Anda di halaman 1dari 78

1

PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER


PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP),
KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Oleh
NURHERY FIRMANSYAH
A34103035

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
2

PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER


PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP),
KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Skripsi sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
NURHERY FIRMANSYAH
A34103035

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
3

RINGKASAN

NURHERY FIRMANSYAH. Pemupukan Secara Mekanis dengan


Fertilizer Spreader pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera (Sinar Mas Group), Kabupaten
Banyuasin, Sumatera Selatan (Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro
Djoefrie, M.Agr).
Magang bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pemupukan seca-
ra mekanis dengan Fertilizer Spreader, serta menemukan dan menganalisis per-
masalahan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader pada tanaman
kelapa sawit.
Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 19 Februari 2007 sampai 19
Juni 2007 bertempat di Perkebunan Kelapa sawit PT Sawit Mas Sejahtera, Kabu-
paten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan.
Metode yang digunakan adalah mengikuti kegiatan integral dari sistem
kerja perkebunan. Selain itu juga dilakukan pengamatan dan pengumpulan data
terkait dengan kegiatan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader
yaitu berupa jumlah pupuk aplikasi, luas lahan yang dipupuk, prestasi kerja,
kecepatan kerja pemupukan dan pengamatan terhadap ketepatan dosis dan cara
pemupukan secara mekanis dengan menggunakan Fertilizer Spreader.
Kegiatan yang diikuti selama magang selain pemupukan secara mekanis
dengan Fertilizer Spreader adalah dongkel anak kayu, tebas rendahan, semprot
piringan, semprot jalan pikul, dan semprot tempat pengumpulan hasil (TPH),
wiping lalang, sensus pohon, sensus produksi, sensus gejala hama tikus, sensus
ulat api, kutip pupa atau pengambilan ulat api pada fase pupa, penguntilan pupuk
atau membagi pupuk menjadi beberapa karung dalam jumlah yang lebih sedikit,
pemupukan manual, pemanenan dan inspeksi panen detail atau pengamatan panen
yang dilakukan secara mendadak, pembibitan Mucuna bracteata Kurz., leaf
sampling unit (LSU), aplikasi tandan kosong kelapa sawit, dan aplikasi limbah
cair pabrik kelapa sawit (LCPKS).
Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader menjadi prioritas
pemupukan utama karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyebaran
pupuk lebih merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara
dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu juga,
tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehing-
ga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Prestasi kerja pemupukan secara
mekanis dengan Fertilizer Spreader 6,25 ha/jam sedangkan pemupukan manual
0,285 ha/jam atau 2 ha/HK.
Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader memiliki kelema-
han antara lain : 1). Perlu ada biaya investasi untuk pembelian traktor dan Fertili-
zer Spreader, 2). Hanya diterapkan pada areal datar sampai landai dengan ke-
miringan lereng 0-50, 3). Terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul, 4). Pertum-
buhan gulma lebih cepat, 5). Terjadi kompetisi penyerapan hara dengan gulma
dibandingkan dengan pemupukan manual.
4

Judul : PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER


SPREADER PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq) DI PERKEBUNAN PT SAWIT MAS SEJAH-
TERA (SINAR MAS GROUP), KABUPATEN BANYUASIN,
SUMATERA SELATAN.
Nama : Nurhery Firmansyah
NRP : A34103035

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr


NIP : 130 422 690

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr


NIP : 131 124 019

Tanggal Lulus : .....................


5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 9 Maret


1985. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Jamaludin
Alif dan Ibu Ooh Sutiah.
Tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Manislor I, kemudian pada tahun
2000 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri I Jalaksana. Selanjutnya
penulis lulus dari SMU Negeri I Kuningan pada tahun 2003.
Tahun 2003 penulis diterima di IPB lewat jalur USMI (Undangan Seleksi
Masuk IPB) sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi, Departemen Budidaya
Pertanian (sekarang Departemen Agronomi dan Hortikultura), Fakultas Pertanian.
Dari tahun 2005 hingga 2006 penulis menjadi asisten mata kuliah Pen-
didikan Agama Islam. Penulis juga aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun
2003-2004 sebagai Sekretaris Umum BEM TPB (Badan Eksekutif Mahasiswa
Tingkat Persiapan Bersama), tahun 2004-2005 sebagai Ketua Departemen Per-
tanian BEM FAPERTA (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian), tahun
2005 sebagai Pengurus BPMW II ISMPI (Badan Perwakilan Mahasiswa Wilayah
II Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia). Tahun 2005-2006 sebagai Wakil
Ketua Umum BEM FAPERTA. Selanjutnya tahun 2007 sebagai Anggota Tim
COSA PUBLIC BEM KM IPB (Center for Study and Analysis of Public Policy)
yang bertugas dalam mengatur kebijakan publik BEM KM IPB.
6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini berjudul
”PEMUPUKAN SECARA MEKANIS DENGAN FERTILIZER SPREADER
PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUN-
AN PT SAWIT MAS SEJAHTERA (SINAR MAS GROUP), KABUPATEN
BANYUASIN, SUMATERA SELATAN.”
Selama melakukan kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini, telah
banyak pihak yang memberikan bantuan kepada penulis, sehingga dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr, sebagai dosen pembimbing
skripsi, atas semua saran, kritik, serta bimbingannya selama penulisan skripsi
ini.
2. Bapak Purwoputro, Bapak Eddy Nisura, dan Bapak Sentot Adi S, sebagai
pembimbing selama kegiatan magang di PT Sawit Mas Sejahtera.
3. Bapak dan ibu, atas doa-doamu di sepanjang sepertiga malam dan atas dorong-
an semangat yang senantiasa diberikan kepada penulis. Juga untuk adik-adikku
tercinta, Rika dan Fitri yang selama ini memberikan sebuah kebahagiaan dan
keceriaan.
4. Seluruh karyawan/staf di PT Sawit Mas Sejahtera yang telah membantu penulis
dalam proses pengumpulan data.
5. Bapak Maddin, Bapak Nurholidin, dan Bapak Darwanto, atas dorongan untuk
melakukan kebaikan selama kegiatan magang di PT Sawit Mas Sejahtera
6. Teman-teman seperjuangan, Redy, Bubun, Fadhli, Ajid, Desna, Krisnoto, Deni,
Mizan, Gema, Nuralim, Arizia, Akbar, Asep, Kastana, Hilman, Dadan, dan
Iqbal atas segala dorongan semangat, doa dan persaudaraan yang telah diberi-
kan selama ini.
7. Wisma Al-Ikhwan crew, Khabay, Roni, Didin, Andri, Anhar, Farhan, Ikhsan,
yang telah menemani dalam penulisan skripsi baik dalam senang maupun
bingung dengan senyum dan keceriaan.
7

8. Nirwan, Tatang, Suhely, Kartika dan Pytho yang telah membantu dalam
seminar dan sidang.
9. Kepengurusan BEM TPB 40, BEM FAPERTA Periode 2004-2005, BEM FA-
PERTA Periode 2005-2006, Omda Kuningan (Himarika), teman-teman Agro-
nomi 40, FIFA 40 dan semua saudara-saudariku atas kebersamaan yang telah
dilalui di kampus IPB tercinta.

Demikian skripsi ini disusun. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis
berserah diri, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bogor, Mei 2008

Penulis
8

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................... 2

METODOLOGI ......................................................................................... 3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................ 3
Metode Pelaksanaan ......................................................................... 3

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ............................................... 4


Profil Perusahaan .............................................................................. 4
Lokasi Kebun ................................................................................... 4
Kondisi Lahan ................................................................................... 4
Kondisi Curah Hujan......................................................................... 5
Keadaan Tanaman ............................................................................. 5
Luas Areal dan Tata Guna Lahan ..................................................... 5
Jaringan Jalan ................................................................................... 6
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................ 7

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ............................................. 8


Perawatan Gawangan ........................................................................ 8
Pemberantasan Lalang....................................................................... 9
Sensus Pohon ................................................................................... 10
Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................... 11
Pemupukan ..... .................................................................................. 13
Pemanenan ........................................................................................ 14
Pengelolaan Limbah ......................................................................... 15

PEMBAHASAN ........................................................................................ 16
Rekomendasi Pemupukan ................................................................. 16
Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader ............................ 20
Dampak Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader............... 24

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 31


Kesimpulan ....................................................................................... 31
Saran ................ ................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 32


LAMPIRAN .............................................................................................. 33
vi

DAFTAR TABEL

Teks Halaman
Tabel 1. Data Kondisi Topografi Kebun Sawit PT Sawit Mas Sejahtera .. 5

Tabel 2. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT Sawit Mas Sejahtera ........ 6

Tabel 3. Kelas Serangan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS) .... 12

Tabel 4. Jumlah Pupuk Rekomendasi Tahun 2007 PT Sawit Mas


Sejahtera ........................................................................................ 17

Tabel 5. Hasil Pelaksanaan Aplikasi Fertilizer Spreader di Lapangan ...... 26

Tabel 6. Efisiensi Berbagai Macam Aplikasi Pupuk Secara Manual


Maupun Mekanis ........................................................................ 30

Lampiran Halaman
Tabel 1. Rekomendasi Pemupukan Tahun 2007 ....................................... 39

Tabel 2. Penjelasan Areal Pemupukan Non Fertilizer Spreader 2007 di


Divisi 4 PT Sawit Mas Sejahtera ................................................ 43

Tabel 3. Form Pengukuran Pohon Contoh LSU ....................................... 45

Tabel 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang ................................................. 46


vii

DAFTAR GAMBAR

Teks Halaman
Gambar 1. Traktor Ford 6610 4WD .......................................................... 23

Gambar 2. Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) ......................... 23

Gambar 3. Loading Pupuk …………………………................................. 25

Gambar 4. Fertilizer Spreader saat menebar pupuk …….................…..... 25

Lampiran Halaman
Gambar 1. Peta Divisi 4 PT Sawit Mas Sejahtera dan Rencana Aplikasi
Pemupukan Menggunakan FS dan Manual.......................... 34

Gambar 2. Pembuatan Jalan Pikul dengan Buldoser.................................. 35

Gambar 3. Jalan Pikul yang Sudah di Buldoser ......................................... 35

Gambar 4. Ecer Pupuk …………………………....................................... 36

Gambar 5. FS Siap Menebar Pupuk ......................................................... 36

Gambar 6. Pegangan FS dan Flow Control .............................................. 37

Gambar 7. Flow Control yang Tampak Lebih Dekat ………....……....... 37

Gambar 8. Deflector atau Nozzel .............................................................. 38

Gambar 9. Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader …............... 38


1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkebunan kelapa sawit mempunyai prospek yang cerah untuk dikem-
bangkan sebagai sumber devisa negara, perluasan kesempatan kerja, kelestarian
sumber daya alam serta sebagai wahana pembangunan. Minyak sawit (Crude
Palm Oil/CPO) mempunyai prospek pemasaran sangat tinggi disamping harganya
yang kompetitif. Permintaan dunia terhadap CPO lebih cepat meningkat daripada
penawaran (Departemen Pertanian, 2006).
Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit yang terus ber-
kembang. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2006 seluas
6 074 926 ha dan produksinya sebesar 13 390 807 ton (Ditjenbun, 2007).
Permintaan produk dari kelapa sawit meningkat sejalan dengan meningkatnya
konsumsi minyak sawit dunia. Upaya dalam meningkatkan poduksi terus dilakukan
baik melalui perluasan areal maupun dalam hal perbaikan teknis budidaya. Pemeliha-
raan merupakan salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam budidaya
kelapa sawit.
Pemeliharaan pada perkebunan kelapa sawit meliputi sensus pohon,
pemeliharaan jalan, pengendalian hama dan penyakit, penunasan pelepah daun,
dan pemupukan (Sinar Mas Agribusiness Reseach and Technology, 2003).
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40-60% dari biaya pemeliha-
raan tanaman secara keseluruhan atau sekitar 20% dari total biaya produksi. Hasil
penelitian menunjukkan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa
meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman (Sastrosayono,
2003). Pemupukan kelapa sawit bertujuan menambah unsur-unsur hara yang
kurang dipasok oleh tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang
normal dan tandan buah segar yang optimal.
Permasalahan yang sering terjadi di perkebunan kelapa sawit dalam
kegiatan pemupukan adalah ketidaksesuaian dosis aplikasi dengan rekomendasi,
waktu dan cara aplikasi, dan faktor pendukung yang lain tidak terkondisikan
(Ridawati, 2002).
2

Pemupukan manual yang pernah dilakukan tidak mampu mencapai suatu


hasil yang maksimal sehingga masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki
seperti pengujian alat dan kalibrasi dosis pupuk harus sesuai dan tepat dosis,
aplikasi pemupukan harus benar dan tepat sasaran, pengawasan pekerjaan pemu-
pukan harus intensif dan efektif, serta kualitas pemupukan harus mencapai mutu
hasil yang lebih baik.
Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut. Penebaran pu-
puk yang hanya pada satu sisi akan mempengaruhi pertumbuhan akar. Penebaran
pupuk secara merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara
dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang (Novizan, 2002).
Efisiensi dan keefektifan pemupukan dapat dicapai dengan pelaksanaan
pemupukan yang tepat dosis, tepat jenis, tepat cara serta tepat waktu pemberian
berdasarkan faktor ekologi setempat.
Pemupukan dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain pemupukan
manual, pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader, dan pemupukan
dengan pesawat. Pemupukan manual menghasilkan mutu yang beragam dan mem-
butuhkan tenaga kerja yang banyak. Hal ini merupakan masalah yang terjadi
setiap tahun. Pemupukan dengan pesawat menghadapi kendala yaitu membutuh-
kan biaya operasional yang mahal. Dengan adanya permasalahan seperti itu maka
salah satu alternatif untuk mencapai pemupukan yang lebih baik dan layak yaitu
pemupukan secara mekanis dengan menggunakan Fertilizer Spreader (Sinar Mas
Agribusiness Reseach and Technology, 2003).

Tujuan
Tujuan magang adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pemupukan
secara mekanis dengan Fertilizer Spreader, serta menemukan dan menganalisis
permasalahan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader pada tanam-
an kelapa sawit.
3

METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Kegiatan magang ini dilaksanakan dari tanggal 19 Februari 2007 sampai
19 Juni 2007 di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sawit Mas Sejahtera, Kabupaten
Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan.

Metode Pelaksanaan
Mahasiswa magang mengikuti semua jenis pekerjaan yang ada di kebun
PT. Sawit Mas Sejahtera dengan jenjang jabatan yang ada. Dalam pelaksanaannya
mahasiswa belajar mengenai teknis dan manajemen dengan berstatus sebagai
pekerja harian, pendamping mandor, dan pendamping asisten.
Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung
dan tidak langsung. Dalam praktek di lapangan sebagian besar mengacu pada
silabus/buku panduan yang ditetapkan perusahaan dan pelaksana magang.
Secara umum pelaksanaan magang yang dilakukan adalah:
a. Melaksanakan teknis lapangan dan manajemen kebun
Pelaksanaannya mahasiswa bekerja langsung pada berbagai kegiatan yang
ada di perkebunan dengan tingkat jabatan dan rentang waktu yang telah
ditetapkan bersama.
b. Pengumpulan data primer dan data sekunder
Pengumpulan data primer diperoleh dari aktivitas kerja, pengamatan di
lapangan dengan pengamatan khusus pada kegiatan pemupukan secara
mekanis dengan Fertilizer Spreader, wawancara dengan staf dan karyawan
serta ikut aktif dalam kegiatan kebun. Pengumpulan data sekunder seperti
luas areal, kondisi lahan, kondisi tanaman, organisasi kebun dan rekomen-
dasi pemupukan berupa jumlah pupuk aplikasi dan luas lahan yang di-
pupuk yang diperoleh dari arsip kebun.
c. Data primer dan sekunder yang didapatkan dari kegiatan magang diguna-
kan sebagai bahan analisis secara komparatif dan bahan pertimbangan ser-
ta penunjang dalam penyusunan tugas akhir.
4

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Profil Perusahaan
Perkebunan kelapa sawit PT Sawit Mas Sejahtera merupakan salah satu
anak perusahaan PT. SMART. Tbk (Sinar Mas Agro Research and Technology)
yang bergerak di bidang pengembangan kelapa sawit di Indonesia. Perusahaan
Sawit Mas Sejahtera merupakan perkebunan swasta nasional yang terletak di
Sumatera Selatan dan berkantor di Banyuasin. PT. Sawit Mas Sejahtera merupa-
kan perkebunan kelapa sawit Sinar Mas Group yang ada di Perkebunan Sinar Mas
II Region Palembang yang terdiri atas 5 divisi. Lokasi perkebunan PT. Sawit Mas
Sejahtera terpisah-pisah, Divisi I dan Divisi II terletak di Pangkalan Panji, Divisi
III dan Divisi IV terletak di Tanjung Laut, serta Divisi V terletak di Pendopo.
Areal yang diusahakan untuk tanaman kelapa sawit seluas 4.781,92 ha, tahun
tanam tertua adalah 1975 seluas 241,38 ha yang terletak di Divisi 1.

Lokasi Kebun
Lokasi perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera terletak di wilayah Kecamatan
Betung, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi kebun Divisi I
dan II dari Palembang sekitar 37 km, Divisi III dan IV dari Palembang sekitar 56
km, dan Divisi V dari Palembang sekitar 134 km. Magang dilaksanakan di Divisi
IV. Batas-batas wilayah divisi IV adalah :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Laut
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sedang
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Laut
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Stereo

Kondisi Lahan
Kondisi topografi lahan Kebun Sinar Mas Tanjung Laut Divisi IV pada
umumnya bervariasi dari datar hingga bergelombang. Sekitar 5 % lokasi merupa-
kan rawa-rawa.
5

Tabel 1. Data Kondisi Topografi Kebun Sawit PT Sawit Mas Sejahtera


Topografi Luas per Divisi (ha) Luas
1 2 3 4 5 (ha)
Datar 1.084,69 570,96 699,45 923,42 0 3.252,52
Bergelombang 100,88 524,24 0 119,61 0 770,73
Berbukit 0 0 0 0 758,67 758,67
Total 1.185,57 1.095,20 699,45 1.043,03 758,67 4.781,92
Sumber : Administrasi Kebun PT Sawit Mas Sejahtera (2007)

Kondisi Curah Hujan


Iklim di perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera menurut klasifikasi Schmidth
dan Ferguson adalah iklim tipe A yaitu sangat basah dengan vegetasi hutan hujan
tropika, dengan bulan basah selama tujuh bulan dan bulan kering satu bulan.
Curah hujan rata-rata dua tahun terakhir 2 441,75 mm/tahun, rata-rata hari hujan
122,25 hari hujan dan suhu rata-rata 320 C.

Keadaan Tanaman
Tanaman kelapa sawit yang ditanam pada perkebunan PT Sawit Mas
Sejahtera adalah varietas Tenera. Benih yang ditanam berasal dari Pusat Penelitian
Kelapa Sawit Marihat Medan. Tanaman kelapa sawit PT Sawit Mas Sejahtera
mulai ditanam pada tahun 1975 yang ditanam di Divisi I. Penanaman kelapa sawit
dengan pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9,2 mx 9,2 mx 9,2 m
(136 pohon/ha) tergantung topografi lahan.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan


Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera terdiri atas lima divisi dengan luas
total (areal tanaman dan non tanaman) 5.592,28 ha. Luas Divisi I 1.354,56 ha,
Divisi II 1.492,72 ha, Divisi III 740,69 ha, Divisi IV 1.124,25 ha dan Divisi V
880,06 ha. Luas areal yang menghasilkan 4.781,92 ha. Rincian luas areal tanaman
menghasilkan Divisi I 1.185,57 ha, Divisi II 1.095,20 ha, Divisi III 699,45 ha,
Divisi IV 1.043,03 ha, dan Divisi V 758,67 ha. Tanaman belum menghasilkan
tidak ada di Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera.
6

Tabel 2. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT Sawit Mas Sejahtera

NO URAIAN DIVISI-I DIVISI-II DIVISI-III DIVISI-IV DIVISI-V TOTAL


............................................................... ha .................................................................
1. TANAMAN
MENGHASILKAN
Tua Umur>20 Tahun
Tahun Tanam 1975 242,01 0,00 0,00 0,00 0,00 242,01
Remaja Umur 7-20 Tahun
Tahun Tanam 1987 181,83 0,00 0,00 0,00 0,00 181,83
Tahun Tanam 1988 126,88 739,86 0,00 0,00 0,00 866,74
Tahun Tanam 1989 212,15 197,49 222,93 388,89 37,51 1,395,87
Tahun Tanam 1990 194,56 0,00 133,56 25,36 271,53 625,01
Tahun Tanam 1991 201,37 38,28 66,13 0,00 0,00 307,78
Tahun Tanam 1992 0,00 0,00 80,83 207,75 0,00 288,,58
Tahun Tanam 1993 0,00 61,18 194,10 238,21 0,00 493,,49
Tahun Tanam 1994 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tahun Tanam 1995 26,77 58,39 0,00 92,87 0,00 178,03
Tahun Tanam 1996 0,00 0,00 0,00 89,95 112,63 202,58
Total TM 1,185,57 1,095,20 699,45 1,043,03 758,67 4,781,92
2. NON TANAMAN
Areal Pembibitan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Perumahan/Bangunan 39,30 5,26 3,42 12,19 1,87 62,04
Areal Jalan 50,52 22,12 14,69 21,36 23,71 123,40
Areal Parit dan Rawa 168,99 397,52 41,24 81,22 121,39 610,36
Total Tan. dan Non Tan. 1,354,56 1,492,56 740,69 1,124,25 880,06 5,592,28

Sumber : Administrasi Kebun PT Sawit Mas Sejahtera (2007)

Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Kebun Tanjung Laut terdiri atas jalan produksi, jalan
koleksi, dan jalan kontrol. Jalan produksi adalah jalan utama atau main road yang
menghubungkan antar blok-blok dalam kebun dengan lebar 6 - 8 m dan mem-
punyai arah timur-barat. Jalan koleksi dibuat untuk mempermudah kegiatan
pengangkutan buah. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) terletak di tepi jalan
koleksi. Jalan koleksi arahnya tegak lurus dengan jalan pikul dan jalan produksi
dengan lebar sekitar 5 - 6 m. Jarak antara setiap jalan koleksi 30 m. Setiap 150 m
dari jalan koleksi dibuat jalan kontrol yang arahnya sejajar dengan jalan koleksi.
Jalan kontrol hanya merupakan jalan setapak dengan ukuran sekitar 1 m yang ber-
fungsi untuk mempermudah kegiatan pengawasan pemanenan.
7

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan


Keadaan sumberdaya manusia merupakan hal penting untuk berjalannya
pengelolaan perkebunan. Pimpinan dan staf PT Sawit Mas Sejahtera terdiri atas
Regional Controller, Estate Manager, Asisten Kepala dan Asisten. Status
karyawannya terdiri atas Karyawan Umum Bulanan, Karyawan Umum Harian,
dan Karyawan Tidak Tetap. PT Sawit Mas Sejahtera terletak di Regional
Sumatera Selatan. Regional Sumatera Selatan dipimpin oleh seorang Regional
Controller (RC). Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera dipimpin oleh seorang
Estate Manager (EM). Manager dibantu oleh dua orang Asisten Kepala (Rayon I
terdiri atas Divisi I dan II serta rayon II terdiri atas Divisi III, IV, dan V) dan 5
orang Asisten divisi yang masing-masing asisten bertanggung jawab terhadap
divisinya.
Sistem Pengupahan dan penggajian di PT Sawit Mas Sejahtera untuk
jabatan staf ditentukan oleh perusahaan sedangkan Karyawan Umum Bulanan
berdasarkan tingkat jabatan dan pekerjaan. Sistem pengupahan untuk Karyawan
Umum Harian, Karyawan Tidak Tetap dan Honorer berdasarkan Upah Minimum
Propinsi (UMP) yang berlaku di Sumatera Selatan yaitu Rp 28 800/hari. Pem-
bayaran gaji untuk staf, Karyawan Umum Bulanan dan Karyawan Umum Harian
dilakukan pada akhir bulan serta untuk Karyawan Tidak Tetap dibayar tiap dua
minggu sekali yaitu minggu kedua dan akhir bulan. Jaminan yang diberikan oleh
perusahaan kepada seluruh karyawan, kecuali Karyawan Tidak Tetap adalah cuti
tahunan, cuti hamil, tunjangan kematian, tunjangan kelahiran, dan tunjangan hari
tua.
8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Perawatan Gawangan
Dongkel Anak Kayu
Kegiatan dongkel anak kayu adalah kegiatan mendongkel semua gulma
yang berkayu kemudian membuangnya ke gawangan mati/di atas tumpukan
pelepah dengan posisi akar di atas supaya tidak menyentuh tanah dan tidak
tumbuh lagi. Untuk jahe-jahean, gadung, dan keladi diambil umbinya kemudian
dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke jalan agar terlindas mobil, begitu
juga dengan anakan sawit yang ada di permukaaan tanah/di sekitar tanaman
kelapa sawit. Kegiatan tersebut dapat mencegah terjadinya persaingan dalam
menyerap nutrisi/unsur hara di dalam tanah antara tanaman kelapa sawit dengan
gulma. Alat yang digunakan adalah pecok (modifikasi dari dodos) dan karung.
Prestasi kerja di lapangan dalam kegiatan dongkel anak kayu 1,275 HK/ha. Hal ini
disebabkan gulma yang ada di lapangan agak sedikit berkurang. Standar atau
norma yang digunakan 1,5 HK/ha.

Tebas Rendahan
Tebas rendahan adalah pemotongan gulma pada daerah rendahan yang
cepat berkembang akibat terendam air. Kegiatan dilakukan apabila gulma sudah
terlalu banyak dan tergantung kondisi di lapangan. Alat yang digunakan yaitu
parang tebas dan parang panjang. Prestasi kerja di lapangan dalam kegiatan tebas
rendahan 2,6 HK/ha. Hal ini disebabkan gulma/semak yang ada pada areal
rendahan agak sedikit berkurang. Standar atau norma dari kegiatan tebas rendahan
5 HK/ha.

Pembibitan Mucuna bracteata Kurz.


M. bracteata Kurz. termasuk tanaman penutup tanah (cover crop) yang
dapat melindungi permukaan tanah dari pencucian unsur hara yang berlebihan,
bahaya erosi, memperbaiki sifat-sifat kimia tanah, menambah nitrogen, membantu
penyimpanan air, dan memperbaiki atau mempertahankan struktur tanah. Cara
penanaman bibit M. bracteata Kurz. dengan stek yaitu dengan cara mengambil
batang-nya yang memiliki 2 mata tunas. Mata tunas yang pertama diletakkan di
9

bawah permukaan tanah (polybag) dan mata tunas yang kedua diletakkan di atas
permukaan tanah. Cara yang kedua dengan gundukan yaitu batang utama yang
panjang dipotong cabang-cabangnya. Mata tunas yang pertama diletakkan di
bawah permukaan tanah (polybag 1), mata tunas yang kedua diletakkan di atas
permukaan tanah, mata tunas yang ketiga diletakkan di bawah permukaan tanah
(polybag 2) dan seterusnya. Standar atau norma yang digunakan 1000
polybag/HK.

Pemberantasan Lalang
Semprot Piringan, Jalan Pikul, dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
Kegiatan semprot piringan, jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil
(TPH) berupa penyemprotan gulma-gulma yang ada di piringan, jalan pikul, dan
TPH. Tujuan semprot piringan dan jalan pikul adalah untuk memudahkan panen,
pemupukan dan pengawasan serta mengurangi kompetisi gulma dengan tanaman
kelapa sawit dalam penyerapan air dan hara. Penyemprotan piringan biasanya
menggunakan system “gank” atau gabungan beberapa divisi dengan tujuan me-
mudahkan pengawasan pekerjaan agar lebih terfokus dengan metode penyem-
protan. Rotasi penyemprotan dilakukan 3 kali dalam setahun dengan system
2 Gramoxone + 1 Round-up. Tujuan metode tersebut dilakukan karena adanya
pergantian/suksesi gulma. Semprot TPH bertujuan agar TPH bersih dari gulma
dan memudahkan pemungutan brondolan agar tidak ada yang tertinggal. Rotasi
dilakukan 6 kali setahun pada bulan genap (2, 4, 6, 8, 10, dan 12). Herbisida yang
digunakan adalah Gramoxone atau Round-up dengan Ally 20 WDG. Satu hektar
dibutuhkan Round-up atau Gramoxone 0,25 liter, sedangkan Ally 20 WDG
dibutuhkan sebanyak 1:20 dari Round-up atau Gramoxone yaitu 0,0125 kg.
Prestasi kerja semprot piringan di lapangan yaitu 0,3 HK/ha. Standar atau norma
kegiatan tersebut 0,6 HK/ha.

Wiping Lalang
Kegiatan wiping lalang adalah pemberantasan lalang/alang-alang di sekitar
tanaman kelapa sawit yang dapat merugikan tanaman pokok berupa penyerapan
unsur hara. Wiping lalang dilakukan pada lalang yang jumlahnya sedikit dengan
cara mengusap lalang dari pangkal hingga ujung daun menggunakan alat wiping
10

yang sudah dimodifikasi. Alat wiping yang sudah dimodifikasi berupa botol
plastik yang berfungsi sebagai tempat/wadah larutan kemudian alat infus sebagai
saluran larutan, larutan akan bergerak menuju pada lap bekas cuci piring yang
berfungsi sebagai pengusap daun. Bahan yang digunakan adalah Round-up.
Round-up dicampur dengan air dengan perbandingan 50 cc Round-up : 5 liter air.
Prestasi kerja wiping lalang 0,07 HK/ha. Hal ini disebabkan karena lalang di
lapangan agak sedikit berkurang. Standar atau norma dari wiping lalang
0,1 HK/ha.

Sensus Pohon
Sensus Pohon
Sensus pohon adalah pendataan/pencatatan mengenai jumlah pohon yang
ada dalam setiap blok mencakup pohon produktif dan non produktif serta kondisi
blok. Kegiatan sensus pohon dilakukan setiap tahun, hal ini agar data jumlah
pohon termonitor, sehingga tidak salah dalam menentukan kebijaksanaan opera-
sional, terutama pemupukan. Monitoring dengan menggunakan stiple card dan di
update jika ada perubahan. Kegiatan sensus pohon bertujuan untuk menghitung
pohon yang produktif dan non produktif. Prestasi kerja di lapangan rata-rata
0,1 HK/ha. Standar atau normanya 0,15 HK/ha.

Sensus Produksi
Kegiatan sensus produksi adalah pendataan buah kelapa sawit yang
bertujuan untuk memprediksi produksi di waktu yang akan datang. Buah yang
diamati dan didata adalah buah berwarna merah, buah yang berwarna hitam, dan
buah kopi. Cara kerja sensus produksi sesuai mendata buah yang ada pada baris
ke-3 dengan selang 10 tanaman (3, 13, 23,…,dst), kemudian petugas sensus men-
catatnya pada form sensus produksi. Buah yang didata antara lain buah berwarna
merah dan hitam. Prestasi kerja di lapangan sensus produksi 0,025 HK/ha. Standar
atau norma dari sensus produksi 0,15 HK/ha.
11

Leaf Sampling Unit (LSU)


Kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU) adalah kegiatan pengambilan daun
kelapa sawit yang bertujuan untuk mendapatkan contoh daun dan dapat dijadikan
sebagai rekomendasi untuk pemupukan. Pada pengambilan contoh LSU yang
diamati antara lain tinggi pohon, panjang pelepah, serta lebar dan tebal petiol.
Petugas LSU mulai mengamati dari baris ke-3 pohon yang ke-3 setelah itu
Petugas LSU mengamati pohon yang ke 8, 13,..dst (kelipatan 5) dan baris ke 8,
13,...dst (kelipatan 5). Sensus dilanjutkan dengan cara memangkas pelepah yang
ke-17 pada pohon contoh, mengukur tinggi pohon, panjang pelepah, serta lebar
dan tebal petiole. Pada pelepah yang ke-17 yang dijadikan contoh diambil masing-
masing 2 daun kiri dan kanan pada bagian pertemuan pelepah yang lancip dan
tumpul. Daun tersebut dibawa ke bagian riset dan akan dijadikan sebagai reko-
mendasi pemupukan.

Pengendalian Hama dan Penyakit


Sensus Gejala Hama Tikus
Kegiatan sensus gejala hama tikus adalah pendataan pohon kelapa sawit
(bunga jantan, bunga betina, tandan buah segar, dan brondolan) yang terserang
hama tikus. Cara kerja sensus ini yaitu mengamati pohon (bunga jantan, bunga
betina, tandan buah segar, dan brondolan) pada baris ketiga dan dilanjutkan pada
setiap 10 baris berikutnya. kemudian dicatat yang terkena serangan hama tikus.
Pengamatan dilakukan terhadap semua pohon dalam baris tersebut. Ciri buah yang
sudah terserang hama tikus adalah berupa buah tinggal/yang sudah jatuh di
piringan yang tinggal menyisakan cangkang saja, serabutnya sudah dimakan tikus.
Prestasi kerja di lapangan untuk kegiatan sensus tikus 0,029 HK/ha. Standar atau
normanya 0,034 HK/ha.

Sensus Ulat api


Sensus ulat api adalah pendataan perkembangan ulat api. Kegiatan dilaku-
kan secara rutin satu bulan sekali untuk memantau ulat api. Sensus dilakukan
dengan cara pengamatan yang dimulai pada baris ke-3 dengan selang 10 baris (3,
13, 23,…,dst), jarak pengamatan pada setiap baris selang 15 pohon. Sensus
dilanjutkan dengan cara mengambil 3 pelepah pada pohon yang berbeda pada
12

salah satu bagian atas (pelepah 1-9), tengah (pelepah 10-25) dan bawah (pelepah >
25). Prestasi kerja di lapangan 0,05 HK/ha. Standar atau norma dari kegiatan
tersebut 0,15 HK/ha. Serangan ulat api mudah diketahui dengan melihat pelepah
daun yang terserang ulat api. Pada tanaman menghasilkan, serangan ulat api
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu serangan ringan, sedang, dan berat. Tabel
tingkat serangan ulat api di kebun PT Sawit Mas Sejahtera dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Kelas Serangan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS)

Jenis UPDKS Ukuran ulat Kategori serangan Batas kritis


(cm) ( ekor/pelepah ) (ekor/pele-
Kecil Sedang Besar Rendah Sedang Berat pah)
A. Ulat Api
1. Thosea asigna van <1 1-2 >2 <5 6-10 >10 6-10
Eecke
2. Setora nitens <1 1-2 >2 <5 6-10 >10 6-10
Walker
3. Thosea bisura <1 1-2 >2 <5 6-10 >10 6-10
Moore
4. Thosea vetusta <1 1-2 >2 < 10 11-20 >20 11-20
Walker
5. Ploneta diducta <1 1-2 >2 < 10 11-20 >20 11-20
Snellen
6. Darna trima <0.7 0.5-2 >1 < 10 11-20 >20 11-20
Moore
7. Setora pallida 5<1 1-2 >2 < 10 11-20 >20 11-20
Moschl
B. Ulat Kantong
1. Mahasena corbetti <1 1-2 >2 < 10 11-20 >20 11-20
Tams
2. Metisa plana <0.5 0.5-1 >1 < 10 11-20 >20 11-20
Walker
3 Chremastopsyche * * * < 10 11-20 >20 11-20
pendula Walker
Sumber : Administrasi Kebun PT Sawit Mas Sejahtera (2007)

Kutip Pupa
Kegiatan kutip pupa adalah pengambilan pupa yang ada di piringan dan di
ketiak pelepah yang maksudnya untuk memotong siklus ulat api yang sudah
menjadi pupa. Kutip pupa dilakukan supaya tidak terjadi fase imago (kupu-kupu)
yang apabila sudah bertelur bisa mencapai sekitar 300 telur per kupu-kupu. Hal ini
sangat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Prestasi kerja kutip
pupa 0,9 HK/ha untuk serangan ringan dan 1,4 HK/ha untuk serangan sedang.
13

Standar atau norma untuk serangan ringan 1 HK/ha, serangan sedang 1,67 HK/ha,
dan serangan berat 2,5 HK/ha.

Pemupukan
Penguntilan Pupuk
Penguntilan pupuk adalah kegiatan membagi pupuk menjadi beberapa
karung dalam jumlah yang lebih sedikit yang bertujuan agar memudahkan dalam
pemupukan dan pemupukan lebih tepat dosis. Penguntilan menggunakan takaran
khusus yang sudah dikalibrasi sesuai dengan dosis yang digunakan. Penguntilan
untuk pupuk mikro yaitu pupuk HGFB menggunakan takaran khusus setara
0,075 kg atau satu karung pupuk HGFB (25 kg) harus diuntil sebanyak 333 until.
Pupuk makro seperti Urea (satu karung = 50 kg) harus diuntil sebanyak 4 until
atau setara dengan 12,5 kg per until. Pupuk makro yang lain seperti MOP/KCL,
TSP, RP, Kieserit, dan Super Dolomite, masing-masing satu karung = 50 kg harus
diuntil sebanyak 3 until atau setara dengan 16,7 kg per until. Untuk pupuk mikro
normanya 1 HK/3 karung pupuk HGFB. Pupuk makro normanya 1 HK/2 ton
pupuk atau 40 karung pupuk makro.

Pemupukan
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produksi. Pemupukan kelapa sawit bertujuan menambah unsur-unsur hara yang
kurang dipasok oleh tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Cara
pemupukan manual disebar pada piringan luar (batas antara piringan dengan
rumpukan pelepah) karena tudung akar lebih aktif dalam mencari atau menyerap
nutrisi/unsur hara. Pemupukan secara mekanis menggunakan Fertilizer Spreader
yang berfungsi sebagai penebar pupuk. Pupuk yang digunakan di PT Sawit Mas
Sejahtera antara lain pupuk makro dan pupuk mikro. Pupuk makro antara lain
Urea, TSP, CIRP, MOP, Kieserite, dan Dolomite. Untuk pupuk mikro adalah
HGFB. Prestasi kerja rata-rata pemupukan manual 2 ha/HK atau 0,285 ha/jam.
Prestasi kerja pemupukan mekanis dengan Fertizer Spreader 6,25 ha/jam. Standar
atau norma pemupukan manual 1,7 ha/HK dan basis pemupukan mekanis dengan
Fertizer Spreader 25 ha/hari.
14

Pemanenan
Pemanenan
Panen merupakan salah satu rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya
kelapa sawit. Panen merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penen-
tuan mutu produk minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO). Tenaga kerja pemanenan
yaitu pemanen dan pembrondol. Alat panen antara lain egrek, dodos, angkong,
gantolan, ember (6 kg) dan tombak atau gancu. Interval panen 7-8 hari. Standar
kematangan panen adalah 2 brondolan segar lepas per kilogram setelah tandan
buah segar (TBS) jatuh. Aturan panen antara lain semua buah matang harus di-
panen dan dikeluarkan, tidak dibenarkan memanen buah mentah, brondolan harus
dikutip dan jangan sampai ada yang tertinggal, tangkai TBS dipotong seperti
huruf “V”, pelepah harus diletakkan di gawangan mati, TBS harus disusun dengan
rapi atau seragam dan janjang yang busuk/sakit dipisahkan dengan janjang yang
normal. Sistem panen yang digunakan di PT Sawit Mas Sejahtera adalah sistem
ancak tetap maksudnya setiap pemanen melaksanakan panen pada areal yang
sama dikerjakan secara rutin, dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesai-
kan sesuai dengan luas yang ditentukan. Prestasi kerja di lapangan untuk kegiatan
pemanenan 1 HK/4,15 ha. Standar atau norma yang dipakai dalam pemanenan
1 HK/4 ha.

Inspeksi Panen Detail


Inspeksi panen detail bertujuan untuk mengecek hasil pekerjaan panen.
Luas areal inspeksi panen 5-10% dari luas areal yang dipanen. Inti dari kegiatan
inspeksi panen detail adalah memastikan disiplin panen terlaksana dengan benar
yakni tidak ada buah masak tidak dipanen/tinggal, tidak ada buah busuk, tidak ada
brondolan tinggal, tidak ada pelepah salah susun, tidak ada pelepah yang setelah
dipotong jumlahnya kurang dari 48 pelepah dalam satu pohon (under pruning),
tidak ada pelepah yang setelah dipotong jumlahnya lebih dari 48 pelepah dalam
satu pohon (over pruning), dan pelepah sengkleh yaitu pelepah yang hampir patah
tetapi masih menggantung pada pohon. Kegiatan tersebut diutamakan pada blok
yang produksinya < 60 % budget produksi.
15

Pengelolaan Limbah
Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Aplikasi tandan kosong kelapa sawit dilakukan di piringan luar atau batas
antara piringan dengan tumpukan pelepah (berbentuk huruf “U”). Tandan kosong
harus telah diaplikasi dalam kurun waktu 6 hari ke lapangan untuk mengurangi
kehilangan haranya. Satu ton TKKS setara dengan 6,1 kg urea + 1,6 kg TSP +
15,9 kg MOP + 3,3 kg Kieserite. TKKS dimuat ke dalam Empty Bunch Spreader
(EBS) yang berkapasitas 7 ton dengan crane grapple. Selanjutnya EBS ditarik
dengan traktor 4-WD (85 HP) ke lapangan. TKKS diecer dengan EBS sepanjang
jalan pikul dengan dosis 60 ton/ha dengan kerapatan tanaman per hektar 136
pohon jadi dalam 1 pohon dosisnya sekitar 441 kg atau dalam satu kali angkut
EBS (7 ton) dapat diecer sekitar 16 pohon. TKKS yang diecer kemudian diletak-
kan di piringan luar (batas antara piringan dengan tumpukan pelepah) membentuk
huruf “U” dengan susunan yang rapi.

Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)


Limbah cair yang dihasilkan 55 % dari TBS yang diolah. LCPKS merupa-
kan produk samping yang dihasilkan PKS dalam bentuk cairan. Limbah cair PKS
yang dimanfaatkan untuk aplikasi di lapangan adalah LCPKS yang tidak ada
pelepah yang setelah dipotong jumlahnya kurang dari 48 pelepah dalam satu
pohon sudah mendapat perlakuan di dalam kolam instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) – digest effluent dan bukan LCPKS yang masih mentah (raw-effluent).
Manfaat dari LCPKS ditinjau dari aspek kimia tanah sebagai hara tanaman, air,
dan bahan organik tanah. Ditinjau dari aspek biologi tanah sebagai media tumbuh
bagi mikroorganisme pengurai di dalam tanah. LCPKS diaplikasikan di tanah
mineral non pasir yang bertofografi datar hingga agak bergelombang. LCPKS
dialirkan melalui pipa utama dan pipa distribusi ke dalam blok-blok yang sudah
ditentukan. Aplikasi LCPKS dilakukan secara jalur per jalur di dalam blok.
Lamanya jam operasi bergantung kepada debit yang keluar dari pipa distribusi
yang ditentukan oleh jarak dan kapasitas pompa. Dosis rekomendasi aplikasi
LCPKS 125 m3/ha/rotasi dengan 3 kali rotasi setiap tahun.
16

PEMBAHASAN

Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap


pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan
untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman
dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Pupuk dibutuhkan karena tanah ke-
kurangan unsur-unsur hara untuk tanaman. Dengan pemupukan dapat meningkat-
kan produktivitas tanaman (Fauzi, et. al., 2005).

Rekomendasi Pemupukan
Rekomendasi pemupukan selain didasarkan pada hasil analisis daun juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ketersediaan pupuk yang ber-
pengaruh terhadap jumlah dan jenis pupuk yang digunakan. Kondisi keuangan
perusahaan juga dapat mempengaruhi penentuan waktu pemupukan.
Kebun PT Sawit Mas Sejahtera melaksanakan pemupukan berdasarkan
rekomendasi lembaga riset penelitian Sinar Mas (SMARTRI). Analisis daun
dilakukan setahun sekali. Pada keadaan normal, analisis daun dilaksanakan sekitar
2-3 bulan setelah pemupukan semester I. Blok-blok yang akan dijadikan contoh
telah ditentukan oleh SMARTRI. Contoh daun yang diambil adalah anak daun
pada pelepah ke-17. Hasil analisis daun dapat memberikan indikasi kekurangan
unsur hara pada tanaman. Selain analisis daun, kebun PT Sawit Mas Sejahtera dan
SMARTRI juga melakukan analisis unsur hara tanah yang dilaksanakan setiap
tiga tahun sekali. Analisis kandungan hara tanah dilaksanakan sebagai upaya
untuk mengetahui perkembangan kadar hara dalam tanah secara detail pada
masing-masing blok, yang dapat digunakan sebagai data pendukung rekomendasi
pemupukan.
Ketepatan dosis dan waktu aplikasi sangat menentukan efisiensi pemupuk-
an. Pemupukan di kebun PT Sawit Mas Sejahtera dibagi menjadi dua semester.
Waktu dan jadwal pemupukan telah ditentukan, yaitu pada bulan Maret-Mei untuk
semester I dan pada bulan September-Oktober untuk semester II. Jumlah Pupuk
Rekomendasi Tahun 2007 PT Sawit Mas Sejahtera disajikan pada Tabel 4.
17

Tabel 4. Jumlah Pupuk Rekomendasi Tahun 2007 PT Sawit Mas Sejahtera


Divisi Luas Jumlah Aplikasi Urea CIRP TSP MOP Dolomite Kieserite HGFB Jumlah
(ha) pohon ke (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (kg) (ton)

1 1,185.6 153,778 I 177.35 42.48 111.31 237.50 127.71 21.71 12,408 732.06
II 177.35 42.48 111.25 237.50 99.24 13.22 1,934 682.97
Sub total 354.71 84.96 222.56 475.00 226.94 34.93 14,342 1,415.04

2 1,095.2 142,060 I 123.72 97.23 63.86 159.57 116.51 14.41 11,885 587.18
II 127.23 75.67 39.40 157.79 92.84 12.54 2,461 507.93
Sub total 250.95 172.90 103.25 317.36 209.35 26.95 14,346 1,095.10

3 699.5 97,072 I 131.39 93.76 30.10 147.89 69.65 28.50 7,280 508.57
II 131.39 83.71 30.10 147.89 58.74 22.22 0 474.05
Sub total 262.77 177.47 60.21 295.79 128.39 50.72 7,280 982.62

4 1,043.0 138,089 I 172.94 125.20 45.84 219.21 111.00 41.54 10,357 726.10
II 166.48 110.46 45.84 219.21 93.64 39.99 0 675.63
Sub total 339.42 235.66 91.69 438.43 204.64 81.53 10,357 1,401.73

5 758.7 91,467 I 124.85 39.57 59.82 151.25 63.46 46.40 7,839 493.18
II 124.85 39.57 59.82 151.25 50.77 40.35 1,958 468.55
Sub total 249.70 79.13 119.63 302.51 114.23 86.75 9,798 961.74
Grand Total/Aplikasi I 730.25 398.23 310.93 915.43 488.33 152.56 49,769 3,047.09

4,781.92 622,466 II 727.30 351.88 286.41 913.65 395.23 128.32 6353 2,809.13
Grand Total 1,457.55 750.11 597.34 1,829.08 883.55 280.88 56,122 5,856.22
Rata-rata pupuk/pohon (kg) 2.34 1.21 0.96 2.94 1.42 0.45 0.09 9.41
Sumber: Kantor Estate PT Sawit Mas Sejahtera (200
18

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan rekomendasi, jenis pu-puk
yang digunakan di kebun PT Sawit Mas Sejahtera adalah Urea (46 % N),
Chrismast Island Rock Phosphate (CIRP) (31 % P2O5), Triple Super Phosphate
(TSP) (45 % P2O5), Muriate Of Potash (MOP) (60 % K2O), Dolomite (22 %
MgO), dan Kieserite (27 % MgO) sebagai pemasok kebutuhan hara makro dan
untuk memenuhi kebutuhan hara mikro digunakan High Grade Fertilizer Borate
(HGFB) (48 % B2O3).
Kebun PT Sawit Mas Sejahtera menggunakan pupuk urea untuk memasok
kebutuhan tanaman akan nitrogen. Urea dibuat dari gas amoniak dangas arang.
Persenyawaan kedua zat ini melahirkan pupuk urea dengan kandungan N
sebanyak 46 %. Urea 46 % berarti dalam100 kg urea terkandung 46 kg N. Urea
termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Sifat lainnya ialah
mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Peranan utama
nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,
khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting
dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis.
Nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam
nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar
pada setiap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif,
seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Gejala defisiensi
nitrogen yang ditemukan di lapangan, antara lain pelepah daun tua berwarna
kekuningan serta tulang daun berwarna orange terang.
Untuk memenuhi kebutuhan hara fosfor pada tanaman kebun PT Sawit
Mas Sejahtera menggunakan pupuk TSP dan CIRP. Pupuk TSP mengandung
kadar P2O5 46-48 %. Warnanya abu-abu. Bentuknya berupa butiran (granulated).
Sifatnya mudah larut dalam air dan reaksi fisiologinya netral. Sedangkan pupuk
CIRP memiliki kandungan P2O5 berkisar 32-36 %. Butirannya cukup halus.
Fosfor berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar, berhubungan erat
dengan unsur hara lain dan proses respirasi serta berpengaruh pada saat
kematangan buah. Di lapangan tidak ditemukan tanaman yang mengalami gejala
defisiensi unsur P. Sebagai indikasi defisiensi fosfor adalah tanaman mengalami
19

pertumbuhan yang terhambat (kerdil) dan pelepah pendek, serta terjadinya


penurunan jumlah tandan.
Pemupukan MOP/KCl yang cukup pada tanaman dapat berpengaruh pada
jumlah dan ukuran tandan buah, serta ketahanan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun,
bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tak bisa dilupakan ialah kalium pun
merupakan sumber kekuatan tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penya-
kit. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi kalium yaitu berupa bercak-bercak
kuning pada anak daun yang kemudian mengering.
Untuk memasok kebutuhan hara magnesium, kebun PT Sawit Mas
Sejahtera menggunakan pupuk Dolomite dan Kieserite. Dolomite merupakan jenis
pupuk tunggal yang digunakan untuk hara magnesium dalam tanah. Rumus
kimianya CaCO3.MgCO3. Unsur utama yang terkandung di dalam pupuk ini
adalah Mg dan Ca. Kandungan MgO-nya berkisar 18-22 % dan CaO 40 %.
Kelarutannya dalam air cukup baik. Pupuk ini bersifat basa sehingga kalau rutin
digunakan dapat meningkatkan pH tanah. Kieserite sering disebut juga magne-
sium-sulfat. Rumus kimianya MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 dan MgCO3. Kandungan kieserite murni
terdiri dari 29 % MgO dan 23 % S. Kieserite berbentuk hablur berwarna putih
keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air. Sifatnya asam sehingga bila
digunakan terus menerus dapat menyebabkan tanah bereaksi asam. Magnesium
berperan dalam pembentukan klorofil yang penting bagi efisiensi fotosintesis.
Magnesium pun memegang peranan penting dalam transportasi fosfat dalam
tanaman. Dengan demikian, kandungan fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan
dengan jalan menambah magnesuim. Di lapangan ditemukan gejala defisiensi
magnesium yaitu pada beberapa daun tua berwarna hijau kekuningan jika terkena
sinar matahari, yang apabila dibiarkan warna daun akan berubah menjadi cokelat
dan akhirnya mengering yang dimulai dari sisi helai anak daun.
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang sama pentingnya dengan
unsur-unsur hara makro bagi tanaman, walaupun dalam hal ini kebutuhannya
hanya sedikit. Berdasarkan rekomendasi SMARTRI, aplikasi pupuk mikro di
kebun PT Sawit Mas Sejahtera menggunakan HGFB. Kebun PT Sawit Mas
20

Sejahtera menggunakan HGFB untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur


hara boron. Boron mempunyai peranan penting dalam sintesis karbohidrat dan
gula, metabolisme asam nukleat dan protein. Di lapangan ditemukan gejala
defisiensi boron berupa anak daun yang terletak pada ujung pelepah berkerut,
serta terjadi pemendekan ukuran daun dan apabila dibiarkan dalam jangka waktu
yang lama maka tanaman akan menjadi kerdil.

Aplikasi Pemupukan Fertilizer Spreader


Manajemen pemupukan. Sistem manajemen pemupukan di kebun PT
Sawit Mas Sejahtera merupakan tanggung jawab masing-masing divisi mulai dari
pelaksanaan hingga pengaturan teknik pemupukannya. Rencana kerja pemupukan
dibuat oleh masing-masing Asisten divisi yang dibantu oleh Mandor pupuk. Blok-
blok yang sudah diaplikasi dicatat waktu aplikasinya di tabel rekomendasi.
Masing-masing Asisten divisi bertanggung jawab untuk melaporkan perkem-
bangan program pemupukan tiap semesternya pada Estate Manager.
Persiapan pemupukan. Beberapa hal yang harus disiapkan sebelum
pemupukan Fertilizer Spreader dilaksanakan, antara lain persiapan lahan aplikasi,
material pupuk dan tenaga kerja, sarana transportasi serta alat-alat aplikasi yaitu
traktor dan Fertilizer Spreader. Selain itu Mandor pupuk juga harus mengetahui
luas blok yang akan diaplikasi, jenis dan jumlah pupukyang akan diaplikasikan,
serta dosis aplikasi per pohon.
Lahan aplikasi yang akan dipupuk dipastikan dalam kondisi bersih, baik
dari gulma ataupun pelepah-pelepah yang terjatuh pada saat pemanenan. Hal ini
bertujuan agar pupuk yang diberikan dapat lebih efektif diserap oleh tanaman.
Untuk mencegah terjadinya keterlambatan aplikasi pemupukan sebaiknya material
pupuk yang akan digunakan sudah dipersiapkan beberapa bulan sebelumnya,
sehingga waktu pelaksanaan pemupukan dapat sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan.
Kegiatan pemupukan manual di kebun PT Sawit Mas Sejahtera dimulai
dengan penguntilan atau membagi pupuk menjadi beberapa karung dalam jumlah
yang lebih sedikit. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan pupuk
dilapangan serta mengusahakan agar banyaknya pupuk yang diterima oleh setiap
21

pohon sama (tepat dosis). Banyaknya untilan yang dibuat dari satu karung pupuk
berisi 50 kg tergantung dari dosis yang digunakan. Contoh untuk aplikasi pupuk
dengan dosis 1 kg, karung pupuk berisi 50 kg, diuntil untuk jumlah pohon sampai
jalan pikul tengah, yaitu 16 pohon, sehingga 1 karung pupuk tersebut diuntil
menjadi 3 untilan dengan berat masing-masing ± 16.6 kg. Sedangkan untuk
pemupukan dengan Fertilizer Spreader tidak dilakukan penguntilan akan tetapi
pupuk yang masih didalam karung dibawa ke lahan aplikasi pemupukan dengan
truk. Jumlah pupuk yang dibawa sesuai dengan rekomendasi pemupukan.
Berdasarkan pengamatan dilapangan pada kegiatan pemupukan, ada
beberapa hal yang menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan
dengan Fertilizer Spreader dimulai. Pertama, terdapat beberapa jalan pikul yang
dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur tersebut.
Kedua, ada beberapa blok yang yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup
oleh gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok
Ketiga, banyak pohon sawit yang berada di daerah rendah, sehingga pada saat
musim hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat
aplikasi tidak boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah
surut, sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan
keesokan harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang.
Berdasarkan tujuan efisiensi dan kefektifan pemupukan, maka hal tersebut
harus sangat diperhatikan dan diselesaikan sebelum kegiatan pemupukan
berlangsung dengan baik dan tepat sasaran. Mandor pupuk sebaiknya melakukan
survey terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan blok yang akan dipupuk,
sehingga jika terdapat kendala dapat diselesaikan terlebih dahulu sebelum
pemupukan dimulai. Untuk jalan pikul yang dipisahkan oleh parit sebaiknya jalan
traktor dibuat membelok. Jalan pikul yang tertutup oleh gulma yang sangat rapat
sebaiknya di buldoser dulu akan lebih baik lagi kalau semua jalan pikul yang
dilintasi oleh traktor di buldoser.
Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang
menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar tana-
man, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis dan
dosis pupuk.
22

Efektivitas pemupukan dipengaruhi oleh pemilihan jenis pupuk, pemakai-


an dosis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan cara penempatan
pupuk. Pengaturan cara penempatan pupuk memiliki tujuan sebagai berikut: 1).
Tanaman dapat memanfaatkan semaksimal mungkin unsur hara dari pupuk
melalui minimalisasi terjadinya pencucian dan penguapan, 2). Cara aplikasi yang
dipilih harus aman bagi tanaman dan biji yang ditanam, 3). Cara aplikasi yang
tepat menjadikan jumlah pupuk yang ditebar sesuai dengan dosis yang diingankan
(akurat), 4). Cara aplikasi yang paling efisien dalam memanfaatkan sumberdaya
tenaga kerja, waktu, alat, dan bahan (Novizan. 2002)
Pupuk akan sampai pada sasarannya jika diaplikasikan secara benar.
Dalam memilih cara aplikasi atau penempatan pupuk, harus mempertimbangkan
faktor-faktor antara lain tanaman yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan,
dosis pupuk serta faktor lain seperti iklim, jenis tanah, dan ketersediaan air.
Dengan aplikasi yang tepat dan benar maka akan diperoleh efisiensi dan efekti-
vitas pemupukan.
Dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit
serta untuk meningkatkan efektivitas pemupukan, kebun PT Sawit Mas Sejahtera
melaksanakan pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader disamping
masih menggunakan pemupukan secara manual untuk lahan-lahan yang tidak bisa
digunakan dalam pemupukan menggunakan Fertilizer Spreader.
Lahan aplikasi. Sebelum aplikasi pemupukan dengan menggunakan
Fertilizer Spreader dilakukan sebaiknya memperhatikan kebersihan areal/
pengendalian gulma dilakukan secara jalur strip antar pohon sawit dalam barisan,
karena aplikasi pupuk tertinggi terdapat pada lokasi ini (jalur baris tanaman).
Selain itu juga penumpukan pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga
tidak menumpuk terlalu tinggi, disarankan 2-3 tumpukan pelepah serta di dalam
blok tidak terlalu banyak parit/titi panen, sehingga traktor tidak terlalu sering
bergerak memutar (belok).
Pada lahan aplikasi pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader
dilakukan perataan jalur jalan traktor dengan cara melakukan scraping (dengan
menggunakan buldozer D65 E8) sehingga jalan bebas dari lubang dan gundukan
tanah serta tunggul/anak kayu.
23

Spesifikasi alat. Adapaun spesifikasi alat pemupukan dengan Fertilizer


Spreader, antara lain :

1. Traktor
Traktor yang digunakan jenis traktor Ford 6610 4WD. Dikeluarkan tahun
1983. Traktor Ford 6610 4WD memiliki ukuran ban standar (ban depan:
12.4-24, dan ban belakang: 18.4-30). Harga traktor sekitar Rp 500 juta.
Traktor Ford 6610 4WD disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Traktor Ford 6610 4WD

2. Fertilizer Spreader

Gambar 2. Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin)


24

Fertilizer Spreader adalah alat yang digunakan untuk mengaplikasikan


pupuk ke tanaman kelapa sawit pada areal Tanaman Menghasilkan (TM)
yang datar sampai landai (kemiringan 0-50) dengan umur tanaman ≥ 7
tahun. Alat ini hanya dapat mengaplikasikam pupuk makro saja, karena
dosis pupuk mikro yang terlalu kecil. Jenis Fertilizer Spreader yang
digunakan Emdek-350 (Turbo Spin). Emdek-350 (Turbo Spin) memiliki
kapasitas muatan maksimum 750 kg, kapasitas hopper (tempat menam-
pung pupuk) 800 liter, tinggi muat 115 cm, PTO rpm 540. Fertilizer
Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) disajikan pada Gambar 2.

Proses pelaksanaan pemupukan. Sebelum dilakukan pemupukan baik


manual maupun mekanis harus diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah
pupuk, luas areal yang dipupuk, dan jumlah pohon per hektar. Hal ini dapat dilihat
dari rekomendasi pemupukan. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan
Fertilizer Spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan pada Fertilizer
Spreader. Flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan pengatur dosis pupuk
yang keluar dari deflector atau nozzel (tempat keluarnya pupuk yang berada di
sebelah kiri dan kanan alat).
Aplikasi pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader dimulai
dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk yang kemudian akan dibawa dengan
truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan emdek digabungkan menjadi satu
dengan posisi emdek di bagian belakang traktor.
Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, kemudian pupuk disimpan pada
tempat yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Diusahakan pupuk
disimpan pada jalan poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal ini untuk
memudahkan dalam proses pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader.
Setelah pupuk diecer kemudian pupuk disaring ke dalam Fertilizer
Spreader dengan memakai jaring besi supaya untuk menjaga keamanan loader
pupuk dan menyaring sekiranya ada pupuk yang menjadi bongkahan serta adanya
sampah. Loading pupuk disajikan pada Gambar 3.
25

Gambar 3. Loading Pupuk

Fertilizer Spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk


sebanyak 750 kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya
sekitar 500-600 kg setiap kali tebar. Hal ini dikarenakan supaya pupuk tidak
tercecer, menumpuk di tanah dan terbuang percuma.
Setelah Fertilizer Spreader diisi oleh pupuk maka pemupukan akan
segera dimulai. Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor
bergerak melewati jalan pikul yang pertama kemudian yang kedua dan seterusnya
sampai pupuk yang ada di Fertilizer Spreader habis. Seteleh itu Fertilizer
spreader diisi lagi dengan pupuk kemudian melanjutkan pemupukan pada jalan
pikul yang terakhir dipupuk. Pada saat aplikasi pemupukan operator traktor
dibantu oleh seorang helper yang bertugas mengatur flow control. Fertilizer
Spreader saat menebar pupuk disajikan pada Gambar 4.
.

Gambar 4. Fertilizer Spreader Saat Menebar Pupuk

Dalam pemupukan dengan Fertilizer Spreader yang perlu diperhatikan


adalah jenis pupuk, dosis pupuk, RPM pada traktor, flow control pada Fertilizer
26

Spreader, dan gear pada traktor. Jenis pupuk berbeda-beda ada yang berbentuk
granular/butiran, bubuk/powder, dan kristal hal ini akan mempengaruhi keluarnya
pupuk pada deflector atau nozzel. Dosis pupuk juga akan menyebabkan flow
control berbeda-beda. Dosis minimum pupuk yang dapat menggunakan spreader
adalah 0.75 kg/pohon. Batasan dibuat berdasarkan pertimbangan resiko kesalahan
(variance) yang terkecil berkaitan dengan keterbatasan kemampuan alat. RPM
pada traktor berfungsi untuk mengatur kecepatan traktor. Pengoperasian traktor
dibatasi pada kisaran RPM mulai dari 1500 sampai dengan 1900. Hal ini karena
pertimbangan pengaruh RPM terhadap jarak sebaran pupuk (pola sebaran), yang
pada RPM tersebut (1500 s/d 1900) tidak berbeda nyata. Flow control untuk
mengatur keluarnya pupuk. Posisi flow control disarankan pada kisaran mulai 2.5
sampai dengan 4.5. Gear pada traktor untuk menyesuaikan dengan areal, apakah
datar ataukah bergelombang. Untuk areal datar menggunakan gear H1 atau H2,
untuk areal agak bergelombang menggunakan gear L4 sedangkan untuk areal ber-
gelombang menggunakan gear L2 atau L3. Hasil pelaksanaan aplikasi Fertilizer
Spreader di lapangan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pelaksanaan Aplikasi Fertilizer Spreader di Lapangan


Jenis Dosis pupuk Jumlah pupuk RPM Flow Gear Jumlah pohon
pupuk (kg/pohon) dalam wadah Control yang dipupuk
FS (kg)

Urea 0,75 500 1800 3,0 L-4 670


Urea 1,00 500 1800 3,0 L-3 500
Urea 1,25 500 1800 4,0 H-2 400
Urea 1,50 500 1800 3,5 L-3 332
Urea 1,75 500 1800 4,5 H-2 284
Urea 2,00 500 1800 4,0 L-4 246
TSP 0,75 500 1800 3,5 H-2 668
TSP 1,00 500 1800 3,0 L-3 500
TSP 1,25 500 1800 4,0 H-1 402
TSP 1,50 500 1800 4,0 L-4 334
TSP 1,75 500 1800 3,0 L-2 286
TSP 2,00 500 1800 4,0 L-3 250

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dosis pupuk, flow control, dan gear
dapat mempengaruhi jumlah pohon yang dipupuk. Apabila dosis pupuk yang
digunakan kecil maka menggunakan angka flow control yang kecil pula, dan
sebaliknya apabila dosis pupuk yang digunakan besar maka menggunakan angka
27

flow control yang besar pula. Akan tetapi, angka flow control dapat berubah
disesuaikan dengan areal. Apabila areal datar maka menggunakan flow control
yang agak lebih besar sehingga pupuk yang akan dikeluarkan lebih banyak karena
laju traktor lancar. Apabila areal agak bergelombang dan bergelombang maka
menggunakan flow control yang lebih kecil sehingga pupuk yang akan dikeluar-
kan lebih sedikit karena laju traktor berjalan lambat.

Dampak Aplikasi Pemupukan Mekanis Dengan Fertilizer Spreader


Dari hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer
Spreader pengujian alat dicoba terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai
dengan dosis yang digunakan. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan
mutu yang lebih baik daripada pemupukan manual seperti sebaran pupuknya lebih
merata dan seragam. Pada pemupukan manual seringkali masih ada pupuk yang
ditabur dalam bentuk bongkahan. Pupuk yang disebar dengan Fertilizer Spreader
semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena semuanya sudah melewati
proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan tanaman lebih efektif lagi dalam
menyerap unsur hara. Pemupukan manual sebaran pupuknya terdapat di piringan
luar (batas antara piringan dengan rumpukan pelepah). Pada pemupukan secara
mekanis dengan Fertilizer Spreader sebaran pupuknya merata di semua tempat,
hal ini akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa lagi dalam menyerap
unsur hara. Seringkali pada pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer
Spreader ada pupuk yang tersebar di batang, hal ini akan efektif apabila dilakukan
sebelum datangnya hujan karena pupuk yang ada di batang akan dibawa oleh air
hujan sampai ke bagian tudung akar. Losses atau kehilangan hara pada pemupu-
kan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan dengan Fertilizer Sprea-
der karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang cukup banyak
sekitar 15-20 orang setiap satu kali pemupukan sehingga memungkinkan untuk
terjadi losses atau kehilangan hara.
Kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan secara mekanis lebih sedikit
hanya membutuhkan 3 orang yang rinciannya 1 orang sebagai operator traktor,
dan 2 orang sebagai helper pada Fertilizer Spreader. Helper bertugas untuk
memasukan pupuk ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat menampung
28

pupuk. Basis kerja operator 25 ha/HK, dan bila operator mencapai basis, maka
operator traktor mendapat premi sebesar Rp 2 000,-/ha. Setelah digunakan alat
tersebut harus dicuci. Premi untuk mencuci alat Rp 2 000,-. Basis untuk helper 25
ha/2 orang. Premi yang diberikan apabila mencapai basis sebesar Rp 1 500,-
/orang. Biaya pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader lebih murah
dilihat dari aspek tenaga kerja karena dengan sedikitnya tenaga kerja akan
mengurangi kebutuhan perumahan dan biaya karyawan yang lainnya. Efektivitas
pupuk yang lebih baik akan mengakibatkan kebutuhan pupuk berkurang. Karena
dengan adanya ketepatan dalam pemupukan tanaman maka tanaman akan
memiliki ketersediaan unsur hara yang cukup yang mengakibatkan akan
mengurangi pemupukan pada periode selanjutnya. Selain itu juga, traktor dapat
dioptimalkan penggunaannya untuk kegiatan di luar pemupukan seperti transpor-
tasi dan membantu dalam kegiatan semprot. Kekurangan dari penerapan pemu-
pukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader antara lain : perlu ada biaya
investasi untuk pembelian traktor dan Fertilizer Spreader dan hanya diterapkan
pada areal datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0-50, serta terjadi pema-
datan tanah pada jalan pikul. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan kompetisi
penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan pemupukan
manual, karena pada pemupukan dengan menggunakan Fertilizer Spreader pupuk
yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang memungkinkan gulma
yang hidup disana akan lebih cepat untuk hidup.
Pada pemupukan manual rata-rata tenaga kerja yang biasa melakukan
pemupukan 20 orang dengan satu hari kerja 7 jam. Upah tenaga kerja sebesar Rp
28 800,-. Jadi total upah tenaga kerja pemupukan manual per hari sebesar Rp
576.000,-. Setiap satu orang tenaga kerja dikenakan beban memupuk seluas 2 ha
setiap satu kali pemupukan manual. Jadi luas total lahan yang dipupuk manual
seluas 40 ha. Sedangkan pada pemupukan dengan Fertilelizer Spreader hanya
menggunakan 3 tenaga kerja, dengan rincian 1 operator traktor dan 2 helper. Pada
pemupukan dengan Fertilizer Spreader setiap hari dibebankan lahan untuk
dipupuk rata-rata seluas 50 ha. Waktu yang dibutuhkan untuk memupuk 8 jam.
Upah tenaga kerja untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader dengan rincian
sebagai berikut:
29

a). 1 orang operator traktor: basis kerja operator 25 ha/HK dengan luas lahan yang
dipupuk seluas 50 ha maka upah yang harus diberikan adalah :
(Upah minimum propinsi/hari + (luas total yang dipupuk – luas basis kerja
operator) x premi operator traktor)
= (Rp 28 800,- + (50 ha – 25 ha) x Rp 2 000,-/ha)
= Rp 78 800,-
b). 2 orang helper: basis untuk helper 25 ha/2 orang dengan luas lahan yang
dipupuk seluas 50 ha maka upah yang harus diberikan adalah :
(Upah minimum propinsi/hari + (luas total yang dipupuk – luas basis kerja
helper) x premi helper/orang)
= {( 2 x Rp 28 800,-) + ((50 ha – 25 ha) x (2 x Rp 1 500,-)}
= Rp 132 600,-
Jadi total untuk upah tenaga kerja pemupukan dengan Fertlizer Spreader
sebesar Rp 211 400,-. Selain itu, pada pemupukan dengan Fertlizer Spreader
ditambah biaya perawatan/cuci alat per hari Rp 2 000,-, kemudian ditambah biaya
solar per hari sekitar Rp 25 000,-, serta biaya penyusutan alat per hari Rp 5 000,-.
Jadi, total keuangan yang dikeluarkan per hari untuk pemupukan dengan Fertilizer
Spreader Rp 243 400,-.
Biaya investasi pelaksanaan pemupukan manual sekitar Rp 1 000 000,-
dengan rincian, pembelian 40 piring plastik untuk menabur pupuk dan 40 ember
plastik ukuran 6 kg serta timbangan untuk kalibrasi. Sedangkan biaya investasi
pelaksanaan pemupukan dengan Fertilizer Spreader sekitar Rp 500 000 000,-
dengan rincian, pembelian traktor dan Fertilizer Spreader (Emdek). Traktor dapat
berfungsi juga untuk melakukan pekerjaan lain ketika tidak digunakan untuk
pemupukan dengan Fertilizer Spreader.
Prestasi kerja kerja di lapangan untuk pemupukan manual di lapangan
dengan 20 orang pekerja seluas 40 ha dengan waktu rata-rata 7 jam, sehingga
prestasinya 2 ha/HK atau 0,285 ha/jam, sedangkan prestasi kerja di lapangan
untuk pemupukan dengan Fertilizer Spreader dengan 3 orang pekerja seluas 50 ha
dengan waktu rata-rata 8 jam, sehingga prestasinya 6,25 ha/jam. Efisiensi pemu-
pukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 6.
30

Tabel 6. Efisiensi Berbagai Macam Aplikasi Pupuk Secara Manual Maupun


Mekanis
Uraian Manual FS
Prestasi Kerja 1,58 ha/HK 6,4 ha/jam
Investasi Kecil Sedang
Tenaga Kerja Banyak Sedikit
Kualitas aplikasi Kurang terjamin Terjamin/seragam
Pengawasan Intensif Mudah
Distribusi Tidak merata Merata
Kehilangan hara Terjadi/ada Terjadi/ada
Pertumbuhan gulma Normal Lebih cepat
Kompetisi penyerapan hara dengan gulma Terjadi Lebih terjadi
Pemadatan tanah Tidak terjadi Terjadi
Areal aplikasi Tidak terbatas Kemiringan 0-50
Optimalisasi Resiko tinggi Resiko minimum
Sumber : http://smaweb/smartri/Smartri%20Edisi%2004-2006

Dari pembahasan sebelumnya dan tabel di atas dapat dilihat bahwa cara
pemupukan yang lebih efisien dan efektif adalah dengan sistem sebar secara
mekanis dengan menggunakan Fertilizer Spreader (FS).
31

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader menjadi prioritas
pemupukan utama karena hasil pengamatan menunjukan bahwa penyebaran
pupuk lebih merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara
dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu juga,
tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehing-
ga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Prestasi kerja pemupukan secara
mekanis dengan Fertilizer Spreader 6,25 ha/jam sedangkan pemupukan manual
0,285 ha/jam atau 2 ha/HK.
Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader memiliki kelema-
han antara lain : 1). Perlu ada biaya investasi untuk pembelian traktor dan Fertili-
zer Spreader, 2). Hanya diterapkan pada areal datar sampai landai dengan ke-
miringan lereng 0-50, 3). Terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul, 4). Pertum-
buhan gulma lebih cepat, 5). Terjadi kompetisi penyerapan hara dengan gulma
dibandingkan dengan pemupukan manual.

Saran
Pengawasan dan pengecekan pelaksanaan pemupukan secara mekanis
dengan Fertilizer Spreader harus terus dilakukan agar tercapai mutu hasil yang
optimal. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam pemupukan
dengan menggunakan Fertilizer Spreader (FS) harus dilakukan agar tercapai
prestasi kerja yang diinginkan.
32

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Emdek Agricultural Mechanization System. http://www.emdek.-


com.my/p_turbo_spin.asp [10 Agustus 2007]

Daywin, F. J., R. G. Sitompul, dan I. Hidayat. 1998. Mesin-Mesin Budidaya


Pertanian di Lahan Kering. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 187 hal.

Departemen Pertanian. 2006. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa


Sawit. Departemen Pertanian. Jakarta. 56 hal.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistika. www.ditjenbun.deptan.go.id [8


Januari 2007]

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2005. Kelapa Sawit.


Penebar Sawadaya. Jakarta. 168 hal.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta.
114 hal.

Ridawati. 2002. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). di


PTPN VII Unit Usaha Betung Krawo, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 88 hal.

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka. Jakarta.


65 hal.

Sinar Mas Agribusiness Reseach and Technology. 2003. Teknis Budidaya Kelapa
Sawit. Management Committee Agronomy and Research – Sinar Mas
Group. Jakarta. 128 hal.

Smith, H.P dan Wilkes, L.H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. 167 hal.

.
33

LAMPIRAN
34

Gambar Lampiran 1. Peta Divisi IV PT. Sawit Mas Sejahtera dan


Rencana Aplikasi Pemupukan Menggunakan FS
dan Manual
35

Gambar Lampiran 2. Pembuatan Jalan Pikul dengan Buldoser

Gambar Lampiran 3. Jalan Pikul yang Sudah di Buldoser


36

Gambar Lampiran 4. Ecer Pupuk

Gambar Lampiran 5. FS Siap Menebar Pupuk


37

Gambar Lampiran 6. Pegangan FS dan Flow Control

Gambar Lampiran 7. Flow Control yang Tampak Lebih Dekat


38

Gambar Lampiran 8. Deflector atau Nozzel

Gambar Lampiran 9. Aplikasi Pemupukan dengan Fertilizer Spreader


39

Tabel Lampiran 1. Rekomendasi Pemupukan Tahun 2007 (lanjutan)


Divisi:4
KIES-
Blok Luas Jumlah Pohon TT Apl Urea Total CIRP Total TSP Total MOP Total TGL S.DOL Total TGL GRN Total HGFB Total
per
(ha) Pohon ha ke (kg/ph) (ton) (kg/ph) (ton) (kg/ph) (ton) (kg/hh) (ton) (kg/ph) (ton) (kg/ph) (ton) (kg/ph) (kg)

A37 5,32 750 141 1989 I 0,75 0,56 1,00 0,75 1,50 1,13 1,00 0,75 75
II 0,75 0,56 1,00 0,75 1,50 1,13 1,00 0,75

A37 25,00 3.523 141 1989 I 0,75 2,64 1,00 3,52 1,50 5,28 1,00 3,52 75 264
II 0,75 2,64 1,00 3,52 1,50 5,28 1,00 3,52

A38 12,90 1.737 135 1989 I 0,75 1,30 1,00 1,74 1,50 2,61 1,00 1,74 75 130
II 0,75 1,30 1,00 1,74 1,50 2,61 1,00 1,74

A43 4,71 612 130 1989 I 1,00 0,61 1,00 0,61 2,00 1,22 1,00 0,61 75 46
II 1,00 0,61 1,00 0,61 2,00 1,22 1,00 0,61

A43 30,00 3.886 130 1989 I 1,00 3,89 1,00 3,89 2,00 7,77 1,00 3,89 75 291
II 1,00 3,89 1,00 3,89 2,00 7,77 1,00 3,89

A44 22,96 2.852 124 1989 I 1,50 4,28 1,25 3,57 1,25 3,57 1,00 2,85 75 214
II 1,50 4,28 1,25 3,57 1,25 3,57 0,75 2,14

A45 14,00 1.624 116 1989 I 0,75 1,22 1,00 1,62 2,00 3,25 1,00 1,62 75 122
II 0,75 1,22 1,00 1,62 2,00 3,25 1,00 1,62

A45 27,14 3.152 116 1989 I 0,75 2,36 1,00 3,15 2,00 6,30 1,00 3,15 75 236
II 0,75 2,36 1,00 3,15 2,00 6,30 1,00 3,15

A46 33,64 3.920 117 1989 I 1,25 4,90 1,25 4,90 2,00 7,84 1,25 4,90 75 294
II 1,25 4,90 1,25 4,90 2,00 7,84 1,25 4,90

A47 25,93 3.369 130 1989 I 1,25 4,21 1,25 4,21 2,00 6,74 1,25 4,21 75 253
II 1,25 4,21 1,25 4,21 2,00 6,74 1,25 4,21

A48 5,50 721 131 1989 I 1,25 0,90 1,25 0,90 1,50 1,08 1,00 0,72 75 54
40

II 1,25 0,90 1,25 0,90 1,50 1,08 0,75 0,54

A48 18,00 2.346 130 1989 I 1,25 2,93 1,25 2,93 1,50 3,52 1,00 2,35 75 176
II 1,25 2,93 1,25 2,93 1,50 3,52 0,75 1,76

A49 1,79 240 134 1989 I 1,25 0,30 1,25 0,30 1,50 0,36 1,00 0,24 75 18
II 1,25 0,30 1,25 0,30 1,50 0,36 0,75 0,18

A49 9,00 1.220 136 1989 I 1,25 1,53 1,25 1,53 1,50 1,83 1,00 1,22 75 92
II 1,25 1,53 1,25 1,53 1,50 1,83 0,75 0,92

A50 5,39 437 81 1989 I 1,25 0,55 1,25 0,55 1,25 0,55 1,00 0,44 75 33
II 1,25 0,55 1,25 0,55 1,25 0,55 0,75 0,33

A50 28,00 3.878 139 1989 I 1,25 4,85 1,25 4,85 1,25 4,85 1,00 3,88 75 291
II 1,25 4,85 1,25 4,85 1,25 4,85 0,75 2,91

A39 1,60 232 145 1989 I 0,75 0,17 1,25 0,29 1,75 0,41 1,25 0,29 75 17
II 0,75 0,17 1,25 0,29 1,75 0,41 1,00 0,23

A39 23,00 3.323 144 1989 I 0,75 2,49 1,25 4,15 1,75 5,82 1,25 4,15 75 249
II 0,75 2,49 1,25 4,15 1,75 5,82 1,00 3,32

A40 9,85 1.458 148 1989 I 1,00 1,46 1,25 1,82 1,75 2,55 1,25 1,82 75 109
II 1,00 1,46 1,25 1,82 1,75 2,55 1,00 1,46

A40 15,00 2.229 149 1989 I 1,00 2,23 1,25 2,79 1,75 3,90 1,25 2,79 75 167
II 1,00 2,23 1,25 2,79 1,75 3,90 1,00 2,23

A41 7,96 1.106 139 1989 I 0,75 0,83 1,25 1,38 1,75 1,94 1,25 1,38 75 83
II 0,75 0,83 1,25 1,38 1,75 1,94 1,00 1,11

A41 20,00 2.774 139 1989 I 0,75 2,08 1,25 3,47 1,75 4,85 1,25 3,47 75 208
II 0,75 2,08 1,25 3,47 1,75 4,85 1,00 2,77

A42 7,20 986 137 1989 I 0,75 0,74 1,00 0,99 1,50 1,48 1,00 0,99 75 74
II 0,75 0,74 1,00 0,99 1,50 1,48 1,00 0,99
A42 35,00 1989 I 0,75 3,59 1,00 4,79 1,50 7,19 1,00 4,79 75 359
41

4.791 137
II 0,75 3,59 1,00 4,79 1,50 7,19 1,00 4,79

388,89 51.166 132 I 50,63 37,63 21,06 86,02 34,71 21,06 3781
II 50,63 37,63 21,06 86,02 29,00 21,06 0

B16 15,88 1.870 118 1990 I 0,75 1,40 1,25 2,34 1,25 2,34 1,00 1,87 75 140
II 0,75 1,40 1,25 2,34 1,25 2,34 0,75 1,40

B17 9,48 1.290 136 1990 I 0,75 0,97 1,25 1,61 1,25 1,61 1,00 1,29 75 97
II 0,75 0,97 1,25 1,61 1,25 1,61 0,75 0,97

25,36 3.160 125 I 2,37 3,95 0,00 3,95 3,16 0,00 237
II 2,37 3,95 0,00 3,95 2,37 0,00 0

C8 28,82 3.003 104 1992 I 1,25 3,75 1,50 4,50 2,00 6,01 1,25 3,75 75 225
II 1,00 3,00 1,25 3,75 2,00 6,01 1,00 3,00

C9 1,56 187 120 1992 I 1,25 0,23 1,50 0,28 2,00 0,37 1,25 0,23 75 14
II 1,00 0,19 1,25 0,23 2,00 0,37 1,00 0,19

C9 25,00 2.997 120 1992 I 1,25 3,75 1,50 4,50 2,00 5,99 1,25 3,75 75 225
II 1,00 3,00 1,25 3,75 2,00 5,99 1,00 3,00

C10 13,08 2.242 171 1992 I 1,50 3,36 1,50 3,36 1,75 3,92 1,25 2,80 75 168
II 1,50 3,36 1,25 2,80 1,75 3,92 1,00 2,24

C11 3,61 440 122 1992 I 1,25 0,55 1,00 0,44 2,00 0,88 1,25 0,55 75 33
II 1,00 0,44 1,00 0,44 2,00 0,88 1,25 0,55

C11 40,00 4.889 122 1992 I 1,25 6,11 1,00 4,89 2,00 9,78 1,25 6,11 75 367
II 1,00 4,89 1,00 4,89 2,00 9,78 1,25 6,11

C12 3,79 610 161 1992 I 1,25 0,76 1,00 0,61 2,00 1,22 1,25 0,76 75 46
II 1,00 0,61 1,00 0,61 2,00 1,22 1,25 0,76

C12 25,00 4.011 160 1992 I 1,25 5,01 1,00 4,01 2,00 8,02 1,25 5,01 75 301
II 1,00 4,01 1,00 4,01 2,00 8,02 1,25 5,01
42

10
C13 1,19 127 107 1992 I 1,50 0,19 1,50 0,19 1,75 0,22 1,25 0,16 75
II 1,50 0,19 1,25 0,16 1,75 0,22 1,00 0,13

C13 6,00 643 107 1992 I 1,50 0,96 1,50 0,96 1,75 1,13 1,25 0,80 75 48
II 1,50 0,96 1,25 0,80 1,75 1,13 1,00 0,64

C14 4,45 650 146 1992 I 1,50 0,98 1,50 0,98 1,75 1,14 1,25 0,81 75 49
II 1,50 0,98 1,25 0,81 1,75 1,14 1,00 0,65

C14 18,00 2.637 147 1992 I 1,50 3,96 1,50 3,96 1,75 4,61 1,25 3,30 75 198
II 1,50 3,96 1,25 3,30 1,75 4,61 1,00 2,64

C15 5,25 588 112 1992 I 1,50 0,88 1,50 0,88 1,75 1,03 1,25 0,74 75 44
II 1,50 0,88 1,25 0,74 1,75 1,03 1,00 0,59

C15 32,00 3.583 112 1992 I 1,50 5,37 1,50 5,37 1,75 6,27 1,25 4,48 75 269
II 1,50 5,37 1,25 4,48 1,75 6,27 1,00 3,58

207,75 26.607 128 I 35,88 24,99 9,95 50,60 25,53 7,73 1996
II 31,84 20,82 9,95 50,60 22,91 6,19 0

D9 25,32 3.338 132 1993 I 1,50 5,01 1,00 3,34 1,75 5,84 1,25 4,17 75 250
II 1,50 5,01 1,00 3,34 1,75 5,84 1,00 3,34

D10 34,73 4.218 121 1993 I 1,50 6,33 1,00 4,22 1,75 7,38 1,25 5,27 75 316
II 1,50 6,33 1,00 4,22 1,75 7,38 1,00 4,22

D11 10,61 1.602 151 1993 I 1,50 2,40 1,50 2,40 1,00 1,60 0,75 1,20 75 120
II 1,50 2,40 1,25 2,00 1,00 1,60 0,75 1,20

D11 65,00 9.810 151 1993 I 1,50 14,72 1,50 14,72 1,00 9,81 0,75 7,36 75 736
II 1,50 14,72 1,25 12,26 1,00 9,81 0,75 7,36

D12 15,55 1.882 121 1993 I 1,50 2,82 1,50 2,82 1,75 3,29 1,25 2,35 75 141
II 1,50 2,82 1,25 2,35 1,75 3,29 1,00 1,88

D12 87,00 10.530 121 1993 I 1,50 15,80 1,50 15,80 1,75 18,43 1,25 13,16 75 790
43

II 1,50 15,80 1,25 13,16 1,75 18,43 1,00 10,53

238,21 31.380 132 I 47,07 35,74 7,56 46,36 33,52 0,00 2354
II 47,07 29,78 7,56 46,36 28,53 0,00 0

E9 4,55 532 117 1995 I 1,50 0,80 1,50 0,80 1,00 0,53 1,00 0,53 75 40
II 1,50 0,80 1,25 0,67 1,00 0,53 0,75 0,40

E10 3,46 516 149 1995 I 1,50 0,77 1,50 0,77 1,00 0,52 1,00 0,52 75 39
II 1,50 0,77 1,25 0,65 1,00 0,52 0,75 0,39

E11 11,58 1.794 155 1995 I 1,50 2,69 1,00 1,79 2,00 3,59 1,25 2,24 75 135
II 1,50 2,69 1,00 1,79 2,00 3,59 1,00 1,79

E12 17,79 2.440 137 1995 I 1,50 3,66 1,00 2,44 2,00 4,88 1,25 3,05 75 183
II 1,50 3,66 1,00 2,44 2,00 4,88 1,00 2,44

E13 20,49 2.869 140 1995 I 1,50 4,30 1,50 4,30 1,00 2,87 1,00 2,87 75 215
II 1,50 4,30 1,25 3,59 1,00 2,87 0,75 2,15

E13 35,00 4.881 139 1995 I 1,50 7,32 1,50 7,32 1,00 4,88 1,00 4,88 75 366
II 1,50 7,32 1,25 6,10 1,00 4,88 0,75 3,66

92,87 13.032 140 I 19,55 13,20 4,23 17,27 14,09 0,00 977
II 19,55 11,00 4,23 17,27 10,83 0,00 0

F6 67,65 9.701 143 1996 I 1,25 12,13 1,00 9,70 1,00 9,70 1,00 9,70 75 728
II 1,00 9,70 0,75 7,28 1,00 9,70 1,00 9,70

F7 22,30 3.043 136 1996 I 1,75 5,33 1,00 3,04 1,75 5,33 1,00 3,04 75 228
II 1,75 5,33 1,00 3,04 1,75 5,33 1,00 3,04

89,95 12.744 142 I 17,45 9,70 3,04 15,03 0,00 12,74 956
II 15,03 7,28 3,04 15,03 0,00 12,74 0

1043,03 138.089 132 I 172,94 125,20 45,84 219,21 111,00 41,54 10300
II 166,48 110,46 45,84 219,21 93,64 39,99 0
44

Tabel Lampiran 2. Penjelasan Areal Pemupukan Non Fertilizer Spreader 2007 di Divisi 4 PT Sawit Mas Sejahtera

Kompleks Blok Luas Cara Aplikasi %tase Cara Aplikasi Penjelasan Areal
(Ha) Manual Fertilizer Total Manual Fertilizer Total Non Fertilizer Spreader
Spreader Spreader
SMSE89D24 A37 30,32 5,32 25,00 30,32 17,55 82,45 100 Rendahan
A38 12,90 - 12,90 12,90 - 100 100 Rendahan
A43 34,71 4,71 30,00 34,71 13,57 86,43 100 Bukit dan Rendahan
A44 22,96 - 22,96 22,96 - 100 100 Bukit
Rendahan dan tanaman
A45 41,14 14,00 27,14 41,14 34,03 65,97 100 muda
A46 33,64 - 33,64 33,64 - 100 100 Rendahan
A47 25,93 - 25,93 25,93 - 100 100 Rendahan
A48 23,50 5,50 18,00 23,50 23,4 76,6 100 Tebing dan rendahan
A49 10,79 1,79 9,00 10,79 16,59 83,41 100 Rendahan
A50 33,39 5,39 28,00 33,39 16,14 83,86 100 Bukit dan Rendahan
Sub Total 269,28 36,71 232,57 269,28 13,63 86,37 100
SMSE89G25 A39 24,60 1,60 23,00 24,60 6,5 93,5 100 Rendahan
Ex galian puru dan
A40 24,85 9,85 15,00 24,85 39,64 60,36 100 rendahan
A41 27,96 7,96 20,00 27,96 28,47 71,53 100 Bukit dan rendahan
Ex galian puru dan
A42 42,20 7,20 35,00 42,20 17,06 82,94 100 rendahan
Sub Total 119,61 26,61 93,00 119,61 22,25 77,75 100
SMSE90D26 B16 15,88 - 15,88 15,88 - 100 100 Rendahan
B17 9,48 - 9,48 9,48 - 100 100 Rendahan
Sub Total 25,36 - 25,36 25,36 - 100 100
SMSE92D27 C08 28,82 - 28,82 28,82 - 100 100 Pinggiran parit alam
C09 26,56 1,56 25,00 26,56 5,87 94,13 100 Pinggiran parit alam
C10 13,08 - 13,08 13,08 - 100 100 Bukit
C11 43,61 3,61 40,00 43,61 8,28 91,72 100 Bukit
45

C12 28,79 3,79 25,00 28,79 13,16 86,84 100 Pinggiran parit alam

C13 7,19 1,19 6,00 7,19 16,55 83,45 100 Bukit


C14 22,45 4,45 18,00 22,45 19,82 80,18 100 Bukit
C15 37,25 5,25 32,00 37,25 14,09 85,91 100 Bukit dan rendahan
Sub Total 207,75 19,85 187,90 207,75 9,55 90,45 100
SMSE93D28 D09 25,32 25,32 - 25,32 100 - 100 Rendahan
D10 34,73 34,73 - 34,73 100 - 100 Pinggiran parit alam
Sub Total 60,05 60,05 - 60,05 100 - 100
SMSE93D29 D11 75,61 10,61 65,00 75,61 14,03 85,97 100 Rendahan
Ex galian puru dan
D12 102,55 15,55 87,00 102,55 15,16 84,84 100 rendahan
Sub Total 178,16 26,16 152,00 178,16 14,68 85,32 100
SMSE95D30 E09 4,55 4,55 - 4,55 100 - 100 Bukit
E10 3,46 3,46 - 3,46 100 - 100 Bukit
E11 11,58 11,58 - 11,58 100 - 100 Rendahan
E12 17,79 17,79 - 17,79 100 - 100 Rendahan
Sub Total 37,38 37,38 - 37,38 100 - 100
SMSE95D31 E13 55,49 20,49 35,00 55,49 36,93 63,07 100 Rendahan
Sub Total 55,49 20,49 35,00 55,49 36,93 63,07 100
SMSE96D32 F06 67,65 67,65 - 67,65 100 - 100 Rendahan
F07 22,30 22,30 - 22,30 100 - 100 Enclave
Sub Total 89,95 89,95 - 89,95 100 - 100
Total Divisi 4 1.043,03 317,20 725,83 1.043,03 30,41 69,59 100
46

Tabel Lampiran 3. Form Pengukuran Pohon Contoh LSU

PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology (SMART) Tbk


Agribusiness Division
SMART Research Institute (SMARTRI)

PENGUKURAN POHON CONTOH LSU

Kebun :………….. LSU No. :…………..


Divisi :………….. Blok :…………..
Nama Pencatat :………….. Luas LSU :…………..
Tanggal :………….. Sistem :…………..
Mulai :…………..
Waktu Mulai Selesai Pelepah : 17
Pengambilan ………….. ……………

No. Tinggi Panjang Tebal Lebar Def. No. Tinggi Panjang Tebal Lebar Def.
Phn Pohon Pelepah Patiole Patiole Phn Pohon Pelepah Patiole Patiole
1 23
2 24
3 25
4 26
5 27
6 28
7 29
8 30
9 31
10 32
11 33
12 34
13 35
14 36
15 37
16 38
17 39
18 40
19 41
20 42
21 43
22 44
Rata - Rata

Keterangan
Def = Defisiensi Hara
Def Nitrogen (N) = Daun Pucat/Kaku
Def Kalium (K) = Daun tua orange sport tembus pandang (ujung anak daun kering)
Def Magnesium (Mg) = Daun tua orange merata
Def Boron (B) = Daun berkerut, daun pancing, pelepah muda memendek
Def Tembaga (Cu) = Daun muda memendek, anak daun rapat dan ujung daun kering
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
1. 19-02-07 Tiba di lokasi magang ( PT Sawit Mas Sejahtera, Banyuasin, Sumatera Selatan) - - - - -
2. 20-02-07 Penguntilan Pupuk HGFB 500 kg (20 8 - 1 5
Penguntilan bertujuan agar tepat dosis dan memudahkan dalam pemupukan. karung) (tempat di HK/2,5
Penguntilan menggunakan takaran khusus yang sudah dikalibrasi sesuai dengan atau ada gudang) karung
dosis yang sudah ditentukan kemudian pupuk dimasukan ke dalam plastik yang 6660 until
berukuran kecil. Dosis yang digunakan adalah 75 gram (satu until). Satu karung (20x333)
pupuk = 25 kg. Jadi dalam satu karung pupuk terdapat 333 until.
Catatan: Pastikan 1 karung 333 until, 1 until harus 75 gram sesuai dengan takaran,
dan kebersihan tempat penguntilan.
3. 21-02-07 Penguntilan Pupuk HGFB 600 kg (24 8 - 1 HK/3 6
Melakukan pengawasan karyawan yang melakukan penguntilan pupuk HGFB. Dari karung) (tempat di karung
hasil pengamatan perlu ketelitian dan ketepatan dalam melakukan penguntilan atau ada gudang)
karena akan berakibat berbedanya setiap satu dosis pupuk HGFB yaitu 75 gram. 7992 until
(24x333)
4. 22-02-07 Inspeksi Panen Detail - - 1,5 - 3
Inspeksi panen bertujuan untuk mengecek hasil pekerjaan panen. Luas areal Blok E12
inspeksi panen adalah 5-10% dari luas areal yang dipanen. Inti dari kegiatan ini (luas 17,79
adalah memastikandisiplin panen terlaksana dengan benar, yakni : ha)
- Tak ada buah masak tidak dipanen/tinggal
- Tak ada buah busuk
- Tak ada Brondolan tinggal di pasar pikul
- Tak ada Brondolan tinggal di piringan
- Tak ada Brondolan tinggal di ketiak pelepah
- Tak ada Pelepah salah susun
- Tak ada Pelepah sengkleh
- Tak ada Pelepah under pruning
- Tak ada Pelepah over pruning
Catatan: Utamakan di Red Blok (blok yang produksinya < 60% budget produksi)
hal ini bisa diakibatkan oleh adanya buah tinggal atau buah yang tidak dipanen).
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
5. 23-02-07 Dongkel Anak Kayu (DAK) 5,8 ha 5 Blok A46 1,5 7
Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh dengan sendirinya dan menjadi tumbuhan (total yang (luas 33,46 HK/Ha
pesaing bagi tanaman utama sehingga keberadaannya tidak dikehendaki karena didongkel) ha)
merugikan pertumbuhan dan produksi serta dapat mengganggu kelancaran aktivitas
pengusahaan kebun kelapa sawit.
Prinsip kerja Dongkel Anak Kayu (DAK) adalah mendongkel semua gulma yang
berkayu kemudian membuangnya ke gawangan mati/di atas rumpukan pelepah
dengan posisi akar di atas supaya tidak menyentuh tanah dan tumbuh lagi. Untuk
gulma jahe-jahean, gadung, dan keladi diambil umbinya kemudian dimasukan ke
karung dan dibuang ke jalan agar terlindas mobil, begitu juga dengan anakan sawit
yang ada di permukaan tanah/di sekitar tanaman kelapa sawit. Kegiatan ini sangat
berguna karena dapat mencegah terjadinya persaingan dalam mencari nutrisi/unsur
hara di dalam tanah antara tanaman kelapa sawit dengan gulma pengganggu.
Alat yang digunakan antara lain:
- Pecok (modifikasi dari dodos)
- Karung
Gulma yang didongkel antara lain:
- Jahe-jahean
- Gadung
- Keladi
- Anakan Sawit
- Krisan (Rhynchospora corymbosa)
- Senduduk atau Sengganen (Melastoma malabathricum), dan lain-lain.
Catatan: Kegiatan ini harus menggunakan tenaga kerja yang terlatih dalam
penguasaan gulma yang didongkel dan pengawasan yang intensif.
6. 24-02-07 Pemupukan HGFB - 17 35,38 0,6 6
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Blok F07 HK/Ha
Pemupukan kelapa sawit bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang kurang (luas 22,3
dipasok oleh tanah, yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang normal dan ha)
produksi tandan buah segar yang optimal. Blok C10
Cara pemupukan disebar pada piringan luar/di atas rumpukan pelepah karena (luas 13,08
disana tudung akar lebih aktif dalam mencari nutrisi/unsur hara. Pemupukan yang ha)
dilakukan dengan menyebar pupuk HGFB yang sudah diuntil per satu pohon.

48
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)

Jumlah Luas areal


Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
Setiap pekerja yang melakukan pemupukan membawa ember yang digendong di
sebelah kirinya yang berisi untilan pupuk HGFB. Setiap pekerja masuk pada
gawangan hidup dengan cara zig zag dan pupuk disebar pada piringan luar (batas
antara piringan dengan rumpukan pelepah). Pupuk HGFB mengandung unsur
Boron. Boron mempunyai peranan penting dalam sintesa karbohidrat dan gula,
metabolisme asam nukleat dan protein, serta dalam aktivitas meristematik
(komponen jaringan pertumbuhan). Dosis pupuk HGFB per pohon adalah 75 gram
(satu until).
Catatan: Pastikan pupuk disebar merata dan jangan sampai menumpuk di piringan.
7. 25-02-07 Libur (hari minggu) - - - - -
8. 26-02-07 Penguntilan Pupuk Urea 8000 kg 4 - 2 6
Penguntilan bertujuan agar pemupukan tepat dosis dan memudahkan dalam (8 ton) (tempat di ton/HK
pemupukan. Penguntilan pupuk ini menggunakan takaran khusus yang sudah atau gudang)
dikalibrasi dengan ukuran 12,5 kg (satu until) atau satu karung pupuk urea (50 kg) ada 640
dibagi menjadi 4 until. Pupuk yang diuntil ini dimasukan kedalam karung bekas until
pupuk.
Catatan: Pastikan 1 karung pupuk urea (50 kg) dibagi menjadi 4 until sama rata
(@12,5 kg) dengan takaran, dan kebersihan tempat penguntilan.
9. 27-02-07 Penguntilan Pupuk Urea 16000 kg 8 - 2 6
Melakukan pengawasan karyawan yang melakukan penguntilan pupuk Urea. Dari (16 ton) (tempat di ton/HK
hasil pengamatan perlu ketelitian dan ketepatan dalam melakukan penguntilan atau gudang)
pupuk Urea. Selain itu juga, perlu menjaga kebersihan tempat penguntilan pupuk ada 1280
(gudang pupuk). Pupuk yang berceceran di lantai dimasukan ke dalam karung. until
10. 28-02-07 Dongkel Anak Kayu (DAK) 12 ha (total 18 Blok D09 1,5 7
Gulma yang didongkel antara lain : yang (luas 25,32) HK/Ha
- Bambuan (Ottocloa nodosa) didongkel)
- Kentangan (Boreiria latifolia)
11. 01-03-07 Dongkel Anak Kayu (DAK) 29 ha (total 29 Blok A45 1,5 7
Gulma yang didongkel antara lain : yang (luas 41,14) HK/Ha
- Mikania (Mikania micrantha) didongkel)
- Kutu Babi (Clidemia hirta)
12. 02-03-07 Dongkel Anak Kayu (DAK) 10 ha (total 18 Blok A45 1,5 7

49
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
Gulma yang didongkel antara lain : yang (luas 41,14) HK/Ha
- Putihan (Eupatorium odoratum) didongkel)
- Bayam-bayaman ( Amaranthus spinosus)
13. 03-03-07 Pemupukan Urea - 13 27,55 0,6 5
Pupuk urea mengandung unsur nitrogen (N). Nitrogen sangat berperan dalam HK/Ha
pertumbuhan tanaman pada proses pembentukan protein, sintesa klorofil, dan
fotosintesa.
Pemupukan urea secara manual menggunakan piring plastik yang isi ukurannya 1
kg. Piring ini berguna untuk menyebar pupuk yang sudah diuntil. Satu until pupuk
urea adalah 12,5 kg. Banyaknya jumlah pupuk yang disebar oleh piring pada setiap
pohonnya ditentukan dengan dosis yang digunakan.
Jumlah pupuk = 6115 kg (490 until)
Dosis per pohon = 0,75 kg
Catatan: Pastikan pupuk disebar merata dan jangan sampai menumpuk di piringan.
14. 04-03-07 Libur (hari minggu) - - - - -
15. 05-03-07 Pemupukan Urea - 16 35 0,6 5
Jumlah pupuk = 8000 kg (640 until) (Blok D11) HK/Ha
Dosis per pohon = 1,5 kg (Blok D11, pohon per ha = 151)

16. 06-03-07 Pemupukan Urea - 21 41,63 0,6 5


Jumlah pupuk =5550 kg (444 until) HK/Ha
Dosis per pohon = 0,75 kg
17. 07-03-07 Pemupukan Urea - 20 44,54 0,6 5
Jumlah pupuk = 4700 kg (376 until) (Blok A38 HK/Ha
Dosis per pohon = 0,75 kg (Blok A38, pohon per ha = 135) =12,9)
0,75 kg (Blok A39, pohon per ha = 145) (Blok A39
0,75 kg (Blok A42, pohon per ha = 137) = 24,6)
(Blok A 42
= 7,2)
18. 08-03-07 Kutip Brondolan Hitam - 6 2,5 - 6
Kegiatan ini berupa membuang brondolan hitam yang berasal dari buah tinggal
(busuk), cangkang dan anak sawit. Kegiatan ini bertujuan untuk pembersihan di

50
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
piringan kelapa sawit.
Catatan: Pastikan pekerja membawa garukan dan karung sebagai tempat brondolan
hitam yang sudah dikutip dan akan dibuang di atas rumpukan pelepah.
19 09-03-07 Kutip Brondolan Hitam - 7 3 - 6
Brondolan hitam adalah ciri adanya buah tinggal atau buah yang busuk.
20. 10-03-07 Kutip Brondolan Hitam - 8 4 - 6
Banyaknya brondolan hitam yang ada di sebuah blok berarti itu menandakan
banyaknya buah tinggal.
21. 11-03-07 Libur (hari minggu) - - - - -
22. 12-03-07 Pemupukan Urea - 13 22,3 0,6 5
Jumlah pupuk = 5330 kg (426 until) (Blok F07) HK/Ha
Dosis per pohon = 1,75 kg (Blok F07, pohon per ha = 136)

23. 13-03-07 Pemupukan Urea - 12 20,27 0,6 5


Jumlah pupuk = 4000 kg (320 until) (Blok C10 HK/Ha
Dosis per pohon = 1,50 kg (Blok C10, pohon per ha = 171) =13,08)
1,25 kg (Blok C13, pohon per ha = 107) (Blok C13
= 7,19)
24. 14-03-07 Pemupukan Urea - 30 56,89 0,6 5
Jumlah pupuk = 9700 kg (376 until) (Blok A50 HK/Ha
Dosis per pohon = 1,25 kg (Blok A50, pohon per ha = 139) = 33,39)
1,25 kg (Blok A48, pohon per ha = 131) (Blok A48
= 23,5)
25. 15-03-07 Sensus Pohon C08 : 3 Blok C08 = 0,15 5
Sensus pohon bertujuan untuk mengetahui jumlah pohon (kerapatan tanaman) per Normal 28,82 HK/Ha
hektar. Selain itu juga sensus pohon untuk mengetahui jumlah pohon yang = 3730
produktif dan non produktif. Mati
Catatan: Penulisan di stiple card harus langsung dilakukan di lapang agar tidak = 12
terjadi kekeliruan, dan pekerja harus yang sudah terlatih dalam melaksanakan tugas Abnormal
sensus. = 21
Kosong
= 157

51
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
26. 16-03-07 Sensus Pohon C12: 4 28,79 0,15 5
Kegiatan sensus pohon dilakukan setiap tahun, hal ini agar data jumlah pohon Normal (Blok C12) HK Ha
termonitor, sehingga tidak salah dalam menentukan kebijaksanaan operasional, = 3780
terutama pemupukan. Monitoring dengan menggunakan stiple card dan di update Mati
jika ada perubahan. = 15
Abnormal
= 10
Kosong
= 40
27. 17-03-07 Sensus Pohon C11: 4 43,61 0,15 5
Kegiatan sensus pohon diperlukan ketelitian dan ketepatan karena hasil sensus Normal (Blok C11) HK/Ha
pohon akan dijadikan data kebun sebagai rekomenadsi pemupukan, sensus buah, = 5210
sensus atau pendataan yang lainnya. Mati
= 30
Abnormal
= 21
Kosong
= 83
28. 18-03-07 Libur (hari minggu) - - - - -
29. 19-03-07 Pemupukan MOP/KCL secara mekanik (Fertilizer Spreader) - 5 38,3 25 Ha 8
Pemupukan secara mekanik (Fertilizer Spreader) adalah salah satu cara untuk 1 operator (Blok C08 (Basis)
meningkatkan kualitas pemupukan yang lebih baik. 2 helper = 28,82)
Pemupukan secara mekanik ini menggunakan: 2 supply pupuk (Blok B17
- Traktor Ford 6610 WD = 9,48)
- FS Emdek 350 (Turbo Spin) dengan kapasitas muatan 750 kg
Persiapan areal untuk aplikasi Emdek:
- Areal up land kemiringan <100
- TM ≥ 7 tahun
- Scraping jalan traktor (bebas tanggul dan gundukan)
- Blok tidak banyak parit
- Kebersihan gulma terutama antar pokok dan barisan
Pupuk MOP/KCL mengandung unsur Potassium (K). Potassium sangat berperan

52
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka dan menutupnya
stomata, aktivator enzim, dan meningkatkan transport hasil fotosintesis ke bagian
penyimpanan (buah).
Jumlah pupuk = 7600 kg
Dosis per pohon = 1 kg (Blok C08, pohon per ha =104)
1 kg (Blok B17, pohon per ha =136)
Catatan: Pastikan sebelum pekerjaan traktor dan emdek diperiksa terlebih dahulu.
Pupuk di lapangan harus memakai alas (terpal) supaya tidak tercecer. Helper yang
bertugas untuk menentukan keluarnya pupuk di emdek (PC) harus tahu dosis yang
digunakan dan kalibrasi dosis pupuk.
30. 20-03-07 Pemupukan MOP/KCL - 15 37,76 0,6 5
Jumlah pupuk = 5400 kg (324 until) (Blok F06) HK/Ha
Satu until pupuk MOP/KCL = 50 kg : 3 = 16,67 kg
Dosis per pohon = 1 kg (Blok F06, pohon per ha =143)
31. 21-03-07 Pemupukan MOP/KCL - 44 85,38 0,6 5
Jumlah pupuk = 14800 kg (888 until) (Blok F06 = HK/Ha
Satu until pupuk MOP/KCL = 50 kg : 3 = 16,67 kg 29,89)
Dosis per pohon = 1 kg (Blok F06, pohon per ha =143) (Blok E13
1 kg (Blok E13, pohon per ha =139) = 55,49)
32. 22-03-07 Pemupukan MOP/KCL - 46 93,36 0,6 5
Jumlah pupuk = 15420 kg (925 until) (Blok D11 HK/Ha
Satu until pupuk MOP/KCL = 50 kg : 3 = 16,67 kg = 70,61)
Dosis per pohon = 1,25 kg (Blok D11, pohon per ha = 151) (Blok D12
1,25 kg (Blok D12, pohon per ha = 121) = 15,55)
1,25 kg (Blok A42, pohon per ha = 137) (Blok A42
= 7,2)
33. 23-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 4,2 2 Blok A41 = 15 Ha 10
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memudahkan traktor (emdek) dalam melakukan 1 operator 27,96 HM = 11
pemupukan secara mekanik. Kegiatan ini berguna untuk membersihkan tanggul dan 1 helper
gundukan yang ada di gawangan hidup untuk dijadikan jalur traktor (emdek) dalam
pemupukan secara mekanik.
Catatan: Pastikan pekerjaan sesuai target jangan terlalu banyak HM serta

53
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
utamakan areal yang datar atau kemiringan <100
34. 24-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 3,8 2 Blok A41 = 15 Ha 10
Pembuatan jalan pikul untuk mengetahui seberapa luas areal yang dapat digunakan 27,96 HM = 10
untuk pemupukan secara mekanik. Pembuatan jalan pikul menggunakan Buldoser.
35. 25-03-07 Libur (hari minggu) - - - - -
36. 26-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 8,4 2 Blok A41 = 15 Ha 10
Pengawasan dilakukan agar pekerjaan pembuatan jalan pikul sesuai target. Karena 27,96 HM = 11
kadang-kadang opreator Buldoser akan memperlambat pekerjaan yang mengaki-
batkan HM akan bertambah berarti HKnya akan bertambah pula sedangkan
pekerjaan tidak optimal.
37. 27-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 2,3 dan 6,8 2 Blok A41 = 15 Ha 10
Rata-rata HM atau lamanya mesin Buldoser bekerja setiap harinya 11 jam. 27,96 HM = 11
Blok A40 =
24,85
38. 28-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 8,7 2 Blok A40 = 15 Ha 10
Solar yang dibutuhkan setiap satu hari (pagi-petang) sebanyak 200 liter. 24,85 HM = 11
39. 29-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 5,2 2 Blok A40 = 15 Ha 10
Diperlukan tenaga kerja yang terlatih sebagai operator Buldoser. 24,85 HM = 11
40. 30-03-07 Pembuatan Jalan Pikul 3,5 dan 2 Blok A40 = 15 Ha 10
Pengambilan data pemupukan di kantor divisi 2,15 24,85 HM = 11
Blok A39 =
24,60
41. 31-03-07 Libur (Maulid Nabi Muhamad SAW) - - - - -
42. 01-04-07 Libur (hari minggu) - - - - -
43. 02-04-07 Pemupukan CIRP secara mekanik (Fertilizer Spreader) - 5 44 25 Ha 8
Pupuk Chrismast Island Rock Phosphat mengandung unsur phosphorus (P). Blok D12 (Basis)
Phosphorus berperan dalam proses metabolisme tanaman, seperti : transfer energi
Adenosine Triphosphate (ATP), Adenosine Diphosphate (ADP), dan Adenosine
Monophosphate (AMP). Defisiensi P akan mengakibatkan penurunan proses
metabolisme yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel,
respirasi, dan fotosintesa.
Jumlah pupuk = 7950 kg

54
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
Dosis per pohon = 1,5 kg (Blok D12, pohon per ha = 121)
44. 03-04-07 Pemupukan CIRP secara mekanik (Fertilizer Spreader) - 5 43 25 Ha 8
Jumlah pupuk = 7850 kg Blok D12 (Basis)
Dosis per pohon = 1,5 kg (Blok D12, pohon per ha = 121)
45. 04-04-07 Pembuatan Jalan Pikul 8 2 Blok A39 = 15 Ha 7
24,6 HM = 6
46. 05-04-07 Pembuatan Jalan Pikul 6 2 Blok A39 = 15 Ha 8
Pengambilan data pemupukan di kantor divisi 24,6 HM = 7
47. 06-04-07 Libur (Wafat Yesus Kristus) - - - - -
48. 07-04-07 Pemupukan CIRP secara mekanik (Fertilizer Spreader) - 5 44 25 Ha 8
Jumlah pupuk = 5370 kg Blok C11
Dosis per pohon = 1 kg (Blok C11, pohon per ha = 122)
49. 08-04-07 Libur (hari minggu) - - - - -
50. 09-04-07 Sensus Ulat Api Ulat api 3 55 0,15 5
Tujuan: untuk mengetahui dan mengendalikan perkembangan ulat api. yang (Blok A49 HK/Ha
Jenis ulat api antara lain: ditemukan = 10,79)
- Thosea asigna jenis (Blok B17
- Setora nitens Thosea = 9,48)
- Thosea vetusta asigna dan (Blok D10
- Ploneta diducta Darna = 34,73)
- Thosea bisura trima.
- Darna trima
-Parasa philepida
Ulat api ini akan merusak daun dan akan menurunkan hasil produksi.
Cara melakukan sensus ulat api:
Diawali pada baris yang ke-3 dan kemudian kelipatan 10, jarak pengamatan setiap
baris per 15 pohon. Utamakan pohon yang sudah terserang ulat api. Pohon yang
disensus ambil 3 pelepah, masing-masing 1 pelepah bagian atas (pelepah 1-9), 1
pelepah bagian tengah (pelepah 10-25) dan 1 pelepah bagian bawah (pelepah >25).
Catatan: Pastikan petugas sensus untuk menurunkan pelepah yang akan disensus
dan kemudian diamati secara cermat.
51. 10-04-07 Sensus Ulat Api - 3 52,5 0,15 5

55
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
Ulat api memiliki metamorfhosa yang sempurna berupa 4 fase antara lain: (Blok A43 HK/Ha
- Telur = 34,71)
- Ulat (larva) (Blok E12
- Kepompong (pupa) = 17,79)
- Kupu-kupu (imago)
52. 11-04-07 Sensus Pohon - 2 50 0,15 6
(Blok D12) HK/Ha
53. 12-04-07 Supervisi Dosen Pembimbing - - Blok D12, - -
- Kunjungan ke lokasi pemupukan mekanik (FS) Areal JJK,
- Kunjungan ke lokasi limbah dan pabrik kelapa sawit dan Pabrik
Kelapa
Sawit
(PKS)
54. 13-04-07 Pembuatan Nomor Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) Blok A40 - Kantor - 5
A dan A41 Divisi
B (nomor 1-
Keterangan: A = Nama Blok 25)
B = Nomor TPH
55. 14-04-07 Pembuatan Nomor TPH Blok A39 - - Kantor 5
Tujuan: Agar hasil panen dapat terkumpul dengan baik pada tempat yang sudah nomor Divisi
ditentukan atau TPH dapat dijadikan sebagai pusat hasil panen supaya mudah TPH
mengecek hasil panen. 01-25

56. 15-04-07 Libur (hari minggu) - - - - -


57. 16-04-07 Penguntilan Pupuk HGFB 750 kg 12 - 1 6
(30 (tempat di HK/2,5
karung) gudang) karung
atau ada
9990 until
58. 17-04-07 Dongkel Anak Kayu (DAK) 5,2 (Total 8 Blok A42 1,5 6
Pemasangan Nomor TPH yang HK/Ha
Satu nomor TPH mewakili 3 gawangan hidup dan 2 gawangan mati. Hasil panen didongkel) Blok A39

56
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
yang ada di gawangan tersebut dikumpulkan pada TPH yang sudah dinomori. (1-22)
Nomor TPH dipasang pada batang kelapa sawit pada bagian depan gawangan hidup Blok A40
yang kedua. TPH yang baru berukuran dengan panjang 4 meter dan lebar 3 meter. (1-22)
TPH ini berguna untuk mengetahui hasil panen dan dapat menentukan dalam Blok A41
penyemprotan TPH. (1-25)
Catatan: Usahakan dibuat pasar kumis juga untuk memudahkan akses hasil panen
ke TPH.
59. 18-04-07 Kutip Brondolan Busuk/Matang di Jalan Bantu. - 2 Blok E12 = - 6
Tujuan: Untuk pembersihan brondolan di jalan. Mengutip brondolan busuk/matang 17,79
yang sudah lama dipanen kemudian dibuang di atas rumpukan pelepah. Blok E11 =
11,58
60. 19-04-07 Pembuatan Jalan kontrol dan Jembatan Bantu 400 meter 4 Blok E12 = - 7
Tujuan: Untuk memudahkan dalam pemindahan buah dari pokok ke TPH. Biasanya dan 8 17,79
pembuatan jalan ini di daerah rendahan yang sering tumbuh semak dan daerah jembatan
rawa. Lebar jalan kira-kira 1 meter. Alat yang digunakan parang dan cangkul. bantu.
Jembatan bantu dibuat dari kayu gelam kemudian dipotong sesuai kebutuhan yang
diperlukan.
61. 20-04-07 Tebas Rendahan 5 Ha 13 Blok E12 = 5 6
Tujuan: Untuk membersihkan semak di daerah sekitar kelapa sawit, khususnya di 17,79 HK/Ha
daerah rendahan karena disana cepat tumbuh semak. Babad semak dilakukan
terhadap gulma-gulma yang berada di daerah rendah (rendahan), biasanya gulama
ini adalah gulma berkayu. Gulma ini lebih baik ditebas karena biayanya lebih
murah dan lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan herbisida yang memakai
biaya yang cukup besar.
Catatan: Pastikan pekerja membawa parang.
62. 21-04-07 Pendampingan Mandor 1 - - 6
> Pembuatan rencana kerja harian (RKH)/Muster Chit - Kantor
> Pengecekan kerja buldoser untuk pembuatan jalan pikul 2 Divisi
> Pengecekan pemupukan HGFB/Borate 10 Blok A46
> Pengecekan panen 38 Blok A39
Tugas Mandor antara lain: Blok D11
Pagi sebelum berangkat kerja ke lapangan: dan C10

57
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
- Memeriksa/mengecek karyawan yang bekerja hari tersebut
- Mengikuti arahan kerja dari Asisten/Askep
- Memastikan alat dan bahan pada pekerjaan yang membutuhkan alat dan bahan
- Mengetahui prestasi minimum yang harus dicapai oleh karyawan
Di lapangan:
- Memberikan pengarahan kepada karyawan terkait pekerjaan
- Memastikan pekerjaan di lapangan
- Mencatat prestasi kerja masing-masing karyawan pada buku kerja mandor (BKM)
Pulang kerja:
- Melakukan absensi ulang
- Menyerahkan laporan hasil kerja.
63. 22-04-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
64. 23-04-07 Panen Janjang = 27 44 4 8
Panen merupakan salah satu rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. 1326 Pemanen = 12 Blok F06 = Ha/HK
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 Brondolan Pembrondol = 32
tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyebukan. = 2748 kg 13 Blok E13 =
Tenaga kerja: Pemanen dan pemberondol = 1 : 1 Transport = 2 12
Tenaga transport/loading 2 orang per kemandoran
Alat panen: - Egrek, digunakan saat tanaman lebih dari 2,5 m
- Dodos
- Angkong, untuk mengangkut buah dari pokok ke TPH
- Gancu, untuk menaikan buah dari TPH ke truk
- Gantolan brondolan, untuk mengambil brondolan yang masih ada di
bagian atas batang kelapa sawit
- Ember (6 kg), untuk tempat brondolan dari pokok ke TPH.
65. 24-04-07 Panen Janjang = 24 46,2 4 7
Interval panen 7-8 hari per rotasi 719 Pemanen = 11 Blok A42 = Ha/HK
Standar kematangan panen adalah 2 brondolan segar lepas per kilogram setelah Brondolan Pembrondol = 42,2
TBS jatuh. = 1746 kg 11 Blok E13 =
Aturan panen: Transport = 2 4
- Semua buah matang harus dipanen dan dikeluarkan
- Tidak dibenarkan memanen buah mentah

58
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
- Brondolan harus dikutip dan jangan sampai ada yang tertinggal
- Tangkai TBS dipotong seperti huruf V
- Tangkai TBS dianjurkan dipotong di bawah pokok
- Pelepah yang dipotong harus diletakkan di gawangan mati (berbentuk huruf “L”).
Pangkal pelepah yang berduri diletakan di gawangan mati sedangkan ujung
pelepah disebelah pasar pikul.
- TBS harus disusun rapi dengan susunan yang seragam (misal: 5 berbanjar, 10
berbaris)
- Janjang yang busuk/sakit disusun terpisah dengan janjang normal.
66. 25-04-07 Wiping Alang-alang - 3 Blok A45 0,1 7
Tujuan: Pemberantasan alang-alang (Imperata cylindrica) di sekitar tanaman kelapa (luas 41,14) HK/Ha
sawit sebab dapat merugikan tanaman pokok berupa perebutan unsur hara, bahkan
menurunkan produksi.
Catatan: Semua daerah dalam blok harus dimasuki dan pastikan agar alang-alang
tidak ada yang terlewat.
67. 26-04-07 Wiping Alang-alang - 4 59,96 0,1 7
Alat wiping (Botol aqua ukuran 600 ml, infus, dan lap cuci piring) Blok D09 HK/Ha
Bahan Round up (luas 26,32)
Perbandingan Round up : air = 25 cc : 5 L Blok A46
Cara kerja: alat wiping diusapkan pada alang-alang dari bagian pangkal ke bagian (luas 33,64)
ujung, kemudian di bagian ujung dipatahkan sedikit.
68. 27-04-07 Rawat Jalan - 2 Blok A48- 0,3 7
Pembuatan jembatan betina A50 HK/Ha
Tujuan: Memperbaiki jalan (Collection Road) dan memudahkan transportasi atau
pengangkutan TBS dari TPH ke Pabrik.
Alat : - Cangkul
- Golok
Bahan: - Kayu Gelam
Catatan: Main road adalah jalan yang mempunyai arah timur – barat dengan lebar
9 meter. Collection road merupakan jalan yang membentang utara selatan dengan
lebar 7 meter, dimana jalan ini biasanya digunakan untuk pengawasan, evakuasi
buah dan lain-lain. Key road yaitu jalan utama yang menghubungkan perkebunan

59
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
dengan PKS. Access road merupakan jalan yang menghubungkan antara jalan
kebun dengan jalan negara. Sedangkan control road merupakan jalan yang
membelah blok dan biasanya digunakan untuk pengawasan.
69. 28-04-07 Sensus Produksi - 1 50,81 0,15 5
Tujuan: untuk mengetahui/memperkirakan produksi 4 bulan ke depan. Buah yang Blok A43 = HK/Ha
diamati dan dicatat antara lain: 33,64
- Buah merah Blok E12 =
- Buah hitam 17,17
- Buah kopi
70. 29-04-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
71. 30-04-07 Sensus Produksi - 1 41,81 0,15 5
Cara kerja sensus produksi: Menghitung buah dengan ciri-ciri di atas pada setiap Blok A47 = HK/Ha
pohonnya pada jalur sensus ulat api (baris 3,13,23,...,dst). 25,93
Catatan: Perlu ketelitian dalam menghitung buah di setiap pohonnya. Blok B16 =
15,88
72. 01-05-07 Sensus Tikus - 5 169,48 0,034 6
Tujuan: Untuk mengetahui dan mendata tanaman kelapa sawit yang terserang hama Blok C09 = HK/Ha
tikus. 28,56
Cara kerja: Mengamati setiap buah yang sudah jatuh/di piringan pada setiap baris Blok C08 =
sesuai jalur sensus ulat api (baris 3,13,23,...,dst). 28,82
Ciri buah yang sudah terserang hama tikus adalah berupa buah tinggal di piringan Blok C12 =
yang menyisakan cangkang saja, serabutnya sudah dimakan oleh tikus. 28,79
Catatan: Pastikan ketelitian dalam melihat buah yang ada di piringan di jalur Blok C11 =
sensus tikus. 43,61
Blok C15 =
37,25
Blok C14 =
22,45
73. 02-05-07 Pengisian Polybag 2700 4 - 1000 7
Polybag ini direncanakan akan digunakan untuk pembibitan Mucona brachteata polybag (Emplasmen)
Kurz. Mucona bracteata Kurz ini akan ditanam di sekitar tanaman kelapa sawit, polybag
tanaman ini sejenis kacang-kacangan. Mucona bracteata Kurz dapat membantu /HK

60
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
dalam melembabkan tanah dan itu baik bagi tanaman pokok. Pada tempat
pembibitan dibuat bedengan dengan ukuran panjang 20 polybag dan lebar 25
polybag, jadi jumlah total dalam satu bedengan ada 2000 polybag.
Catatan: Perlu pengawasan dan ketelitian dalam menghitung jumlah polybag.
74. 03-05-07 Pengisian Polybag 10500 14 - 1000 7
polybag (Emplasme polybag
n) /HK
75. 04-05-07 Pengisian Polybag 5500 7 - 1000 7
polybag (Emplasme polybag
n) /HK
76. 05-05-07 Pembuatan Payon/Atap di Atas Bedengan 3 payon 2 - - 7
Tujuan dibuat payon agar sinar matahari tidak terlalu banyak yang diserap oleh (Emplasme
tanaman agar tanaman tidak menjadi kering, selain itu juga untuk mengatur n)
kelembaban.
Tinggi payon 1 meter dengan jumlah tiang penyangga 6 buah, bagian atas payon
diberi tumpukan pelepah.
77. 06-05-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
78. 07-05-07 Pengisian Polybag 5700 6 - 1000 7
polybag (Emplasmen) polybag
/HK
79. 08-05-07 Penanaman Bibit Mucona brachteata Kurz 350 bibit 3 - - 7
Tipe 1: Stek (yang (Emplasmen)
Ambil dan potong batang Mucona brachteata Kurz dengan panjang 2 mata tunas. ditanam)
Mata tunas yang pertama dimasukan ke dalam tanah (dalam polybag), mata tunas
yang kedua berada di atas permukaan tanah.
Tipe 2: Gundukan
Ambil batang utama yang panjang, potong cabang-cabangnya. Mata tunas yang
pertama dimasukan ke dalam tanah (dalam polybag 1), mata tunas yang kedua
berada di atas permukaan tanah, kemudian lipat batang yang dekat sebelum mata
tunas yang ketiga, setelah itu dimasukan kedalam tanah (polybag kedua). Mata
tunas selanjutnya mengikuti alur seperti mata tunas yang pertama, kedua dan ketiga.
80. 09-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7

61
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
Kegiatan ini berupa penyiraman bibit Mucona brachteata Kurz yang dilakukan pagi (Emplasmen)
dan sore hari, pembersihan rumput dan sampah baik di dalam maupun di luar
bedengan.
Pembuatan Nomor TPH
Blok A37 = 1-10 nomor TPH
Blok A38 = 1-10 nomor TPH
81. 10-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7
Pembuatan Nomor TPH (Emplasmen)
Blok A44 = 1-10 nomor TPH
Blok A45 = 1-10 nomor TPH
82. 11-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7
Pembuatan Nomor TPH (Emplasmen)
Blok A46 = 1-10 nomor TPH
Blok A47 = 1-10 nomor TPH
83. 12-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 5
Pembuatan Nomor TPH (Emplasmen)
Blok B16 = 1-10 nomor TPH
Blok B17 = 1-10 nomor TPH
Blok A48 = 1-10 nomor TPH
84. 13-05-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
85. 14-05-07 Belajar administrasi di Kantor Divisi - - - - 7
- Realisasi/laporan kegiatan (Kantor
- System Aplication Program (SAP) divisi)
86. 15-05-07 Libur (Tidak ada kegiatan di lapangan karena hujan) - - - - 7
Belajar administrasi di Kantor Divisi (Kantor
- Realisasi/laporan kegiatan divisi)
- SAP
87. 16-05-07 Pendampingan Asisten - 13 Blok F06 5 7
- Check roll/lingkaran pagi 24 Blok E13
- Absensi/cek karyawan 12 Blok F06
- Pengecekan kerja di lapangan, antara lain: 8 Blok A39
- Babad semak

62
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
- Panen HK/Ha
- Dongkel Anak Kayu 4
- Kutib pupa Ha/HK
Tugas Asisten: 1,5
Pagi : HK/Ha
- Memberikan pengarahan ke seluruh mandor mengenai tugas dan standar minimal 1
yang harus dicapai oleh karyawan (Check roll pagi). HK/Ha
- Bila ada penyimpangan kerja harus dijelaskan cara perbaikannya (seranga
- Asisten melalui mandor mencatat semua karyawan yang bekerja hari itu. n
- Asisten harus memastikan semua bahan yang digunakan ringan)
- Asisten telah mempersiapkan transportasiyang cukup untuk karyawan 1,67
Di lapangan: HK/Ha
- Memeriksa kebenaran absensi dan buku kegiatan mandor dengan cara pengecekan (seranga
pekerjaan di lapangan n
- Memilih pekerjaan penting yang perlu diawasi (pemupukan, semprot, panen) sedang)
- Pukul 12.30-14.00 asisten harus ada di lapangan untuk cek karyawan karena pada 2,5
waktu itu rawan karyawan untuk pulang cepat HK/Ha
- Memastikan buah untuk terangkut semua (seranga
Pulang kerja (di kantor divisi) n berat)

88. 17-05-07 Kutip Pupa - 8 Blok A39 1 5


Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil pupa di piringan dan di ketiak pelepah HK/Ha
yang maksudnya untuk memotong fase/siklus ulat api yang sudah menjadi pupa (seranga
supaya tidak terjadi fase imago (kupu-kupu). Alat yang digunakan garukan dan n
tempat pupa. ringan)
89. 18-05-07 Kutip Pupa - 8 Blok A39 1 6
HK/Ha
(seranga
n
ringan)
90 19-05-07 Belajar administrasi di Kantor Divisi - - - - 5
- Realisasi/laporan kegiatan (Kantor

63
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
- SAP divisi)
91 20-05-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
92 21-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7
Pembuatan Nomor TPH (Emplasmen)
Blok A49 = 1-10 nomor TPH
Blok A50 = 1-10 nomor TPH
93 22-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7
Pembuatan Nomor TPH (Emplasmen)
Blok A42 = 1-10 nomor TPH
Blok A43 = 1-10 nomor TPH
94 23-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7
Pembuatan Nomor TPH (Emplasme
Blok A50 = 11-30 nomor TPH n)
95 24-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 7
Pembuatan Nomor TPH (Emplasme
Blok A46 = 11-35 nomor TPH n)
96 25-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 5
Pembuatan Nomor TPH (Emplasme
Blok A44 = 11-25 nomor TPH n)
97 26-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 5
Pembuatan Nomor TPH (Emplasme
Blok A48 = 11-25 nomor TPH n)
98 27-05-07 Libur (Hari Minggu)
99 28-05-07 Perawatan Bibit Mucona brachteata Kurz - - - - 5
Pembuatan Nomor TPH (Emplasme
Blok A47 = 11-25 nomor TPH n)
100 29-05-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 1 Blok A47 - 7
TPH baru ukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter (Nomor
Alat: - Cangkul, untuk meratakan tanah TPH 1-20)
- Parang, untuk membabad semak
Catatan: Pastikan TPH baru datar/rata dan bersih.
101 30-05-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 1 Blok A48 - 7

64
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
(Nomor
TPH 1-20)
102 31-05-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 1 Blok A49 - 7
Pembuatan Herbarium Gulma (Nomor
- Bambuan (Ottocloa nodosa) TPH 1-8)
- Kentangan (Boreiria latifolia) Blok B17
(Nomor
TPH 1-7)
103 01-06-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 2 Blok A44 - 7
Pembuatan Herbarium Gulma (Nomor
- Mikania (Mikania micrantha) TPH 1-20)
- Kutu Babi (Clidemia hirta) Blok A41
(Nomor
TPH 1-24)
104 02-06-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 1 Blok A50 - 7
Pembuatan Herbarium Gulma (Nomor
- Putihan (Eupatorium odoratum) TPH 1-18)
- Bayam-bayaman ( Amaranthus spinosus)
105 03-06-07 Libur (Hari Minggu)
106 04-06-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 2 Blok A39 - 7
Pembuatan Herbarium Gulma (Nomor
- Krisan (Rhynchospora corymbosa) TPH 1-20)
- Senduduk atau Sengganen (Melastoma malabathricum) Blok A40
(Nomor
TPH 1-20)
107 05-06-07 Pemupukan Kieserit secara mekanik (Fertilizer Spreader) - 5 37,9 25 Ha 7
Pupuk Kieserit berbentuk butiran. Pupuk ini mengandung unsur magnesium (Mg). Blok A37 = (Basis)
Magnesium merupakan kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat 25
elektropositive yang berperan dalam proses pembentukan klorofil, aktivator enzim Blok A38 =
dan transfer energi, serta mengendalikan tingkat kemasaman (pH) dalam sel. 12,9
Jumlah pupuk = 5260 kg
Dosis per pohon = 1 kg (Blok A37, pohon per ha = 141)

65
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
1 kg (Blok A38, pohon per ha = 135)
108 06-06-07 Pemasangan Nomor TPH dan Pembuatan TPH Baru - 2 Blok A42 - 7
Pembuatan Herbarium Gulma (Nomor
- Keladi TPH 1-10)
- Anakan Sawit Blok A38
(Nomor
TPH 1-10)
Blok A37
(Nomor
TPH 1-10)
109 07-06-07 Pemupukan Kieserit secara mekanik (Fertilizer Spreader) - 5 53,82 25 Ha 7
Jumlah pupuk = 7500 kg BlokC09 = (Basis)
Dosis per pohon = 1,25 kg (Blok C09, pohon per ha = 120) 25
1,25 kg (Blok C08, pohon per ha = 102) Blok C08 =
28,82
110 08-06-07 Penanaman Bibit Mucona brachteata Kurz 194 bibit 3 - - 7
Catatan: Tanah di polybag diusahakan yang memiliki unsur hara atau yang sudah (yang (Emplasme
dipupuk. Tempat pembibitan diusahakan ditanam) n)
111 09-06-07 Semprot Piringan - 15 52,81 0,6 6
Tujuan kegiatan ini adalah untuk megendalikan gulma yang ada di piringan kelapa Blok A41 = HK/Ha
sawit. 27,96
Alat : knapsack/alat semprot (14 L) Blok A40 =
Bahan: Round-up Biosorb 11,25 L (1 Ha = 0,25 L) 24,85
Ally 20 WDG 0,57 kg (1:20 dari Round-up B)
112 10-06-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
113 11-06-07 Pembuatan Laporan 7
Pelatihan Leaf Sampling Unit (LSU) - 15 Kantor -
Divisi
114 12-06-07 Pembuatan Laporan - - Kantor - 4
Divisi
115 13-06-07 Kunjungan Ke Areal JJK dan LA - - Pabrik - 7
- Penanganan TKKS menggunakan Empty Bunch Spreader Kelapa

66
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
1. Lahan pada areal mineral, yang bertofografi datar dan kering. Sawit dan
2. Kondisi tanaman >3 meter Divisi 2
3. Gawangan tanaman rute dari EBS SMSE
4. Operasional: TKKS di PKS dimuat kedalam EBS untuk dibawa ke lokasi
penebaran di areal tanaman. Kebutuhan TKKS unuk TM adalah 60 ton/ha.
Kapasitas EBS 7 ton, sedangkan truk 4 ton.
- Pemanfaatan limbah cair PKS dengan Land Aplication
1. Multiple feeding meupakan teknik pengolahan LCPKS paling efisien apabila
tujuan akhir sebagai substitusi pupuk anorganik.
2. Secara umum tidak ada perbedaan potensial nutrisi diantara fraksi cair dan
fraksi padatan di LCPKS, kecuali unsur Nitrogen yang menunjukan ada
perbedaan lebih baik.
3. Sistem overflow tidak meunujukan perbedaan potensial nutrisi diantara posisi
flatbed dalam 1 jalur flatbed.
116 14-06-07 Kunjungan Ke Riset - - Kantor - 7
- Mengetahui lembaga riset perkebunan kelapa sawit. Riset
- Mencari data- data mengenai pemupukan Regional
Sumsel
117 15-06-07 Pembuatan Laporan - - Kantor - 4
Divisi
118 16-06-07 Sensus LSU - 3 Blok B17 = - 6
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari contoh daun yang akan dijadikan 1 = pencatat di 9,48
sebagai rekomendasi pemupukan dan untuk mengetahui mengenai defisiensi unsur form LSU
hara. 2=
Prinsip kerjanya adalah lihat form LSU mengenai LSU mulai dan sistem. Contoh: Pengukur
LSU mulai U-T, berarti masuk dari arah utara bagian timur. Sistem 5x5, mulai dari an dan
baris ke-3 pokok yang ke-3 kemudian berjalan sesuai sitem yaitu pokok kelipatan 5 mengecat
(3,8,13,..dst) dan baris kelipatan 5 (3,8,13,...dst). pokok
Pangkas pelepah yang ke-7 pada pokok contoh kemudian ukur tinggi pohon, LSU
panjang pelepah, lebar petiole, tebal petiole. Amati 7 pokok di sekeliling pokok 3 = Pangkas
mengenai pokok yang terdefisiensi hara. Ambil masing-masing 2 daun kiri dan pelepah
kanan pada bagian pertemuan pelepah yang lancip dan tumpul.

67
Tabel Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang (lanjutan)
Jumlah Luas areal
Lama
Prestasi karyawan yang
No Tanggal Uraian kegiatan Norma kegiatan
kerja yang diawasi diawasi
(jam)
(orang) (ha)
119 17-06-07 Libur (Hari Minggu) - - - - -
120 18-06-07 Pembuatan Laporan - - Kantor - 6
Divisi
121 19-06-07 Penyerahan Laporan dan Pulang ke Bogor - - Kantor - -
Estate

68

Anda mungkin juga menyukai