Anda di halaman 1dari 13

Manajemen

Kesuburan Tanah :
Sinkronisasi Hara

Oleh : Nina Dwi Lestari
2013
Definisi
Sinkroni adalah matching menurut waktu,
ketersediaan unsur hara dan kehutuhan tanaman
akan unsur hara.
Apabila penyediaan unsur hara tidak match, maka
akan terjadi defisiensi unsur hara atau kelebihan
unsur hara, meskipun jumlah total penyediaan
sama dengan jumlah total kebutuhan
Tidak terjadinya sinkroni (disebut asinkroni)
disebabkan oleh dua hal, yakni:
jika penyediaan terjadi lebih lambat untuk kebutuhan,
dan
jika penyediaan terjadi lebih awal dibanding kebutuhan
pada situasi dimana unsur hara yang tersedia melebihi
kebutuhan tanaman saat itu mempunyai resiko hilang dari
sistem atau dikonversi menjadi bentuk yang tidak
tersedia
Pertimbangan Seleksi Bahan organik
apakah mengandung cukup
unsur hara untuk memenuhi
kebutuhan tanaman?,
jika cukup, berapa banyak unsur
hara yang dilepaskan?,
berapa proporsi hara yang
dilepas tersebut dapat diserap
oleh tanaman dan berapa yang
tetap tertinggal di dalam tanah
sebagai bahan organik tanah?,
berada dimanakah unsur hara
yang telah dilepaskan tersebut
tetapi tidak diserap oleh
tanaman?.
S
I
N
K
R
O
N
I
S
A
S
I

Terlalu cepat
(asinkroni)
BO-A
Plant
Growth
BO-B
BO-C
Terlalu lambat
(asinkroni)
Terlalu lambat
(asinkroni)
Waktu
tanah
Konsep Sinkroni
12 hipotesis sinkroni
S1 = pencapaian produksi tanaman dengan
menggunakan masukan anorganik (pupuk mineral) dapat
didekati and dilampaui dengan optimalisasi waktu
aplikasi, cara penempatan dan kualitas sumber hara
organik.
S2= Pada lingkungan dimana terjadi pencucian dan
denitrifikasi yang tinggi, serapan N mineral oleh
tanaman pada saat tanam dapat ditingkatkan dengan
cara aplikasi simultan dari bahan organik yang
mempunyai kandungan N rendah yang secara temporer
me-imobilisasi N pada awal pertumbuhan, tetapi
kemudian melakukan re-mineralisasi.
S3= Stabilisasi bahan organik dalam tanah ditingkatkan
dengan penambahan nitrogen mineral secara simultan
dengan penambahan bahan organik dengan rasio C/N
yang tinggi.
S4= Sisa tanaman yang mempunyai kandungan lignin
tinggi akan menghasilkan mineralisasi neto dan
serapan tanaman yang rendah pada musim tanam yang
pertama, tetapi akan menghasilkan pengaruh residual
yang besar pada musim berikutnya.
S5= Sisa tanaman yang mempunyai kandungan
polifenol menyebabkan tertundanya pelepasan unsur
hara, tetapi kemudian akan terjadi pelepasan unsur
hara.
S6= Imobilisasi P oleh mikrobia, atau blocking P oleh
serapan P pada kisi fiksasi, akibat penambahan bahan
organik dapat mencegah fiksasi P, sehingga
meningkatkan ketersediaan P. Fenomena ini akan lebih
tepat diuji pada tanah yang mempunyai tingkat
jerapan P yang tinggi, dimana tanah tersebut
mempunyai kandungan bahan organik yang rendah
tetapi mempunyai kandungan Fe yang tinggi.
S7= Efisiensi serapan unsur hara meningkat dengan
makin panjangnya periode tanaman.
S8= Efisiensi serapan unsur hara akan ditingkatkan oleh
tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh lebih tinggi,
dan mempunyai sistem perakaran yang lebih intensif dan
lebih dalam.
S9= Pembenaman bahan organik, daripada penempatan
dipermukaan tanah, mempercepat pelepasan unsur hara,
sehingga merupakan pilihan untuk modifikasi efisiensi
penggunaan unsur hara.
S10=Perbaikan efisiensi serapan unsur hara akibat
penggunaan masukan organik akan terjadi jika
pertumbuhan tanaman dan proses-proses dalam tanah
tidak di batasi oleh air.
S11=Kualitas dan kuantitas masukan organik dapat
mempengaruhi komposisi dan aktifitas fauna, jadi
mempengaruhi sinkroni antara penyediaan unsur hara
dan kebutuhan tanaman akan unsur hara.
S12=Kebutuhan tentang sinkroni dan kebutuhan tanaman
yang tepat dapat dikurangi dengan penyimpanan unsur
hara dalam tanaman dalam hal terjadi kelebihan
penyediaan unsur hara.
Kualitas Bahan Organik
Parameter Kualitas (mudah
terdekomposisi)
C/N < 20
N > 1,6%
Lignin < 9%
Polifenol < 4%
Protein binding
capacity
Kompartemen BO
Cepat terdekomposisi
(a) penyedia hara tanaman, segera
(b) kontribusi ke BOT kurang
Lambat terdekomposisi
(a) Kontribusi BOT
(b) Cadangan hara jangka panjang
Manipulasi Kualitas Bahan Organik
Modifikasi struktur sisa tanaman:
di ubah secara fisik dengan cara fraksionasi
bahan menjadi berbagai ukuran
Mengubah komposisi kimia sisa tanaman
Perubahan kondisi lingkungan yang ekstrem,
misalnya kekeringan atau kemasaman tanah
manipulasi genetik
Pencampuran sisa tanaman:
mencampur bahan organik berkualitas tinggi
(kandungan lignin dan polifenol rendah), dengan
bahan organik berkualitas rendah (kandungan
lignin dan polifenol tinggi)
Gliricidia sepium
Calliandra calothyrsus
0.0 2.5 5.0 7.5 10.0
0
10
20
30
0
5
10
15
20
25
0.0 2.5 5.0 7.5 10.0
0
50
100
150
200
250
300
Konsentrasi N (mM)
Konsentrasi N (mM)
K
a
p
a
s
i
t
a
s

p
e
n
g
i
k
a
t
a
n

p
r
o
t
e
i
n

N
i
s
b
a
h

C

:

N






(

g

B
S
A

m
g
-
1
)
0
2
4
6
8
10
L
i
g
n
i
n


(
%
)
P
o
l
i
f
e
n
o
l


(
%
)
0
1
2
3
4
5
N

(
%
)
Pengaruh konsentrasi
pemberian N terhadap
kualitas bahan tanaman
Caliandra dan Leucaena
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
kapasitas pengikatan protein
Proporsi Peltophorum dan Gliricidia (%)
P
o
l
i
f
e
n
o
l

t
o
t
a
l

(
%
)
polifenol total
K
a
p
a
s
i
t
a
s

P
e
n
g
i
k
a
t
a
n

P
r
o
t
e
i
n

(

g

B
S
A

/
m
g
)

Campuran antara bahan pangkasan
Gliricidia dan Peltophorum
0
100
200
300
400
500
tidak tercuci
pencucian
resiko
C
u
r
a
h

h
u
j
a
n

a
t
a
u

e
v
a
p
o
t
r
a
s
p
i
r
a
s
i

(
m
m
/
b
u
l
a
n
)
B u l a n
Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
evapotranspirasi
curah hujan
penutup tanah
tanaman kedelai
jagung
tanah
penutup
tanaman
pemberian bahan organik berupa sisa tanaman
Waktu pemberian bahan organik dengan
pertimbangan musim hujan di Lampung dalam
kaitannya dengan kandungan polifenol bahan
organik.
Stimulasi dan Retardasi
pada sebagian besar sistem pertanian, BO
(sisa tanaman) biasanya diberikan ke tanah
berulang kali.
BO baru yang ditambahkan dapat
mempengaruhi kecepatan dekomposisi BO
lama yang telah ditambahkan sebelumnya
(disebut priming effect).
contoh, penambahan BO baru berkualitas tinggi
(N tinggi, lignin dan polifenol rendah) dapat
menyebabkan stimulasi (positive priming effect)
dekomposisi BO lama yang sebelumnya telah
ditambahkan, sebaliknya jiuka BO baru
berkualitas rendah akan terjadi retardasi
(negative priming effect)

Anda mungkin juga menyukai