanah, berwarna coklat kehitam-hitaman, bentuk fisik

hancur, dan rasio C/N 10-20 (Syafrudin dan Zaman, 2007).

Penelitian pemanfaatan bokashi kotoran ternak ayam terhadap

produktivitas tanaman caisin. Menunjukkan bahwa, tanaman yang tanpa

dilakukan pemupukan terlihat jelas bahwa hasil produksi lebih rendah jika

dibanding dengan ketiga perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena tanaman

tidak mendapatkan unsur hara N, P dan K yang terdapat dalam pupuk bokashi

(Tomia, 2012).

Tanaman Edamame

Deskripsi

Edamame berasal dari kata eda (cabang) dan mame (kacang) yang artinya

buah kedelai yang tumbuh di bawah cabang. Tanaman Edamame (Gambar 4)

merupakan tanaman yang bersifat musiman atau tanaman semusim, tubuh tegak

dan memiliki daun lebat. Tinggi tanaman mencapai 30 cm sampai 50 cm bahkan

lebih, memiliki cabang banyak atau sedikit tergantung varietas tanaman dan

lingkungan hidupnya. Daun pertama yang keluar setelah munculnya kotiledon

yaitu daun tunggal yang letaknya bersebrangan unifoliolat, setelah itu daun yang
9
akan terbentuk yaitu daun trifoliolat (daun bertiga) dan seterusnya. Ukuran, warna

dan berat bervariasi. Edamame memiliki bentuk polong yang hampir sama dengan

kedelai, namun bedanya edamame memiliki polong yang lebih besar, rasa yang

lebih manis, tekstur lebih lembut, dan edamame juga lebih mudah dicerna (Samsu,

2003).

Gambar 4. Tanaman edamame (Dokumentasi pribadi, 2019)

Klasifikasi

Klasifikasi edamame menurut Pambudi (2013) sebagai berikut:

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Polypetales

Famili : Leguminoceae

Sub family : Papilionoideae

Genus : Glycine
10
Spesies : Glycine max (L) Merill

Morfologi

Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama, yaitu

vegetatif dan generatif. Tanaman kedelai edamame memiliki sistem perakaran

yang tunggang. Tanaman edamame membentuk akar adventif  yang tumbuh dari

bagian bawah hipokotil (Andrianto dan Indarto, 2004).

Tanaman edamame memiliki dua tipe pertumbuhan batang yaitu

determinate yang dicirikan dengan tidak tumbuhnya lagi batang setelah berbunga,

sedangkan tipe yang kedua yaitu indeterminate yang dicirikan dengan masih

tumbuhnya batang dan daun setelah muncul bunga. Tinggi batang kedelai

edamame mencapai 30 cm - 100 cm. Batang dapat membentuk 3-6 cabang

(Adisarwanto, 2005).

Daun tanaman edameme merupakan daun majemuk yang terdiri atas tiga

helai anak daun (trifoliolat) dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau

kekuning-kuningan (Irwan, 2006). Daun kedelai ada yang berbentuk bulat (oval)

dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor

genetik (Andrianto dan Indarto, 2004).

Bunga pada tanaman edamame hampir menyerupai kupu-kupu yang

berwarna putih atau ungu. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai

daun. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam antara

2 bunga sampai 25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas.

Bunga edamame pertama umumnya terbentuk pada buku ke lima, ke enam, atau

pada buku yang lebih tinggi. Periode berbunga pada tanaman edamame cukup
11
lama yaitu berkisar 3 minggu sampai 5 minggu untuk daerah subtropik dan

2 minggu sampai 3 minggu di daerah tropik (Departemen Pertanian, 1989).

Polong kedelai edamame (Gambar 5). Polong akan terbentuk 7-10 hari

setelah munculnya bunga pertama. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap

ketiak tangkai daun sangat beragam antara 1-10 polong. Jumlah polong pada

setiap tanaman dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kulit polong kedelai

berwarna hijau, sedangkan biji bervariasi dari kuning sampai hijau. Pada

setiap polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji dan mempunyai ukuran 5,5 cm

sampai 6,5 cm bahkan ada yang mencapai 8 cm. Biji berdiameter antara 5 cm

sampai 11 mm (Andrianto dan Indarto, 2004).

Gambar 5. Polong edamame (Dokumentasi pribadi, 2019)

Pada penelitian Rizki (2019) pengaruh pupuk kotoran jangkrik terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman edamame menunjukkan bahwa aplikasi pupuk

kotoran jangkrik dengan berbagai dosis memberikan pengaruh nyata terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman edamame. Pada penelitian Nurkamaliah (2019)

pengaruh pemberian pupuk organik cair kulit pisang kapok berpengaruh sangat
12
nyata terhadap variabel tinggi tanaman dan jumlah biji per polong pada tanaman

edamame.
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Limbah bunga jantan kelapa sawit. Digunakan sebagai bahan baku

pembuatan bokashi. Limbah bunga jantan kelapa sawit diperoleh di perusahaan

perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tanah Laut.

Pupuk kandang kotoran ayam. Digunakan sebagai bahan baku tambahan

bokashi. Pupuk kandang kotoran ayam diperoleh di lokasi peternak ayam petelur

yang ada di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru.

Dedak padi. Digunakan sebagai bahan tambahan bokashi.

EM4. Digunakan sebagai bahan aktivator bokashi.

Gula merah. Digunakan sebagai bahan tambahan bokashi yang berperan

sebagai asupan energi mikroorganisme perombak bokashi.

Air. Digunakan sebagai bahan pelarut bahan-bahan tambahan bokashi dan

menyiram tanaman.

Benih edamame. Digunakan sebagai bahan tanam.

Tanah ultisol. Digunakan sebagai media tanam yang diperoleh dari Kebun

percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Bahan-bahan kimia. Digunakan sebagai bahan analisis unsur hara.

Alat

Ember besar. Digunakan sebagai tempat fermentasi bokashi.


14
Karung goni. Digunakan sebagai penutup wadah pengomposan.

Mesin pencacah. Digunakan sebagai alat untuk menghaluskan bahan baku

bokashi.

Ayakan. Digunakan sebagai alat untuk mengayak bahan baku

Ember kecil. Digunakan sebagai alat untuk melarutkan bahan-bahan

tambahan.

Timbangan. Digunakan sebagai alat untuk menimbang keperluan bahan-

bahan yang digunakan.

Alat pengaduk. Digunakan sebagai alat untuk mengaduk bokashi agar

suhu bokashi tetap berada pada suhu optimum.

Plastik klip. Digunakan sebagai tempat bokashi yang telah matang, sampel

dan hasil produk.

Polybag. Digunakan sebagai tempat penanaman edamame.

Penggaris/meteran. Digunakan sebagai alat untuk mengukur tinggi

tanaman.

Alat tulis. Digunakan untuk mencatat semua kegiatan penelitian.

Alat-alat laboratorium. Digunakan untuk menganalisis unsur hara.

Kamera. Digunakan untuk mendokumentasikan semua kegiatan penelitian.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2020,

bertempat di Pusat Perbenihan Hortikultura dan Perkebunan (HORTIBUN) dan

Laboratorium Pengujian Komoditi dan Lingkungan Balai Riset dan Standardisasi

Industri (BARISTAND) Banjarbaru.


15
Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen menggunakan rancangan

acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu perbandingan komposisi media tanam yang

terdiri dari 3 taraf dengan 6 kali ulangan, sehingga didapatkan 18 satuan

percobaan.

Adapun susunan perlakuan media tanam berdasarkan Hamidiyanto (2012)

adalah sebagai berikut:

k1 = 160 gram bokashi

k2 = 180 gram bokashi

k3 = 200 gram bokashi

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan bokashi

Pengambilan bahan. Bahan diambil di salah satu perusahaan perkebunan

kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

Pengambilan bahan baku bunga jantan kelapa sawit sebanyak 4 karung, kemudian

diangkut ke lokasi penelitian.

Pembuatan bokashi. Tahapan dalam pembuatan bokashi yaitu: 1)

menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam pengomposan, 2)

menghaluskan bahan utama dengan mesin pencacah, 3) mencampurkan bahan

utama bunga jantan kelapa sawit sebanyak 5 kg, pupuk kandang ayam sebanyak

2,5 kg dan dedak sebanyak 2,5 kg. 4) melarutkan gula merah sebanyak 75 gram

dan EM4 sebanyak 75 ml dalam 4.000 ml air, 5) kemudian mencampurkan ke


16
dalam adonan yang telah diolah, 6) proses pengomposan dilakukan secara aerob

di dalam kotak pengomposan selama 21 hari, 7) melakukan pembalikan atau

pengadukan saat suhu proses dekomposisi sekitar 45 0C, 8) Pengamatan suhu,

warna, bau, tekstur dan pH bokashi dilakukan setiap 3 hari sampai bokashi

dinyatakan matang, 9) Bokashi yang telah matang kemudian disimpan ke dalam

plastik klip ukuran 19 cm x 16 cm sebelum diaplikasikan ke tanah dan dikemas

(Syafrudin dan Zaman, 2007).

Persiapan media tanam

Persiapan media tanam. Pada penelitian ini media tanam yang digunakan

adalah campuran dari tanah ultisol yang diperoleh dari Kebun percobaan Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat dan bokashi. Perbandingan antara

tanah ultisol dengan bokashi yaitu 11 kg tanah ultisol setiap polybag dan bokashi

sesuai dengan perlakuan, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam polybag ukuran

40 x 40 cm dan diinkubasi selama satu minggu (Fitriani, 2019).

Aplikasi bokashi

Pengaplikasian bokashi. Pada penelitian ini, pengaplikasian bokashi hanya

satu kali saja yaitu pada saat persiapan media tanam dengan mencampurkan

bokashi pada media tanah sesuai dengan perlakuan. Perlakuan tersebut yaitu k 1 =

160 gram bokashi, k2 = 180 gram bokashi, k3 = 200 gram bokashi (Hamidiyanto,

2012).

Penanaman edamame
17
Cara penanaman tanaman edamame yaitu dengan cara membuat lubang

tanam pada media yang ada di polybag. Setelah melakukan pelubangan, maka

dilakukan penanaman benih tanaman edamame sebanyak 2 benih per lubang

tanam dengan kedalaman 1,5 cm - 2 cm. Setelah itu tanah ditutup kembali

(Irvansyah, 2019).

Pemeliharaan

Penyiraman. Pada penelitian ini penyiraman dilakukan menggunakan

gembor. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan

sore hari. Apabila turun hujan maka tidak perlu dilakukan penyiraman namun

tetap mengontrol pertumbuhan tanaman dan memastikan tidak tergenang air.

Penyulaman. Pada penelitian ini penyulaman dilakukan pada tanaman

edamame yang mati. Penyulaman dilakukan dengan cara menyediakan tanaman

cadangan yang ditanam di polybag lain.

Penyiangan. Pada penelitian ini penyiangan dilakukan satu kali dalam satu

minggu. Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan gulma-gulma

yang ada di sekitar polybag agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman

edamame (Chotimah, 2019).

Pengamatan

Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini sesuai dengan

Mahdiannoor (2017) yaitu:

1. Kandungan unsur hara bokashi


18
Bokashi yang telah matang akan dilakukan analisis unsur hara. Analisis

bokashi bunga jantan kelapa sawit meliputi unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca),

unsur hara mikro (Zn), pH dan C/N Rasio. Analisis ini dilakukan di Laboratorium

Pengujian Komoditi dan Lingkungan Balai Riset dan Standardisasi Industri

(BARISTAND) Banjarbaru (Made et al., 2016).

2. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur sejak munculnya plumula atau hipokotil di atas

permukaan tanah. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai daun

tertinggi tanaman ketika diluruskan (cm).

3. Jumlah daun

Jumlah daun dihitung sejak munculnya daun pertama sampai dengan

muncul bunga. Jumlah daun yang dihitung hanya pada daun yang sudah

sempurna. Daun yang sudah sempurna ketika daun sudah terbuka penuh melebar.

Daun lembaga tidak dihitung sebagai daun pertama (helai).

4. Jumlah polong

Jumlah polong tanaman dihitung setelah panen. Perhitungan jumlah

polong tanaman yaitu dengan cara menghitung jumlah polong setiap tanaman

sehingga didapatkan hasil jumlah polong (butir).

5. Berat 100 biji kering

Berat 100 biji kering tanaman dihitung setelah panen. Polong setelah

dipanen dioven terlebih dahulu agar mendapatkan berat kering 100 biji. Biji

setelah dioven kemudian ditimbang, maka didapatkan hasil berat 100 biji kering

(gram).
19
Analisis Data

Data hasil pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame

yang diperoleh dianalisis dan diuji kehomogenannya menggunakan ragam bartlet.

Jika data homogen maka akan dilanjutkan dengan analisis uji F (ANOVA) dengan

taraf kesalahan 5 %. Jika data tidak homogen maka dilakukan trasformasi data

untuk menjadi homogen. Selanjutnya dilakukan analisis (ANOVA). Apabila

analisis ragam memperlihatkan bahwa pemberian bokashi limbah bunga jantan

kelapa sawit berpengaruh (P 0,05) terhadap variabel yang diamati, maka akan

dilakukan uji beda perlakuan menggunakan uji BNT pada α = 0,05 (Gaspersz,

1991).

Data yang diperoleh dari analisis kandungan unsur hara bokashi berupa

data deskriptif konsentrasi kadar N, P, K, Mg, Ca, Zn, pH, dan C/N Rasio

(Sugiyono, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Jurusan

Agroekoteknologi dan Lahan Pusat Perbenihan Hortikultura dan Perkebunan

(HORTIBUN) kerjasama WIN HORTINURS dan Fakultas Pertanian Universitas

Lambung Mangkurat. Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi berada di

Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Lahan Pusat

Perbenihan Hortikultura dan Perkebunan (HORTIBUN) berada di Jl. A Yani Km

35,5 Banjarbaru.

Hasil Rekapitulasi Sidik Ragam

Hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian bokashi limbah bunga

jantan kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian bokashi limbah bunga jantan
kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame berdasarkan
uji Anova.
Variabel Perlakuan KK (%)
K1 K2 K3
Pengamatan
(160 gram) (180 gram) (200 gram)
Tinggi tanaman 1 MST ns Ns ns 11,10
Tinggi tanaman 2 MST ns * ** 6,52
Tinggi tanaman 3 MST ns * ** 8,06
Tinggi tanaman 4 MST ns * ** 9,12
Tinggi tanaman 5 MST ns * ** 8,82
Tinggi tanaman 6 MST ns * ** 8,76
Tinggi tanaman 7 MST ns * ** 8,76
21
Tinggi tanaman 8 MST ns * ** 8,76
Tinggi tanaman 9 MST ns * ** 8,76
Jumlah daun 1 MST ns Ns ns 34,99
Jumlah daun 2 MST ns Ns ns 20,52
Jumlah daun 3 MST ns Ns ns 17,84
Jumlah daun 4 MST ns ** ** 17,48
Jumlah daun 5 MST ns * ** 19,26
Jumlah daun 6 MST ns * ** 17,17
Jumlah daun 7 MST ns * ** 14,93
Jumlah daun 8 MST ns * ** 15,73
Jumlah daun 9 MST ns * ** 15,73
Jumlah polong ns * ** 30,54
Berat kering 100 biji ns Ns ns 24,70
Keterangan :
* = Pengaruh nyata
** = Pengaruh sangat nyata
ns/tn = Tidak berpengaruh nyata
KK = Koefisien keragaman

Hasil Uji Kandungan Bokashi

Hasil uji kandungan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit disajikan

pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji kandungan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit.

Parameter Uji Hasil Uji Satuan


C/N Ratio 17,72 -
pH 7,42 -
N - Total 1,80 %
P - Total 2,42 %
K - Total 2,35 %
Mg 9350,4005 mg/Kg
Ca 12820,8823 mg/Kg
Zn 23482,8923 mg/Kg

Tinggi Tanaman
22
Hasil pengamatan pada tinggi tanaman edamame berpengaruh sangat

nyata pada perlakuan K3 dari usia tanaman 2 mst sampai dengan 9 mst. Pada

perlakuan K2 berpengaruh nyata dari usia tanaman 2 mst sampai dengan 9 mst,

sedangkan untuk perlakuan K1 tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Rata-

rata tinggi tanaman edamame pada berbagai tingkatan usia dari 1 mst sampai

dengan 9 mst dapat dilihat pada Gambar 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14.

Gambar 6. Rata-rata tinggi tanaman edamame 1 mst


23

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.

Gambar 7. Rata-rata tinggi tanaman edamame 2 mst

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 8. Rata-rata tinggi tanaman edamame 3 mst
24

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 9. Rata-rata tinggi tanaman edamame 4 mst

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 10. Rata-rata tinggi tanaman edamame 5 mst
25

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 11. Rata-rata tinggi tanaman edamame 6 mst

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 12. Rata-rata tinggi tanaman edamame 7 mst
26

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 13. Rata-rata tinggi tanaman edamame 8 mst

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 14. Rata-rata tinggi tanaman edamame 9 mst
27
Berdasarkan Gambar 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 di atas terlihat bahwa

pada gambar 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 yaitu pada umur tanaman 2 mst, 3 mst,

4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst menunjukkan bahwa pada perlakuan

K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan K1 160 gram bokashi. Berdasarkan

Gambar di atas juga menunjukkan bahwa perlakuan K3 200 gram bokashi tidak

berbeda nyata terhadap perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil pengamatan pada

umur tanaman 1 mst memberikan hasil tidak berbeda nyata baik perlakuan K1, K2

ataupun K3.

Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman edamame dengan beberapa

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman edamame dengan beberapa
perlakuan dari umur 1 mst sampai dengan 9 mst.
Perakuan Jumah Daun (helai)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MST MST MST MST MST MST MST MST MST

K1 (160 gram 2 9 17 30a 41a 51a 55a 55a 55a


Bokashi)

K2 ( 180 gram 2 9 21 38b 51ab 57ab 63ab 64ab 64ab


Bokashi)

K3 (200 gram 2 9 20 40b 55b 67b 70b 74b 74b


Bokashi)

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji LSD pada taraf 5 %.

Tabel hasil di atas menunjukkan bahwa tanaman edamame pada umur 1

mst, 2 mst dan 3 mst dengan beberapa perlakuan bokashi limbah bunga jantan

kelapa sawit tidak berbeda nyata. Pada umur 4 mst perlakuan K2 180 gram
28
bokashi dan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160 gram

bokashi. Hasil tertinggi pada umur 4 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram

bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 40, sedangkan hasil terendah terdapat

pada perlakuan K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 30.

Pada umur 5 mst pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata

dengan perlakuan K1 160 gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram

bokashi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil

tertinggi pada umur 5 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan

nilai rata-rata jumlah daun 55, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan

K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 41. Pada umur 6 mst

pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160

gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram bokashi tidak berbeda

nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil tertinggi pada umur 6 mst

terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun

67, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan K1 160 gram bokashi

dengan nilai rata-rata jumlah daun 51.

Pada umur 7 mst pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata

dengan perlakuan K1 160 gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram

bokashi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil

tertinggi pada umur 7 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan

nilai rata-rata jumlah daun 70, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan

K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 55. Pada umur 8 mst

pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160

gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram bokashi tidak berbeda
29
nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil tertinggi pada umur 8 mst

terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun

74, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan K1 160 gram bokashi

dengan nilai rata-rata jumlah daun 55.

Pada umur 9 mst pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata

dengan perlakuan K1 160 gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram

bokashi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil

tertinggi pada umur 9 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan

nilai rata-rata jumlah daun 74, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan

K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 55.

Jumlah Polong

Hasil pengamatan jumlah polong per tanaman edamame yang diberikan

bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan perlakuan dosis yang berbeda

memberikan hasil yang berpengaruh nyata pada hasil jumlah polong. Hasil rata-

rata jumlah polong disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil rata-rata jumlah polong tanaman edamame dengan beberapa perlakuan
dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit.
Perlakuan Jumlah Polong (biji)
K1 (160 gram Bokashi) 32 a
K2 (180 gram Bokashi) 47 ab
K3 (200 gram Bokashi) 52 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji LSD pada taraf 5 %.

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa pemberian bokashi 200

gram yaitu perakuan K3 memberikan hasil jumlah polong terbanyak dengan nilai
30
rata-rata 52. Perakuan K3 berbeda nyata dengan perakuan K1 160 gram bokashi

dengan nilai rata-rata 32, sedangkan K2 180 gram bokashi tidak berbeda nyata

dengan perakuan K3 200 gram bokashi.

Berat Kering 100 Biji

Hasil pengamatan berat kering 100 biji pertanaman edamame yang

diberikan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan perlakuan dosis yang

berbeda memberikan hasil tidak berpengaruh nyata. Hasil rata-rata berat kering

100 biji disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil rata-rata berat kering 100 biji tanaman edamame dengan beberapa
perlakuan dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit.
Perlakuan Berat Kering 100 Biji (gram)
K1 (160 gram Bokashi) 9,02
K2 (180 gram Bokashi) 10,01
K3 (200 gram Bokashi) 10,02

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa pemberian bokashi

limbah bunga jantan kelapa sawit dengan perlakuan dosis yang berbeda tidak

berbeda nyata pada setiap perlakuannya.

Pembahasan
31
Sitompul dan Guritno (1995), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman

adalah peristiwa bertambahnya ukuran tanaman yang dapat diukur dari bertambah

besar dan tingginya sebuah organ tanaman. Perkembangan tanaman dapat dilihat

apabila terdapat perubahan pada bentuk organ seperti batang, akar dan daun

ataupun munculnya bunga serta terbentuknya buah. Pertambahan ukuran organ

tanaman secara menyeluruh merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan ukuran

sel.

Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa

perlakuan pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit K2 dan K3

memberikan pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman

edamame pada umur 2 mst, 3 mst, 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst

(Gambar 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14). Menurut pernyataan Johnston (2011),

unsur hara akan digunakan dengan lebih efesien di dalam tanah apabila

kandungan bahan organik cukup banyak dan struktur lebih baik, sehingga akar

dapat mengeksplorasi tanah lebih baik untuk mencari unsur hara seperti nitrogen

dan fosfor. Pupuk organik mampu meningkatkan tinggi tanaman karena adanya

penambahan unsur hara seperti unsur hara fosfor dan dapat memperbaiki pH tanah

sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan

jumah daun. Hal serupa dikemukakan oleh Rahadi (2008), yang menyatakan

bahwa pemberian pupuk organik mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif

tanaman kedelai seperti tinggi tanaman, jumlah daun danjumah cabang.


32
Pada umur 1 mst, variabel pengamatan tinggi tanaman tidak memberikan

pengaruh nyata, hal ini diduga pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa

sawit belum terurai secara sempurna dalam tanah, sehingga unsur hara makro dan

mikro yang terkandung dalam bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit belum

diserap oleh akar tanaman. Menurut Wahyudi (2018), dalam penelitiannya bahwa

bahan organik yang lambat termineralisasi dikarenakan adanya unsur hara yang

belum diserap secara maksimal oleh tanaman.

Jumlah Daun

Beradasarkan hasil pengamatan jumlah daun menunjukkan bahwa

pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan beberapa dosis

perlakuan tidak berpengaruh nyata pada umur tanaman 1 mst, 2 mst, dan 3 mst,

namun berpengaruh nyata pada umur tanaman 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst

dan 9 mst. Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan K3 dan K2

pada umur tanaman 4 mst berbeda nyata dengan perlakuan K1 dan pada umur

tanaman 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst perlakuan K3 berbeda nyata dangan

perlakuan K1.

Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit memiliki kandungan C/N ratio

sebesar 17,72, dimana kandungan C/N tersebut tergolong sedang dan tersedia

untuk diserap tanaman, hal ini ditandai dengan pemberian bokashi limbah bunga

jantan kelapa sawit berpengaruh nyata pada umur tanaman 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7

mst, 8 mst dan 9 mst. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses perombakan bahan

organik telah berlangsung dan terjadi mineralisasi unsur hara sehingga dapat

meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Menurut Pandebesie dan Rayuanti


33
(2013), C/N ratio yang terlalu tinggi akan memperlambat proses pembusukan,

sebaliknya jika C/N ratio terlalu rendah proses pembusukan terlalu akan cepat

berjalan, akan tetapi akhirnya akan melambat karena kekurangan C sebagai

sumber energi bagi mikroorganisme. Senada dengan Verawati (2012), yang

menyatakan bahwa bahan organik yang telah menjadi kompos atau pupuk organik

dan dapat dapat diserap oleh tanaman apabila C/N ratio < 20. Menurut Lingga

(2000), mengatakan bahwa unsur hara yang yang berperan dalam pertumbuhan

vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman dan jumlah daun adalah unsur hara yang

dalam keadaan tersedia. Hal ini juga dikemukakan oleh Fauzi et al., (2008) yang

menjelaskan bahwa ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman

adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Perlakuan K3 200 gram bokashi memberikan hasil terbaik terhadap

variabel pengamatan jumlah daun. Hal ini diduga bahwa pemberian bokashi 200

gram bokashi sudah memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman edamame.

Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dapat menyediakan unsur hara bagi

tanaman, terutama unsur hara nitrogen dan fosfor yang dibutuhkan tanaman dalam

proses pembentukan daun. Unsur hara makro pada pupuk organik seperti nitrogen

memiliki peran penting pada proses pertumbuhan daun, kadar unsur hara nitrogen

yang mencukupi akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Hal ini sejalan

dengan pendapat Dewanto et al., (2003), yang menjelaskan bahwa unsur hara

nitrogen sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk mendukung proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Senada dengan Dewi (2016), yang

menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur jika unsur hara

yang dibutuhkan tanaman tersedia dan terercukupi serta seimbang sehingga


34
pembentukan pucuk dan daun baru akan lebih baik dengan tersedianya nutrisi bagi

tanaman.

Jumlah Polong

Berdasarkan hasil pengamatan jumlah polong menunjukkan bahwa

pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan beberapa dosis

perlakuan berpengaruh nyata. Berdasarkan analisis ragam memperlihatkan bahwa

perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160 gram

bokashi. Perlakuan K3 200 gram bokashi merupakan hasil tertinggi pada variabel

pengamatan jumlah polong yaitu 52 biji.

Perlakuan K3 200 gram bokashi memberikan hasil terbaik terhadap

variabel pengamatan jumlah polong. Hal ini diduga bahwa pemberian bokashi 200

gram sudah memenuhi kebutuhan hara pertambahan jumlah polong pada tanaman

edamame. Unsur hara kalium yang terkandung dalam bokashi limbah bunga

jantan kelapa sawit yaitu 2,35 %. Diduga dapat mempengaruhi proses peningkatan

jumlah polong pada tanaman edamame. Hal ini sejalan dengan pendapat Supartha

(2012), yang menyatakan bahwa unsur hara kalium berperan penting dalam

merangsang perkembangan akar dan bunga. Menurut Hanafiah (2010),

menyatakan bahwa pemberian pupuk dengan dosis yang tepat akan

meningkatakan ketersediaan unsur hara dalam tanah, sehingga akan

mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan hasil tanaman.

Berat Kering 100 Biji


35
Berdasarkan hasil pengamatan berat kering 100 biji dengan pemberian

bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit pada perlakuan K3 200 gram bokashi

menunjukkan hasil berat kering 100 biji tertingi yaitu 10,02 gram. Hasil berat

kering 100 biji terendah terdapat pada perlakuan K1 160 gram bokashi yaitu 9,02

gram. Berdasarkan hasil pengamatan berat kering 100 biji menunjukkan bahwa

pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan beberapa dosis

perlakuan tidak berpengaruh nyata. Hal ini diduga bahwa pemberian bokashi 200

gram belum memenuhi kebutuhan hara pertambahan berat biji pada tanaman

edamame.

Peningkatan dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit pada media

tanam dapat meningkatkan pertambahan jumlah biji dan berat kering 100 biji

yang baik pada tanaman. Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dapat

menyediakan unsur hara bagi tanaman terutama unsur fosfor dan kalium yang

dibutuhkan tanaman dalam pembentukan biji. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Supartha et al., (2012), yang menyatakan bahwa unsur hara fosfor berperan

penting dalam pembelahan sel tanaman, memperkuat perakaran dan mempercepat

pembungaan serta pemasakan biji. Hal ini senada dengan pernyataan Hayati et al.,

(2012) yang menyatakan bahwa unsur hara fospor dapat mendorong pertumbuhan

akar, pertumbuhan bunga dan biji, dan memperbesar persentase terbentuknya

bunga menjadi biji.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Aplikasi bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan berbagai dosis

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah polong

pada tanaman edamame.

2. Dosis yang efektif untuk tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong dan berat

kering 100 biji tanaman edamame adalah 200 gram bokashi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan perlu dilakukan

penambahan pestisida organik untuk mengendalikan organisme pengganggu

tanaman (OPT) sehingga pertumbuhan dan hasil edamame dapat lebih maksimal

lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan


Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta. 107 hlm.

Andhika, M.Y. 2018. Inkonsistensi Perusahaan Industri Komoditas Minyak


Kelapa Sawit terhadap Aturan Roundtable On Sustainable Palm Oil
(RSPO) Studi kasus : Pelanggaran Kejahatan Lingkungan pada Tahun
2014-2016 oleh Perusahaan Malaysia dan Indonesia Sebagai Anggota
RSPO. UNDIP. Journal of International Relations, Volume 4, Nomor 4,
hal 784-794.

Andrianto, T.T dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani; Kedelai,
Kacang Hijau, Kacang Panjang. Cetakan Pertama. Penerbit Absolut.
Yogyakarta.

Chotimah, C. 2019. Respon Beberapa Pupuk Bokashi Padat Terhadap Hasil


Produksi Tanaman Cabai Rawit Hiyung. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Departemen Pertanian. 1989. Upaya Peningkatan Produksi Kedelai. Balai


Informasi Pertanian Sumatera Utara. Medan.

Dewanto, F.G., J.J.M.R. Londok dan R.A.V. Tuturoong. 2013. Pengaruh


Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung
sebagai Sumber Pakan. Jurnal. Zootek. 32(5):1-8.

Dewi, W.W. 2016. Respon Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun Varietas Hibrida. Jurnal
Viabel Pertanian. Vol. 10(2):11-29.

Fauzi Y., E. W. Yuanita., S. Iman., dan H. Rudi. 2008. Budidaya Pemanfaatan


Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Fitriani, A. 2019. Respon Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Kotoran Kelelawar


Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit Hiyung Pada
Tanah Ultisol. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarbaru.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armoco. Bandung.

Hamidiyanto, R. 2012. Aplikasi Kompos Bunga Jantan Kelapa Sawit Pada


Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama. Jurnal. Jurusan
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRI. Riau.
38
Hanafiah, K. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Hayati, M., A. Marliah dan H. Fajri. 2012. Pengaruh Varietas dan Dosis Pupuk
SP-36 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.). Jurnal. Agrista. 16(1):7-13.

Hendrawan, S.S. 2001. Membangun Argoindustri Bernuansa Ekspor Edamame


(Vegetable Soybean). PT Mitra Tani Dua Tujuh. Jakarta.

Hendrawan, S.S. 2003. Membangun Argoindustri Bernuansa Ekspor Edamame


(Vegetable Soybean). Graha Ilmu. Yogyakarta.

Irvansyah, P.R. 2019. Pengaruh Pupuk Kotoran Jangkrik Terhadap Pertumbuhan


dan Hasil Tanaman Edamame. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Johnston, J. 2011. The Essential Role of Soil Organic Matter in Crop Production
and Research in China. Tropical Agriculture Research Series. 17(1):67-
72.

Khair, H. 2014. Pembuatan Pupuk Bokashi dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal


yang dimiliki Desa Simpang Empat Kecamatan Sei Rampah Kabupaten
Serdang Berbagai Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

Korica, S., A. Szparaga., M. Kubon., E. Czerwi., dan Prizkier, T. 2019.


Morphological And Biochemical Responses of Glycine max (L.) Merr. to
The Use of Seaweed Extract. Koszalin University of Technology. Poland.

Lingga, P. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Made, I.O.I., G. Agus, B dan M. Vivi. O. 2016. Analisis Kadar N, P, K dalam


Pupuk Kompos Produksi TPA Jagera. Buleleng. Jurnal Wahana
Matematika dan Sains. 9(2):26-31.

Mahdiannoor., N. Istiqomah dan Syahbudin. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Dua


Varietas Kedelai dengan Pemberian Pupuk Hayati. Jurnal Ziraa’ah.
Program Studi Agroteknologi. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian. 42(3):257-
266.

Mangoensoekarjo dan Semangun. 2008. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa


Sawit. Gadjah Mada University Press. Jakarta.

Nurkamaliah. 2019. Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Pisang Gepok
dan Pengaturan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai
39
Edamame. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
Pambudi, S. 2013. Budidaya dan Khasiat Kedelai Edamame. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.

Pandebesiae, E.S., D. Rayuanti. 2013. Pengaruh Penambahan Sekam pada Proses


Pengomposan Sampah Domestik. Jurnal Lingkungan Tropis 6(1):31-40.

Rahadi, V.P. 2008. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Guano Terhadap
Produksi Kedelai (Glycine max (L) Merr). Skripsi. Lubuklinggau. STKIP-
PGRI Lubuklinggau.

Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM


Press. Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sukamto, I.T.N. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa


Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Supartha, I.N.Y., G. Wijana dan G.M. Adnyana. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk
Organik Pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. 1(2):98-106.

Suryadikata dan A. Didi. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Syafrudin dan B. Zaman. 2007. Pengomposan Limbah Teh Hitam dengan


Penambahan Kotoran Kambing Pada Variasi yang Berbeda dengan
Menggunakan Starter EM4. Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. Semarang.

Tomia, A. 2012. Pemanfaatan Bokashi Kotoran Ternak Ayam Terhadap


Produktivitas Tanaman Caisin. Skripsi. Staf Pengajar Faperta UMMU.
Ternate.

Verawati. 2012. Using Fertilizer Dosing Faces Home Crickets On The Growth Of
The Oil Palm Seeds (Elaeis guineensis Jacq) On The Main Nursery.
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRI. Riau.

Wahyudi, D. 2018. Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang Sapid an Kompos


Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Edamame (Glycine max (L)
Merr.). Jurnal Produksi Tanaman. 6(2):217-222.
LAMPIRAN
41

Lampiran 1. Deskripsi tanaman kedelai edamame varietas ryokkoh


(Hendrawan, 2001).

Jenis varietas : Ryokkoh

Jenis tanaman : Dikotil

Jenis buah : Polong

Tinggi tanaman : 30-50 cm

Warna bunga : Putih

Warna buah : Kuning hingga hijau

Warna daun : Hijau muda


(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019)
Waktu berbuah : Seragam

Bentuk biji : Bulat

Bentuk batang : Bulat

Umur mulai berbunga : 26-28 hari

Umur panen : 63-68 hari

Jumlah polong : 40-50 polong/pohon

Berat biji : 30-56 gram/100 biji

Berat kering biji : 35 gram/100 biji kering

Potensi hasil : 8-9 ton/ha


42
Lampiran 2. Bagan alur penelitian

Bungan jantan kelapa sawit 5 kg


Pupuk kandang ayam sebanyak 2,5 kg
Pembuatan Bokashi Sekam 2,5 kg
Gula merah 75 gram
EM4 75 ml
Air 4.000 ml
Persiapan Media Tanam

k1 = 160 g bokashi
Aplikasi Bokashi k2 = 180 g bokashi
k3 = 200 g bokashi

Penanaman dan
Pemeliharaan

Kandungan unsur hara bokashi


Jumlah daun
Pengamatan Tinggi tanaman
Jumlah polong
Berat 100 biji kering

Pengumpulan Data

Analisis Data

Lampiran 3. Tata letak satuan percobaan di rumah kaca


43

k3.(3) k1.(2) k1.(1)

k2.(1) kk31.(4)
.(4)

k3.(5) kk22..(2)(4)
k2.(3) k3.(2) k2.(6)
k1.(6) k3.(6) k2.(5)
k11.(3)
(5)

k3.(1)

Keterangan :
k1= 160 gram bokashi
k2= 180 gram bokashi
k3= 200 gram bokashi

Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan penelitian

Persiapan bunga jantan kelapa sawit


44

Pembuatan bokashi

Persiapan media tanam

Penanaman

Pengamatan dan Panen


45

Perhitungan jumlah polong

Pengovenan dan Penimbangan berat kering biji

Anda mungkin juga menyukai