PENDAHULUAN
Menurut Sompie, et al., (2018), tanah merupakan bahan yang terdiri dari
mineral-mineral yang satu sama lain tidak disementasi atau terikat secara kimia
dan bahan- bahan organik yang telah melapuk dan disertai dengan zat cair dan
gas yang mengisi ruang kosong di dalam tanah. Menurut Pulungan dan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelapukan batuan dan cuaca. Saat
Menurut Yani dan Ruhimat (2007), tanah mempunyai sifat-sifat fisik yang
udara tanah, suhu tanah, permeabilitas, porositas dan drainase. Warna tanah
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kandungan bahan organik,
kandungan mineral, kadar air dan tingkat drainase tanah. Sifat fisik tanah lainnya
debu tanah liat dengan pasir. Sifat kimia tanah sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, antara lain respon tanah (pH), kapasitas tukar kation
(KPK), kejenuhan alkali dan unsur hara. Tingkat respon tanah dipengaruhi oleh
lima faktor pembentuk tanah. Menurut Schoonover dan Crim (2015), sifat tanah
dibagi menjadi tiga yaitu sifat fisika, sifat kimia dan sifat biologi. Pengembangan
profil awal tanah yang paling penting adalah sifat fisika tanah dan sifat kimia
tanah. Sifat fisik tanah memiliki efek yang sangat besar untuk mempengaruhi
kualitas dan produktivitas tanah. Sifat kimia tanah memainkan peran kunci dalam
Sifat biologi tanah meliputi jenis atau jumlah mikroorganisme yang hidup di dalam
Menurut Hendrajat, et al., (2018), kualitas air kolam sangat dipengaruhi oleh
kualitas tanah dasar. Tanah dasar tambak dapat bertindak sebagai penyimpan
dan sumber (source) dari unsur-unsur tertentu dan oksigen terlarut. Secara
umum, faktor lingkungan tambak (kualitas tanah dan air) adalah faktor penentu
jenis tekstur tanah juga sangat penting untuk menentukan lokasi budidaya.
2020 Pukul 08.00-0.09.00 secara daring via Google Meet dan Google
Classroom.
2020 Pukul 08.00-0.09.00 secara daring via Google Meet dan Google
Classroom.
2020 Pukul 08.00-0.09.00 secara daring via Google Meet dan Google
Classroom.
1. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah
terbarukan yang memberikan fondasi material penting dan jaminan ruang bagi
pemanfaatan sumber daya lahan perairan yang tidak wajar oleh manusia.
Degradasi lahan perairan ini berdampak bagi bidang perikanan dan kelautan.
(2015), tanah merupakan suatu media yang kompleks, serta memiliki nilai
heterogenitas cukup tinggi dimana komponen padat, cair dan gas akan
berinteraksi dalam proses fisika, kimia dan biologis yang saling berkaitan. Tanah
makanan, air, dan serat. Tanah juga berperan dalam pengaturan perbaikan yang
nantinya dapat mempengaruhi iklim, banjir dan kualitas air. Keberadaan tanah
Menurtut Darwis (2018), tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang
menopang tumbuhan dan memiliki lapisan partikel yang berbeda dari bahan
aslinya. Partikel tanah terbentuk dari batuan yang pecah yang telah berubah
karena efek kimia dan lingkungan. Tanah juga mampu memberikan kehidupan
bagi makhluk hidup yang terdapat di permukaan bumi. Tanah memberikan
fondasi material penting dan jaminan ruang bagi pembangunan manusia. Tanah
yang bertekstur halus, lebih banyak mengandung bahan organik dan lapisannya
tebal atau dalam akan mampu menyimpan air lebih banyak dibandingkan dengan
tanah yang berstruktur kasar meskipun lapisannya tebal. Menurut Jaya (2017),
tanah merupakan media yang memberikan manfaat bagi seluruh makhluk secara
tanah yang terdapat pada suatu lahan. Beberapa pendapat mengatakan bahwa
tanah mencakup mineral, bahan organik serta mengandung benda hidup yang
tersusun dalam kandungan tanah. Tanah secara umum akan selalu memberikan
kehidupan bagi seluruh makhluk hidup biologis yang ada di permukaan bumi.
tanah dipengaruhi oleh proses sedimen, ukuran butir dan juga kondisi iklim.
Daerah tropis yang lembab, laju pembentukan tanah mampu mengatasi erosi
biokimia. Daerah dataran banjir, proses pembentukan tanah lebih sulit terjadi. Hal
ini dikarenakan pada daerah dataran banjir, khususnya di daerah tropis yang
yaitu:
Sedimen Tanah
kuarsa.
Fr Berupa pasir Struktur sedimen Ukuran butiran
pedologis.
Menurut Misra, et al. (2019), pedogenesis adalah tanah dibentuk berulang
kali dengan metode tertentu dari bahan induk dengan produk akhir yang disebut
regolith atau massa non tanah atau hanya bahan tanah dalam satu set faktor
yang terdiri bahan induk, biotik fauna dan flora, relief, organisme dan iklim yang
waktu yang di tambah energi oleh foton cahaya. Fitur tanah akan diubah
sedemikian rupa sehingga menjadi fungsi dari berbagai iklim dan tanah
berkembang di bawah iklim yang berbeda akan disebut fungsi iklim. Oleh karena
litofungsi, dan kronofungsi kemudian dua tambahan jenis pembentuk tanah yaitu
Menurut Assa, et al., (2016), tanah yang proses terbentuknya secara langsung
karena pelapukan secara kimia dapat disebut dengan tanah residu atau residual
soil. Daerah tropis yang kondisi iklimnya panas dan lembab, pelapukan batuan
sangat sering terjadi ditambah dengan curah hujan yang tinggi. Jenis tanah tidak
hanya tanah residu, ada lagi jenis tanah yang disebut tanah endapan. Pembeda
dari kedua tanah ini adalah metode pembentukannya. Tanah residual sifatnya
tidak memiliki hubungan dengan stress history, dan tanah residual juga tidak
berasal dari batuan vulkanis. Permeabilitas dari tanah residu umumnya jauh lebih
tinggi jika dibandingkan kan dengan tanah sedimen. Menurut Cahyono, et al.,
dibedakan menjadi pelapukan fisik dan pelapukan kimia. Pelapukan fisik adalah
proses awal pembentukan tanah yang berbentuk pemecahan batuan keras dan
solid menjadi bagian yang lebih kecil melalui proses pelapukan fisik.
material dari total populasi yang ada untuk dilakukan pengukuran. Sampling
sangat berkaitan erat dengan kegiatan penelitian, termasuk penelitian dalam ilmu
populasi yang ada. Misalnya ketika melakukan penelitian mengenai tanah, tidak
melibatkan pemilihan metode yang paling efisien untuk memilih sampel yang
tipe yang sering dipakai dalam sampling tanah yaitu menggunakan metode
adalah rig auger. Berbagai alat untuk tujuan itu; sampler split spoon standart dan
tabung shelby adalah yang paling umum di Amerika Serikat. Negara lain,
tersedia.
Menurut Ferdian, et al., (2015), sampel tanah yang diambil meliputi tanah
yang terganggu (disturb soil). Kemudian tanah yang tidak terganggu (undistrub
soil). Akan tetapi dalam penelitian ini cukup dengan pengambilan sampel dengan
cara disturb soil (tanah terganggu). Menurut Handayanto, et al., (2018), sesuai
pengambilan sampel tanah dilakukan untuk karakterisasi kesuburan rata rata dari
wilayah tersebut.
Pengambilan sampel tidaklah dilakukan pada semua tanah tetapi pada beberapa
teknik untuk mendapat sampel tanah yaitu dengan rig auger yang paling sering
dengan cara menggunakan alat bor tangan. Bor tangan dapat bisa digunakan
untuk menggali lubang tanah sedalam 5 meter dengan memakai alat-alat batang
tanah adalah wan auger. Menurut Tan, (2005), sesuai dengan namanya,
pengambilan sampel dilakukan secara sistematis. Contohnya sampel dapat
diambil dengan interval 5 m, atau diambil hanya di footslopes dan puncak bukit.
Kemungkinan ketiga, tanah di bawah setiap pohon lain di sebuah kebun dapat
ditentukan secara acak pada peta tanah, dan orang mungkin mengambil sampel
hanya dari situs pembawa angka genap (atau ganjil). Maka dari itu banyak
sistem jenis lain yang dapat dirancang untuk tujuan pengambilan sampel tanah.
kegiatan penarikan sampel ini dapat dilakukan dengan tiga cara. Cara-cara
tersebut terdiri atas Sampling Manajemen Zona (SMZ), Sampling Jaringan (SJ),
dilakukan dengan cara mengevaluasi sifat tanah pada areal pertanian organik.
Menurut Xia, et al. (2020), tekstur tanah merupakan komponen penting dari
dan pengelolaan. Tekstur tanah juga merupakan faktor terpenting kedua setelah
Rusli (2020), tekstur tanah adalah salah satu dari beberapa sifat fisik tanah
seperti warna tanah, struktur tanah, kadar air, bulk density, dan lain sebagainya.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi-fraksi debu, liat, dan pasir
tertentu.
Menurut Basir (2019), terdapat lima jenis tekstur tanah contoh dari tekstur
tanah yang ada. Pertama adalah tanah bertekstur halus, agak halus, sedang,
agak kasar, dan kasar. Dari kelima tekstur tersebut terdapat kegunaannya
Choudhury (2020), tekstur tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan
tanah, namun untuk lebih rincinya telah dibagi menjadi empat kelas tekstur
utama. Tekstur utama yang pertama yaitu tanah berpasir, dengan ciri memiliki pH
yang rendah atau bersifat asam dengan teksturnya yang kasar. Selain tanah
berpasir juga terdapat tanah berdebu, liat, dan tanah berlempung dengan
termasuk dalam tekstur tanah halus. Kemudian apabila tekstur tanah berukuran
Sedangkan pada tekstur tanah yang berlempung sedang memiliki tekstur tanah
yang berukuran 0,006-0,002 mm. Jika ukuran tekstur tanah <0,002 mm dapat
menyimpan air dalam jumlah yang besar, namun air tersebut tidak dapat
meresap ke dalam tanah. Hal tersebut dikarenakan air akan mengalir pada
bepasir, air lebih mudah diserap tetapi tidak dapat disimpan lama karena infiltrasi
terhadap lapisan bawahnya. Tanah yang ideal adalah tanah yang memiliki
kandungan tekstur liat, pasir dan debu yang seimbang. Tanah dengan kriteria
tersebut disebut dengan tanah lempung atau loam. Kelas tekstur dibagi menjadi
beberapa kelompok. Kelas halus mempunyai tekstur liat berpasir, liat, dan liat
berdebu. Kelas agak halus mempunyai tekstur lempung berliat, lempung liat
berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu. Kelas agak kasar
mempunyai tekstur Lempung berpasir. Kelas kasar memiliki tekstur pasir, pasir
berlempung. Kelas sangat halus hanya memiliki tekstur liat. Menurut Murano, et
al., (2015), tekstur tanah dapat ditentukan oleh rasio pasir, debu, dan lempung.
partikel berasal dari sebutan tekstur tanah yang digunakan oleh para petani.
Pada gambar diatas merupakan sistem klasifikasi tanah tekstur tanah yang
tekstur tanah menurut ISSS (International Soil Science Society) terbagi menjadi
terdapat: (1) Heavy Clay, (2) Light Clay, (3) Silty Clay, (4) Sandy Clay, (5) Sandy
Clay Loam, (6) Clay Loam, (7) Silty Clay Loam, (8) Sand, (9) Loamy Sand, (10)
Menurut Parasayu, et al., (2017), banyaknya fraksi pasir, debu dan liat
dalam tanah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tekstur tanah. Besar
fraksi dalam tanah tersebut akan membuat tekstur tanah menjadi berbeda-beda.
bertekstur ringan, akan mempermudah bagi nematoda atau penyakit tular tanah
untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman yang lain sehingga akan
berpengaruh terhadap tekstur tanah yang terbentuk. Keadaan awal yang menjadi
pengembangan tekstur tanah selanjutynya adalah bahan induk dan relief. Laju
reaksi kimia dan biologi yang berlangsung dalam tanah ditentukan oleh iklim dan
berlangsung adalah waktu. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sifat
sifat tanah yang dibawa oleh fraksi pembentuk tanah adalah perbedaan
topografi.
liat dan debu sebagian besar disebabkan oleh bahan induk yang bervariasi,
dipengaruhi oleh adanya perbedaan derajat pelapukan tanah yang terjadi pada
suatu daerah. Tekstur tanah ‘silt’ lebih banyak ditemukan pada daerah yang
beriklim sedang. Hal ini mungkin disebabkan oleh derajat pelapukan yang relatif
lebih rendah, glasiasi dan lebih sering terjadi pelapukan mekanik daripada
pelapukan kimia jika dibandingkan dengan daerah tropis. Pada daerah tropis,
tekstur tanah, yaitu bahan organik, agregat tanah, kandungan mineral dan
kapasitas laju infiltrasi air, aerasi, kesuburan dan kemudahan pengolahan, serta
kompresor pada tanah. Tekstur pada material hasil kerukan yang sebagian besar
berupa pasir cocok digunakan sebagai bahan bangunan, tetapi tidak cocok untuk
pembentukan karena memiliki kandungan nutrisi dan kapasitas penahan air yang
rendah.
seharusnya lebih baik agar tidak mudah hancur. Jika agregat tanah tidak bagus,
maka dapat menyebabkan tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang
tertutup partikel tanah halus. Menurut Goueguel, et al., (2019), tanah dapat
dari kelas tekstur tanah, tanah liat, lumpur dan pasir. Metode yang digunakan
untuk penentuan tekstur yaitu metode ukuran partikel laboratorium dan tekstur
berdasarkan rasa.
hubungan erat dengan laju infiltrasi yang dimana sangat dibutuhkan dalam
menyebabkan tanah memiliki unsur hara yang berbeda yang dipengaruhi oleh
bertambahnya air tanah yang terjadi akibat proses laju infiltrasi sehingga jenis
tentang kualitas tanah. Kedua istilah tersebut mengacu pada kemampuan suatu
Menurut Holilullah, et al. (2015), warna tanah adalah suatu petunjuk dari
beberapa sifat tanah. Warna tanah dipengaruhi beberapa faktor yang ada pada
warna tanah semakin gelap. Menurut Aquino, et al. (2016), analisis warna tanah
menghasilkan presisi yang lebih tinggi dan mengingat kondisi yang terkontrol dan
tidak subjektif.
Menurut Peverill, et al. (1999), (tambah koma) warna tanah adalah salah
satu indikator yang paling bermanfaat untuk mengindikasi tanah. Warna tanah
seringkali digunakan sebagai indikator utama oleh para ilmuwan dunia, karena
warna tanah adalah indikator yang paling dapat dipahami oleh orang awam.
Warna tanah dapat memberikan indikator status redoks yang berkaitan dengan
aerasi tanah, kandungan bahan organik dan kesuburan tanah. Warna tanah
adalah komponen yang sangat penting untuk dapat mengindikasikan sifat tanah,
karena warna tanah sendiri dipengaruhi dari sifat tanah tersebut. (tambah 1
kalimat).
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut adalah jumlah bahan
organik, konsentrasi logam, kandungan oksida besi, dan fitur redoks. Warna
tanah berbanding lurus dengan jumlah bahan organik yang terkandung di
semakin tinggi. Menurut Renggi dan Mutiara (2020), perbedaan warna pada
setiap permukaan tanah didasari oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
yang memiliki kandungan bahan organik tinggi memiliki warna yang lebih gelap.
Menurut Poppoel, et al. (2020), menentukan ciri dari tanah di lapang dan
laboratorium dengan warna tanah merupakan ciri yang paling cocok untuk dapat
organik, selain itu bahan organik juga dapat menurunkan nilai munsell dan
chroma. Hematit dan geonit merupakan bagian dari oksida pedogenik yang
paling sering ditemukan didalam tanah. Hematit dapat ditemukan di tanah yang
beriklim tropis, dengan tekstur tanah yang kering, efek dari pigmentasi hematit ini
sangat kuat, dan hematit tidak terdapat pada iklim yang lembab, sementara pada
geonit dapat ditemukan di berbagai iklim. Menurut Robbani, et al., (2016), tanah
terdiri dari beberapa lapisan, dimana setiap lapisannya memiliki warna yang
untuk mengetahui kandungan unsur hara dari tanah tersebut. Fungsi penentuan
warna tanah dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi yang canggih
warna tanah juga bermanfaat untuk penentuan awal kandungan besi atau karbon
organik di dalam tanah. Manfaat lain dari penentuan warna tanah yaitu
umumnya berwarna abu-abu dan tanah yang memiliki kandungan oksidasi dari
pengaruh yang besar untuk mempengaruhi warna pada tanah. Tinggi rendahnya
tanahnya menjadi semakin gelap, selain itu laju evaporasi pada tanah akan tinggi
mendeskripsikan karakter dari tanah tersebut. Menurut Han, et al., (2016), warna
menyeluruh mengenai komponen kimia dan sifat fisika tanah. Banyak informasi
mengenai tanah yang didapatkan secara efektif setelah kita memahami dan
warna tanah yang sering kali digunakan adalah metode Chart Munsell.
keadaan yang lain yakni contohnya air ke tanah lempung kering disebut dengan
konsistensi tanah. Perubahan sifat pada tanah lempung kering dapat terjadi saat
ditambahkan air secara perlahan. Perubahan sifat pada tanah lempung kering
tersebut yaitu akan menjadi plastis dan juga sedikit padat. Tanah akan menjadi
semi solid (semi padat) apabila tanah dan campuran air tersebut dipanaskan.
Tanah kemudian akan menjadi solid jika pemanasan dilanjutkan. Menurut Utomo
(2016), konsistensi tanah memiliki gaya fisika, kohesi dan adhesi yang bekerja
didalam tanah yang kandungan air tanah tersebut berbeda – beda. Secara
basah akan terasa lengket pada alat pengolahan tanah. Sebaliknya, pada
konsistensi tanah dalam keadaan kering tanah akan terasa keras untuk diolah.
tanah karena adanya deformasi atau perubahan wujud tanah yang terjadi akibat
dari gaya mekanis. Batas-batas pada konsistensi tanah terbagi menjadi 3 batas
yaitu batas susut (SL), batas plastis bawah atau batas plastis (PL) serta batas
plastis atas atau batas cair (LL). Pengertian dari masing-masing batas yaitu,
batas susut merupakan batas dari keadaan padat dengan semi padat, batas
plastis merupakan batas dari keadaan semipadat dengan plastis dan batas cair
merupakan batas dari keadaan plastis dengan cair. Menurut Gliński, J dan J.
Lipiec (2018), konsistensi tanah yang terdiri dari sifat-sifat bahan tanah
dinyatakan dalam derajat dan jenis kohesi serta adhesi. Setiap bahan tanah
memiliki konsistensi walaupun tanah tersebut memiliki massa besar atau kecil,
berstruktur atau tidak berstruktur, lembab atau kering. Konsistensi tanah juga
diartikan sebagai keadaan tanah apakah tanah itu padat, plastis, atau cair.
tajam, dan ketidakmampuan bahan yang dihancurkan untuk bersatu kembali saat
ditekan bersama.
Menurut Saragih, et al., (2018), tanah jenis Vertisol adalah jenis tanah
dengan kandungan liat tinggi berwarna gelap dan dominan hitam. Tanah ini
tersebar di daerah daerah tropis dan daerah yang relatif gersang. Salah satu
daerah yang memiliki tanah jenis vertisol ini yaitu di daerah Gunungkidul
tepatnya di desa Pleyen. Tanah liat montmorillonite biasanya pada musim hujan
akan menjadi lebih rapat strukturnya atau lebih berlumpur karena tanah liat ini
dalam keadaan solid. Padasaat tanah dalam keadaan liquid maka kadar air
dalam sifat tanah akan berubah dari keadaan cair (liquid) menjadi keadaan
plastis. Dalam kandungan air tanah jika terjadi suatu perubahan dari satu
Sedangkan, jika pada tanah terjadi suatu kenaikankadar air hingga tingkat
konsistensi tanah ini digunakan untuk menunjukkan terjadinya gaya kohesi dan
adhesi yang terjadi di dalam massa tanah pada berbagai kondisi kadar air yang
jenis kriteria sesuai kadar airnya. Menurut Naim, et al., (2016), tanah di Kota
terdiri dari dua konsistensi yaitu keras dan sangat kaku, didominasi oleh
Menurut Zhang, et al., (2018), ada tingkat respon pengaruh kondisi tanah
seperti suhu tanah, kelembaban tanah dan interaksi hidrotermal terhadap faktor
Bintoro, et al. (2017), tanah mengandung sedikit liat dikatakan agak plastis,
plastisitas ditentukan oleh keadaan fisik tanah melalui perubahan kadar air.
Konsistensi tanah dapat diartikan sebagai kondisi fisik dari butiran halus tanah
pada kondisi kadar air tertentu. Kadar air yang sesuai dengan perlakuan
pemberian bahan organik pada kondisi cair dan plastis terhadap kekentalan atau
konsistensi suatu tanah. Hal tersebut berpengaruh terhadap batas cair tanah
antara tanah dengan air pada permukaan partikel dan pada lingkungan kimiawi
pori fluida di ruang pori. Tanah yang telah dilakukan biopolimer akan
agregasi partikel. Konsistensi tanah pada pasir jumunjin diatur oleh fraksi
antara pasir dan biopolimer tidak dipengaruhi oleh kimia pori fluida. Berbeda
dengan konsistensi tanah montmorilonit yang lebih tinggi daripada kaolinit, hal ini
ganda yang tebal. Interaksi antara partikel pori fluida dari tanah berbutir halus
air yang diserap. Berbeda pada tanah liat, interaksi tersebut dipengaruhi oleh
sifat elektrokimia dari fluida pori karena interaksi aktif dari muatan permukaan
dengan fluida pori. Pada kondisi fluida pori non basah, muatan tepi dan gaya van
der walls secara dominan dapat mempengaruhi interaksi partikel pori fluida. Pori
fluida juga dapat berpengaruh pada pH, konduktivitas listrik, dan permivitas.
Menurut Budianto, (2016), tanah yang memiliki karakteristik fisik berupa tekstur,
berat jenis, kandungan air, konsistensi dan kuat dapat digunakan untuk
penentuan stabilitas tanah. Nilai batas cair, indeks likuiditas dan air alami dapat
adalah salah satu proses dari beberapa proses yang mempengaruhi dinamika
kondisi tanah. Material klei dihasilkan dari hasil akhir proses pelapukan material-
kandungan dari klei akan terus menerus meningkat. Berdasarkan kondisi kadar
air, tanah dapat berbentuk plastis, cair, semi padat, atau padat. Konsistensi
tanah dipengaruhi oleh keberadaan fraksi halus pada tanah dan respon terhadap
kadar air. Konsistensi tanah bergantung pada gaya tarik antar material-material
klei. Penggambaran batas-batas konsistensi tanah yang berbutir halus dilakukan
dari nilai batas cair, batas lekat, batas gulung dan batas berubah warna.
Tingginya nilai batas cair, batas lekat, batas gulung, dan batas perubahan warna
geser, penentuan jenis mineral klei yang terdapat pada tanah dan penentuan
dengan sifat fisik tanah khususnya tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan salah
satu sifat fisik tanah yang penting. Tekstur tanah dapat mempengaruhi sifat-sifat
tanah lainnya. Sifat fisik ini dapat digunakan untuk mengetahui kerentanan tanah
terhadap erosi, drainase, kapasitas menahan air, kandungan bahan organik, dan
kapasitas nutrisi dan polutan yang dapat dilakukan dengan cara memperhatikan
proporsi relatif pasir, debu, dan tanah liat. Sehingga tekstur tanah menjadi salah
pengelolaan lahan yang tepat dan untuk studi lingkungan. Berdasarkan Afriani
(2016), konsistensi tanah ini dalam hubungannya dengan kadar air tanah
atau badan tanah. Konsistensi liat atau plastik, dicirikan dengan sifatnya yang
keras yaitu keadaan tanah dengan mudah dapat dicirikan pecah-pecah bila
dibelah. Plastisitas tanah dapat disebabkan oleh perbedaan pada tanah berupa
adhesi dan kohesi pada tanah. Adhesi merupakan proses penarikan fase cair
oleh bagian tanah dengan permukaan fase padat. Hal itu terjadi pada permukaan
partikel tanah ataupun pada benda lain yang menempel pada tanah karena
adanya keberadaan molekul dan partikel air yang melekat pada tanah. Kohesi
tarik elektrostatik di antara permukaan liat bermuatan negatif dan bagian pinggir
liat bermuatan positif, karena adanya unsur unsur pada bahan organik bebas
yang memuat elektron, dan memuat kemapuan untuk terjadinya proses tarik
Menurut Roy dan Bhalla (2017), kekuatan geser tanah tergantung pada
tegangan efektif, kondisi drainase, kepadatan partikel, laju regangan, dan arah
regangan. Maka dari itu, kekuatan gesernya dipengaruhi oleh konsistensi bahan,
mineralogi, distribusi ukuran butir, bentuk partikel, kekosongan awal rasio dan
fitur seperti lapisan, sambungan, celah dan penyemenan. Konsistensi adalah hal
yang sangat penting dan merupakan hal yang berguna dalam proses pembuatan
tanah liat yang halus. Tingkat atau nilai plastisitas dan kohesi mencerminkan
tingkat konsistensi dan tingkat kegunaan tanah liat itu sendiri. Namun, tanah liat
liat berpasir memiliki daya serap air yang rendah dan kepadatan partikel tanah
yang tinggi. Menurut Norhadi, et al., (2017), konsistensi pada tanah bergantung
dari nilai batas cairnya. Batas cair digunakan untuk menentukan tingkat
plastisitas pada tanah. Tanah dapat menyusut jika air yang terkandung di
dalamnya hilang. Tanah yang baik memiliki batas cair yang baik untuk
32.
Aquino, R. E. D., Marques, J., Costa Campos, M. C., Oliveira, I. A. D., de Souza
560-566.
Barman, U., and R.D. Choudhury. 2020. Soil texture classification using multi
318-332.
Basir, M.I. 2019. Pemanfaatan lahan bekas penggalian tanah pembuatan batu
Bintoro, A., D. Widjajanto, Isrun. 2017. Karakteristik Fisik Tanah Pada Beberapa
Budianto, Y. 2016. Keterpadatan sensitive clay pada lokasi longsor lahan di Das
Bompon, Kabupaten Magelang. Jawa Timur. Jurnal Bumi Indonesia. 5 (4): 3-7.
Cahyono, O. 2014. Buku Ajar Ilmu Tanah . Surakarta: Universitas Tunas
Carter, M. R. and E.G. Gregorich. 2007. Soil Sampling and Methods of Analysis.
Chang I., Y.M. Kwon, J. Im, & G.C. Cho. 2019. Soil consistency and interparticle
(1): 1 – 12.
Fine, A. K., van Es, H. M., and Schindelbeck, R. R. (2017). Statistics, scoring
Gliński, J and J. Lipiec. 2018. Soil Physical Condition Plant Roots. Francis: CRC
Press.
Goncalves, J. R. M., G.A. Ferraz, E.F. Reynaldo, D.B. Marin, and P.F. Ferraz.
Goueguel, C. L., Soumare, A., Nault, C., & Nault, J. (2019). Direct determination
34(8): 1588-1596.
Han, P., D. Dong, X. Zhao, L. Jiao dan Y. Lang. 2016. A smartphone-based soil
Hariyanto, S., Irawan, B., Moehammadi, N., & Soedarti, T. (2019). Lingkungan
kualitas tanah dan air terhadap produksi total tambak polikultur udang
melalui aplikasi analisis jalur. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
10(1): 179-195.
Holilullah, H., Afandi, A dan Novpriansyah, H. 2015. Karakterisitk sifat fisik tanah
laju infiltrasi, kualitas fisik air, dan tekstur tanah pada DAS air timbalun
dan Sungai Pisang Kota Padang. Jurnal Bina Tambang. 5(4): 1-10.
Jaya, R. 2017. Eksistensi Unsur Hara Tanah Terhadap Kerentanan Lahan Kritis
Kasih, G. C., Y. Yusran dan Zulkaidhah. 2019. Kondisi fisik tanah di bawah
fisik, kimia, dan biologi tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal
Journal. 23(3): 294-301.
Murano, H., Y, Takata dan T, Isoi. 2015. Origin Of The Soil Texture Classification
System Used In Japan. Soil Science and Plant Nutrition. 61(2): 688-697.
Musdalipa, A., Suhardi, S., dan Faridah, S. N. 2018. Pengaruh sifat fisik tanah
Agritechno.35-39.
Mustawa, M., Abdullah, S. H., & Putra, G. M. D. 2017. Analisis efisiensi irigasi
tetes pada berbagai tekstur tanah untuk tanaman sawi (Brassica Juncea)
Norhadi, A, M.Fauzi dan M. Y. I. Rukmana. 2017. Penentuan nilai CBR dan nilai
terhadap jamur akar putih pada tanaman karet. Jurnal Tanah dan
12(7): 1197.
Prabandiyani, S., S. Hardiyati, Muhrozi dan B. Pardoyo. 2015. Stabilisasi tanah
Renggi, S. J., dan C. Mutiara. 2020. Efisiensi pemupukan nitrogen terhadap sifat
fisik tanah serta hasil tanaman kangkung darat (Ipomea reptans poir)
Roy, S., & Bhalla, S. K. (2017). Role of geotechnical properties of soil on civil
PRESS.
65.
Schoonover, J.E and J. F. Crim. 2015. An introduction to soil concepts and the
Tanah Dengan Model Material Mohr Coulomb dan Soft Soil. Jurnal Sipil
Stiglitz, R.Y., E.A. Mikhailova, C.J. Post, M.A. Schlautman, and J.L. Sharp. 2016.
Edition.Florida.CRC PRESS.
Tarigan, E. S. B., H, Guchi dan P, Marbun. 2015. Evaluasi status bahan Organik
Dan Sifat Tanah (Bulk, Density, Tekstur, Suhu Tanah) Pada Lahan
Utomo, M. 2016. Ilmu Tanah Dasar – Dasar dan Pengolahan. Jakarta : Kencana.
Science 51(2):163-175.
Xian, Q., T. Rufty., W. Shi. 2020. Soil microbial diversity and composition: Links
Xie, H., Y. Zhang., Z. Wu, Z dan T. Lv. 2020. A Bibliometric Analysis on Land
Directions. Land. 9(1): 1 – 37.
Yani, A dan M. Ruhimat. 2007. Geografi : Menyingkap fenomena geosfer buku
202.
Zhang, T., S. Shen, C. Cheng, C. Song and S. Ye. 2018. Long-range correlation
1483.