WAHYU HIDAYAT
A24080090
Wahyu Hidayat
A24080090
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Tanggal persetujuan :
RIWAYAT HIDUP
Dengan menyebut asma Allah SWT, disertai rasa syukur atas segala
rahmat, hidayah serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang
dengan judul “MANAJEMEN PEMUPUKAN PADA PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) di TAMBUSAI ESTATE, PT. PANCA SURYA
AGRINDO, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU”. Penulisan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc sebagai pembimbing skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Hariyadi M.S dan Bapak Ir. Sofyan Zaman M.P, selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik serta saran dalam
penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Dwi Guntoro, SP, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik.
4. Keluarga tercinta : Ibu, Ayah, Adik, yang senantiasa memberikan
dukungan semangat dan kasih sayangnya kepada penulis
5. Bapak H. Juwahir, SP selaku General manager, Bapak Gita Mustika, SE,
selaku Estate manager I, Bapak Patria Darma, SP, selaku Estate manager
II, Bapak P. Sihombing selaku Asisten kepala Rayon D, Bapak Yusriandi
S., SP, selaku Asisten kebun Afd. 10, Bapak Tamri Kardo, S.Sos, Bapak
Yasirun, Bapak Hasyim, S.Ag, serta Bapak Taufiq H. atas semua
bimbingan, perhatian dan dukungannya.
6. Seluruh staf Kantor Sentral Kebun, mandor, kerani panen, kerani afdeling
10 serta semua karyawan PT. Panca Surya Agrindo atas bimbingan dan
dukungannya.
7. Munandar, Dimas, Ika, Yeli, Rani, Ratih, Muaz, Hardian, Rifa, Yudi,
seluruh keluarga besar Agronomi & Hortikultura atas kebersamaannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Nomor Halaman
1. Kisaran Dosis Optimal pada Pemupukan Kelapa Sawit 6
Tanaman Menghasilkan ..............................................................
2. Sifat Utama pada Masing-masing SPT (Satuan Peta Tanah) ..... 12
Nomor Halaman
1. Tempat dan Cara Penebaran Pupuk di Piringan ……………..... 7
2. Kegiatan Apel Pagi di Lapangan ............................................. 17
3. Pokok Jantan yang Akan Dibongkar .......................................... 19
4. Kegiatan Dongkel Anak Kayu ................................................. 20
5. Kegiatan Pengendalian Gulma di Piringan ................................ 22
6. a). Ulat Api, b). Turnera subulata, c). Casiatora ...................... 22
7. Pokok yang Terserang Hama Rayap ......................................... 23
8. Pokok yang Terserang Penyakit Busuk Pangkal Batang........... 24
9. a). Aplikasi Tandan Kosong dengan Angkong, b). Aplikasi 25
Tandan Kosong di antara Pokok. ...........................
10. a). Aplikasi Limbah pada Flatbed, b). Kolam Limbah, c). 27
Papan Informasi Kolam Limbah, d). Keadaan Sumur Pantau ....
Nomor Halaman
1. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian Lepas di 61
Tambusai Estate, PT. Panca Surya Agrindo, First Resources
Ltd., Kabupaten Rokan Hulu, Riau .............................................
Latar Belakang
Tujuan
Pemupukan
kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur mikro
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Namun, unsur ini harus selalu
tersedia di dalam jaringan tanaman. Unsur mikro itu adalah besi (Fe), mangan
(Mn), tembaga (Cu), boron (Bo), Molibdenum (Mo), klorida (Cl), dan seng (Zn)
(Pahan, 2010).
Nitrogen (N). Sebagian besar senyawa kimia tumbuhan mengandung
nitrogen. Protein dan enzim tersusun atas asam amino yang mengandung nitrogen.
Kekurangan nitrogen memberikan gejala perubahan warna daun–daun bawah
menjadi kekuningan (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Tanaman mengabsorpsi
nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-), walaupun ternyata ammonium (NH4+) dapat
juga langsung diabsorpsi tanaman. Efisiensi relatif absorpsi ammonium dan nitrat
dipengaruhi oleh pH tanah (Hakim, 2007).
Fosfor (P). Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) fosfor merupakan
bagian dari senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman. Asam nukleat dan
senyawa yang mengatur pernapasan dan pematangan juga mengandung fosfor.
Kekurangan fosfor menghambat pertumbuhan tanaman. Unsur fosfor diserap oleh
tanaman dalam bentuk H2PO4-.
Kalium (K). Fungsi utama kalium adalah sebagai katalisator (pendorong
dan mempercepat reaksi–reaksi biokimia). Fungsi lainnya untuk mengatur
kegiatan fotosintesis, transpirasi, serta reaksi biokimia dalam daun dan titik
tumbuh. Kekurangan kalium dapat mengurangi produksi buah
(Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Unsur kalium (K) diserap oleh tanaman
dalam bentuk kation K+.
Magnesium (Mg). Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) menyatakan bahwa
magnesium merupakan bagian dari molekul klorofil dan berasosiasi dengan fosfor
(P) dalam proses pembentukan senyawa–senyawa fosfolipid yang merupakan
bagian dari minyak yang diproduksi. Kekurangan magnesium ditandai dengan
gejala klorosis (warna kekuningan). Magnesium dari jaringan tua ditransfer ke
jaringan yang lebih muda, sehingga gejala klorosis terlihat pada daun–daun tua
(daun bawah). Magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Mg2+.
Hara Mg merupakan hara makro sekunder yang berperan penting sebagai
bahan pembentuk molekul klorofil dan komponen enzim esensial, serta berperan
5
Dosis Pemupukan
Untuk mengetahui dosis pupuk yang harus ditambahkan ke dalam tanah
yaitu dengan mempertimbangkan jumlah hara yang diserap tanaman, status hara
dalam daun, hara yang terangkut bersama hasil panen, hara yang kembali ke
tanah, hara yang hilang dari zona perakaran, dan kemampuan tanah dalam
menyediakan unsur hara (Siahaan dan Buma, 1992). Kisaran dosis optimal yang
dapat diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1.
6
(a) nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran,
(b) P2O5 dan MgO (Phosphate dan magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari
tanaman sampai ujung bokoran. Namun, apabila Rock phosphate yang digunakan,
maka tempat penaburan pupuk adalah di gawangan di pinggir rumpukan pelepah
dan di atas gulma lunak yang tumbuh disana (Hakim, 2007). Tempat dan cara
penyebaran pupuk dapat dilihat pada Gambar 1.
dosis pupuk, ketepatan waktu dan cara aplikasi pemupukan, jumlah tenaga kerja
dalam kegiatan pemupukan, dan gejala defisiensi hara tanaman, serta dilakukan
kegiatan diskusi dengan petugas gudang, KHL, Mandor, dan Asisten Kebun.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari arsip kebun,
laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun. Jenis data yang
diperoleh adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, kondisi
tanaman, organisasi manajemen perusahaan, data produksi kebun, serta data yang
terkait dengan pemupukan meliputi, realisasi pemupukan SOP kebun, dan dosis
rekomendasi pemupukan kebun.
Tambusai Estate mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luas
lahan sebesar 11 914.40 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman
adalah 11 028. 66 ha untuk tanaman menghasilkan (TM). Selanjutnya, 827.21 ha
digunakan untuk jalan (Main and collection road), untuk bangunan/emplasement
26.60 ha, dan areal pabrik seluas 31.93 ha. Tambusai Estate terdiri dari 18
Afdeling yang terbagi menjadi 15 Afdeling inti, dan 3 Afdeling KKPA. Penulis
ditempatkan di Afdeling 10 luasan 684.12 ha dengan jumlah blok 26, dengan tiga
tahun tanam berbeda yakni, tahun tanam 1 997, 1 998, dan 2 005.
Tabel 4. Jumlah Karyawan Staf dan Non-Staf Tambusai Estate Tahun 2012
Jumlah 951
Sumber: Bagian Personalia (HRD) Tambusai Estate, PT. Panca Surya Agrindo (April, 2012)
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
a)
Gambar 2. Kegiatan Apel Pagi di Lapangan
18
Aspek Teknis
Penunasan
Pada saat penulis menjadi KHL di lapangan, sistem penunasan yang
dilaksanakan di Tambusai Estate adalah sistem selektif. Sistem selektif
merupakan pemangkasan tunas yang dilakukan oleh seorang penunas, dimana
dalam pengerjaannya tidak bersamaan dengan panen. Pada sistem selektif,
seorang penunas harus dapat memilih tunas yang sudah kering, ataupun patah
karena terkena egrek saat pemanenan sehingga layak untuk ditunas. Umumnya
jumlah anggota dan penunas ini tidak tetap, tergantung dari kebutuhan untuk
dilaksanakan kegiatan penunasan di blok yang akan ditunas.
Pada saat penulis menjadi KHL dalam kegiatan penunasan, penunasan
dilaksanakan di blok U9, yang terdiri dari delapan orang sebagai penunas. Norma
kerja dari kegiatan ini adalah tergantung dari banyak/sedikitnya tunas yang sudah
kering ataupun sudah patah terkena egrek saat panen. Pada saat melaksanakan
penunasan, penulis dapat menunas 8 pelepah.
Sensus Pokok
Sensus pokok merupakan salah satu kegiatan mendata seluruh pokok yang
terdapat di areal tanaman kelapa sawit. Pada saat magang, data-data tanaman
ditulis pada blanko sensus pokok, yang berisikan yaitu pokok hidup, pokok mati,
pokok jantan (pokok yang sudah tidak dapat berbuah), pokok sisipan, pokok
kosong, parit, daerah rendahan, dan kandang burung hantu. Prestasi kerja penulis
untuk kegiatan ini adalah 10 ha/HK, sementara norma kerja karyawan adalah 10
ha/HK. Karyawan yang digunakan untuk sensus pokok ini terdiri dari satu orang
dengan upah Rp 57 797/HK. Foto pokok jantan yang akan dibongkar dapat dilihat
pada Gambar 3.
19
a).
Gambar 3. Pokok Jantan yang Akan Dibongkar
Pengendalian Gulma secara Manual
Pengendalian gulma bertujuan untuk menghilangkan persaingan antara
tanaman dengan gulma, sanitasi, memudahkan pemeliharaan dan menghilangkan
pengaruh buruk bagi tanaman. Metode pengendalian gulma secara manual yang
terdapat di Tambusai Estate meliputi kegiatan (garuk piringan, babat gawangan,
dan dongkel anak kayu).
Garuk piringan. Pada saat penulis menjadi menjadi KHL, pembersihan
gulma yang dilakukan adalah dengan cara membabat, menggaru, dan menarik
gulma ke arah luar piringan serta harus rata dengan permukaan tanah. Jenis gulma
dominan yang penulis amati di lapangan di antaranya: pakis-pakisan, Melastoma
malabatrichum, Mikania micrantha, Borreria alata, dan Paspalum conjugatum.
Berdasarkan pengamatan penulis saat magang, hasil pekerjaan garuk piringan
belum sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada areal yang terdapat di
tengah-tengah blok ukuran piringan yang diselesaikan jauh lebih kecil dan terlihat
belum bersih daripada piringan yang dekat dengan jalan. Pekerjaan garuk piringan
dilakukan dengan sistem kerja borongan, dimana upah pekerjaan ditentukan
berdasarkan jumlah luasan yang dikerjakan. Upah pekerjaan ini sebesar Rp 60 000
dengan rotasi pekerjaan garuk piringan dilakukan satu kali per-tahun.
Babat gawangan. Pada saat penulis menjadi KHL, pekerjaan membabat
gawangan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu,
kerisan, dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis saat magang, kendala
yang dihadapi adalah prestasi kerja karyawan di Tambusai Estate masih kurang.
Selain itu, cara yang dilakukan dalam pengandalian gulma di gawangan masih
20
belum sesuai karena karyawan hanya melakukan penebasan pada gulma berkayu
dan tidak didongkel. Umumnya tenaga kerja yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah tenaga kerja borongan dengan menggunakan alat cados (cangkul dan
dodos) dan parang. Rotasi babat gawangan selama tiga bulan sekali dengan upah
sebesar Rp 35 000/ha.
Dongkel anak kayu. Pada saat magang, anak kayu yang harus didongkel
adalah tukulan (anak sawit), senggani, jenis keladi, kentangan, telinga gajah,
asystasia, senduduk, putihan dan semua jenis tanaman berkayu lainnya. Dalam
pelaksanaannya kegiatan dongkel anak kayu menggunakan cados (cangkul
dodos), dan parang.
Kegiatan dongkel terutama dilakukan pada piringan, jalan pikul, dan
sekitar gawangan harus dibersihkan dari gulma. Jumlah karyawan yang bekerja
dalam kegiatan DAK di Afdeling 10 berjumlah 6 orang/hari dalam satu
kemandoran. Berdasarkan pengamatan penulis saat magang, kendala yang
dihadapi saat pekerjaan berlangsung adalah keterbatasan tenaga kerja dan
keterbatasan alat. Selain itu, vegetasi gulma yang harus didongkel cukup rapat.
Sehingga pekerjaan tidak dapat dilakukan dalam satu hari. Semua karyawan yang
bertugas dalam kegiatan ini umumnya dilakukan secara borongan. Kegiatan
dongkel anak kayu dilakukan dengan rotasi 4 bulan sekali dengan upah rata-rata
Rp 45 000. Prestasi kegiatan penulis dalam pekerjaan ini sebesar 0.2 ha/HK.
Kegiatan dongkel anak kayu dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama merupakan suatu upaya yang harus dilakukan untuk
menghindari menurunnya produktivitas kelapa sawit akibat serangan hama. Pada
Tambusai Estate, seluruh areal pertanamannya sudah memasuki fase tanaman
menghasilkan (TM) sehingga hama yang dijumpai tidak terlalu banyak serta tidak
beragam. Berdasarkan pengamatan penulis selama magang, hama yang dijumpai
di Tambusai Estate jumlahnya hanya sedikit yakni berupa ulat api, rayap, dan
tikus. Ciri-ciri daun yang diserang hama ulat api ini adalah timbul lubang pada
lamina pelepah kelapa sawit. Serangan ulat api ditandai dengan helaian daun sawit
bolong-bolong di sepanjang lamina. Untuk mengendalikan hama ulat api di
Tambusai Estate, pengendalian dilakukan dengan menanam tumbuhan bermanfaat
seperti Turnera subulata dan Casiatora. Persyaratan yang dilakukan dalam
melakukan pemeliharaan tanaman ini adalah: harus dekat dengan sumber air,
dekat dengan kantor Afdeling agar mudah dikontrol, pembuatan bedengan,
pengumpulan tanah yang tidak terkontaminasi dengan bahan kimia, pengisian
tanah ke polybag, pembuatan anjang-anjang, dan penanaman ke polybag. Hama
ulat api, tanaman Turnera subulata, dan tanaman Casiatora dapat dilihat pada
Gambar 6.
Sarang rayap
busuk pangkal batang ini terlihat dari seluruh daun tampak pucat, daun bawah
mengering mulai dari ujung helai daun, daun tua mulai patah, ada atau tidak
badan buah di pangkal batang. Gejala serangan penyakit busuk pangkal batang
dan tajuk tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 8. Sebagai upaya
pencegahan terhadap penyakit ini Tambusai Estate melakukan aplikasi
biofungisida/fungisida secara terpadu dengan pembumbunan. Tanaman dengan
serangan sangat berat (tidak dapat diselamatkan) disarankan dibongkar dan
dimusnahkan, jika eradikasi seluruh jaringan batang tidak dapat dilakukan, maka
eradikasi dilakukan hanya pada bagian batang yang sakit (jaringan sakit) dan
kemudian dibakar.
Pemupukan Organik
Tandan kosong. Berdasarkan pengamatan secara visual yang penulis
lakukan, metode pengaplikasian tandan kosong yang terdapat di Tambusai Estate
dikoordinir oleh bagian traksi. Tandan kosong diangkut dari PKS menuju ke blok
menggunakan truk berkapasitas ± 4-5 ton, kemudian ditumpuk di antara pokok
kelapa sawit. Secara visual, tandan kosong yang terdapat pada Tambusai Estate,
berbeda dengan tandan kosong pada umumnya. Tandan kosong yang terdapat
pada Tambusai Estate sudah mengalami proses pengolahan lebih lanjut dengan
penggunaan alat yang dinamakan empty bunch press. Secara visual ciri-ciri dari
tandan kosong ini sudah dalam bentuk serabut, remah, dan warna kekuningan.
Dosis aplikasi tandan kosong 227 kg/titik aplikasi, setara dengan 3 kali
25
COD, dan pH, secara rutin di kolam pendingin, serta memantau kondisi sumur
pantau yang berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran air
tanah. Kegiatan Land Application dan sumur pantau dapat dilihat pada Gambar
10.
Pemupukan Anorganik
Perencanaan pemupukan. Pemupukan pada Tambusai Estate dimulai
dengan kegiatan perencanaan pemupukan. Perencanaan pemupukan harus
dilakukan dengan sebaik mungkin karena berhubungan dengan penyediaan biaya,
material pupuk dan tenaga kerja yang digunakan.
Perencanaan pemupukan di Tambusai Estate dimulai dengan rekomendasi
pemupukan yang dilakukan oleh Departemen riset First Resources Ltd.
Rekomendasi pemupukan tersebut untuk menentukan jenis dan dosis pupuk yang
akan diaplikasikan. Rekomendasi disusun atas dasar hasil analisa daun, analisis
tanah, analisis jaringan tanaman, curah hujan serta proyeksi produksi setiap tahun.
28
a) b)
Gambar 14. a). Kegiatan Penggulungan Karung Untilan
b). Penyusunan Karung Untilan
hanya sekitar 400 kg untuk jenis pupuk kieserite dengan dosis 1 kg/pokok. Hal ini
dikarenakan agar memudahkan titik penempatan pupuk yang terdapat di lapangan.
Setelah fertilizer spreader diisi dengan pupuk sebanyak 400 kg, maka
pemupukan segera dimulai. Traktor bergerak melewati jalan pikul pertama,
kemudian yang kedua dan seterusnya hingga jalan pikul ke delapan. Setelah itu,
fertilizer spreader diisi lagi dengan pupuk sebanyak 400 kg kemudian pemupukan
dilanjutkan pada jalan pikul ke sembilan hingga jalan pikul ke-16 dan seterusnya.
Penulis juga menemukan di lapangan pada saat fertilizer spreader memutar dan
berbelok, operator yang bertugas mengatur flow control (berfungsi sebagai
pengatur dosis pupuk yang keluar dari deflektor), tidak menutup flow control
kembali, akan tetapi dibiarkan terbuka sehingga mengakibatkan pupuk tercecer di
lahan.
Pada saat aplikasi pemupukan, operator traktor dibantu oleh dua orang
karyawan yang bertugas mengatur flow control. Dalam pengoperasiannya, tidak
semua jenis pupuk dapat diaplikasikan dengan fertilizer spreader. Hanya pupuk
yang berbentuk granular/butiran dan kristal saja yang dapat diaplikasikan dengan
fertilizer spreader. Pupuk yang berbentuk bubuk/powder seperti rock phosphate,
tidak dapat diaplikasikan dengan fertilizer spreader, karena akan menyebabkan
pupuk terhembus oleh angin. Dosis minimum pupuk yang dapat digunakan oleh
fertilizer spreader sebesar 0.75 kg/pokok. Batasan ini dibuat berdasarkan
pertimbangan akan risiko kesalahan yang berkaitan dengan keterbatasan
kemampuan alat. Kegiatan pemupukan secara mekanis di Tambusai Estate dapat
dilihat pada Gambar 15.
36
Pemanenan
Persiapan panen. Pada saaat penulis magang, beberapa hal yang perlu
dipersiapkan sebelum pelaksanaan pemanenan di Tambusai Estate adalah
penentuan kapel panen, penentuan kebutuhan tenaga kerja, penentuan luas hanca
pemanen, peralatan panen, kebutuhan truk, peningkatan/pengerasan jalan, sarana
prasarana panen (jalan pikul, TPH, pemasangan titi panen, dan kebersihan
piringan). Setiap apel pagi, penulis, asisten, dan mandor panen senantiasa
mengingatkan kepada para anggota panen untuk membaca tujuh prinsip panen
yakni : buah matang panen dipotong semua, buah mentah 0%, brondolan dikutip
semuanya, buah disusun rapi di TPH, pelepah disusun rapi di gawangan mati,
pelepah sengkleh tidak ada, serta administrasi diisi tepat dan akurat.
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan parameter
yang digunakan di Tambusai Estate dalam menentukan buah sudah memenuhi
kriteria laik panen atau belum. Kriteria matang panen yang diberlakukan di
Tambusai Estate apabila ≥ 40 brondolan lepas jatuh di piringan. Apabila
brondolan lepas < 40, buah dinyatakan kurang matang. Berdasarkan pengamatan
37
yang penulis amati di lapangan, kelaikan kriteria panen di Tambusai Estate belum
memenuhi 100%, artinya < 40 brondolan lepas. Hal ini masih ditandai oleh
adanya pemanen yang memotong buah mentah.
Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen merupakan angka yang
menunjukkan persentase jumlah buah matang pada suatu kapel yang akan
dipanen. Angka kerapatan panen bertujuan untuk mengetahui taksasi produksi
harian, kebutuhan tenaga pemanen, dan kebutuhan truk.
Saat penulis dan mandor bertindak dalam penentuan AKP, luas areal yang
diamati hanya 5 % dari luasan tiap blok (3 jalan pikul dalam satu blok), padahal
dalam SOP penentuan AKP seharusnya 10 % dari luasan tiap blok
(artinya, 6 jalan pikul dalam satu blok). Hal ini dikarenakan mandor malas untuk
masuk ke hanca sehingga menyebabkan nilai AKP tidak akurat dan hasil taksasi
harian cenderung meleset.
Sistem upah (basis panen, biaya panen, premi panen, dan denda
pemanen). Basis panen merupakan batas minimal tandan yang harus dipanen oleh
seorang pemanen untuk kebutuhan 1 HK. Saat penulis magang, basis panen yang
dipenuhi oleh seorang pemanen di Tambusai Estate adalah 1 000 kg. Output
merupakan rata-rata tonase yang didapatkan oleh pemanen dalam 1 hari untuk
mencapai budget produksi dengan output yang diperoleh sebesar 3000 kg.
Berdasarkan pengamatan yang penulis amati di lapangan, rata-rata pemanen
mampu memanen buah > 2 000 kg. Artinya, setiap pemanen sudah mampu
melebihi standar basis yang telah ditetapkan maka, pemanen laik mendapatkan
premi. Ketentuan premi pemanen dapat dilihat pada Tabel 6.
38
Aspek Manajerial
adalah kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam pekerjaan ini
hanya berjumlah tiga orang dan usia pekerja sudah memasuki umur 50 tahun
sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam satu hari. Selain itu, pekerja
sering menggunakan bahan yang berlebihan. Menurut salah satu pekerja, dengan
menggunakan bahan yang berlebihan akan menyebabkan gulma lebih cepat mati.
Pendamping mandor pupuk. Saat menjadi pendamping mandor pupuk,
penulis ikut membantu mandor pupuk dalam memetakan aplikasi yang sudah
selesai dipupuk. Penulis juga membantu mandor pupuk membuat bukti
permintaan dan pengeluaran barang dalam hal permintaan pupuk dari gudang
sentral kebun serta mengawasi dalam hal pengambilan pupuk di gudang.
Mengawasi kegiatan penguntilan, jumlah untilan harus tepat, jangan sampai ada
yang kekurangan/kelebihan. Dalam kegiatan pemuatan pupuk dari gudang harus
dilakukan secara hati-hati jangan sampai ada ikatan simpul terlepas agar pupuk
tidak tercecer. Saat mengecer pupuk ke jalan harus pelan-pelan jangan sampai
karung ikatan terlepas karena ceceran pupuk dapat mencemari tanah maupun
parit. Penulis menghitung jumlah karyawan yang hadir dalam menentukan luasan
lahan yang akan dipupuk, mengawasi jalannya pemupukan di lapangan, seperti
taburan pupuk harus tipis dan merata pada setiap piringan, jangan sampai ada
pupuk yang berbentuk bongkahan, jika ditemukan masih ada pupuk yang
bongkahan harus segera dihancurkan. Mengawasi jalannya pelangsir, pelangsir
harus tepat dalam meletakkan pupuk untilan yang akan ditabur. Posisi peletakan
karung untilan tepat didepan pokok yang terakhir yang terpupuk sehingga untuk
pokok yang didepannya sudah tersedia pupuk untilan. Setelah pemupukan selesai
semua peralatan dibawa ke tempat pencucian untuk dibersihkan, kecuali karung
yang tidak dicuci. Kemudian penulis mengisi laporan kerja dalam buku mandor.
Saat penulis menjadi pendamping mandor, rata-rata jumlah pekerja yang diawasi
sebanyak 7 orang dengan luasan + 30 ha.
Permasalahan yang dihadapi saat penulis menjadi pendamping mandor
pemupukan adalah dosis yang diberikan belum sesuai dengan rekomendasi. Selain
itu, seringkali pupuk tercecer di jalan pikul. Pekerja enggan mengeruk kembali
pupuk yang telah tercecer. Hal ini dikarenakan pekerja tergesa-gesa dalam
mengejar target. Dengan demikian, kualitas pekerja belum dapat dikatakan baik.
41
Karyawan Staf
Pendamping asisten kebun. Kegiatan penulis sebagai pendamping
asisten kebun yakni memastikan kehadiran karyawan tiap kemandoran,
melakukan pengawasan terhadap mandor, kontrol lapangan seperti mengawasi
pemupukan agar sesuai dengan jenis, dosis, waktu, dan cara yang ditentukan oleh
perusahaan. Mengawasi pelaksanaan panen di lapangan sehingga TBS dan
brondolan terpanen, mengawasi pengumpulan TBS dan brondolan dari TPH
sampai ke pabrik serta mengawasi keadaan collection road di afdeling agar
terjamin untuk transportasi buah dan pemupukan. Selain itu, penulis juga
membantu asisten dalam menyusun rencana anggaran kerja Afdeling (harian,
bulanan, dan tahunan) kepada atasan untuk dievaluasi. Rata-rata jumlah mandor
yang diawasi sebanyak tiga orang dan jumlah krani produksi sebanyak dua orang.
PEMBAHASAN
Kandungan
Unsur Hara Jenis Pupuk
Unsur %
Nitrogen (N) Urea N 46
Kalium (K) MOP K2O 60
Fosfor (P) Rock Phosphate P2O5 33
Magnesium (Mg) Kieserit MgO 36
Boron (B) Borate B2O3 48
Sumber: Hasil Pengamatan Penulis (April, 2012)
Tepat waktu. Penentuan waktu pemupukan didasarkan pada kondisi iklim
seperti hari hujan dan curah hujan. Menurut Pahan (2010) waktu dan frekuensi
pemupukan ditentukan oleh iklim (terutama curah hujan), sifat fisik tanah, logistik
(pengadaan pupuk) serta adanya sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara.
Curah hujan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
pemupukan. Curah hujan sangat menentukan tingkat penyerapan hara pupuk oleh
tanaman dari kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan (volatilisasi),
pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu pemupukan
yang tepat untuk pemupukan adalah pada curah hujan antara 60-300 mm/bulan.
44
Jenis Bulan
Pupuk Juni Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Urea ** ** ** ** ** * * * *
MOP * ** ** ** ** * * * * *
RPH * * * *
Kieserit * * * * *
Sumber : Kantor Sentral Kebun, PT. Panca Surya Agrindo (April, 2012)
700
600
500
400
300
200
100
0
Gambar 16. Grafik Curah Hujan Tambusai Estate Periode Mei 2011 - April 2012
45
Bobot Realisasi
Th. Jenis Dosis Penabur untilan Pokok dosis Ketepatan
Blok Tanam Pupuk (kg/pokok) Ke (kg) Terpupuk (kg/pokok) Dosis (%)
U11 1997 Urea 1.5 I 9 7 1.28 85.33
II 9 4 2.25 66.66
II 9 5 1.80 83.33
Rata-rata 78.44
U7 1998 RPH 1.5 I 9 5 1.80 83.33
II 9 5 1.80 83.33
II 9 7 1.28 85.33
Rata-rata 83.99
W8 2005 MOP 1.0 I 12 12 1.00 100.00
II 12 14 0.85 85.71
II 12 15 0.80 80.00
Rata-rata 88.57
Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (Maret, 2012)
Tenaga Kerja
disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan dalam penggunaan atau
pemakaian alat pelindung diri biasanya karena alasan sepele, misalnya pekerja
tidak memakai kacamata saat memanen, sehingga kerap terjadi sesuatu yang
merugikan dirinya sendiri.
Rendahnya kesadaran pekerja di Tambusai Estate dalam menggunakan
alat pengaman diri (APD) karena dianggap mengurangi feminitas, terbatasnya
faktor stimulan pimpinan, dan karena tidak enak serta kurang nyaman merupakan
alasan mengapa tidak disiplinnya karyawan dalam menggunakan APD. Hasil
wawancara yang dilakukan penulis dengan para karyawan mengenai alasan
mereka yang tidak memakai APD saat bekerja menyatakan bahwa karyawan tidak
menggunakan APD karena merasa tidak nyaman dan tidak cocok, karyawan
mengatakan tidak tahu jika harus menggunakan APD, karyawan mengatakan
menggunakan APD hanya membuang-buang waktu saja, karyawan mengatakan
tidak akan celaka jika tidak menggunakan APD dan karyawan mengatakan lupa
menggunakan APD.
Pada Tambusai Estate seharusnya ada sanksi yang tegas sehingga dengan
adanya tindakan sanksi tersebut pekerja akan lebih disiplin. Contohnya: bagi
karyawan yang tidak menggunakan APD apapun alasannya akan dikenakan
sanksi. Pemberian reward, punishment, pengawasan dan tindakan pendisiplinan
dari perusahaan kepada karyawan untuk mendisiplinkan karyawan dalam
menggunakan APD sangat diperlukan. Pengawasan terhadap karyawan akan
mempengaruhi karyawan dalam menggunakan APD, serta dilakukan sosialisasi
masalah kebijakan tentang penggunaan APD dan meningkatkan pola pengawasan
sehingga pekerja termotivasi untuk menggunakan APD pada saat mereka bekerja.
ketepatan dosis pupuk yang digunakan oleh perusahaan. Hasil pengamatan gejala
visual defisiensi hara dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Pengamatan Gejala Defisiensi Hara di Lima Blok
semua seri tanah yang ada di Tambusai Estate, yaitu mencapai 17.5% dari total
tanaman contoh, gejala defisiensi hara Mg merupakan gejala defisiensi hara
terbesar kedua setelah kalium. Gejala awal berupa warna hijau kekuningan yang
dimulai dari ujung anak daun. Pada gejala yang lebih berat daun akan berwarna
coklat kekuningan hingga bewarna kuning cerah.
Secara umum status hara B di daun menunjukkan kondisi kekurangan
(rendah-defisiensi) yaitu mencapai 5.63 % dari luas areal yang menjadi contoh,
sedangkan sisanya dalam kondisi optimum. Gejala ini ditandai adanya daun yang
berbentuk kotak-kotak serta mengerut.
Status hara Fe secara umum banyak dijumpai dalam kategori ringan
hingga berat, yaitu mencapai 4.78 % dari total populasi tanaman contoh. Gejala
defisiensi Fe berupa terjadinya klorosis pada anak daun searah dengan tulang anak
daun pada pelepah muda, tetapi tulang anak daun tetap berwarna hijau. Anak daun
pada pelepah termuda berubah warna menjadi keputihan anak daun pada pelepah
tua tetap berwarna kuning. Gejala defisiensi hara yang ada di Tambusai Estate
dapat dilihat pada Gambar 17.
a) b)
. .
c) d)
. .
Gambar 17. Defisiensi Hara di Tambusai Estate, a). Defisiensi Fe,
b). Defisiensi K, c). Defisiensi Mg, d). Defisiensi B.
52
Contoh : Jika blok yang akan dipupuk pada hari ini adalah blok F48 dengan luas
25.46 ha, dengan menggunakan pupuk Kieserite dosis 1 kg/pokok. Maka biaya
yang dikeluarkan adalah:
a). Upah Pemupukan
1. Pemuat = Tonase x Upah pemupukan pemuat
= 3 600 kg x Rp 20
= Rp 72 000
2. Operator = Tonase x Upah pemupukan operator
= 3 600 kg x Rp 4
= Rp 14 000
Maka, upah pemupukan = Rp 72 000 + Rp 14 000
= Rp 86 000
b). Biaya Pupuk = Tonase x Harga pupuk
= 3 600 kg x Rp 2 425/ kg
= Rp 8 730 000
c). Premi mandor = Tonase x Upah premi mandor
= 3 600 kg x Rp 8
= Rp 28 800
d). Upah Pengawasan = Rp 65 195
e). Biaya Bongkar muat (supir) = Tonase x upah bongkar muat
= 3 600 kg x Rp 2
= Rp 7 200
f). Biaya Alokasi Spreader = Total JKT x harga/jkt
= 3 JKT x Rp 77 000
= Rp 231 000
g). Total Biaya =a+b+c+d+e+f
= Rp 9 148 195
Maka,
Kesimpulan
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas di Tambusai Estate, PT Panca Surya Agrindo,First
Resources Ltd., Kab. Rokan Hulu, Riau
17-02-2012 Diskusi dengan pak Rokan - - - Kantor PT. PSA Bapak Rokan
18-02-2012 Penguntilan Pupuk di Gudang Central 960 kg 3 190 kg 4 150 kg Gudang Pupuk Bp. Taufiq
Central
19-02-2012 Libur - - - Mess PT. PIS Bp. Nanang
20-02-2012 Penunasan 1 Pasar 4 Pasar 4 Pasar Blok U9 Bp. Nadeak
21-02-2012 Pengamatan pemupukan Kieserite - - - Blok W12 &W13 Bp. Taufiq
22-02-2012 Penguntilan Pupuk MOP 100 kg 6 000 kg 6 100 kg Gudang Central Bp. Taufiq
23-02-2012 Pemupukan MOP 2 ha 12 ha 10 ha Blok U14 Bp.Taufiq
24-02-2012 Pengamatan Land application - - - PKS, Blok L17 Bp.Tulus
25-02-2012 Bongkar Muat Pupuk Kieserite 550 kg 13 650 kg 14 200 kg Gudang Central Bp.Taufiq
26-02-2012 Libur - - - Perumahan Staff Bp.Hasyim
27-02-2012 Pemupukan,penguntilan,bongkar muat kieserit 500 kg 4 350 kg 4 850 kg Blok V11,gdg afd. Bp. Taufiq
28-02-2012 Dongkel Anak Kayu 20 meter 300 meter 500 meter Blok U12 Bp. Yusriandi
29-02-2012 Pengamatan Defisiensi Hara - - - Blok V10 -
01-03-2012 Sensus Pokok 10 ha 20 ha 10 ha Blok V8 Bp. Yusriandi
62
Lampiran 1. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan
Penulis Standar Karyawan
02-03-2012 Bongkar muat APD dari Gudang - - - Gudang Bp. Yusriandi
03-03-2012 Observasi aplikasi Spreader - - - Blok F48 Bp. Sinaga
04-03-2012 Libur - - - Perumahan Bp. Hasyim
63
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Tambusai Estate, PT Panca Surya Agrindo,First
Resources Ltd., Kab. Rokan Hulu, Riau
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten di Tambusai Estate, PT Panca Surya Agrindo,First Resources Ltd.,
Kab. Rokan Hulu, Riau
Lampiran 3. (Lanjutan)
Lampiran 3. (Lanjutan)
TAHUN
Bulan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH
Januari 9 233 16 237 11 182 5 35 9 80 3 41 12 224,1 12 224,5 16 273,7 14 199,4 18 234,5 11,36 178,56
Pebruari 4 119 3 45 11 124 8 95 1 10 8 111 12 132,6 10 150 10 283,5 12 232 3 129 7,45 130,10
Maret 3 75 5 85 17 215 7 121 5 59 7 91 8 111,2 18 315,6 16 375,5 7 215,6 9 152,6 9,27 165,14
April 9 109 9 106 15 122 4 86 5 46 7 103 14 308,7 15 238,1 10 199,7 10 302,2 12 133,9 10,00 159,51
Mei 2 16 2 16 5 114 5 51 5 68 8 117 14 300,5 7 153,9 7 77,3 7 49,8 9 143,6 6,45 100,65
Juni 3 58 5 58 3 32 - - - - 9 186 7 158,8 11 269,8 8 58,1 12 258,8 6 85 7,11 129,39
Juli 6 169 5 39 9 195 7 44 6 5 5 76,5 12 195,7 12 175,7 5 67,9 9 206,6 6 77,4 7,45 113,80
Agustus 5 47 2 7 6 74 - - 2 28 5 88,5 6 55,1 8 224,8 15 303,6 5 59,3 9 175,6 6,30 106,29
September 10 174 9 117 14 217 2 13 5 69 12 134,9 10 201,3 14 207,1 9 207,7 13 236,5 11 182,6 9,91 160,01
Oktober 14 255 4 29 6 80 7 90 7 84 11 142,4 17 432,3 15 142,2 8 270,4 8 188,7 13 236,8 10,00 177,35
Nopember 13 169 4 39 15 280 12 132 12 124 15 270,9 13 129,9 11 209,3 13 171,6 13 189,2 17 436 12,55 195,54
Desember 8 654 15 139 74 6 14 182 6 61 17 531 14 177,7 17 310,7 20 343,7 10 290,6 18 631,6 19,36 302,48
Total 86 2.078 79 917 186 1.641 71 849 63 634 107 1.893 139 2.428 150 2.622 137 2.632,70 120 2.428,70 131 2.618,60 117,23 1918,81
Rata-rata 7 173 7 76 16 137 6 71 5 53 9 158 12 202 13 218 11 219 10 202 11 218 9,77 159,90
BB 8 4 8 3 1 8 11 12 9 10 9
BK 3 7 2 4 4 1 1 0 1 2 0
Sumber : Kantor Sentral Kebun PT. Panca Surya Agrindo (April, 2012)
Keterangan: Q= x 100% = 0 %
CH : curah hujan
HH : hari hujan Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson
BB : bulan basah (>100 mm) Termasuk tipe iklim A (Sangat Basah)
BK : bulan kering (< 60 mm) Tipe iklim A = < 14.3%, iklim B = 14.3% - 33.3%, C =
33.3% - 60.3%