HAIRULLAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2
2019
PENGARUH BOKASHI LIMBAH BUNGA JANTAN
KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN EDAMAME
Oleh :
HAIRULLAH
NIM 1610512210014
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Edamame, dibimbing oleh Ibu Ir. Hj. Tuti
tanaman edamame serta untuk mengetahui dosis bokashi yang efektif terhadap
faktor yaitu penggunaan beberapa dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit
limbah bunga jantan kelapa sawit 160 gram, K2 pemberian bokashi limbah bunga
jantan kelapa sawit 180 gram dan K3 pemberian bokashi limbah bunga jantan
kelapa sawit 200 gram, yang masing-masing diulang sebanyak 6 kali, sehingga
Hasil dari penelitian pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit
dengan berbagai dosis berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun
dan jumlah polong pada tanaman edamame. Pada pengamatan berat kering 100
biji, perlakuan K3 200 gram bokashi merupakan hasil terbaik dari berat kering
100 biji yaitu dengan nilai rata-rata 10,02 gram. Pada pengamatan tinggi tanaman,
perlakuan K3 dengan pemberian dosis 200 gram bokashi merupakan dosis yang
paling efektif untuk pertumbuhan tinggi tanaman. Pada pengamatan jumlah daun,
2
perlakuan K3 dengan pemberian dosis 200 gram bokashi merupakan dosis yang
Nama : Hairullah
Nim : 1610512210014
Jurusan : Agroekoteknologi
Anggota, Ketua,
Diketahui Oleh :
Kabupaten Tanah Bumbu pada tanggal 30 Juni 1997. Penulis merupakan anak ke
empat dari lima bersaudara, merupakan anak dari pasangan Bapak M. Rustam dan
Ibu Nornah.
pendidikan sekolah dasar di SDN Tanete, lulus pada tahun 2010, kemudian
melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTs DDI Muara Pagatan dan lulus
pada tahun 2013. Pendidikan sekolah menengah atas ditempuh di SMKN 1 Kusan
Lambung Mangkurat Sub Unit Banjarbaru dan menjabat sebagai anggota Divisi
sebagai koordinator Divisi Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) pada tahun 2019.
tahun 2018-2019.
beberapa mata kuliah antara lain : Mata kuliah teknologi aplikasi pestisida, mata
kuliah teknologi benih dan bibit tanaman, mata kuliah teknologi pertanian
organik, mata kuliah teknologi pengelolaan sumber daya lahan basah sub optimal,
kesuburan dan kesehatan tanah dan mata kuliah hama tanaman dan
1. Bapak Ir. Jumar, M.P. selaku ketua Jurusan Agroekoteknologi beserta seluruh
2. Ibu Ir. Hj. Tuti Heiriyani, M.P. dan Ibu Noor Khamidah, S.Si., M.P. selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk
3. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak M. Rustam dan Ibu Nornah serta keluarga
yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang serta doa restunya selama
ini.
Siska Putri Utami, Ririn Norsalehah, Alda Navira, Siti Raudatul Jannah, Nur
Haliza Dian Ayu, Azmi Azhari, Rizki Fadila, Siti Fatimah, Winda Agus
Rustina, Indah Sufiani, Aprianoor, Mila dan Fitri serta seluruh keluarga besar
Agroekoteknologi 2016.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ ix
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
Latar Belakang.................................................................................... 1
Rumusan Masalah............................................................................... 3
Hipotesis Penelitian............................................................................ 3
Tujuan Penelitian................................................................................ 3
Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5
Aplikasi bokashi........................................................................ 16
Penanaman edamame................................................................ 17
Pemeliharaan............................................................................. 17
Pengamatan............................................................................... 17
Analisis Data....................................................................................... 19
Hasil.................................................................................................... 20
Pembahasan........................................................................................ 31
Kesimpulan......................................................................................... 37
Saran................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 38
LAMPIRAN................................................................................................. 42
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
3. Bokashi............................................................................................... 7
4. Tanaman edamame............................................................................. 9
5. Polong edamame................................................................................. 11
Nomor Halaman
4. Dokumentasi kegiatan........................................................................ 46
6. Analisis Ragam................................................................................... 49
Latar Belakang
yang melimpah. Negara Indonesia yang beriklim tropis, sangat cocok dalam
Indonesia salah satunya kelapa sawit. Tanaman Kelapa sawit adalah tumbuhan
industri penting yang dapat menghasilkan minyak murni, minyak industri maupun
sebagai bahan bakar (Biodiesel). Buah kelapa sawit juga dapat diekstrak untuk
diambil minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO). Komoditas kelapa sawit
berperan penting dalam pertumbuhan devisa negara karena banyak diminati oleh
limbah. Limbah pertanian adalah sisa dari proses produksi pertanian. Limbah
pertanian pada perkebunan kelapa sawit salah satunya adalah bunga jantan kelapa
sawit.
Jumlah bunga jantan yang dihasilkan kelapa sawit dalam satu tahun pada
umumnya dapat mencapai 650 tandan/ha/tahun. Bunga jantan kelapa sawit selama
ini kurang dimanfaatkan dan lebih bersifat limbah karena umumnya hanya
tertumpuk disekitar pohon saja. Bunga jantan kelapa sawit berpotensi dijadikan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan bokashi. Limbah bunga jantan kelapa sawit
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bokashi karena bunga jantan
2
kelapa sawit memiliki kandungan unsur hara N 2,01 %, P 0,541 %, K 0,96 %, Mg
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti bahan organik
gizi yang cukup baik bagi kesehatan tubuh. Edamame juga kaya akan isoflavon
yang merupakan senyawa organik yang berfungsi sebagai anti kanker dan
Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 berkisar 10.537 ton/tahun. Kondisi ini selalu
limbah bunga jantan kelapa sawit diperlukan penelitian untuk menjadikan sebagai
edamame.
Rumusan Masalah
3
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
2. Apakah terdapat dosis bokashi yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman edamame ?
Hipotesis Penelitian
2. Terdapat dosis bokashi yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
edamame.
Tujuan Penelitian
tanaman edamame.
Manfaat Penelitian
Kelapa sawit
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari
nabati yang dapat dikonsumsi (edible oil) dan bahan agroindustri. Kelapa sawit
(Sukamto, 2008).
tahun 2014-2016 cukup luas yaitu mencapai 1.064.373 ha. Luas perkebunan
terdapat tiga Kabupaten yang memiliki perkebunan kelapa sawit terluas, yaitu
yang pertama Kabupaten Kotabaru yang mencapai 201.268 ha, kemudian terluas
kedua yaitu Kabupaten Tanah Laut yang mencapai 143.663 ha, dan terluas ketiga
6
yaitu Kabupaten Tanah Bumbu yang memiliki luas perkebunan kelapa sawit
Bunga Jantan
bulan, sebagian dari tandan bunga akan gugur (aborsi) sebelum atau sesudah
karangan bunga jantan (Gambar 2) dan betina berada pada satu pohon, tetapi
tempatnya berbeda. Karangan bunga tumbuh dari ketiak daun (axil). Semua
mengalami aborsi pada masa stadium dini, sehingga tidak semua ketiak daun
sekitar 20 bulan, sampai bunga berada pada stadium matang untuk penyerbukan
Bokashi
memperkaya bahan makanan untuk tanaman, akan tetapi juga berperan besar
dalam perbaikan sifat-sifat tanah. Bahan organik memiliki beberapa peranan bagi
tanaman dan semakin intensifnya pengguna pupuk buatan (sintetik), maka sangat
penting untuk memperhatikan bahan organik tanah. Bokashi dan pupuk organik
yang lain dapat dipakai sebagai bahan untuk memperkaya bahan organik tanah
sehingga dapat memanfaatkan sisa tanaman yang terbuang dan sampah untuk
kompos yang memiliki temperatur tumpukan tidak lebih dari 20oC dari temperatur
dilakukan pemupukan terlihat jelas bahwa hasil produksi lebih rendah jika
dibanding dengan ketiga perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena tanaman
tidak mendapatkan unsur hara N, P dan K yang terdapat dalam pupuk bokashi
(Tomia, 2012).
Tanaman Edamame
Deskripsi
Edamame berasal dari kata eda (cabang) dan mame (kacang) yang artinya
merupakan tanaman yang bersifat musiman atau tanaman semusim, tubuh tegak
lebih, memiliki cabang banyak atau sedikit tergantung varietas tanaman dan
yaitu daun tunggal yang letaknya bersebrangan unifoliolat, setelah itu daun yang
9
akan terbentuk yaitu daun trifoliolat (daun bertiga) dan seterusnya. Ukuran, warna
dan berat bervariasi. Edamame memiliki bentuk polong yang hampir sama dengan
kedelai, namun bedanya edamame memiliki polong yang lebih besar, rasa yang
lebih manis, tekstur lebih lembut, dan edamame juga lebih mudah dicerna (Samsu,
2003).
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminoceae
Genus : Glycine
10
Spesies : Glycine max (L) Merill
Morfologi
Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama, yaitu
determinate yang dicirikan dengan tidak tumbuhnya lagi batang setelah berbunga,
sedangkan tipe yang kedua yaitu indeterminate yang dicirikan dengan masih
tumbuhnya batang dan daun setelah muncul bunga. Tinggi batang kedelai
(Adisarwanto, 2005).
Daun tanaman edameme merupakan daun majemuk yang terdiri atas tiga
helai anak daun (trifoliolat) dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau
kekuning-kuningan (Irwan, 2006). Daun kedelai ada yang berbentuk bulat (oval)
dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor
berwarna putih atau ungu. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai
daun. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam antara
pada buku yang lebih tinggi. Periode berbunga pada tanaman edamame cukup
11
lama yaitu berkisar 3 minggu sampai 5 minggu untuk daerah subtropik dan
setelah munculnya bunga pertama. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap
berwarna hijau, sedangkan biji bervariasi dari kuning sampai hijau. Pada
sampai 6,5 cm bahkan ada yang mencapai 8 cm. Biji berdiameter antara 5 cm
pengaruh pemberian pupuk organik cair kulit pisang kapok berpengaruh sangat
12
nyata terhadap variabel tinggi tanaman dan jumlah biji per polong pada tanaman
edamame.
BAHAN DAN METODE
Bahan
bokashi. Pupuk kandang kotoran ayam diperoleh di lokasi peternak ayam petelur
menyiram tanaman.
Tanah ultisol. Digunakan sebagai media tanam yang diperoleh dari Kebun
Alat
bokashi.
tambahan.
Plastik klip. Digunakan sebagai tempat bokashi yang telah matang, sampel
tanaman.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2020,
acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu perbandingan komposisi media tanam yang
percobaan.
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan bokashi
kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
Pengambilan bahan baku bunga jantan kelapa sawit sebanyak 4 karung, kemudian
utama bunga jantan kelapa sawit sebanyak 5 kg, pupuk kandang ayam sebanyak
2,5 kg dan dedak sebanyak 2,5 kg. 4) melarutkan gula merah sebanyak 75 gram
warna, bau, tekstur dan pH bokashi dilakukan setiap 3 hari sampai bokashi
Persiapan media tanam. Pada penelitian ini media tanam yang digunakan
adalah campuran dari tanah ultisol yang diperoleh dari Kebun percobaan Fakultas
tanah ultisol dengan bokashi yaitu 11 kg tanah ultisol setiap polybag dan bokashi
Aplikasi bokashi
satu kali saja yaitu pada saat persiapan media tanam dengan mencampurkan
bokashi pada media tanah sesuai dengan perlakuan. Perlakuan tersebut yaitu k 1 =
160 gram bokashi, k2 = 180 gram bokashi, k3 = 200 gram bokashi (Hamidiyanto,
2012).
Penanaman edamame
17
Cara penanaman tanaman edamame yaitu dengan cara membuat lubang
tanam pada media yang ada di polybag. Setelah melakukan pelubangan, maka
tanam dengan kedalaman 1,5 cm - 2 cm. Setelah itu tanah ditutup kembali
(Irvansyah, 2019).
Pemeliharaan
gembor. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan
sore hari. Apabila turun hujan maka tidak perlu dilakukan penyiraman namun
Penyiangan. Pada penelitian ini penyiangan dilakukan satu kali dalam satu
Pengamatan
bokashi bunga jantan kelapa sawit meliputi unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca),
unsur hara mikro (Zn), pH dan C/N Rasio. Analisis ini dilakukan di Laboratorium
2. Tinggi tanaman
permukaan tanah. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai daun
3. Jumlah daun
muncul bunga. Jumlah daun yang dihitung hanya pada daun yang sudah
sempurna. Daun yang sudah sempurna ketika daun sudah terbuka penuh melebar.
4. Jumlah polong
polong tanaman yaitu dengan cara menghitung jumlah polong setiap tanaman
Berat 100 biji kering tanaman dihitung setelah panen. Polong setelah
dipanen dioven terlebih dahulu agar mendapatkan berat kering 100 biji. Biji
setelah dioven kemudian ditimbang, maka didapatkan hasil berat 100 biji kering
(gram).
19
Analisis Data
Jika data homogen maka akan dilanjutkan dengan analisis uji F (ANOVA) dengan
taraf kesalahan 5 %. Jika data tidak homogen maka dilakukan trasformasi data
kelapa sawit berpengaruh (P 0,05) terhadap variabel yang diamati, maka akan
dilakukan uji beda perlakuan menggunakan uji BNT pada α = 0,05 (Gaspersz,
1991).
Data yang diperoleh dari analisis kandungan unsur hara bokashi berupa
data deskriptif konsentrasi kadar N, P, K, Mg, Ca, Zn, pH, dan C/N Rasio
(Sugiyono, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
35,5 Banjarbaru.
jantan kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemberian bokashi limbah bunga jantan
kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame berdasarkan
uji Anova.
Variabel Perlakuan KK (%)
K1 K2 K3
Pengamatan
(160 gram) (180 gram) (200 gram)
Tinggi tanaman 1 MST ns Ns ns 11,10
Tinggi tanaman 2 MST ns * ** 6,52
Tinggi tanaman 3 MST ns * ** 8,06
Tinggi tanaman 4 MST ns * ** 9,12
Tinggi tanaman 5 MST ns * ** 8,82
Tinggi tanaman 6 MST ns * ** 8,76
Tinggi tanaman 7 MST ns * ** 8,76
21
Tinggi tanaman 8 MST ns * ** 8,76
Tinggi tanaman 9 MST ns * ** 8,76
Jumlah daun 1 MST ns Ns ns 34,99
Jumlah daun 2 MST ns Ns ns 20,52
Jumlah daun 3 MST ns Ns ns 17,84
Jumlah daun 4 MST ns ** ** 17,48
Jumlah daun 5 MST ns * ** 19,26
Jumlah daun 6 MST ns * ** 17,17
Jumlah daun 7 MST ns * ** 14,93
Jumlah daun 8 MST ns * ** 15,73
Jumlah daun 9 MST ns * ** 15,73
Jumlah polong ns * ** 30,54
Berat kering 100 biji ns Ns ns 24,70
Keterangan :
* = Pengaruh nyata
** = Pengaruh sangat nyata
ns/tn = Tidak berpengaruh nyata
KK = Koefisien keragaman
Hasil uji kandungan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji kandungan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit.
Tinggi Tanaman
22
Hasil pengamatan pada tinggi tanaman edamame berpengaruh sangat
nyata pada perlakuan K3 dari usia tanaman 2 mst sampai dengan 9 mst. Pada
perlakuan K2 berpengaruh nyata dari usia tanaman 2 mst sampai dengan 9 mst,
rata tinggi tanaman edamame pada berbagai tingkatan usia dari 1 mst sampai
dengan 9 mst dapat dilihat pada Gambar 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 8. Rata-rata tinggi tanaman edamame 3 mst
24
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 9. Rata-rata tinggi tanaman edamame 4 mst
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 10. Rata-rata tinggi tanaman edamame 5 mst
25
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 11. Rata-rata tinggi tanaman edamame 6 mst
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 12. Rata-rata tinggi tanaman edamame 7 mst
26
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 13. Rata-rata tinggi tanaman edamame 8 mst
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Gambar 14. Rata-rata tinggi tanaman edamame 9 mst
27
Berdasarkan Gambar 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 di atas terlihat bahwa
pada gambar 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 yaitu pada umur tanaman 2 mst, 3 mst,
4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst menunjukkan bahwa pada perlakuan
K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan K1 160 gram bokashi. Berdasarkan
Gambar di atas juga menunjukkan bahwa perlakuan K3 200 gram bokashi tidak
berbeda nyata terhadap perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil pengamatan pada
umur tanaman 1 mst memberikan hasil tidak berbeda nyata baik perlakuan K1, K2
ataupun K3.
Jumlah Daun
Tabel 3. Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman edamame dengan beberapa
perlakuan dari umur 1 mst sampai dengan 9 mst.
Perakuan Jumah Daun (helai)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MST MST MST MST MST MST MST MST MST
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji LSD pada taraf 5 %.
mst, 2 mst dan 3 mst dengan beberapa perlakuan bokashi limbah bunga jantan
kelapa sawit tidak berbeda nyata. Pada umur 4 mst perlakuan K2 180 gram
28
bokashi dan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160 gram
bokashi. Hasil tertinggi pada umur 4 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram
bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 40, sedangkan hasil terendah terdapat
pada perlakuan K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 30.
Pada umur 5 mst pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata
dengan perlakuan K1 160 gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram
bokashi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil
tertinggi pada umur 5 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan
nilai rata-rata jumlah daun 55, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan
K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 41. Pada umur 6 mst
pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160
gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram bokashi tidak berbeda
nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil tertinggi pada umur 6 mst
terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun
67, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan K1 160 gram bokashi
Pada umur 7 mst pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata
dengan perlakuan K1 160 gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram
bokashi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil
tertinggi pada umur 7 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan
nilai rata-rata jumlah daun 70, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan
K1 160 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun 55. Pada umur 8 mst
pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160
gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram bokashi tidak berbeda
29
nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil tertinggi pada umur 8 mst
terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan nilai rata-rata jumlah daun
74, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan K1 160 gram bokashi
Pada umur 9 mst pada perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata
dengan perlakuan K1 160 gram bokashi, sedangkan pada perlakuan K3 200 gram
bokashi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K2 180 gram bokashi. Hasil
tertinggi pada umur 9 mst terdapat pada perlakuan K3 200 gram bokashi dengan
nilai rata-rata jumlah daun 74, sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan
Jumlah Polong
bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan perlakuan dosis yang berbeda
memberikan hasil yang berpengaruh nyata pada hasil jumlah polong. Hasil rata-
Tabel 4. Hasil rata-rata jumlah polong tanaman edamame dengan beberapa perlakuan
dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit.
Perlakuan Jumlah Polong (biji)
K1 (160 gram Bokashi) 32 a
K2 (180 gram Bokashi) 47 ab
K3 (200 gram Bokashi) 52 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji LSD pada taraf 5 %.
gram yaitu perakuan K3 memberikan hasil jumlah polong terbanyak dengan nilai
30
rata-rata 52. Perakuan K3 berbeda nyata dengan perakuan K1 160 gram bokashi
dengan nilai rata-rata 32, sedangkan K2 180 gram bokashi tidak berbeda nyata
diberikan bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan perlakuan dosis yang
berbeda memberikan hasil tidak berpengaruh nyata. Hasil rata-rata berat kering
Tabel 5. Hasil rata-rata berat kering 100 biji tanaman edamame dengan beberapa
perlakuan dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit.
Perlakuan Berat Kering 100 Biji (gram)
K1 (160 gram Bokashi) 9,02
K2 (180 gram Bokashi) 10,01
K3 (200 gram Bokashi) 10,02
limbah bunga jantan kelapa sawit dengan perlakuan dosis yang berbeda tidak
Pembahasan
31
Sitompul dan Guritno (1995), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman
adalah peristiwa bertambahnya ukuran tanaman yang dapat diukur dari bertambah
besar dan tingginya sebuah organ tanaman. Perkembangan tanaman dapat dilihat
apabila terdapat perubahan pada bentuk organ seperti batang, akar dan daun
tanaman secara menyeluruh merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan ukuran
sel.
Tinggi Tanaman
edamame pada umur 2 mst, 3 mst, 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst
(Gambar 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14). Menurut pernyataan Johnston (2011),
unsur hara akan digunakan dengan lebih efesien di dalam tanah apabila
kandungan bahan organik cukup banyak dan struktur lebih baik, sehingga akar
dapat mengeksplorasi tanah lebih baik untuk mencari unsur hara seperti nitrogen
dan fosfor. Pupuk organik mampu meningkatkan tinggi tanaman karena adanya
penambahan unsur hara seperti unsur hara fosfor dan dapat memperbaiki pH tanah
jumah daun. Hal serupa dikemukakan oleh Rahadi (2008), yang menyatakan
pengaruh nyata, hal ini diduga pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa
sawit belum terurai secara sempurna dalam tanah, sehingga unsur hara makro dan
mikro yang terkandung dalam bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit belum
diserap oleh akar tanaman. Menurut Wahyudi (2018), dalam penelitiannya bahwa
bahan organik yang lambat termineralisasi dikarenakan adanya unsur hara yang
Jumlah Daun
pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan beberapa dosis
perlakuan tidak berpengaruh nyata pada umur tanaman 1 mst, 2 mst, dan 3 mst,
namun berpengaruh nyata pada umur tanaman 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst
pada umur tanaman 4 mst berbeda nyata dengan perlakuan K1 dan pada umur
tanaman 5 mst, 6 mst, 7 mst, 8 mst dan 9 mst perlakuan K3 berbeda nyata dangan
perlakuan K1.
Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit memiliki kandungan C/N ratio
sebesar 17,72, dimana kandungan C/N tersebut tergolong sedang dan tersedia
untuk diserap tanaman, hal ini ditandai dengan pemberian bokashi limbah bunga
jantan kelapa sawit berpengaruh nyata pada umur tanaman 4 mst, 5 mst, 6 mst, 7
mst, 8 mst dan 9 mst. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses perombakan bahan
organik telah berlangsung dan terjadi mineralisasi unsur hara sehingga dapat
sebaliknya jika C/N ratio terlalu rendah proses pembusukan terlalu akan cepat
menyatakan bahwa bahan organik yang telah menjadi kompos atau pupuk organik
dan dapat dapat diserap oleh tanaman apabila C/N ratio < 20. Menurut Lingga
(2000), mengatakan bahwa unsur hara yang yang berperan dalam pertumbuhan
vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman dan jumlah daun adalah unsur hara yang
dalam keadaan tersedia. Hal ini juga dikemukakan oleh Fauzi et al., (2008) yang
menjelaskan bahwa ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman
variabel pengamatan jumlah daun. Hal ini diduga bahwa pemberian bokashi 200
gram bokashi sudah memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman edamame.
Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dapat menyediakan unsur hara bagi
tanaman, terutama unsur hara nitrogen dan fosfor yang dibutuhkan tanaman dalam
proses pembentukan daun. Unsur hara makro pada pupuk organik seperti nitrogen
memiliki peran penting pada proses pertumbuhan daun, kadar unsur hara nitrogen
yang mencukupi akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Hal ini sejalan
dengan pendapat Dewanto et al., (2003), yang menjelaskan bahwa unsur hara
menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur jika unsur hara
tanaman.
Jumlah Polong
pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan beberapa dosis
perlakuan K3 200 gram bokashi berbeda nyata dengan perlakuan K1 160 gram
bokashi. Perlakuan K3 200 gram bokashi merupakan hasil tertinggi pada variabel
variabel pengamatan jumlah polong. Hal ini diduga bahwa pemberian bokashi 200
gram sudah memenuhi kebutuhan hara pertambahan jumlah polong pada tanaman
edamame. Unsur hara kalium yang terkandung dalam bokashi limbah bunga
jantan kelapa sawit yaitu 2,35 %. Diduga dapat mempengaruhi proses peningkatan
jumlah polong pada tanaman edamame. Hal ini sejalan dengan pendapat Supartha
(2012), yang menyatakan bahwa unsur hara kalium berperan penting dalam
bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit pada perlakuan K3 200 gram bokashi
menunjukkan hasil berat kering 100 biji tertingi yaitu 10,02 gram. Hasil berat
kering 100 biji terendah terdapat pada perlakuan K1 160 gram bokashi yaitu 9,02
gram. Berdasarkan hasil pengamatan berat kering 100 biji menunjukkan bahwa
pemberian bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan beberapa dosis
perlakuan tidak berpengaruh nyata. Hal ini diduga bahwa pemberian bokashi 200
gram belum memenuhi kebutuhan hara pertambahan berat biji pada tanaman
edamame.
Peningkatan dosis bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit pada media
tanam dapat meningkatkan pertambahan jumlah biji dan berat kering 100 biji
yang baik pada tanaman. Bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dapat
menyediakan unsur hara bagi tanaman terutama unsur fosfor dan kalium yang
dibutuhkan tanaman dalam pembentukan biji. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Supartha et al., (2012), yang menyatakan bahwa unsur hara fosfor berperan
pembungaan serta pemasakan biji. Hal ini senada dengan pernyataan Hayati et al.,
(2012) yang menyatakan bahwa unsur hara fospor dapat mendorong pertumbuhan
Kesimpulan
1. Aplikasi bokashi limbah bunga jantan kelapa sawit dengan berbagai dosis
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah polong
2. Dosis yang efektif untuk tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong dan berat
Saran
tanaman (OPT) sehingga pertumbuhan dan hasil edamame dapat lebih maksimal
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T.T dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani; Kedelai,
Kacang Hijau, Kacang Panjang. Cetakan Pertama. Penerbit Absolut.
Yogyakarta.
Johnston, J. 2011. The Essential Role of Soil Organic Matter in Crop Production
and Research in China. Tropical Agriculture Research Series. 17(1):67-
72.
Nurkamaliah. 2019. Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Pisang Gepok
dan Pengaturan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai
39
Edamame. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
Pambudi, S. 2013. Budidaya dan Khasiat Kedelai Edamame. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Rahadi, V.P. 2008. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Guano Terhadap
Produksi Kedelai (Glycine max (L) Merr). Skripsi. Lubuklinggau. STKIP-
PGRI Lubuklinggau.
Supartha, I.N.Y., G. Wijana dan G.M. Adnyana. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk
Organik Pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. 1(2):98-106.
Suryadikata dan A. Didi. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Verawati. 2012. Using Fertilizer Dosing Faces Home Crickets On The Growth Of
The Oil Palm Seeds (Elaeis guineensis Jacq) On The Main Nursery.
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRI. Riau.
k1 = 160 g bokashi
Aplikasi Bokashi k2 = 180 g bokashi
k3 = 200 g bokashi
Penanaman dan
Pemeliharaan
Pengumpulan Data
Analisis Data
k2.(1) kk31.(4)
.(4)
k3.(5) kk22..(2)(4)
k2.(3) k3.(2) k2.(6)
k1.(6) k3.(6) k2.(5)
k11.(3)
(5)
k3.(1)
Keterangan :
k1= 160 gram bokashi
k2= 180 gram bokashi
k3= 200 gram bokashi
Pembuatan bokashi
Penanaman